| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Sabtu, 31 Oktober 2015 Hari Biasa Pekan XXX

Sabtu, 31 Oktober 2015
Hari Biasa Pekan XXX

“Doa Rosario adalah salah satu tradisi kontemplasi Kristiani yang terbaik dan paling berharga” (St. Yohanes Paulus II)

Antifon Pembuka (Luk 14:11)

Barangsiapa meninggikan diri akan direndahkan, dan barangsiapa merendahkan diri akan ditinggikan

Doa Pagi


Allah Bapa kami yang mahapenyayang, jadikanlah kiranya kami umat-Mu dan semoga Engkau berkenan mengikat perjanjian dengan kami dalam diri Yesus Putra-Mu terkasih. Tuntunlah kami di jalan-Nya menuju kepada-Mu. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
 
Rasul Paulus menegaskan, mungkinkah Allah menolak umat-Nya? Sekali-kali tidak! Allah tidak menolak umat yang telah Dia pilih. Dia akan menghapus dosa umat-Nya dan menyelamatkan mereka. Luar biasa tindakan Allah ini!

 
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Roma (11:1-2a.11-12.25-29)
   
   
"Jika penolakan mereka berarti perdamaian bagi dunia, dapatkah penerimaan mereka berarti lain daripada hidup dari antara orang mati?"
   
Saudara-saudara, mungkinkah Allah menolak umat-Nya? Sekali-kali tidak! Sebab aku sendiri pun orang Israel, dari keturunan Abraham, dari suku Benyamin. Allah tidak menolak umat-Nya yang telah Dia pilih. Maka aku bertanya: Apakah bangsa Israel tersandung dan harus jatuh? Sekali-kali tidak! Tetapi karena pelanggaran mereka keselamatan telah sampai kepada bangsa-bangsa lain, supaya membuat mereka menjadi cemburu. Jika pelanggaran mereka berarti kekayaan bagi dunia, dan kekurangan mereka kekayaan bagi bangsa-bangsa lain, apalagi kesempurnaan mereka. Saudara-saudara, hendaknya kalian mengetahui rahasia ini, agar jangan menganggap dirimu pandai. Sebagian dari bangsa Israel telah menjadi tegar hati sampai segenap bangsa lain masuk. Dengan demikian akhirnya seluruh Israel akan diselamatkan, seperti ada tertulis, “Dari Sion akan datang Penebus. Ia akan menyingkirkan segala kefasikan dari Yakub. Inilah perjanjian-Ku dengan mereka, apabila aku menghapuskan dosa mereka.” Mengenai Injil, orang-orang Israel adalah musuh Allah oleh karena kalian, tetapi mengenai pilihan mereka adalah kekasih Allah oleh karena nenek moyang. Sebab Allah tak pernah menyesali kasih karunia dan panggilan-Nya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan tidak akan membuang umat-Nya.
Ayat. (Mzm 94:12-13a.14-15.17-18; Ul:14a)
1. Berbahagialah orang yang Kauhajar, ya Tuhan, yang Kauajari Taurat-Mu; hatinya akan tenang di hari-hari malapetaka.
2. Sebab Tuhan tidak akan membuang umat-Nya, dan milik pusaka-Nya tidak akan Ia tinggalkan; sebab hukum akan kembali kepada keadilan, dan semua orang yang tulus hati akan mematuhi.
3. Jika bukan Tuhan yang menolong aku, sudah lama aku merunduk di tempat sunyi. Ketika aku berpikir, “Kakiku goyah”. Kasih setia-Mu, ya Tuhan, menopang aku.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya 
Ayat. (Mat 11:29ab)
Terimalah beban-Ku dan belajarlah pada-Ku, sebab Aku lemah lembut dan rendah hati.

  
Yesus melihat tamu-tamu duduk di tempat terhormat di rumah orang Farisi. Melihat mereka, Dia berkata barangsiapa meninggikan diri, akan direndahkan; barangsiapa merendahkan diri, akan ditinggikan. Sebab itu, berlaku rendah hati adalah sikap yang dikehendaki Yesus. Tempuhlah jalan itu!
 
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (14:1.7-11)
  
"Barangsiapa meninggikan diri, akan direndahkan; dan barangsiapa merendahkan diri, akan ditinggikan."
   
Pada suatu hari Sabat Yesus masuk rumah seorang pemimpin orang-orang Farisi untuk makan di situ. Semua yang hadir mengamat-amati Dia dengan seksama. Melihat tamu-tamu berusaha menduduki tempat-tempat terhormat, Yesus lalu mengatakan perumpamaan berikut, “Kalau engkau diundang ke pesta perkawinan, janganlah duduk di tempat kehormatan. Sebab mungkin ada undangan yang lebih terhormat daripadamu. Jangan-jangan orang yang telah mengundang engkau dan tamu itu berkata kepadamu, ‘Berikanlah tempat itu kepada orang ini’. Lalu dengan malu engkau harus pindah ke tempat yang paling rendah! Tetapi apabila engkau diundang, duduklah di tempat yang paling rendah. Mungkin tuan rumah akan datang dan berkata, ‘Sahabat, silakan duduk di depan’. Dengan demikian engkau mendapat kehormatan di mata semua tamu yang lain. Sebab barangsiapa meninggikan diri akan direndahkan; dan barangsiapa merendahkan diri, akan ditinggikan.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan
  
Bagaimana rasanya ditolak? Lamaran kerja ditolak, lamaran nikah ditolak, cinta ditolak. Apakah kita langsung sakit hati? Yesus mengalami penolakan tetapi “Allah tidak menolak umat-Nya yang telah Dia pilih” sebab “Allah tak pernah menyesali kasih karunia dan panggilan-Nya.” Tidak perlu kita sakit hati karena ditolak, apa pun alasannya. Karena itulah jalan kerendahan hati yang mendewasakan pribadi. Kita pastilah tidak sempurna namun pada saatnya kita pasti “mendapat kehormatan” karena belajar dari Yesus untuk “merendahkan diri”.

Doa Malam

Tuhan Yesus, aku bersyukur kepada-Mu atas segala rahmat yang telah aku terima sepanjang bulan Oktober ini. Tambahkanlah sikap rendah hati dalam diriku, sehingga bulan yang baru besok hidupku akan membuahkan keutamaan-keutamaan yang berkenan kepada-Mu. Amin.


RUAH

Kardinal Arinze: Orang-orang dalam keadaan berdosa secara obyektif tidak dapat menerima Komuni "Dalam hati nurani yang baik"


ROMA, 19 Oktober 2015 (LifeSiteNews) - Orang-orang yang tinggal dalam situasi berdosa secara obyektif yang menunjukkan kepada mereka nurani bahwa mereka dapat menerima Komuni Kudus "bertanggung jawab" untuk "hati nurani yang salah" dan perlu bantuan untuk "tahu akan kondisi mereka, peryataan Kardinal Francis Arinze dari Nigeria dalam sebuah wawancara eksklusif dengan LifeSiteNews.
  
Arinze, yang adalah emeritus prefek Kongregasi untuk Ibadat Ilahi dan Disiplin Sakramen, bereaksi terhadap argumen yang dibuat minggu lalu oleh Bapa Sinode bahwa bercerai dan menikah lagi, dan bahkan pasangan homoseksual, harus diijinkan untuk menerima Komuni Kudus , jika mereka telah "datang untuk sebuah keputusan" untuk melakukannya "dalam hati nurani yang baik."

Arinze mengatakan bahwa hati nurani seseorang harus dilatih dalam cara-cara Tuhan untuk membuat penilaian yang benar.

"Hati nurani, menurut ajaran Katolik, adalah mengarahkan – secara langsung - apa yang harus dilakukan atau tidak dilakukan. Hati Nurani mengarahkan individu. Namun demikian, hati nurani telah dididik untuk melihat kehendak Allah, Perintah Allah, sebagai sesuatu yang otentik ditafsirkan oleh Gereja, yang berarti hati nurani harus dididik, telah dilatih, "katanya.
Arinze melanjutkan untuk mengutip bagian dari Katekismus Gereja Katolik (KGK) yang berhubungan dengan hati nurani dan untuk memberikan komentar tentang apa maksud ayat-ayat ini :
   
KGK paragraf 1790, Manusia selalu harus mengikuti keputusan yang pasti dari hati nuraninya. Kalau ia dengan sengaja bertindak melawannya, ia menghukum diri sendiri. Tetapi dapat juga terjadi bahwa karena ketidaktahuan, hati nurani membuat keputusan yang keliru mengenai tindakan yang orang rencanakan atau sudah lakukan.

Arinze: "Yang berarti, hati nurani tidak membuat benar dan salah secara obyektif, tetapi hanya mengarahkan orang pada saat apa orang tersebut harus melakukan atau tidak melakukan. Nurani yang telah dididik, dilatih, jika anda ingin," katanya.
   
KGK paragraf 1791, Sering kali manusia yang bersangkutan itu sendiri turut menyebabkan ketidaktahuan ini, karena ia "tidak peduli untuk mencari apa yang benar serta baik, dan karena kebiasaan berdosa hati nuraninya lambat laun hampir menjadi buta" (GS 16). Dalam hal ini ia bertanggungjawab atas yang jahat, yang ia lakukan.

Arinze: "Itu berarti tidak cukup hati nurani mengatakan, 'saya bisa melakukan ini' jika hati nurani dibuat buta oleh tindakan mengulangi kejahatan. Maka orang bertanggung jawab untuk itu hati nurani yang salah. Itu juga jelas," katanya.
   
KGK paragraf 1792, Ketidaktahuan mengenai Kristus dan Injil-Nya, contoh hidup yang buruk dari orang lain, perbudakan oleh nafsu, tuntutan atas otonomi hati nurani yang disalah artikan, penolakan otoritas Gereja dan ajarannya, kurang reIa untuk bertobat dan untuk hidup dalam cinta kasih Kristen, dapat merupakan alasan untuk membuat keputusan salah dalam tingkah laku moral

Arinze: "Anda dapat melihat kemudian, jika seseorang selalu mencuri, jika seseorang selalu berbohong, jika seseorang selalu melakukan tindakan terhadap kesucian, orang mungkin mulai terbiasa dengan tindakan tersebut dan tidak lagi memanggil mereka dengan nama mereka. Tapi seorang imam atau uskup harus membantu mereka, untuk memanggil yang baik, dengan 'baik' dan yang jahat , dengan 'jahat.' Yang berarti, meskipun hati nurani harus diikuti, hati nurani harus dididik, "katanya.

Arinze mengatakan bahwa ada "norma obyektif tentang benar dan salah," tidak peduli apa yang hati nurani dari suatu pribadi itu dapat mengarahkan individu.

"Misalkan saya katakan dalam hati nurani saya, 'saya ikuti apa yang hati nurani katakan." Dan saya melihat mobil itu dan saya suka itu. Dan hati nurani saya mengatakan ke saya, hal itu akan menyenangkan bagi saya untuk mengambil mobil itu. Dan aku pergi dan mengambilnya. Atau, saya pergi ke bank dan mengambil begitu besar uang. Apakah cukup bahwa aku mengatakan, 'hati nurani saya adalah benar, hal itu tidak menyalahkan/membuat saya salah?' "
  
"Polisi tidak akan geli/ ketawa dan hakim akan bertepuk tangan anda di penjara, anda dan hati nurani anda. Kamu melihat? Nurani harus dididik. Norma tujuan dari benar dan salah adalah hikmat Allah yang kekal, dimasukkan dalam sifat manusia, yang kita sebut hukum alam," katanya.
  
Ketika ditanya apa yang harus dilakukan seorang pelayan dari Sakramen Ekaristi Kudus ketika didekati oleh orang yang hidup dalam situasi yang obyektif berdosa yang mengatakan bahwa mereka merasa benar dalam hati nurani mereka untuk mendekati sakramen, Arinze menjawab bahwa orang-orang seperti itu membutuhkan bantuan untuk "tahu akan kondisi mereka."

"Ada sesuatu yang secara obyektif jahat dan baik. Kristus berkata dia yang [menceraikan istrinya] dan menikah dengan orang lain, Kristus memiliki satu kata untuk tindakan itu, "perzinahan." Itu bukan kata-kata saya. Ini adalah kata Kristus sendiri, Yang rendah hati dan lemah lembut , Yang adalah kebenaran yang kekal. Jadi, Dia tahu apa yang dia katakan. "
  
"Sekarang, cara terbaik kita dapat membantu seseorang dengan kebenaran. Jadi, itu akan diperlukan dalam beberapa cara kasih, cara yang baik, untuk membantu orang-orang menyadari kondisi mereka. Hal ini tidak cukup untuk meninggalkan mereka dengan hati nurani mereka," katanya.

Kardinal itu menggunakan analogi medis seorang dokter untuk membantu pasien yang terluka untuk membuat tujuannya, menyembuhkan.

"Seorang dokter yang baik yang menerima pasien dengan luka besar, yang sakit , tahu apa yang harus dilakukan. Mungkin membersihkan beberapa bagian. Mungkin beberapa suntikan. Mungkin obat yang akan diberikan. "

"Tapi jika dokter mengatakan, 'pasien mengatakan dia tidak suka tindakan ini, dia lebih bahagia dengan balutan' dan mendapat perban bagus dan membalut luka itu, apakah dia seorang dokter yang baik? Apakah luka akan kembali sembuh karena hati nurani pasien mengatakan kepadanya bahwa ini adalah cara terbaik untuk mendekatinya?
 
"Anda melihat, kenyataannya tidak menghormati apa yang [orang dan hati nuraninya] berpikir. Jadi dokter harus memperlakukan yang luka itu dengan ilmu kedokteran yang terbaik. "

"Itulah cara dokter akan menunjukkan belas kasihan kepada pasien," katanya.


Sumber link : https://­www.lifesitenews.com/­news/­video-cardinal-arinze­-rejects-effort-at-s­ynod-to-excuse-objec­tively-evil-ac


diterjemahkan oleh: AG

Jumat, 30 Oktober 2015 Hari Biasa Pekan XXX

Jumat, 30 Oktober 2015
Hari Biasa Pekan XXX

“Perbaharuilah imanmu dengan menghadiri Misa Kudus. Jagalah pikiranmu tetap terpusat pada misteri yang disingkapkan dihadapan kita. Dalam mata pikiranmu, pindahkanlah dirimu ke Kalvari dan renungkanlah Kurban yang mempersembahkan diri-Nya kepada Keadilan Ilahi, yang membayar harga penebusanmu” – St. Padre Pio.

Antifon Pembuka (Mzm 147:12-13)

Megahkanlah Tuhan, hai Yerusalem, pujilah Allahmu, hai Sion. Sebab Ia meneguhkan palang pintu gerbangmu, dan memberkati anak-anak yang ada padamu.

Doa Pagi


Allah Bapa kami Yang Mahaagung, Engkau datang mengunjungi kami untuk menyembuhkan kami dari kesombongan, kelalaian dan dosa-dosa lainnya melalui Yesus Putra-Mu terkasih. Kami mohon, semoga berkat sabda-Nya dunia lebih menyenangkan untuk didiami. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Roma (9:1-5)
   
"Aku rela terkutuk demi saudara-saudaraku."
 
Saudara-saudara, demi Kristus aku mengatakan kebenaran, aku tidak berdusta. Suara hatiku turut bersaksi dalam Roh Kudus, bahwa aku sangat berdukacita dan selalu bersedih hati. Bahkan aku rela terkutuk dan terpisah dari Kristus demi saudara-saudaraku, kaum sebangsaku menurut daging. Sebab mereka itu adalah orang Israel. Mereka telah diangkat menjadi anak Allah, telah menerima kemuliaan dan perjanjian-perjanjian, hukum Taurat, ibadat dan janji-janji. Mereka itu keturunan bapa-bapa leluhur, yang menurunkan Mesias sebagai manusia, yang mengatasi segala sesuatu. Dialah Allah yang harus dipuji selama-lamanya. Amin.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Megahkanlah Tuhan, hai Yerusalem.
Ayat. (Mzm 147:12-13.14-15.19-20)
1. Megahkanlah Tuhan, hai Yerusalem, pujilah Allahmu, hai Sion! Sebab Ia meneguhkan palang pintu gerbangmu, dan memberkati anak-anak yang ada padamu.
2. Ia memberikan kesejahteraan kepada daerahmu dan mengenyangkan engkau dengan gandum yang terbaik. Ia menyampaikan perintah-Nya ke bumi; dengan segera firman-Nya berlari.
3. Ia memberitakan firman-Nya kepada Yakub, ketetapan dan hukum-hukum-Nya kepada Israel. Ia tidak berbuat demikian kepada segala bangsa, dan hukum-hukum-Nya tidak mereka kenal.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Yoh 10:27)
Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku, sabda Tuhan, Aku mengenal mereka, dan mereka mengikuti Aku.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (14:1-6)
  
"Siapakah yang anak atau lembunya terperosok ke dalam sumur tidak segera menariknya keluar meski pada hari Sabat?"
   
Pada suatu hari Sabat Yesus datang ke rumah salah seorang pemimpin dari orang-orang Farisi untuk makan di situ. Semua orang yang hadir mengamat-amati Dia dengan seksama. Tiba-tiba datanglah seorang yang sakit busung air berdiri di hadapan Yesus. Lalu Yesus bertanya kepada para ahli Taurat dan orang-orang Farisi, "Bolehkah menyembuhkan orang pada hari Sabat atau tidak?" Tetapi mereka semua diam saja. Lalu Yesus memegang tangan si sakit itu dan menyembuhkannya serta menyuruhnya pergi. Kemudian Ia berkata kepada mereka, "Siapakah di antara kalian yang anak atau lembunya terperosok ke dalam sumur, tidak segera menariknya ke luar, meski pada hari Sabat?" Mereka tidak sanggup membantah-Nya.
Inilah Injil Tuhan kita!
Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
 
Renungan
 
Dalam rangka menghadapi Pemilu, sudah beberapa kali dalam surat gembalanya, KWI mengingatkan umat Katolik untuk memilih dengan mengikuti tuntunan suara hati. Kita digelisahkan oleh berbagai tindakan brutal dan membabi buta, bahkan tak peduli orang lain menjadi korban demi kepentingan pribadi, yang memperlihatkan diabaikannya suara hati.

Paulus berani mengatakan kebenaran dan menyadari bahwa kesaksian yang diberikannya berasal dari suara hati yang bersaksi dalam Roh Kudus. Roh Kudus bekerja di dalam dirinya dan memampukan dia untuk bersikap dan bertindak menurut suara hati, tempat kediaman Roh Kudus.

Melalui pertanyaan-pertanyaan yang menggelitik, Yesus menantang para ahli Taurat dan kaum Farisi untuk menggunakan suara hati mereka dalam menilai baik buruk atau benar tidaknya tindakan Yesus. Ya, para ahli Taurat dan kaum Farisi yang sudah terbiasa dengan mengikuti apa yang tertulis dalam Taurat dan kitab para nabi benar-benar kelabakan menanggapi tantangan Yesus. Mereka yang tidak biasa menggunakan pertimbangan suara hati dalam menilai sesuatu akan kesulitan membuat pilihan yang benar-benar menyelamatkan.

Ya Tuhan, Engkau yang bersemayam di lubuk hatiku, buatlah aku peka dan terbiasa mendengar dan mengikuti bisikan suara-Mu. Amin.

Ziarah Batin 2015, Renungan dan Catatan Harian

Salib di pusat Altar

OFFICE FOR THE LITURGICAL CELEBRATIONS
OF THE SUPREME PONTIFF



Salib di Pusat Altar

Kompendium dari Katekismus Gereja Katolik bertanya: "Apakah liturgi itu?" Dan jawaban:
Liturgi adalah perayaan misteri Kristus dan khususnya misteri Paskah. Melalui pelaksanaan jabatan imam Yesus Kristus, liturgi mewujud dalam tanda-tanda dan membawa pengudusan manusia. Doa bersama yang karena Allah ditawarkan sebagai Tubuh Mistik Kristus, yaitu, dengan kepala dan oleh anggotanya. (n. 218)

Dari definisi ini, seseorang memahami bahwa Kristus Imam Abadi dan Misteri Paskah dari Sengsara-Nya, Kematian dan Kebangkitan berada di tengah-tengah aksi liturgi Gereja. Liturgi harus dirayakan secara terbuka menurut kebenaran teologis ini. Selama berabad-abad, tanda yang dipilih oleh Gereja untuk mengarahkan hati dan tubuh selama liturgi telah menggambarkan Yesus yang tersalib.

Pusat salib dalam perayaan ibadah ilahi itu lebih jelas di masa lalu, ketika kebiasaan normatif adalah bahwa keduanya; imam dengan setia akan membelakangi dan menghadap salib selama perayaan Ekaristi. Salib ditempatkan di tengah atas altar, yang pada gilirannya melekat pada dinding, menurut norma. Untuk kebiasaan ini merayakan Ekaristi "yang menghadap umat," seringkali salib diletakkan di sisi altar, sehingga kehilangan posisi utamanya.

Kemudian -teolog dan Kardinal Joseph Ratzinger berkali-kali telah menggarisbawahi bahwa, bahkan selama perayaan "menghadap umat," salib harus berada di posisi utama, dan hal itu tidak mungkin memikirkan tentang penggambaran salib Tuhan - yang mengekspresikan pengorbanan-Nya dan karenanya merupakan yang terpenting dari Ekaristi - bisa juga dalam beberapa cara menjadi sumber gangguan. Setelah menjadi Paus, Benediktus XVI, dalam kata pengantar edisi pertama Gesammelte Schriften yang ditulisnya, mengatakan bahwa ia bahagia tentang ada fakta bahwa proposalnya itu melampaui karangan terkenalnya, yaitu: Semangat Liturgi “The Spirit of Liturgy”, hal itu membuat suatu kemajuan. Proposal itu terdiri dari saran bahwa: "Apabila berbalik secara umum mengarah langsung ke timur tidak mungkin, maka salib dapat berfungsi sebagai interior arah 'timur'dalam pengakuan iman. Ini harus berdiri di tengah-tengah altar dan menjadi titik umum/ fokus bagi keduanya, imam dan umat saat berdoa . "1

Salib berada di tengah altar mengulang kembali begitu banyak makna indah dari Liturgi Suci, yang dapat diringkas dengan mengacu pada ayat 618 dari Katekismus Gereja Katolik, sebuah bagian yang menyimpulkan dengan kutipan indah dari St. Rosa dari Lima:

Salib adalah pengorbanan Kristus yang unik, "suatu mediator antara Allah dan manusia" (1 Tim 2: 5). Tapi karena dalam inkarnasi Pribadi ilahi-Nya Dia dalam beberapa cara bersatu dalam diri-Nya kepada setiap orang, "kemungkinan menjadi bermitra, dengan cara yang diketahui oleh Allah dalam misteri Paskah" yang ditawarkan kepada semua orang (Gaudium et Spes, n. 22). Dia menyebut murid-muridnya untuk "memikul salib [mereka] dan mengikuti [Dia]" (Mat 16:24), bagi "Kristus menderita untuk [kita], meninggalkan [kita] sebagai contoh sehingga [kita] harus mengikuti langkah-Nya" (1 Pt 2:21). Kenyataannya, Yesus menginginkan untuk bersatu dengan pengorbanan penebusan-Nya bagi orang-orang yang menjadi penerima berkat pertama (lih Mrk 10:39; Yoh 21: 18-19; Kol 1:24). Hal ini terungkap sepenuhnya dalam peristiwa Bunda-Nya, yang dikaitkan lebih erat daripada orang lain dalam misteri penderitaan penebusan-Nya (lih Luk 2:35). "Terlepas dari salib, tidak ada tangga lain yang kita dapat masuk surga" (St. Rose dari Lima, di P. Hansen, Vita Mirabilis [Louvain, 1668]).



1 The Spirit of the Liturgy (San Francisco: Ignatius Press, 2000), 83.

Diterjemahkan oleh: AG  
Sumber:
http://www.vatican.va/news_services/liturgy/details/ns_lit_doc_20091117_crocifisso_en.html

Kamis, 29 Oktober 2015 Hari Biasa Pekan XXX

Kamis, 29 Oktober 2015
Hari Biasa Pekan XXX

“Jiwa yang telah dipersatukan dan diubah dalam Allah, bernapas di dalam Allah dengan pernapasan ilahi sama seperti Allah” (St. Yohanes dari Salib)

   
Antifon Pembuka (bdk. Roma 8:39)

Makhluk mana pun takkan dapat memisahkan kita dari cinta kasih Allah, yang dinyatakan dalam Kristus Yesus Tuhan kita.

Doa Pagi


Allah Bapa kami Yang Mahakuasa dan kekal, kami tak perlu takut sedikit pun karena Engkau memihak kami. Kami mengucap syukur, karena telah Kauberi janji kasih setia-Mu dalam diri Yesus Putra-Mu. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami,
yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
   

Tiada makhluk mana pun yang dapat memisahkan kita dari cinta kasih Allah yang ada dalam Kristus Yesus. Bahkan pedang atau kematian pun tidak akan mampu. Para martir adalah bukti dari kuat kuasanya cinta Allah yang dibela sampai mati.


Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Roma (8:31b-39)
   
   
"Tiada makhluk mana pun yang dapat memisahkan kita dari cinta kasih Allah yang ada dalam Kristus Yesus."
   
Saudara-saudara, jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita? Allah bahkan tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi menyerahkan-Nya demi kita sekalian. Bagaimana mungkin Dia tidak menganugerahkan segalanya bersama Anak-Nya itu kepada kita? Siapakah yang akan menggugat orang-orang pilihan Allah? Allah, yang membenarkan mereka! Siapakah yang akan menghukum mereka? Kristus Yesus yang telah wafat? Bahkan lebih lagi: yang telah bangkit? Yang juga duduk di sisi kanan Allah? Yang malahan menjadi pembela kita? Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau kesesakan? Penganiayaan? Kelaparan? Ketelanjangan? Bahaya? Atau pedang? Seperti ada tertulis, ‘Karena Engkaulah kami berada dalam bahaya maut sepanjang hari dan dianggap sebagai domba sembelihan’. Tetapi dalam segalanya itu kita akan menang oleh Dia yang telah mengasihi kita. Sebab aku yakin, baik maut maupun hidup, malaikat-malaikat maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang maupun yang akan datang, atau kuasa-kuasa baik yang di atas maupun yang di bawah, atau suatu makhluk lain mana pun, takkan dapat memisahkan kita dari kasih Allah yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Selamatkanlah aku sesuai dengan kasih setia-Mu, ya Tuhan.
Ayat. (Mzm 109:21-22.26-27.30-31)
1. Engkau, ya Allah, Tuhanku, bertindaklah kepadaku demi kebesaran nama-Mu, lepaskanlah aku karena kasih setia-Mu yang murah! Sebab sengsara dan miskinlah aku, dan hatiku terluka dalam diriku.
2. Tolonglah aku, ya Tuhan, Allahku, selamatkanlah aku sesuai dengan kasih setia-Mu, supaya mereka tahu, bahwa tangan-Mulah ini, bahwa Engkaulah, ya Tuhan, yang telah melakukannya.
3. Aku hendak bersyukur nyaring kepada Tuhan dengan mulutku, aku hendak memuji-muji Dia di tengah-tengah orang banyak, Sebab Ia berdiri di sebelah kanan orang miskin untuk menyelamatkan dia dari orang-orang yang menghukumnya.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (Luk 13:35; Mrk 11:10)
Diberkatilah yang datang dalam nama Tuhan. Terpujilah Engkau di surga.
 
Yesus menanggapi beberapa orang Farisi yang datang dan memberitahu bahwa Herodes hendak membunuh-Nya. Dia berkata bahwa tidaklah semestinya seorang nabi dibunuh di luar Yerusalem. Yesus memang siap dengan risiko apa pun sebagai utusan Allah untuk menyelamatkan umat-Nya dari segala dosa.
 
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (13:31-35)
   
"Tidak semestinya seorang nabi dibunuh di luar Yerusalem."
  
Pada waktu itu datanglah beberapa orang Farisi dan berkata kepada Yesus: "Pergilah, tinggalkanlah tempat ini, karena Herodes hendak membunuh Engkau." Jawab Yesus kepada mereka: "Pergilah dan katakanlah kepada si serigala itu: Aku mengusir setan dan menyembuhkan orang, pada hari ini dan besok, dan pada hari yang ketiga Aku akan selesai. Tetapi hari ini dan besok dan lusa Aku harus meneruskan perjalanan-Ku, sebab tidaklah semestinya seorang nabi dibunuh kalau tidak di Yerusalem. Yerusalem, Yerusalem, engkau yang membunuh nabi-nabi dan melempari dengan batu orang-orang yang diutus kepadamu! Berkali-kali Aku rindu mengumpulkan anak-anakmu, sama seperti induk ayam mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayapnya, tetapi kamu tidak mau. Sesungguhnya rumahmu ini akan ditinggalkan dan menjadi sunyi. Tetapi Aku berkata kepadamu: Kamu tidak akan melihat Aku lagi hingga pada saat kamu berkata: Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan!"
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
 
Renungan
  
Istri supercantik bukan jaminan perkawinan akan langgeng. Suami superkaya bukan jaminan rumah tangga akan bahagia. Intelek supercerdas dan pandai berpersuasi bukan jaminan karir akan lancar. Sebab kelemahan manusiawi mudah memisahkan pasangan hidup, merusak reputasi kerja, menghancurkan kesehatan, menceraiberaikan keluarga dan rumah tangga. Yesus Kristus “yang datang atas nama Tuhan” sungguh rindu mengumpulkan kita sebagai anak-anak Allah yang hidup dalam keluarga yang bersatu dan rukun. Menurut Rasul Paulus, kasih Yesus adalah pemersatu relasi kita dengan Bapa dan sesama sehingga kita tidak tercerai-berai karena rencana kita sendiri. Mari kita persembahkan segala rencana kita kepada Yesus Kristus agar disempurnakan oleh-Nya.

Doa Malam

Tuhan, dalam perjalanan hidupku di dunia ini, ajarilah aku untuk senantiasa mau membantu sesama tanpa memandang muka, tanpa memikir-mikirkan untung dan rugi. Engkau telah memberi teladan dalam berkurban sampai mati demi cinta-Mu terhadap umat-Mu sendiri. Terpujilah Engkau, kini dan sepanjang masa. Amin.


RUAH

Rabu, 28 Oktober 2015 Pesta Santo Simon dan Yudas, Rasul

Rabu, 28 Oktober 2015
Pesta Santo Simon dan Yudas, Rasul

“Bangunlah dirimu sendiri di atas imanmu yang paling suci” (St Yudas)

Antifon Pembuka

Merekalah orang suci, yang dipilih Tuhan dalam cinta sejati. Mereka dimahkotai kemuliaan abadi, dan Gereja disinari ajaran mereka.
    
  
Pada Misa ini ada Madah Kemuliaan
   
Doa Pagi

Allah Bapa, cahaya kebenaran, karena pewartaan para rasul, kami mengenal kemuliaan nama-Mu. Semoga berkat doa Santo Simon dan Yudas Tadeus, Gereja-Mu tetap berkembang dengan subur menjadi tanda penyelamatan, dan semakin banyak bangsa percaya kepada-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Efesus (2:19-22)
  
"Kamu dibangun di atas dasar para rasul."
 
Saudara-saudara, kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan sewarga dengan orang kudus dan anggota keluarga Allah. Kamu dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru. Di atas Dia tumbuhlah seluruh bangunan, yang rapih tersusun, menjadi bait Allah yang kudus dalam Tuhan. Di atas Dia pula kamu turut dibangun menjadi tempat kediaman Allah dalam Roh.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = g, 4/4, PS 834
Ref. Nama Tuhan hendak kuwartakan, di tengah umat kumuliakan
Ayat. (Mzm 19:2-3.4-5; Ul: lh.5a)
1. Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan karya tangan-Nya; hari yang satu mengisahkannya kepada hari yang lain, dan malam yang satu menyampaikan pengetahuannya kepada malam berikut.
2. Meskipun tidak berbicara, dan tidak memperdengarkan suara, namun di seluruh bumi bergaunglah gemanya, dan amanat mereka sampai ke ujung bumi.

Bait Pengantar Injil, do = g, 2/4, PS 952
Ref. Alleluya
Sesudah ayat, Alleluya dilagukan dua kali.
Ayat. (2Tes 2:14)
Allah, Tuhan kami, Engkau kami puji dan kami muliakan. Kepada-Mu paduan para rasul bersyukur, ya Tuhan.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (6:12-19)
   
"Yesus memilih dari antara murid-murid-Nya dua belas orang yang disebut-Nya rasul."
   
Sekali peristiwa Yesus mendaki sebuah bukit untuk berdoa. Semalam-malaman Ia berdoa kepada Allah. Keesokan harinya, ketika hari siang, Ia memanggil murid-murid-Nya, lalu memilih dari antara mereka dua belas orang yang disebut-Nya rasul. Mereka itu ialah: Simon yang juga diberi-Nya nama Petrus, Andreas saudara Simon, Yohanes dan Yakobus, Filipus dan Bartolomeus, Matius dan Tomas, Yakobus anak Alfeus, dan Simon yang disebut orang Zelot, Yudas anak Yakobus, dan Yudas Iskariot yang kemudian menjadi pengkhianat. Lalu Yesus turun bersama mereka dan berhenti pada suatu tempat yang datar. Di situ berkumpul sejumlah besar dari murid-murid-Nya, dan banyak orang lain yang datang dari seluruh Yudea dan dari Yerusalem, dari daerah pantai Tirus dan Sidon. Mereka datang untuk mendengarkan Dia dan untuk disembuhkan dari penyakit mereka; juga mereka yang dirasuk oleh roh-roh jahat beroleh kesembuhan. Dan orang banyak itu berusaha menjamah Dia, karena dari pada-Nya keluar suatu kuasa, dan semua orang itu disembuhkan-Nya.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
 
Renungan
 
Delapan puluh tujuh tahun yang lalu, para pemuda dan pemudi Indonesia memaklumkan kesatuan mereka sebagai putra dan putri bangsa Indonesi yang bertumpah darah yang satu, berbangsa yang satu dan berbahasa yang satu. Sumpah Pemuda itu telah menghimpun berbagai individu dan lembaga untuk bersatu mengejar dan mewujudkan cita-cita yang sama, yakni kemerdekaan bangsa Indonesia.

Yesus menghimpun dua belas murid yang berbeda sikap dan karakter untuk satu misi yang sama yakni mengambil bagian dalam misi Yesus: mewartakan cinta kasih Allah, lewat kata dan perbuatan, agar bangsa manusia diselamatkan. Mereka berkeliling memaklumkan ”Kerajaan Allah sudah dekat”, kerajaan cinta kasih Allah yang menghimpun segenap putra-putri Allah sebagai satu keluarga. Santo Simon, orang Zeloth dan Yudas, anak Yakobus, adalah dua orang dari persekutuan murid Yesus yang telah setia melaksanakan misi mereka.

Kita merupakan bagian dari himpunan/persekutuan orang-orang kudus, yakni Gereja. Apakah kita berani berpegang pada ikrar kesatuan dalam Yesus dan setia melaksanakan perutusan kita seperti kedua orang kudus ini?

Ya Bapa, himpunkanlah aku senantiasa sebagai putra dan putri-Mu dan mampukanlah aku untuk setia melaksanakan misi yang Kaupercayakan. Amin.
   
Ziarah Batin 2015, Renungan dan Catatan Harian

Selasa, 27 Oktober 2015 Hari Biasa Pekan XXX

Selasa, 27 Oktober 2015
Hari Biasa Pekan XXX
 
“Betapa besar nilai jiwa yang rendah hati di hadapan Tuhan” (St. Klemens 1)
 

Antifon Pembuka (Mzm 126:6)

Orang yang melangkah menangis sambil menaburkan benih, akan pulang dengan sorak-sorai membawa berkas-berkas panenannya.

Doa Pagi


Allah Bapa kami, sumber kebebasan, Engkau menghendaki ciptaan-Mu dibebaskan dan disempurnakan dalam diri Yesus, Adam baru. Kami mohon perkenankanlah kami lahir kembali menjadi putra dan putri kebebasan. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Ciptaan mengalami penderitaan dan bencana karena dosa, tetapi Allah akan memulihkannya. Walaupun orang yang percaya memiliki Roh Kudus dan berkat-Nya, dalam hati mereka masih mengeluh karena masih menantikan penebusan seutuhnya.
  

Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Roma (8:18-25)
   
  
"Seluruh makhluk dengan rindu menantikan saat anak-anak Allah dinyatakan."
  
Saudara-saudara, aku yakin penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita. Sebab dengan amat rindu seluruh makhluk menantikan saat anak-anak Allah dinyatakan. Karena seluruh makhluk telah ditaklukkan kepada kesia-siaan, bukan karena kehendaknya sendiri, melainkan oleh kehendak Dia yang telah menaklukkannya; tetapi penaklukan ini dalam pengharapan, sebab makhluk itu sendiri juga akan dimerdekakan dari perbudakan kebinasaan, dan masuk ke dalam kemerdekaan mulia anak-anak Allah. Kita tahu, sampai sekarang ini seluruh makhluk mengeluh dan merasa sakit bersalin; dan bukan hanya makhluk-makhluk itu saja! Kita yang telah menerima Roh Kudus sebagai kurnia sulung dari Allah, kita pun mengeluh dalam hati sambil menantikan pengangkatan sebagai anak, yaitu pembebasan tubuh kita. Sebab kita diselamatkan dalam pengharapan. Tetapi pengharapan yang dilihat, bukan lagi pengharapan. Sebab bagaimana orang masih mengharapkan apa yang sudah dilihatnya? Tetapi kalau kita mengharapkan apa yang tidak kita lihat, maka kita akan menantikannya dengan tekun.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = a, 2/4, PS 830
Ref. Aku wartakan karya agung-Mu, Tuhan, karya agung-Mu karya keselamatan.
Ayat. (Mzm 126:1-2ab.2cd-3.4-5.6; Ul: lh. 3)
1. Ketika Tuhan memulihkan keadaan Sion, kita seperti orang-orang yang bermimpi. Pada waktu itu mulut kita penuh dengan tawa-ria, dan lidah kita dengan sorak-sorai.
2. Pada waktu itu berkatalah orang di antara bangsa-bangsa, "Tuhan telah melakukan perkara besar kepada orang-orang ini!" Tuhan telah melakukan perkara besar kepada kita, maka kita bersukacita.
3. Pulihkanlah keadaan kami, ya Tuhan, seperti memulihkan batang air kering di Tanah Negeb! Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai.
4. Orang yang berjalan maju dengan menangis sambil menabur benih, pasti pulang dengan sorak-sorai sambil membawa berkas-berkasnya.

Bait Pengantar Injil, do = g, 2/4, PS 963
Ref. Alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya.
Sesudah ayat, Alleluya dilagukan dua kali.
Ayat. (Mat 11:25)
Terpujilah Engkau, Bapa, Tuhan langit dan bumi, sebab misteri Kerajaan Kaunyatakan kepada orang kecil.

Menurut Yesus, Kerajaan Allah itu seumpama biji sesawi dan ragi. Biji sesawi itu biji terkecil dan tumbuh menjadi pohon yang besar. Pertumbuhan itu terjadi secara diam-diam seperti ragi. Demikian juga dengan Kerajaan Allah. Secara diam-diam tumbuh menjadi besar.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (13:18-21)
  
"Biji itu tumbuh dan menjadi pohon."
 
Ketika mengajar di salah satu rumah ibadat, Yesus bersabda, “Kerajaan Allah itu seumpama apa? Dengan apakah Aku akan mengumpamakannya? Kerajaan Allah itu seumpama biji sesawi, yang diambil dan ditaburkan orang di kebunnya. Biji itu tumbuh dan menjadi pohon, dan burung-burung di udara bersarang di ranting-rantingnya.” Dan Yesus berkata lagi, “Dengan apakah Aku akan mengumpamakan Kerajaan Allah? Kerajaan Allah itu seumpama ragi, yang diambil seorang wanita dan diaduk-aduk ke dalam tepung terigu tiga sukat sampai seluruhnya beragi.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
 
Renungan
 
Jika kita mengalami konflik dalam relasi dan pekerjaan, maka kita mengeluh betapa hidup ini penuh beban dan kita mendambakan pembebasan dari situasi sulit itu. Orang Katolik juga ada kalanya masuk dalam situasi kerja yang menegangkan penuh intrik. Apakah yang akan kita pilih: bertahan atau keluar? Masihkah kita ingat kasih Tuhan dalam situasi tertekan? Yesus mengatakan, “Kerajaan Allah” itu ibarat biji sesawi yang berproses hingga menjadi pohon yang rindang atau ragi yang membuat adonan roti mengembang. Kasih Tuhan lewat Roh Kudus membuat kita berkembang dalam tekanan kerja baik saat kita memilih bertahan atau keluar dari situasi sulit.

Doa Malam

Terima kasih ya Bapa, atas segala rahmat yang kami terima hingga malam ini. Semoga segala pekerjaan baik yang telah kami lakukan berkenan kepada-Mu. Namun jika ada kekurangan, sudilah Engkau mengampuni kami. Amin.


RUAH

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy