Minggu, 20 Maret 2016
Hari Minggu Palma - Hari Minggu Prapaskah VI - Mengenangkan Sengsara Tuhan
Hari ini biarlah kita juga menyanyikan lagu suci, sambil melambaikan
rantai rohani jiwa kita: Diberkatilah yang datang dalam nama Tuhan, Raja
Israel ---- St. Andreas dari Kreta
Antifon Pembuka (Mat 21:9 / PS 491 / GR hal. 137 / GM hal. 272 / GS hal. 115 )
Terpujilah Putra Daud! Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan! Terpujilah Yang Mahatinggi!
Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (19:28-40)
"Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan."
Dalam perjalanan-Nya ke Yerusalem, ketika telah dekat Betfage dan
Betania, yang terletak di gunung yang bernama Bukit Zaitun, Yesus
menyuruh dua orang murid-Nya dengan pesan, “Pergilah ke kampung yang di
depanmu itu! Pada waktu masuk kampung itu, kamu akan mendapati seekor
keledai muda tertambat, yang belum pernah ditunggangi orang. Lepaskanlah
keledai itu dan bawalah ke mari! Dan jika ada orang bertanya kepadamu,
‘Mengapa kamu melepaskannya?’ Jawablah begini, ‘Tuhan memerlukannya’.”
Lalu pergilah kedua murid yang disuruh itu, dan mereka mendapati segala
sesuatu seperti yang telah dikatakan Yesus. Ketika mereka melepaskan
keledai itu, berkatalah orang yang empunya keledai itu, “Mengapa kamu
melepaskan keledai itu?” Kata mereka, “Tuhan memerlukannya.” Mereka
membawa keledai itu kepada Yesus, lalu mengalasinya dengan pakaian
mereka, dan menolong Yesus naik ke atasnya. Dan sementara Yesus
mengendarai keledai itu, mereka menghamparkan pakaian di jalan. Ketika
Yesus sudah dekat Yerusalem, di jalan yang menurun dari Bukit Zaitun,
mulailah semua murid yang mengiringi Dia bergembira dan memuji Allah
dengan suara nyaring oleh karena mukjizat yang telah mereka lihat. Kata
mereka, “Diberkatilah Dia yang datang sebagai Raja dalam nama Tuhan!
Damai sejahtera di surga dan kemuliaan di tempat yang mahatinggi!”
beberapa orang Farisi yang turut dengan orang banyak itu berkata kepada
Yesus, “Guru, tegurlah murid-murid-Mu itu!” Jawab Yesus kepada mereka,
“Aku berkata kepadamu: Jika mereka ini diam, maka batu-batu ini akan
berteriak.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Antifon 1 (atau lihat PS 492)
* Sambil membawa ranting-ranting zaitun anak-anak Ibrani menyambut Tuhan seraya berseru: Hosanna di tempat yang mahatinggi.
Ayat. (Mzm 24)
1. Milik Tuhanlah bumi dan segala isinya*, jagat dan semua penghuninya.
Ia telah mendasarkan di atas lautan* dan menegakkan di atas
sungai-sungai.
2. Siapakah yang mendaki gunung Tuhan* dan berdiri di tempat kudus-Nya?
Orang yang bersih tangannya dan murni hatinya, + dan tidak menginginkan dusta*, dan juga tidak bersumpah palsu.
3. Ia akan mendapat berkat dari Tuhan*, dan rahmat dari Allah penyelamatnya.
Inilah bangsa yang mencari Dia*, yang mencari wajah Allah Yakub.
4. Tinggikanlah tiangmu, hai gapura-gapura, + dan lebarkanlah dirimu,
hai gerbang abadi*, supaya masuklah raja mulia. Siapakah itu raja
mulia?* Tuhan yang mahakuat dan mahakuasa, Tuhan yang jaya dalam
pertempuran.
5. Tinggikanlah tiangmu, hai gapura-gapura, + dan lebarkanlah dirimu,
hai gerbang abadi, supaya masuklah raja mulia. Siapakah itu raja mulia? *
Allah segala kuasa, Dialah raja mulia.
Antifon 2
* Anak-anak Ibrani membentangkan pakaian di jalan dan berseru: Hosanna bagi Putra Daud. Diberkatilah yang datang dalam nama Tuhan.
Ayat. (Mzm 47)
1. Bertepuktanganlah, hai segala bangsa, *
bersoraklah bagi Allah dengan nyanyian gembira.
Sebab dahsyatlah Tuhan yang mahatinggi, *
raja agung atas seluruh bumi.
2. Ia menaklukkan bangsa-bangsa kepada kita, *
dan menundukkan suku-suku ke bawah kaki kita.
Ia menentukan warisan bagi kita, *
kebanggaan Yakub yang dicintai-Nya.
Allah telah naik diiringi sorak-sorai, *
Tuhan mengangkasa diiringi bunyi sangkakala.
3. Bermazmurlah bagi Allah, bermazmurlah, *
bermadahlah bagi raja kita, bermadahlah.
Sebab Allah merajai seluruh bumi,*
bermadahlah dengan tulus hati.
4. Allah memerintah segala bangsa, *
Ia bersemayam di atas takhta-Nya yang kudus.
Para pemimpin bangsa-bangsa berkumpul
bersama Umat Allah Abraham +
karena seluruh bumi milik Allah, *
sangat mulialah pula.
Ayat. Pola lagu: 1 2 3 3 . . . 2 3 (1) 1 . ' 3 . . . 1 2 3 2 (1) 1 . //
1. Ber-so-rak-sorailah bagi Tuhan, hai se- lu - ruh bu - mi,
beribadahlah kepada Tuhan d e n g a n su - ka ci - ta!
2. Da-tang-lah ke hadapan-Nya dengan so- rak-so- rai!
Ketahuilah bahwa Tu-han-lah Al-lah.
3. Ma-suk-lah melalui pintu gerbangnya
dengan nya- nyi - an syu-kur,
bersyukurlah kepada-Nya, pu-ji-lah na-ma-Nya.
4. Ke-mu-liaan kepada Bapa dan Putra dan Roh Ku-dus:
seperti pada permulaan, sekarang, selalu, dan sepanjang
segala a- bad. Amin.
PERAYAAN EKARISTI
Antifon Pembuka (bdk. Yoh 12:1, 12-13; Mzm 24:9-10)
* Enam hari sebelum Hari Raya Paskah, tatkala Tuhan memasuki Kota
Yerusalem, anak-anak menyongsong Dia. Mereka membawa daun palma dan
bersorak gembira:
* Hosanna di tempat yang mahatinggi. Diberkatilah Engkau yang datang
dengan membawa kerahiman berlimpah. Tinggikanlah tiangmu, hai
gapura-gapura, dan lebarkanlah dirimu, hai gerbang abadi, supaya
masuklah raja mulia. Siapakah itu raja mulia? Allah segala kuasa, Dialah
raja mulia.
* Hosanna di tempat yang mahatinggi. Diberkatilah Engkau yang datang dengan membawa kerahiman berlimpah.
Doa
Allah Bapa yang Mahakuasa dan kekal, Engkau telah mengutus Putra-Mu
mengenakan kemanusiaan kami dan memanggul salib hina. Perkenankanlah
kami sebagai hamba-hamba mengikuti rajanya dalam dukacita penderitaan,
agar dapat ikut serta dalam sukacita kebangkitan-Nya. Dengan
pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau,
dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala
masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Yesaya (50:4-7)
"Aku tidak menyembunyikan mukaku ketika aku dinodai, karena aku tahu bahwa aku tidak akan mendapat malu."
Tuhan Allah telah memberikan kepadaku lidah seorang murid, supaya dengan
perkataanku aku dapat memberi semangat baru kepada orang yang letih
lesu. Setiap pagi Ia mempertajam pendengaranku untuk mendengar seperti
seorang murid. Tuhan Allah telah membuka telingaku, dan aku tidak
memberontak, tidak berpaling ke belakang. Aku memberi punggungku kepada
orang-orang yang memukul aku, dan pipiku kepada orang-orang yang
mencabuti janggutku. Aku tidak menyembunyikan mukaku ketika aku dinodai
dan diludahi. Tetapi Tuhan Allah menolong aku; sebab itu aku tidak
mendapat noda. Maka aku meneguhkan hatiku seperti teguhnya gunung batu,
karena aku tahu bahwa aku tidak akan mendapat malu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Filipi (2:6-11)
"Yesus merendahkan diri, maka Allah sangat meninggikan Dia."
Saudara-saudara, walaupun dalam rupa Allah, Kristus Yesus tidak
menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus
dipertahankan. Sebaliknya Ia telah mengosongkan diri-Nya sendiri dan
mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam
keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai
mati, bahkan sampai mati di kayu salib. Itulah sebabnya Allah sangat
meninggikan Dia dan menganugerahi-Nya nama di atas segala nama, supaya
dalam nama Yesus bertekuk lututlah segala yang ada di langit, yang ada
di atas dan di bawah bumi, dan bagi kemuliaan Allah Bapa semua lidah
mengakui “Yesus Kristus adalah Tuhan”.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.
N: Narator
†: Yesus
PP: Pontius Pilatus
Pe: Petrus
Rs: Para Rasul/Murid
Im: Imam Agung
S: Serdadu
R: Wakil Rakyat
W: Wanita
SO: Semua Orang
N. Inilah Kisah Sengsara Tuhan kita Yesus Kristus menurut Lukas: (22:14-23:56)
N. Ketika tiba saat perjamuan Paskah, Yesus duduk makan bersama-sama dengan rasul-rasul-Nya. Kata-Nya kepada mereka,
†. “Aku sangat rindu makan Paskah ini bersama-sama dengan kamu, sebelum
Aku menderita. Sebab Aku berkata kepadamu: Aku tidak akan memakannya
lagi sampai perjamuan ini digenapkan dalam Kerajaan Allah.”
N. Kemudian Yesus mengambil sebuah cawan, mengucap syukur, lalu berkata,
†. “Ambillah ini dan bagikanlah di antara kamu! Sebab Aku berkata
kepadamu: Mulai sekarang ini Aku tidak akan minum lagi hasil pokok
anggur sampai Kerajaan Allah telah datang.”
N. Lalu Yesus mengambil roti, mengucap syukur, memecah-mecahnya dan memberikannya kepada mereka, seraya berkata,
†. “Inilah Tubuh-Ku yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini untuk mengenangkan Daku.”
N. Demikian juga dibuat-Nya dengan cawan sesudah makan; Ia berkata,
†. “Cawan ini adalah perjanjian baru oleh darah-Ku, yang ditumpahkan
bagi kamu. Tetapi, lihat, tangan orang yang menyerahkan Aku ada bersama
Aku di meja ini. Sebab Anak Manusia memang akan pergi seperti yang telah
ditetapkan, akan tetapi celakalah orang yang olehnya Ia diserahkan!”
N. Lalu mulailah mereka mempersoalkan siapa di antara mereka yang akan
berbuat demikian. Lalu terjadilah juga pertengkaran di antara
murid-murid Yesus tentang siapa yang dapat dianggap terbesar di antara
mereka. Yesus berkata kepada mereka,
†. “Raja-raja para bangsa memerintah rakyatnya, dan orang-orang yang
menjalankan kuasa atas mereka disebut ‘pelindung’. Tetapi janganlah
demikian di antara kamu; yang terbesar di antara kamu hendaklah menjadi
sebagai yang paling muda, dan yang pemimpin menjadi pelayan. Sebab
siapakah yang lebih besar: yang duduk makan atau yang melayani? Bukankah
dia yang duduk makan? Tetapi Aku ada di tengah-tengah kamu sebagai
pelayan. Kamulah yang tetap tinggal bersama-sama Aku dalam segala
pencobaan yang Aku alami. Maka Aku menentukan hak-hak Kerajaan bagi
kamu, sama seperti Bapa-Ku menentukannya bagi-Ku. Kamu akan makan dan
minum semeja dengan Aku di dalam Kerajaan-Ku, dan kamu akan duduk di
atas takhta untuk menghakimi kedua belas suku Israel.”
N. Kemudian Yesus berkata kepada Petrus,
†. “Simon, Simon, lihat Iblis telah menuntut untuk menampi kamu seperti
gandum. Tetapi Aku telah berdoa untuk engkau, supaya imanmu jangan
gugur. Dan jikalau engkau sudah insaf, kuatkanlah saudara-saudaramu.”
N. Jawab Petrus,
Pe. “Tuhan, aku bersedia masuk penjara dan mati bersama-sama dengan Engkau!”
N. Tetapi Yesus berkata,
†. “Aku berkata kepadamu, Petrus, hari ini ayam tidak akan berkokok, sebelum engkau tiga kali menyangkal Aku.”
N. Lalu Yesus berkata kepada semua rasul,
†. “Ketika Aku mengutus kamu dengan tidak membawa pundi-pundi, bekal dan kasut, adakah kamu kekurangan apa-apa?”
N. Jawab mereka,
Rs. “Suatu pun tidak!”
N. Kata-Nya kepada mereka,
†. “Tetapi sekarang ini, siapa yang mempunyai pundi-pundi, hendaklah ia
membawanya; demikian juga yang mempunyai bekal, dan siapa yang tidak
mempunyainya, hendaklah ia menjual jubahnya dan membeli pedang. Sebab
Aku berkata kepada kamu, bahwa nas Kitab Suci ini harus digenapi
pada-Ku: Ia akan terhitung di antara pemberontak-pemberontak. Sebab apa
yang tertulis tentang Aku sedang digenapi.”
N. Kata mereka,
Rs. “Tuhan, ini ada dua pedang.”
N. Jawab-Nya,
†. “Sudah cukup!”
N. Lalu pergilah Yesus ke luar kota, dan sebagaimana biasa Ia menuju
Bukit Zaitun. Murid-murid-Nya juga mengikuti Dia. Setelah tiba di tempat
itu Ia berkata kepada mereka.
†. “Berdoalah supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan.”
N. Kemudian Yesus menjauhkan diri dari mereka kira-kira sepelempar batu jaraknya. Di sana Ia berlutut dan berdoa, kata-Nya.
†. “Ya Bapa-Ku, jikalau Engkau mau, ambillah cawan ini dari pada-Ku.
Tetapi bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang hendaknya
terjadi.”
N. Maka seorang malaikat dari langit menampakkan diri untuk memberi
kekuatan kepada-Nya. Yesus sangat ketakutan, dan makin
bersungguh-sungguh berdoa. Peluh-Nya menjadi seperti titik-titik darah
yang bertetesan di tanah. Lalu Ia bangkit dari doa-Nya dan kembali
kepada murid-murid-Nya. Tetapi Ia mendapati mereka sedang tidur karena
dukacita. Kata-Nya kepada mereka,
†. “Mengapa kamu tidur? Bangunlah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan.”
N. Waktu Yesus masih berbicara, datanglah serombongan orang, sedang
murid-Nya yang bernama Yudas mendekati Dia untuk mencium-Nya. Maka kata
Yesus kepadanya,
†. “Hai Yudas, engkau menyerahkan Anak Manusia dengan ciuman?”
N. Ketika mereka, yang bersama-sama dengan Yesus, melihat apa yang akan terjadi, berkatalah mereka,
Rs. “Tuhan, mestikah kami menyerang mereka dengan pedang?”
N. Dan seorang dari mereka menyerang hamba Imam Agung, sehingga putuslah telinga kanannya. Tetapi Yesus berkata,
†. “Sudahlah!”
N. Lalu Yesus menjamah telinga orang itu dan menyembuhkannya.
N. Maka Yesus berkata kepada imam-imam kepala dan para kepala pengawal
bait Allah serta tua-tua yang datang untuk menangkap Dia, kata-Nya,
†. “Sangkamu Aku ini penyamun, maka kamu datang lengkap dengan pedang
dan pentung? Padahal tiap-tiap hari Aku ada di tengah-tengah kamu di
dalam bait Allah, dan kamu tidak menangkap Aku. Tapi inilah saatmu, dan
inilah kuasa kegelapan itu!”
N. Lalu Yesus ditangkap dan dibawa dari tempat itu. Ia digiring ke rumah
Imam Agung. Dan Petrus mengikuti dari jauh. Di tengah-tengah halaman
rumah itu orang memasang api, dan mereka duduk mengelilinginya. Petrus
juga duduk di tengah-tengah mereka. Seorang hamba perempuan melihat dia
duduk dekat api; ia mengamat-amati Petrus, lalu berkata,
W. “Orang ini juga bersama-sama dengan Yesus!”
N. Tetapi Petrus menyangkal, katanya,
Pe. “Bukan, aku tidak mengenal Dia!”
N. Tidak berapa lama kemudian seorang lain melihat dia lalu berkata,
R. “Engkau juga seorang dari mereka!”
N. Tetapi Petrus berkata,
Pe. “Bukan, aku bukan seorang dari mereka!”
N. Dan kira-kira sejam kemudian seorang lain lagi berkata dengan tegas,
R. “sungguh, orang ini juga bersama-sama dengan Yesus, sebab ia juga orang Galilea.”
N. Tetapi Petrus berkata,
Pe. “Bukan, aku tidak tahu apa yang engkau katakan.”
N. Seketika itu juga, sementara Petrus berkata, berkokoklah ayam. Lalu
berpalinglah Tuhan memandang Petrus. Maka teringatlah Petrus bahwa Tuhan
telah berkata kepadanya, “Sebelum ayam berkokok pada hari ini, engkau
telah tiga kali menyangkal Aku.” Lalu Petrus pergi ke luar dan menangis
dengan sedih. Sementara itu Yesus diolok-olok dan dipukuli oleh
orang-orang yang menahan-Nya. Mereka menutupi muka Yesus dan bertanya,
R. “Coba katakan, siapa yang memukul Engkau?”
N. Dan banyak lagi hujat yang mereka ucapkan kepada-Nya. Setelah hari
siang, berkumpullah sidang para tua-tua Bangsa Yahudi, imam-imam kepala
dan ahli-ahli Taurat. Lalu mereka menghadapkan Yesus ke Mahkamah Agama
mereka, katanya,
Im. “Jikalau Engkau adalah Mesias, katakanlah kepada kami.”
N. Jawab Yesus,
†. “Sekalipun Aku mengatakan kepadamu, kamu toh tidak percaya! Dan
sekalipun Aku bertanya sesuatu kepadamu, kamu toh tidak akan menjawab.
Mulai sekarang Anak Manusia sudah duduk di sebelah kanan Allah Yang
Mahakuasa.”
N. Kata mereka semua,
SO. “Kalau begitu, Engkau ini Anak Allah?”
N. Jawab Yesus,
†. “Kamu sendiri mengatakan bahwa Akulah Anak Allah.”
N. Lalu kata mereka,
SO. “Untuk apa kita perlu kesaksian lagi? Kita telah mendengarnya dari mulut-Nya sendiri!”
N. Lalu bangkitlah seluruh sidang itu, dan Yesus dibawa menghadap Pilatus. Di situ mereka mulai menuduh Dia, katanya,
SO. “Telah kedapatan oleh kami, bahwa orang ini menyesatkan bangsa kami;
Ia melarang orang membayar pajak kepada kaisar, dan tentang diri-Nya Ia
mengatakan, bahwa Ia adalah Kristus, yaitu Raja.”
N. Pilatus bertanya kepada Yesus,
PP. “Benarkah Engkau raja orang Yahudi?”
N. Jawab Yesus,
†. “Engkau sendiri mengatakannya.”
N. Kata Pilatus kepada imam-imam kepala dan seluruh orang banyak itu,
PP. “Aku tidak menemukan kesalahan apa pun pada orang ini.”
N. Tetapi mereka makin kuat mendesak, katanya,
SO. “Ia menghasut rakyat dengan ajaran-Nya di seluruh Yudea! Ia mulai di Galilea, dan kini sudah sampai di sini!”
N. Ketika Pilatus mendengar itu, ia bertanya, apakah Yesus itu seorang
Galilea. Dan ketika tahu bahwa Yesus seorang dari wilayah Herodes,
Pilatus mengirim Dia menghadap Herodes, yang pada waktu itu ada juga di
Yerusalem. Ketika melihat Yesus, Herodes sangat girang. Sudah lama ia
ingin melihat Yesus, karena ia sering mendengar tentang Dia; lagi pula
ia berharap dapat melihat bagaimana Yesus mengadakan suatu tanda. Ia
mengajukan banyak pertanyaan kepada Yesus, tetapi Yesus tidak memberi
jawab apa pun. Sementara itu imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat maju
ke depan, dan melontarkan tuduhan-tuduhan yang berat kepada Yesus. Maka
mulailah Herodes dan pasukannya menista serta mengolok-olok Yesus. Ia
mengenakan jubah kebesaran kepada Yesus, lalu mengirim Dia kembali
kepada Pilatus. Dan pada hari itu juga bersahabatlah Herodes dan
Pilatus, yang sebelumnya bermusuhan. Lalu Pilatus mengumpulkan imam-imam
kepala serta rakyat, dan berkata kepada mereka,
PP. “Kamu telah membawa orang ini kepadaku sebagai seorang yang
menyesatkan rakyat. Kamu lihat sendiri bahwa aku telah memeriksanya, dan
dari kesalahan-kesalahan yang kamu tuduhkan kepada-Nya tidak ada yang
kudapati pada-Nya. Herodes pun tidak menemukan kesalahan pada-Nya,
sehingga ia mengirimkan Dia kembali kepada kami. Sesungguhnya tidak ada
suatu apa pun yang dilakukan-Nya yang setimpal dengan hukuman mati. Jadi
aku akan menghajar Dia, lalu melepaskan-Nya. (Sebab Pilatus wajib
melepaskan seorang tahanan bagi rakyat pada hari raya itu).
N. Tetapi mereka berteriak bersama-sama,
SO. “Enyahkanlah Dia, lepaskanlah Barabas bagi kami!”
N. Barabas ini dimasukkan ke dalam penjara berhubung dengan suatu
pemberontakan yang telah terjadi di dalam kota dan karena pembunuhan.
Sekali lagi Pilatus berbicara dengan suara keras kepada mereka, karena
ia ingin melepaskan Yesus. Tetapi mereka berteriak membalasnya,
SO. “Salibkanlah Dia! Salibkanlah Dia!”
N. Kata Pilatus untuk ketiga kalinya kepada mereka,
PP. “Kejahatan apa yang sebenarnya telah dilakukan orang ini? Tidak ada
suatu kesalahan pun yang kudapati pada-Nya, yang setimpal dengan hukuman
mati. Jadi Aku akan menghajar Dia, lalu melepaskan-Nya.”
N. Tetapi dengan berteriak mereka mendesak dan menuntut, supaya Yesus
disalibkan. Akhirnya mereka menang dengan teriakan mereka. Lalu Pilatus
memutuskan, supaya tuntutan mereka dikabulkan. Jadi Pilatus melepaskan
Barabas yang dimasukkan ke dalam penjara karena pemberontakan dan
pembunuhan itu sesuai dengan tuntutan mereka. Ketika membawa Yesus untuk
disalibkan, para serdadu menahan seorang yang bernama Simon dari
Kirene, yang baru datang dari luar kota, lalu meletakkan salib Yesus di
atas bahunya, supaya ia memikul sambil mengikuti Yesus. Sejumlah besar
orang mengikuti Yesus; di antaranya banyak perempuan yang menangisi dan
meratapi Dia. Yesus berpaling kepada mereka dan berkata,
†. “Hai putri-putri Yerusalem, janganlah kamu menangisi Aku, melainkan
tangisilah dirimu sendiri dan anak-anakmu! Sebab lihat, akan tiba
masanya orang berkata: Berbahagialah perempuan mandul, berbahagialah
perempuan yang rahimnya tidak pernah melahirkan dan yang tidak pernah
menyusui. Maka orang akan mulai berkata kepada gunung-gunung: Runtuhlah
menimpa kami! Dan kepada bukit-bukit: Timbunlah kami! Sebab jikalau
orang berbuat demikian terhadap kayu hidup, apakah yang akan terjadi
dengan kayu kering?”
N. Bersama Yesus digiring juga dua orang lain, yaitu dua penjahat untuk
dihukum mati bersama-sama dengan Dia. Ketika mereka sampai di tempat
yang bernama Tengkorak, mereka menyalibkan Yesus di situ. Kecuali Yesus,
disalibkan juga kedua orang penjahat itu, yang seorang di sebelah
kanan, yang lain di sebelah kiri-Nya. Ketika bergantung di salib, Yesus
berkata,
†. “Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.”
N. Dan mereka membuang undi untuk membagi pakaian Yesus. Orang banyak
berdiri di situ dan melihat semuanya. Pemimpin-pemimpin mengejek Yesus,
katanya,
R. “Orang lain Ia selamatkan, biarlah sekarang Ia menyelamatkan diri-Nya
sendiri, jika Ia benar-benar Mesias, orang yang dipilih Allah.”
N. Juga prajurit-prajurit mengolok-olok Dia; mereka mengunjukkan anggur asam kepada-Nya dan berkata,
S. “Jika Engkau raja orang Yahudi, selamatkanlah diri-Mu!”
N. Ada juga tulisan di atas kepala-Nya: Inilah Raja orang Yahudi. Salah
seorang dari penjahat yang digantung itu menghujat Yesus, katanya,
R. “Bukankah Engkau Kristus? Selamatkanlah diri-Mu dan kami!”
N. Tetapi penjahat yang seorang lagi menegur dia, katanya,
R. “Tidakkah engkau takut, juga tidak kepada Allah? Padahal engkau
menerima hukuman yang sama! Kita memang selayaknya dihukum, sebab kita
menerima balasan yang setimpal dengan perbuatan kita, tetapi orang ini
tidak berbuat sesuatu yang salah.”
N. Lalu ia berkata kepada Yesus,
R. “Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja.”
N. Kata Yesus kepadanya,
†. “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya pada hari ini juga engkau akan ada bersama-sama Aku di dalam Firdaus.”
N. Ketika itu kira-kira pukul dua belas. Kegelapan meliputi seluruh
daerah itu sampai jam tiga, sebab matahari tidak bersinar. Ketika itu
tabir Bait Suci terbelah dua. Lalu Yesus berseru dengan suara nyaring,
†. “Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku.”
N. Dan sesudah berkata demikian, Yesus menyerahkan nyawa-Nya.
(Semua hening sejenak mengenangkan wafat Tuhan)
N. Ketika kepala pasukan melihat apa yang terjadi, ia memuliakan Allah, katanya,
S. “Sungguh, orang ini adalah orang besar!”
N. Di situ berkerumun pula orang banyak yang datang untuk menyaksikan
seluruh peristiwa itu. Sesudah melihat apa yang terjadi itu, pulanglah
mereka sambil memukul-mukul diri. Semua orang yang mengenal Yesus dari
dekat, termasuk perempuan-perempuan yang mengikuti Dia dari Galilea,
berdiri jauh-jauh dan melihat semua itu. Waktu itu ada seorang yang
bernama Yusuf. Ia anggota Majelis Agung, dan seorang yang baik lagi
benar. Ia tidak setuju dengan putusan dan tindakan Majelis itu. Ia
berasal dari Arimatea, sebuah kota Yahudi, dan ia menanti-nantikan
Kerajaan Allah. Ia pergi menghadap Pilatus dan meminta jenazah Yesus.
Dan sesudah menurunkan jenazah itu, ia mengafaninya dengan kain lenan,
lalu membaringkannya di dalam kubur yang digali di dalam bukit batu, di
mana belum pernah dibaringkan satu jenazah pun. Hari itu adalah hari
persiapan, dan Sabat hampir mulai. Perempuan-perempuan yang datang
bersama Yesus dari Galilea ikut serta dan melihat kubur itu; juga mereka
melihat bagaimana jenazah Yesus dibaringkan. Setelah pulang, mereka
menyediakan rempah-rempah dan minyak mur. Dan pada hari Sabat mereka
beristirahat menurut hukum Taurat.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Renungan
Dalam dunia orang Yahudi, perjamuan makan merupakan wujud persekutuan yang paling intim. Karena itu, Yesus mengadakan perjamuan makan Paskah sebagai perjamuan malam terakhir bersama murid-murid-Nya sebelum tiba saat penderitaan-Nya. Yesus pun telah memberi makna baru terhadap perjamuan Paskah itu dengan menghubungkannya pada derita, kematian dan pencurahan darah-Nya di kayu salib.
Roti dan cawan berisi anggur yang biasanya digunakan dalam perjamuan Paskah diberi arti baru. Roti menjadi lambang untuk tubuh Yesus: “Inilah Tubuh-Ku yang diserahkan bagi kamu.” Cawan berisi anggur menjadi tanda Perjanjian Baru berkat darah Yesus yang tercurah di kayu salib: “Cawan ini adalah Perjanjian Baru oleh Darah-Ku, yang ditumpahkan bagi kamu.” Sebagaimana dalam Perjanjian Lama darah hewan kurban mendatangkan pengampunan dosa dan memeteraikan perdamaian antara Allah dengan manusia, demikian halnya darah Yesus menjadi Perjanjian Baru yang mendamaikan Allah dengan manusia. Dalam perjanjian ini Yesus harus mencurahkan darah-Nya dan mati di kayu salib demi menebus dosa-dosa manusia. Karena itu Ia meminta agar para murid mengadakan peringatan atas pengorbanan diri-Nya yang telah menjadi dasar bagi pengampunan dosa mereka.
Yesus menggarisbawahi alasan penderitaan-Nya karena rencana Allah demi penebusan umat manusia: “Anak Manusia memang akan pergi seperti yang telah ditetapkan.” Namun Yesus juga menyatakan bahwa jalan salib yang akan dijalani-Nya tidak lepas dari pengkhianatan salah satu murid-Nya sendiri yang ikut sehidangan dalam meja perjamuan itu. Karena nama murid yang akan mengkhianati itu tidak disebut, maka mulailah mereka mempersoalkan, memeriksa diri masing-masing, dan mempertanyakan siapa yang akan berbuat demikian jahat sampai mau mengkhianati Gurunya sendiri. Lebih jauh lagi bisa diartikan bahwa di antara orang-orang yang telah sehidangan makan atau bersekutu dengan Yesus pun akan ada saja yang mengkhianati-Nya. Bagi para pengkhianat itu Allah tidak akan mengurangi hukuman-Nya: “Celakalah orang yang olehnya Ia diserahkan”.
Kita kadang lantang menyatakan diri sebagai murid-murid Yesus, tetapi perbuatan kita tidak selaras bahkan bertentangan dengan perintah-perintah Yesus. Tidak jarang kita pun secara tidak langsung telah mengkhianati dan mau menyalibkan Yesus untuk kedua kalinya dengan terus berkubang dalam kejahatan dan dosa-dosa kita. Mengapa? Yesus telah mati di kayu salib untuk menebus dosa-dosa kita dan memberi kita kehidupan kekal. Kita adalah pengikut-pengikut Yesus zaman ini yang seharusnya terus-menerus bersyukur atas kasih-Nya dan bertobat dari dosa-dosa kita. (SS/Inspirasi Batin 2016)
Antifon Komuni (Mat 26:42)
Ya Bapa, jika tak mungkin piala ini berlalu tanpa Kuminum, jadilah kehendak-Mu.
Father, if this chalice cannot pass without my drinking it, your will be done.
Pater, si non potest hic calix transire, nisi bibam illum: fiat voluntas tua.