Minggu, 07 Agustus 2016
Hari Minggu Biasa XIX
Kamu “ditanam dan dibangun dalam Yesus Kristus, kokoh dalam iman” (bdk.
Kol 2:7). Perkataan dari surat St. Paulus tersebut ditulis untuk
menanggapi kebutuhan khusus jemaat di kota Kolose. Komunitas itu diancam
oleh tren budaya tertentu yang membuat umat beriman menjauhi Injil.
Konteks budaya kita, sahabat muda terkasih, seperti yang terjadi pada
jemaat di Kolose lampau. Memang, ada arus pemikiran sekuler yag
bertujuan meminggirkan Allah dalam kehidupan masyarakat dengan
mengajukan dan mengupayakan untuk membuat “surga” tanpa-Nya. Namun
pengalaman memberitahu kita bahwa dunia tanpa Allah menjadi “neraka”:
penuh dengan keegoisan, keluarga yang rusak, kebencian di antara
individu dan bangsa, dan kurangnya kasih sayang, sukacita dan harapan
yang besar. .... Namun beberapa orang Kristen membiarkan diri mereka
dihasut oleh sekulerisme atau ditarik oleh arus religius yang menjauhkan
mereka dari iman kepada Yesus Kristus. Ada juga mereka yang, walau
tidak takluk terhadap bujukan tersebut, namun semata-mata membiarkan
iman mereka menjadi dingin, dengan dampak negatif yang tak terhindarkan
dalam kehidupan moral mereka. (Paus Benediktus XVI, 6 Agustus 2010)
Antifon Pembuka (Mzm 74:20.19.22.23)
Ingatlah akan perjanjian-Mu, ya Tuhan, dan janganlah Engkau lupakan
umat-Mu yang tertindas. Bangkitlah ya Tuhan, belalah perkara-Mu,
janganlah Engkau lupakan seruan orang yang mencari Engkau.
Look to your covenant, O Lord, and forget not the life of your poor ones
for ever. Arise, O God, and defend your cause, and forget not the cries
of those who seek you.
Respice, Domine, in testamentum tuum, et animas pauperum tuorum ne
derelinquas in finem: exsurge Domine, et iudica causam tuam: et ne
obliviscaris voces quærentium te.
Mzm. Ut quid Deus repulisti in finem: iratus est furor tuus super oves pascuæ tuæ?
Doa Pagi
Allah Bapa, pencipta alam semesta
dan segala yang
hidup, Engkau membangun kota-Mu di tengah-tengah kami. Penuhilah kami
dengan semangat kegiatan untuk membangun dunia baru, yang
Kaupercayakan kepada kami. Semoga kami siap sedia bila tiba saatnya
Engkau menyempurnakan segalanya dengan cinta kasih-Mu. Dengan
pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami yang hidup dan
berkuasa bersama Engkau dan Roh
Kudus, Allah, kini dan sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Kebijaksanaan (18:6-9)
"Dengan satu tindakan yang sama Engkau telah menghukum para lawan dan serentak memuliakan kami."
Malam pembebasan telah diberitahukan
lebih dahulu kepada nenek moyang kami, supaya mereka benar-benar insaf
akan sumpah yang mereka percayai dan menjadi berbesar hati. Maka
inilah yang menjadi harapan umat-Mu, yakni keselamatan orang benar dan
kebinasaan para musuh. Sebab de-ngan satu tindakan yang sama Engkau
telah menghukum para lawan dan serentak memuliakan kami, setelah kami
Kaupanggil kepada-Mu. Diam-diam anak-anak suci dari orang yang baik
mempersembahkan kurban dan dengan sehati mereka membebankan kepada
dirinya kewajiban ilahi ini: orang-orang suci akan sama-sama ambil
bagian baik dalam hal-hal yang baik maupun dalam bahaya. Dan dalam
pada itu mereka sudah mulai mendengungkan lagu-lagu pujian para
leluhur.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan do = g, 2/4, PS 840
Ref. Bahagia kuterikat pada Yahwe. Harapanku pada Allah Tuhanku.
atau Berbahagialah bangsa yang Allahnya Tuhan, suku bangsa yang dipilih Allah menjadi milik pusaka-Nya.
Ayat. (Mzm 33:1.12.18-19.20.22; Ul:12b)
1. Bersorak-sorailah dalam Tuhan, hai orang-orang benar, sebab memuji-muji itu layak bagi orang jujur. Berbahagialah bangsa yang Allahnya Tuhan, suku bangsa yang dipilih Allah menjadi milik pusaka-Nya.
2. Sungguh, mata Tuhan tertuju kepada mereka yang bertakwa, kepada mereka yang berharap akan kasih setia-Nya. Ia hendak melepaskan jiwa mereka dari maut,
dan memelihara hidup mereka pada masa kelaparan.
3. Jiwa kita menanti-nantikan Tuhan, Dialah penolong dan perisai kita. Kasih setia-Mu, ya Tuhan, kiranya menyertai kami, seperti kami berharap kepada-Mu.
Bacaan dari Surat kepada Orang Ibrani (11:1-2.8-19)
"Ia menanti-nantikan kota yang beralas kokoh, yang dikarenakan dan dibangun oleh Allah sendiri."
Saudara-saudara, iman adalah dasar dari
segala yang kita harapkan dan bukti dari segala yang tidak kita
lihat. Sebab oleh imanlah telah diberikan kesaksian kepada nenek
moyang kita. Karena iman, Abraham taat ketika ia dipanggil untuk
berangkat ke negeri yang akan diterimanya menjadi milik pusakanya; ia
berangkat tanpa mengetahui tempat yang ia tuju. Karena iman, ia diam
di tanah yang dijanjikan itu seolah-olah di suatu tanah asing, dan
di situ ia tinggal di kemah dengan Ishak dan Yakub, yang turut
menjadi ahli waris janji yang satu itu. Sebab ia menanti-nantikan
kota yang beralas kokoh, yang direncanakan dan dibangun oleh Allah
sendiri. Karena iman pula Abraham dan Sara beroleh kekuatan untuk
menurunkan anak cucu, walaupun usianya sudah lewat, karena ia yakin
bahwa Dia, yang memberikan janji itu, setia. Itulah sebabnya dari
satu orang yang malahan telah mati pucuk terpancar keturunan besar
seperti bintang di langit dan seperti pasir di tepi laut, yang tidak
terhitung banyaknya. Dalam iman, mereka semua ini telah mati sebagai
orang yang tidak memperoleh apa yang dijanjikan itu, tetapi hanya dari
jauh mereka melihatnya; mereka melambai-lambai kepadanya dan mengakui
bahwa mereka adalah orang asing dan pendatang di bumi ini. Sebab
mereka yang berkata demikian menyatakan bahwa mereka dengan rindu
mencari suatu tanah air. Andaikata dalam hal itu mereka ingat akan
tanah asal, yang telah mereka tinggalkan, maka mereka cukup mempunyai
kesempatan untuk pulang ke situ. Tetapi yang mereka rindukan adalah
tanah air yang lebih baik, yaitu tanah air surgawi. Sebab itu Allah
tidak malu disebut Allah mereka, karena Ia telah mempersiapkan sebuah
kota bagi mereka. Karena iman Abraham mempersembahkan Ishak, tatkala
ia dicobai. Ia, yang telah menerima janji itu, rela mempersembahkan
anaknya yang tunggal, walaupun kepadanya telah dikatakan, Keturunan
yang berasal dari Ishaklah yang akan disebut keturunanmu. Abraham
percaya bahwa Allah berkuasa membangkitkan orang sekalipun mereka
sudah mati! Dan dari sana ia seakan-akan telah menerimanya kembali.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil do = f, 4/4, PS 960
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Mat 24:42a.44)
Berjaga-jagalah dan bersiaplah, karena kamu tidak tahu pada hari mana Anak Manusia akan datang.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (12:32-48)
"Hendaklah kamu siap sedia."
Sekali peristiwa berkatalah Yesus kepada
murid-murid-Nya, “Janganlah takut, hai kamu kawanan kecil! Karena
Bapamu telah berkenan memberi kamu Kerajaan-Nya. Juallah segala
milikmu dan berilah sedekah! Buatlah bagimu pundi-pundi yang tidak
dapat menjadi tua, suatu harta di surga yang tidak akan habis, yang
tidak dapat didekati pencuri, dan yang tidak dirusakkan ngengat.
Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada. Hendaklah
pinggangmu tetap berikat dan pelitamu tetap menyala. Hendaklah kamu
seperti orang yang menanti-nantikan tuannya pulang dari pesta nikah,
supaya jika tuannya itu datang dan mengetuk pintu, segera dapat
dibukakan pintu. Berbahagialah hamba yang didapati tuannya sedang
berjaga ketika ia datang: Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ia akan
mengikat pinggangnya dan mempersilakan mereka duduk makan, dan ia akan
datang melayani mereka. Dan apabila ia datang pada tengah malam atau
pada dinihari, dan mendapati mereka berlaku demikian, maka
berbahagialah hamba itu.Tetapi camkanlah ini baik-baik! Jika tuan
rumah tahu pukul berapa pencuri akan datang, ia tidak akan membiarkan
rumahnya dibongkar. Hendaklah kamu juga siap sedia, karena Anak
Manusia datang pada saat yang tidak kamu sangka-sangka.” Petrus
bertanya, “Tuhan, kami sajakah yang Kaumaksudkan dengan perumpamaan
ini, ataukah juga semua orang?” Jawab Tuhan, “Siapakah pengurus rumah
yang setia dan bijaksana, yang akan diangkat oleh tuannya menjadi
kepala atas semua hambanya untuk membagikan makanan kepada mereka pada
waktunya? Berbahagialah hamba, yang didapati tuannya sedang melakukan
tugasnya, ketika tuan itu datang. Aku berkata kepadamu: Sungguh,
tuan itu akan mengangkat dia menjadi pengawas segala miliknya. Tetapi
jika hamba itu jahat dan berkata dalam hatinya, Tuanku tidak
datang-datang. Lalu ia mulai memukuli hamba-hamba lain, pria maupun
wanita, dan makan minum serta mabuk, maka tuan hamba itu akan datang
pada hari yang tidak disangka-sangkanya, dan pada saat yang tidak
diketahuinya, dan tuan itu akan membunuh dia dan membuat dia senasib
dengan orang-orang yang tidak setia. Hamba yang tahu akan kehendak
tuannya, tetapi tidak mengadakan persiapan atau tidak melakukan apa
yang dikehendaki tuannya, ia akan menerima banyak pukulan. Tetapi
barangsiapa tidak tahu akan kehendak tuannya dan melakukan apa yang
seharusnya mendatangkan pukulan, ia akan menerima sedikit pukulan.
Barangsiapa diberi banyak, banyak pula dituntut dari padanya. Dan
barangsiapa dipercaya banyak lebih banyak lagi yang dituntut dari
padanya.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
ANUGERAH IMAN BAGI YANG SETIA
Orang beragama dapat melakukan kebaikan dan kesalehan dalam
hidupnya. Orang juga mampu menaati berbagai tata aturan dan hukum agama
dengan baik. Tetapi seorang yang beriman akan melaksanakan semua itu
dengan gembira dan berseri. Sebab kebahagiaannya adalah harapannya akan
kasih karunia Tuhan. Dia pun menjadi seorang beragama yang memiliki
anugerah iman dalam berbagai perjuangan hidupnya. Dengan demikian iman
menjadi dasar dari segala sesuatu yang diharapkannya dan bukti dari
segala sesuatu yang tidak dilihatnya (Ibr 11:1).
Mungkin hal ini
kelihatannya sebuah teori beriman. Apalagi bila kita belum pernah
mengalaminya atau kita belum pernah berjumpa dengan orang yang sungguh
beriman. Perlu kita menyadari bahwa Yesus telah berkata kepada kita,
"Carilah Kerajaan Allah, maka semuanya itu akan ditambahkan juga
kepadamu" (Luk 12:31). Ajakan Yesus tersebut diperlukan anugerah iman,
dan orang yang setialah akan memperoleh tambahan atau bonus itu.
Ketika
seseorang baru saja kehilangan barang miliknya karena telah terjadi
perampasan atau perampokan, tentunya dia akan sedih. Bila seseorang
terus sibuk mencari uang, hingga lupa berdoa dan ke gereja, tentunya dia
akan sedih, dan merasa kesepian bahkan depresi, bila segala yang
diusahakannya itu hilang seketika. Akan tetapi berbedalah dengan seorang
yang beriman. Sebab itu, hari ini Yesus bersabda, "Janganlah takut, hai
kamu kawanan kecil! Karena Bapamu telah berkenan memberikan kamu
Kerajaan itu. Juallah segala milikmu dan berikanlah sedekah! Buatlah
bagimu pundi-pundi yang tidak dapat menjadi tua, suatu harta di surga
yang tidak akan habis, yang tidak dapat didekati pencuri dan yang tidak
dirusakkan ngengat. Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu
berada" (Luk 12:32-34).
Seorang beriman yang setia akan terus
berjaga dalam doa, mendengarkan sabda Tuhan dan pergi ke gereja serta
ikut aktif dalam berbagai kegiatan di dalamnya. Sebab ia telah menyadari
bahwa tak ada satu pun yang akan dibawanya serta masuk ke dalam
Kerajaan-Nya. Hanya kesetiaan dalam beriman dan bukan semata beragama,
seperti yang sering terjadi justru hanya demi identitas semata.
Pada
akhir perjuangan hidup kita nanti, semoga kita pun didapati-Nya setia
dalam iman yang telah dianugerahkan-Nya kepada kita, sehingga berhak
memperoleh keselamatan dan kebahagiaan (bdk. Mrk 13:13; Luk 12:43-44).
Antifon Komuni (Mzm 142:12,14)
Megahkanlah Tuhan, hai Yerusalem! Ia mengenyangkan engkau dengan gandum yang terbaik.
O Jerusalem, glorify the Lord, who gives you your fill of finest wheat.
Atau (Yoh 6:51)
Roti yang Kuberikan ialah Daging-Ku untuk kehidupan dunia, Sabda Tuhan.
The bread that I will give, says the Lord, is my flesh for the life of the world.
Rm. Paulus Kristianto Puji Sutrisno, O.Carm / RUAH