| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Jumat, 17 Juni 2016 Hari Biasa Pekan XI

Jumat, 17 Juni 2016
Hari Biasa Pekan XI
         
Di surga jiwa tidak mempunyai perhatian selain mencintai Dia, karena ia mengenal Dia, seperti Dia adanya. (Sta. Teresia dari Avila)

 
Antifon Pembuka (Mzm 34:6)
 
Arahkanlah pandanganmu kepada Tuhan, maka mukamu akan berseri-seri dan takkan malu tersipu-sipu.
 
Doa Pagi
 

Allah Bapa di surga, kami bersyukur, karena tiada seorang pun yang menantikan keselamatan dengan sia-sia. Semoga Sabda Putra-Mu menjadi tantangan bagi kami untuk membangun kota-Mu, tempat Engkau menyempurnakan segalanya dan tempat kami menemukan kebebasan dan kedamaian. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.
  
Bacaan dari Kitab Kedua Raja-Raja (11:1-4.9-18.20)
    
 "Mereka mengurapi Yoas dan berseru, 'Hiduplah Raja!'"
        
Ketika Atalya, ibu Ahazia, melihat bahwa anaknya sudah mati, maka bangkitlah ia membinasakan semua keturunan raja. Tetapi Yoseba, anak perempuan raja Yoram, saudara perempuan Ahazia, mengambil Yoas bin Ahazia, menculik dia dari tengah-tengah anak-anak raja yang hendak dibunuh itu, memasukkan dia dengan inang penyusunya ke dalam gudang tempat tidur, dan menyembunyikan dia terhadap Atalya, sehingga dia tidak dibunuh. Maka tinggallah dia enam tahun lamanya bersama-sama perempuan itu dengan bersembunyi di rumah TUHAN, sementara Atalya memerintah negeri. Dalam tahun yang ketujuh Yoyada mengundang para kepala pasukan seratus dari orang Kari dan dari pasukan bentara penunggu. Disuruhnyalah mereka datang kepadanya di rumah TUHAN, lalu diikatnya perjanjian dengan mereka dengan menyuruh mereka bersumpah di rumah TUHAN. Kemudian diperlihatkannyalah anak raja itu kepada mereka. Para kepala pasukan seratus itu melakukan tepat seperti yang diperintahkan imam Yoyada. Masing-masing mengambil orang-orangnya yang selesai bertugas pada hari Sabat bersama-sama dengan orang-orang yang masuk bertugas pada hari itu, lalu datanglah mereka kepada imam Yoyada. Imam memberikan kepada para kepala pasukan seratus itu tombak-tombak dan perisai-perisai kepunyaan raja Daud yang ada di rumah TUHAN. Kemudian para bentara itu, masing-masing dengan senjatanya di tangannya, mengambil tempatnya di lambung kanan sampai ke lambung kiri rumah itu, dengan mengelilingi mezbah dan rumah itu untuk melindungi raja. Sesudah itu Yoyada membawa anak raja itu ke luar, mengenakan jejamang kepadanya dan memberikan hukum Allah kepadanya. Mereka menobatkan dia menjadi raja serta mengurapinya, dan sambil bertepuk tangan berserulah mereka: "Hiduplah raja!" Ketika Atalya mendengar suara bentara-bentara penunggu dan rakyat, pergilah ia mendapatkan rakyat itu ke dalam rumah TUHAN. Lalu dilihatnyalah raja berdiri dekat tiang menurut kebiasaan, sedang para pemimpin dengan para pemegang nafiri ada dekat raja. Dan seluruh rakyat negeri bersukaria sambil meniup nafiri. Maka Atalya mengoyakkan pakaiannya sambil berseru: "Khianat, khianat!" Tetapi imam Yoyada memerintahkan para kepala pasukan seratus, yakni orang-orang yang mengepalai tentara, katanya kepada mereka: "Bawalah dia keluar dari barisan! Siapa yang memihak kepadanya bunuhlah dengan pedang!" Sebab tadinya imam itu telah berkata: "Janganlah ia dibunuh di rumah TUHAN!" Lalu mereka menangkap perempuan itu. Pada waktu ia masuk ke istana raja dengan melalui pintu bagi kuda, dibunuhlah dia di situ. Kemudian Yoyada mengikat perjanjian antara TUHAN dengan raja dan rakyat, bahwa mereka menjadi umat TUHAN; juga antara raja dengan rakyat. Sesudah itu masuklah seluruh rakyat negeri ke rumah Baal, lalu merobohkannya; mereka memecahkan sama sekali mezbah-mezbahnya dan patung-patung dan membunuh Matan, imam Baal, di depan mezbah-mezbah itu. Kemudian imam Yoyada mengangkat penjaga-penjaga untuk rumah TUHAN. Bersukarialah seluruh rakyat negeri dan amanlah kota itu, setelah Atalya mati dibunuh dengan pedang di istana raja.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan telah memilih Sion menjadi tempat kedudukan-Nya.
Ayat. (Mzm 132:11.12.13-14.17-18)

1. Tuhan telah menyatakan sumpah setia kepada Daud , Ia tidak akan memungkirinya: “Seorang anak kandungmu akan Kududukkan di atas takhtamu.
2. Jika anak-anakmu berpegang pada perjanjian-Ku, dan pada peraturan yang Kuajarkan kepada mereka, maka selamanya anak-anak mereka akan duduk di atas takhtamu.”
3. Sebab Tuhan telah memilih Sion, dan mengingininya menjadi tempat kedudukan-Nya, "Inilah tempat peristirahatan-Ku untuk selama-lamanya, di sini Aku hendak diam, sebab Aku mengingininya".
4. Di sanalah Aku akan menumbuhkan sebuah tanduk bagi Daud, dan menyediakan pelita bagi orang yang Kuurapi. Musuh-musuhnya akan Kutudungi pakaian keaiban, tetapi ia sendiri akan mengenakan mahkota yang semarak!”

Bait Pengantar Injil do = f, 4/4, PS 960
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Mat 5:3)
Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, sebab milik merekalah Kerajaan Allah.
 

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (6:19-23)
  
    
"Di mana hartamu berada, di situ pula hatimu."
   
Dalam khotbah di bukit, berkatalah Yesus, "Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya. Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya. Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada. Mata adalah pelita tubuh. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu; jika matamu jahat, gelaplah seluruh tubuhmu. Jadi jika terang yang ada padamu gelap, betapa gelapnya kegelapan itu.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
   
Renungan 

   
“Bekalmu tadi dimakan atau dibuang, nak?” tanya ibu kepada Themis sepulang dari sekolah Taman Kanak-kanak. “Makan semuanya donk, termasuk sayurnya,” jawab Themis. Mendengar jawaban Themis sang ibu berkata, “Ayo jangan bohong. Ngaku saja.” Dengan cemberut Themis berkata, “Kok tahu sih kalau aku buang bekalnya?” Dengan lembut ibu berkata, “Karena kamu tidak berani menatap ibu. Itu tandanya kamu sedang berbohong....”
 Kita pasti setuju bahwa mata tidak bisa berbohong. Bahkan ada pepatah terkenal yang mengatakan, “Mata itu jendela jiwa”. Pepatah ini serupa dengan pernyataan Yesus hari ini, “Mata adalah pelita tubuh.” Melalui pernyataan ini, Yesus mau mengatakan, hendaknya kita hidup dengan tulus dan murni, karena semuanya itu akan terpancar lewat mata kita. Hidup dengan tulus dan murni berarti hidup dengan tidak berpura-pura. Selain itu, apa yang dilihat dan dinilai oleh mata, mencerminkan kondisi hati orang tersebut. Misalnya, orang yang selalu memandang negatif orang lain, mencerminkan hatinya yang sulit untuk menghargai dirinya sendiri. Sebaliknya, orang yang dapat menghargai diri sendiri akan cenderung melihat hal yang baik dari orang lain.

 Sebagai pengikut Kristus, mata kita harus seperti mata Kristus: mata yang selalu memandang dengan belas kasihan orang yang lemah dan sakit; mata yang tidak menghakimi perempuan yang berbuat zinah, namun mengampuninya; mata yang membuat Matius, si pemungut cukai, bertobat dan menjadi salah satu rasul-Nya.

 Namun, tampaknya lebih mudah bagi kita untuk menggunakan mata kita dengan memandang sinis kepada orang yang menyakiti kita; memandnag dengan tatapan meremehkan orang lain; memandang kelemahan orang lain daripada kelebihannya; memandang negatif orang lain karena iri hati dan sebagainya.

 Agar dapat memandang dengan mata Kristus, pertama-tama kita perlu memohon rahmat itu dalam doa. Namun perlu diingat, rahmat itu hanya akan Allah berikan kepada orang yang berusaha hidup seperti Kristus. Kita tidak bisa memohon rahmat itu, apabila dalam hidup kita terus memandang rendah atau selalu berprasangka buruk terhadap orang lain.

 Mari kita berusaha, agar teranglah hati kita. (Diakon Alexander Romualdus Dimas Pele Alu, O.Carm/Cafe Rohani)

 
Antifon Komuni (Mat 6:20a.21)
 
Kumpulkanlah bagimu harta di surga. Sebab di mana hartamu, di situ pula hatimu berada.
 
Doa Malam
 
Allah yang mahabaik, aku bersyukur atas teguran-Mu lewat sabda-Mu hari ini. Semoga aku rela berbagi dan tidak melekat pada barang yang ada di sekitarku melainkan mampu menggunakannya demi pelayanan kepada-mu dan kepada sesamaku. Amin.
    
      

Kamis, 16 Juni 2016 Hari Biasa Pekan XI

Kamis, 16 Juni 2016
Hari Biasa Pekan XI
    
“Misi Gereja adalah untuk “mewartakan Kerajaan Kristus dan Kerajaan Allah, dan mendirikannya ditengah semua bangsa. Gereja merupakan benih dan awal mula Kerajaan itu di dunia”. Di satu sisi, Gereja adalah “sebuah sakramen – “yakni tanda dan sarana persatuan mesra dengan Allah dan kesatuan seluruh umat manusia” (Deklarasi Dominus Iesus, No. 18)
   
Antifon Pembuka (Mzm 111:3-4)   
  
Agung dan semaraklah karya Tuhan, keadilan-Nya tetap untuk selama-lamanya. Perbuatan-Nya yang agung pantas dikenang. Tuhan itu pengasih dan penyayang.

Doa Pagi

    
Allah Bapa kami di surga, perkenankanlah kami menyapa nama-Mu sebagaimana dilakukan Putra-Mu terkasih. Semoga kami dapat menghayati, bahwa Engkaulah Bapa kami dan kami saling bersaudara karena se-Bapa. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau dalam persekutuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

 Nabi Elia dipuji karena sabdanya membakar laksana obor dengan segala mukjizatnya. Nabi Elisa dipuji karena tidak gentar terhadap penguasa dan sepanjang hidupnya membuat mukjizat.

   
Bacaan dari Kitab Putera Sirakh (48:1-14)
  
"Elia terangkat dalam badai, dan Elisa dipenuhi dengan rohnya."
   
 Dahulu kala tampillah Nabi Elia, bagaikan api; sabdanya membakar laksana obor. Dialah yang mendatangkan kelaparan atas orang Israel dan karena geramnya, jumlah mereka dijadikannya sedikit. Atas firman Tuhan langit dikunci olehnya, dan api diturunkannya sampai tiga kali. Betapa mulialah engkau, hai Elia, dengan segala mukjizatmu! Siapa dapat memegahkan diri sama dengan dikau? Orang mati kaubangkitkan dari alam arwah dan dari dunia orang mati dengan sabda Yang Mahatinggi. Raja-raja kauturunkan sampai jatuh binasa, dan orang-orang tersohor kaujatuhkan dari tempat tidurnya. Teguran kaudengar di Gunung Sinai, dan di Gunung Horeb keputusan untuk balas dendam. Engkau mengurapi raja-raja untuk menimpakan balasan, dan nabi-nabi kauurapi menjadi penggantimu. Dalam olak angin berapi engkau diangkat, dalam kereta dengan kuda-kuda berapi. Engkau tercantum dalam ancaman-ancaman tentang masa depan untuk meredakan kemurkaan sebelum meletus, dan mengembalikan hati bapa kepada anaknya serta memulihkan segala suku Yakub. Berbahagialah orang yang telah melihat dikau, dan yang meninggal dalam kasih, sebab kami pun pasti akan hidup. Elia ditutupi dengan olak angin, tetapi Elisa dipenuhi dengan rohnya. Selama hidup Elisa tidak gentar terhadap seorang penguasa, dan tidak seorang pun menaklukkannya. Tidak ada sesuatu pun yang terlalu ajaib baginya, bahkan di kubur pun jenazahnya masih bernubuat. Sepanjang hidupnya ia membuat mukjizat, dan malah ketika meninggal pekerjaannya menakjubkan.

Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan do = g, 2/4, PS 836

Ref. Segala bangsa bertepuk tanganlah berpekiklah untuk Allah raja semesta.
Ayat. (Mzm 97:1-2.3-4.5-6.7; R:9a)

1. Tuhan adalah Raja. Biarlah bumi bersorak-sorai, biarlah banyak pulau bersukacita! Awan dan kekelaman ada di sekeliling-Nya, keadilan dan hukum adalah tumpuan takhta-Nya.
2. Api menjalar di hadapan-Nya, dan menghanguskan para lawan di sekeliling-Nya. Kilat-kilat-Nya menerangi dunia, bumi melihatnya dan gemetar.
3. Gunung-gunung luluh laksana lilin di hadapan Tuhan, di hadapan Tuhan semesta alam. Langit memberitakan keadilan-Nya dan segala bangsa melihat kemuliaan-Nya.
4. Akan mendapat malulah semua orang yang beribadah kepada patung, orang yang memegahkan diri karena berhala-berhala; segala dewata sujud menyembah Allah.

Bait Pengantar Injil do = f, 2/4, PS 956

Ref. Alleluya, alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. Kalian akan menerima roh pengangkatan menjadi anak, dalam roh itu kita akan berseru, “Abba, ya Bapa”.
         
Yesus mengajar orang banyak supaya jangan berdoa dengan bertele-tele. Alasannya, karena Bapa tahu apa yang diperlukan sebelum kita minta kepada-Nya.
       

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (6:7-15)

 
"Berdoalah kalian demikianlah."
   
Dalam khotbah di bukit berkatalah Yesus, “Bila kalian berdoa janganlah bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka doanya akan dikabulkan karena banyaknya kata-kata. Jadi janganlah kalian seperti mereka. Karena Bapamu tahu apa yang kalian perlukan, sebelum kalian minta kepada-Nya. Maka berdoalah kalian demikian, ‘Bapa kami, yang ada di surga, dimuliakanlah nama-Mu. Datanglah kerajaan-Mu. Jadilah kehendak-Mu di atas bumi seperti di surga. Berilah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya, dan ampunilah kesalahan kami, seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami. Dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan. Tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat. Amin.’ Karena, jikalau kalian mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di surga akan mengampuni kalian pula. Tetapi jikalau kalian tidak mengampuni orang, Bapamu pun tidak akan mengampuni kesalahanmu.”

Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan 
    
Doa Bapa Kami atau doa Tuhan adalah doa yang sama sekali tidak bertele-tele. Syarat-syarat sebuah doa yang benar aa di dalamnya seperti: doa yang berpusat pada Tuhan dan bukan diri sendiri, doa dengan penuh iman, pengampunan dan pembebasan dari rasa benci dan iri. Mari kita perhatikan bagaimana sikap kita ketika kita mengucapkan doa Bapa Kami. Apakah aku sudah berdoa dengan baik dan memperhatikan syarat-syarat doa yang benar?
 
Antifon Komuni (Mat 6:14)
 
Jikalau kalian mengampuni kesalahan orang, Bapamu di surga akan mengampuni kalian juga.  
  
Doa Malam   
  
Terima kasih Yesus, Engkau telah mengajarkan kami suatu doa yang sempurna. Berkatilah kami agar selalu berdoa “Bapa Kami” dengan penuh iman dan sepenuh hati. Amin.    
  
      
RUAH

Rabu, 15 Juni 2016 Hari Biasa Pekan XI

Rabu, 15 Juni 2016
Hari Biasa Pekan XI

Berpuasa tidak hanya berarti mengurangi makan, melainkan memberantas semua kebiasaan jahat kita.  --- St Leo Agung
  
 
  
Antifon Pembuka (Mzm 31:20)
 
Barangsiapa mengasihi Aku, ia akan menaati Sabda-Ku. Bapa-Ku akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya.
     
Doa Pagi
 
 
Allah Bapa yang Mahamurah hati, ajarilah kami berbuat baik benar-benar berkat Yesus, Putra Manusia. Ajarilah kami melaksanakan segala yang memperbesar dan mempersubur kebahagiaan sesama. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
        
 Bacaan dari Kitab Kedua Raja-Raja (2:1.6-14)
 
"Tiba-tiba datanglah kereta berapi dan naiklah Elia ke surga."
 
Pada waktu itu Elia dan Elisa sedang berjalan dari Gilgal, dan ketika mereka ada di kota Yerikho, berkatalah Elia kepada Elisa, “Baiklah engkau tinggal di sini, sebab Tuhan menyuruh aku ke Sungai Yordan.” Jawab Elisa, “Demi Tuhan yang hidup dan demi hidupmu sendiri, sesungguhnya aku tidak akan meninggalkan dikau.” Lalu berjalanlah keduanya. Lima puluh orang dari rombongan nabi di Yerikho ikut berjalan dengan mereka. Tetapi mereka memandang dari jauh, ketika Elia dan Elisa berdiri di tepi Sungai Yordan. Lalu Elia mengambil jubahnya, digulungnya dan dipukulkannya ke atas air. Maka terbagilah air itu ke sebelah sini dan sebelah sana . Lalu keduanya menyeberang dengan berjalan di tanah yang kering. Sesudah mereka sampai di seberang, berkatalah Elia kepada Elisa, “Mintalah apa yang hendak kulakukan bagimu, sebelum aku terangkat dari padamu.” Jawab Elisa, “Semoga aku mewarisi dua bagian dari rohmu.” Berkatalah Elia, “Apa yang kauminta itu sukar! Tetapi jika engkau dapat melihat aku terangkat dari padamu, akan terjadilah bagimu seperti yang kauminta. Jika tidak, ya tidak akan terjadi.” Sedang mereka berjalan terus sambil bercakap-cakap, tiba-tiba datanglah kereta berapi dengan kuda berapi memisahkan keduanya. Lalu naiklah Elia ke surga dalam angin badai. Melihat itu berteriaklah Elisa, “Bapaku! Bapaku! Kereta Israel dan orang-orang yang berkuda!” Kemudian Elia tidak kelihatan lagi oleh Elisa. Maka Elisa merenggut pakaiannya dan dikoyakkannya menjadi dua. Sesudah itu ia memungut jubah Elia yang telah terjatuh. Lalu Elisa berjalan hendak pulang dan berdiri di tepi Sungai Yordan. Dipukulkannya jubah Elia yang terjatuh itu ke atas air sambil berseru, “Di manakah Tuhan, Allah Elia?” Maka terbagilah air itu ke sebelah sini dan ke sebelah sana . Lalu Elisa menyeberang.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
  
Mazmur Tanggapan
Ref. Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu, hai kalian semua yang berharap kepada Tuhan.
Ayat. (Mzm 31:20.21.24)
1. Alangkah limpahnya kebaikan-Mu yang telah Kaulakukan di hadapan manusia bagi orang yang berlindung pada-Mu.
2. Engkau menyembunyikan mereka dalam naungan wajah-Mu terhadap persekongkolan orang-orang; Engkau melindungi mereka dalam pondok terhadap perbantahan lidah.
3. Kasihilah Tuhan, hai semua orang yang dikasihi-Nya! Tuhan menjaga orang-orang yang setiawan, tetapi orang yang congkak diganjar-Nya dengan tidak tanggung-tanggung.
  
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (Yoh 14:23)
Barangsiapa mengasihi Aku, ia akan menaati sabda-Ku. Bapa-Ku akan mengasihi dia, dan Kami akan datang kepadanya.

  
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (6:1-6.16-18)
  
"Bapamu yang melihat yang tersembunyi, akan mengganjar engkau."

Dalam khotbah di bukit, Yesus bersabda, "Hati-hatilah, jangan sampai melakukan kewajiban agamamu di depan orang supaya dilihat. Sebab jika demikian, kalian takkan memperoleh upah dari Bapamu yang di surga. Jadi, apabila engkau memberi sedekah, janganlah engkau mencanangkan hal itu, seperti yang dilakukan orang-orang munafik di rumah-rumah ibadat dan di lorong-lorong, supaya dipuji orang. Aku berkata kepadamu, 'Mereka sudah mendapat upahnya. Tetapi jika engkau memberi sedekah, janganlah tangan kirimu tahu apa yang diperbuat tangan kananmu. Hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu." "Dan apabila kalian berdoa, janganlah berdoa seperti orang munafik. Mereka suka mengucapkan doanya dengan berdiri dalam rumah-rumah ibadat dan di tikungan-tikungan jalan raya, supaya mereka dilihat orang. Aku berkata kepadamu, 'Mereka sudah mendapat upahnya.' Tetapi jikalau engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu, dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu." "Dan apabila kalian berpuasa, janganlah muram mukamu, seperti orang munafik. Mereka mengubah air mukanya, supaya orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa. Aku berkata kepadamu, 'Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya.' Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu, supaya jangan dilihat orang bahwa engkau sedang berpuasa, melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Di masa lampau, saya yakin bahwa saya telah melakukan kekeliruan ketika saya merasa diri hebat karena paroki saya menjadi paroki pengumpul dana Aksi Puasa Pembangunan (APP) terbanyak dibandingkan dengan paroki-paroki yang lain. Selanjutnya kekeliruan itu saya tambahkan dengan mengumumkannya ke hadapan umat lalu mengajak mereka bertepuk-tangan..... dan mereka pun bertepuk-tangan dengan meriah... dan hati saya pun berbunga-bunga. Ada sesuatu yang keliru? Ada! Sungguh merupakan suatu kekeliruan bila saya mengajak umat berbangga sebagai pengumpul dana APP terbanyak hanya demi popularitas umat paroki. Kekeliruan yang daat memupuk ‘semangat’ kesombongan dan kemunafikan. Kesombongan dan kemunafikan yang membawa kita semakin jauh dari buah-buah pertobatan yang diperjuangkan secara khusus melalui pendalaman iman dalam masa prapaskah.

 Dua perikop Injil tentang hal memberi sedekah dan hal berpuasa yang Yesus ajarkan, mengajak kita untuk terhenyak sesaat bila memberi sedekah dan berpuasa yang kita lakukan selama ini bertujuan untuk mencari pujia. Siapa saja dapat tergelincir melalui aksi-aksi yang sebenarnya baik, namun terjebak dalam motivasi-motivasi dangkal karena dilakukan demi popularitas. Yesus mengajarkan kepada kita untuk melakukan sesuatu yang berbalik dari keinginan dipuji, yaitu bersedekah dan berpuasa kita jalankan sebagai perayaan ungkapan pujian dan syukur. Sebuah ungkapan pujian dan syukur yang tentunya lahir dari hati yang telah disentuh oleh kasih dan pengorbanan-Nya yang menyelamatkan kita. Pada tingkat ini kita akan terbebas dari keinginan untuk mencari pujian yang sifatnya duniawi belakan, karena tanpa Tuhan bertindak lebih dahulu, hidup dan karya kita tidak berarti apa-apa.

Apakah ada cara bagi kita agar terbebas dari keinginan mendapatkan pujian atas usaha-usaha baik yang kita lakukan? Tentu ada. Masuklah dalam kesunyian. Penghargaan yang Yesus berikan kepada murid-murid setelah usai melaksanakan tugas perutusan bukanlah berupa hingar-bingar pujian sebagaimana yang kita mengerti melainkan berupa ajakan untuk menuju ke tempat yang sunyi agar mereka dapat beristirahat (Bdk. Mat 6:30-31). Beristirahat ala Yesus bukanlah tidur-tiduran melainkan berdoa dalam keheningan. Dalam keheningan doa kita dapat melihat makna yang jelas dari semua perbuatan baik yang telah kita lakukan. Dalam keheningan doa, kita pun memohon – seperti Elisa meminta dua bagian dari roh Elia – agar Roh Tuhan diam dalam diri kita dan senantiasa menerangi langkah kita untuk semakin menemukan tujuan sejati dari tugas perutusan sebagai murid Krisuts: Pujian dan kemuliaan hanya bagi Tuhan. (WID/Inspirasi Batin 2016)

 
Kamu ingin Tuhan memberimu banyak rahmat? Seringlah mengunjungi Dia dalam Sakramen Mahakudus --- St Yohanes Bosco

Selasa, 14 Juni 2016 Hari Biasa Pekan XI

Selasa, 14 Juni 2016
Hari Biasa Pekan XI
   
“Betapa besar belas kasih Tuhan Yesus kepada kita. Betapa banyak kasih sayang dan kebaikan-Nya!” (St. Siprianus)
   

Antifon Pembuka (Mzm 51:5-6a)
 
Aku sadar akan pelangaranku, dosaku selalu terbayang di hadapanku. Terhadap Engkau, terhadap Engkaulah aku berdosa.
  
Doa Pagi


Allah Bapa sumber belas dan cinta kasih, Engkau memancarkan sinar matahari kepada siapa pun, baik orang baik-baik maupun orang jahat. Kami mohon, semoga kami menaruh cinta kasih kepada musuh, serta mendoakan mereka yang membenci kami. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
  
Tuhan memaklumkan malapetaka atas Ahab dan Izebel lewat Nabi Elia. Alasannya, karena Ahab telah menyakiti hati Tuhan dengan menyebabkan orang Israel berbuat dosa.

Bacaan dari Kitab Pertama Raja-Raja (21:17-29)
  
  
"Engkau menyuruh orang Israel berbuat dosa."
           
Sesudah Nabot dibunuh, Tuhan bersabda kepada Nabi Elia, orang Tisbe, “Bangunlah, pergilah menemui Ahab, Raja Israel di Samaria. Ia telah pergi ke kebun anggur Nabot untuk mengambil kebun itu menjadi miliknya. Katakanlah kepadanya demikian, ‘Beginilah sabda Tuhan: Engkau telah membunuh dan merampas!’ Katakan pula kepadanya, ‘Beginilah sabda Tuhan: Di tempat anjing telah menjilat darah Nabot, di situ pulalah anjing akan menjilat darahmu’.” Kata Ahab kepada Elia, “Sekarang engkau mendapat aku, hai musuhku?” Jawab Elia, “Memang sekarang aku akan mendapat engkau, karena engkau sudah memperbudak diri dengan melakukan apa yang jahat di hadapan Tuhan. Sungguh, aku akan mendatangkan malapetaka kepadamu. Aku akan menyapu engkau dan melenyapkan setiap orang laki-laki dari keluarga Ahab, baik yang tinggi maupun yang rendah kedudukannya di Israel. Aku akan memperlakukan keluargamu sama seperti keluarga Yeroboam bin Nebat dan seperti keluarga Baesa bin Ahia. Sebab engkau telah menyakiti hati-Ku dengan menyebabkan orang Israel berbuat dosa. Juga mengenai Izebel Tuhan telah bersabda, ‘Anjing akan memakan Izebel di tembok luar Yizreel. Siapa saja dari keluarga Ahab yang mati di kota akan dimakan anjing, dan yang mati di padang akan dimakan burung di udara’. Sesungguhnya tidak pernah ada orang seperti Ahab yang memperbudak dirinya dengan melakukan yang jahat di mata Tuhan, karena ia telah dibujuk oleh Izebel, isterinya. Bahkan ia telah berlaku sangat keji. Ia mengikuti berhala-berhala, seperti orang Amori yang telah dihalau Tuhan dari depan orang Israel. Segera sesudah Ahab mendengar perkataan itu, ia mengoyakkan pakaiannya, mengenakan kain kabung pada tubuhnya, dan berpuasa. Bahkan ia tidur dengan memakai kain kabung, dan berjalan dengan langkah lamban. Maka bersabdalah Tuhan kepada Elia orang Tisbe itu, “Sudahkah kaulihat, bahwa Ahab merendahkan diri di hadapan-Ku? Oleh karena ia telah merendahkan diri di hadapan-Ku, maka Aku tidak akan mendatangkan malapetaka dalam zamannya. Barulah dalam zaman anaknya Aku akan mendatangkan malapetaka atas keluarganya.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan do = bes, 4/4, PS 812
Ref. Kasihanilah, ya Tuhan, Kaulah pengampun yang rahim, dan belas kasih-Mu tak terhingga.
Ayat. (Mzm 51:3-4.5-6a.11.16)

1. Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, menurut besarnya rahmat-Mu hapuskanlah pelanggaranku. Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku!
2. Sebab aku sadar akan pelanggaranku, dosaku selalu terbayang di hadapanku. Terhadap Engkau, terhadap Engkau sendirilah aku berdosa.
3. Palingkanlah wajah-Mu dari dosaku, hapuskanlah segala kesalahanku! Lepaskanlah aku dari hutang darah, ya Allah, penyelamatku, maka lidahku akan memasyhurkan keadilan-Mu!

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (Yoh 13:34)
Perintah baru Kuberikan kepadamu, sabda Tuhan. Kasihilah sesamamu sebagaimana Aku mengasihi kamu.
 
Yesus mengajar orang banyak supaya mengasihi para musuh dan berdoa bagi para penganiaya. Hal ini penting, supaya sempurna menjadi anak-anak Bapa di surga.
 

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (5:43-48)
   
    
"Kasihilah musuh-musuhmu."
    
Dalam khotbah di bukit, Yesus berkata, “Kalian telah mendengar bahwa disabdakan, ‘Kasihilah sesamamu manusia, dan bencilah musuhmu’. Tetapi Aku berkata kepadamu, ‘Kasihilah musuh-musuhmu, dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kalian’. Karena dengan demikian kalian menjadi anak-anak Bapamu di surga. Sebab Ia membuat matahari-Nya terbit bagi orang yang jahat, dan juga bagi orang yang baik. Hujan pun diturunkan-Nya bagi orang yang benar dan juga bagi orang yang tidak benar. Apabila kalian mengasihi orang yang mengasihi kalian, apakah upahmu? Bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian? Dan apabila kalian hanya memberi salam kepada saudaramu saja, apakah lebihnya dari perbuatan orang lain? Bukankah orang yang tak mengenal Allah pun berbuat demikian? Karena itu kalian harus sempurna sebagaimana Bapamu di surga sempurna adanya.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
     
Renungan

   

Kasih itu tanpa syarat. Tidak cukup hanya mengasihi orang yang mengasihi kita. Kasih itu mengatasi segalanya. Oleh sebab itu, musuh pun, yaitu orang-orang yang memperlakukan kita tidak semestinya, harus dikasihi. Bahkan, kita harus berani mendoakan musuh dan orang yang menganiaya kita. Tak perlu tanya-tanya lagi apakah ini mungkin? Kasih itu selalu mungkin asal kita mau rendah hati dan mau menyangkal diri. Apakah kasihku tidak pura-pura? (Bdk. Rm 12:9)

Doa Malam
    
Allah Bapa, sumber belas dan cinta kasih, semoga kami memiliki belas kasih kepada siapa pun, sebagaimana Engkau mengasihani kami. Semoga Kauampuni dosa kami, sehingga dapat semakin mengagumi keagungan-Mu. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin. 
   

RUAH

Senin, 13 Juni 2016 Peringatan Wajib St. Antonius dari Padua

Senin, 13 Juni 2016
Peringatan Wajib St. Antonius dari Padua
    

"Marilah kita mohon rasa tobat mendalam dan mohon lidah api menyala, untuk menyatakan iman yang benar." (St. Antonius dari Padua)

       
Antifon Pembuka (Luk 4:18)

Roh Tuhan menyertai aku. Aku diurapi-Nya dan diutus mewartakan kabar gembira kepada kaum kafir miskin dan menghibur yang remuk redam.

Doa Pagi

Allah Bapa yang mahakuasa dan kekal, Santo Antonius, pengkhotbah yang ulung itu, Kaujadikan penolong dalam keperluan umat-Mu. Semoga berkat doa dan bantuannya dihadapan-Mu, kami Kautopang dalam segala perjuangan guna menjalankan ajaran hidup Kristiani. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

      
Nabot dibunuh oleh Izebel dengan bantuan para tua-tua dan pemuka agama. Alasannya, karena ia menolak permintaan Ahab yang menginginkan kebun anggurnya. 
     
Bacaan dari Kitab Pertama Raja-Raja (21:1-16)       
    
"Nabot dilempari batu sampai mati."
     
Nabot, seorang Yizreel, mempunyai kebun anggur di Yizreel, di samping istana Ahab, raja Samaria . Berkatalah Ahab kepada Nabot, “Berikanlah kepadaku kebun anggurmu itu, supaya kujadikan kebun sayur sebab letaknya dekat rumahku. Sebagai gantinya akan kuberikan kebun anggur yang lebih baik, atau jika engkau lebih suka, akan kubayar harga kebun itu dengan uang.” Jawab Nabot kepada Ahab, “Semoga Tuhan mencegah aku memberikan milik pusaka leluhurku kepadamu.” Lalu masuklah Ahab ke dalam istananya dengan kesal hati. Ia gusar karena perkataan Nabot, orang Yizreel itu, “Aku takkan memberikan milik pusaka leluhurku kepadamu.” Maka berbaringlah raja di tempat tidurnya dan menelungkupkan mukanya; ia tidak mau makan. Lalu datanglah Izebel, isterinya, dan berkata kepadanya, “Apa sebabnya hatimu kesal, sehingga engkau tidak makan?” Jawab Ahab kepadanya, “Sebab aku telah berkata kepada Nabot, orang Yizreel itu, ‘Berikanlah kepadaku kebun anggurmu dengan bayaran uang atau jika engkau lebih suka, aku akan memberikan kepadamu kebun anggur sebagai gantinya.’ Tetapi sahutnya, ‘Tidak akan kuberikan kepadamu kebun anggurku itu’.” Kata Izebel, isterinya, kepadanya, “Bukankah engkau yang menjadi raja atas Israel ? Bangunlah, makanlah, dan biarlah hatimu gembira! Aku akan memberikan kepadamu kebun anggur Nabot, orang Yizreel itu.” Izebel lalu menulis surat atas nama Ahab, memeteraikannya dengan meterai raja, lalu mengirim surat itu kepada tua-tua dan pemuka-pemuka yang diam sekota dengan Nabot. Dalam surat itu ditulisnya demikian, “Maklumkanlah puasa dan suruhlah Nabot duduk paling depan di antara rakyat. Suruh jugalah dua orang dursila duduk menghadapinya, dan mereka harus naik saksi menghadap dia, dengan mengatakan, ‘Engkau telah mengutuk Allah dan raja’. Sesudah itu bawalah dia keluar dan lemparilah dia dengan batu sampai mati.” Para tua-tua dan pemuka yang tinggal sekota dengan Nabot melakukan seperti yang diperintahkan Izebel kepada mereka. Mereka memaklumkan puasa dan menyuruh Nabot duduk paling depan di antara rakyat. Kemudian datanglah dua orang, yakni orang-orang dursila itu, lalu duduk menghadapi Nabot. Orang-orang dursila itu naik saksi terhadap Nabot di depan rakyat, katanya, “Nabot telah mengutuk Allah dan raja.” Sesudah itu mereka membawa Nabot ke luar kota , lalu melempari dia dengan batu sampai mati. Kemudian mereka menyuruh orang melaporkan kepada Izebel, “Nabot sudah dilempari batu sampai mati.” Segera sesudah mendengar, bahwa Nabot sudah dilempari batu sampai mati, berkatalah Izebel kepada Anab, “Bangunlah, ambillah kebun anggur Nabot, orang Yizreel itu, menjadi milikmu, karena Nabot yang menolak memberikannya kepadamu dengan bayaran uang, sudah tidak hidup lagi; ia sudah mati.” Ketika Ahab mendengar, bahwa Nabot sudah mati, ia segera bangun dan pergi ke kebun anggur Nabot, orang Yizreel itu, untuk mengambil kebun itu menjadi miliknya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
      
Mazmur Tanggapan
Ref. Indahkanlah keluh kesahku, ya Tuhan.
Ayat. (Mzm 5:2-3.5-6.7; Ul: 2b)
1. Berilah telinga kepada perkataanku, ya Tuhan, indahkanlah keluh kesahku. Perhatikanlah teriakku minta tolong, ya Rajaku dan Allahku, sebab kepada-Mulah aku berdoa.
2. Engkau bukanlah Allah yang berkenan akan kefasikan; orang jahat takkan menumpang pada-Mu. Pembual tidak akan tahan di depan mata-Mu; Engkau benci terhadap semua orang yang melakukan kejahatan.
3. Engkau membinasakan orang-orang yang berkata bohong, Tuhan jijik melihat penumpah darah dan penipu.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Mzm 119:105) 
Sabda-Mu adalah pelita bagi kakiku, dan cahaya bagi jalanku.    
    
Yesus mengajar orang banyak supaya memberikan kepada orang apa yang dimintanya. Selain itu, jangan menolak orang yang mau meminjam sesuatu. 
  
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (5:38-42)
      
"Jangan melawan orang yang berbuat jahat kepadamu."
      
Dalam kotbah di bukit, Yesus berkata, “Kalian mendengar, bahwa dahulu disabdakan, ‘Mata ganti mata; gigi ganti gigi.’ Tetapi Aku berkata kepadamu, ‘Janganlah kalian melawan orang yang berbuat jahat kepadamu. Sebaliknya, bila orang menampar pipi kananmu, berikanlah pipi kirimu. Bila orang hendak mengadukan engkau karena mengingini bajumu, serahkanlah juga jubahmu. Bila engkau dipaksa mengantarkan seseorang berjalan sejauh satu mil, berjalanlah bersama dia sejauh dua mil. Berikanlah kepada orang apa yang dimintanya, dan jangan menolak orang yang mau meminjam sesuatu dari padamu.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
 
Renungan      

Hidup keagamaan yang terungkap dalam keberanian dan kemauan untuk memaafkan kesalahan orang lain. Melakukan sesuatu yang tidak populer tetapi punya nilai lebih. Kekudusan bukan hanya bisa terhindar dari dosa tetapi berbuat sesuatu untuk kebahagiaan dan keselamatan sesama. St. Antonius dari Padua menjadi kudus bukan hanya lewat pertobatan pribadi tetapi juga dengan menjelajahi Italia Utara untuk berkhotbah demi pertobatan dan keselamatan sesama. Ribuan orang tersentuh oleh khotbahnya. Katanya, ikan-ikan pun bersembulan mengelompok mendengarkan dengan khidmat khotbah Antonius. Untuk para pelayan sabda: Bagaimana aku berkhotbah? Apakah aku mempersiapkan diri dengan baik? 
(RUAH)
    
atau Bacaan dari Peringatan St. Antonius dari Padua
     
Bacaan dari Kitab Yesaya (61:1-3a)
   
"Allah telah mengutus aku untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang sengsara." 
   
Kata nabi, Roh Tuhan ada padaku, oleh karena Tuhan telah mengurapi aku; Ia telah mengutus aku untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang sengsara, dan merawat orang-orang yang remuk hati, untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan kepada orang-orang yang terkurung kelepasan dari penjara, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan dan hari pembalasan Allah kita, untuk menghibur semua orang berkabung, untuk mengaruniakan kepada mereka perhiasan kepala ganti abu, minyak untuk pesta ganti kain kabung, nyanyian puji-pujian ganti semangat yang pudar.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
    
Mazmur Tanggapan, do = d, 2/4, PS 868
Ref. Kerelaan Tuhan hendak kunyanyikan selama-lamanya.
Ayat. (Mzm 89:2-3.4-5.21-22.25.27; Ul: 2a)
1. Aku hendak menyanyikan kasih setia Tuhan selama-lamanya, hendak menuturkan kesetiaan-Mu turun-menurun. Sebab kasih setia-Mu dibangun untuk selama-lamanya kesetiaan-Mu tegak seperti langit.
2. Engkau berkata, "Telah Kuikat perjanjian dengan orang pilihan-Ku Aku telah bersumpah kepada Daud, hamba-Ku: Aku hendak menegakkan anak cucumu untuk selama-lamanya, dan membangun takhtamu turun-menurun."
3. Aku telah mendapat Daud, hamba-Ku; Aku telah mengurapinya dengan minyak-Ku yang kudus, maka tangan-Ku tetap menyertai dia, bahkan lengan-Ku meneguhkan dia.
4. Kesetiaan dan kasih-Ku menyertai dia, dan oleh karena nama-Ku tanduknya akan meninggi. Dia pun akan berseru kepada-Ku, "Bapakulah Engkau, Allahku dan gunung batu keselamatanku.
      
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (Yoh 15:16)
Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Aku telah menetapkan kamu supaya pergi dan menghasilkan buah, dan buahmu itu tetap.
  
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (10:1-9)
   
"Tuaian memang banyak, tetapi sedikitlah pekerjanya."
    
Pada suatu hari Tuhan menunjuk tujuh puluh murid, lalu mengutus mereka berdua-dua mendahului-Nya ke setiap kota dan tempat yang hendak dikunjungi-Nya. Kata-Nya kepada mereka, "Tuaian memang banyak, tetapi sedikitlah pekerjanya. Karena itu mintalah kepada Tuan yang empunya tuaian itu, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu. Pergilah! Camkanlah, Aku mengutus kamu seperti anak domba ke tengah-tengah serigala. Janganlah membawa pundi-pundi atau bekal atau kasut, dan janganlah memberi salam kepada siapa pun selama dalam perjalanan. Kalu kamu memasuki suatu rumah, katakanlah lebih dahulu, 'Damai sejahtera bagi rumah ini.' Dan jika di situ ada orang yang layak menerima damai sejahtera, maka salammu itu akan tinggal padanya. Tetapi jika tidak, salammu itu akan kembali kepadamu. Tinggallah dalam rumah itu, makan dan minumlah apa yang diberikan orang kepadamu, sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya. Janganlah berpindah-pindah rumah. Jika kamu masuk ke dalam sebuah kota dan kamu diterima di situ, makanlah apa yang dihidangkan kepadamu, dan sembuhkanlah orang-orang sakit yang ada di situ, dan katakanlah kepada mereka, 'Kerajaan Allah sudah dekat padamu'."
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus
 

Gambar Minggu Ini: Hari Minggu Biasa XI


Minggu, 12 Juni 2016 Hari Minggu Biasa XI

Minggu, 12 Juni 2016
Hari Minggu Biasa XI

Kalau kita berdoa, harus ada suasana ketenangan dan kesederhanaan; hendaklah kita ingat bahwa kita berdiri di hadapan Tuhan --- St. Siprianus

   
Antifon Pembuka (Mzm 27:7,9)

Dengarlah, Tuhan, seruan yang kusampaikan. Engkaulah, pertolonganku, janganlah membuang aku, dan janganlah meninggalkan aku, ya Allah Penyelamatku.


Exaudi Domine vocem meam, qua clamavi ad te: adiutor meus esto, ne derelinquas me neque despicias me, Deus salutaris meus.

O Lord, hear my voice, for I have called to you; be my help. Do not abandon or forsake me, O God, my Savior!
Doa Pagi

Allah Bapa yang Maha Pengasih, Engkaulah satu-satunya yang berkuasa mengampuni dosa-dosa kami. Teguhkanlah iman kami akan cinta kasih dan belas kasih-Mu yang tak terbatas. Maka dengan hati remuk redam akan kami sesali dan kami akui kesalahan kami, agar kami hidup penuh sukacita lagi di hadapan-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Kedua Samuel (12:7-10.13)
  
"Tuhan telah menjauhkan dosamu; engkau tidak akan mati."
  
Setelah Daud mengambil isteri Uria, Nabi Natan berkata kepadanya, “Beginilah firman Tuhan, Allah Israel: Akulah yang mengurapi engkau menjadi raja atas Israel, dan Akulah yang melepaskan engkau dari tangan Saul. Telah Kuberikan isi rumah tuanmu kepadamu, dan isteri-isteri tuanmu ke dalam pangkuanmu. Aku telah memberikan kepadamu kaum Israel dan Yehuda; dan seandainya itu belum cukup, tentu Kutambah lagi ini dan itu. Mengapa engkau menghina Tuhan dengan melakukan apa yang jahat di mata-Nya? Uria, orang Het itu, kaubiarkan ditewaskan dengan pedang; isterinya kauambil menjadi isterimu, dan dia sendiri kaubiarkan dibunuh oleh pedang bani Amon. Oleh sebab itu, pedang tidak akan menyingkir dari keturunanmu sampai selamanya, karena engkau telah menghina Aku dengan mengambil isteri Uria, orang Het itu, untuk menjadi isterimu.” Lalu berkatalah Daud kepada Natan, “Aku sudah berdosa kepada Tuhan!” Dan Natan berkata kepada Daud, “Tuhan telah menjauhkan dosamu itu; engkau tidak akan mati.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, la = d, 3/4, PS 813
Ref. Ya Tuhanku, hapuslah dosaku.
Ayat. (Mzm 32:1-2.5.7.11)

1. Berbahagialah orang yang pelanggarannya diampuni, dan dosa-dosanya ditutupi! Berbahagialah orang yang kesalahannya tidak diperhitungkan Tuhan, Engkau melindungi aku, dan tidak berjiwa penipu!
2. Dosa-dosaku kuungkapkan kepada-Mu, dan kesalahanku tidaklah kusembunyikan; aku berkata, "Aku akan menghadap Tuhan dan mengakui segala pelanggaranku." Maka Engkau sudah mengampuni kesalahanku.
3. Engkaulah persembunyian bagiku, ya Tuhan! Engkau menjagaku terhadap kesesakan. Engkau melindungi aku, sehingga aku luput dan bersorak.
4. Bersukacitalah dalam Tuhan! Sekalian orang yang beriman! Bersorak-sorailah, hai orang-orang benar; bersorak-sorailah, hai orang-orang jujur!

Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Galatia (2:16.19-21)
  
"Aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup dalam aku."
  
Saudara-saudara, kamu tahu, tidak seorang pun dibenarkan karena melakukan hukum Taurat, tetapi hanya karena iman dalam Kristus Yesus. Sebab itu kami pun telah percaya kepada Kristus Yesus, supaya kami dibenarkan karena iman dalam Kristus dan bukan karena melakukan hukum Taurat. Sebab “tidak seorang pun dibenarkan” karena melakukan hukum Taurat. Sebab oleh hukum Taurat aku telah mati terhadap hukum Taurat, supaya aku hidup untuk Allah. Aku telah disalibkan dengan Kristus. Meskipun demikian, aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidup yang kuhayati sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku. Aku tidak menolak kasih karunia Allah. Sebab sekiranya ada kebenaran karena hukum Taurat, maka sia-sialah kematian Kristus.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = f, kanon, PS 960
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (1Yoh 4:10b)
Allah mengasihi kita, dan telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian untuk dosa-dosa kita.


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas 7:36-8:3 (Singkat: 7:36-50)
  
"Dosanya yang banyak telah diampuni, karena ia telah banyak berbuat kasih."
 
Sekali peristiwa seorang Farisi mengundang Yesus makan di rumahnya. Yesus datang ke rumah orang Farisi itu, lalu duduk makan. Di kota itu ada seorang wanita yang terkenal sebagai orang berdosa. Ketika mendengar bahwa Yesus sedang makan di rumah orang Farisi itu, datanglah ia membawa buli-buli pualam berisi minyak wangi. Sambil menangis ia berdiri di belakang Yesus dekat kaki-Nya, lalu membasahi kaki Yesus dengan air matanya, dan menyekanya dengan rambutnya. Kemudian ia mencium kaki Yesus dan meminyakinya dengan minyak wangi itu. Ketika orang Farisi yang mengundang Yesus melihat hal itu, ia berkata dalam hati, “Jika Dia ini nabi, mestinya Ia tahu bahwa wanita itu adalah orang yang berdosa.” Lalu Yesus berkata kepada orang Farisi itu, “Simon, ada yang hendak Kukatakan kepadamu.” Sahut Simon, “Katakanlah, Guru!” “Ada dua orang yang berhutang kepada seorang pelepas uang. Yang seorang berhutang lima ratus dinar, yang lain lima puluh. Karena mereka tidak sanggup membayar, maka hutang kedua orang itu dihapuskannya. Siapakah di antara mereka yang akan lebih mengasihi dia? Jawab Simon, “Aku sangka yang mendapat penghapusan hutang lebih banyak.” Kata Yesus kepadanya, “Betul pendapatmu itu!” Dan sambil berpaling kepada wanita itu, Yesus berkata kepada Simon, “Engkau lihat wanita ini? Aku masuk ke rumahmu, namun engkau tidak memberi Aku air untuk membasuh kaki-Ku; tetapi wanita ini membasahi kaki-Ku dengan air mata dan menyekanya dengan rambutnya. Engkau tidak mencium Aku, tetapi sejak Aku masuk, ia tidak henti-hentinya menciumi kaki-Ku. Engkau tidak meminyaki kepala-Ku dengan minyak, tetapi dia meminyaki kaki-Ku dengan minyak wangi. Sebab itu Aku berkata kepadamu: Dosanya yang banyak itu telah diampuni, sebab ia telah banyak berbuat kasih. Tetapi orang yang sedikit diampuni, sedikit pula ia berbuat kasih.” Lalu Yesus berkata kepada wanita itu, “Dosamu telah diampuni!” Orang-orang yang makan bersama Yesus berpikir dalam hati, “Siapakah Dia ini, sehingga Ia dapat mengampuni dosa?” Tetapi Yesus berkata kepada wanita itu, “Imanmu telah menyelamatkan engkau, pergilah dengan selamat!” Tidak lama sesudah itu Yesus berkeliling dari kota ke kota dan dari desa ke desa memberitakan Injil Kerajaan Allah. Kedua belas murid-Nya menyertai Dia; juga beberapa wanita yang telah disembuhkannya dari roh-roh jahat atau berbagai macam penyakit, menyertai Dia. Mereka itu ialah: Maria yang disebut Magdalena, yang telah dibebaskan dari tujuh roh jahat, Yohana isteri Khuza, bendahara Herodes, Susana dan masih banyak lagi yang lain. Wanita-wanita ini melayani seluruh rombongan dengan harta kekayaan mereka.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
 
 
Renungan


Tidak banyak orang yang bisa menerima mereka yang pernah berbuat salah, kendati yang bersangkutan sudah menunjukkan perubahan dan pertobatannya. Jauh lebih baik tetap menjaga jarak dan tidak bersentuhan dengan para pendosa. Itulah sikap batin kaum Farisi yang mengundang Yesus makan bersama mereka (Luk 7:38). Situasi ini dipakai oleh Yesus untuk menunjukkan sikap batin-Nya dan juga misi kedatangan-Nya ke dunia, yaitu mewartakan belas kasih Allah bagi setiap orang.

Warta Belas Kasih Allah untuk Orang-orang Farisi
       
   
Bagi orang-orang Farisi, para pendosa tidak layak untuk didekati dan tidak perlu diterima dalam pergaulan sosial. Dengan cara ini, mereka menutup kemungkinan pertobatan golongan yang dianggap berdosa dalam perjumpaan dan pergaulan dengan mereka. Apakah sikap seperti ini yang dikehendaki Allah? Sama sekali bukan.

Yesus menunjukkan sikap yang semestinya diberikan kepada mereka yang dianggap berdosa. Dia membiarkan perempuan itu datang mendekati dan meminyaki kaki-Nya dengan minyak wangi. Tindakan Yesus ini adalah bentik penerimaan. Perempuan yang dihindari oleh orang-orang Farisi, sekarang diterima di hadapan mereka. Yesus mengajak mereka untuk berusaha menerimanya kembali. Yesus menunjukkan kepada orang-orang Farisi bahwa belas kasih Allah tidak dikotakkan hanya untuk orang-orang yang dianggap saleh dan tak berdosa.

Dalam Lukas 6:35 Yesus menegaskan, "Allah baik terhadap orang-orang yang tidak tahu berterimakasih dan terhadap orang-orang jahat." Kalau Allah saja baik terhdap mereka yang tidak tahu berterimakasih dan yang jahat, betapa Dia juga baik terhadap mereka yang hanya dianggap jahat dan dianggap berdosa. Bagi Allah, siapa pun orangnya dan bagaimana pun keadaan hidupnya, memiliki hak yang sama untuk mendapatkan keselamatan.

Warta Belas Kasih Allah bagi Sang Perempuan
        
 
Bagi sang perempuan sendiri, Yesus menunjukkan belas kasihan yang besar. Dia tidak merasa risih didekati. Yesus tidak mementingkan situasi hidup si perempuan. Yang terpenting bagi-Nya adalah pribadi yang bersangkutan berharga di mata Allah dan berhak atas keselamatan dari Allah. Seolah Yesus mengatakan bahwa pintu penerimaan dan belas kasihan Allah terbuka bagi siapa pun. Bahkan Dia berharap setiap orang yang menjauhkan diri dari Allah, mau kembali di jalan Allah. Sekarang pertanyaan besar bagi manusianya, yaitu apakah berani menerima uluran belas kasih Allah tersebut? Apakah kita berani maju, masuk dalam penerimaan dan belas kasihan Allah?

Kenyataannya, seringkali kita mengabaikan belas kasihan Allah ini. Ketika jatuh dalam dosa, kita merasa tidak layak atau bahkan tidak merasa perlu kembali kepada Allah. Kita tak pernah mau menyadari bahwa Allah tak pernah berhenti mencintai kita.

Mengubah Sudut Pandang


Merenungkan peristiwa Yesus yang membiarkan perempuan berdosa itu membasuh kaki-Nya dengan minyak, kita diajak untuk terus menerus mengubah pandangan kita atas diri kita dan orang lain. Kalau kita memandang diri tak pantas di hadapan Allah, kita diinngatkan bahwa kita sangatlah berharga bagi Allah. Allah selalu setia menunggu pertobatan dan perubahan kita. Dia menunggu kita kembali ke dalam pelukan kasih-Nya (Luk 15:20).

Ketika kita berpandangan bahwa kita sudah suci murni dan hendak meminggirkan orang lain dengan memberi cap berdosa, atau cap tak layak bagi Allah dan tak patutu diterima dalam pergaulan sosial, kita diingatkan bahwa mereka semua layak di hadapan Allah. Kita diundang untuk turut menjadi saluran cinta kasih Allah bagi mereka dengan penerimaan, bukan meminggirkan mereka. (Rm. Stanislaus Lirmanjayasastra, O..Carm)
 

Antifon Komuni (Mzm 27:4)

Satu hal telah kuminta kepada Tuhan, itulah yang kuinginkan: diam di rumah Tuhan seumur hidupku.

Unam petii a Domino, hanc requiram: ut inhabitem in domo Domini omnibus diebus vitæ meæ.

There is one thing I ask of the Lord, only this do I seek: to live in the house of the Lord all the days of my life.

Atau (Bdk. Yoh 17:11)

Bapa yang Kudus, peliharalah mereka dalam nama-Mu, yaitu mereka yang telah Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu sama seperti Kita, Sabda Tuhan.

Holy Father, keep in your name those you have given me, that they may be one as we are one, says the Lord.
    
   
RUAH

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy