Hari Minggu Biasa XIII
"Kurban Ekaristi juga dipersembahkan untuk umat beriman yang mati di dalam Kristus, 'yang belum disucikan seluruhnya'" --- Konsili Trente: DS 1743
Antifon Pembuka (Mzm 47:2)
Segala bangsa, bertepuk-tanganlah, elu-elukanlah Allah dengan sorak-sorai.
All peoples, clap you hands. Cry to God with shouts of joy!
Omnes gentes plaudite manibus: iubilate Deo in voce exsultationis.
Mzm. Quoniam Dominus excelsus, terribilis: Rex magnus super omnem terram.
Doa Pagi
Allah Bapa yang penuh kasih, Engkau menghendaki agar kami mengikuti Putra-Mu dengan sepenuh hati. Kami mohon, bebaskanlah kami dari segala hambatan agar kami dapat menjadi pengikut-pengikut-Nya yang setia dan siap sedia melaksanakan kehendak-Nya. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Pertama Raja-Raja (19:16b.19-21)
Sekali peristiwa Tuhan berkata kepada Nabi Elia, “Elisa bin Safat dari Abel-Mehola, harus kauurapi menjadi nabi menggantikan engkau.” Maka pergilah Elia menemui Elisa bin Safat. Pada waktu itu Elisa sedang membajak dengan dua belas pasang lembu, dan ia sendiri mengendalikan yang kedua belas. Elia lewat di dekatnya dan melemparkan jubahnya kepada Elisa. Segera Elisa meninggalkan lembu-lembunya, mengejar Elia dan berkata, “Perkenankanlah aku mencium ayah dan ibuku dahulu, lalu aku akan mengikuti engkau.” Jawab Elia kepadanya, “Baiklah! Pulanglah dahulu, dan ingatlah apa yang telah kuperbuat kepadamu.” Elisa lalu meninggalkan Elia, mengambil pasangan lembu itu dan menyembelihnya. Lalu ia memasak dagingnya dengan kayu bajak itu sebagai kayu api, dan memberikan daging itu kepada orang-orangnya, dan mereka pun memakannya. Sesudah itu bersiaplah Elisa, lalu mengikuti Elia dan menjadi pelayannya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = g 2/4, PS 840
Ref. Bahagia kuterikat pada Yahwe. Harapanku pada Allah Tuhanku.
Ayat. (Mzm 16:1-2a.5.7-8.9-10.11)
1. Jagalah aku, ya Allah, sebab pada-Mu aku berlindung. Aku berkata kepada Tuhan, "Engkaulah Tuhanku, Engkaulah bagian warisan dan pialaku, Engkau sendirilah yang meneguhkan bagian yang diundikan kepada-Ku."
2. Aku memuji Tuhan yang telah memberi nasihat kepadaku, pada waktu malam aku diajar oleh hati nuraniku. Aku senantiasa memandang kepada Tuhan karena Ia berdiri di sebelah kananku, aku tidak goyah.
3. Sebab itu hatiku bersukacita dan jiwaku bersorak-sorai, dan tubuhku akan diam dengan tentram; sebab Engkau tidak menyerahkan aku ke dunia orang mati dan tidak membiarkan orang kudus-Mu melihat kebinasaan.
4. Engkau memberitahukan kepadaku, ya Allah, jalan kehidupan, di hadapan-Mu ada sukacita berlimpah, dan di tangan kanan-Mu ada nikmat yang abadi.
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Galatia (5:1.13-18)
Saudara-saudara, Kristus telah memerdekakan kita, supaya kita benar-benar merdeka. Karena itu berdirilah teguh dan jangan mau tunduk lagi di bawah kuk perhambaan. Memang kamu telah dipanggil untuk merdeka. Tetapi janganlah kamu mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk hidup dalam dosa, melainkan layanilah seorang akan yang lain karena kasih. Sebab seluruh hukum Taurat tercakup dalam satu firman ini, “Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri!” Akan tetapi, kalau kamu saling menggigit dan saling menelan, awaslah, jangan-jangan kamu saling membinasakan. Maksudku ialah: Hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging. Sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh, dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging, - karena keduanya bertentangan – sehingga setiap kali kamu tidak melakukan apa yang kamu kehendaki. Sebaliknya, kalau kamu membiarkan diri dibimbing oleh Roh, maka kamu tidak hidup di bawah hukum Taurat.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil, do = f, 4/4, Kanon, PS 960
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (1Sam 3:9; Yoh 6:68c)
Bersabdalah, ya Tuhan, sebab hamba-Mu mendengarkan. Sabda-Mu adalah sabda hidup yang kekal.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (9:51-62)
Ketika hampir genap waktunya diangkat ke surga, Yesus mengarahkan pandangan-Nya untuk pergi ke Yerusalem. Maka diutus-Nya beberapa utusan mendahului Dia. Mereka itu pergi, lalu masuk ke sebuah desa orang Samaria untuk mempersiapkan segala sesuatu bagi-Nya. Tetapi orang-orang Samaria itu tidak mau menerima Dia, karena perjalanan-Nya menuju Yerusalem. Ketika dua murid-Nya, yaitu Yakobus dan Yohanes, melihat hal itu, mereka berkata, “Tuhan, bolehkah kami menyuruh api turun dari langit untuk membinasakan mereka?” Tetapi Yesus berpaling dan menegur mereka, “Kamu tidak tahu apa yang kamu inginkan. Anak manusia datang bukan untuk membinasakan orang, melainkan untuk menyelamatkannya.” Lalu mereka pergi ke desa yang lain. Ketika Yesus dan murid-murid-Nya melanjutkan perjalanan, datanglah seorang di tengah jalan, berkata kepada Yesus, “Aku akan mengikuti Engkau ke mana pun Engkau pergi.” Yesus berkata kepadanya, “Serigala mempunyai liang, dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya.” Lalu kepada seorang lain Yesus berkata, “Ikutlah Aku!” Tetapi orang itu berkata, “Izinkanlah aku pergi dahulu menguburkan bapaku.” Tetapi Yesus menjawab, “Biarlah orang mati mengubur orang mati; tetapi engkau, pergilah, dan beritakanlah Kerajaan Allah di mana-mana. Dan seorang lain lagi berkata, “Tuhan, aku akan mengikuti Engkau, tetapi izinkanlah aku pamitan dahulu dengan keluargaku.” Tetapi Yesus berkata, “Setiap orang yang siap untuk membajak tetapi menoleh ke belakang, tidak layak untuk Kerajaan Allah.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.
Perkataan Yesus yang singkat ini kaya makna rohani. Kita ulangi ajakan Yesus ini, "Ikutlah Aku!" Coba kalimat itu ucapkan sekali lagi, atau bahkan dua kali. Anda tentu akan makin menangkap maknanya. Saya pribadi menangkap beberapa butir kebenaran iman ini.
Pertama, undangan atau ajakan itu pertama-tama datang dari Yesus. Yesuslah yang mempunyai inisyatif agar orang mengikuti-Nya. Tentu ajakan itu tidak kebetulan tetapi sudah direncanakan terlebih dahulu. Yang jelas, Allah mempunyai rencana indah yakni agar manusia mengikuti-Nya. Oleh karena itu, Yesus mengeksplisitkan rencana itu pada manusia, "Ikutlah Aku!" Berbahagialah Anda yang mendengarkan kalimat indah itu. Imanilah!
Suatu anugerah nyata bagi orang yang mendapatkan sabda ini baik langsung maupun tidak langsung. Karena sabda inilah yang mengubah dan membentuk hidup manusia selanjutnya. Orang mengalami hidup yang baru sama sekali bahkan mungkin di luar bayangan selama ini.
Alkisah seorang rekan imam, dulu sebelum menjadi imam, dia telah memiliki pekerjaan yang sangat mapan. Ia menjadi dokter gigi muda yang ramah dan sukses. Ia disenangi banyak pasien. Begitu pintu kamar praktik dibuka orang antri untuk berobat. Pekerjaan, rumah dan materi sudah cukup melimpah tetapi rupanya pemuda ini hatinya belum tenang. Ada kegelisahan yang selalu berkecamuk ketika lamat-lamat terdengar, "Ikutlah Aku!" Cita-citanya mengikuti Yesus menjadi imam-Nya tidak pernah padam bahkan makin berkobar. Akhirnya, semua ditinggalkan. Ia memilih menjawab panggilan Tuhan untuk menjadi imam-Nya.
Kedua, jawaban. Setiap panggilan itu membutuhkan jawaban. Anda suatu saat memanggil teman dengan suara lantang tetapi dia diam saja. Anda akan penasaran bahkan bisa kecewa dan marah. Sebaliknya, ketika Anda memanggil temanmu dan dia merespon dengan baik, maka Anda senang. Ada suatu tanggapan, komunikasi yang makin memajukan relasi. Di sana ada pemahaman dan penghargaan. Di sana pula ada relasi dan kerja sama dua hati.
Begitu juga dengan panggilan Allah pada manusia. Allah memanggil manusia maka tugas manusia adalah memberi jawaban. Jawaban itu bisa menolak atau mengiyakannya. Andaikan menolak Allah tentu bisa menerimanya kendati kecewa. Allah tidak memaksa seseorang. Manusia selalu bebas.
Biasanya, bila Allah telah memanggil, manusia seakan tidak punya daya untuk menolak-Nya. Ketika manusia di hadapan kebenaran, kebaikan dan keindahan yang agung (baca: Allah), manusia "lumer". Karena dari dalam hati manusia yang bening selalu berlaku gayung bersambut terhadap yang baik, benar, indah dan bermanfaat dalam hidupnya.
Kita berikan jawaban yang tegas pada panggilan Tuhan. Bagi orang beriman, rencana Allah adalah yang paling penting. Karenanya layak untuk diemban dengan komitmen dan tindakan nyata. Tidak usah ragu dengan banyak alasan tambahan bekerja untuk Kerajaan Allah. Karena menurut Yesus sendiri, "Setiap orang yang siap membajak tetapi menoleh ke belakang tidak layak untuk Kerajaan Allah!".
Antifon Komuni (Mzm 103:1)
Pujilah Tuhan, hai jiwaku! Pujilah nama-Nya yang kudus, hai seluruh diriku!
Bless the Lord, O my soul, and all within me, his holy name
RUAH/Rm. Andreas Yudhi Wiyadi, O.Carm