Minggu, 20 September 2015
Hari Minggu Biasa XXV
“Sebagaimana Ia menampakkan diri dalam sungguh Tubuh-Nya kepada para
rasul kudus, demikianlah juga sekarang Ia menampakkan Diri-Nya kepada
kita dalam roti suci; dan sebagaimana mereka dengan mata jasmani mereka
melihat hanya tubuh-Nya, namun dengan mengkontemplasikan-Nya dengan mata
rohani mereka, percaya bahwa Ia adalah Allah, demikian pula kita,
melihat roti dan anggur dengan mata jasmani, kita melihat dan
mempercayainya teguh sebagai sungguh Tubuh-Nya dan Darah-Nya yang
mahasuci. Dan dengan cara ini Tuhan kita senantiasa bersama umat-Nya,
sebagaimana Ia Sendiri mengatakan: `Ketahuilah, Aku menyertai kamu
senantiasa sampai kepada akhir zaman.'” (St. Fransiskus dari Assisi)
Antifon Pembuka (lih. Mzm 37:39, 40, 28)
Akulah keselamatan umat, sabda Tuhan. Aku akan mendengarkan seruannya
dalam segala kesulitan. Aku akan tetap menjadi Tuhan mereka sepanjang
masa.
I am the salvation of the people, says the Lord. Should they cry to me
in any distress, I will hear them, and I will be their Lord for ever.
Salus populi ego sum, dicit Dominus: de quacumque tribulatione
clamaverint ad me, exaudiam eos: et ero illorum Dominus in perpetuum.
Mzm. Attendite popule meus legem meam: inclinate aurem vestram in verba oris mei.
Doa Pagi
Allah Bapa Yang Maha Pengasih, melalui Putra-Mu, Engkau selalu membela
kaum yang lemah, miskin dan menderita. Kami mohon, semoga semangat belas
kasih Putra-Mu itu senantiasa menjiwai kami sehingga kami pun berani
memihak dan memberikan pertolongan nyata kepada saudara-saudari kami
yang lemah, miskin dan menderita. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami,
yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah,
sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Kebijaksanaan (2:12.17-20)
“Hendaklah kita menjatuhkan hukuman keji terhadapnya.”
Orang-orang fasik berkata satu sama lain, “Marilah kita menghadang orang
yang baik, sebab bagi kita ia menjadi gangguan, serta menentang
pekerjaan kita. Pelanggaran-pelanggaran hukum dituduhkannya kepada kita,
dan kepada kita dipersalahkannya dosa-dosa terhadap pendidikan kita.
Cobalah kita lihat apakah perkataannya benar, dan ujilah apa yang
terjadi waktu ia berpulang. Jika orang yang benar itu sungguh anak
Allah, niscaya Allah akan menolong dia serta melepaskannya dari tangan
para lawannya. Mari, kita mencobainya dengan aniaya dan siksa, agar kita
mengenal kelembutannya serta menguji kesabaran hatinya. Hendaklah kita
menjatuhkan hukuman mati keji terhadapnya, sebab menurut katanya ia
pasti mendapat pertolongan.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, re = a, 2/4, PS 810
Ref. Condongkanlah telinga-Mu kepadaku, bersegeralah bebaskan daku.
Ayat. (Mzm 54:3-4.5.6.8)
1. Ya Allah, selamatkanlah aku karena nama-Mu, berilah keadilan kepadaku
karena keperkasaan-Mu! Ya Allah, dengarkanlah doaku, berilah telinga
kepada ucapan mulutku!
2. Sebab orang-orang yang angkuh bangkit menyerang aku, orang-orang yang
sombong ingin mencabut nyawaku; mereka tidak mempedulikan Allah.
3. Sesungguhnya, Allah adalah penolongku; Tuhanlah yang menopang aku.
Dengan rela hati aku akan mempersembahkan kurban kepada-Mu, aku akan
bersyukur sebab baiklah nama-Mu, ya Tuhan.
