| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Jumat, 13 November 2015 Hari Biasa Pekan XXXII

Jumat, 13 November 2015
Hari Biasa Pekan XXXII

“Sacrosanctum Concilium” mengingatkan kepada kita bahwa “setiap perayaan liturgi, sebagai karya Kristus sang Imam serta Tubuh-Nya yakni Gereja, merupakan kegiatan suci yang sangat istimewa. Tidak ada tindakan Gereja lainnya yang menandingi daya dampaknya dengan dasar yang sama serta dalam tingkat yang sama” (SC, 7). Kita perlu memupuk kesadaran iman ini mengenai liturgi, agar liturgi tidak pernah direduksi menjadi sesuatu yang kita manipulasi sesuka hati. Benediktus XVI pernah mengatakan: “sayangnya, kita juga sebagai gembala dan para ahli, lebih memandang liturgi sebagai sesuatu yang perlu diperbaharui daripada sebagai subyek yang mampu membaharui hidup Kristiani” (Homili 6 Mei 2011). Ketika kita merayakan ataupun mempelajari liturgi, kita mesti bersikap penuh hormat bagaikan nabi Musa yang menghampiri semak duri yang menyala, sebagai tanda kehadiran Allah yang hidup. (Homili Yang Mulia Antonio Guido Filipazzi: “Keindahan Liturgi Terkait dengan Hakikat Liturgi”)

Antifon Pembuka (Mzm 19:2-3)

Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan pekerjaan tangan-Nya; hari meneruskan berita itu kepada hari, dan malam menyampaikan pengetahuan itu kepada malam.

Doa Pagi


Allah Bapa kami di surga yang mahabijaksana, ajarilah kami mengenal tanda-tanda, yang Kaugunakan untuk menyampaikan kebijaksanaan-Mu. Semoga sabda-Mu memancarkan cahaya kepada siapa pun yang mencari Engkau. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin

Bacaan dari Kitab Kebijaksanaan (13:1-9)
   
   
"Jika mereka mampu menyelidiki jagad raya, mengapa mereka tidak menemukan penguasa semuanya itu?"
  
Sungguh tolol karena kodratnya semua orang yang tidak mengenal Allah sama sekali; mereka yang tidak mampu mengenal Dia yang ada dari barang-barang yang kelihatan! Walaupun berhadapan dengan karya-karya-Nya mereka tidak mengenal Senimannya. Sebaliknya yang mereka anggap sebagai allah penguasa jagat raya ialah api atau angin atau pun badai, gugusan bintang-bintang atau air yang bergelora, atau pun penerang-penerang yang ada di langit. Jika dengan menikmati keindahannya mereka sampai menganggapnya allah, maka seharusnya mereka mengerti betapa lebih mulianya Penguasa kesemuanya itu. Sebab Bapa dari keindahan itulah yang menciptakannya. Jika mereka sampai terpesona oleh kuasa dan daya, maka seharusnya mereka menjadi insyaf karenanya, betapa lebih kuasanya Pembentuk semuanya itu. Sebab orang dapat mengenal Pencipta dengan membanding-bandingkan kebesaran dan keindahan ciptaan-ciptaan-Nya. Namun demikian dalam hal ini mereka hanya sedikit saja salahnya, sebab mungkin mereka hanya tersesat, tetapi mereka mencari Allah dan berusaha menemukan-Nya. Karena sibuk mengamat-amati karya-karya Allah dan menyelidikinya. Mereka hanya terpukau oleh apa yang mereka lihat, sebab memang indahlah semua yang kelihatan itu. Tetapi bagaimana pun mereka tidak dapat dimaafkan. Sebab jika mereka mampu mengetahui sebanyak itu, sehingga dapat menyelidiki jagat raya, mengapa mereka tidak terlebih dahulu menemukan Penguasa semuanya itu?
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = g, 4/4, PS 834
Ref. Nama Tuhan hendak kuwartakan di tengah umat kumuliakan.
Ayat. (Mzm 19:2-3.4-5; Ul: lih.5a)
1. Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan karya tangan-Nya; hari yang satu mengisahkannya kepada hari yang lain, dan malam yang satu menyampaikan pengetahuannya kepada malam berikut.
2. Meskipun tidak berbicara, dan tidak memperdengarkan suara, namun di seluruh bumi bergaunglah gemanya, dan amanat mereka sampai ke ujung bumi.

Bait pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Luk 21:28)
Angkatlah mukamu, sebab penyelamatmu sudah mendekat.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (17:26-37)
 
"Kapan Anak Manusia akan menyatakan diri."
 
Pada suatu ketika Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya, “Sebagaimana halnya pada zaman Nuh, demikian pula kelak pada hari Anak Manusia. Pada zaman Nuh itu orang-orang makan dan minum, kawin dan dikawinkan, sampai pada hari Nuh masuk ke dalam bahtera. Lalu datanglah air bah dan membinasakan mereka semua. Demikian pula yang terjadi pada zaman Lot. Mereka makan dan minum, membeli dan menjual, menanam dan membangun, sampai pada hari Lot keluar dari Sodom. Lalu turunlah hujan api dan belerang dari langit dan membinasakan mereka semua. Demikianlah halnya kelak pada hari Anak Manusia menyatakan diri. Pada hari itu barangsiapa sedang ada di peranginan di atas rumah, janganlah ia turun untuk mengambil barang-barang di dalam rumah. Demikian pula yang sedang berada di ladang, janganlah ia pulang. Ingatlah akan isteri Lot! Barangsiapa berusaha memelihara nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya, ia akan menyelamatkannya. Aku berkata kepadamu: Pada malam itu kalau ada dua orang di atas ranjang, yang satu akan dibawa dan yang lain ditinggalkan. Kalau ada dua orang wanita yang sedang bersama-sama mengilang, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan.” Para murid lalu bertanya, “Di mana, Tuhan?” Yesus menjawab, “Di mana ada mayat, di situ berkerumun burung nasar.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
 
Renungan
 
Duduk di tepi pantai pada sore hari sambil menyaksikan lembayung di ufuk barat sangat indah dan mempesona. Warnanya tiada yang bisa menandingi. Debur ombak dan pantulan cahaya membuat alam ini serasa memanjakan kita. Kita hanya bisa terbelalak dan enggan untuk beranjak karena takut kehilangan setiap gerakan alam yang sedang menari-nari.

