Minggu, 04 Oktober 2015
Hari Raya St. Fransiskus dari Assisi
“Sebagaimana Ia menampakkan diri dalam sungguh Tubuh-Nya kepada para
rasul kudus, demikianlah juga sekarang Ia menampakkan Diri-Nya kepada
kita dalam roti suci; dan sebagaimana mereka dengan mata jasmani mereka
melihat hanya tubuh-Nya, namun dengan mengkontemplasikan-Nya dengan mata
rohani mereka, percaya bahwa Ia adalah Allah, demikian pula kita,
melihat roti dan anggur dengan mata jasmani, kita melihat dan
mempercayainya teguh sebagai sungguh Tubuh-Nya dan Darah-Nya yang
mahasuci. Dan dengan cara ini Tuhan kita senantiasa bersama umat-Nya,
sebagaimana Ia Sendiri mengatakan: `Ketahuilah, Aku menyertai kamu
senantiasa sampai kepada akhir zaman.'” (St. Fransiskus dari Assisi)
Bacaan dari Fransiscan Lectionary digunakan secara terbatas untuk
paroki/stasi, ordo, lembaga hidup bakti yang berlindung pada St.
Fransiskus dari Assisi (menggantikan bacaan liturgi misa Minggu Biasa
XXVII), pada misa ini ada Gloria dan Credo.
Antifon Pembuka
Santo Fransiskus, utusan Allah, meninggalkan rumah ayahnya, melepaskan
harta warisannya, dan menjadi miskin dan hina dina. Tetapi Tuhan
mempermuliakannya.
Francis, the man of God, left his home behind, abandoned his inheritance
and became poor and penniless, but the Lord raised him up.
atau (Gal 6:14)
Mihi autem absit glorári, nisi in cruce Dómini nostri Jesu Christi: per quem mihi mundus crucifíxus est, et ego mundo.
Ayat. (Mzm. 141: 2)
1. Voce mea ad Dóminum clamávi: voce mea ad Dóminum deprecátus sum.
2. Gloria Patri et Filio et Spiritui Sancti sicut erat in principio et nunc, et semper, et saecula saeculorum. Amen.
Mihi autem absit glorári, nisi in cruce Dómini nostri Jesu Christi: per quem mihi mundus crucifíxus est, et ego mundo.
Doa Pagi
Ya Allah, Santo Fransiskus menjadi miskin dan rendah hati seperti
Kristus sendiri. Semoga, kami umat-Mu, bersukacita di dalam Dikau agar
kami, yang sudah dibebaskan dari perbudakan dosa, dapat menikmati
sukacita abadi. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami,
yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan
berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Putra Sirakh (50:1.3-4.6-7)
Pemimpin saudara-saudaranya dan kebanggaan umatnya, ialah Simon bin
Onias, imam besar. Di masa hidupnya ia memperbaiki rumah Tuhan dan di
masanya Bait Allah dikukuhkannya. Di zamannya dipahatlah sebuah penadah
air, dan sebuah waduk sebesar lautan. la berpikir-pikir bagaimana
keruntuhan umat dapat dicegah, dan kota diperkuatnya untuk menghadap
pengepungan. Laksana bintang kejora di tengah-tengah awan-kemawan, dan
bagaikan bulan purnama, seperti matahari yang bersinar di atas Bait
Allah Yang Mahatinggi, dan sebagai pelangi bersemarak di tengah mega
yang cemerlang;
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PS 840 (Bk MT-Alleluya, hal. 417-418 ay.1,2,4)
Ref. Bahagia kuterikat pada Yahwe. Harapanku pada Allah Tuhanku.
Atau Ya Tuhan, Engkaulah bagian warisanku.
Ayat. (Mzm 16:1-2, 5, 7-8, 11; Ul: 5a)
1. Jagalah aku, ya Allah, sebab pada-Mu aku berlindung. Aku berkata
kepada Tuhan, "Engkaulah bagian warisan dan pialaku, Engkau sendirilah
yang meneguhkan bagian yang diundikan kepadaku.
2. Aku memuji Tuhan yang telah memberikan nasihat kepadaku, pada waktu
malam aku diajar oleh hati nuraniku. Aku senantiasa memandang kepada
Tuhan karena Ia berdiri di sebelah kananku, aku tidak akan goyah.
3. Engkau memberitahukan kepadaku, ya Tuhan, jalan kehidupan; di
hadapan-Mu ada sukacita berlimpah, di tangan kanan-Mu ada nikmat yang
abadi.
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Galatia (6:14-18)
Saudara-saudara, aku sekali-kali tidak mau bermegah selain dalam salib
Tuhan kita Yesus Kristus, sebab olehnya dunia telah disalibkan bagiku
dan aku bagi dunia. Sebab bersunat atau tidak bersunat tidak ada
artinya, tetapi menjadi ciptaan baru, itulah yang ada artinya. Bagi
semua orang, yang memberi dirinya dipimpin oleh patokan ini, dan bagi
semua orang yang menjadi milik Allah, turunlah kiranya damai sejahtera
dan rahmat. Selanjutnya janganlah ada orang yang menyusahkan aku, karena
pada tubuhku ada tanda-tanda milik Yesus. Saudara-saudara, Kasih
karunia Tuhan kita Yesus Kristus menyertai rohmu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil, do = f, 4/4 kanon, PS 960
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (lih. Mat 11:25)
Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, sebab misteri kerajaan-Mu Kaunyatakan kepada orang kecil.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (11:25-30)
Sekali peristiwa berkatalah Yesus, “Aku bersyukur kepada-Mu, ya Bapa,
Tuhan langit dan bumi! Sebab misteri Kerajaan Kausembunyikan bagi orang
bijak dan orang pandai, tetapi Kaunyatakan kepada orang kecil. Ya Bapa,
itulah yang berkenan di hati-Mu. Semua telah diserahkan oleh Bapa
kepada-Ku, dan tidak seorang pun mengenal Bapa selain Anak, serta
orang-orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakannya. Datanglah
kepada-Ku, kamu semua yang letih lesu dan berbeban berat. Aku akan
memberikan kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang, dan belajarlah
pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati. Maka hatimu akan
mendapat ketenangan. Sebab enaklah kuk yang Kupasang, dan ringanlah
beban-Ku.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
Bacaan-bacaan pada Hari Raya St. Fransiskus dari Assisi hari ini
mengundang kita untuk berani datang kepada Allah saat beban hidup
menghimpit. Yesus berulang dan berkali-kali menyerukan kepada kita para
pengikutnya untuk senantiasa datang menyerahkan beban salib kehidupan
kita kepada Allah. Memang ketika kita percaya kepada Allah dan berserah
kepada Allah bukan berarti kesulitan dan masalah kita selesai. Tuhan
tidak pernah menjanjikan bahwa kalau kita datang kepada-Nya, lalu
seluruh masalah kita terselesaikan. Yang dijanjikan Tuhan adalah bahwa
ia akan memberi kelegaan. Di saat kita berani bersimpuh di hadapan
Tuhan, di saat beban menekan, kita akan tetap kuat untuk menahan beban.
Di saat kita mempunyai iman, kita akan tetap berani menaruh harapan.
Iman kepada Allah bukan menghilangkan beban kesulitan kita, melainkan
memampukan kita untuk bertahan dalam kesulitan. Rahasia kehidupan Allah
yang luar biasa kerapkali tersembunyi bagi orang-orang yang menganggap
diri bijak dan pandai. Tuhan Yesus menempatkan diri sebagai “anak”, maka
rahasia yang sama diwariskan oleh Bapa-Nya. Kita diajak untuk bersikap
sebagai anak, karena identitas kita memang sebagai anak. Sikap inilah
yang membuat kita mampu mendengar dan melihat hal-hal yang tak terduga.
St. Fransiskus yang kita peringati hari ini dilahirkan di kota Assisi,
Italia pada tahun 1181. Ayahnya bernama Pietro Bernardone, seorang
pedagang kain yang kaya raya, dan ibunya bernama Donna Pica. Di masa
mudanya, Fransiskus lebih suka bersenang-senang dan menghambur-hamburkan
harta ayahnya daripada belajar. Ketika usianya 20 tahun, Fransiskus
ikut maju berperang melawan Perugia. Ia tertangkap dan disekap selama
satu tahun hingga jatuh sakit. Pada masa itulah ia mendekatkan diri
kepada Tuhan. Setelah Fransiskus dibebaskan, ia mendapat suatu mimpi
yang aneh. Dalam mimpinya, ia mendengar suara yang berkata, "layanilah majikan dan bukannya pelayan." Setelah
itu Fransiskus memutuskan untuk hidup miskin. Ia pergi ke Roma dan
menukarkan bajunya yang mahal dengan seorang pengemis, setelah itu
seharian ia mengemis. Semua hasilnya dimasukkan Fransiskus ke dalam
kotak persembahan untuk orang-orang miskin di Kubur Para Rasul. Ia
pulang tanpa uang sama sekali di sakunya. Suatu hari, ketika sedang
berdoa di Gereja St. Damiano, Fransiskus mendengar suara Tuhan,
"Fransiskus, perbaikilah Gereja-Ku yang hampir roboh". Fransiskus pergi
untuk melaksanakan perintah Tuhan. Ia menjual setumpuk kain ayahnya yang
mahal untuk membeli bahan-bahan guna membangun gereja yang telah tua
itu. Kelak, setelah menjadi seorang biarawan, Fransiskus baru menyadari
bahwa yang dimaksudkan Tuhan dengan membangun Gereja-Nya ialah membangun
semangat kekristenan. (lih. bacaan I)
Dalam bacaan kedua, Rasul Paulus mengajarkan pentingnya makna
penderitaan Kristus yang tersalib, sebab tanpa itu tidak ada
kebangkitan. Sebab Kristus yang disalibkan itulah yang bangkit dari mati
untuk memberikan kepada kita hidup yang kekal. Yesus mati untuk kita di
kayu salib. Maka Salib Kristus merupakan instrumen penebusan dan telah
menjadi salah satu pokok yang hakiki kalau kita berbicara tentang
keselamatan kita. Salib adalah suatu tantangan dan sebuah jalan menuju
kemuliaan, pertama-tama bagi Kristus, kemudian bagi semua orang
Kristiani. Kepada kita Tuhan memberikan salib untuk kita pikul sesuai
dengan kemampuan dengan kemampuan kita untuk memanggulnya. Kita
masing-masing memiliki salib yang harus kita pikul. Sering kita merasa
berat untuk memikulnya, namun demikian Tuhan mengingatkan bahwa kita
tidak pernah memanggul salib melebuhi kemampuan kita untuk menanggungnya.
"Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok
mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari."
(Mat 6:34).
Antifon Komuni (Mat 5:4)
Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Surga.
Blessed are the poor in spirit, for theirs is the Kingdom of Heaven.
atau (Luk 12:42)
Fidélis servus et prudens, quem constítuit dóminus super famíliam suam: ut det illis in témpore trítici mensúram.