Minggu, 17 Juli 2016
Hari Minggu Biasa XVI
Kita harus mengingat bahwa kita bukan pencipta liturgi, kita adalah pelayannya yang rendah hati, tunduk pada disiplin dan hukumnya. Kita juga bertanggungjawab membina mereka yang membantu kita dalam pelayanan liturgis baik dalam hal semangat dan daya liturgi serta regulasinya. Terkadang saya melihat imam menyingkir untuk mengijinkan prodiakon (pelayan tak lazim) membagikan Komuni Suci: ini salah, ini penyangkalan pelayanan imamat dan juga klerikalisasi umat awam. Ketika ini terjadi, ini adalah tanda bahwa formasinya sangatlah keliru, dan hal ini perlu dikoreksi. (Kardinal Robert Sarah, Prefek Kongregasi untuk Ibadat Ilahi dan Tata Tertib Sakramen 5 Juli 2016 dalam Konferensi Internasional Sacra Liturgia)
Antifon Pembuka (Mzm 54:6-8)
Allah adalah Penolongku; Tuhanlah yang menopang aku. Dengan rela aku
mempersembahkan kurban dan bersyukur kepada-Mu, ya Tuhan, karena baiklah
nama-Mu.
See, I have God for my help. The Lord sustains my soul. I will sacrifice
to you with willing heart, and praise your name, O Lord, for it is
good.
Ecce Deus adiuvat me, et Dominus susceptor est animæ meæ: averte mala
inimicis meis, in veritate tua a disperde illos, protector meus Domine.
Doa Pagi
Allah Bapa yang penuh kasih, dalam diri Yesus Kristus, Putra-Mu, Engkau berkenan untuk hadir di tengah-tengah kami. Kami mohon, bukalah hati kami agar siap sedia menerima kehadiran-Mu yang senantiasa membawa berkah bagi kami. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, kini dan sepanjang masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Kejadian (18:1-10a)
"Tuanku, singgahlah ke kemah hambamu ini."
Sekali peristiwa Tuhan menampakkan diri kepada Abraham di dekat pohon
tarbantin di Mamre. Waktu itu Abraham sedang duduk di pintu kemahnya di
kala hari panas terik. Ketika ia mengangkat mata, ia melihat tiga orang
berdiri di depannya. Melihat mereka, Abraham bergegas dari pintu
kemahnya menyongsong mereka. Ia bersujud sampai ke tanah dan berkata,
“Tuanku, jika aku mendapat kasih Tuan, singgahlah di kemah hambamu ini.
Biarlah diambil sedikit air, basuhlah kaki Tuan dan duduklah
beristirahat di bawah pohon ini; biarlah hamba mengambil sepotong roti,
agar tuan-tuan segar kembali. Kemudian bolehlah tuan-tuan melanjutkan
perjalanan. Sebab tuan-tuan telah datang ke tempat hambamu ini.” Jawab
mereka, “Perbuatlah seperti yang engkau katakan itu!” Abraham segera
pergi ke kemah mendapatkan Sara serta berkata, “Segeralah! Ambil tiga
sukat tepung yang terbaik! Remaslah itu dan buatlah roti bundar!” Lalu
Abraham berlari ke lembu sapinya, mengambil seekor anak lembu yang empuk
dan baik dagingnya, dan memberikannya kepada seorang bujangnya yang
segera mengolahnya. Kemudian Abraham mengambil dadih, susu, dan anak
lembu yang telah diolah itu, lalu dihidangkannya kepada ketiga orang
itu. Abraham sendiri berdiri dekat mereka di bawah pohon itu, sementara
mereka makan. Sesudah makan, bertanyalah mereka kepada Abraham, “Di
manakah Sara isterimu?” Jawab Abraham, “Di sana, di dalam kemah.” Maka
berkatalah Ia, “Sesungguhnya Aku akan kembali tahun depan mendapatkan
engkau. Pada waktu itulah Sara, isterimu, akan mempunyai seorang anak
laki-laki.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan do = f, 3/4, PS 848
Ref. Tuhan siapa diam di kemah-Mu, siapa tinggal di gunung-Mu yang suci?
Ayat. (Mzm 15:2-3ab.3cd-4ab.5)
1. Yaitu orang yang berlaku tidak bercela, yang melakukan apa yang adil
dan mengatakan kebenaran dengan segenap hatinya; yang tidak menyebar
fitnah dengan lidahnya.
2. Yang tidak berbuat jahat terhadap teman, dan tidak menimpakan cela
kepada tetangganya; yang memandang hina orang-orang tercela tetapi
menjunjung tinggi orang-orang yang takwa.
3. Yang tidak meminjamkan uangdengan makan riba dan tidak menerima suap
melawan orang tak bersalah. Siapa yang berlaku demikian tidak akan
goyah selama-lamanya.
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Kolose (1:24-28)
"Rahasia yang tersembunyi dari abad ke abad sekarang dinyatakan kepada orang kudus-Nya."
Saudara-saudara, sekarang aku bersukacita bahwa aku boleh menderita demi
kamu, dan menggenapkan dalam dagingku apa yang kurang pada penderitaan
Kristus untuk tubuhnya, yaitu jemaat. Aku telah menjadi pelayan jemaat
itu sesuai dengan tugas yang dipercayakan Allah kepadaku untuk
meneruskan kepenuhan firman-Nya kepada kamu, yaitu: Rahasia yang
tersembunyi berabad-abad dan turun-temurun, kini dinyatakan kepada
orang-orang kudus-Nya. Allah berkenan memberitahu mereka betapa kaya dan
mulianya rahasia itu di antara bangsa-bangsa lain, yaitu: Kristus ada
di antara kamu. Dialah harapan akan kemuliaan! Dialah yang kami
beritakan dengan memperingatkan orang dan mengajar mereka dalam segala
hikmat untuk memimpin setiap orang kepada kesempurnaan dalam Kristus.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil, do = f, 2/4, PS 956
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Luk 8:15)
Berbahagialah orang yang menyimpan sabda Allah dalam hati yang baik, dan menghasilkan buah dalam ketekunan.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (10:38-42)
"Marta menerima Yesus di rumahnya. Maria telah memilih bagian yang terbaik."
Dalam perjalanan ke Yerusalem, Yesus dan murid-murid-Nya tiba di sebuah
kampung. Seorang wanita bernama Marta menerima Dia di rumahnya. Wanita
itu mempunyai seorang saudara bernama Maria. Maria itu duduk di dekat
kaki Tuhan dan terus mendengarkan perkataan-Nya. Tetapi Marta sibuk
sekali melayani. Ia mendekati Yesus dan berkata, “Tuhan, tidakkah Tuhan
peduli bahwa saudariku membiarkan aku melayani seorang diri? Suruhlah
dia membantu aku.” Tetapi Tuhan menjawabnya, “Marta, Marta, engkau
kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara, padahal hanya satu
saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak
akan diambil dari padanya.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.
Renungan
Seorang pelayan menjalankan tugas sesuai dengan perintah dari tuannya. Seorang tuan akan memberikan perintah sesuai kemampuan yang dimiliki oleh pelayannya. Hal itu dilakukan supaya tidak terjadi kegagalan dalam melaksanakan tugas tersebut. Kini pelayan itu adalah kita dan tuannya adalah Yesus Kristus.
Menjadi pelayan merupakan panggilan setiap orang beriman, terlebih kita sebagai murid-murid-Nya. Kita dipanggil untuk melayani, sebagaimana pesan Yesus sendiri, "Barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu; sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang" (Mat 20:27-28).
Tugas utama seorang pelayan adalah melayani tuannya. Gambaran ini tampak dalam diri Abraham dan Rasul Paulus dalam bacaan hari ini. Bagai seorang hamba kita melayani Tuhan, seperti Abraham melayani Tuhan (Bacaan I) dan Rasul Paulus (Bacaan II). Tetapi rupanya Yesus tidak saja menghendaki kita menjadi pelayan-Nya. Sebab menjadi pelayan itu tidak sekadar menjalankan tugasnya, melainkan mengerti dan tahu akan tugasnya.
Karena itu kita dapat membaca dalam Injil bagaimana Yesus menegur Marta yang terlalu sibuk melayani tanpa memahami arti dan makna dari tugas yang dijalankannya. Yesus berkata, "Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara, tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya" (Luk 10:41-42). Kekhawatiran, iri hati, membanding-bandingkan, jengkel dan berbagai hal negatif dapat saja muncul tatkala kita belum memahami benar akan tugas pelayanan yang sedang kita lakukan saat ini. Belum lagi bagi yang memiliki keluarga, kesibukan dalam pelayanan dapat saja mengganggu kehidupan keluarga itu sendiri.
Kembali pada pengertian sederhana tentang seorang pelayan bahwa menjadi pelayan itu melayani tuannya, maka Yesus adalah Tuan kita. Ini perlu menjadi perhatian, bahwa tanggung jawab seorang pelayan adalah fokus pada siapa yang dilayaninya dan bukan pertama-tama tugasnya itu sendiri. Dengan demikian bila kita menjadi pendengar yang baik, saat Ia memberikan perintah, kita memahami dan mengerti apa yang harus kita lakukan. Sebagai seorang pelayan, kita semestinya mendengarkan Dia terlebih dulu.
Semoga lewat permenungan hari ini, kita sungguh-sungguh menjadi pelayan yang tahu akan tugasnya. Sebab kita menyadari bahwa Yesuslah yang kita layani.
Antifon Komuni (Mzm 111:4-5)
Perbuatan Tuhan yang agung pantas dikenang, Tuhan itu pengasih dan penyayang. Orang yang takut akan Dia diberi-Nya makanan.
The Lord, the gracious, the merciful, has made a memorial of his wonders; he gives food to those who fear him.
atau (Why 3:20)
Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan mengetuk; jika ada yang mendengar
suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya, Aku akan
makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku.
Behold, I stand at the door and knock, says the Lord. If anyone hears my
voice and opens the door to me, I will enter his house and dine with
him, and he with me.
Rm. Paulus Kristianto Puji Sutrisno, O.Carm/RUAH