Kekaguman kita harusnya menghantar pada perjumpaan dengan Sang Pengada yaitu Allah sendiri. Dialah yang telah merangkai semuanya ini agar manusia menyaksikan dan mengakui kebesaran-Nya. Inilah sabda alam. ”Sungguh tolol karena kodratnya semua orang yang tidak mengenal Allah sama sekali; dan mereka tidak mampu mengenal Dia yang ada dari barang-barang yang kelihatan, dan walaupun berhadapan dengan pekerjaan-Nya mereka tidak mengenal Senimannya” (Keb. 13:1).

Allah itu bukanlah Allah yang jauh, tak terhingga dan tak tersentuh. Ia senantiasa memperlihatkan kehadiran dan kemurahan hati-Nya. Kita bisa merasakan-Nya kapan saja dan dimana saja. Hanya mungkin sering kali Tuhan tersembunyi bagi kita karena hati kita sudah terpaut oleh harta, pangkat, dan harga diri.

Tuhan, sungguh agung dan mulia karya tangan-Mu, tiada terkira. Segalanya telah Engkau rangkai dalam sebuah simfoni semesta yang indah. Terpujilah Engkau, Tuhan! Amin. (Ziarah Batin 2015, Renungan dan Catatan Harian)

Antifon Komuni (Mzm 19:2-3)

Meskipun tidak berbicara dan tidak memperdengarkan suara, namun di seluruh bumi bergaunglah gemanya, dan amanat mereka sampai ke ujung bumi.

Kamis, 12 November 2015 Peringatan Wajib St. Yosafat, Uskup dan Martir

Kamis, 12 November 2015
Peringatan Wajib St. Yosafat, Uskup dan Martir
 
“Uskup Yosafat menyerahkan hidupnya sebagai martir demi kehidupan Gereja” (Paus Pius XI)

 
Antifon Pembuka (Luk 4:18)

Roh Tuhan menyertai aku. Aku diurapi-Nya dan diutus mewartakan kabar gembira kepada kaum fakir miskin dan menghibur orang yang remuk redam.

Doa Pagi


Allah Bapa yang kekal dan kuasa, bangkitkanlah di dalam Gereja-Mu semangat yang mendorong Santo Yosafat untuk menyerahkan nyawa bagi domba-dombanya. Semoga berkat doa dan teladannya kami dijiwai oleh semangat yang sama, sehingga takkan takut mempertaruhkan nyawa bagi kepentingan sesama. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.

Kebijaksanaan merupakan pantulan cahaya kekal, dan cermin tak bernoda kegiatan Allah serta gambar kebaikan-Nya. Kebijaksanaan masuk ke dalam jiwa yang suci, yang olehnya dijadikan sahabat Allah dan nabi.


Bacaan dari Kitab Kebijaksanaan (7:22-8:1)
  
"Kebijaksanaan merupakan pantulan cahaya kekal, dan cermin tak bernoda kegiatan Allah."
  
Di dalam kebijaksanaan ada roh yang arif dan kudus, tunggal, majemuk dan halus, mudah bergerak, jernih dan tidak bernoda, terang, tidak dapat dirusak, suka akan yang baik dan tajam, tidak tertahan, murah hati dan sayang akan manusia, tetap, meyakinkan dan mantap, mahakuasa dan memelihara semuanya serta menyelami sekalian roh yang arif, murni dan halus sekalipun. Sebab kebijaksanaan lebih lincah dari segala gerakan, karena dengan kemurniannya ia menembus dan melintasi segala-galanya. Kebijaksanaan adalah napas kekuatan Allah, dan pancaran murni kemuliaan Yang Mahakuasa. [Karena itu tidak ada sesuatupun yang bernoda masuk ke dalamnya]. Karena kebijaksanaan merupakan pantulan cahaya kekal, dan cermin tak bernoda kegiatan Allah, serta gambar kebaikan-Nya. Meskipun tunggal, namun kebijaksanaan mampu akan segala-galanya, dan walaupun tinggal di dalam dirinya, namun membarui semuanya. Dari angkatan yang satu ke angkatan yang lain ia beralih masuk ke dalam jiwa-jiwa yang suci, yang olehnya dijadikan sahabat Allah dan nabi. Tiada sesuatu pun yang dikasihi Allah kecuali orang yang berdiam bersama dengan kebijaksanaan. Sebab kebijaksanaan lebih indah daripada matahari, dan mengalahkan setiap tempat bintang-bintang. Dibandingkan dengan siang terang dialah yang unggul, sebab siang digantikan malam, sedangkan kejahatan tak sampai menggagahi kebijaksanaan. Dengan kuat ia meluas dari ujung yang satu ke ujung yang lain, dan halus memerintah segala sesuatu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan
Ref. Ya Tuhan, untuk selama-lamanya firman-Mu tetap teguh.
Ayat. (Mzm 119:89.90.91.130.135.175)
1. Untuk selama-lamanya, ya Tuhan, firman-Mu tetap teguh di surga.
2. Kesetiaan-Mu dari keturunan ke keturunan; bumi Kautegakkan, sehingga tetap ada.
3. Menurut hukum-hukum-Mu sekarang semuanya itu ada, sebab segala sesuatu melayani Engkau.
4. Bila tersingkap, firman-Mu memberi terang, memberi pengertian kepada orang-orang bodoh.
5. Sinarilah hamba-Mu dengan wajah-Mu, dan ajarkanlah ketetapan-ketetapan-Mu kepadaku.
6. Biarlah jiwaku hidup supaya memuji-muji Engkau, dan biarlah hukum-hukum-Mu menolong aku.

