Rabu, 09 September 2015
Hari Biasa Pekan XXIII
Yusuf dahulu terus-menerus melindungi Keluarga Nazaret, maka sekarang ia
pun melindungi dan membela Gereja Kristus. (Paus Leo XIII)
Antifon Pembuka (Kol 3:3-5)
Kalian sudah mati dan kehidupan kalian tersembunyi dalam Allah bersama
Kristus. Maka matikanlah segala sesuatu yang duniawi dalam diri kalian.
Doa Pagi
Allah Bapa Mahamulia, perkenankanlah kiranya kami miskin dalam batin dan
semoga hari kami terbuka terhadap kerajaan-Mu. Kami mohon semoga warta
gembira-Mu dapat benar-benar terwujud di tengah-tengah kami. Dengan
pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau
dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala
masa. Amin.
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Kolose (3:1-11)
"Kalian telah mati bersama Kristus, maka matikanlah dalam dirimu segala yang duniawi."
Saudara-saudara, kalian telah dibangkitkan bersama Kristus. Maka carilah
perkara yang di atas, di mana Kristus berada, duduk di sisi kanan
Allah. Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi. Sebab
kalian telah mati, dan hidupmu tersembunyi bersama dengan Kristus dalam
Allah. Kristuslah hidup kita. Apabila Dia menyatakan diri kelak, kalian
pun akan menyatakan diri bersama dengan Dia dalam kemuliaan. Karena itu
matikanlah dalam dirimu segala yang duniawi, yaitu percabulan,
kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama
dengan penyembahan berhala. Semuanya itu mendatangkan murka Allah.
Dahulu kalian juga melakukan hal-hal itu ketika kalian hidup di
dalamnya. Tetapi sekarang buanglah semuanya ini yaitu marah, geram,
kejahatan, fitnah dan kata-kata kotor yang keluar dari mulutmu.
Janganlah kalian saling menipu lagi, karena kalian telah menanggalkan
manusia lama beserta kelakuannya, dan telah mengenakan manusia baru yang
terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar
menurut gambar Penciptanya. Dalam keadaan yang baru itu tiada lagi orang
Yunani atau Yahudi, yang bersunat atau tak bersunat, orang Barbar atau
orang Skit, budak atau orang merdeka; yang ada hanyalah Kristus di dalam
semua orang.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PS 836
Ref. Segala bangsa bertepuk tanganlah berpekiklah untuk Allah raja semesta.
atau Tuhan itu baik kepada semua orang
Ayat. (Mzm 145:2-3.10-11.12-13ab)
1. Setiap hari aku hendak memuji Engkau, dan memuliakan nama-Mu untuk
selama-lamanya. Besarlah Tuhan, dan sangat terpuji; kebesaran-Nya tidak
terselami.
2. Segala yang Kaujadikan akan bersyukur kepada-Mu, ya Tuhan, dan
orang-orang yang Kaukasihi akan memuji Engkau. Mereka akan mengumumkan
kemuliaan kerajaan-Mu, dan akan membicarakan keperkasaan-Mu.
3. Untuk memberitahukan keperkasaan-Mu kepada anak-anak manusia, dan
memaklumkan kerejaan-Mu yang semarak mulia. Kerajaan-Mu ialah kerajaan
abadi, pemerintahan-Mu lestari melalui segala keturunan.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Bersukacitalah dan bergembiralah, karena besarlah upahmu di surga.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (6:20-26)
"Berbahagialah orang yang miskin, celakalah orang yang kaya."
Pada waktu itu Yesus memandang murid-murid-Nya, lalu berkata,
"Berbahagialah, hai kalian yang miskin, karena kalianlah yang empunya
Kerajaan Allah. Berbahagialah, hai kalian yang kini kelaparan, karena
kalian akan dipuaskan. Berbahagialah, hai kalian yang kini menangis,
karena kalian akan tertawa. Berbahagialah, bila demi Anak Manusia kalian
dibenci, dikucilkan, dan dicela serta ditolak. Bersukacitalah dan
bergembiralah pada waktu itu karena secara itu pula nenek moyang mereka
telah memperlakukan para nabi. Tetapi celakalah kalian, orang kaya,
karena dalam kekayaanmu kalian telah memperoleh hiburan. Celakalah
kalian, yang kini kenyang, karena kalian akan lapar. Celakalah kalian,
yang kini tertawa, karena kalian akan berdukacita dan menangis.
Celakalah kalian, jika semua orang memuji kalian; karena secara itu pula
nenek moyang mereka telah memperlakukan nabi-nabi palsu."
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.
Renungan
Menjadi Katolik bertahun-tahun bukanlah jaminan seseorang mengalami
pertumbuhan iman atau menjadi dewasa dalam hidup rohani. Untuk mengalami
perubahan dan pembaruan dari waktu ke waktu seseorang harus memiliki
rasa haus dan lapar secara rohani. Mungkin kita dapat ‘berpura-pura
rohani’ dengan rajin ke gereja, namun kita tidak dapat membohongi Tuhan
karena Dia tahu benar motivasi hati kita: Apakah kita benar-benar punya
kerinduan bertemu Tuhan dengan penuh rasa haus dan lapar, atau kita
datang beribadah sekadar menjalankan kewajiban dan rutinitas belaka?
Rasa haus dan lapar itulah yang membedakan kualitas masing-masing orang.
Yesus berkata, ”Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran,
karena mereka akan dipuaskan” (Luk. 6:21). Rasa haus dan lapar itu
mendorong orang mendapatkan lebih banyak lagi dari Tuhan. Ia akan
memiliki kerinduan yang begitu dalam kepada Tuhan, bukan sekadarnya
saja.
Rasa haus dan lapar itulah awal segala sesuatu. Lapar menyebabkan orang
menjangkau sasaran yang lebih tinggi, menjadi agresif secara rohani,
melangkah dengan segala upaya dan segenap keberadaan kita untuk
menangkap setiap kesempatan yang dari Tuhan. Layaknya tentara militan
yang sedang berperang, ia rela berkorban apa pun, tidak takut musuh demi
satu tujuan: meraih kemenangan.
Sampai kapan kita harus merasa haus dan lapar akan Tuhan? Sampai rasa
haus dan lapar itu terpenuhi dan terpuaskan oleh-Nya. Bagaimana
mengembangkan rasa haus dan lapar? Melalui latihan rohani sehingga roh
(manusia batiniah) kita berkembang. Otot tubuh jasmani kita saja semakin
kuat dan berkembang ketika kita rajin melatihnya, begitu juga tubuh
rohani kita. Dan hal itu membutuhkan kedisiplinan yang begitu tinggi.
Ya Bapa, semoga aku memiliki kerinduan untuk selalu haus dan lapar akan
Engkau! Amin. (Ziarah Batin 2015, Renungan dan Catatan Harian)
Antifon Komuni (Kol 3:1)
Kalian telah dibangkitkan bersama Kristus. Maka carilah perkara yang di atas. Di mana Kristus berada, di sisi kanan Allah.