Sabtu, 30 Januari 2016
Hari Biasa Pekan III
Hati manusia merindukan dunia di mana kasih bertahan, di mana
karunia-karunia dibagikan, di mana kesatuan dibangun, di mana kebebasan
menemukan maknanya dalam kebenaran, dan dimana identitas ditemukan dalam
persekutuan yang saling menghormati. Iman kita dapat menanggapi
pengharapan-pengharapan ini : semoga kamu menjadi pelopornya! (Paus
Benediktus XVI - Pesan untuk Hari Komunikasi Sedunia ke-43, 24 Mei 2009)
Antifon Pembuka (Mzm 51:12)
Ciptakanlah hati murni dalam diriku, ya Allah, dan baruilah semangat yang teguh dalam batinku.
Doa Pagi
Allah Bapa yang Mahakuasa, semoga Kristus tidak ditolak dunia, karena
kekurangan kami yang menghadirkan-Nya dengan terlalu samar-samar. Semoga
kami bersama Kristus, mempedulikan, melayani, serta mengilhami dunia
ini, karena Roh Kristus yang hadir dalam diri kami, namun semoga kami
sendiri tidak sampai terseret oleh roh duniawi. Kami percaya bahwa
Engkau senantiasa menyertai dan membantu kami. Dengan pengantaraan Yesus
Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam
persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa.
Amin.
Bacaan dari Kitab Kedua Samuel (12:1-7a.10-17)
"Daud mengaku telah berdosa kepada Tuhan."
Pada waktu itu Daud melakukan yang jahat di hadapan Allah: ia mengambil
isteri Uria menjadi isterinya; maka Tuhan mengutus Natan kepada Daud.
Natan datang kepada Daud dan berkata kepadanya, “Ada dua orang dalam
suatu kota: yang seorang kaya, yang lain miskin. Si kaya mempunyai
sangat banyak kambing domba dan lembu sapi; si miskin tidak mempunyai
apa-apa, selain seekor anak domba betina yang masih kecil, yang dibeli
dan dipeliharanya. Anak domba itu menjadi besar bersama dengan anak-anak
si miskin, makan dari suapannya, minum dari cawannya, dan tidur di
pangkuannya, seperti seorang anak perempuan baginya. Pada suatu hari
orang kaya itu mendapat tamu; ia merasa sayang mengambil seekor dari
kambing domba atau lembunya untuk dimasak bagi pengembara yang datang
kepadanya itu. Maka ia mengambil anak domba betina kepunyaan si miskin
itu, dan memasaknya bagi orang yang datang kepadanya itu. Lalu Daud
menjadi sangat marah karena orang itu dan ia berkata kepada Natan, “Demi
Tuhan yang hidup: orang yang melakukan itu harus dihukum mati. Anak
domba betina itu harus dibayar gantinya empat kali lipat, karena orang
yang melakukan hal itu tidak kenal belas kasihan.” Kemudian berkatalah
Natan kepada Daud, “Engkaulah orang itu! Beginilah sabda Tuhan, Allah
Israel: Pedang tidak akan menyingkir dari keturunanmu sampai selamanya,
karena engkau telah menghina Aku dan mengambil isteri Uria, orang Het
itu, untuk menjadi isterimu. Beginilah sabda Tuhan:’Malapetaka yang
datang dari kaum keluargamu sendiri akan Kutimpakan ke atasmu. Aku akan
mengambil isteri-isterimu di depan matamu dan memberikannya kepada orang
lain; dan orang itu akan tidur dengan isterimu di siang hari. Engkau
telah melakukannya secara tersembunyi, tetapi Aku akan melakukan hal itu
di depan seluruh Israel secara terang-terangan.’ Lalu berkatalah Daud
kepada Natan, “Aku sudah berdosa kepada Tuhan.” Dan Natan berkata kepada
Daud, “Tuhan telah menjauhkan dosamu itu: engkau tidak akan mati.
Walaupun demikian, pastilah anak yang lahir bagimu itu akan mati, karena
dengan perbuatan itu engkau sangat menista Tuhan.” Kemudian pergilah
Natan, pulang ke rumahnya. Tuhan mencelakakan anak yang dilahirkan bekas
isteri Uria bagi Daud, sehingga sakit. Lalu Daud memohon kepada Allah
bagi anak itu; ia berpuasa dengan tekun, dan apabila ia masuk ke dalam,
semalam-malaman ia berbaring di tanah. Maka datanglah para tua-tua yang
ada di rumahnya untuk meminta ia bangun dari lantai, tetapi Daud tidak
mau; juga ia tidak makan bersama-sama dengan mereka.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Ciptakanlah hati murni dalam diriku, ya Allah.
Ayat. (Mzm 51:12-13.14-15.16-17)
1. Ciptakanlah hati yang murni dalam diriku, ya Allah, dan baharuilah
semangat yang teguh dalam batinku. Janganlah membuang aku dari
hadapan-Mu dan janganlah mengambil roh-Mu yang kudus dari padaku!
2. Berilah aku sukacita karena keselamatan-Mu dan teguhkanlah roh yang
rela dalam diriku. Maka aku akan mengajarkan jalan-Mu kepada orang-orang
durhaka, supaya orang-orang berdosa berbalik kepada-Mu.
3. Lepaskanlah aku dari hutang darah, ya Allah, Allah penyelamatku, maka
lidahku akan memasyhurkan keadilan-Mu! Ya Tuhan, bukalah bibirku,
supaya mulutku mewartakan puji-pujian kepada-Mu!
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Yoh 13:16)
Demikian besar kasih Allah kepada dunia, sehingga Ia menyerahkan
Anak-Nya yang tunggal. Setiap orang yang percaya kepada-Nya memiliki
hidup abadi.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (4:35-41)
"Angin dan danau pun taat kepada Yesus."
Pada suatu hari, ketika hari sudah petang, Yesus berkata kepada
murid-murid-Nya, “Marilah kita bertolak ke seberang.” Mereka
meninggalkan orang banyak yang ada di sana lalu bertolak, dan membawa
Yesus dalam perahu itu di mana Ia telah duduk; dan perahu-perahu lain
pun menyertai Dia. Lalu mengamuklah taufan yang sangat dahsyat, dan
ombak menyembur masuk ke dalam perahu, sehingga perahu itu mulai penuh
dengan air. Pada waktu itu Yesus sedang tidur di buritan di sebuah
tilam. Maka murid-murid membangunkan Yesus dan berkata kepada-Nya,
“Guru, Engkau tidak perduli kalau kita binasa?” Yesus pun bangun,
menghardik angin itu dan berkata kepada danau, “Diam! Tenanglah!” Lalu
angin itu reda dan danau pun menjadi teduh sekali. Lalu Yesus berkata
kepada murid-murid-Nya, “Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak
percaya?” Mereka menjadi sangat takut dan berkata seorang kepada yang
lain, “Siapakah gerangan orang ini? Angin dan danau pun taat
kepada-Nya?”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
Di sebuah rumah sakit ada seorang pasien yang harus menjalani operasi
berhubung dengan sakit yang dideritanya. Ketika pasien tersebut diberi
tahu akan dioperasi maka nampak pucat dan ketakutan. Beberapa waktu
setelah informasi tersebut seorang perawat memeriksa tekanan darah yang
bersangkutan, dan ternyata tekanan darah pasien cukup tinggi, maka
tindakan operasi ditunda. Hal itu terjadi di pagi hari, dan sorenya
pasien dicek tekanan darahnya lagi dan ternyata masih tetap tinggi, maka
dokter memutuskan untuk memberi obat penenang serta minta
saudara-saudari pasien untuk mempersiapkan saudaranya yang sedang sakit
tersebut agar tidak takut dioperasi. Orang yang sedang dalam ketakutan
memang mengalami kenaikan tekanan darah dan pada umumnya juga mudah
marah, pasien dalam tekanan darah tinggi tak mungkin untuk dioperasi.
Takut rasanya pernah kita alami dan kiranya dalam situasi dan kondisi
hidup yang sarat dengan tantangan, hambatan dan perjuangan masa kini
cukup banyak orang menjadi takut. Gelombang kehidupan begitu menggoncang
dan membuat banyak orang tidak tenang serta ketakutan.
"Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak percaya?” (Mrk 4:40)
“Pada hari itu, waktu hari sudah petang, Yesus berkata kepada mereka: "Marilah kita bertolak ke seberang.” (Mrk 4:35).
Menyeberangi danau yang cukup luas diwaktu malam kiranya terasa sepi
dan menakutkan, apalagi ketika taufan dahsyat yang mengombang-ambingkan
perahu yang sedang ditumpanginya. Itulah yang sedang terjadi dan dialami
oleh para rasul bersama dengan Yesus yang sedang tertidur. Dalam
ketakutan dan kerja keras mengayuh perahu para rasul berkata: “Guru,
Engkau tidak peduli kalau kita binasa? Ia pun bangun, menghardik angin
itu dan berkata kepada danau itu: "Diam! Tenanglah!" Lalu angin itu
reda dan danau itu menjadi teduh sekali. Lalu Ia berkata kepada mereka:
"Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak percaya?" (Mrk
4:38-40). Para rasul tidak percaya bahwa Yesus berada di tengah-tengah
mereka dan bersama dengan-Nya pasti tidak akan binasa karena taufan
dahsyat.
Tuhan hadir dimana-mana dan kapan saja terus menerus di dalam kehidupan
dan kebersamaan kita, maka baiklah ketika kita harus menghadapi aneka
tantangan, hambatan dan pekerjaan berat marilah kita sadari dan hayati
kehadiran dan karya-Nya, Tuhan yang senantiasa mendampingi atau
menyertai hidup, kerja, kesibukan dan pelayanan kita. Dengan kata lain
marilah dalam dan semangat iman kita hidup bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara. Kita lihat, temui dan hayati kehadiran dan karya Tuhan dalam
hidup sehari-hari, antara lain dalam diri sesama dan saudara-saudari
kita yang berkehendak baik. Lihat, cari dan hayati apa yang baik, indah,
mulia dan benar di dalam sesama dan lingkungan hidup kita dengan rendah
hati dan dalam keheningan.
"Beginilah firman TUHAN: Bahwasanya malapetaka akan Kutimpakan
ke atasmu yang datang dari kaum keluargamu sendiri. Aku akan mengambil
isteri isterimu di depan matamu dan memberikannya kepada orang lain;
orang itu akan tidur dengan isteri-isterimu di siang hari. Sebab engkau
telah melakukannya secara tersembunyi, tetapi Aku akan melakukan hal itu
di depan seluruh Israel secara terang-terangan" (2Sam 12:11-12),
demikian firman Tuhan bagi Daud yang telah berbuat dosa. Orang berbuat
dosa atau melakukan kejahatan, misalnya mencuri, korupsi, berzinah
dst..pada umumnya memang secara sembunyi-sembunyi atau diam-diam agar
tidak diketahui orang lain. Namun betapa rapinya orang menyembunyikan
kejahatannya pada suatu saat akan terbongkar juga, dan pembongkaran
tidak sembunyi-sembunyi atau diam-diam, melainkan secara terbuka dan
terang-terangan, entah secara informal maupun formal. Secara informal
artinya kejahatan orang yang berangkutan menjadi percaturan atau omongan
banyak orang di berbagai tempat, sedangkan secara formal berarti dibuka
dan dibicarakan dalam proses pengadilan. Maka dengan ini kami berharap
kepada mereka yang telah berbuat jahat atau berdosa: hendaknya sedini
mungkin mengakui dosa dan kejahatannya daripada kelak kemudian hari
dibuka orang lain dan dengan demikian tersebar luas serta mencelakakan.
Ketika ada orang yang mengingatkan kejahatan atau dosa kita, sebagaimana
Natan mengingatkan Daud, hendaknya dengan jujur dan terbuka mengakui
seperti Daud yang berkata "Aku sudah berdosa kepada TUHAN.". Tuhan akan
mengampuni dosa dan kesalahan kita, dan memang sebagai tebusan atau
denda dosa ada kemungkinan kita harus berkorban atau melakukan dan
melihat sesuatu yang kurang enak dan kurang membahagiakan, sebagaimana
akan dilihat oleh Daud dalam keturunannya. Ada kemungkinan karena dosa
dan kejahatan kita, anak-anak atau generasi penerus kita menderita cacat
tertentu, meskipun kita sudah bertobat. (arsip renungan Rm. Ign. Sumarya, SJ)
Antifon Komuni (Mrk 4:31)
Yesus bangun, menghardik angin dan berkata kepada danau, "Diam dan
tenanglah!" Maka angin mereda dan danau menjadi tenang sekali.