| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Kamis, 04 Februari 2016 Hari Biasa Pekan IV

Kamis, 04 Februari 2016
Hari Biasa Pekan IV
 
“Bagaimana bisa iman dalam Yesus dihidupi dalam dunia tanpa harapan? Kita bisa yakin bahwa orang beriman tidak pernah sendirian. Allah adalah batu karang yang kokoh yang diatasnya kita membangun hidup kita dan kasih-Nya selalu setia.” (Paus Benediktus XVI, tweets 12 Desember 2012)

  

Antifon Pembuka

Terpujilah Engkau, ya Tuhan, Allah leluhur kami. Engkaulah yang berkuasa atas segala-galanya. Dalam tangan-Mulah kekuatan dan kejayaan.

Doa Pagi


Allah Bapa Maha Penyayang, semoga kami selalu patuh setia mengabdi Engkau dan sesama, serta menempuh jalan yang ditunjukkan oleh kebenaran hidup kami, yaitu Yesus Kristus Putra-Mu, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
  
   Bacaan dari Kitab Pertama Raja-Raja (2:1-4,10-12)
 
"Aku akan mengakhiri perjalananku yang fana ini. Kuatkanlah hatimu, dan berlakulah ksatria."
 
Saat kematian Daud sudah mendekat. Pada suatu hari ia berpesan kepada Salomo, anaknya, “Aku ini akan mengakhiri perjalananku yang fana. Maka kuatkanlah hatimu dan berlakulah kesatria. Lakukanlah kewajibanmu dengan setia terhadap Tuhan, Allahmu, dengan hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya, dan dengan tetap mengikuti segala ketetapan, perintah, peraturan dan ketentuan-Nya, seperti yang tertulis dalam hukum Musa. Semoga dengan demikian engkau beruntung dalam segala yang kaulakukan dan dalam segala yang kautuju, dan semoga Tuhan menepati janji yang diucapkan-Nya tentang aku, yakni: Jika anak-anakmu laki-laki tetap hidup di hadapan-Ku dengan setia, dengan segenap hati dan dengan segenap jiwa, maka keturunanmu takkan terputus dari takhta kerajaan Israel. Kemudian Daud mendapat istirahat bersama-sama nenek moyangnya, dan ia dikuburkan di kota Daud. Jadi Daud memerintah orang Israel selama empat puluh tahun; di Hebron ia memerintah tujuh tahun, dan di Yerusalem tiga puluh tiga tahun. Kemudian Salomo duduk di atas takhta Daud, ayahnya, dan menjadi kokohlah kerajaannya.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Ya Tuhan, Engkau menguasai segala-galanya.
Ayat. (1Taw 29:10.11ab.11d-12a.12bcd)
1. Terpujilah Engkau, ya Tuhan, Allahnya bapa kami Israel, dari sediakala sampai selama-lamanya.
2. Ya Tuhan, milik-Mulah kebesaran dan kejayaan, kehormatan, kemasyhuran dan keagungan, ya segala-galanya yang ada di langit dan di bumi!
3. Ya Tuhan, milik-Mulah kerajaan. Engkaulah yang tertinggi melebihi segala-galanya. Sebab kekayaan dan kemuliaan berasal dari pada-Mu.
4. Engkaulah yang berkuasa atas segala-galanya. Dalam tangan-Mulah kekuatan dan kejayaan, dalam tangan-Mulah kuasa untuk memperluas dan memperkokoh kerajaan.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Mrk 1:15)
Kerajaan Allah sudah dekat. Percayalah kepada Injil.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (6:7-13)
  
"Yesus mengutus murid-murid-Nya."
  
Sekali peristiwa, Yesus memanggil kedua belas murid dan mengutus mereka berdua-dua. Ia memberi mereka kuasa atas roh-roh jahat, dan berpesan kepada mereka supaya jangan membawa apa-apa dalam perjalanan, kecuali tongkat; roti pun tidak boleh dibawa, demikian pula bekal dan uang dalam ikat pinggang; mereka boleh memakai alas kaki tetapi tidak boleh memakai dua baju. Kata Yesus selanjutnya kepada murid-murid itu, “Kalau di suatu tempat kamu sudah diterima dalam suatu rumah, tinggallah di situ sampai kamu berangkat dari tempat itu. Kalau ada suatu tempat yang tidak mau menerima kamu, dan kalau mereka tidak mau mendengarkan kamu, keluarlah dari situ dan kebaskanlah debu yang ada di kakimu sebagai peringatan bagi mereka.” Mereka mengusir banyak setan, dan mengoles banyak orang sakit dengan minyak, dan menyembuhkan mereka.
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.    

Renungan

Para murid diutus oleh Yesus untuk mewartakan kabar baik, dan dalam rangka melaksanakan tugas pengutusannya, mereka diharapkan lebih mengandalkan diri pada Penyelenggaraan Ilahi/Allah, bukan pada aneka sarana-prasarana duniawi. "Jangan membawa apa-apa dalam perjalanan, kecuali tongkat, roti pun jangan, bekal pun jangan, uang dalam ikat pinggang pun jangan, boleh memakai alas kaki, tetapi jangan memakai dua baju", demikian pesan Yesus kepada para murid-Nya. Pesan ini bagi kita semua berarti bahwa hendaknya kita hidup dalam kesederhanaan, tidak berfoya-foya atau boros. Rasanya hidup sederhana pada masa kini sungguh merupakan perjuangan dan bentuk matiraga tersendiri, mengingat dan memperhatikan di dalam masyarakat terjadi perlombaan pamer kekayaan, aksesori maupun aneka macam sarana kerja atau hidup. Ada orang kaya setiap kali ada produk baru pasti membeli dan yang lama dijual, entah itu mobil, komputer, HP, baju, sepatu dst. Secara khusus kami ingatkan rekan-rekan imam/pastor untuk hidup sederhana sebagaimana digariskan oleh Gereja bahwa "Para klerikus hendaknya hidup sederhana dan menjauhkan diri dari segala sesuatu yang memberi kesan kesia-siaan. Harta benda yang mereka terima pada kesempatan melaksanakan jabatan gerejawi, setelah dikurangi untuk penghidupan yang layak dan untuk memenuhi semua tugas jabatannya, sisanya hendaklah digunakan untuk kepentingan Gereja dan karya amal" (KHK kan 282). Marilah kita ingat dan sadari bahwa kebiasaan makan dan minum berfoya-foya di rumah makan telah menimbulkan penyakit, seperti kolesterol, gula, trikeserit dst.. yang membahayakan kehidupan orang yang bersangkutan. Para pewarta, entah pastor, bruder, suster atau katekis, kami harapkan dapat menjadi teladan atau saksi hidup sederhana baik dalam hidup maupun dalam pelayanan. (arsip renungan Rm. Ign. Sumarya, SJ)

Antifon Komuni (1Raj 2:2-3)

Kuatkanlah hatimu dan berlakulah sebagai ksatria. Lakukanlah tugasmu dengan setia terhadap Tuhan Allahmu.

Rabu, 03 Februari 2016 Hari Biasa Pekan IV

Rabu, 03 Februari 2016
Hari Biasa Pekan IV
  
Dibangun dalam Yesus Kristus berarti menanggapi panggilan Allah secara positif, mengandalkan Ia dan melaksanakan perkataan-Nya. (Paus Benediktus XVI, Pesan untuk WYD 26)

 

Antifon Pembuka (Mzm 31:1-2)

Berbahagialah orang yang dosa pelanggarannya diampuni dan ditutupi, yang kesalahannya tidak diperhitungkan.

Doa Pagi


Allah Bapa Maharahim, Engkau hendak memperlihatkan belas kasih-Mu kepada semua orang. Kami mohon, ampunilah kami demi nama Dia, yang datang membawa keselamatan, yaitu Yesus Kristus, Sabda penuh kasih. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Kedua Samuel (24:2.9-17)
   
"Akulah yang berdosa karena menghitung rakyat. Tetapi domba-domba ini, apakah yang mereka lakukan."
     
