Minggu, 21 Februari 2016
Hari Minggu Prapaskah II
Tak seorang pun boleh malu terhadap salib Kristus, yang digunakan-Nya untuk menebus dunia (St. Leo Agung)
Antifon Pembuka (Mzm 27:8-9)
Kepada-Mu, ya Tuhan, hatiku berkata, "Kucari wajah-Mu." Wajah-Mu kucari, ya Tuhan, janganlah memalingkan muka daripadaku.
Tibi dixit cor meum, quæsivi vultum tuum, vultum tuum Domine requiram: ne avertas faciem tuam a me.
(Antifon ini dapat diulangi sesudah tiap ayat dari Mazmur 84)
Doa Pagi
Ya Allah, Engkau menghendaki agar kami mendengarkan Putra-Mu yang
terkasih. Semoga Engkau berkenan menggerakkan hati kami dengan Sabda-Mu
dan memurnikan mata batin kami agar dapat memandang kemuliaan-Mu dengan
sukacita. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang
bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa,
Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Kejadian (15:5-12.17-18)
"Perjanjian Allah dengan Abraham."
Sekali peristiwa Tuhan membawa Abram keluar dari rumah serta berfirman,
“Coba lihat ke langit, hitunglah bintang-bintang, jika engkau dapat!”
Maka firman-Nya kepada Abram, “Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu.”
Lalu percayalah Abram kepada Tuhan; maka Tuhan memperhitungkan hal itu
kepadanya sebagai kebenaran. Tuhan berfirman lagi kepada Abram, “Akulah
Tuhan, yang membawa engkau keluar dari Ur Kasdim guna memberikan negeri
ini menjadi milikmu.” Tetapi Abram bertanya, “Ya Tuhan Allah, dari
manakah aku tahu bahwa aku akan memilikinya?” Firman Tuhan kepadanya,
“Ambillah bagi-Ku seekor lembu betina berumur tiga tahun, seekor kambing
betina berumur tiga tahun, seekor domba jantan berumur tiga tahun,
seekor burung tekukur dan seekor anak burung merpati.” Abram mengambil
semuanya itu, membelahnya menjadi dua, lalu diletakkannya
belahan-belahan itu yang satu di samping yang lain; tetapi burung-burung
itu tidak ia belah. Ketika burung-burung buas hinggap di atas daging
binatang-binatang itu, maka Abram mengusirnya. Menjelang matahari
terbenam, tertidurlah Abram dengan nyenyak. Lalu gelap gulita yang
mengerikan turun meliputinya. Ketika matahari telah terbenam, dan hari
menjadi gelap, kelihatanlah perapian yang berasap beserta suluh yang
berapi lewat di antara belahan-belahan daging itu. Pada hari itulah
Tuhan mengadakan perjanjian dengan Abram serta berfirman, “Kepada
keturunanmulah Kuberikan negeri ini, mulai dari sungai Mesir sampai ke
sungai Efrat yang besar itu.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, la = a, 4/4, PS 801
Ref. Tuhan adalah terang dan keselamatanku.
atau Aku percaya kepada-Mu, Tuhanlah pengharapanku. Tuhan, pada-Mu 'kuberserah, dan mengharap kerahiman-Mu.
Ayat. (Mzm 27:1.7-8.9abc.13-14)
1. Tuhan adalah terang dan keselamatanku, kepada siapakah aku harus
takut? Tuhan adalah benteng hidupku, terhadap siapakah aku harus gentar?
2. Dengarlah, ya Tuhan, seruan yang kusampaikan, kasihanilah aku dan
jawablah aku! Wajah-Mu kucari, ya Tuhan, seturut firman-Mu, "Carilah
wajah-Ku!"
3. Janganlah menyembunyikan wajah-Mu dari pada-Ku, janganlah menolak
hamba-Mu ini dengan murka. Engkaulah pertolonganku, ya Allah
penyelamatku, janganlah membuang aku, dan janganlah meninggalkan daku.
4. Sungguh, aku percaya akan melihat kebaikan Tuhan, di negeri
orang-orang yang hidup. Nantikanlah Tuhan, kuatkanlah dan teguhkanlah
hatimu! Ya, nantikanlah Tuhan.
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Filipi (3:17-4:1)
"Kristus akan mengubah tubuh kita menjadi serupa dengan tubuh-Nya yang mulia."
Saudara-saudara, ikutilah teladanku, dan perhatikanlah mereka yang hidup
seperti kami. Sebab, seperti yang telah sering kukatakan kepadamu, dan
yang kunyatakan pula sekarang sambil menangis, banyak orang hidup
sebagai musuh salib Kristus. Kesudahan mereka ialah kebinasaan, Tuhan
mereka ialah perut, kemuliaan mereka ialah hal-hal aib, sedangkan
pikiran mereka semata-mata tertuju kepada perkara-perkara duniawi.
Tetapi kita adalah warga Kerajaan Surga. Dari sana juga kita menantikan
Tuhan Yesus Kristus, Sang Penyelamat, yang akan mengubah tubuh kita yang
hina ini menjadi serupa dengan tubuh-Nya yang mulia, sesuai dengan
kuasa-Nya yang dapat menaklukkan segala sesuatu kepada diri-Nya. Karena
itu, Saudara-saudaraku yang kukasihi dan kurindukan, sukacitaku dan
mahkotaku, berdirilah dengan teguh dalam Tuhan!
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal
Ayat. Dari awan yang bercahaya Allah Bapa berbicara, "Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, dengarkanlah Dia!"
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (9:28b-36)
"Ketika sedang berdoa, berubahlah rupa wajah Yesus."
Sekali peristiwa Yesus membawa Petrus, Yohanes dan Yakobus, lalu naik ke
atas gunung untuk berdoa. Ketika sedang berdoa, wajah Yesus berubah,
dan pakaian-Nya menjadi putih berkilau-kilauan. Dan tampaklah dua orang
berbicara dengan Dia, yaitu Musa dan Elia. Keduanya menampakkan diri
dalam kemuliaan, dan berbicara tentang tujuan kepergian Yesus yang akan
digenapi-Nya di Yerusalem. Sementara itu Petrus dan teman-temannya telah
tertidur, dan ketika terbangun, mereka melihat Yesus dalam
kemuliaan-Nya; juga kedua orang yang berdiri di dekat Yesus itu. Dan
ketika kedua orang itu hendak meninggalkan Yesus, Petrus berkata kepada
Yesus, “Guru, betapa bahagianya kami berada di tempat ini. Baiklah kami
dirikan sekarang tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu
untuk Elia.” Tetapi Petrus tidak tahu apa yang dikatakannya itu.
Sementara Petrus berkata demikian, datanglah awan menaungi mereka. Dan
ketika masuk ke dalam awan itu, takutlah mereka. Maka terdengarlah suara
dari dalam awan itu, yang berkata, “Inilah Anak-Ku yang Kupilih,
dengarkanlah Dia!” Ketika suara itu terdengar, nampaklah Yesus tinggal
seorang diri. Murid-murid itu merahasiakan semua itu, dan pada masa itu
mereka tidak menceritakan kepada siapa pun apa yang telah mereka lihat
itu.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
Minggu Prapaskah kedua menunjukkan kepada kita dinamika permenungan
iman, tobat dan silih kita. Yesus mendidik secara khusus tiga murid
utama untuk mengalami kemuliaan Yesus Kristus bersama Musa dan Elia.
Suara Bapa meneguhkan kita mengenai pewahyuan Yesus Kristus bagi kita:
“Inilah Anak-Ku yang Kupilih, dengarkanlah Dia”. Pernyataan langsung
dari Allah Bapa membawa kepada kita keyakinan bahwa Putra kesayangan
Allah dianugerahkan bagi kita agar kita mendengarkan-Nya.
Dari pengalaman pribadi tiga murid utama, kita semua diajak mengakui
dan mengagumi kasih karunia Allah. Pewahyuan pribadi dilanjutkan dengan
tugas perutusan untuk hadir dalam kancah hidup harian. Dari pengalaman
khusus (tiga orang terpilih), menjadi pengalaman misioner, diutus
mewartakan Yesus Kristus yang telah didengarkan ajaran dan ditangkap
cara hidup-Nya. Sebagaimana pengalaman para murid yang takjub mengalami
intimitas dalam kemuliaan Tuhan bersama nabi besar Musa dan Elia, segera
harus turun gunung dan bergulat dalam hidup sehari-hari, demikian pula
kita. Pengalaman sesaat mengalami ketakjuban dalam kemuliaan ilahi,
sudah cukup menjadi bekal berkiprah dalam karya dan kepedulian.
Pengalaman ilahi dapat kita rasakan manakala kita sedang mengikuti
pembinaan rohani bersama misalnya melalui retret, rekoleksi atau
permenungan pribadi. Juga ketika hati kita mudah digerakkan oleh
pengalaman dan kebersamaan dalam menikmati alam ciptaan Tuhan yang
membawa kepada kekaguman. Pengalaman kemuridan tidak boleh berhenti pada
pengalaman kemuliaan atau bahkan cukup dengan rasa nyaman internal.
Pengalaman ini menjadi bekal untuk terlibat dalam kancah hidup harian
mewujudkan kesejahteraan umum, advokasi, pemberdayaan, dan aneka bentuk
keberpihakan dalam tindakan kasih yang nyata. Diperlukan keseimbangan
hidup dan keberanian untuk mewujudkan aneka keterlibatan dan kepedulian. (FXS/Inspirasi Batin 2016)
Antifon Komuni (Mat 17:5)
Inilah Putra-Ku yang terkasih, kepada-Nyalah Aku berkenan; dengarkanlah Dia.
Visionem quam vidistis, nemini dixeritis, donec a mortuis resurgat Filius hominis.
(Antifon ini dapat diulangi sesudah tiap ayat dari Mzm 45:2ab,3,4,5,6,7,8,18ab atau Mzm 97:1,2,3,4,5,6,11,12)