Bacaan dari Surat Rasul Yakobus (3:16-4:3)
“Buah yang terdiri dari kebenaran ditaburkan dalam damai untuk mereka yang mengadakan damai.”
Saudara-saudaraku yang terkasih, di mana ada iri hati dan mementingkan
diri sendiri, di situ ada kekacauan dan segala macam perbuatan jahat.
Tetapi hikmat yang dari atas itu pertama-tama murni, selanjutnya
pendamai, peramah, penurut, penuh belas kasihan dan buah-buah yang baik,
tidak memihak dan tidak munafik. Dan buah yang terdiri dari kebenaran
itu ditaburkan dalam damai untuk mereka yang mengadakan damai. Dari
manakah datangnya sengketa dan pertengkaran di antara kamu? Bukankah
dari hawa nafsumu yang saling bergulat di dalam dirimu? Kamu mengingini
sesuatu tetapi tidak memperolehnya, lalu kamu membunuh. Kamu iri hati,
tetapi tidak mencapai tujuan, lalu kamu bertengkar dan berkelahi. Kamu
tidak memperoleh apa-apa, karena kamu tidak berdoa. Atau kamu berdoa
juga, tetapi kamu tidak menerima apa-apa, karena kamu salah berdoa,
sebab yang kamu minta akan kamu gunakan untuk memuaskan hawa nafsu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil, do = g, 2/4, PS 952
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (2Tes 2:14)
Sesudah ayat, Alleluya dinyanyikan dua kali.
Allah telah memanggil kita; sehingga kita boleh memperoleh kemuliaan Yesus Kristus Tuhan kita.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (9:30-37)
“Anak Manusia akan diserahkan .... Jika seseorang ingin menjadi yang terdahulu, hendaklah ia menjadi pelayan dari semuanya.”
Setelah Yesus dimuliakan di atas gunung, Ia dan murid-murid-Nya melintas
di Galilea. Yesus tidak mau hal itu diketahui orang, sebab Ia sedang
mengajar murid-murid-Nya. Ia berkata kepada mereka, “Anak Manusia akan
diserahkan ke dalam tangan manusia, dan mereka akan membunuh Dia. Tetapi
tiga hari setelah dibunuh, Ia akan bangkit.” Mereka tidak mengerti
perkataan itu, namun segan menanyakannya kepada Yesus. Kemudian tibalah
Yesus dan murid-murid-Nya di Kapernaum. Ketika sudah di rumah, Yesus
bertanya kepada para murid itu, “Apa yang kamu perbincangkan tadi di
jalan?” Tetapi mereka diam saja; sebab di tengah jalan tadi mereka
mempertengkarkan siapa yang terbesar di antara mereka. Lalu Yesus duduk
dan memanggil kedua belas murid itu. Kata-Nya kepada mereka, “Jika
seseorang ingin menjadi yang terdahulu, hendaklah ia menjadi yang
terakhir dari semuanya dan menjadi pelayan dari semuanya.” Yesus lalu
mengambil seorang anak kecil ke tengah-tengah mereka. Kemudian Ia
memeluk anak itu dan berkata kepada mereka, “Barangsiapa menerima
seorang anak seperti ini demi nama-Ku, ia menerima Aku. Dan barangsiapa
menerima Aku, sebenarnya bukan Aku yang mereka terima, melainkan Dia
yang mengutus Aku.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.
Renungan
Adalah seorang ibu yang sudah beberapa tahun ada di dalam penjara. Ia
dipenjara karena kredit macet. Dahulu, ia adalah seorang yang baik-baik.
Namun setelah menikah, ia berubah. Hidupnya bergaya mewah, dan serakah.
Ia berpikir dengan gaya seperti itu ia akan lebih dihormati.