Bait Pengantar Injil, do = bes, PS 954
Ref. A l l e l u y a
Ayat. (Yoh 15:5)
Aku inilah pokok anggur, kamulah rantingnya. Tinggallah beserta-Ku, maka Aku tinggal besertamu, dan kamu akan berbuah banyak.

Kerajaan Allah tanpa tanda-tanda lahiriah. Dia ada tanpa dilihat oleh mata. Akan tetapi Kerajaan Allah itu sudah hadir, ada di tengah-tengah hidup orang beriman. Anak-anak Kerajaan tentu memahami kehadirannya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (17:20-25)
  
"Kerajaan Allah sudah ada di tengah-tengahmu."
  
Sekali peristiwa orang-orang Farisi bertanya kepada Yesus, kapan Kerajaan Allah datang. Yesus menjawab, “Kerajaan Allah datang tanpa tanda-tanda lahiriah. Tidak dapat dikatakan, ‘Lihat, ia ada di sini’, atau ‘ia ada di sana’. Sebab sesungguhnya Kerajaan Allah sudah ada di tengah-tengahmu.” Yesus berkata kepada para murid, ‘Akan datang waktunya kalian ingin melihat salah satu hari Anak Manusia itu. Tetapi kalian tidak akan melihatnya. Orang akan berkata kepadamu, ‘Lihat dia ada di sana! Lihat, dia ada di sini!’ Tetapi jangan kalian pergi ke situ, jangan kalian ikut. Sebab seperti kilat memancar dari ujung langit yang satu ke ujung langit yang lain, demikian pula halnya dengan Anak Manusia, pada hari kedatangan-Nya kelak. Tetapi Ia harus menanggung banyak penderitaan dahulu dan ditolak oleh angkatan ini.”
Inilah Injil Tuhan kita.
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
 
Renungan
 
Orang bijak selalu berada di tengah, ia tidak ekstrem kiri atau ekstrem kanan. Yesus mengajarkan bahwa “sesungguhnya Kerajaan Allah sudah ada di tengah-tengahmu”. Yesus selalu menengahi relasi antar manusia dan Bapa. Yesus, Sang Bijak, adalah “napas kekuatan Allah dan pancaran murni kemuliaan Yang Mahakuasa”. Yesus menghendaki agar kita tidak mudah diombang-ambingkan oleh ucapan manusia yang tidak dapat dipercaya. Sebaliknya kita jangan membingungkan orang lain dengan sengaja.

Antifon Komuni (Mat 10:39)
 
Barangsiapa mempertahankan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya.
 
 Doa Malam
 
Allah yang mahakuasa, Engkau telah mempercayakan umat-Mu kepada bimbingan Bapa Johannes Pujasumarta, Uskup kami. Kami mohon, semoga berkat jerih payahnya ia dapat beristirahat dalam sukacita-Mu yang kekal. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.



RUAH

11 November: Santo Martinus dari Tours


Martinus lahir di Sabaria, Pannoia (Szombathely, Hungaria Barat) tahun 316, namun besar di Italia. Ia diharapkan kelak menjadi seorang perwira Romawi yang tangguh, karena ayahnya, Sulpicius Severus adalah seorang perwira Romawi yang berpangkat tinggi. Sayang, ayah Martinus masih kafir. Ia dimasukkan ke dalam dinas militer saat ia berusia 15 tahun.

 Meskipun Martinus ditempa sebagai seorang prajurit yang gagah perkasa, namun ia memiliki hati yang lembut dan tulus. Sedikit pun ia tidak terpengaruh dengan lingkungan militer yang sangat kental dengan kekafiran. Sejak umur 10 tahun ia telah diam-diam menjadi katekumen agama Katolik. Nilai-nilai kasih Kristianinya nampak dalam suatu peristiwa iman.

 Waktu itu musim dingin sedang berlangsung. Ketika Martinus sedang dalam perjalanan ke Armens, ia bertemu seorang pengemis yang sedang kedinginan di depan pintu gerbang kota. Pengemis itu lalu mengulurkan tangannya meminta sedekah. Martinus berhenti untuk memberinya sedekah. Namun, ternyata Martinus tidak memiliki sepeser pun uang. Karena hatinya tergerak oleh belas kasihan, Martinus langsung memotong mantol yang dikenakannya menjadi dua bagian. Sebagian dari mantolnya yang indah itu langsung diberikan kepada pengemis malang itu, sehingga Martinus hanya mengenakan mantolnya yang tinggal separuh.

