Hari Raya Semua Orang Kudus
Kita merayakan kenangan para penghuni surga bukan hanya karena teladan mereka, melainkan lebih supaya persatuan dengan segenap Gereja dalam Roh diteguhkan (Lumen Gentium, 50)
Marilah kita semua bergembira dalam Tuhan sambil merayakan hari pesta untuk menghormati semua Orang Kudus; pada hari raya ini para malaikat pun turut bergembira dan bersama-sama memuji Putra Allah.
Gaudeamus omnes in Domino, diem festum celebrantes sub honore Sanctorum omnium: de quorum solemnitate gaudent angeli, et collaudant Filium Dei.
Let us all rejoice in the Lord, as we celebrate the feast day in honor of all the Saints, at whose festival the Angels rejoice and praise the Son of God
Doa Pagi
Allah Bapa yang Mahakuasa dan kekal, dalam perayaan kali ini kami kenangkan semua orang kudus yang mengimani dan mempercayakan dirinya kepada cinta kasih-Mu entah mereka itu terkenal entah tidak. Dengan para kudus itu kami telah Kau perkenankan dalam umat-Mu, dalam Gereja-Mu. Maka kami mohon dengan perantaraan mereka penuhilah doa keinginan kami dan perkenankanlah kami ikut serta dilimpahi belas kasih-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang hidup dan berkuasa bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Wahyu (7:2-4.9-14)
Aku, Yohanes, melihat seorang malaikat muncul dari tempat matahari terbit. Ia membawa meterai Allah yang hidup. Dengan suara nyaring ia berseru kepada keempat malaikat yang ditugaskan untuk merusakkan bumi dan laut, katanya, "Janganlah merusakkan bumi atau laut atau pohon-pohon sebelum kami memeteraikan hamba-hamba Allah kami pada dahi mereka!" Dan aku mendengar jumlah mereka yang dimeteraikan itu: seratus empat puluh empat ribu yang telah dimeteraikan dari semua suku keturunan Israel. Kemudian dari pada itu aku melihat suatu kumpulan besar orang banyak yang tidak terhitung jumlahnya, dari segala bangsa dan suku, kaum dan bahasa. Mereka berdiri di hadapan takhta dan di hadapan Anak Domba, memakai jubah putih, dan memegang daun-daun palem di tangan mereka. Dengan suara nyaring mereka berseru, "Keselamatan bagi Allah kami yang duduk di atas takhta, dan bagi Anak Domba!" Dan semua malaikat berdiri mengelilingi takhta, tua-tua dan keempat makhluk yang ada disekeliling takhta itu. Mereka tersungkur di hadapan takhta itu dan menyembah Allah sambil berkata, "Amin! Puji-pujian dan kemuliaan, hikmat dan syukur, hormat, kekuasaan dan kekuatan bagi Allah kita sampai selama-lamanya! Amin! "Seorang dari antara tua-tua itu berkata kepadaku, "Siapakah mereka yang memakai jubah putih itu, dan dari manakah mereka datang?" Maka kataku kepadanya, "Tuanku, Tuan mengetahuinya!" Lalu ia berkata kepadaku, "Mereka ini adalah orang-orang yang keluar dari kesusahan besar! Mereka telah mencuci jubah mereka dan membuatnya putih di dalam darah Anak Domba."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PS 841
Ref. Berbahagialah yang mendiami rumah Tuhan
Ayat. (Mzm 24:1-2.3-4ab.5-6)
1. Milik Tuhanlah bumi dan segala isinya, jagat dan semua yang diam di dalamnya. Sebab Dialah yang mendasarkan bumi di atas lautan, dan menegakkan di atas sungai-sungai.
2. Siapakah yang boleh naik ke gunung Tuhan? Siapakah yang boleh berdiri di tempat-Nya yang kudus? Orang yang bersih tangannya dan murni hatinya, yang tidak menyerahkan diri kepada penipuan dan tidak bersumpah palsu.
3. Dialah yang akan menerima berkat dari Tuhan dan keadilan dari Allah, penyelamatnya. Itulah angkatan orang-orang yang mencari Tuhan, yang mencari wajah-Mu, ya Allah Yakub.
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Yohanes (3:1-3)
Saudara-saudara terkasih, lihatlah, betapa besar kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Allah, dan memang kita sungguh anak-anak Allah. Karena itu dunia tidak mengenal kita, sebab dunia tidak mengenal Dia. Saudara-saudaraku yang terkasih, sekarang kita ini sudah anak-anak Allah, tetapi bagaimana keadaan kita kelak belumlah nyata. Akan tetapi kita tahu bahwa, apabila Kristus menyatakan diri-Nya, kita akan menjadi sama seperti Dia, sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya. Setiap orang yang menaruh pengharapan itu kepada-Nya, ia menyucikan diri sama seperti Dia yang adalah suci.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil, do = f, 2/4, PS 956
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Mat 11:28)
Datanglah pada-Ku, kamu semua yang letih dan berbeban berat. Aku akan membuat lega.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (5:1-12a)
Sekali peristiwa ketika melihat banyak orang yang datang, Yesus mendaki lereng sebuah bukit. Setelah Ia duduk, datanglah murid-murid-Nya. Lalu Yesus pun mulai berbicara dan mengajar mereka, katanya, "Berbahagialah orang yang miskin dihadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Surga. Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur. Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi. Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan. Berbahagialah orang yang murah hati, karena mereka akan beroleh kemurahan. Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah. Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah. Berbahagialah orang yang dianiaya demi kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Surga. Berbahagialah kamu, jika demi Aku kamu dicela dan dianiaya, dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat; bersukacita dan bergembiralah, karena besarlah ganjaranmu di surga."
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.
Renungan
Setiap hari raya Semua Orang Kudus, kita selalu membaca Injil yang sama, yaitu tentang Sabda Bahagia. Mengapa? Apa kaitan antara Sabda Bahagia ini dan orang kudus? Apakah untuk mencapai kekudusan, seseorang harus menaati Sabda Bahagia ini? Inilah beberapa pertanyaan yang akan menjadi bahan permenungan kita.
Sabda Bahagia yang kita dengarkan atau baca sungguh sangat bertentangan dengan situasi dunia saat ini. Bukankah dunia kita saat ini mengajari kita untuk menjadi kaya dan bukannya kemiskinan? Bukankah kemiskinan harus diperangi atau dientaskan? Bukankah dunia kita saat ini dipenuhi dengan hal-hal yang menyenangkan, karena dukacita bukanlah hal yang diinginkan dalam hidup? Bukankah dunia kita saat ini dipenuhi oleh orang-orang yang keras, sehingga orang yang lemah lembut dianggap lemah? Bukankah dunia kita saat ini dipenuhi oleh orang-orang yang bisa memutarbalikkan kebenaran, daripada orang-orang yang mencari kebenaran? Bukankah saat ini banyak orang yang senang mengumpulkan harta ketimbang membantu sesamanya yang miskin? Karena itu, tema tentang kekudusan merupakan sesuatu yang “aneh” untuk kita zaman ini. Itu sebabnya, tidak banyak orang yang ingin mengejarnya; dan tidak mengherankan apabila Injil ini selalu dibacakan setiap tahun pada hari raya Semua Orang Kudus, supaya kita disadarkan bahwa tujuan hidup kita adalah sampai kepada kekudusan.
Orang Kudus yang kita rayakan menjadi teladan bagi kita bahwa kekudusan itu mungkin dicapai setiap orang, tanpa kecuali. Dengan kata lain, Sabda Bahagia yang disabdakan oleh Yesus ini juga bisa dihayati dan diwujudkan oleh setiap orang dalam hidupnya sebagai jalan menuju kekudusan. Mengapa berat? Karena kita selalu mengukur segala sesuatu menurut ukuran manusia dan cenderung mencari jalan yang menyenangkan untuk diri kita. Kita lupa bahwa Sabda Bahagia adalah Sabda Yesus, sehingga Sabda Bahagia adalah Sabda Ilahi. Sesuatu yang ilahi berbeda dengan yang manusiawi dan sesuatu yang ilahi selalu melampaui manusiawi.
Sekali lagi, bahwa tujuan hidup kita adalah sampai pada keilahian, sehingga jalan yang harus ditempuh adalah jalan ilahi dan bukan jalan manusiawi. Jalan ilahi sebenarnya bukanlah jalan yang berat, melainkan jalan yang sederhana. Jalan ilahi tampaknya berat, karena kita tidak terbiasa dengan jalan ini atau bahkan tidak membiasakan diri lewat di jalan ini. Oleh karena itu, kita diminta untuk senantiasa bertobat dan kembali ke jalan ilahi, seperti para kudus. Mereka adalah manusia, sama seperti kita, yang pernah juga jatuh dalam dosa. Hanya saja, mereka kemudian segera bangun, bangkit, bertobat dan kembali ke jalan ilahi. Mereka sepertinya hendak mengajari kita bahwa jalan ilahi ini tampaknya berat, tetapi membawa kebahagiaan, karena berjalan di jalan ilahi berarti menuju Allah dan menuju Allah berarti menuju kebahagiaan sejati. [Petrus Harsa/RUAH]
Antifon Komuni (Mat 5:8-10)
Berbahagialah orang yang suci hatinya sebab mereka akan memandang Allah. Berbahagialah orang yang membawa damai sebab mereka akan disebut anak-anak Allah. Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran karena merekalah yang empunya Kerajaan Surga.
Blessed are the clean of heart, for they shall see God. Blessed are the peacemakers, for they shall be called children of God. Blessed are they who are persecuted for the sake of righteousness, for theirs is the Kingdom of Heaven.
Beati mundo corde, quoniam ipsi Deum videbunt: beati pacifici, quoniam filii Dei vocabuntur: beati qui persecutionem patiuntur propter iustitiam, quoniam ipsorum est regnum caelorum.