Suatu hari ia merengek-rengek minta dibuatkan kartu kredit dan disetujui
oleh suaminya. Sejak memiliki kartu kredit ia makin menjadi-jadi. Ia
menggesek “kartu ajaib” untuk berbelanja dan makan-makan dengan
teman-temannya. Akibatnya, ia berbelanja lebih banyak dari
penghasilannya, hingga akhirnya terjerat utang dan dipenjara. Nafsu
serakah, berkuasa membutakan hati nurani.
Perikop Injil hari ini dibagi dalam dua bagian, yaitu pemberitahuan
kedua tentang penderitaan Yesus (Mrk 9:30-32) dan perselisihan para
murid tentang siapa yang terbesar di antara mereka (ay. 33-37).
Pemberitahuan penderitaan Yesus selalu mendapat reaksi yang negatif dari
para murid, bahkan Petrus sampai menegur Dia. Hal ini timbul karena
dalam masyarakat Yahudi tidak dikenal penderitaan dalam konsep mesianis.
Mesias tampil dengan status dan kuasa yang tinggi yang akan membebaskan
dan membawa keselamatan bagi banyak orang.
Padahal Yesus menginginkan para murid untuk melepaskan hal lahiriah
tentang status dan kuasa yang dapat membutakan hati nurani, dengan
bergeser mengenal Yesus sebagai Mesias: Hamba Allah yang menderita. Dia
harus “menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam
kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan bangkit sesudah tiga
hari.” Penderitaan sebagai harga sebuah kemuridan. Harga kemuridan
dengan mau menderita untuk melawan nafsu serakah dan kuasa yang
membutakan hati nurani.
Menjadi yang terdahulu dengan status dan kuasa berkecamuk dalam hati
para murid. Nafsu serakah dan kuasa menjadi simbol dari keegoisan
manusia. Keegoisan membuat hati nurani mereka menjadi tumpul. Yesus
segera menyadari hal ini dan mengambil seorang anak kecil ke
tengah-tengah mereka. Yesus ingin membuka mata hati nurani mereka
tentang arti kekuasaan atau kemuliaan yang sesungguhnya. Simbol anak
kecil ini semata-mata bukan soal kemurnian ataupun kepolosannya,
melainkan status anak yang memang masih remaja, yakni sebagai anak yang
masih harus dibimbing dan belum mempunyai hak-hak sepenuhnya.
Jadi, Yesus mengemukakan suatu tata hubungan antar manusia yang baru:
menyambut anak kecil dalam nama-Nya, berarti menyambut Yesus; menyambut
Dia berarti menyambut Allah sendiri (bdk. ay. 37). Inilah kemuliaan yang
sesungguhnya. Kemuliaan yang membongkar tumpulnya hati nurani.
Dalam keseharian, hasrat terkenal, menjadi kaya raya, disanjung karena
kehebatan kita, diakui di mana-mana menjadi dambaan setiap orang. Memang
hal tersebut bukan masalah, apalagi dosa. Namun menjadi sandungan
ketika hal tersebut menunjukkan sebuah keegoisan dan menumpulkan hati
nurani. Yesus, dalam bulan Kitab Suci ini mengundang kita untuk mau
menderita demi kemuliaan yang sesungguhnya dengan mengalahkan diri kita
sendiri (egosentrisme) dan memiliki hati nurani yang peka dan tajam.
Menurut Rasul Yakobus, kita sebagai murid Yesus membutuhkan suatu
“kebijaksanaan hidup yang datang dari atas”, bukan “dari bawah”, yang
disebutnya “hawa nafsu”. Sebagai murid Yesus kita harus sanggup menjadi
anak kecil untuk menerima “kebijaksanaan dri atas”, yakni ajaran dan
teladan hidup serta perbuatan Yesus Kristus. [Radik/RUAH]
Antifon Komuni (Mzm 119:4-5)
Engkau telah menyampaikan titah-Mu, supaya ditepati dengan
sungguh-sungguh. Semoga tetaplah jalan hidupku, untuk melaksanakan
ketetapan-Mu.
You have laid down your precepts to be carefully kept; may my ways be firm in keeping your statutes.