 Pada malam harinya, Martinus mendapatkan sebuah penglihatan. Ia melihat Yesus bersama sejumlah besar malaikat datang menghampirinya. Menariknya, Yesus datang dengan mengenakan mantol yang diberikannya kepada pengemis tadi. Yesus berkata kepada para malaikat, "Seorang katekumen yang bernama Martinus memberikan mantel itu kepada-Ku". Tidak lama setelah peristiwa ini, Martinus segera menerima Sakramen Pembaptisan ketika ia berusia 18 tahun. Kemudian ia keluar dari dunia kemiliteran, karena menurutnya sebagai laskar Kristus ia tidak boleh berperang.

 Atas didikan St. Hilarius dan St. Hieronimus, Martinus ditahbiskan menjadi imam. Ia diutus sebagai gembala di Illirikum, Yugoslavia. Setelah itu ia kembali menarik diri untuk menjalani hidup bertapa di sebuah pulau kecil dekat pantai selatan Perancis. Kemudian ia bersama St. Hilarius mendirikan biara rahib pertama di Liguge, Perancis. Martinus ditahbiskan menjadi uskup pada tahun 371. Bersama para rahibnya, ia terkenal giat mewartakan pertobatan dan Kerajaan Allah. Ia tidak segan-segan melawan kekafiran dan penyembahan berhala yang sangat marak pada zaman itu. Ia meninggal pada 8 November 397 di Gaul, Perancis Tengah. Peringatannya dirayakan setiap tanggal 11 November.

 Dari Santo Martinus, kita belajar tentang semangat berkorban dan melayani dengan rendah hati. Sekalipun ia adalah anak seorang kaya, namun ia dapat melihat Tuhan dalam diri pengemis. (Sumber: RUAH, www.wikipedia.org, www.algarvepress.net, www.newadvent.org)

Rabu, 11 November 2015 Peringatan Wajib St. Martinus dari Tours, Uskup

Rabu, 11 November 2015
Peringatan Wajib St. Martinus dari Tours, Uskup

Gereja menegaskan lagi prakteknya yang berdasarkan Kitab Suci, untuk tidak mengizinkan mereka yang bercerai, kemudian menikah lagi, menyambut Ekaristi Kudus. Mereka tidak dapat diijinkan, karena status dan kondisi hidup mereka berlawanan dengan persatuan cinta kasih antara Kristus dan Gereja, yang dilambangkan oleh Ekaristi dan merupakan buahnya. Selain itu masih ada alasan pastoral khusus lainnya. Seandainya mereka itu diperbolehkan menyambut Ekaristi, umat beriman akan terbawa dalam keadaan sesat dan bingung mengenai ajaran Gereja, bahwa pernikahan tidak dapat diceraikan. Pendamaian melalui Sakramen Tobat, yang membuka pintu kepada Ekatisti, hanya dapat diberikan kepada mereka, yang menyesalkan bahwa mereka telah menyalahi lambang Perjanjian dan kesetian terhadap Kristus, dan setulus hati besedia menempuh jalan hidup yang tidak bertentangan lagi dengan tidak terceraikannya pernikahan. Dalam prakteknya itu berarti, bahwa bila karena alasan-alasan serius, misalnya pendidikan anak-anak, pria dan wanita tidak dapat memenuhi kewajiban untuk berpisah, mereka “sanggup menerima kewajiban untuk hidup dalam pengendalian diri sepenuhnya, artinya dengan berpantang dari tindakan-tindakan yang khas bagi suami isteri.” … Dengan bertindak begitu Gereja menyatakan kesetiannya sendiri terhadap Kristus serta kebenaran-Nya. Sekaligus Gereja menunjukkan keprihatinan keibuannya terhadap putera-puterinya, khususnya mereka, yang tanpa kesalahan mereka telah ditinggalkan oleh pasasangan mereka yang sah. (Paus Yohanes Paulus II, Ensiklik Familiaris Consortio, No. 84)
 

Antifon Pembuka (1Sam 2:35)

Tuhan bersabda, "Seorang imam akan Kuangkat bagi-Ku, Ia setia pada-Ku dan bertindak menurut maksud dan keinginan-Ku."
 
I shall raise up for myself a faithful priest who will act in accord with my heart and my mind, says the Lord.

 
Doa Pagi

 
Allah Bapa, kemuliaan para kudus, uskup-Mu Santo Martinus meluhurkan Dikau baik dengan kehidupan maupun dengan kematiannya. Perbaruilah kiranya dalam hati kami karya agung rahmat-Mu, sehingga maut ataupun hidup takkan mampu memisahkan kami dari cinta kasih-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Kebijaksanaan (6:2-11)
      
"Dengarkanlah, hai para raja, dan pelajarilah kebijaksanaan."
   
Hai para raja yang memerintah orang banyak dan bermegah karena banyaknya rakyatmu, condongkanlah telingamu. Sebab dari Tuhanlah kamu diberi kekuasaan dan pemerintahan datang dari Yang Mahatinggi, yang akan memeriksa segala pekerjaanmu serta menyelami rencanamu, oleh karena kamu yang hanya menjadi abdi dari kerajaan-Nya tidak memerintah dengan tepat, tidak pula menepati hukum, atau berlaku menurut kehendak Allah. Dengan dahsyat dan cepat Ia akan mendatangi kamu, sebab pengadilan yang tak terelakkan menimpa para pembesar. Memang yang bawahan saja dapat dimaafkan karena belas kasihan, tetapi yang berkuasa akan disiksa dengan berat. Sang Kuasa atas segala-galanya tidak akan mundur terhadap siapapun, dan kebesaran orang tidak dihiraukan-Nya. Sebab yang kecil dan yang besar dijadikan oleh-Nya, dan semua dipelihara oleh-Nya dengan cara yang sama. Tetapi terhadap yang berkuasa akan diadakan pemeriksaan keras. Jadi perkataanku ini tertuju kepada kamu, hai pembesar, agar kamu belajar kebijaksanaan dan jangan sampai terjatuh. Sebab mereka yang secara suci memelihara yang suci akan disucikan pula, dan yang dalam hal itu terpelajar akan mendapat pembelaan. Jadi, hendaklah menginginkan serta merindukan perkataanku, maka kamu akan dididik.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Bangunlah, ya Allah, hakimilah bumi.
Ayat. (Mzm 82:3-4.6-7)
1. "Berilah keadilan kepada orang lemah dan kepada anak yatim, belalah hak orang sengsara dan orang yang kekurangan! Luputkanlah orang lemah dan miskin, lepaskanlah mereka dari tangan orang fasik."
2. Allah sendiri telah berfirman, "Kamu adalah allah, kamu sekalian adalah anak-anak Yang Mahatinggi. Namun kamu akan mati seperti manusia, dan seperti salah seorang pembesar kamu akan tewas."

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (1Tes 5:18)
Hendaklah kalian mengucap syukur dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah bagi kalian di dalam Kristus Yesus.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (17:11-19)
  
"Tidak adakah yang kembali untuk memuliakan Allah selain orang asing itu?"
   
Dalam perjalanan-Nya ke Yerusalem, Yesus menyusur perkotaan Samaria dan Galilea. Ketika Ia memasuki suatu desa datanglah sepuluh orang kusta menemui Dia. Mereka tinggal berdiri agak jauh dan berteriak, “Yesus, Guru, kasihanilah kami!” Yesus lalu memandang mereka dan berkata, “Pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam.” Dan sementara dalam perjalanan mereka menjadi tahir. Seorang di antara mereka ketika melihat bahwa dirinya telah sembuh, kembali sambil memuliakan Allah dengan suara nyaring, lalu tersungkur di depan kaki yesus dan mengucap syukur kepada-Nya. Orang itu seorang Samaria. Lalu Yesus berkata, “Bukankah kesepuluh orang tadi semuanya telah menjadi tahir? Di manakah yang sembilan orang tadi? Tidak adakah di antara mereka yang kembali untuk memuliakan Allah selain orang asing ini?” Lalu Ia berkata kepada orang itu, “Berdirilah dan pergilah, imanmu telah menyelamatkan dikau.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.
 
Renungan
 
Dalam budaya hidup manusia, kita mengenal kelas-kelas yang membedakan orang satu dengan yang lain. Ada pria dan wanita, ada kaya dan miskin, ada pintar dan bodoh, ada bangsa yang terpilih dan yang tersingkir. Tentunya ada kelompok yang merasa lebih daripada yang lain. Itulah yang dialami oleh orang-orang Yahudi di zaman Yesus. Mereka adalah bangsa terpilih dan merasa satu-satunya yang akan diselamatkan Tuhan. Kepercayaan semacam ini membuat mereka merasa sombong dan meremehkan yang lain.
 
Kisah sepuluh orang kusta memperlihatkan bahwa hanya orang Samaria, bangsa kafir itu yang datang dan bersujud syukur di depan kaki Yesus. Orang inilah yang dibenarkan oleh Yesus karena dia sadar bahwa pemulihan dan kebaikan terjadi bukan karena ia layak mendapatkannya, tetapi karena belas kasih Allah yang memungkinkan semuanya itu terjadi.

Dalam perayaan Ekaristi, kita selalu berkata: ”saya berdosa, saya berdosa, saya sungguh berdosa”. Sejak awal perayaan kita diingatkan bahwa kita ini tidak layak mendapatkan berkat yang begitu melimpah. Tetapi bagi Allah, kecil dan besar dijadikan oleh-Nya dan semua dipelihara-Nya dengan cara yang sama. Allah melimpahi berkat-Nya kepada semua orang, tanpa pandang bulu, seperti hujan yang membasahi bumi dan matahari yang menyinari semua makhluk. Besar atau kecilnya rahmat yang kita terima tergantung dari sikap dan cara kita menerimanya. (Ziarah Batin 2015, Renungan dan Catatan Harian)

Doa Malam

Allah Bapa, pusat hidup kami, Engkau telah menyegarkan kami dengan ekaristi tanda kesatuan. Semoga hati kami dalam segalanya selalu senada dengan kehendak-Mu, sehingga sebagaimana Santo Martinus kami menyerahkan diri seutuhnya kepada-Mu dan menjadi milik-Mu seutuhnya. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Antifon Komuni (Bdk. Mat 25:40)

Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku.

Amen, I say to you: Whatever you did for one of the least of my brethren. you did it for me, says the Lord.

Selasa, 10 November 2015 Peringatan St. Leo Agung, Paus dan Pujangga Gereja

Selasa, 10 November 2015
Peringatan St. Leo Agung, Paus dan Pujangga Gereja

“Dalam kesatuan iman dan pembaptisan, kita memiliki kedudukan sama bagi kita semua” (St. Leo Agung)


Antifon Pembuka (Sir 45:30)

Tuhan mengikat perjanjian damai dengannya, mengangkat dia menjadi pemimpin umat dan memberinya martabat imam agung.

Doa Pagi


Allah Bapa, benteng pertahanan kami, Gereja-Mu Kaualaskan pada Petrus, wadas kokoh kuat yang takkan digoncangkan oleh serangan kerajaan maut. Semoga berkat doa Santo Leo Agung, Gereja-mu berdiri teguh dalam kebenaran dan tetap dilindungi dalam damai. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.

Allah menciptakan manusia seturut gambar hakikat-Nya dan untuk kebakaan. Mereka yang telah percaya kepada Allah akan memahami kebenaran, dan yang setia dalam kasih akan tinggal pada-Nya. Selain itu, kasih setia dan belas kasih menjadi bagian orang-orang pilihan Allah.

Bacaan dari Kitab Kebijaksanaan (2:23-3:9)
    
  
"Menurut pandangan orang bodoh, mereka itu mati, padahal mereka menikmati ketenteraman."
   
Allah telah menciptakan manusia untuk kebakaan, dan ia dijadikan-Nya gambar hakikat-Nya sendiri. Tetapi karena dengki setan maka maut masuk ke dunia, dan yang menjadi milik setan mencari maut itu. Tetapi jiwa orang benar ada di tangan Allah, dan siksaan tiada menimpa mereka. Menurut pandangan orang bodoh mereka mati nampaknya, dan pulang mereka dianggap malapetaka, dan kepergiannya dari kita dipandang sebagai kehancuran. Namun mereka berada dalam ketenteraman. Kalaupun mereka disiksa menurut pandangan manusia, namun harapan mereka penuh kebakaan. Setelah disiksa sebentar mereka menerima anugerah yang besar, sebab Allah hanya menguji mereka, lalu mendapati mereka layak bagi diri-Nya. Laksana emas dalam dapur api diperiksalah mereka oleh-Nya, lalu diterima bagaikan kurban bakaran. Maka pada waktu pembalasan mereka akan bercahaya, dan laksana bunga api yang berlari-larian di ladang jerami. Mereka akan mengadili para bangsa dan memerintah sekalian rakyat. Dan Tuhan berkenan memerintah mereka selama-lamanya. Orang yang telah percaya kepada Allah akan memahami kebenaran, dan yang setia dalam kasih akan tinggal pada-Nya. Sebab kasih setia dan belas kasih menjadi bagian orang-orang pilihan Allah.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = d, 4/4, PS 816
Ref. Tuhan mendengarkan doa orang beriman
Atau Aku hendak memuji Tuhan setiap waktu.
Ayat. (Mzm 34:2-3.16-19)
1. Aku hendak memuji Tuhan setiap waktu; puji-pujian kepada-Nya selalu ada di dalam mulutku. Karena Tuhan jiwaku bermegah; biarlah orang-orang yang rendah hati mendengarnya dan bersukacita.
2. Mata Tuhan tertuju kepada orang-orang benar, dan telinga-Nya kepada teriak mereka minta tolong; wajah Tuhan menentang orang-orang yang berbuat jahat untuk melenyapkan ingatan akan mereka dari muka bumi.
3. Apabila orang benar itu berseru-seru, Tuhan mendengarkan; dari segala kesesakannya mereka Ia lepaskan. Tuhan itu dekat kepada orang-orang yang patah hati, Ia menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya.

Bait Pengantar Injil, do = g, 2/4, PS 952
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.
Setelah ayat, Alleluya dilagukan dua kali.
Ayat. (Yoh 14:23)
Barangsiapa mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku. Bapa-Ku akan mengasihi dia, dan Kami akan datang kepada-Nya.

Yesus menasihati para murid-Nya agar perbuata-perbuatan kasih dalam melayani sesama dilakukan dengan rendah hati. Tetapi mereka hendaknya berkata pada dirinya, “Kami ini hamba-hamba yang tak berguna; kami hanya melakukan apa yang harus kami lakukan.” Inilah ketaatan seorang hamba.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (17:7-10)
  
"Kami hamba-hamba tak berguna; kami hanya melakukan apa yang harus kami lakukan."
  
Yesus bersabda kepada para murid, “Siapa di antaramu yang mempunyai seorang hamba, yang membajak atau menggembalakan ternak baginya, akan berkata kepada hamba itu waktu ia pulang dari ladang, ‘Mari segera makan’? Bukankah sebaliknya ia akan berkata kepada hamba itu, ‘Sediakanlah makananku. Ikatlah pinggangmu dan layanilah aku sampai aku selesai makan dan minum! Dan sesudah itu engkau boleh makan dan minum.’ Adakah ia berterima kasih kepada hamba itu, karena ia telah melakukan apa yang ditugaskan kepadanya? Demikian jugalah kalian. Apabila kalian telah melakukan segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu, hendaklah kalian berkata, ‘Kami ini hamba-hamba tak berguna; kami hanya melakukan apa yang harus kami lakukan’.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Setiap orang Katolik memiliki tugas untuk melatih kerendahan hati di hadapan orang lain baik seiman maupun tidak seiman karena kita yakin bahwa “kasih setia dan belas kasih menjadi bagian orang-orang pilihan Allah”. Kita memandang manusia lain sebagai ciptaan Tuhan yang “dijadikan-Nya gambar hakikat-Nya sendiri”. Orang lain bisa saja membuat kita celaka, sedih, takut, kecewa, putus asa dan galau namun kasih persaudaraan dalam Kristus Yesus tetap harus kita perjuangkan sebab kita “hanya melakukan apa yang harus kami lakukan”.

Doa Malam

Ya Yesus, kasih-Mu tiada batas. Egkau datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani. Jadikanlah kami, hamba-hamba-Mu yang setia, yang setiap saat bersedia melaksanakan kehendak-Mu dengan rela dan mengerjakan segala sesuatu dengan cinta yang besar dan demi kemuliaan-Mu. Amin.


RUAH

Senin, 09 November 2015 Pesta Pemberkatan Gereja Basilik Lateran

 
Senin, 09 November 2015
Pesta Pemberkatan Gereja Basilik Lateran

“Tuhan tidak hanya hidup di dalam kenisah buatan manusia, yang dibangun dari kayu dan batu, tetapi lebih-lebih tinggal di dalam jiwa yang diciptakan menurut citra-Nya.” (St. Caesarius dari Arles)

Antifon Pembuka (bdk. Why 21:2)

Kulihat kota yang suci, Yerusalem yang baru, turun dari surga, dari Allah, berhias bagaikan pengantin perempuan yang berdandan untuk suaminya.

I saw the holy city, a new Jerusalem, coming down out of heaven from God, prepared like bride adorned for her husband

atau (bdk. Why 21:3)

Lihatlah, kemah Allah di antara manusia! Dia akan berdiam bersama mereka, dan mereka akan menjadi umat-Nya dan Allah-bersama-mereka ini akan menjadi Allah mereka.

Behold God's dwelling with the human race. He will dwell with them and they will be his people, and God himself with them will be their God.


atau (Mzm 68:6,7,36,2)

Deus in loco sancto suo: Deus, qui inhabitare facit unanimes in domo: ipse dabit virtutem et fortitudinem plebi suæ.

Pengantar


Hari ini kita merayakan Pesta Pemberkatan Gereja Basilika Lateran. Basilika agung ini didirikan oleh Kaisar Konstantinus Agung, putra Santa Helena, pada tahun 324. Dalam konteks sejarah Kristiani, Basilika ini merupakan Basilika agung yang pertama, yang melambangkan kemerdekaan dan perdamaian di dalam Gereja setelah tiga-abad lebih berada di dalam kancah penghambatan dan penganiayaan kaisar-kaisar Romawi yang kafir. Pemberkatannya yang kita peringati pada hari ini merupakan peringatan akan kemerdekaan dan perdamaian itu. Basilika Lateran merupakan Takhta Paus, bukan Basilika St. Petrus sebagaimana yang anda kira selama ini. Ketika Paus menetapkan dogma, Beliau berbicara dari Takhtanya di Basilika Lateran ini. Di Basilika Lateran inilah Kursi Petrus berada. Mula-mula pesta ini hanya dirayakan di Roma, namun lama kelamaan menjadi pesta bagi seluruh Gereja. Dalam pesta ini, selain kita mengenang dan memperingati kemerdekaan dan perdamaian yang dialami Gereja, kita juga mau mengungkapkan cinta kasih dan kesatuan kita dengan Uskup Roma, yang sekaligus menjabat sebagai Paus, pemersatu seluruh Gereja dalam cinta kasih Kristus. Gereja, tempat kita berkumpul merupakan tanda dan lambang Gereja, Umat Allah.

Doa Pagi

Ya Allah, dari batu-batu hidup dan terpilih Engkau telah menyiapkan tempat tinggal yang kekal bagi keagungan-Mu. Lipatgandakanlah di dalam Gereja-Mu anugerah Roh yang telah Engkau berikan, agar umat yang setia kepada-Mu senantiasa bertambah. Dengan pengantaraan Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Nubuat Yehezkiel (47:1-2.8-9.12)
   
  
"Aku melihat air mengalir dari dalam Bait Suci; ke mana saja air itu mengalir, semua yang ada di sana hidup."
 
Sekali peristiwa aku dibawa malaikat Tuhan ke gerbang Bait Suci, dan sungguh, ada air keluar dari bawah ambang pintu Bait Suci itu, mengalir menuju timur, sebab Bait Suci itu juga menghadap ke timur. Air itu mengalir dari bawah bagian samping kanan dari Bait Suci, sebelah selatan mezbah. Lalu malaikat itu menuntun aku keluar melalui pintu gerbang utara, dan dibawanya aku berkeliling dari luar menuju pintu gerbang luar yang menghadap ke timur. Sungguh, air itu membual dari sebelah selatan. Lalu malaikat itu berkata kepadaku, "Sungai ini mengalir menuju wilayah timur, menurun ke Araba-Yordan, dan bermuara di Laut Asin; maka air laut yang mengandung banyak garam itu menjadi tawar. Ke mana saja sungai itu mengalir, segala makhluk yang berkeriapan di dalamnya akan hidup. Ikan-ikan menjadi sangat banyak, sebab ke mana saja air itu sampai, air laut di situ menjadi tawar, dan ke mana saja sungai itu mengalir, semua yang ada di sana hidup. Pada kedua tepi sungai itu tumbuh bermacam-macam pohon buah-buahan, yang daunnya tidak pernah layu, dan buahnya tidak habis-habis. Tiap bulan ada lagi buahnya yang baru, sebab pohon-pohon itu mendapat air dari tempat kudus. Buahnya menjadi makanan dan daunnya menjadi obat."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = c, 2/4, PS 847
Ref. Tuhan penjaga dan benteng perkasa dalam lindungan-Nya aman sentosa.
Ayat. (Mzm 46:2-3.5-6.8-9; R: 5)
1. Allah itu tempat perlindungan dan kekuatan, sebagai penolong dalam kesesakan sangat terbukti. Sebab itu kita tidak akan takut, sekalipun bumi berubah, sekalipun gunung-gunung goncang di dalam laut.
2. Kota Allah, kediaman Yang Mahatinggi, di sukakan oleh aliran-aliran sungai. Allah ada di dalamnya, kota itu tidak akan goncang; Allah akan menolongnya menjelang pagi.
3. Tuhan semesta alam menyertai kita, kota benteng kita ialah Allah Yakub. Pergilah, pandanglah pekerjaan Tuhan. Yang mengadakan permusuhan di bumi.

Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus (1Kor 3:9b-11,6-17)
  
"Kamu adalah tempat kediaman Allah."
 
Saudara-saudara, kamu adalah ladang Allah, bangunan Allah. Sesuai dengan kasih karunia Allah, yang dianugerahkan kepadaku, aku sebagai seorang ahli bangunan yang cakap telah meletakkan dasar, dan orang lain membangun terus di atasnya. Tetapi tiap-tiap orang harus memperhatikan, bagaimana ia harus membangun di atasnya. Karena tidak ada seorangpun yang dapat meletakkan dasar lain dari pada dasar yang telah diletakkan, yaitu Yesus Kristus. Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu? Jika ada orang yang membinasakan bait Allah, maka Allah akan membinasakan dia. Sebab bait Allah adalah kudus dan bait Allah itu ialah kamu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = d, 2/2, PS 953
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (2Taw 7:16, 2/4)
Tempat ini telah Kupilih dan Kukuduskan. Supaya nama-Ku tinggal di sana sepanjang masa.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (2:13-22)
 
"Bait Allah yang dimaksudkan Yesus ialah tubuh-Nya sendiri."
 
Ketika hari raya Paskah orang Yahudi sudah dekat, Yesus berangkat ke Yerusalem. Dalam Bait Suci didapati-Nya pedagang-pedagang lembu, kambing domba dan merpati, dan penukar-penukar uang duduk di situ. Ia membuat cambuk dari tali lalu mengusir mereka semua dari Bait Suci dengan semua kambing domba dan lembu mereka; uang penukar-penukar dihamburkan-Nya ke tanah dan meja-meja mereka dibalikkan-Nya. Kepada pedagang-pedagang merpati Ia berkata: "Ambil semuanya ini dari sini, jangan kamu membuat rumah Bapa-Ku menjadi tempat berjualan." Maka teringatlah murid-murid-Nya, bahwa ada tertulis: "Cinta untuk rumah-Mu menghanguskan Aku. Orang-orang Yahudi menantang Yesus, katanya: "Tanda apakah dapat Engkau tunjukkan kepada kami, bahwa Engkau berhak bertindak demikian?" Jawab Yesus kepada mereka: "Rombak Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali." Lalu kata orang Yahudi kepada-Nya: "Empat puluh enam tahun orang mendirikan Bait Allah ini dan Engkau dapat membangunnya dalam tiga hari?" Tetapi yang dimaksudkan-Nya dengan Bait Allah ialah tubuh-Nya sendiri. Kemudian, sesudah Ia bangkit dari antara orang mati, barulah teringat oleh murid-murid-Nya bahwa hal itu telah dikatakan-Nya, dan merekapun percayalah akan Kitab Suci dan akan perkataan yang telah diucapkan Yesus.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
 
Renungan
 
Nabi Yehezkiel mengisahkan penglihatan tentang air yang mengalir dari Bait Allah yang membawa kehidupan bagi semua yang dialirinya. Pepohonan yang terkena alirannya berdaun hijau dan tidak pernah layu, buahnya menjadi makanan dan daunnya menjadi obat. Air yang mengalir dari Bait Allah menjadi lambang berkat melimpah yang senantiasa dialirkan oleh Allah yang tinggal di dalamnya. Berkat yang mengalir itu menyuburkan, menyejahterakan, dan menghidupkan.

St. Paulus bertanya, "Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu?" Ia mengingatkan kita bahwa kita adalah Bait Allah; tempat Allah bersemayam. Barangkali kita malu mengakuinya karena sadar bahwa diri kita tidak layak menjadi tempat kediaman Allah, tetapi memang demikianlah kenyataannya. Allah bahkan berkenan tinggal dalam hidup kita yang rapuh, yang penuh dengan dosa. Allah berkenan tinggal di dalam diri kita meskipun ruang hati kita tidak rapi atau bahkan kotor. Justru kehadiran Allah dalam diri kita itulah yang menyucikan hidup kita. Allah tidak menunggu sampai diri kita menjadi bersih dan suci lalu Allah akan bersemayam dalam diri kita. Allah justru tinggal dalam diri kita supaya kehadiran-Nya membersihkan dan menyucikan hidup kita. Kita semua pernah disucikan oleh Allah saat kita dibaptis. Dalam perjalanan waktu, tubuh kita mulai kotor dengan dosa dan ketidaksetiaan, tetapi Tuhan selalu menyediakan kesempatan untuk bertobat. Tubuh dan hidup kita selalu butuh disucikan.

Kalau Bait Allah Yerusalem mengalirkan air menghidupkan yang berasal dari Allah, kita pun dipanggil untuk mengalirkan air yang juga berasal dari Allah yang tinggal di dalam diri kita. Air itu adalah aliran berkat yang menjadi nyata dalam kasih, pelayanan, persaudaraan, hormat, dan pertolongan yang kita berikan kepada sesama. (ER/Inspirasi Batin 2015)
 
Antifon Komuni (1Ptr 2:5)

Bagaikan batu-batu hidup kamu dibangun, menjadi bangunan rohani, imamat kudus.

Be built up like living stones, into a spiritual house, a holy priesthood.

atau

Ierusalem, quæ ædificatur ut civitas, cuius participatio eius in idipsum: illuc enim ascenderunt tribus, tribus Domini, ad confitendum nomini tuo, Domine. (Mzm 122:3-4)

Hai Yerusalem, yang telah didirikan sebagai kota yang bersambung rapat, ke mana suku-suku berziarah, yakni suku-suku Tuhan, untuk bersyukur kepada nama Tuhan sesuai dengan peraturan bagi Israel. (Mzm 122:3-4)

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy