| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Senin, 18 Januari 2016 Hari Biasa Pekan II

Senin, 18 Januari 2016
Hari Biasa Pekan II

“Jika engkau mengikuti kehendak Allah, engkau tahu bahwa biarpun ada serba macam hal mengerikan yang terjadi atas dirimu namun engkau tidak akan pernah kehilangan tempat perlindungan terakhir. Engkau tahu bahwa fondasi dunia ini adalah kasih sehingga biarpun tidak ada seorang manusia pun yang dapat atau bersedia membantumu, engkau tetap dapat berjalan maju, seraya mempercayai Ia yang mengasihimu.” — Paus Benediktus XVI

Antifon Pembuka (Mzm 66:4)

Hendaklah seluruh bumi menyembah Engkau, dan bermadah serta melagukan mazmur bagi-Mu, Allah Mahaluhur.

Doa Pagi

Allah Bapa Mahasetia, ajarilah kami mematuhi sabda-Mu dan melaksanakan sabda Putra-Mu, yang selalu mematuhi kehendak-Mu dan melaksanakan janji-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
   
Bacaan dari Kitab Pertama Samuel (1Sam 15:16-23)
  
  
"Mengamalkan sabda Tuhan lebih baik daripada kurban sembelihan. Maka Tuhan telah menolak engkau sebagai raja."
  
Setelah Raja Saul melanggar perintah Tuhan, Samuel berkata kepadanya, “Sudahlah! Aku akan memberitahukan kepadamu apa yang disabdakan Tuhan kepadaku tadi malam.” Kata Saul kepadanya, “Katakanlah!” Sesudah itu berkatalah Samuel, “Engkau ini kecil pada pemandanganmu sendiri! Meskipun demikian bukankah engkau telah menjadi kepala atas suku-suku Israel? Bukankah Tuhan telah mengurapi engkau menjadi raja atas Israel? Bukankah Tuhan telah menyuruh engkau pergi, dengan pesan: Pergilah, tumpaslah orang-orang berdosa itu, yakni orang Amalek, berperanglah melawan mereka sampai engkau membinasakan mereka? Mengapa engkau tidak mendengarkan suara Tuhan? Mengapa engkau menjarah rayah dan melakukan apa yang jahat di mata Tuhan?” Lalu kata Saul kepada Samuel, “Aku memang mendengarakan suara Tuhan! Aku telah mengikuti apa yang disuruhkan Tuhan kepadaku. Aku membawa Agag, raja orang Amalek, tetapi orang Amalek sendiri telah kutumpas. Tetapi rakyatlah yang mengambil dari jarahan itu: kambing domba dan lembu-lembu terbaik dari yang seharusnya ditumpas itu; maksudnya mau dipersembahkan kepada Tuhan, Allahmu, di Gilgal.” Tetapi sahut Samuel, “Apakah Tuhan itu berkenan kepada kurban bakaran dan kurban sembelihan, sama seperti Ia berkenan kepada pengamalan sabda-Nya? Sesungguhnya, mengamalkan sabda lebih baik daripada kurban sembelihan, menuruti firman lebih baik daripada lemak domba jantan. Camkanlah pendurhakaan itu sama seperti dosa bertenung dan kedegilan itu sama seperti menyembah berhala. Karena engkau telah menolak firman Tuhan, maka Tuhan telah menolak engkau sebagai raja.”
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Orang yang jujur jalannya akan menyaksikan keselamatan yang dari Allah.
Ayat. (Mzm 50:8-9.16bc-17.21.23)
1. Bukan karena kurban sembelihan engkau Kuhukum, sebab kurban bakaranmu senantiasa ada di hadapan-Ku! Tidak usah Aku mengambil lembu dari rumahmu atau kambing jantan dari kandangmu.
2. ”Apakah urusanmu menyelidiki ketetapan-Ku, dan menyebut-nyebut perjanjian-Ku dengan mulutmu, padahal engkau membenci teguran, dan mengesampingkan firman-Ku?”
3. Itulah yang engkau lakukan! Apakah Aku akan diam saja? Apakah kaukira Aku ini sederajat dengan kamu? Aku menggugat engkau dan ingin berperkara denganmu. Siapa yang mempersembahkan syukur sebagai kurban, ia memuliakan Daku; dan siapa yang jujur jalannya akan menyaksikan keselamatan yang dari Allah.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Ibr 4:12)
Sabda Allah itu hidup dan kuat. Sabda itu menguji segala pikiran dan maksud hati.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (2:18-22)
  
"Pengantin itu sedang bersama mereka."
      
Waktu itu murid-murid Yohanes dan orang-orang Farisi sedang berpuasa. Pada suatu hari datanglah orang-orang kepada Yesus dan berkata, “Murid-murid Yohanes dan murid-murid orang Farisi berpuasa, mengapa murid-murid-Mu tidak?” Jawab Yesus kepada mereka, “Dapatkah sahabat-sahabat pengantin pria berpuasa selagi pengantin itu bersama mereka? Selama pengantin itu ada bersama mereka, mereka tidak dapat berpuasa. Tetapi waktunya akan datang pengantin itu diambil dari mereka, dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa. Tidak seorang pun menambalkan secarik kain yang belum susut pada baju yang sudah tua, karena jika demikian, kain penambal itu akan mencabiknya; yang baru mencabik yang tua, sehingga makin besarlah koyaknya. Demikian juga tak seorang pun mengisikan anggur baru ke dalam kantong kulit yang sudah tua, karena jika demikian anggur tersebut akan mengoyakkan kantong itu, sehingga baik anggur maupun kantongnya akan terbuang. Jadi anggur yang baru hendaknya disimpan dalam kantong yang baru pula.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus

Renungan


Ada pepatan dalam bahasa Jawa: rumangsa bisa, nanging ora bisa rumangsa. Artinya, orang merasa mampu atau bisa, tetapi dia tidak dapat mengukur diri, tidak sadar siapa dirinya, atau tidak sadar akan keterbatasannya. Tidak sedikit orang yang ingin menjadi pejabat publik, tetapi dia tidak mengukur diri bahwa sebenarnya dirinya tidak mampu. Barangkali untuk urusan intelektual, kecakapan managerial, ataupun koneksi-relasinya sudah bagus. Namun, watak, karakter atau semangat dasarnya tidak baik, misalnya cenderung mencari kekayaan dan nama diri. Demikianlah contoh orang seperti pepatah di atas.

Pada bacaan pertama hari ini, Saul telah ditolak oleh Tuhan setelah ia menikmati kedudukannya sebagai raja untuk waktu yang cukup lama, yaitu 40 tahun. Begitulah, kalau orang sudah terlalu lama pada suatu jabatan tertentu, ia dapat kehilangan kepekaan. Kepekaan Saul yang hilang adalah kepekaan akan manakah kehendak Allah itu. Itulah yang dikatakan Samuel: “Mengapa engkau tidak mendengarkan suara Tuhan?” Namun, dari dialog tampak bahwa Saul membantah. Saul merasa bahwa ia telah mengikuti suara Tuhan. Namun, Samuel memastikan penolakan Allah terhadap Saul: “Karena engkau telah menolak firman Tuhan, maka Tuhan telah menolak engkau sebagai raja.” Itulah Saul yang merasa bisa, tetapi telah kehilangan kepekaan untuk dapat mengukur diri. Kepekaan atas sabda Allah dan kehendak-Nya menjadi tumpul karena ambisi dan ketamakan kuasanya.

Kita semua bisa juga bertindak seperti Saul. Kita sering merasa bahwa diri kita mempunyai banyak kemampuan, tetapi kita jarang dengan rendah hati mau mengakui bahwa kita serba terbatas. Ketika orang memulai tugas jabatan atau pelayanan tertentu dengan merasa bisa, dapat muncul bahaya besar: ia menjadi sombong dan tidak pernah merasa salah. Rendah hati adalah kata kunci untuk dapat selalu mendengarkan suara Tuhan yang disampaikan dengan macam-macam cara, entah melalui penasihat, para anggota, pengkritik, bacaan, atau suara hati yang terus dibina dalam hidup doa yang mendalam. (EM/Inspirasi Batin 2016)

Antifon Komuni (Mrk 2:20.22)

Tak seorang pun menyimpan anggur baru dalam kirbat lama. Anggur baru haruslah disimpan dalam kirbat baru.

Gambar Minggu Ini: Hari Minggu Biasa II (C)


Minggu, 17 Januari 2016 Hari Minggu Biasa II

Minggu, 17 Januari 2016
Hari Minggu Biasa II

Mukjizat perbanyakan roti menunjukkan lebih dahulu kelimpahan roti istimewa dari Ekaristi-Nya Bdk. Mat 14:13-21; 15:32-39.: Tuhan mengucapkan syukur, memecahkan roti dan membiarkan murid-murid-Nya membagi-bagikannya, untuk memberi makan kepada orang banyak. Tanda perubahan air menjadi anggur di Kana Bdk. Yoh 2:11. telah memaklumkan saat kemuliaan Yesus. Ia menyampaikan penyempurnaan perjamuan pernikahan dalam Kerajaan Bapa, di mana umat beriman akan minum Bdk. Mrk 14:25. anggur baru, yang telah menjadi darah Kristus. --- Katekismus Gereja Katolik, 1335

Antifon Pembuka (Mzm 66:4)

Seluruh bumi hendaknya menyembah Dikau, ya Allah, dan bermazmur bagi-Mu, meluhurkan nama-Mu, ya Allah Mahatinggi.

All the earth shall bow down before you, O God, and shall sing to you, shall sing to your name, O Most High!

Omnis terra adoret te, Deus, et psallat tibi: psalmum dicat nomini tuo, Altissime.


Doa Pagi


Allah yang Mahakuasa dan kekal, Engkau mengatur segala yang di langit dan di bumi. Dengarkanlah dengan rela permohonan-permohonan umat-Mu dan berilah damai-Mu bagi kami pada zaman ini. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Yesaya (62:1-5)
    
  
"Seorang mempelai girang hati melihat pengantin perempuan."
   
Oleh karena Sion, aku tidak dapat berdiam diri. Dan oleh karena Yerusalem, aku tidak akan tinggal tenang, sampai kebenarannya bersinar seperti cahaya dan keselamatan menyala seperti suluh. Maka bangsa-bangsa akan melihat kebenaranmu, dan semua raja akan melihat kemuliaanmu. Orang akan menyebut engkau dengan nama baru yang akan ditentukan oleh Tuhan sendiri. Engkau akan menjadi mahkota keagungan di tangan Tuhan, dan serban kerajaan di tangan Allahmu. Engkau tidak akan disebut lagi “Yang-Ditinggalkan- Suami”, dan negerimu tidak akan disebut lagi “Yang-Sunyi”. Tetapi engkau akan dinamai “Yang-Berkenan-Kepada-Tuhan” dan negerimu akan disebut “Yang Bersuami”, sebab Tuhan telah berkenan kepadamu, dan negerimu akan bersuami. Sebab seperti seorang jejaka menjadi suami seorang anak dara, demikianlah Dia yang membangun engkau akan menjadi suamimu. Dan seperti seorang mempelai girang hati melihat pengantin perempuan, demikianlah Allahmu akan girang hati atas engkau.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = a, 2/4, PS 830
Ref. Aku wartakan karya agung-Mu, Tuhan, karya agung-Mu karya keselamatan.
Ayat. (Mzm 96:1-2a.2b-3.7-10ac)
1. Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan, menyanyilah bagi Tuhan, ya seluruh bumi! Menyanyilah bagi Tuhan, pujilah nama-Nya.
2. Kabarkanlah dari hari kehari keselamatan yang datang dari pada-Nya. Ceritakanlah kemuliaan-Nya di antara bangsa-bangsa di antara segala suku.
3. Kepada Tuhan, hai suku-suku bangsa, kepada Tuhan sajalah kemuliaan dan kekuatan! Berikanlah kepada Tuhan kemuliaan nama-Nya, bawalah persembahan dan masuklah ke pelataran-Nya.
4. Sujudlah menyembah kepada Tuhan dengan berhiaskan kekudusan, gemetarlah di hadapan-Nya, hai seluruh bumi! Katakanlah di antara bangsa-bangsa, “Tuhan itu Raja! Ia akan mengadili bangsa-bangsa dalam kebenaran.”

Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus (12:4-11)
  
"Roh yang satu dan sama memberikan karunia kepada tiap-tiap orang secara khusus seperti yang dikehendaki-Nya."
  
Saudara-saudara, ada rupa-rupa karunia, tetapi hanya ada satu Roh. Dan ada rupa-rupa pelayanan, tetapi hanya ada satu Tuhan. Dan ada berbagai-bagai perbuatan ajaib, tetapi Allah adalah satu, yang mengerjakan semuanya dalam semua orang. Tetapi kepada tiap-tiap orang dikaruniakan penyataan Roh untuk kepentingan bersama. Kepada yang seorang Roh memberikan karunia untuk berkata-kata dengan hikmat, dan kepada yang lain Roh yang sama memberikan karunia berkata-kata dengan pengetahuan. Kepada yang seorang Roh yang sama memberikan iman, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menyembuhkan. Kepada yang seorang Roh memberikan kuasa untuk mengadakan mukjizat, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk bernubuat, dan kepada yang lain lagi Ia memberikan karunia untuk membedakan bermacam-maram roh. Kepada yang seorang Ia memberikan karunia untuk berkata-kata dengan bahasa roh, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menafsirkan bahasa roh itu. Tetapi semuanya ini dikerjakan oleh Roh yang satu dan sama. Ia memberikan karunia kepada tiap-tiap orang secara khusus, seperti yang dikehendaki-Nya.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = g, 2/4, PS 952
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Sesudah ayat, Alleluya dilagukan dua kali
Ayat. (2 Tes 2:14)
Allah memanggil kita untuk memperoleh kemuliaan Tuhan kita Yesus Kristus.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (2:1-11)
  
"Hal itu dibuat Yesus di Kana yang di Galilea, sebagai yang pertama dari tanda-tanda-Nya."
  
Pada waktu itu ada pesta perkawinan di Kana yang di Galilea, dan ibu Yesus ada di situ. Yesus dan murid-murid-Nya diundang juga ke perkawinan itu. Ketika mereka kekurangan anggur, Maria berkata kepada Yesus, “Mereka kehabisan anggur!” Kata Yesus kepada ibu-Nya, “Mau apakah engkau dari pada-Ku, Ibu? Saat-Ku belumtiba.” Tetapi ibu Yesus berkata kepada pelayan-pelayan, “Apa yang Ia katakan kepadamu, buatlah!” Di situ ada enam tempayan yang disediakan untuk pembasuhan menurut adat orang Yahudi, masing-masing isinya dua tiga buyung. Yesus berkata kepada pelayan-pelayan itu, “Isilah penuh tempayan-tempayan itu dengan air!” Dan mereka pun mengisinya sampai penuh. Lalu kata Yesus kepada mereka, “Sekarang cedoklah, dan bawalah kepada pemimpin pesta!” Lalu mereka pun membawanya. Setelah pemimpin pesta itu mengecap air yang telah menjadi anggur itu, - dan ia tidak tahu dari mana datangnya, tetapi pelayan-pelayan yang mencedok air itu mengetahuinya, - ia memanggil mempelai laki-laki, dan berkata kepadanya, “Setiap orang menghidangkan anggur yang baik dulu, dan sesudah orang puas minum, barulah yang kurang baik. Akan tetapi engkau menyimpan anggur yang baik sampai sekarang.” Hal itu dibuat Yesus di Kana yang di Galilea, dan merupakan yang pertama dari tanda-tanda-Nya. Dengan itu Yesus telah menyatakan kemuliaan-Nya, dan murid-murid-Nya percaya kepada-Nya.
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.

Renungan
    
Salah satu bentuk pesta yang sering dihadiri oleh warga masyarakat adalah pesta perkawinan. Biasanya suatu pesta perkawinan dipersiapkan dari jauh hari sebelumnya. Harapannya, perayaan tersebut bisa berlangsung sesempurna mungkin dengan makanan dan minuman yang tersedia dan cukup. Semua famili dan kenalan yang sudah diundang bisa hadir, tempat pesta yang baik dan sebagainya.

Pesta perkawinan menjadi suatu perayaan penting di dalam hidup, yang umumnya dilaksanakan satu kali bagi mereka yang dipanggil untuk bentuk panggilan hidup ini, kecuali kalau ada hal-hal lain yang tidak bertentangan dengan Gereja. Hal lain perlu diketahui bahwa pesta perkawinan adalah suatu rahmat Allah yang dilimpahkan kepada suami dan istri dalam bentuk hidup berkeluarga. Tuhan Allah memercayakan kepada mereka tanggung jawab dan kewajiban melalui panggilan suami istri, terlebih-lebih untuk kehidupan rohani dan pendidikan anak-anak yang adalah buah kasih mereka di dalam Tuhan.

Injil Yohanes hari ini membicarakan tentang pesta perkawinan di Kana. Tentu suasana pesta perkawinan kita di Indonesia sangat berbeda dengan di Kana tersebut. Adalah tradisi di daerah sana bahwa anggur adalah salah satu sarana pesta yang sangat penting. Oleh sebab itu, minuman ini selalu dicarikan yang terbaik pada saat perayaan tersebut untuk menambah kesemarakan. Dalam hal ini kita bisa mengerti bahwa Maria yang adalah juga orang yang perhatian akan kebutuhan-kebutuhan penting, meminta kepada Yesus untuk mengatasi permasalahan pelik yang sedang dihadapi oleh pemilik pesta. Maria tahu bahwa Yesus tidak akan membiarkan tuan rumah dipermalukan oleh masalah anggur yang habis. Maria tahu bahwa Yesus pasti bisa mengatasinya.

Pesta perkawinan ternyata adalah juga lambang kehidupan kekal, yaitu Kerajaan Surga yang adalah tujuan kita semua. Pertemuan kita kelak, yang adalah jiwa kita dengan Tuhan digambarkan dengan pesta perkawinan, tetapi bukan unsur-unsur tambahan pesta tersebut seperti makanan, minuman, kue tart, foto, undangan dan lain sebagainya tetapi pertemuan dua mempelai pria dan wanita. Jiwa kita adalah mempelai perempuan dan Tuhan adalah Mempelai laki-laki. Pertemuan antara jiwa dan Tuhan inilah pesta perkawinan kita yang sebenarnya, di mana kita bisa bersatu dengan-Nya yang sedang kita persiapkan selama hidup di dunia ini.

Sehubungan dengan pesta pernikahan ini, kita diperkaya oleh bacaan pertama dari Kitab Yesaya. Tuhan yang sedang mempersiapkan perkawinan kita dengan-Nya, menanti kita sampai kita kelak siap dengan pakaian pesta kawin. Jika saatnya telah tiba, maka kita ini menjadi mahkota keagungan Tuhan, serban Kerajaan Allah, mahkota keagungan tangan Tuhan. Saat itulah nama kita diubah, dalam arti kita ditransformasikan dari keadaan kita di dunia ini ke dalam keadaan Kerajaan Surga. Saat itulah kebenaran yang kita buat di dunia ini akan bersinar dan diperhitungkan Tuhan. Itulah sukacita jiwa kita dalam pesta perkawinan tersebut, karena ia bertemu dengan Mempelainya, yakni Tuhan. [Rm. Edison, O.Carm/RUAH]

Antifon Komuni (Mzm 34:6)

Tujukanlah pandangan-Mu kepada Tuhan maka wajahmu akan berseri-seri dan tidak akan malu tersipu-sipu.

Sabtu, 16 Januari 2016 Hari Biasa Pekan I

Sabtu, 16 Januari 2016
Hari Biasa Pekan I
 
Yesus mengundang para pendosa ke meja Kerajaan Allah: "Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa" (Mrk 2:17) Bdk. 1 Tim 1:15.. Ia mengajak mereka supaya bertobat, karena tanpa tobat orang tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan. Tetapi Ia menunjukkan kepada mereka perkataan dan perbuatan belas kasihan Bapa yang tidak terbatas Bdk. Luk 15:11- 32. dan "kegembiraan" yang luar biasa, yang "akan ada di surga, karena satu orang berdosa yang bertobat, lebih daripada sukacita karena sembilan puluh sembilan orang benar yang tidak memerlukan pertobatan" (Luk 15:7). Bukti cinta-Nya yang terbesar ialah penyerahan kehidupan-Nya "untuk pengampunan dosa" (Mat 26:28). (Katekismus Gereja Katolik, 545)


Antifon Pembuka (Mzm 21:6-7)

Besarlah kemuliaannya karena kemenangan anugerah-Mu; keagungan dan semarak Kaukaruniakan kepadanya. Engkau membuat dia menjadi berkat abadi, Engkau memenuhi dia dengan sukacita di hadapan-Mu.

Doa Pagi


Allah Bapa, Pencipta dan Penyelamat, Yesus Putra-Mu telah Kauurapi untuk menyampaikan sabda penuh cinta kasih kepada umat manusia. Semoga kami dapat memenuhi sabda-Nya, agar dapat menemukan keselamatan. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami yang bersama Dikau dan dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Pertama Samuel (9:1-4.17-19;10:1a)
  
"Inilah orang yang disebut-sebut Tuhan! Inilah Saul yang akan memegang tampuk pemerintahan atas umat-Nya."
     
Ada seorang dari daerah Benyamin, namanya Kisy bin Abiel, bin Zeror, bin Bekhorat, bin Afiah. Ia seorang suku Benyamin, seorang yang berada. Orang ini punya anak laki-laki, namanya Saul, seorang muda yang elok rupanya; tidak seorang pun dari antara orang Israel lebih elok daripadanya: ia lebih tinggi daripada setiap orang sebangsanya dari bahu ke atas. Kisy, ayah Saul itu, kehilangan keledai-keledai betinanya. Sebab itu berkatalah Kisy kepada Saul, anaknya, “Ambillah salah seorang bujang, bersiaplah dan pergilah mencari keledai-keledai itu.” Lalu mereka menjelajah pegunungan Efraim; juga mereka menjelajah tanah Sahalim, tetapi keledai-keledai itu tidak ada; kemudian mereka menjelajah tanah Benyamin, tetapi tidak menemuinya. Ketika Samuel melihat Saul, yang datang minta petunjuk, bersabdalah Tuhan kepada Samuel, “Samuel, inilah orang yang Kusebutkan kepadamu itu; Inilah orang yang akan memegang tampuk pemerintahan atas umat-Ku.” Sementara itu Saul datang mendekati Samuel di tengah pintu gerbang dan berkata, “Maaf, di mana rumah pelihat itu?” Jawab Samuel kepada Saul, katanya, “Akulah pelihat itu. Naiklah mendahului aku ke bukit. Hari ini kamu akan makan bersama-sama dengan daku; besok pagi aku membiarkan engkau pergi dan kemudian aku akan memberitahukan kepadamu segala sesuatu yang ada dalam hatimu.” Maka keesokan harinya Samuel mengambil buli-buli berisi minyak, dituangnyalah ke atas kepala Saul, diciumnyalah dia sambil berkata, “Sungguh, Tuhan telah mengurapi engkau menjadi raja atas umat-Nya Israel. Engkau akan memegang tampuk pemerintahan atas umat Tuhan, dan engkau akan menyelamatkannya dari tangan musuh-musuh di sekitarnya.”
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Ya Tuhan, karena kuasa-Mulah raja bersukacita.
Ayat. (Mzm 21:2-3, 4-5, 6-7)
1. Tuhan, karena kuasa-Mulah raja bersukacita; betapa girang hatinya karena kemenangan yang Kauberikan! Apa yang menjadi keinginan hatinya telah Kaukaruniakan, dan permintaan bibirnya tidak Kautolak.
2. Sebab Engkau menyambut dia dengan berkat melimpah; Engkau menaruh mahkota dari emas tua di kepalanya. Hidup dimintanya dari pada-Mu dan Engkau memberikannya: Umur panjang untuk selama-lamanya.
3. Besarlah kemuliaannya karena kemenangan yang Kauberikan; keagungan dan semarak Kaukaruniakan kepadanya. Engkau membuat dia menjadi berkat abadi, Engkau memenuhi dia dengan sukacita di hadapan-Mu.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Luk 4:18-19)
Tuhan mengutus Aku mewartakan Injil kepada orang yang hina dina dan memberitakan pembebasan kepada orang tawanan.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (2:13-17)
  
"Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa."
   
Sekali peristiwa Yesus pergi ke pantai Danau Galilea, dan semua orang datang kepada-Nya. Yesus lalu mengajar mereka. Kemudian ketika meninggalkan tempat itu, Ia melihat Lewi anak Alfeus duduk di rumah cukai. Yesus berkata kepadanya, “Ikutlah Aku!” Maka berdirilah Lewi, lalu mengikuti Yesus. Kemudian, ketika Yesus makan di rumah Lewi, banyak pemungut cukai dan orang berdosa makan bersama dengan Dia dan murid-murid-Nya, sebab banyak orang yang mengikuti Dia. Waktu ahli-ahli Taurat dari golongan Farisi melihat, bahwa Yesus makan bersama dengan pemungut cukai dan orang berdosa, berkatalah mereka kepada murid-murid-Nya, “Mengapa Gurumu makan bersama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?” Yesus mendengar pertanyaan itu dan berkata kepada mereka, “Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit! Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa!”
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
 
Renungan
 
Tuhan tidak pernah berhenti memanggil hamba-Nya untuk menjadi mitra kerja-Nya. Bangsa Israel menghendaki ada seorang pemimpin menjadi raja mereka. Melalui Samuel Tuhan bersabda, “Dengarkanlah permintaan mereka dan angkatlah seorang raja bagi mereka” (1Sam 8:22). Dengan kata-kata ini, Tuhan berinisiatif memilih raja. Yang dipilih dan diangkat-Nya adalah Saul, Putra Kish yang elok rupanya. Saul berasal dari keluarga penggembala keledai. Dia diurapi oleh Samuel. Dia menjadi raja atas umat Tuhan dan menyelamatkannya dari tangan musuh-musuhnya.

Selain itu, Yesus memanggil Lewi, si pemungut cukai menjadi murid-Nya. Yesus berkata, “Ikutlah Aku” (Mrk 2:14). Lewi sedang bekerja sebagai pemungut cukai ketika Yesus memanggilnya. Ia berdiri dan segera mengikuti Yesus. Sebagai murid dan tanda pertobatannya, Lewi mengundang Yesus makan bersama di rumahnya. Ia juga mengundang murid-murid-Nya dan teman-temannya seprofesi ke rumahnya. Hal ini mengundang pertentangan di antara orang-orang Farisi karena melihat Yesus akrab dengan kaum berdosa dan pemungut cukai. Tetapi, Yesus menegaskan bahwa Ia datang untuk memanggil orang berdosa dan menyelamatkannya.

Dua kisah di atas menggambarkan bagaimana Tuhan selalu berinisiatif untuk memanggil dan memilih orang-orang tertentu untuk menyelamatkan banyak orang. Saul, seorang pemuda yang baik dan berani, menjawab panggilan Tuhan untuk menjadi rasa Israel. Lewi berubah menjadi Matius. Ini adalah sebuah panggilan dan perubahan yang radikal dalam hidupnya. Ia menjadi seorang rasul dan penulis Injil. Sikapnya yang patut dicontoh adalah mendengarkan panggilan, segera mengikuti Yesus dan disempurnakan dalam perjamuan persaudaraan.