Sekali peristiwa, Raja Daud berkata kepada Yoab dan para panglima tentara yang bersama-sama dengan dia, katanya, "Jelajahilah segenap suku Israel dari Dan sampai Bersyeba; adakanlah pendaftaran di antara rakyat, supaaya aku tahu jumlah mereka." Lalu Yoab memberitakan kepada raja hasil pendaftaran rakyat. Orang Israel ada delapan ratus ribu pria yang dapat memegang pedang; dan orang Yehuda ada lima ratus ribu. Tetapi berdebar-debarlah hati Daud, setelah ia menghitung rakyat. Maka berkatalah Daud kepada Tuhan, "Aku telah sangat berdosa karena melakukan hal ini! Maka sekarang, Tuhan, jauhkanlah kiranya kesalahan hamba-mu, sebab perbuatanku itu sangat bodoh." Setelah Daud bangun pada waktu pagi, datanglah sabda Tuhan kepada Nabi Gad, pelihat Daud, demikian, "Pergilah, katakanlah kepada Daud: Beginilah sabda Tuhan: Tiga perkara Kuhadapkan kepadamu; pilihlah salah satu daripadanya, maka Aku akan menimpakan kepadamu." Kemudian datanglah Gad kepada Daud, memberitahukan kepadanya dengan berkata, "Pilihlah dari ketiga bencana ini: Akan terjadi tiga tahun kelaparan di negerimu? Atau engkau melarikan diri tiga bulan lamanya dari lawanmu, sementara mereka itu mengejar engkau? Atau, akan terjadi tiga hari penyakit samapr di negerimu? Sekarang, pikirkanlah dan pertimbangkanlah, jawab apa yang harus kusampaikan kepada Yang Mengutus aku." Lalu berkatalah Daud kepada Gad, "Sangat susah hatiku! Biarlah kiranya kita jatuh ke dalam tangan Tuhan, sebab besar kasih sayang-Nya; tetapi janganlah aku jatuh ke dalam tangan manusia." Jadi Tuhan mendatangkan penyakit sampar kepada orang Israel dari pagi hari sampai waktu yang ditetapkan. Maka matilah dari antara bangsa itu, dari Dan sampai Bersyeba, tujuh puluh ribu orang. Ketika malaikat mengacungkan tangannya ke Yerusalem untuk memusnahkannya, menyesallah Tuhan karena malapetaka itu, lalu Ia bersabda kepada malaikat yang mendatangkan kemusnahan kepada bangsa itu, "Cukup! Turunkanlah sekarang tanganmu itu." Waktu itu malaikat Tuhan itu ada dekat tempat pengirikan Arauna, orang Yebus. Ketika melihat malaikat yang tengah memusnahkan bangsa itu, berkatalah Daud kepada Tuhan, "Sungguh, aku telah berdosa, dan telah membuat kesalahan! Tetapi domba-domba ini, apakah yang mereka lakukan? Biarlah kiranya tangan-Mu menimpa aku dan kaum keluargaku."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Ya Tuhan, ampunilah semua dosa kesalahanku.
Ayat. (Mzm 32:1-2.5-7)
1. Berbahagialah orang yang pelanggarannya diampuni dan dosa-dosanya ditutupi! Berbahagialah orang yang kesalahannya tidak diperhitungkan Tuhan, dan tidak berjiwa penipu!
2. Akhirnya dosa-dosaku kuungkapkan kepada-Mu dan kesalahanku tidaklah kusembunyikan; aku berkata, "Aku akan menghadap Tuhan." Maka Engkau sudah mengampuni kesalahanku.
3. Sebab itu hendaklah setiap orang saleh berdoa kepada-Mu, selagi ditimpa kesesakan; kendati banjir besar terjadi ia tidak akan terlanda.
4. Engkaulah persembunyian bagiku, ya Tuhan! Engkau menjagaku terhadap kesesakan. Engkau melindungi aku, sehingga aku luput dan bersorak.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Domba-domba-Ku mendengar suara-Ku, sabda Tuhan. Aku mengenal mereka, dan mereka mengikuti Aku.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (6:1-6)
     
"Seorang nabi dihormati di mana-mana kecuali di tempat asalnya sendiri."
    
Pada suatu ketika, Yesus tiba kembali di tempat asal-Nya, sedang murid-murid-Nya mengikuti Dia. Pada hari Sabat Yesus mengajar di rumah ibadat, dan jemaat yang besar takjub ketika mendengar Dia. Mereka berkata, "Dari mana diperoleh-Nya semuanya itu? Hikmat apa pulakah yang diberikan kepada-Nya? Dan mukjizat-mukjizat yang demikian, bagaimanakah dapat diadakan oleh tangan-Nya? Bukankah Ia ini tukang kayu, anak Maria? Bukankah Ia saudara Yakobus, Yoses, Yudas dan Simon? Dan bukankah saudara-saudara-Nya yang perempuan ada bersama kita?" Lalu mereka kecewa dan menolak Dia. Maka Yesus berkata kepada mereka, "Seorang nabi dihormati di mana-mana kecuali di tempat asalnya sendiri, di antara kaum keluarganya dan di rumahnya." Maka Yesus tidak mengadakan satu mukjizat pun di sana, kecuali menyembuhkan beberapa orang sakit dengan meletakkan tangan-Nya atas mereka Ia merasa heran atas ketidakpercayaan mereka. Lalu Yesus berjalan keliling dari desa ke desa sambil mengajar.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan
 
Salah satu kecenderungan manusia adalah mengandalkan diri. Raja Daud yang dikenal raja ideal bangsa Israel, merasa kuat karena banyaknya orang yang mampu berperang. Besarnya jumlah warga yang mampu bertempur tentu memberi rasa aman dan akan menjadi jaminan untuk menang ketika menghadapi musuh. Namun di mata Tuhan tindakan itu dinilai kurang tepat bahkan salah, karena selama ini yang membuat bangsa Israel tetap eksis dan menang dalam segala pertempuran melawan banyak bangsa, bahkan yang lebih kuat daripada mereka, adalah peran utama Tuhan. Dia yang menyertai dan memberi kekuatan “memberi kemenangan” ketika melawan musuh. Dengan menghitung jumlah pasukan, kecenderungan mengandalkan kekuatan manusiawi sudah mulai muncul dan dengan demikian mengurangi peran Tuhan bahkan tidak lagi memperhitungkan-Nya. Syukurlah bahwa sebagai raja yang rendah hati, Daud mengaku bersalah dan memohon ampun serta mau menerima segala akibat yang ditimbulkan dari sikap dan tindakan salahnya.

Pada zaman modern ini, ketika manusia merasa mampu mencipta dan membuat banyak dan aneka hal, bahkan merasa bisa memenuhi hampir semua keinginan, berkembanglah dengan subur kecenderungan mengandalkan kekuatan manusiawi. Salah satu akibat negatifnya adalah menganggap bahwa Tuhan tidak berperan lagi dalam kehidupan ini. Betapa sulitnya melihat dan mengakui peran Tuhan di tengah arus zaman yang beranggapan bahwa semua hal yang terjadi semata-mata merupakan hasil usaha manusia.

Untuk melihat dan percaya akan karya Tuhan memang tidak mudah. Orang-orang Nazaret yang hidup sezaman dengan Yesus, yang tahu banyak tentang mukjizat yang dibuatnya dan mendengar secara langsung ajaran-Nya, tetap mempertanyakan semua itu. Mereka terjebak oleh pengalaman masa lalu ketika Yesus masih bersama keluarga-Nya. Pengalaman itu membuat mereka tidak mampu melihat Yesus yang sebenarnya. Ia mereka lihat dan ukur menurut pandangan mereka sendiri dan bukan menurut kebenaran. Karenanya, sulit bagi mereka untuk menilai secara obyektif apa yang mereka lihat dan alami. Penilaian yang kurang obyektif inilah yang menyebabkan mereka salah dalam mengambil sikap terhadap Dia. Akibatnya, langkah yang diambil pun salah. Orang Nazaret kecewa dan tidak mau menerima Yesus.

Mencermati dan menilai secara obyektif realitas yang kasat mata sudah sulit; betapa sulitnya menilai realitas yang tidak kelihatan dengan tepat. Benarlah bahwa peran Tuhan dalam kehidupan tidak bisa dilihat secara kasa mata. Realitas itu hanya bisa dilihat dengan mata iman, maka hanya orang yang terbuka dan menerima karunia untuk bisa melihat dan percaya yang akan menerima Yesus sebagai Allah yang datang dan berkarya menyelamatkan. Sebagai orang beriman, kita diajak untuk senantiasa melihat peran Tuhan dalam hidup kita bukan dengan mata manusiawi, melainkan dengan mata iman itu. (YH/Inspirasi Batin 2016)

Antifon Komuni (Mzm 32:1)

Berbahagialah orang bila dosanya diampuni, dan kesalahannya dihapus oleh Tuhan.

Bacaan Harian 1 - 7 Februari 2016


Senin, 01 Februari: Hari Biasa Pekan IV (H).
2Sam. 15:13-14,30; 16:5-13a; Mzm. 3:2-3,4-5,6-7; Mrk. 5:1-20.

Selasa, 02 Februari: Pesta Yesus Dipersembahkan di Kenisah (P).
Mal. 3:1-4; Mzm. 24:7,8,9,10; Ibr 2:14-18; Luk. 2:22-40 (Luk. 2:22-32).

Rabu, 03 Februari: Hari Biasa Pekan IV (H).
2Sam. 24:2,9-17; Mzm. 32:1-2,5,6,7; Mrk. 6:1-6.

Kamis, 04 Februari: Hari Biasa Pekan IV (H).
1Raj. 2:1-4,10-12; MT. 1Taw. 29: 10, 11ab,11d-12a,12bcd; Mrk. 6:7-13.

Jumat, 05 Februari: Peringatan Wajib Sta. Agata, Perawan – Martir (M).
Sir. 47:2-11; Mzm. 18:31,47,50,51; Mrk. 6:14-29.

Sabtu, 06 Februari: Peringatan Wajib St. Paulus Miki, Imam dan Kawan-kawan Martir (M).
1Raj. 3:4-13; Mzm. 119:9,10,11,12,13,14; Mrk. 6:30-34.

Minggu, 07 Februari: Hari Minggu Biasa V (H).
Yes. 6:1-2a,3-8; Mzm. 138:1-2a,2bc-3,4-5,7c-8; 1Kor. 15:1-11 (1Kor. 15:3-8,11); Luk. 5:1-11.

Selasa, 02 Februari 2016 Pesta Yesus dipersembahkan di Kenisah

Selasa, 02 Februari 2016
Pesta Yesus dipersembahkan di Kenisah

“Hanya dalam kebenaran-lah kasih bersinar terang, hanya dalam kebenaran kasih dapat dihidupi secara otentik. Kebenaran adalah terang yang memberi makna dan nilai kepada kasih.“ – Paus Benediktus XVI, Ensiklik Caritas in Veritate

PEMBERKATAN LILIN DAN PERARAKAN
(Pemberkatan lilin dan perarakan tersedia dalam dua cara, dengan perarakan atau perarakan masuk meriah, selengkapnya lihat Buku Misa Minggu dan Hari Raya)


Antifon

Ecce Dominus noster cum virtute veniet, ut illuminet oculos servorum suorum, alleluia.

Tengoklah! Tuhan akan datang dengan kekuatan besar, akan bersinarlah mata semua orang yang mengabdi kepada-Nya, alleluya.

Behold, our Lord will come with power, to enlighten the eyes of his servants, alleluia.

   
Doa Pemberkatan Lilin

KIDUNG PERARAKAN (atau Puji Syukur 478, Sekarang Tuhanku)

Kristuslah cahaya para bangsa dan kemuliaan bagi umat-Mu Israel.
Sekarang Tuhan, perkenankanlah hamba-Mu berpulang dalam damai sejahtera menurut sabda-Mu.
Kristuslah cahaya para bangsa dan kemuliaan bagi uamt-Mu Israel.
Sebab aku telah melihat keselamatan-Mu, ya Tuhan.
Kristuslah cahaya para bangsa dan kemuliaan bagi umat-Mu Israel.
Yang Kausediakan di hadapan para bangsa.
Kristuslah cahaya para bangsa dan kemuliaan bagi umat-Mu Israel.

atau

Lumen ad revelationem gentium, et gloriam plebis tuæ Israel.

Antifon Pembuka (Mzm 48:10-11)

Kami telah menerima kasih setia-Mu, ya Allah, dalam bait-Mu yang kudus. Seperti nama-Mu, ya Allah, demikianlah kemasyhuran-Mu sampai ke ujung bumi; tangan kanan-Mu penuh dengan keadilan.

Suscepimus Deus, misericordiam tuam in medio templi tui: secundum nomen tuum Dues, ita et laus tua in fines terræ: iustitia plena est dextera tua.
Mzm. Magnus Dominus, et laudablis nimis: in civitate Dei, in monte sancto eius.
(Mzm 48:10-11, 2)
    

Pada Misa ini ada Madah Kemuliaan

Doa Pembuka

Allah Bapa yang Mahakuasa dan kekal, hari ini Putra Tunggal-Mu yang telah menjadi manusia seperti kami, dipersembahkan kepada-Mu di kenisah. Di hadapan hadirat-Mu yang agung kami mohon dengan rendah hati, sucikanlah hati dan budi kami agar kami pun menjadi persembahan yang pantas bagi-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Nubuat Maleakhi (3:1-4)
   
"Tuhan yang kamu cari itu akan masuk ke bait-Nya."
    
Beginilah firman Tuhan semesta alam, “Lihat, Aku menyuruh utusan-Ku, supaya ia mempersiapkan jalan di hadapan-Ku! Tuhan yang kamu cari itu dengan mendadak akan masuk ke bait-Nya. Malaikat perjanjian yang kamu kehendaki itu sesungguhnya, Ia datang. Siapakah yang dapat tetap berdiri apabila Ia menampakkan diri? Sebab Ia laksana api tukang pemurni logam dan seperti sabun tukang penatu. Ia akan duduk seperti orang yang memurnikan perak; dan Ia mentahirkan orang Lewi, menyucikan mereka seperti emas dan seperti perak, supaya mereka menjadi orang-orang yang mempersembahkan kurban yang benar kepada Tuhan. Maka persembahan Yehuda dan Yerusalem akan menyenangkan hati Tuhan seperti pada hari-hari dahulu kala, dan seperti tahun-tahun yang sudah-sudah.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = f, 3/4, PS 803
Ref. Bukalah pintu hatimu, sambutlah Raja Sang Kristus.
Ayat. (Mzm 24:7.8.9.10; R: 10b)
1. Angkatlah kepalamu, hai pintu-pintu gerbang, dan bukalah dirimu lebar-lebar, hai pintu-pintu abadi, supaya masuklah Raja Kemuliaan!
2. Siapakah itu Raja Kemuliaan? Tuhan, yang jaya dan perkasa, Tuhan yang perkasa dalam peperangan!
3. Angkatlah kepalamu, hai pintu-pintu gerbang, dan bukalah dirimu lebar-lebar, hai pintu-pintu abadi, supaya masuklah Raja Kemuliaan.
4. Siapakah itu Raja Kemuliaan? Tuhan semesta alam, Dialah Raja Kemuliaan!

Bacaan dari Surat kepada Orang Ibrani (2:14-18)
   
"Karena Ia sendiri telah menderita karena pencobaan, maka Ia dapat menolong mereka yang dicobai."
    
Saudara-saudara, orang-orang yang dipercayakan Allah kepada Yesus adalah anak-anak dari darah dan daging. Maka Yesus menjadi sama dengan mereka dan mendapat bagian dalam keadaan mereka, supaya oleh kematian-Nya Ia memusnahkan Iblis yang berkuasa atas maut; dan supaya dengan jalan demikian, Ia membebaskan mereka yang seumur hidupnya berada dalam perhambaan oleh karena takutnya kepada maut. Sebab sesungguhnya, bukan malaikat-malaikat yang Ia kasihani, tetapi keturunan Abraham. Itulah sebabnya dalam segala hal Yesus harus disamakan dengan saudara-saudara-Nya, supaya Ia menjadi Imam Agung yang menaruh belas kasihan, yang setia kepada Allah utnuk mendamaikan dosa seluruh bangsa. Karena Ia sendiri telah menderita karena pencobaan, maka Ia dapat menolong mereka yang dicobai.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = es, 4/4, PS 955
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Luk 2:32)
Dialah terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel. Alleluya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (2:22-40) (Singkat: 2:22-32)
    
"Mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu."
    
Ketika genap waktu pentahiran menurut hukum Taurat Musa, Maria dan Yusuf membawa Anak Yesus ke Yerusalem untuk menyerahkan-Nya kepada Tuhan, seperti ada tertulis dalam hukum Tuhan, “Semua anak laki-laki sulung harus dikuduskan bagi Allah.” Juga mereka datang untuk mempersembahkan kurban menurut apa yang difirmankan dalam hukum Tuhan, yaitu sepasang burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati. Waktu itu adalah di Yerusalem seorang bernama Simeon. Ia seorang yang benar dan saleh hidupnya, yang menantikan penghiburan bagi Israel; Roh Kudus ada di atasnya, dan kepadanya telah dinyatakan oleh Roh Kudus, bahwa ia tidak akan mati sebelum melihat Mesias, yaitu Dia yang diurapi Tuhan. Atas dorongan Roh Kudus, Simeon datang ke Bait Allah. Ketika Anak Yesus dibawa masuk oleh orang tua-Nya, untuk melakukan kepada-Nya apa yang ditentukan hukum Taurat, Simeon menyambut Anak itu dan menatang-Nya sambil memuji Allah, katanya, “Sekarang Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan firman-Mu, sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu, yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa, yaitu terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel.” [Yusuf dan Maria amat heran akan segala sesuatu yang dikatakan tentang Anak Yesus. Lalu Simeon memberkati mereka, dan berkata kepada Maria, ibu Anak itu, “Sesungguhnya Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel, dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan – dan suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri -, supaya menjadi nyata pikiran hati banyak orang. Ada juga di situ seorang nabi perempuan, anak Fanuel dari suku Asyer, namanya Hana. Ia sudah sangat lanjut umurnya. Sesudah menikah, ia hidup tujuh tahun bersama suaminya, dan sekarang ia sudah janda, berumur delapan puluh empat tahun. Ia tidak pernah meninggalkan Bait Allah, dan siang malam beribadah dengan berpuasa dan berdoa. Pada saat Anak Yesus dipersembahkan di Bait Allah Hana pun datang ke Bait Allah, dan bersyukur kepada Allah serta berbicara tentang Anak Yesus kepada semua orang yang menantikan kelepasan untuk Yerusalem. Setelah menyelesaikan semua yang harus dilakukan menurut hukum Tuhan, kembalilah Maria dan Yusuf serta Anak Yesus ke kota kediamannya, yaitu Nazaret di Galilea. Anak itu bertambah besar dan menjadi kuat, penuh hikmat, dan kasih karunia Allah ada pada-Nya.]
InilahI Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

“Begitu banyak umat terbaptis kehilangan identitas dan keanggotaannya : mereka tidak tahu konten iman yang esensial atau mereka berpikir bahwa mereka bisa menumbuhkan iman terpisah dari perantaraan Gerejawi. Dan sementara banyak orang melihat dengan ragu pada kebenaran-kebenaran yang diajarkan Gereja, yang lainnya mereduksi Kerajaan Allah menjadi suatu nilai-nilai besar, yang tentu berhubungan dengan Injil, tapi tidak lagi berhubungan dengan inti iman Kristen…Dalam konteks ini, bagaimana kita menghidupi tanggung jawab yang dipercayakan kepada kita oleh Tuhan?” – Paus Benediktus XVI

Renungan

Kebenaran bersifat mutlak. Yesus datang ke dunia untuk membawa kebenaran. Melalui wafat dan kebangkitan-Nya, kita diselamatkan. Sehingga, kedatangan Kristus, Sang Mesias, sangat ditunggu oleh orang yang ingin menginginkan keselamatan.

Pernyataan Roh Kudus melalui Simeon menyiapkan Maria dan Yusuf. Maria mengerti rencana Tuhan sedikit demi sedikit sebagaimana Tuhan membukanya setahap demi setahap. Simeon adalah orang benar yang percaya akan janji Allah. Dia menanti di Bait Allah hingga bertemu Sang Mesias.

Hana juga orang saleh dan rendah hati yang menantikan kebenaran. Orang saleh memang selalu menantikan kebenaran. Hal ini kontras dengan orang bebal yang melawan dan menolak kebenaran. Karena itu, kebenaran dapat menimbulkan perbantahan dan koflik. Orang yang tidak mau mengikuti kebenaran pasti terganggu lalu menentang. Kebenaran menyingkapkan apa yang baik dan buruk. Kebenaran itu seperti terang. Kotoran yang kecil sekali pun tampak jelas dalam terang.

Yesus pun ditolak karena menyatakan kebenaran. Sebagaimana dinubuatkan oleh Simeon, "Sesungguhnya Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan, supaya menjadi nyata pikiran hati banyak orang" (Luk 2:34-35).

Ketika kebenaran datang, orang bebal melihat keburukan diri. Orang tidak suka mengakui atau melihat kesalahan dan keburukan sendiri. Karena itu reaksi pertama adalah menolak. Yesus mengalami penolakan karena menyatakan kebenaran. Orang yang menyatakan apa yang benar juga mengalami penolakan. Namun, barangsiapa telah menemukan kebenaran wajib menyampaikannya juga kepada orang lain, seperti halnya Hana berbicara tentang Yesus kepada semua orang yang menantikan kelepasan (ay. 38). Inilah pewartaan kabar gembira.

Kebenaran melepaskan kita dari belenggu dosa, ketakutan dan kekhawatiran karena percaya pada perlindungan-Nya. Hidup dalam kebenaran membawa damai di hati. Kita perlu terus membuka diri untuk dipimpin oleh Roh Kudus agar kita setia sampai akhir.

Mari kita menanggalkan kekerasan hati dan menerima kebenaran walau menyakitkan. Bertobat dan hidup benar adalah persembahan yang menyenangkan hati Tuhan. (Ibu M.T. Eleine Magdalena/Cafe Rohani 2016)


Persembahan Yesus dalam kenisah Bdk. Luk 2:22-29. menunjukkan Dia sebagai Anak sulung, yang dipersembahkan kepada Tuhan Bdk. Kel 13:12-13.. Dalam Simeon dan Anna terjadilah pertemuan - demikianlah tradisi Bisantin menamakan pesta ini - seluruh pengharapan Israel dengan Penebus-Nya. Yesus dikenal sebagai Mesias yang sudah lama dinanti-nantikan, sebagai "cahaya bangsa-bangsa" dan "kemuliaan Israel", tetapi juga sebagai "tanda pertentangan". Pedang dukacita, yang diramalkan untuk Maria, menandakan "persembahan" yang lain, yang sempurna dan yang satu-satunya, di salib, yang akan menganugerahkan keselamatan, "yang Allah persiapkan untuk segala bangsa". --- Katekismus Gereja Katolik, 529
 
 
 

Senin, 01 Februari 2016 Hari Biasa Pekan IV

Senin, 01 Februari 2016
Hari Biasa Pekan IV

Berada dalam Gereja, Tubuh Mistik Kristus, bagaimanapun implisit dan misteriusnya, adalah syarat esensial untuk keselamatan. (St. Yohanes Paulus, Paus; Audiensi Umum 31 Mei 1995)

 
Antifon Pembuka (Mzm 3:4)

Ya Tuhan, Engkaulah perisai yang melindungi aku. Engkaulah kemuliaanku, yang mengangkat kepalaku.

Doa Pagi


Allah Bapa Maharahim, semoga kami Kaukasihi dan semoga Roh-Mu membuka hati kami, agar kami dapat mengimani Engkau dan Utusan-Mu yang mendatangi kami, ialah Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Kedua Samuel (15:13-14.30; 16:5-13a)
   
   
"Daud melarikan diri dari Absalom, dan Simei mengutuk dia sesuai dengan perintah Tuhan."
 
Waktu itu Absalom, putera Daud memberontak. Maka datanglah seseorang kepada Daud, katanya: “Hati orang Israel telah condong kepada Absalom.” Kemudian berbicaralah Daud kepada semua pegawainya yang ada bersama-sama dengan dia di Yerusalem, “Bersiaplah, marilah kita melarikan diri, jangan sampai kita tidak dapat luput dari tangan Absalom. Pergilah dengan segera, supaya ia tidak dapat lekas menyusul kita, dan mendatangkan celaka atas kita serta memukul kota ini dengan mata pedang!” Maka Daud mendaki bukit zaitun sambil menangis. Ia mengenakan selubung kepala, dan mereka mendaki sambil menangis. Ketika Raja Daud sampai ke Bahurim, keluarlah dari sana seorang dari kaum keluarga Saul; ia bernama Simei bin Gera. Sambil mendekati raja, ia terus menerus mengutuk. Daud dan semua pegawainya ia lempari dengan batu, walaupun segenap tentara dan semua pahlawan berjalan di kiri kanannya. Beginilah perkataan Simei pada waktu itu mengutuk, “Enyahlah, enyahlah, engkau penumpah darah, orang dursila! Tuhan telah membalas kepadamu segala darah keluarga Saul, yang engkau gantikan menjadi raja. Tuhan kini menyerahkan kedudukan raja kepada anakmu Absalom. Sungguh, engkau sekarang dirundung malang, karena engkau seorang penumpah darah.” Lalu berkatalah Abisai, anak Zeruya, kepada raja, “Mengapa bangkai anjing ini mengutuki Tuanku Raja?” Izinkanlah aku menyeberang dan memenggal kepalanya.” Tetapi kata raja, “Tak usahlah campur tangan, hai anak Zeruya! Biarlah ia mengutuk! Sebab apabila Tuhan bersabda kepadanya: Kutukilah Daud, siapakah yang akan bertanya: mengapa engkau berbuat demikian?” Kata Daud pula kepada Abisai dan kepada semua pegawainya, “Sedangkan anak kandungku saja ingin mencabut nyawaku, apalagi si orang Benyamin ini! Biarkanlah dia, dan biarlah ia mengutuk, sebab Tuhanlah yang telah bersabda kepadanya demikian. Mungkin Tuhan akan memperhatikan kesengsaraanku ini, dan Tuhan membalasku dengan sesuatu yang baik sebagai ganti kutuk orang itu pada hari ini.” Demikianlah Daud melanjutkan perjalanan bersama orang-orangnya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Bangkitlah, ya Tuhan, selamatkanlah aku.
Ayat. (Mzm 3:2-3.4-5.6-7)
1. Ya Tuhan, betapa banyak lawanku! Betapa banyak orang yang bangkit menyerang aku; banyak orang berkata tentang aku, “Baginya tidak ada pertolongan dari Allah.”
2. Tetapi, Tuhan, Engkaulah perisai yang melindungi aku, Engkaulah kemuliaanku, Engkaulah yang mengangkat kepalaku! Dengan nyaring aku berseru kepada Tuhan, dan Ia menjawab aku dari gunung-Nya yang kudus.
3. Maka, aku dapat membaringkan diri dan tertidur; dan kemudian bangun lagi, sebab Tuhan menopang aku! Aku tidak takut kepada puluhan ribu orang yang mengepung aku dari segala penjuru. Bangkitlah, ya Tuhan! Tolonglah aku, ya Allahku!

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Luk 7:16)
Seorang nabi besar telah muncul di tengah kita, dan Allah mengunjungi umat-Nya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (5:1-20)
  
"Hai roh jahat, keluarlah dari orang ini!"
   
Sekali peristiwa, sampailah Yesus dan murid-murid-Nya di seberang Danau Galilea, di daerah orang Gerasa. Baru saja Yesus turun dari perahu, datanglah kepada-Nya seorang yang kerasukan roh jahat dari pekuburan. Orang itu diam di sana dan tidak ada lagi yang sanggup mengikatnya, dengan rantai sekalipun! Sudah sering ia dibelenggu dan dirantai, tetapi rantai itu diputuskannya dan belenggu itu dimusnahkannya, sehingga tidak ada seorang pun yang cukup kuat untuk menjinakkannya. Siang malam ia berkeliaran di pekuburan dan di bukit-bukit sambil berteriak-teriak dan memukuli diri dengan batu. Ketika melihat Yesus dari jauh, berlarilah ia mendapatkan-Nya. Ia lalu menyembah-Nya, dan dengan keras ia berteriak, “Apa urusan-Mu dengan aku, hai Yesus, Anak Allah yang Mahatinggi? Demi Allah, jangan siksa aku!” Karena sebelumnya Yesus mengatakan kepadanya, “Hai engkau roh jahat! Keluar dari orang ini!” Kemudian Yesus bertanya kepada orang itu, “Siapa namamu?” Jawabnya, “Namaku Legion, karena kami banyak.” Ia memohon dengan sangat supaya Yesus jangan mengusir roh-roh itu keluar dari daerah itu. Adalah di sana, di lereng bukit, sekawanan babi sedang mencari makan. Lalu roh-roh itu meminta kepada Yesus, katanya, “Suruhlah kami pindah ke dalam babi-babi itu, dan biarkanlah kami memasukinya!” Yesus mengabulkan permintaan mereka. Lalu keluarlah roh-roh jahat itu, dan memasuki babi-babi itu. Maka kawanan babi yang kira-kira dua ribu jumlahnya itu terjun dari tepi jurang ke dalam danau dan mati lemas di dalamnya. Maka larilah penjaga-penjaga babi itu! Mereka menceritakan hal itu di kota dan di kampung-kampung sekitarnya. Lalu keluarlah orang untuk melihat apa yang telah terjadi. Mereka datang kepada Yesus dan melihat orang yang kerasukan itu duduk; orang yang tadinya kerasukan legion itu, kini berpakaian dan sudah waras. Maka takutlah mereka. Orang-orang yang telah melihat sendiri hal itu menceritakan apa yang telah terjadi atas orang yang kerasukan setan itu, dan tentang babi-babi itu. Lalu mereka mendesak Yesus supaya Ia meninggalkan daerah mereka. Pada waktu Yesus naik lagi ke dalam perahu, orang yang tadinya kerasukan setan itu meminta, supaya ia diperkenankan menyertai Yesus. Tetapi Yesus tidak memperkenankannya. Yesus berkata kepada orang itu, “Pulanglah ke rumahmu, kepada orang-orang sekampungmu, dan beritahukanlah kepada mereka segala yang telah diperbuat Tuhan atasmu, dan ceritakan bagaimana Ia telah mengasihani engkau!” Orang itu pun pergi, dan mulai memberitakan di daerah Dekapolis segala yang telah diperbuat Yesus atas dirinya, dan mereka semua menjadi heran.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Raja Daud pada bacaan pertama hari ini mengalami situasi "sudah jatuh tertimpa tangga". Hatinya terkoyak dan amat sedih ketika anaknya Absalom memberontak kepadanya. Daud memilih melarikan diri agar luput dari tangan Absalom. Ketika sampai di Bahurim, ia bertemu Simei bin Gera, seorang dari kaum keluarga Saul yang mendekati raja dan mengutukinya. Bahkan Daud serta para pegawainya yang sedang mengungsi itu dilempari batu. Menarik sekali ketika seorang punggawa raja, Abisai, usul kepada Daud untuk membunuh Simei bin Gera itu, Daud justru melarang. Terungkaplah kesalehan dan keagungan Raja Daud: "Biarlah ia mengutuk. Sebab apabila Tuhan bersabda kepadanya: Kutukilah Daud, siapakah yang akan bertanya: mengapa engkau berbuat demikian". Lalu Daud juga berkata, "Mungkin Tuhan akan memperhatikan kesengsaraanku ini dan Tuhan membalasku dengan sesuatu yang baik sebagai ganti kutuk orang itu pada hari ini". Daud menyerahkan semuanya kepada Tuhan, termasuk perbuatan tidak baik orang lain kepadanya. Inilah poinnya.

Satu sikap dasar raja Daud yang amat baik ialah tidak reakti. Meski mengalami pencobaan bertubi-tubi, Daud tetap tenang. Apabila semuanya itu tidak jelas atau belum jelas, ia menyerahkannya kepada Tuhan. Bukankah kita cenderung reakti dan serta-merta menyalahkan orang lain sebagai yang bertanggung jawab atas kemalangan atua penderitaan kita? Banyak hal dalam hidup ini tidak selalu jelas, meskipun kita yakin dalam iman kita bahwa bagi Allah tidak ada yang tertutup. Yang pasti, Allah bekerja seperti halnya Tuhan Yesus yang akan menyelamatkan siapa pun, seperti penyembuhan orang di daerah orang Gerasa. (EM/Inspirasi Batin 2016)

Antifon Komuni (Mzm 3:7)

Aku tidak takut kepada puluhan ribu orang, yang mengepung aku dari segala penjuru. Bangkitlah ya Tuhan! Tolonglah aku, ya Allahku!

Minggu, 31 Januari 2016 Hari Minggu Biasa IV

Minggu, 31 Januari 2016
Hari Minggu Biasa IV

"Jangan seorangpun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu." (1Timotius 4:12)


Antifon Pembuka (Mzm 105:47)

Selamatkanlah kami, ya Tuhan Allah kami, dan kumpulkanlah kami dari antara bangsa-bangsa supaya kami bersyukur kepada nama-Mu yang kudus dan bermegah-megah dalam puji-pujian kepada-Mu.

Save us, O Lord our God! And gather us from the nations, to give thanks to your holy name, and make it our glory to praise you.


atau

Lætetur cor quærentium Dominum: quærite Dominum, et confirmamini: quærite faciem eius semper.


Doa Pagi


Tuhan, Allah kami, perkenankanlah kami menghormati Engkau dengan segenap akal budi dan mencintai semua manusia dengan kasih sejati. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa.

Bacaan dari Kitab Yeremia (1:4-5.17-19)
   
 
"Aku telah menetapkan engkau menjadi nabi bagi bangsa-bangsa."
  
Pada masa Raja Yosia turunlah firman Tuhan kepadaku, Yeremia, sebagai berikut, “Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal engkau. Dan sebelum engkau dilahirkan, Aku telah menguduskan engkau; Aku telah menetapkan engkau menjadi nabi bagi bangsa-bangsa. Maka, baiklah engkau bersiap, bangkitlah dan sampaikanlah kepada mereka, segala yang Kuperintahkan kepadamu. Janganlah gentar terhadap mereka, supaya jangan Aku menggentarkan engkau di depan mereka! Mengenai Aku, sungguh, pada hari ini Aku membuat engkau menjadi kota yang berkubu menjadi tiang besi dan menjadi tembok tembaga melawan seluruh negeri ini, menentang raja-raja Yehuda dan pemuka-pemukanya, menentang para imamnya dan rakyat negeri ini. Mereka akan memerangi engkau, tetapi tidak akan mengalahkan engkau. Sebab Aku menyertai engkau untuk melepaskan engkau.”
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = f, 2/4, PS 829
Ref. Aku hendak memuji nama-Mu, ya Tuhan, selama-lamanya.
Ayat. (Mzm 71:1-2.3-4a.5-6ab.15ab.17)
1. Pada-Mu, ya Tuhan, aku berlindung, jangan sekali-kali aku mendapat malu. Lepaskanlah dan luputkanlah aku oleh karena keadilan-Mu. Sendengkanlah telinga-Mu kepadaku dan selamatkanlah aku.
2. Jadilah bagiku gunung batu tempat berteduh, kubu pertahanan untuk menyelamatkan diri; sebab Engkaulah bukit batu dan pertahananku, ya Allahku, luputkanlah aku dari tangan orang fasik, dari cengkeram orang-orang lalim dan kejam.
3. Sebab Engkaulah harapanku, ya Tuhan, Engkaulah kepercayaanku sejak masa muda, ya Allah. Kepada-Mulah aku bertopang mulai dari kandungan, Engkaulah yang telah mengeluarkan aku dari perut ibuku.
4. Mulutku akan menceritakan keadilan-Mu dan sepanjang hari mengisahkan keselamatan yang datang dari pada-Mu, ya Allah Engkau telah mengajar aku sejak kecilku, dan sampai sekarang akan memberitakan perbuatan-Mu yang ajaib.

Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus 12:31 – 13:13 (Singkat: 13:4-13)
    
"Sekarang tinggal iman, harapan dan kasih; namun yang paling besar di antaranya ialah kasih."
    
Saudara-saudara, berusahalah memperoleh karunia-karunia yang paling utama. Dan aku menunjukkan kepadamu jalan yang lebih utama lagi. Sekalipun aku dapat berbicara dalam semua bahasa manusia dan malaikat, tetapi jika tidak mempunyai kasih, aku seperti gong yang bergaung atau canang yang gemerincing. Sekalipun aku mempunyai karunia bernubuat dan aku mengetahui segala rahasia serta memiliki seluruh pengetahuan; sekalipun aku memiliki iman sempurna untuk memindahkan gunung, tetapi jika tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna. Sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku, bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, sedikit pun tidak ada faedahnya bagiku. (Kasih itu sabar, murah hati dan tidak cemburu. Kasih itu tidak memegahkan diri, tidak sombong dan tidak bertindak kurang sopan. Kasih itu tidak mencari keuntungan diri sendiri, tidak cepat marah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Kasih tidak bersukacita atas kelaliman, tetapi atas kebenaran. Kasih menutupi segala sesuatu, percaya akan segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu. Kasih tidak berkesudahan. Nubuat akan berakhir, bahasa roh akan berhenti, dan pengetahuan akan lenyap. Sebab pengetahuan kita tidak lengkap, dan nubuat kita tidak sempurna. Tetapi jika yang sempurna tiba, hilanglah yang tidak sempurna itu. Ketika masih kanak-kanak, aku berbicara seperti kanak-kanak, merasa seperti kanak-kanak, dan berpikir seperti kanak-kanak pula. Tetapi sekarang, setelah menjadi dewasa, aku meninggalkan sifat kanak-kanak itu. Sekarang kita melihat gambaran samara-samar seperti dalam cermin, tetapi nanti dari muka ke muka. Sekarang aku mengenal secara tidak sempurna, tetapi nanti aku akan mengenal dengan sempurna, sebagaimana aku sendiri dikenal. Demikianlah tinggal ketiga hal ini: iman, harapan, dan kasih; dan yang paling besar di antaranya ialah kasih).
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = g, 4/4, PS 963
Ref. Alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya.
Ayat. (Luk 4:18-19)
Tuhan mengutus Aku memaklumkan Injil kepada orang yang hina dina, dan mewartakan pembebasan kepada orang tawanan.
   
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (4:21-30)
  
"Seperti halnya Elia dan Elisa, Yesus diutus bukan hanya kepada orang-orang Yahudi."
  
Sekali peristiwa Yesus mengajar orang banyak di rumah ibadat di kota asalnya, kata-Nya, “Pada hari ini genaplah nas Kitab Suci pada waktu kamu mendengarnya.” Mereka heran akan kata-kata indah yang diucapkan-Nya.Lalu mereka berkata, “Bukankah Dia ini anak Yusuf?” Maka berkatalah Yesus kepada mereka, “Tentu kamu akan mengatakan pepatah ini kepada-Ku: Hai Tabib, sembuhkanlah dirimu sendiri! Perbuatlah di sini, di tempat asal-Mu ini, segala yang kami dengar telah terjadi di Kapernaum!” Yesus berkata lagi, “Aku berkata kepadamu: Sungguh, tidak ada nabi yang dihargai di tempat asalnya. Aku berkata kepadamu, dan kata-Ku ini benar: Pada zaman Elia terdapat banyak wanita janda di Israel, ketika langit tertutup selama tiga tahun enam bulan dan ketika bahaya kelaparan yang hebat menimpa seluruh negeri. Tetapi Elia diutus bukan kepada salah seorang dari mereka, melainkan kepada seorang janda di Sarfat, di tanah Sidon. Dan pada zaman nabi Elisa banyak orang kusta di Israel, tetapi tidak ada seorang pun dari mereka yang ditahirkan, selain Naaman, orang Siria itu.” Mendengar itu sangat marahlah semua orang di rumah ibadat itu. Mereka bangkit, lalu menghalau Yesus ke luar kota, dan membawa Dia ke tebing gunung tempat kota itu terletak, untuk melemparkan Dia dari tebing itu. Tetapi Yesus berjalan lewat dari tengah-tengah mereka, lalu pergi.
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Pengenalan akan seseorang tidak selalu berakibat positif. Kadang tidak kenal membuat kita bisa mengagumi pribadinya; bisa mendengar dan menerima apa yang diomongkan. Tetapi, saat kita kenal siapa dia, dari keluarga apa, rumahnya di mana, siapa saudara-saudaranya, apa pekerjaannya, orang bisa berubah pandangannya: bisa semakin mengagumi atau sebaliknya, menolak. Itulah risiko pengenalan akan seseorang.

Pengalaman seperti itu juga dialami oleh Yesus sendiri. Coba kita simak apa yang dilakukan oleh orang-orang di tempat ibadat setelah Yesus selesai membaca Kitab Suci. “....mata semua orang dalam rumah ibadat itu tertuju kepada-Nya. ....Semua orang itu membenarkan Dia dan mereka heran akan kata-kata yang indah yang diucapkan-Nya” (ay. 20.22). Pada awalnya baik, mengagumi, heran, berdecak, menarik, dst. Setelah mereka mengenali siapa Yesus, asal-Nya, keluarga dan saudara-saudara-Nya, mulailah keluar kata-kata sindiran dan akhirnya penolakan. Kita pun sering bersikap seperti itu. Pikiran dan cara pandang manusiawi kita membelokkan apa yang baik menjadi sikap mencibirkan dan menolak. Bahkan gosip-gosip negatif terus keluar. Untuk apa? Supaya orang itu dinilai tidak baik; supaya jauh dan tidak ada yang mengagumi lagi, bahkan malah sebaliknya: menolak!

Kita tidak perlu kaget bila kita juga seperti mereka. Itu berarti bahwa sabda Tuhan Yesus belum mengakar dan meresap sampai ke dalam hati dan budi kita. Sabda Tuhan belum mengubah perilaku dan cara kita bertindak. Sabda Tuhan baru sampai pada mulut kita, belum menjadi makanan dan sari-sari makanan yang merasuki sumsum, tulang dan daging kita. Kita masih harus mengunyah, mencecap dan menelannya. Itulah meditasi. Itulah yang kita buat saat ini: memberi waktu pada sabda Tuhan dalam keheningan dan mendengarkan Tuhan bersabda lewat hati kita. Selamat merenung. Tuhan memberkati. (JK/Inspirasi Batin 2016)

Antifon Komuni (Mzm 31:17-18)

Buatlah wajah-Mu bercahaya atas hamba-Mu. Selamatkanlah aku oleh kasih setia-Mu. Tuhan, janganlah membiarkan aku mendapat malu, sebab aku berseru kepada-Mu.

Let your face shine on your servant. Save me in your meciful love. O Lord, let me never be put to shame, for I call to you.

Illumina faciem tuam super servum tuum, et salvum me fac in tua misericordia: Domine, non confundar, quoniam invocavi te.

Sabtu, 30 Januari 2016 Hari Biasa Pekan III

Sabtu, 30 Januari 2016
Hari Biasa Pekan III

Hati manusia merindukan dunia di mana kasih bertahan, di mana karunia-karunia dibagikan, di mana kesatuan dibangun, di mana kebebasan menemukan maknanya dalam kebenaran, dan dimana identitas ditemukan dalam persekutuan yang saling menghormati. Iman kita dapat menanggapi pengharapan-pengharapan ini : semoga kamu menjadi pelopornya! (Paus Benediktus XVI - Pesan untuk Hari Komunikasi Sedunia ke-43, 24 Mei 2009)
  
Antifon Pembuka (Mzm 51:12)

Ciptakanlah hati murni dalam diriku, ya Allah, dan baruilah semangat yang teguh dalam batinku.

Doa Pagi

Allah Bapa yang Mahakuasa, semoga Kristus tidak ditolak dunia, karena kekurangan kami yang menghadirkan-Nya dengan terlalu samar-samar. Semoga kami bersama Kristus, mempedulikan, melayani, serta mengilhami dunia ini, karena Roh Kristus yang hadir dalam diri kami, namun semoga kami sendiri tidak sampai terseret oleh roh duniawi. Kami percaya bahwa Engkau senantiasa menyertai dan membantu kami. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Kedua Samuel (12:1-7a.10-17)
   
 "Daud mengaku telah berdosa kepada Tuhan."
     
Pada waktu itu Daud melakukan yang jahat di hadapan Allah: ia mengambil isteri Uria menjadi isterinya; maka Tuhan mengutus Natan kepada Daud. Natan datang kepada Daud dan berkata kepadanya, “Ada dua orang dalam suatu kota: yang seorang kaya, yang lain miskin. Si kaya mempunyai sangat banyak kambing domba dan lembu sapi; si miskin tidak mempunyai apa-apa, selain seekor anak domba betina yang masih kecil, yang dibeli dan dipeliharanya. Anak domba itu menjadi besar bersama dengan anak-anak si miskin, makan dari suapannya, minum dari cawannya, dan tidur di pangkuannya, seperti seorang anak perempuan baginya. Pada suatu hari orang kaya itu mendapat tamu; ia merasa sayang mengambil seekor dari kambing domba atau lembunya untuk dimasak bagi pengembara yang datang kepadanya itu. Maka ia mengambil anak domba betina kepunyaan si miskin itu, dan memasaknya bagi orang yang datang kepadanya itu. Lalu Daud menjadi sangat marah karena orang itu dan ia berkata kepada Natan, “Demi Tuhan yang hidup: orang yang melakukan itu harus dihukum mati. Anak domba betina itu harus dibayar gantinya empat kali lipat, karena orang yang melakukan hal itu tidak kenal belas kasihan.” Kemudian berkatalah Natan kepada Daud, “Engkaulah orang itu! Beginilah sabda Tuhan, Allah Israel: Pedang tidak akan menyingkir dari keturunanmu sampai selamanya, karena engkau telah menghina Aku dan mengambil isteri Uria, orang Het itu, untuk menjadi isterimu. Beginilah sabda Tuhan:’Malapetaka yang datang dari kaum keluargamu sendiri akan Kutimpakan ke atasmu. Aku akan mengambil isteri-isterimu di depan matamu dan memberikannya kepada orang lain; dan orang itu akan tidur dengan isterimu di siang hari. Engkau telah melakukannya secara tersembunyi, tetapi Aku akan melakukan hal itu di depan seluruh Israel secara terang-terangan.’ Lalu berkatalah Daud kepada Natan, “Aku sudah berdosa kepada Tuhan.” Dan Natan berkata kepada Daud, “Tuhan telah menjauhkan dosamu itu: engkau tidak akan mati. Walaupun demikian, pastilah anak yang lahir bagimu itu akan mati, karena dengan perbuatan itu engkau sangat menista Tuhan.” Kemudian pergilah Natan, pulang ke rumahnya. Tuhan mencelakakan anak yang dilahirkan bekas isteri Uria bagi Daud, sehingga sakit. Lalu Daud memohon kepada Allah bagi anak itu; ia berpuasa dengan tekun, dan apabila ia masuk ke dalam, semalam-malaman ia berbaring di tanah. Maka datanglah para tua-tua yang ada di rumahnya untuk meminta ia bangun dari lantai, tetapi Daud tidak mau; juga ia tidak makan bersama-sama dengan mereka.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Ciptakanlah hati murni dalam diriku, ya Allah.
Ayat. (Mzm 51:12-13.14-15.16-17)
1. Ciptakanlah hati yang murni dalam diriku, ya Allah, dan baharuilah semangat yang teguh dalam batinku. Janganlah membuang aku dari hadapan-Mu dan janganlah mengambil roh-Mu yang kudus dari padaku!
2. Berilah aku sukacita karena keselamatan-Mu dan teguhkanlah roh yang rela dalam diriku. Maka aku akan mengajarkan jalan-Mu kepada orang-orang durhaka, supaya orang-orang berdosa berbalik kepada-Mu.
3. Lepaskanlah aku dari hutang darah, ya Allah, Allah penyelamatku, maka lidahku akan memasyhurkan keadilan-Mu! Ya Tuhan, bukalah bibirku, supaya mulutku mewartakan puji-pujian kepada-Mu!
   
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Yoh 13:16)
Demikian besar kasih Allah kepada dunia, sehingga Ia menyerahkan Anak-Nya yang tunggal. Setiap orang yang percaya kepada-Nya memiliki hidup abadi.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (4:35-41)
 
"Angin dan danau pun taat kepada Yesus."
 
Pada suatu hari, ketika hari sudah petang, Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Marilah kita bertolak ke seberang.” Mereka meninggalkan orang banyak yang ada di sana lalu bertolak, dan membawa Yesus dalam perahu itu di mana Ia telah duduk; dan perahu-perahu lain pun menyertai Dia. Lalu mengamuklah taufan yang sangat dahsyat, dan ombak menyembur masuk ke dalam perahu, sehingga perahu itu mulai penuh dengan air. Pada waktu itu Yesus sedang tidur di buritan di sebuah tilam. Maka murid-murid membangunkan Yesus dan berkata kepada-Nya, “Guru, Engkau tidak perduli kalau kita binasa?” Yesus pun bangun, menghardik angin itu dan berkata kepada danau, “Diam! Tenanglah!” Lalu angin itu reda dan danau pun menjadi teduh sekali. Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak percaya?” Mereka menjadi sangat takut dan berkata seorang kepada yang lain, “Siapakah gerangan orang ini? Angin dan danau pun taat kepada-Nya?”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan
 
Di sebuah rumah sakit ada seorang pasien yang harus menjalani operasi berhubung dengan sakit yang dideritanya. Ketika pasien tersebut diberi tahu akan dioperasi maka nampak pucat dan ketakutan. Beberapa waktu setelah informasi tersebut seorang perawat memeriksa tekanan darah yang bersangkutan, dan ternyata tekanan darah pasien cukup tinggi, maka tindakan operasi ditunda. Hal itu terjadi di pagi hari, dan sorenya pasien dicek tekanan darahnya lagi dan ternyata masih tetap tinggi, maka dokter memutuskan untuk memberi obat penenang serta minta saudara-saudari pasien untuk mempersiapkan saudaranya yang sedang sakit tersebut agar tidak takut dioperasi. Orang yang sedang dalam ketakutan memang mengalami kenaikan tekanan darah dan pada umumnya juga mudah marah, pasien dalam tekanan darah tinggi tak mungkin untuk dioperasi. Takut rasanya pernah kita alami dan kiranya dalam situasi dan kondisi hidup yang sarat dengan tantangan, hambatan dan perjuangan masa kini cukup banyak orang menjadi takut. Gelombang kehidupan begitu menggoncang dan membuat banyak orang tidak tenang serta ketakutan.

"Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak percaya?” (Mrk 4:40)

“Pada hari itu, waktu hari sudah petang, Yesus berkata kepada mereka: "Marilah kita bertolak ke seberang.” (Mrk 4:35). Menyeberangi danau yang cukup luas diwaktu malam kiranya terasa sepi dan menakutkan, apalagi ketika taufan dahsyat yang mengombang-ambingkan perahu yang sedang ditumpanginya. Itulah yang sedang terjadi dan dialami oleh para rasul bersama dengan Yesus yang sedang tertidur. Dalam ketakutan dan kerja keras mengayuh perahu para rasul berkata: “Guru, Engkau tidak peduli kalau kita binasa? Ia pun bangun, menghardik angin itu dan berkata kepada danau itu: "Diam! Tenanglah!" Lalu angin itu reda dan danau itu menjadi teduh sekali. Lalu Ia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak percaya?" (Mrk 4:38-40). Para rasul tidak percaya bahwa Yesus berada di tengah-tengah mereka dan bersama dengan-Nya pasti tidak akan binasa karena taufan dahsyat.

Tuhan hadir dimana-mana dan kapan saja terus menerus di dalam kehidupan dan kebersamaan kita, maka baiklah ketika kita harus menghadapi aneka tantangan, hambatan dan pekerjaan berat marilah kita sadari dan hayati kehadiran dan karya-Nya, Tuhan yang senantiasa mendampingi atau menyertai hidup, kerja, kesibukan dan pelayanan kita. Dengan kata lain marilah dalam dan semangat iman kita hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kita lihat, temui dan hayati kehadiran dan karya Tuhan dalam hidup sehari-hari, antara lain dalam diri sesama dan saudara-saudari kita yang berkehendak baik. Lihat, cari dan hayati apa yang baik, indah, mulia dan benar di dalam sesama dan lingkungan hidup kita dengan rendah hati dan dalam keheningan.

"Beginilah firman TUHAN: Bahwasanya malapetaka akan Kutimpakan ke atasmu yang datang dari kaum keluargamu sendiri. Aku akan mengambil isteri isterimu di depan matamu dan memberikannya kepada orang lain; orang itu akan tidur dengan isteri-isterimu di siang hari. Sebab engkau telah melakukannya secara tersembunyi, tetapi Aku akan melakukan hal itu di depan seluruh Israel secara terang-terangan" (2Sam 12:11-12), demikian firman Tuhan bagi Daud yang telah berbuat dosa. Orang berbuat dosa atau melakukan kejahatan, misalnya mencuri, korupsi, berzinah dst..pada umumnya memang secara sembunyi-sembunyi atau diam-diam agar tidak diketahui orang lain. Namun betapa rapinya orang menyembunyikan kejahatannya pada suatu saat akan terbongkar juga, dan pembongkaran tidak sembunyi-sembunyi atau diam-diam, melainkan secara terbuka dan terang-terangan, entah secara informal maupun formal. Secara informal artinya kejahatan orang yang berangkutan menjadi percaturan atau omongan banyak orang di berbagai tempat, sedangkan secara formal berarti dibuka dan dibicarakan dalam proses pengadilan. Maka dengan ini kami berharap kepada mereka yang telah berbuat jahat atau berdosa: hendaknya sedini mungkin mengakui dosa dan kejahatannya daripada kelak kemudian hari dibuka orang lain dan dengan demikian tersebar luas serta mencelakakan. Ketika ada orang yang mengingatkan kejahatan atau dosa kita, sebagaimana Natan mengingatkan Daud, hendaknya dengan jujur dan terbuka mengakui seperti Daud yang berkata "Aku sudah berdosa kepada TUHAN.". Tuhan akan mengampuni dosa dan kesalahan kita, dan memang sebagai tebusan atau denda dosa ada kemungkinan kita harus berkorban atau melakukan dan melihat sesuatu yang kurang enak dan kurang membahagiakan, sebagaimana akan dilihat oleh Daud dalam keturunannya. Ada kemungkinan karena dosa dan kejahatan kita, anak-anak atau generasi penerus kita menderita cacat tertentu, meskipun kita sudah bertobat. (arsip renungan Rm. Ign. Sumarya, SJ)

Antifon Komuni (Mrk 4:31)

Yesus bangun, menghardik angin dan berkata kepada danau, "Diam dan tenanglah!" Maka angin mereda dan danau menjadi tenang sekali.

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy