Minggu, 14 Agustus 2016
Hari Minggu Biasa XX
“Ekaristi adalah sungguh perjamuan sejati, di mana Kristus mempersembahkan diri-Nya sebagai santapan yang menguatkan kita.” (Paus Yohanes Paulus II, Ecclesia de Eucharistia, 16)
Bacaan dan Warna Liturgi berlaku di luar Indonesia, di mana Hari Raya
SP. Maria Diangkat ke Surga oleh konferensi uskup tidak dipindahkan ke
tgl 16 Agustus 2015
Antifon Pembuka (Mzm 84:10-11)
Ya Allah, Pelindung kami, pandanglah dan perhatikanlah wajah yang Engkau
urapi. Lebih baik satu hari di pelataran-Mu daripada seribu hari di
tempat lain.
Turn your eyes, O God, our shield; and look on the face of your anointed
one; one day within your courts is better than a thousand elsewhere.
Protector noster aspice, Deus, et respice in faciem Christi tui: quia melior est dies una in atriis tuis super millia.
Mzm. Quam dilecta tabernacula tua, Domine virtutum! concupiscit, et deficit anima mea in atria Domini.
Doa Pagi
Ya Allah, Engkau telah mengutus Putra-Mu kepada kami. Kami mohon, semoga
pertentangan-pertentangan yang terjadi dalam rangka menanggapi
kedatangan Putra-Mu itu, tidak menghancurkan kami tetapi justru semakin
menguji kemurnian dan kesungguhan iman kami. Dengan pengantaraan
Kristus, Putra-Mu, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup
dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Yeremia (38:4-6.8-10)
"Engkau telah melahirkan aku, seorang yang menjadi buah percederaan di seluruh negeri."
Setelah Yeremia bernubuat tentang malapetaka yang akan menimpa Israel,
berkatalah para pemuka kepada Zedekia, raja Israel, “Baiklah orang ini
dihukum mati! Sebab dengan mengatakan hal-hal seperti itu, ia melemahkan
semangat prajurit-prajurit yang masih tinggal di kota ini dan
melemahkan semangat segenap rakyat. Sungguh, orang ini tidak
mengusahakan kesejahteraan untuk bangsa, melainkan kemalangan.” Raja
Zedekia menjawab, “Baiklah, ia ada dalam kuasamu! Sebab raja tidak dapat
berbuat apa-apa menentang kamu!” Maka mereka mengambil Yeremia, dan
memasukkannya ke dalam perigi milik Pangeran Malkia yang ada di
pelataran penjagaan itu; mereka menurunkan Yeremia dengan tali. Di
perigi itu tidak ada air, tetapi hanya lumpur; maka terperosoklah
Yeremia ke dalam lumpur itu. Maka keluarlah Ebed-Melekh dari istana
raja, lalu berkata kepada raja, “Tuanku Raja, perbuatan orang-orang ini
jahat dalam segala hal yang mereka lakukan terhadap Nabi Yeremia; mereka
memasukkan dia ke dalam perigi; Yeremia kan mati kelaparan di tempat
itu! Sebab tidak ada lagi roti di kota.” Lalu raja memberi perintah
kepada Ebed-Melekh, orang Etiopia itu, katanya, “Bawalah tiga orang dari
sini, dan angkatlah Nabi Yeremia dari perigi sebelum ia mati!”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan re = a, 2/4, PS 810
Ref. Condongkanlah telinga-Mu kepadaku, bersegeralah bebaskan daku.
Ayat. (Mzm 40:2.3.4.18; Ul: 14b)
1. Aku sangat menanti-nantikan Tuhan; lalu Ia menjengukku dan mendengar teriakku minta tolong.
2. Ia mengangkat aku dari lubang kebinasaan, dan menarik aku dari lumpur
rawa; lalu Ia menempatkan kakiku di atas wadas, dan memantapkan
langkahku.
3. Ia memberikan nyanyian baru dalam mulutku untuk memuji Allah kita.
Banyak orang akan melihatnya dan menjadi takut, lalu percaya kepada
Tuhan.
4. Aku ini sengsara dan miskin, tetapi Tuhan memperhatikan daku.
Engkaulah yang menolong dan meluputkan daku; ya Allahku, janganlah
berlambat!
Bacaan dari Surat kepada Orang Ibrani (12:1-4)
"Marilah kita berlari dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita."
Saudara-saudara, kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang
mengelilingi kita. Marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang
begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang
diwajibkan bagi kita. Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju
kepada Yesus. Dialah yang memimpin kita dalam iman, dan Dialah yang
membawa iman kita itu kepada kesempurnaan! Dengan mengabaikan kehinaan
Ia tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang
sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah. Ingatlah selalu akan Yesus
yang tabah menanggung bantahan terhadap diri-Nya, bantahan hebat yang
datang dari pihak orang-orang berdosa. Janganlah kamu menjadi lemah dan
putus asa, sebab dalam pergumulanmu melawan dosa kamu belum sampai
mencucurkan darah.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil, do = f, 2/2, PS 951
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Yoh 10:27)
Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku, sabda Tuhan. Aku mengenal mereka dan mereka mengikuti Aku.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (12:49-53)
"Aku datang bukan untuk membawa damai melainkan pertentangan."
Sekali peristiwa Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Aku datang
melemparkan api ke bumi, dan betapa Kudambakan agar api itu selalu
menyala! Aku harus menerima pembaptisan, dan betapakah susah hati-Ku
sebelum hal itu berlangsung! Kamu sangka Aku datang membawa damai ke
bumi? Bukan! Bukan damai, melainkan pertentangan! Karena mulai sekarang
akan ada pertentangan antara lima orang dalam satu rumah, tiga melawan
dua dan dua melawan tiga. Mereka akan saling bertentangan, ayah melawan
anaknya laki-laki dan anak laki-laki melawan ayahnya, ibu melawan
anaknya perempuan, dan anak perempuan melawan ibunya, ibu mertua melawan
menantunya perempuan dan menantu perempuan melawan ibu mertuanya.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Renungan
Dalam Kitab Suci, ‘api’ sering digunakan untuk menggambarkan api kasih Allah terhadap manusia (lih. Ul 4:24; Kel 13:21-22, dll). Api kasih inilah yang dibicarakan di sini, sesuai juga dengan pernyataan kasih Allah ini, “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” (Yoh 3:16). Api kasih yang inilah yang menyebabkan Yesus menyerahkan nyawa-Nya bagi sahabat-sahabat-Nya (Yoh 15:13).
Maka dalam Injil Lukas ini, Yesus menyatakan keinginan-Nya yang besar untuk menyerahkan nyawa-Nya karena kasih-Nya kepada kita. seperti juga yang pernah dikatakan-Nya dalam Mrk 10:38-39, Yesus menyebut kematian-Nya sebagai baptisan, sebab Ia mengetahui bahwa Ia akan bangkit dari kematian-Nya dengan mulia. Pembaptisan kita maknanya adalah kita ‘ditenggelamkan’ di dalam kematian Kristus, di mana kita ‘mati’ terhadap dosa dan dilahirkan kembali di dalam kehidupan ilahi bersama Yesus (lih. Rom 6:4). Di dalam kehidupan yang baru ini, kita sebagai murid Kristus harus juga hidup dalam api Roh Kudus, seperti para rasul Yesus. Api Roh Kudus inilah yang merupakan pemenuhan janji Kristus atas para rasul (lih. Luk 3:16; Rom 5:5), dan api Roh Kudus inilah yang harus mendorong kita sebagai murid Kristus untuk mengasihi seperti Kristus mengasihi kita.
Tuhan telah datang ke dunia dengan membawa pesan kedamaian (lih. Luk 2:14) dan perdamaian (lih. Rom 5:11). Jika seseorang menentang pesan ini Kristus ini, dengan hidup di dalam dosa, maka ia melawan Kristus. Maka dengan kedatangan Yesus terdapat pertentangan antara mereka yang menerima Yesus dan ajaran-Nya, dan mereka yang menentang Kristus dan ajaran-Nya. Maka sepanjang hidup-Nya di dunia, Kristus adalah tanda pertentangan “a sign of contradiction“, seperti yang telah dinubuatkan oleh Simeon (lih. Luk 2:34). Yesus memperingatkan kepada para murid-Nya akan adanya pertentangan/ pemisahan yang akan menyertai pengabaran Injil (lih. Luk 6:20-23; Mat 10:24). Pertentangan ini adalah akibat dari tanggapan yang berbeda-beda terhadap ajaran Kristus. Pertentangan ini juga kita alami sekarang ini, di mana terdapat nilai-nilai yang berbeda, yang diajarkan oleh dunia dan yang diajarkan oleh Kristus. Namun Tuhan Yesus sudah memperingatkannya kepada kita, agar kita teguh memegang ajaran-ajaran-Nya. (www.katolisitas.org)
Antifon Komuni (Mzm 130:7; PS 814)
Pada Tuhan ada kasih setia dan penebusan berlimpah
With the Lord there is mercy; in him is plentiful redemption.
Atau
Akulah roti kehidupan yang telah turun dari surga, Sabda Tuhan. Jika
seseorang makan roti ini, ia akan hidup selama-lamanya. (Yoh 6:51-52)
I am the living bread that came down from heaven, says the Lord.
Whoever eats of this bread will live for ever. (Yoh 6:51-52)
Qui manducat carnem meam, et bibit sanguinem meum, in me manet, et ego in eo, dicit Dominus. (Yoh 6:57)
Sementara air melambangkan kelahiran dan kesuburan kehidupan yang
dianugerahkan dalam Roh Kudus, api melambangkan daya transformasi
perbuatan Roh Kudus. Nabi Elia, yang "tampil bagaikan api dan perkataannya bagaikan obor yang menyala"
(Sir 48:1), dengan perantaraan doanya menarik api turun atas kurban di
gunung Karmel Bdk. 1 Raj 18:38-39.- lambang api Roh Kudus yang mengubah
apa yang Ia sentuh. Yohanes Pembaptis, yang mendahului Tuhan "dalam roh dan kuasa Elia"
(Luk 1:17) mengumumkan Kristus sebagai Dia, yang "akan membaptis dengan
Roh Kudus dan dengan api" (Luk 3:16). Mengenai Roh ini Yesus berkata: "Aku datang untuk melemparkan api ke bumi dan betapa Aku harapkan, api itu telah menyala"
(Luk 12:49). Dalam "lidah-lidah seperti api" Roh Kudus turun atas para
Rasul pada pagi hari Pentekosta dan memenuhi mereka (Kis 2:3-4). Dalam
tradisi rohani, lambang api ini dikenal sebagai salah satu lambang yang
paling berkesan mengenai karya Roh Kudus Bdk. Yohanes dari Salib, llama.. "Janganlah padamkan Roh" (1 Tes 5:19). --- Katekismus Gereja Katolik, 696