Pesta Pemberkatan Gereja Basilik Lateran
“Tuhan tidak hanya hidup di dalam kenisah buatan manusia, yang dibangun
dari kayu dan batu, tetapi lebih-lebih tinggal di dalam jiwa yang
diciptakan menurut citra-Nya.” (St. Caesarius dari Arles)
Antifon Pembuka (bdk. Why 21:2)
Kulihat kota yang suci, Yerusalem yang baru, turun dari surga, dari
Allah, berhias bagaikan pengantin perempuan yang berdandan untuk
suaminya.
I saw the holy city, a new Jerusalem, coming down out of heaven from God, prepared like bride adorned for her husband
atau (bdk. Why 21:3)
Lihatlah, kemah Allah di antara manusia! Dia akan berdiam bersama
mereka, dan mereka akan menjadi umat-Nya dan Allah-bersama-mereka ini
akan menjadi Allah mereka.
Behold God's dwelling with the human race. He will dwell with them and
they will be his people, and God himself with them will be their God.
atau (Mzm 68:6,7,36,2)
Deus in loco sancto suo: Deus, qui inhabitare facit unanimes in domo: ipse dabit virtutem et fortitudinem plebi suæ.
Pengantar
Hari ini kita merayakan Pesta Pemberkatan Gereja Basilika Lateran.
Basilika agung ini didirikan oleh Kaisar Konstantinus Agung, putra Santa
Helena, pada tahun 324. Dalam konteks sejarah Kristiani, Basilika ini
merupakan Basilika agung yang pertama, yang melambangkan kemerdekaan dan
perdamaian di dalam Gereja setelah tiga-abad lebih berada di dalam
kancah penghambatan dan penganiayaan kaisar-kaisar Romawi yang kafir.
Pemberkatannya yang kita peringati pada hari ini merupakan peringatan
akan kemerdekaan dan perdamaian itu. Basilika Lateran merupakan Takhta
Paus, bukan Basilika St. Petrus sebagaimana yang anda kira selama ini.
Ketika Paus menetapkan dogma, Beliau berbicara dari Takhtanya di
Basilika Lateran ini. Di Basilika Lateran inilah Kursi Petrus berada.
Mula-mula pesta ini hanya dirayakan di Roma, namun lama kelamaan menjadi
pesta bagi seluruh Gereja. Dalam pesta ini, selain kita mengenang dan
memperingati kemerdekaan dan perdamaian yang dialami Gereja, kita juga
mau mengungkapkan cinta kasih dan kesatuan kita dengan Uskup Roma, yang
sekaligus menjabat sebagai Paus, pemersatu seluruh Gereja dalam cinta
kasih Kristus. Gereja, tempat kita berkumpul merupakan tanda dan lambang
Gereja, Umat Allah.
Doa Pagi
Ya Allah, dari batu-batu hidup dan terpilih Engkau telah menyiapkan
tempat tinggal yang kekal bagi keagungan-Mu. Lipatgandakanlah di dalam
Gereja-Mu anugerah Roh yang telah Engkau berikan, agar umat yang setia
kepada-Mu senantiasa bertambah. Dengan pengantaraan Kristus, Putra-Mu,
Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup
dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Nubuat Yehezkiel (47:1-2.8-9.12)
"Aku melihat air mengalir dari dalam Bait Suci; ke mana saja air itu mengalir, semua yang ada di sana hidup."
Sekali peristiwa aku dibawa malaikat Tuhan ke gerbang Bait Suci, dan
sungguh, ada air keluar dari bawah ambang pintu Bait Suci itu, mengalir
menuju timur, sebab Bait Suci itu juga menghadap ke timur. Air itu
mengalir dari bawah bagian samping kanan dari Bait Suci, sebelah selatan
mezbah. Lalu malaikat itu menuntun aku keluar melalui pintu gerbang
utara, dan dibawanya aku berkeliling dari luar menuju pintu gerbang luar
yang menghadap ke timur. Sungguh, air itu membual dari sebelah selatan.
Lalu malaikat itu berkata kepadaku, "Sungai ini mengalir menuju wilayah
timur, menurun ke Araba-Yordan, dan bermuara di Laut Asin; maka air
laut yang mengandung banyak garam itu menjadi tawar. Ke mana saja sungai
itu mengalir, segala makhluk yang berkeriapan di dalamnya akan hidup.
Ikan-ikan menjadi sangat banyak, sebab ke mana saja air itu sampai, air
laut di situ menjadi tawar, dan ke mana saja sungai itu mengalir, semua
yang ada di sana hidup. Pada kedua tepi sungai itu tumbuh bermacam-macam
pohon buah-buahan, yang daunnya tidak pernah layu, dan buahnya tidak
habis-habis. Tiap bulan ada lagi buahnya yang baru, sebab pohon-pohon
itu mendapat air dari tempat kudus. Buahnya menjadi makanan dan daunnya
menjadi obat."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = c, 2/4, PS 847
Ref. Tuhan penjaga dan benteng perkasa dalam lindungan-Nya aman sentosa.
Ayat. (Mzm 46:2-3.5-6.8-9; R: 5)
1. Allah itu tempat perlindungan dan kekuatan, sebagai penolong dalam
kesesakan sangat terbukti. Sebab itu kita tidak akan takut, sekalipun
bumi berubah, sekalipun gunung-gunung goncang di dalam laut.
2. Kota Allah, kediaman Yang Mahatinggi, di sukakan oleh aliran-aliran
sungai. Allah ada di dalamnya, kota itu tidak akan goncang; Allah akan
menolongnya menjelang pagi.
3. Tuhan semesta alam menyertai kita, kota benteng kita ialah Allah
Yakub. Pergilah, pandanglah pekerjaan Tuhan. Yang mengadakan permusuhan
di bumi.
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus (1Kor 3:9b-11,6-17)
"Kamu adalah tempat kediaman Allah."
Saudara-saudara, kamu adalah ladang Allah, bangunan Allah. Sesuai dengan
kasih karunia Allah, yang dianugerahkan kepadaku, aku sebagai seorang
ahli bangunan yang cakap telah meletakkan dasar, dan orang lain
membangun terus di atasnya. Tetapi tiap-tiap orang harus memperhatikan,
bagaimana ia harus membangun di atasnya. Karena tidak ada seorangpun
yang dapat meletakkan dasar lain dari pada dasar yang telah diletakkan,
yaitu Yesus Kristus. Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah
dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu? Jika ada orang yang membinasakan
bait Allah, maka Allah akan membinasakan dia. Sebab bait Allah adalah
kudus dan bait Allah itu ialah kamu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil, do = d, 2/2, PS 953
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (2Taw 7:16, 2/4)
Tempat ini telah Kupilih dan Kukuduskan. Supaya nama-Ku tinggal di sana sepanjang masa.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (2:13-22)
"Bait Allah yang dimaksudkan Yesus ialah tubuh-Nya sendiri."
Ketika hari raya Paskah orang Yahudi sudah dekat, Yesus berangkat ke
Yerusalem. Dalam Bait Suci didapati-Nya pedagang-pedagang lembu, kambing
domba dan merpati, dan penukar-penukar uang duduk di situ. Ia membuat
cambuk dari tali lalu mengusir mereka semua dari Bait Suci dengan semua
kambing domba dan lembu mereka; uang penukar-penukar dihamburkan-Nya ke
tanah dan meja-meja mereka dibalikkan-Nya. Kepada pedagang-pedagang
merpati Ia berkata: "Ambil semuanya ini dari sini, jangan kamu membuat
rumah Bapa-Ku menjadi tempat berjualan." Maka teringatlah
murid-murid-Nya, bahwa ada tertulis: "Cinta untuk rumah-Mu menghanguskan
Aku. Orang-orang Yahudi menantang Yesus, katanya: "Tanda apakah dapat
Engkau tunjukkan kepada kami, bahwa Engkau berhak bertindak demikian?"
Jawab Yesus kepada mereka: "Rombak Bait Allah ini, dan dalam tiga hari
Aku akan mendirikannya kembali." Lalu kata orang Yahudi kepada-Nya:
"Empat puluh enam tahun orang mendirikan Bait Allah ini dan Engkau dapat
membangunnya dalam tiga hari?" Tetapi yang dimaksudkan-Nya dengan Bait
Allah ialah tubuh-Nya sendiri. Kemudian, sesudah Ia bangkit dari antara
orang mati, barulah teringat oleh murid-murid-Nya bahwa hal itu telah
dikatakan-Nya, dan merekapun percayalah akan Kitab Suci dan akan
perkataan yang telah diucapkan Yesus.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Renungan
Nabi Yehezkiel mengisahkan penglihatan tentang air yang mengalir dari
Bait Allah yang membawa kehidupan bagi semua yang dialirinya. Pepohonan
yang terkena alirannya berdaun hijau dan tidak pernah layu, buahnya
menjadi makanan dan daunnya menjadi obat. Air yang mengalir dari Bait
Allah menjadi lambang berkat melimpah yang senantiasa dialirkan oleh
Allah yang tinggal di dalamnya. Berkat yang mengalir itu menyuburkan,
menyejahterakan, dan menghidupkan.
St. Paulus bertanya, "Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu?" Ia
mengingatkan kita bahwa kita adalah Bait Allah; tempat Allah
bersemayam. Barangkali kita malu mengakuinya karena sadar bahwa diri
kita tidak layak menjadi tempat kediaman Allah, tetapi memang
demikianlah kenyataannya. Allah bahkan berkenan tinggal dalam hidup kita
yang rapuh, yang penuh dengan dosa. Allah berkenan tinggal di dalam
diri kita meskipun ruang hati kita tidak rapi atau bahkan kotor. Justru
kehadiran Allah dalam diri kita itulah yang menyucikan hidup kita. Allah
tidak menunggu sampai diri kita menjadi bersih dan suci lalu Allah akan
bersemayam dalam diri kita. Allah justru tinggal dalam diri kita supaya
kehadiran-Nya membersihkan dan menyucikan hidup kita. Kita semua pernah
disucikan oleh Allah saat kita dibaptis. Dalam perjalanan waktu, tubuh
kita mulai kotor dengan dosa dan ketidaksetiaan, tetapi Tuhan selalu
menyediakan kesempatan untuk bertobat. Tubuh dan hidup kita selalu butuh
disucikan.
Kalau Bait Allah Yerusalem mengalirkan air menghidupkan yang berasal
dari Allah, kita pun dipanggil untuk mengalirkan air yang juga berasal
dari Allah yang tinggal di dalam diri kita. Air itu adalah aliran berkat
yang menjadi nyata dalam kasih, pelayanan, persaudaraan, hormat, dan
pertolongan yang kita berikan kepada sesama. (ER/Inspirasi Batin 2015)
Antifon Komuni (1Ptr 2:5)
Bagaikan batu-batu hidup kamu dibangun, menjadi bangunan rohani, imamat kudus.
Be built up like living stones, into a spiritual house, a holy priesthood.
atau
Ierusalem, quæ ædificatur ut civitas, cuius participatio eius in
idipsum: illuc enim ascenderunt tribus, tribus Domini, ad confitendum
nomini tuo, Domine. (Mzm 122:3-4)
Hai Yerusalem, yang telah
didirikan sebagai kota yang bersambung rapat, ke mana suku-suku
berziarah, yakni suku-suku Tuhan, untuk bersyukur kepada nama Tuhan sesuai dengan peraturan bagi Israel. (Mzm 122:3-4)