Sejatinya Tuhan tetap memanggil siapa saja yang dikehendaki-Nya. Tuhan juga memanggil kita sesuai keadaan hidup kita. Dia mengurapi kita dengan kasih-Nya tanpa batas untuk melayani sesuai dengan kehendak-Nya. Oleh karena itu, bersyukurlah atas panggilan dan pilihan Tuhan dalam hidup kita. Tidak penting menjadi apa diri kita, itu semua adalah kehendak Tuhan. Tuhan menghendaki kita untuk pergi dan menjadi sarana keselamatan. Dalam proses tersebut kita diajak untuk teguh dan setia dalam panggilan kita masing-masing. (Rm. Marsanto, O.Carm/Cafe Rohani)

Antifon Komuni (Mrk 2:17)

Yesus bersabda, "Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa."

Jumat, 15 Januari 2016 Hari Biasa Pekan I

Jumat, 15 Januari 2016
Hari Biasa Pekan I
     
Taat [ob-audire] dalam iman berarti menaklukkan diri dengan sukarela kepada Sabda yang didengar, karena kebenarannya sudah dijamin oleh Allah, yang adalah kebenaran itu sendiri. Sebagai contoh ketaatan ini Kitab Suci menempatkan Abraham di depan kita. Perawan Maria melaksanakannya atas cara yang paling sempurna. (Katekismus Gereja Katolik, 144)
 

Antifon Pembuka (Mzm 91:13-14)

Aku hendak menyanyikan kasih setia-Mu selamanya, ya Tuhan. Sebab kasih setia-Mu dibangun untuk selama-lamanya. Kesetiaan-Mu tegak seperti langit.

Doa Pagi

Allah Bapa yang kekal dan kuasa, bangkitkanlah kami berkat sabda-Mu yang kuasa, dan arahkanlah perhatian kami kepada kebajikan dan kedamaian berkat Yesus Mesias. Dialah Tuhan, Pengantara kami yang bersama Dikau dan dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Pertama Samuel (8:4-7.10-22a)
   
"Kalian akan berteriak karena rajamu, tetapi Tuhan tidak akan menjawab kalian."
    
Sekali peristiwa berkumpullah semua tua-tua Israel. Mereka datang kepada Samuel di Rama dan berkata kepadanya, “Engkau sudah tua dan anak-anakmu tidak hidup seperti engkau. Maka angkatlah sekarang seorang raja untuk memerintah kami, seperti halnya dengan segala bangsa lain.” Waktu mereka berkata: “Berikanlah kepada kami seorang raja untuk memerintah kami”’ Samuel menjadi kesal hati. Maka berdoalah Samuel kepada Tuhan. Tuhan bersabda kepada Samuel, “Dengarkanlah perkataan bangsa itu!” Segala hal yang mereka katakan kepadamu, turutilah! Sebab bukan engkau yang mereka tolak, tetapi Akulah yang mereka tolak! Maksud mereka: jangan Aku menjadi raja atas mereka.” Samuel menyampaikan segala sabda Tuhan kepada bangsa itu, yang meminta seorang raja kepadanya. Kata Samuel, “Inilah yang menjadi hak raja yang akan memerintah kamu: Anak-anakmu laki-laki akan diambilnya dan dipekerjakannya pada kereta dan pada kuda, dan mereka harus berlari di depan keretanya. Ia akan menjadikan mereka kepala pasukan seribu dan kepala pasukan lima puluh. Mereka harus membajak ladangnya dan mengerjakan penuaian baginya; mereka harus membuat senjata-senjata dan perkakas keretanya. Anak-anakmu perempuan akan diambilnya sebagai juru campur rempah-rempah, juru masak dan juru makanan. Selanjutnya dari ladangmu, dari kebun anggur dan kebun zaitunmu akan diambilnya yang paling baik, untuk diberikannya kepada pegawai-pegawainya; dari gandum dan hasil kebun anggurmu akan diambilnya sepersepuluh, untuk diberikannya kepada pegawai-pegawai istana dan kepada pegawai-pegawainya yang lain. Budak-budakmu laki-laki dan budak-budakmu perempuan, ternakmu yang terbaik dan keledai-keledaimu akan diambilnya dan dipakainya untuk pekerjaannya. Dari kambing dombamu akan diambilnya sepersepuluh dan kamu sendiri akan menjadi budaknya. Pada waktu itu kamu akan berteriak karena raja yang kamu inginkan itu, tetapi Tuhan tidak akan menjawab kamu.” Tetapi bangsa itu tidak mau mendengarkan perkataan Samuel. Mereka bersikeras, “Tidak, kami harus punya raja. Biar kami pun sama seperti segala bangsa lain! Raja kami akan menghakimi kami dan memimpin kami dalam perang!” Samuel mendengarkan segala perkataan bangsa itu, dan menyampaikannya kepada Tuhan. Tuhan bersabda kepada Samuel, “Turutilah permintaan mereka, dan angkatlah seorang raja bagi mereka!”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan, do = f, 2/4, PS 868
Ref. Kerelaan Tuhan hendak kunyanyikan selama-lamanya.
Ayat. (Mzm 89:16-19)
1. Berbahagialah bangsa yang tahu bersorak-sorai, ya Tuhan, mereka hidup dalam cahaya wajah-Mu; karena nama-Mu mereka bersorak-sorai sepanjang hari, dan karena keadilan-Mu mereka bermegah-megah.
2. Sebab Engkaulah semarak kekuatan mereka, dan karena Engkau berkenan, tanduk kami ditinggikan. Sebab milik Tuhanlah perisai kita, milik Yang Kudus Israellah raja kita.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Luk 7:16)
Seorang nabi agung telah muncul di tengah kita, dan Allah mengunjungi umat-Nya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (2:1-12)
  
"Di dunia ini Anak Manusia memiliki kuasa pengampunan dosa."
    
Selang beberapa hari sesudah Yesus datang ke Kapernaum, tersiarlah kabar, bahwa Ia ada di rumah. Maka datanglah orang-orang berkerumun sehingga tidak ada lagi tempat, bahkan di muka pintu pun tidak. Sementara Yesus memberitakan sabda kepada mereka, beberapa orang datang membawa kepada-Nya seorang lumpuh, digotong oleh empat orang. Tetapi mereka tidak dapat membawanya ke hadapan Yesus karena orang banyak itu. Maka mereka membuka atap yang di atas Yesus. Sesudah atap terbuka, mereka menurunkan tilam, tempat orang lumpuh itu terbaring. Melihat iman mereka, berkatalah Yesus kepada orang lumpuh itu, “Hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni!” Tetapi di situ duduk juga beberapa ahli Taurat. Mereka berpikir dalam hati, “Mengapa orang ini berkata begitu? Ia menghujat Allah! Siapa yang dapat mengampuni dosa selain Allah sendiri?” Tetapi Yesus langsung tahu dalam hati-Nya bahwa mereka berpikir demikian; maka Ia berkata kepada mereka, “Mengapa kamu berpikir begitu dalam hatimu? Manakah lebih mudah, mengatakan kepada orang lumpuh itu ‘Dosamu sudah diampuni’ atau mengatakan ‘Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalanlah’? Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa.” – lalu berkatalah Yesus kepada orang lumpuh itu - : “Kepadamu Kukatakan: Bangunlah, angkatlah tempat tidurmu, dan pulanglah ke rumahmu!” Dan orang itu pun bangun, segera mengangkat tempat tidurnya, dan pergi ke luar di hadapan orang-orang itu. Mereka semua takjub lalu memuliakan Allah, katanya, “Yang seperti ini belum pernah kita lihat!”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
 
Renungan
 
Banyak orang mengatakan bahwa iman itu tak berwujud, tak terlihat dan rahasia. Meski tidak berwujud dan bahkan tak pernah menampakkan diri secara nyata, tetapi sering disebut-sebut orang terutama jika di dalam lingkup Gereja. Bisakah kita melihat iman seseorang? Atau bagaimana cara melihat iman?

Injil hari ini mengisahkan bahwa iman itu harus terungkap dalam perbuatan. Dikisahkan bahwa ada empat orang datang kepada Yesus dengan menggotong seorang lumpuh. Mereka ingin agar Yesus menyembuhkan orang lumpuh itu. Tetapi, mereka tidak dapat membawanya kepada Yesus karena orang banyak itu, lalu mereka membuka atap yang di atas-Nya. Sesudah terbuka, mereka menurunkan tilam, tempat orang lumpuh itu terbaring. Mereka berlaku cerdik dalam berusaha, berjuang dan berbuat kasih dengan tulus demi orang lumpuh tersebut. Itulah iman yang hidup. Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu, "Hai anakku, dosamu sudah diampuni!" (Mrk 2:5). Yesus mengampuni dan menyembuhkan si lumpuh karena iman keempat orang itu. Jika Yesus mampu melihat iman mereka yang membawa seorang lumpuh kepada-Nya, demikian pula Ia mampu melihat iman kita. Yesus dapat melihat dengan jelas iman yang tak berwujud, sangat rahasia dan tersembunyi itu.

Yesus mau mengajar kita bahwa iman kepada-Nya bukanlah sesuatu yang abstrak atau sekadar ucapan yang tidak bisa terlihat, melainkan iman itu haruslah nyata, jelas dan bisa terlihat dengan mata dan dapat dirasakan dengan hati. Perbuatan tulus dari keempat orang itu untuk membawa seorang lumpuh kepada Yesus adalah wujud nyata iman yang sejati.

Oleh karena itu, iman kita harus terlihat dengan jelas dari perbuatan, pekerjaan, pengorbanan dan kasih yang tulus kepada orang lain. Iman itu tidak pernah abstrak atau abu-abu, melainkan terang-benderang bagi orang lain. Bagaimana melihat iman? Lihatlah imanmu dari apa yang engkau perbuat kepada orang lain. Makin kita banyak membawa orang kepada Tuhan, makin kita mau berkorban dan berbuat baik demi orang lain, makin terbukti sebesar atau sedalam apa iman kita. Kita dapat melihat iman dari perbuatan. Maka, iman yang tidak tampak dalam perbuatan pada hakikatnya mati. (Rm. Kardiaman, O.Carm)

Antifon Komuni (Mrk 2:12)

Mereka semua takjub, lalu memuliakan Allah, katanya, "Yang seperti ini belum pernah kita lihat."

Kamis, 14 Januari 2016 Hari Biasa Pekan I

Kamis, 14 Januari 2016
Hari Biasa Pekan I
  
“Alam semesta itu baik, karena diciptakan begitu indah” (St. Atanasius)
 

Antifon Pembuka (Mzm 44:24-25)

Bangunlah! Mengapa Engkau tidur, ya Tuhan? Bangkitlah! Jangan membuang kami terus-menerus! Mengapa Engkau menyembunyikan wajah-Mu? Mengapa tak Kauhiraukan penindasan yang menimpa kami?

Doa Pagi


Allah Bapa Mahapengasih, silakan datang berdiam dalam diri kami, berkat sabda pembebasan, berkat Roh yang menjiwai kami, berkat Yesus Kristus, Putra-Mu. Dialah Tuhan, Pengantara kami yang bersama Dikau dan dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, sepanjang segala masa. Amin.
   
Orang Filistin berhasil mengalahkan orang Israel. Banyak tentara Israel yang menjadi korban, secara khusus dua anak Eli, Hofni dan Pinehas. Ternyata, orang Filistin yakin akan kekuatan Allah Israel.
 

Bacaan dari Kitab Pertama Samuel (4:1-11)
  
   
"Orang-orang Israel terpukul kalah dan tabut Allah dirampas."
  
Sekali peristiwa, orang Israel maju berperang melawan orang Filistin. Orang Israel berkemah dekat Eben Haezer, sedang orang Filistin berkemah di Afek. Orang Filistin mengatur barisannya berhadapan dengan orang Israel. Ketika pertempuran menghebat, terpukullah kalah orang Israel oleh orang Filistin, yang menewaskan kira-kira empat ribu orang di medan pertempuran itu. Ketika tentara itu kembali ke perkemahan, berkatalah para tua-tua Israel, “Mengapa Tuhan membuat kita terpukul kalah oleh orang Filistin pada hari ini? Marilah kita mengambil tabut perjanjian Tuhan dari Silo, supaya Ia datang ke tengah-tengah kita dan melepaskan kita dari tangan musuh kita.” Kemudian bangsa itu menyuruh orang ke Silo. Mereka mengangkat dari sana tabut perjanjian Tuhan semesta alam, yang bersemayam di atas para kerub. Kedua anak Eli, Hofni dan Pinehas, ada di sana dekat tabut perjanjian Allah itu. Segera sesudah tabut perjanjian Tuhan sampai ke perkemahan, bersoraklah seluruh orang Israel dengan nyaring, sehingga bumi bergetar. Mendengar bunyi sorak itu orang Filistin berkata, “Apakah arti sorak yang nyaring di perkemahan orang Ibrani itu?” Ketika mereka tahu bahwa tabut Tuhan telah sampai ke perkemahan itu, ketakutanlah orang Filistin. Kata mereka, “Allah mereka telah datang ke perkemahan itu. Celakalah kita, sebab hal seperti itu belum pernah terjadi. Celakalah kita! Siapakah yang akan menolong kita dari tangan Allah yang maha dahsyat ini? Allah ini jugalah, yang telah menghajar orang Mesir dengan berbagai tulah di padang gurun. Akan tetapi, hai orang Filistin, kuatkanlah hatimu dan berlakulah seperti anak laki-laki, supaya kamu jangan menjadi budak orang Ibrani itu, seperti mereka dahulu menjadi budakmu. Berlakulah seperti laki-laki dan berperanglah!” Lalu berperanglah orang Filistin, sehingga orang Israel terpukul kalah. Mereka melarikan diri, masing-masing ke kemahnya. Amatlah besar kekalahan itu: dari pihak Israel gugur tiga puluh ribu orang pasukan infantry. Lagipula tabut Allah dirampas dan kedua anak Eli, Hofni dan Pinehas, tewas.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah
 
Mazmur Tanggapan
Ref. Bebaskanlah kami, ya Tuhan, demi kasih setia-Mu.
Ayat. (Mzm 44:10-11.14-15.24-25)
1. Ya Allah, Engkau kini membuang kami dan membiarkan kami kena umpat; Engkau tidak lagi maju bersama dengan bala tentara kami. Engkau membuat kami mundur dipukul lawan, dan dirampok oleh orang-orang yang membenci kami.
2. Engkau membuat kami menjadi celaan tetangga, menjadi olok-olok dan cemoohan bagi orang-orang sekitar. Engkau membuat kami menjadi sindiran di antara bangsa-bangsa, suku-suku bangsa merasa geli melihat kami.
3. Bangunlah! Mengapa Engkau tidur, ya Tuhan? Bangkitlah! Jangan membuang kami terus-menerus! Mengapa Engkau menyembunyikan wajah-Mu? Mengapa tak Kauhiraukan penindasan dan himpitan yang menimpa kami?

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Mat 5:42)
Yesus mewartakan kerajaan Allah dan menyembuhkan semua orang sakit.

Hati Yesus sungguh tergerak oleh belas kasihan kepada orang kusta itu. Ia mengulurkan tangan-Nya, menjamah dan menyembuhkannya. Karena sukacita atas pengalaman penyembuhan, orang kusta itu tidak bisa menutup mulutnya. Ia menyebarkan peristiwa itu ke mana-mana.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (1:40-45)
  
"Orang kusta lenyap penyakitnya dan menjadi tahir."
  
Sekali peristiwa, seorang sakit kusta datang kepada Yesus. Sambil berlutut di hadapan Yesus, ia mohon bantuan-Nya, katanya, “Kalau Engkau mau, Engkau dapat mentahirkan aku.” Maka tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan, lalu Ia mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang itu, dan berkata kepadanya, “Aku mau, jadilah engkau tahir.” Seketika itu juga lenyaplah penyakit kusta orang itu, dan ia menjadi tahir. Segera Yesus menyuruh orang itu pergi dengan peringatan keras, katanya, “Ingatlah, janganlah engkau memberitahukan hal ini kepada siapa pun, tetapi pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam, dan persembahkanlah untuk pentahiranmu persembahan yang diperintahkan oleh Musa, sebagai bukti bagi mereka.” Tetapi orang itu pergi memeberitakan peristiwa itu dan menyebarkannya ke mana-mana sehingga Yesus tidak dapat lagi terang-terangan masuk ke dalam kota. Yesus tinggal di luar kota di tempat-tempat yang sepi; namun orang terus juga datang kepada-Nya dari segala penjuru.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
 
Renungan
 
Yesus menjadi wujud yang nyata tentang belas kasihan Allah. Allah menganugerahkan cinta kasih-Nya kepada setiap orang yang memohon kepada-Nya. Dalam situasi dan keadaan apa pun, kita selalu mendapatkan kesempatan untuk memohon dan mendapatkan belas kasihan Allah. Kita patut bersyukur atas segala bentuk belas kasihan Allah yang dianugerahkan kepada kita.

Antifon Komuni (Mrk 1:42)

Seketika itu juga lenyaplah penyakit kusta orang itu dan ia menjadi tahir.

Doa Malam

Yesus, Hati-Mu senantiasa tergerak oleh belas kasihan. Engkau telah menghadirkan beas kasih Bapa. Ajarilah kami untuk dapat merasakan dengan Hati-Mu dan melihat dengan mata-Mu, agar kami dapat berlaku adil dan benar terhadap sesama kami. Amin.


RUAH

Rabu, 13 Januari 2016 Hari Biasa Pekan I

Rabu, 13 Januari 2016
Hari Biasa Pekan I

Misi Yesus adalah misi kita; perutusan-Nya adalah perutusan kita --- St. Arnoldus Janssen


Antifon Pembuka (Mzm 40:7-8a)

Kurban dan persembahan tidak Kaukehendaki, tetapi Engkau telah membuka telingaku.

Doa Pagi

Allah Bapa sumber kebahagiaan, semoga kami memahami tugas panggilan kami melalui Yesus, Putra-Mu terkasih, agar kami pantas memasuki kerajaan-Mu yang merupakan jalan kebahagiaan kami serta kebijaksanaan hidup kami. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami yang bersama Dikau dan dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Pertama Samuel (3:1-10.19-20)
  
   
"Bersabdalah ya Tuhan, hamba-Mu mendengarkan."
  
Samuel yang masih muda menjadi pelayan Tuhan di bawah pengawasan Eli. Pada masa itu Tuhan jarang menyampaikan sabda-Nya; penglihatan-penglihatan pun tidak sering terjadi. Pada suatu hari, Eli, yang matanya mulai kabur dan tidak dapat melihat dengan baik, sedang berbaring di tempat tidurnya. Lampu rumah Allah belum lagi padam. Samuel telah tidur di dalam bait suci Tuhan, tempat tabut Allah. Lalu Tuhan memanggil, “Samuel! Samuel!” Samuel menjawab, “Ya Bapa.” Lalu berlarilah ia kepada Eli, dan berkata, “Ya Bapa, bukankah Bapa memanggil aku?” Tetapi Eli berkata, “Aku tidak memanggil; tidurlah kembali.” Samuel pergi dan tidur lagi. Dan Tuhan memanggil Samuel sekali lagi. Samuel pun bangun, lalu pergi mendapatkan Eli serta berkata, “Ya, Bapa, bukankah Bapa memanggil aku?” Tetapi Eli berkata, “Aku tidak memanggil, anakku; tidurlah kembali.” Waktu itu Samuel belum mengenal Tuhan; sabda Tuhan belum pernah dinyatakan kepadanya. Dan Tuhan memanggil Samuel sekali lagi, untuk ketiga kalinya. Ia pun bangun, lalu pergi mendapatkan Eli serta berkata, “Ya Bapa, bukankah Bapa memanggil aku?” Lalu mengertilah Eli, bahwa Tuhanlah yang memanggil anak itu. Sebab itu berkatalah Eli kepada Samuel, “Pergilah tidur, dan apabila engkau dipanggil lagi, katakanlah: “Bersabdalah, ya Tuhan, hamba-Mu mendengarkan.” Maka pergilah Samuel, dan tidurlah ia di tempat tidurnya. Lalu datanglah Tuhan, berdiri di sana, dan memanggil seperti yang sudah-sudah, “Samuel! Samuel!” Dan Samuel menjawab, “Bersabdalah, ya Tuhan, hamba-Mu mendengarkan.” Samuel semakin bertambah besar, dan Tuhan menyertai dia. Tidak ada satu pun dari sabda Tuhan itu yang dibiarkannya gugur. Maka tahulah seluruh Israel, dari Dan sampai Bersyeba, bahwa kepada Samuel telah dipercayakan jabatan nabi Tuhan.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = f, 4/4, PS 850
Ref. Ya Tuhan, aku datang untuk melakukan kehendak-Mu.
Ayat. (Mzm 40:2.5.7-8a.8b-9.10; Ul: 8a.9a)
1. Aku sangat menanti-nantikan Tuhan; lalu Ia menjengukku dan mendengar teriakku minta tolong. Berbahagialah orang, yang menaruh kepercayaannya pada Tuhan yang tidak berpihak kepada orang-orang yang angkuh, atau berpaling kepada orang-orang yang menganut kebohongan!
2. Kurban dan persembahan tidak Kauinginkan, tetapi Engkau telah membuka telingaku; kurban bakar dan kurban silih tidak Engkau tuntut. Lalu aku berkata, “Lihatlah Tuhan, aku datang!”
3. Dalam gulungan kitab ada tertulis tentang aku; Aku senang melakukan kehendak-Mu, ya Allahku; Taurat-Mu ada di dalam dadaku.
4. Aku mengabarkan keadilan di tengah jemaat yang besar, bibirku tidak kutahan terkatup; Engkau tahu itu, ya Tuhan.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Yoh 10:27)
Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku. Aku mengenal mereka dan mereka mengikuti Aku. Alleluya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (1:29-39)
  
"Ia menyembuhkan banyak orang yang menderita bermacam-macam penyakit."
    
Sekeluarnya dari rumah ibadat di Kapernaum, Yesus dengan Yakobus dan Yohanes pergi ke rumah Simon dan Andreas. Ibu mertua Simon terbaring karena sakit demam. Mereka segera memberitahukan keadaannya kepada Yesus. Yesus pergi ke tempat perempuan itu, dan sambil memegang tangannya Yesus membangunkan dia, lalu lenyaplah demamnya. Kemudian perempuan itu melayani mereka. Menjelang malam, sesudah matahari terbenam, dibawalah kepada Yesus semua orang yang menderita sakit dan yang kerasukan setan. Maka berkerumunlah seluruh penduduk kota itu di depan pintu. Ia menyembuhkan banyak orang yang menderita bermacam-macam penyakit, dan mengusir banyak setan; Ia tidak memperbolehkan setan-setan itu berbicara, sebab mereka mengenal Dia. Keesokan harinya, waktu hari masih gelap, Yesus bangun dan pergi keluar. Ia pergi ke tempat yang sunyi, dan berdoa di sana. Tetapi Simon dan kawan-kawannya menyusul Yesus. Waktu menemukan Yesus, mereka berkata: “Semua orang mencari Engkau.” Jawab Yesus, “Marilah kita pergi ke tempat lain, ke kota-kota yang berdekatan, supaya di sana juga Aku memberitakan Injil, karena untuk itu Aku telah datang.” Lalu pergilah Yesus ke seluruh Galilea, memberitakan Injil dalam rumah-rumah ibadat mereka dan mengusir setan-setan.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.

Renungan

Mereka yang merayakan Ekaristi pagi ini niscaya akan mengalami sukacita besar saat mendengar atau membaca ayat-ayat Kitab Suci yang mengisahkan bahwa pagi-pagi benar, waktu hari masih gelap, Yesus bangun dan pergi ke luar. Ia pergi ke tempat sunyi dan berdoa di sana.

Bisa dibayangkan bahwa Yesus sebenarnya bisa bangun lebih siang mengingat sehari sebelumnya, Ia telah melakukan banyak hal yang menguras tenaga dan pikiran-Nya. Tentu istirahat yang lebih panjang akan memulihkan diri-Nya. Ia juga sebenarnya bisa saja berdoa di rumah-Nya, tak perlu lagi ke luar. Akan tetapi, Yesus tak melakukan kedua kemungkinan itu. Yesus memutuskan meninggalkan rumah dan mencari tempat yang sunyi untuk berdoa dengan khusyuk. Dalam teks asli Kitab Suci yang berbahasa Yunani, aktivitas yang dilakukan Yesus di pagi itu tak hanya diungkapkan dengan kata 'berdoa'. Teks itu menyebut bahwa pada pagi itu, Yesus 'terhisap dalam doa'. Bisa dibayangkan, sepotong busa yang dicelupkan dalam air. Saat masuk ke dalam air, segera busa itu menghisap air yang ada di sekitarnya sampai dirinya penuh berisi air. Dengan kata lain, busa itu memindahkan air yang ada disekelilingnya masuk ke dalam dirinya. Dalam aktivitas pagi itu, Yesus menghisap pikiran, perasaan dan kehendak Allah. Berkat kelimpahan dan kepenuhan yang diterima-Nya dari Allah itu, Yesus memiliki rahmat dan kekuatan yang berlimpah ruah untuk melaksanakan banyak tugas dan tanggung jawab-Nya sepanjang hari itu.

Saat datang ke gereja untuk merayakan Ekaristi, kita senantiasa berusaha untuk mengalami kualitas perjumpaan yang sama dengan yang dialami Yesus pada pagi itu. Umat berusaha untuk menjumpai Allah dan bercakap-cakap secara pribadi dengan-Nya. Perjumpaan dan percakapan yang personal itu bisa terjadi saat seseorang sungguh mau membuka dirinya terhadap apa pun yang dikehendaki Allah dalam dirinya. Upaya membuka diri itu bukanlah suatu tindakan pasif. Dalam membuka dirinya, seseorang yang berjumpa dengan Allah hendaknya secara aktif mengikuti yang dilakukan Yesus saat berdoa pada pagi itu, yaitu menghisap segala pikiran, perasaan, dan kehendak Allah.

Memang banyak orang mengatakan bahwa berdoa adalah memohon. Yang lain lagi mengatakan bahwa berdoa itu hendaknya menyampaikan pujian dan syukur kepada Allah. Yesus menunjukkan bahwa berdoa adalah terhisap dalam keheningan sehingga bisa berjumpa secara personal dengan Allah. Lewat perjumpaan secara personal dengan Allah itu, seseorang bisa menghisap rahmat dan kekuatan yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab menggarap ranah hidupnya sehari-hari. Yesus sungguh-sungguh yakin akan kekuatan doa dan makna terhisap itu. Oleh karena itu, Yesus senantiasa menyediakan waktu setiap hari, pada pagi-pagi benar untuk memperoleh kualitas doa yang baik yang merupakan perjumpaan secara personal dengan Allah. Ini menjadi ajakan bagi kita untuk melakukan hal yang sama dengan yang dilakukan Yesus, setiap hari. (BV/Inspirasi Batin 2016)

Antifon Komuni (1Sam 3:10)

Samuel menjawab, "Bersabdalah ya Tuhan, hamba-Mu mendengarkan."

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy