Kamis, 15 September 2015
Peringatan Wajib Santa Perawan Maria Berdukacita
“Ibu tersuci, kami menyebut engkau lebih dari seorang martir, karena
kecemasan hati yang kauderita melebihi semua penderitaan badani” (St.
Bernardus Abas)
Antifon Pembuka (Bdk. Lk 2: 34-35)
Simeon berkata kepada Maria, “Anak ini menentukan jatuh bangkitnya
banyak orang di Israel. Ia menjadi tanda yang menimbulkan pertentangan.
Dan hatimu sendiri akan ditembus dengan pedang.”
Simeon
said to Mary: Behold, this child is destined for the ruin and rising of
many in Israel, and to be a sign of contradiction; and your own soul a
sword will pierce.
Pengantar
Santa Perawan Maria sebagai martir, terkandung dalam nubuatan Simeon,
tampil di hadapan mata dalam kisah sengsara Tuhan kita. Orang tua yang
diberkati, yaitu Simeon, berkata tentang kanak-kanak Yesus, "Anak ini
ditentukan sebagai tanda yang akan ditentang," dan kepada Maria, "Hatimu
akan ditembus pedang."
Jangan heran, Saudara-saudara, bahwa Maria dikatakan menderita sebagai
martir dalam jiwanya. Tetapi ada orang akan heran, yaitu mereka yang
lupa akan kata-kata Paulus tentang orang kafir, bahwa di antara cacat
mereka, yang paling berat ialah bahwa mereka tidak mengenal belas kasih.
Tidak begitulah Maria! Semoga jangan sampai begitu mereka, yang
menghormati dia! (St. Bernardus, Sumber: Bacaan Ofisi Para Kudus 3, Yogyakarta - Kanisius, 1982, hlm. 34-36)
Doa Pagi
Allah Bapa sumber kekuatan kami, ketika Putra-Mu ditinggikan di salib,
Ibunda-Nya berdiri di situ dan ikut menderita. Semoga kami pun ikut
serta dalam sengsara yang diderita Kristus demi keselamatan umat
manusia, agar kami dapat ikut serta pula dibangkitkan bersama Dia.
Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama
dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah,
sepanjang segala masa. Amin.
Kristus telah wafat. Ia telah dimakamkan dan dibangkitkan. Inilah inti iman kita. Dalam Doa Syukur Agung, kita selalu mengungkapkan hal ini.
Bacaan dari Surat Rasul Pertama Rasul Paulus kepada umat di Korintus (15:1-11)
"Begitulah kami mengajar dan begitu pulalah kamu mengimani."
Saudara-saudara, aku mau mengingatkan kalian akan Injil yang sudah
kuwartakan kepadamu dan sudah kalian terima, dan yang di dalamnya kalian
teguh berdiri. Oleh Injil itu kalian diselamatkan, asal kalian
berpegang teguh padanya sebagaimana kuwartakan kepadamu; kecuali kalau
kalian sia-sia saja menjadi percaya. Sebab yang sangat penting telah
kusampaikan kepadamu, yaitu apa yang telah kuterima sendiri, ialah bahwa
Kristus telah wafat karena dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci; bahwa
Ia telah dimakamkan, dan pada hari yang ketiga telah dibangkitkan,
sesuai dengan Kitab Suci; bahwa Ia telah menampakkan diri kepada Kefas
dan kemudian kepada kedua belas murid-Nya. Sesudah itu Ia menampakkan
diri kepada lebih dari lima ratus saudara sekaligus; kebanyakan dari
mereka masih hidup sampai sekarang, tetapi beberapa di antaranya sudah
meninggal dunia. Selanjutnya Ia menampakkan diri kepada Yakobus, lalu
kepada semua rasul. Dan yang paling akhir Ia menampakkan diri juga
kepadaku, seperti kepada anak yang lahir sebelum waktunya. Karena aku
adalah yang paling hina dari semua rasul dan tak layak disebut rasul,
sebab aku telah menganiaya jemaat Allah. Tetapi berkat kasih karunia
Allah, aku menjadi sebagaimana aku sekarang, dan kasih karunia yang
dianugerahkan-Nya kepadaku tidaklah sia-sia. Sebaliknya aku telah
bekerja lebih keras daripada mereka semua; tetapi bukannya aku,
melainkan kasih karunia Allah yang menyertai aku. Sebab itu entah aku,
entah mereka, begitulah kami mengajar, dan begitu pulalah kalian
mengimani.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
atau
Yesus, sekalipun Anak belajar untuk taat. Hal ini nyata dalam derita dan salib-Nya. Justru karena itu, Ia menjadi pokok keselamatan bagi kita.
Bacaan dari Surat kepada Orang Ibrani (5:7-9)
Saudara-saudara, dalam hidup-Nya sebagai manusia, Kristus telah
mempersembahkan doa dan permohonan dengan ratap tangis dan keluhan
kepada Dia yang sanggup menyelamatkan-Nya dari maut. Dan karena
kesalehan-Nya, Ia telah didengarkan. Akan tetapi, sekalipun Anak Allah,
Yesus telah belajar menjadi taat; dan ini ternyata dari apa yang telah
diderita-Nya. Dan sesudah mencapai kesempurnaan, Ia menjadi pokok
keselamatan abadi bagi semua orang yang taat kepada-Nya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan, sudi dengarkan rintihan umat-Mu.
Ayat. (Mzm 31:2-3a.3bc-4.5-6.15-16.20)
1. Pada-Mu, ya Tuhan, aku berlindung, jangan sekali-kali aku mendapat
malu. Luputkanlah aku oleh karena keadilan-Mu, sendengkanlah telinga-Mu
kepadaku, bersegeralah melepaskan daku.
2. Jadilah bagiku gunung batu tempat berlindung, dan kubu pertahanan
untuk menyelamatkan daku! Sebab Engkaulah bukit batu dan pertahananku;
oleh karena nama-Mu Engkau akan menuntun dan membimbing aku.
3. Engkau akan mengeluarkan aku dari jaring yang dipasang orang terhadap
aku, sebab Engkaulah tempat perlindunganku. Ke dalam tangan-Mu
kuserahkan nyawaku; sudilah membebaskan daku, ya Tuhan, Allah yang
setia.
4. Tetapi aku, kepada-Mu, ya Tuhan, aku percaya, aku berkata, “Engkaulah
Allahku!” Masa hidupku ada dalam tangan-Mu, lepaskanlah aku dari tangan
musuh-musuhku dan bebaskanlah dari orang-orang yang mengejarku.
5. Alangkah limpahnya kebaikan-Mu yang telah Kausimpan bagi orang yang
takwa kepada-Mu, yang telah Kaulakukan di hadapan manusia bagi orang
yang berlindung pada-Mu!
Sekuensia (Lihat Bunda Yang Berduka / Stabat mater dolorosa), do = f, 4/4, PS 639 -fakultatif-
1. Lihat bunda yang berduka / di depan salib Sang Putra ; air mata bergenang. /
O betapa jiwa ibu / tersedu menanggung pilu, bagai ditembus pedang.
2. Bunda Putra Tunggal Allah disebut Yang Berbahagia / kini sangat
bersedih. / Hatinya dirundung duka, kar'na putra yang termulia
bersengsara di salib.
3. O siapa tidak pilu menyaksikan bunda Kristus menangisi Putranya?
/ Dan siapa tak tergugah menyelami duka bunda kar'na siksa Anak-Nya.
4. Dilihatnya Yesus, putra, yang tersiksa dan terluka / kar'na dosa umat-Nya /
dan bergumul sendirian / menghadapi kematian / menyerahkan nyawa-Nya.
5. Wahai bunda sumber kasih, / biar turut kuhayati dukamu yang mencekam;
biar hatiku bernyala / mengasihi Putra Allah dan pada-Nya berkenan.
6. Biarlah sengsara aib / dari Dia yang tersalib tersemat di hatiku;
biar siksa salib itu / yang ditanggung-Nya bagiku kudekap bersamamu.
7. Biar aku di sampingmu / pilu kar'na wafat Kristus di sepanjang hidupku;
inilah keinginanku: / di dekat salib Putramu besertamu tersedu.
8. O perawan yang terpilih, / perkenankan aku ini ikut dikau bersedih;
biar kematian Tuhan / dan darah-Nya yang tercurah kukenangkan tak henti.
9. Biar aku pun terluka / menghayati salib Tuhan, digerakkan kasih-Nya.
Hatiku engkau kobarkan; / biar aku dibebaskan dalam penghakiman-Nya.
10. Biarlah salib Tuhanku / jadi benteng naunganku, dan kurasa rahmat-Nya.
Bila nanti aku mati / biar aku mewarisi kemuliaan yang kekal.
Stabat mater dolorosa
juxta crucem lacrimosa,
dum pendebat filius.
Cujus animam gementem,
contristatam et dolentem
per transivit gladius.
O quam tristis et afflicta
fuit illa benedicta
Mater Unigeniti!
Quae moerebat et dolebat,
et tremebat cum videbat
nati poenas inclyti.
Quis est homo qui non fleret,
Christi materm si videret
in tanto supplicio?
Quis non posset contristari,
piam Matrem contemplari
dolentem cum Filio?
Pro peccatis suae gentis,
vidit Jesum in tormentis
et flagellis subditum.
Vidit suum dulcem natum,
morientem, desolatum,
dum emisit spiritum.
Eja Mater, fons amoris,
Me sentire vim doloris
Fac, ut tecum lugeam.
Fac, ut ardeat cor meum
In amando Christum Deum,
Ut sibi complaceam.
Sancta Mater, istud agas,
Crucifixi fige plagas
Cordi meo valide.
Tui nati vulnerati,
Tam dignati pro me pati,
Mecum poenas divide.
Fac me vere tecum flere,
Crucifixo condolere,
Donec ego vixero.
Juxta crucem tecum stare,
Te libenter sociare
In planctu desidero.
Virgo virginum praeclara,
Mihi jam non sis amara,
Fac me tecum plangere.
Fac, ut portem Christi mortem,
Passionis eius sortem,
Et plagas recolere.
Fac me plagis vulnerari,
Cruce hac inebriari,
Ob amorem Filii.
Inflammatus et accensus
Per te, Virgo, sim defensus
In die judicii.
Fac me cruce custodiri,
Morte Christi muniri,
Confoveri gratia.
Quando corpus morietur,
Fac, ut animae donetur
Paradisi gloria.
Bait Pengantar Injil, do = d, 2/2, PS 953
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. Berbahagialah Engkau, Sang Perawan Maria, sebab di bawah salib Tuhan engkau menjadi martir tanpa menumpahkan darahmu
Maria kokoh kuat dalam iman, kendati derita luar biasa ia alami. Ia tetap berdiri di bawah kaki salib Putranya. Ia adalah seorang wanita yang tegar.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (19:25-27)
"Inilah anakmu." "Inilah ibumu."
Waktu Yesus bergantung di salib, di dekat salib itu berdirilah ibu Yesus
dan saudara ibu Yesus, isteri Kleopas dan Maria Magdalena. Ketika Yesus
melihat ibu-Nya dan murid yang dikasihi-Nya di sampingnya, berkatalah
Ia kepada ibu-Nya, “Ibu, inilah anakmu!” kemudian kata-Nya kepada
murid-Nya, “Inilah ibumu!” Dan sejak saat itu murid itu menerima ibu
Yesus di dalam rumahnya.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Atau:
Simeon bernubuat tentang derita Bunda Maria. Sebab Putranya menjadi tanda pertentangan. Tidak semua orang menerima dan percaya kepada-Nya.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (2:33-35)
Ketika Maria dan Yusuf mempersembahkan Anak Yesus di Bait Suci, mereka
amat heran mendengar pernyataan Simeon tentang Anak Yesus. Lalu Simeon
memberkati mereka, dan berkata kepada Maria, ibu Anak itu, “Sesungguhnya
Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang
Israel dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan – dan
suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri – supaya menjadi nyata pikiran
hati banyak orang.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Renungan
Betapa menderitanya orang yang melihat penderitaan orang yang dicintainya. Maria pun mengalami penderitaan karena melihat penderitaan Putranya sendiri. Dalam situasi seperti itu, Maria berusaha bertahan dan tetap taat sambil sambil merenungkan kehendak Tuhan dalam hidupnya. Kiranya kita bisa belajar dari Maria bagaimana kita harus menghayati hidup di tengah penderitaan. Kita harus tetap bertahan dan taat.
Antifon Komuni (Bdk. 1Ptr 4:13)
Bersukacitalah ketika
kamu berbagi dalam penderitaan Kristus, supaya kamu juga boleh
bergembira dan bersukacita pada waktu Ia menyatakan kemuliaan-Nya.
Rejoice when you share in the sufferings of Christ, that you may also rejoice exultantly when his glory is revealed.
Doa Malam
Allah Bapa sumber kekuatan, dengan perantaraan doa Bunda Maria, kuatkanlah iman, harapan dan cinta kami. Semoga karenanya, kami tetap setia menjadi murid-murid-Mu terlebih menjadi saksi-saksi nyata dalam kehidupan ini. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.
RUAH