| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Minggu, 18 September 2016 Hari Minggu Biasa XXV

Minggu, 18 September 2016
Hari Minggu Biasa XXV
  
Wanita adalah "daging dari dagingnya" Bdk. Kej 2:23., artinya: ia adalah partner sederajat dan sangat dekat. Ia diberikan oleh Allah kepadanya sebagai penolong Bdk. Kej 2:18.20. dan dengan demikian mewakili Allah, pada-Nya kita beroleh pertolongan. Bdk. Mzm 121:2. "Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging" (Kej 2:24). Bahwa ini berarti 'kesatuan hidup mereka berdua yang tidak dapat diceraikan, ditegaskan oleh Yesus sendiri, karena Ia mengingatkan bahwa "sejak awal" adalah rencana Allah bahwa "mereka bukan lagi dua, melainkan satu" (Mat 19:6). (Selengkapnya lih. Katekismus Gereja Katolik, 1605)
   
  
Antifon Pembuka (lih. Mzm 37:39,40,28)
 
Akulah keselamatan umat, Sabda Tuhan. Aku akan mendengarkan seruannya dalam segala kesulitan. Aku akan tetap menjadi Tuhan mereka sepanjang masa.


I am the salvation of the people, says the Lord. Should they cry to me in any distress, I will hear them, and I will be their Lord for ever.

Salus populi ego sum, dicit Dominus: de quacumque tribulatione clamaverint ad me, exaudiam eos: et ero illorum Dominus in perpetuum. 
      
Doa Pagi

Ya Allah, segala ketetapan Hukum-Mu yang kudus Engkau rangkum dalam hukum kasih kepada-Mu dan kepada sesama. Semoga dengan menaati perintah-perintah-Mu, kami dapat sampai ke hidup yang kekal. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.
  
Bacaan dari Kitab Amos (8:4-7)
    
"Peringatan terhadap orang yang membeli orang papa karena uang."
     
Dengarkanlah ini, hai kamu yang menginjak-injak orang miskin, dan yang membinasakan orang sengsara di negeri ini, dan yang berpikir, “Kapan pesta bulan baru berlalu, supaya kita boleh menjual gandum; kapan hari Sabat berlalu, supaya kita boleh berdagang terigu; kita akan memperkecil takaran, menaikkan harga dan menipu dengan neraca palsu; kita akan membeli orang papa karena uang, dan membeli orang miskin karena sepasang kasut; kita akan menjual terigu tua.” Beginilah Tuhan telah bersumpah demi kebanggaan Yakub, “Aku tidak akan melupakan untuk seterusnya segala perbuatan mereka!”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = a, 4/4, PS 823.
Ref. Pujilah, puji Allah, Tuhan yang maharahim.
Ayat. (Mzm 113:1-2.4-6.7-8; Ul: 1a.7b)

1. Pujilah, hai hamba-hamba Tuhan, pujilah nama Tuhan! Kiranya nama Tuhan dimasyhurkan, sekarang dan selama-lamanya.
2. Tuhan tinggi mengatasi segala bangsa, kemuliaan-Nya mengatasi langit. Siapakah seperti Tuhan Allah kita, yang diam di tempat tinggi, yang merendahkan diri untuk melihat ke langit dan ke bumi?
3. Ia menegakkan orang yang hina dari dalam debu dan mengangkat orang yang miskin dari lumpur, untuk mendudukkan dia bersama-sama para bangsawan, bersama dengan para bangsawan bangsanya.

Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Timotius (1Tim 2:1-8)
  
"Panjatkanlah permohonan untuk semua orang. Itulah yang berkenan kepada Allah, yang menghendaki agar semua orang diselamatkan."
 
Saudaraku yang terkasih, pertama-tama aku menasihatkan: Panjatkanlah permohonan, doa syafaat dan ucapan syukur kepada Allah bagi semua orang, bagi pemerintah dan penguasa, agar kita dapat hidup aman dan tenteram dalam segala kesalehan dan kehormatan. Itulah yang baik dan berkenan kepada Allah, Penyelamat kita. Ia menghendaki agar semua orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan kebenaran. Allah itu esa, dan esa pula Dia yang menjadi pengantara diri sebagai tebusan bagi semua orang: suatu kesaksian pada waktu yang tepat. Untuk kesaksian itulah aku telah ditetapkan sebagai pewarta dan rasul. Yang kukatakan ini benar, dan aku tidak berdusta! Aku ditetapkan sebagai pengajar orang-orang bukan Yahudi dalam iman dan kebenaran. Oleh karena itu, aku ingin agar di mana pun kaum laki-laki berdoa dengan menadahkan tangan yang suci, tanpa kemarahan dan perselisihan.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = g, 2/4, PS 952.
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Sesudah ayat, Alleluya dilagukan dua kali.
Ayat (2Kor 8:9)
Yesus Kristus menjadi miskin sekalipun Ia kaya, supaya karena kemiskinan-Nya kamu menjadi kaya.


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (16:10-13)
 
"Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon."
  
Sekali peristiwa Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar. Jadi, jika kamu tidak setia dalam hal Mamon yang tidak jujur, siapakah yang akan mempercayakan harta sejati kepadamu? Dan jika kamu tidak setia dalam harta orang lain, siapakah yang akan menyerahkan hartamu sendiri kepadamu? Seorang hamba tidak dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain; atau ia akan setia kepada yang seorang, dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.

Renungan



Dunia tidak akan hancur karena kejahatan, tetapi akan hancur ketika orang tidak mau berbuat apa-apa meskipun melihat kejahatan itu. Sungguh benar perkataan ini. Hidup bersama umat manusia di dunia ini akan hancur saat manusia tidak memiliki sikap peduli satu sama lain. Saat orang tidak mau bertindak apa-apa meskipun melihat suatu hal yang salah atau jahat.

Salah satu contoh sikap peduli yaitu kesetiaan kita; kesetiaan untuk hidup menurut ajaran Tuhan. Tuhan sungguh tidak suka dengan sikap fasik, yaitu sikap di mana kita tidak memiliki rasa belas kasih. Sikap belas kasih adalah inti dari ajaran Kristiani. Iman kita mengajarkan bahwa kita harus memiliki sikap ini karena Allah kita adalah sumber belas kasih. Saat kita memiliki sikap ini maka hidup kita pun akan sungguh peka terhadap segala sesuatu yang ada di sekitar kita. Hidup kita akan memancarkan segala kebaikan dan rasa kasih terhadap alam maupun segala makhluk ciptaan Tuhan. Tak ada niat dalam diri kita untuk merusak. Sebaliknya kita berusaha untuk menjaga dan mengasihinya. Sebaliknya ketika hidup kita tidak diresapi rasa belas kasih maka yang ada dalam diri kita hanyalah keburukan. Akibat tiadanya belas kasih, maka hidup kita akan dikuasai nafsu serakah, nafsu untuk menguasai orang lain dan merusak lingkungan.

Lewat pengalaman hidup kita sehari-hari, kita banyak melihat dan juga mendengar bagaimana masyarakat kita sedemikian menderita karena banyak orang tidak memiliki sikap peduli, sikap belas kasih. Sebenarnya Tuhan tidak meminta banyak hal dari kita. Ia hanya meminta supaya kita mau setia pada hukum-hukum-Nya, ketetapan-ketetapan-Nya. Allah juga tidak pernah memaksa kita untuk mengikuti apa yang telah Ia ajarkan. Namun Ia hanya menunjukkan di depan mata kita segala konsekuensi yang akan kita tanggung saat kita tidak mengikuti apa yang diajarkan-Nya.

Kita akan merasa asing dengan hidup kita sendiri, hati nurani kita selalu menggedor-gedor diri kita manakala kita tidak melaksanakan ajaran Tuhan. Konsekuensi terakhir yang akan kita tanggung saat kita tidak mau setia pada ajaran Tuhan adalah kesia-siaan. Kita diciptakan Tuhan di dunia ini karena Tuhan punya tujuan, yaitu merasakan kasih-Nya. Tujuan akhir dari kasih Tuhan adalah mengajak kita kembali masuk ke dalam keabadian hidup-Nya. Namun kita tidak mungkin bisa mendapatkan hidup abadi jika Allah tidak mengizinkan kita untuk merasakannya. Allah hanya mengizinkan orang-orang yang Ia anggap layak untuk menerimanya. Mereka yang Ia anggap layak adalah orang-orang yang mau setia mengikuti dan melakukan ketetapan-Nya.

Hidup abadi adalah nyata. Namun untuk masuk dalam hidup abadi tidaklah semudah membalik telapak tangan. Hidup abadi juga bukan suatu hal yang serta merta kita dapatkan. Apa pun yang berharga tidak mungkin didapat dengan sedemikian mudahnya. Pasti ada banyak pengorbanan yang harus kita lakukan. Pengorbanan itu antara lain adalah kecenderungan kita untuk mengikuti hawa nafsu yang membutakan mata hati maupun pikiran kita. Bila kita mampu menolak segala hawa nafsu yang membutakan hidup kita, maka kita pun akan mampu untuk memperoleh hidup abadi sebagaimana yang Tuhan janjikan. Hidup abadi bukanlah isapan jempol namun sebuah janji nyata yang diberikan Tuhan kepada kita.

Hidup kekal ini hanya mungkin dicapai bila kita punya persiapan yang cukup untuk mendapatkannya. Persiapan itu dimulai saat kita mau bersikap peduli pada hidup kita dan juga sesama. Sikap peduli adalah obat yang sungguh ampuh untuk melawan kejahatan yang ada dalam hidup kita maupun dalam masyarakat sekitar.

Semoga Tuhan memampukan kita untuk selalu bersikap peduli dalam hidup kita sehari-hari. Tuhan memberkati.
  
Antifon Komuni (Mzm 119:4-5)

Engkau telah menyampaikan titah-Mu, supaya ditepati dengan sungguh-sungguh. Semoga tetaplah jalan hidupku, untuk melaksanakan ketetapan-Mu.

You have laid down your precepts to be carefully kept; may my ways be firm in keeping your statutes.
  

Rm. FX. Sulistya Heru Prabowo, O.Carm / RUAH

Sabtu, 17 September 2016 Hari Biasa Pekan XXIV

Sabtu, 17 September 2016
Hari Biasa Pekan XXIV
   
”Tapi musik harus mendukung perkembangan iman, muncul dari iman kita dan harus menuntun kita kembali kepada iman. Musik haruslah merupakan doa…Entertainment itu persoalan lain. Kita memiliki aula paroki untuk itu, dan teater. Orang-orang tidak datang Misa untuk dihibur. Mereka datang menyembah Allah, mengucap syukur kepada-Nya, meminta Ia mengampuni dosa kita, dan meminta kepada-Nya apa yang kita butuhkan” – Kardinal Arinze, Prefek Emeritus Kongregasi Ibadat Ilahi

  

Antifon Pembuka (1Kor 15:49)
  
Seperti kini kita mengenakan rupa dari manusia duniawi, demikian pula kita akan mengenakan rupa dari yang surgawi.
    

Doa Pagi

Allah Bapa kami, sumber segapa pembaruan, perkenankanlah kami menyerupai Sang Manusia baru yang telah Kauutus mendatangi kami. Kami mohon agar dapat mendiami dunia seperti rumah-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
 

Ada perbedaan antara Adam pertama dan Adam terakhir.  Adam pertama membawa tubuh yang akan binasa dan kelemahan. Adam terakhir (Yesus Kristus) membawa kehidupan dan kekuatan.

 
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Korintus (15:35-37.42-49)
    
   
"Ditaburkan dalam kebinasaan, dibangkitkan dalam ketidakbinasaan."
     
Saudara-saudara, mungkin ada orang bertanya, “Bagaimanakah orang mati dibangkitkan? Dan dengan tubuh apa mereka akan datang kembali?” Hai orang bodoh! Benih yang kautaburkan, tidak akan tumbuh dan hidup, jika tidak mati dahulu. Dan yang kautaburkan itu bukanlah rupa tanaman yang akan tumbuh, melainkan biji yang tidak berkulit, umpamanya biji gandum atau biji lain. Demikian pulalah halnya dengan kebangkitan orang mati: Ditaburkan dalam kebinasaan, dibangkitkan dalam kemuliaan; ditaburkan dalam kelemahan, dibangkitkan dalam kekuatan. Yang ditaburkan adalah tubuh alamiah, yang dibangkitkan adalah tubuh rohaniah. Jika ada tubuh alamiah, maka ada pula tubuh rohaniah. Seperti ada tertulis, ‘Manusia pertama, Adam, menjadi makhluk yang hidup. Tetapi Adam yang akhir menjadi roh yang menghidupkan’. Tetapi yang mula-mula datang, bukanlah yang rohaniah, melainkan yang alamiah; barulah kemudian yang rohaniah. Manusia pertama berasal dari debu tanah dan bersifat jasmani; manusia kedua berasal dari surga. Makhluk-makhluk alamiah sama dengan yang berasal dari debu tanah, dan makhluk-makhluk surgawi sama dengan Dia yang berasal dari surga. Jadi seperti kini kita mengenakan rupa dari manusia duniawi, demikian pula kita akan mengenakan rupa dari yang surgawi.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
  
Mazmur Tanggapan
Ref. Aku berjalan di hadapan Allah dalam cahaya kehidupan.
Ayat. (Mzm 56:10.11-12.13-14)
1. Musuhku akan mundur pada waktu aku berseru; aku yakin bahwa Allah berpihak kepadaku.
2. Kepada Allah, yang firman-Nya kupuji, kepada Tuhan, yang sabda-Nya kujunjung tinggi, kepada-Nya aku percaya, aku tidak takut. Apakah yang dapat dilakukan manusia terhadapku?
3.Nazarku kepada-Mu, ya Allah, akan kupenuhi dan kurban syukur akan kupersembahkan kepada-Mu. Sebab Engkau telah meluputkan daku dari maut, dan menjaga kakiku, sehingga tidak tersandung; sehingga aku boleh berjalan di hadapan Allah dalam cahaya kehidupan.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Luk 8:15) 
Berbahagialah orang yang menyimpan sabda Allah dalam hati yang baik dan tulus ikhlas dan menghasilkan buah dalam ketekunan.
 
Tuhan menaburkan benih sabda kepada setiap orang. Hal ini menunjukkan kasih-Nya yang besar dan tanpa pandang bulu. Yesus sang penabur menantikan tanggapan kita.
 

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (8:4-15)
   
"Yang jatuh di tanah yang baik ialah orang yang mendengar sabda itu dan menyimpannya dalam hati, dan menghasilkan buah dalam ketekunan."
    
Banyak orang datang berbondong-bondog dari kota-kota sekitar kepada Yesus. Maka Yesus berkata dalam suatu perumpamaan, “Adalah seorang penabur keluar menaburkan benih. Waktu ia menabur sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu diinjak-injak orang dan dimakan burung-burung di udara sampai habis. Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, dan tumbuh sebentar, lalu layu karena tidak mendapat air. Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri, sehingga terhimpit sampai mati oleh semak-semak yang tumbuh bersama-sama. Dan sebagian jatuh di tanah yang baik, lalu tumbuh dan berbuah seratus kali lipat.” Sesudah itu Yesus berseru, “Barangsiapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah mendengar.” Para murid menanyakan kepada Yesus maksud perumpamaan itu. Yesus menjawab, “Kalian diberi karunia mengetahui rahasia Kerajaan Allah, tetapi hal itu diwartakan kepada orang lain dalam perumpamaan, supaya sekalipun memandang, mereka tidak melihat, dan sekalipun mendengar, mereka tidak mengerti. Inilah arti perumpamaan itu: benih itu ialah Sabda Allah. Yang jatuh di pinggir jalan ialah orang yang telah mendengarnya, kemudian datanglah Iblis, lalu mengambil sabda itu dari dalam hati mereka, supaya mereka jangan percaya dan diselamatkan. Yang jatuh di tanah yang berbatu-batu, ialah orang yang setelah mendengar sabda itu, menerimanya dengan gembira, tetapi mereka tidak berakar. Mereka hanya percaya sebentar saja dan dalam masa pencobaan mereka murtad. Yang jatuh dalam semak duri, ialah orang yang mendengar sabda itu, dan dalam pertumbuhan selanjutnya mereka terhimpit oleh kekuatiran, kekayaan dan kenikmatan hidup, sehingga tidak menghasilkan buah yang matang. Yang jatuh di tanah yang baik ialah orang yang mendengar sabda itu dan menyimpannya dalam hati yang baik, dan menghasilkan buah dalam ketekunan.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.
  
Renungan

   

Hidup kita akan berbuah melimpah kalau kita selalu mendengarkan sabda Tuhan, menyimpan dan merenungkannya dalam hati. Namun sering ada banyak hal dalam hidup kita yang menghalangi sabda Tuhan bertumbuh. Sabda Tuhan sudah mati sebelum bertumbuh karena tidak sempat kita resapkan dalam hati. Karena itu kita harus selalu meluangkan waktu dalam hidup kita untuk mendengarkan sabda Tuhan, membiarkan sabda itu meresap dan bertumbuh dalam hati kita. Setiap hari selalu adakan saat-saat mendengarkan sabda Tuhan dan merenungkannya.
    
Antifon Komuni (Luk 8:15)
  
Yang jatuh di tanah baik ialah orang yang mendengar sabda itu dan menyimpannya dalam hati yang baik, dan menghasilkan buah dalam ketekunan.       
    
Doa Malam
 
Ya Yesus, bantulah kami untuk selalu menyiapkan lahan yang subur di hati kami. Dengan demikian setiap benih sabda-Mu yang ditaburkan dapat tumbuh, hidup dan menghasilkan buah melimpah sesuai dengan kehendak-Mu sendiri. Engkaulah Tuhan yang hidup dan berkuasa, kini dan sepanjang masa. Amin.
 
 
RUAH

Jumat, 16 September 2016 Peringatan St. Kornelius, Paus dan St. Siprianus, Uskup dan Martir

Jumat, 16 September 2016
Peringatan St. Kornelius, Paus dan St. Siprianus, Uskup dan Martir
     
Inilah pertahanan rohani dan senjata ilahi, yang menjadi pelindung bagi kita: berpuasa, berjaga-jaga dan berdoa. (St. Siprianus)

     

Antifon Pembuka   

Para kudus bergembira di surga, sebab mengikuti jejak Kristus. Mereka menumpahkan darahnya demi Dia, sehingga kini bersukaria selamanya.

       
Doa Pagi

  
Allah Bapa, Gembala kami, Engkau telah memberi umat-Mu pemimpin setia dan martir perkasa, yaitu Santo Kornelius dan Siprianus. Semoga berkat doa mereka kami tetap teguh, kuat dalam iman dan ulet dalam memajukan kesatuan di dalam Gereja. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
 
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Korintus (15:12-20)
    
    
"Andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah kepercayaanmu."
           
Saudara-saudara, jika kami wartakan bahwa Kristus dibangkitkan dari antara orang mati, bagaimana mungkin ada di antara kamu yang mengatakan bahwa tidak ada kebangkitan orang mati? Kalau tidak ada kebangkitan orang mati, maka Kristus juga tidak dibangkitkan. Dan andaikata Kristus tidak dibangkitkan, sia-sialah pewartaan kami, dan sia-sialah pula kepercayaanmu. Apalagi andaikata demikian, kami ternyata berdusta terhadap Allah, karena tentang Dia kami katakan, bahwa Ia telah membangkitkan Kristus, padahal Ia tidak membangkitkan-Nya, andaikata benar bahwa orang mati tidak dibangkitkan. Sebab andaikata benar bahwa orang mati tidak dibangkitkan, maka Kristus juga tidak dibangkitkan. Dan andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah kepercayaanmu dan kamu masih hidup dalam dosamu. Dengan demikian binasa pulalah orang-prang yang meninggal dalam Kristus. Dan jikalau kita berharap pada Kristus hanya dalam hidup ini, maka kita ini orang-orang yang paling malang dari semua manusia. Namun, ternyata Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati sebagai yang sulung dari antara orang-orang yang telah meninggal dunia.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan
Ref. Pada waktu bangun aku menikmati hadirat-Mu, ya Tuhan.
Ayat. (Mzm 17:1.6-7.8b.15)
1. Dengarkanlah, Tuhan, perkara yang benar, perhatikanlah seruanku; berilah telinga akan doaku, dari bibir yang tidak menipu.
2. Aku berseru kepada-Mu, karena Engkau menjawab aku, ya Allah; sendengkanlah telinga-Mu kepadaku, dengarkanlah perkataanku. Tunjukkanlah kasih setia-Mu yang ajaib, ya Engkau, yang menyelamatkan orang-orang yang berlindung pada tangan kanan-Mu terhadap pemberontak. Sembunyikanlah aku dalam naungan sayap-Mu
3. Tetapi aku, dalam kebenaran akan kupandang wajah-Mu, dan pada waktu bangun aku akan menjadi puas dengan rupa-Mu.
 
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Terpujilah Engkau, Bapa, Tuhan langit dan bumi sebab misteri kerajaan Kaunyatakan kepada orang kecil.
 
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (8:1-3)
   
"Beberapa wanita menyertai Yesus dan melayani Dia dengan harta bendanya."
    
Yesus berkeliling dari kota ke kota dan dari desa ke desa memberitakan Injil Kerajaan Allah. Kedua belas murid menyertai Dia, dan juga beberapa wanita, yang telah disembuhkan-Nya dari roh-roh jahat serta berbagai macam penyakit, selalu menyertai Dia. Para wanita itu ialah: Maria yang disebut Magdalena, yang telah dibebaskan dari tujuh setan; Yohana, isteri Khuza, bendahara Herodes, Susana dan masih banyak lagi yang lain. Wanita-wanita itu melayani seluruh rombongan dengan harta kekayaan mereka.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus
 
Renungan

 

Peran dan kedudukan antara laki-laki dengan perempuan sering menjadi perdebatan yang tak ada habis-habisnya. Perdebatan tentang perbedaan antara laki-laki dengan perempuan menjadi pembicaraan yang hangat dalam masyarakat sejak purbakala. Banyak yang beranggapan kaum perempuan bekerja di wilayah domestik, sedangkan laki-laki adalah pencari nafkah. Dalam bidang agama pun, perdebatan ini juga terjadi. Mau tidak mau, tokoh agama dan para penganutnya ikut membicarakannya sambil mencari solusi. 
 
 
 Yesus sebagai seorang tokoh agama ikut masuk dalam persoalan yang sangat klasik ini. Namun Yesus tidak memberi teori atau nasihat yang suci. Yesus melakukannya dengan tindakany nyata. Pada sat orang Israel merendahkan martabat kaum perempuan, Yesus justru mengangkat derajat perempuan dengan mengikutsertakan mereka dalam pelayanan-Nya. Yesus memberi kesempatan kepada kaum perempuan untuk tumbuh dan berkembang dalam iman, dengan melibatkan kaum perempuan dalam karya-karya-Nya; entah wanita yang pernah disembuhkan, wanita yang ditolong atau wanita yang dimaafkan dari kesalahan mereka. Selain itu, kaum perempuan juga bisa dipakai Allah untuk menjadi berkat bagi banyak orang. 
 
 Menghargai dan menerima siapa pun, bahkan mereka yang dianggap lemah dan tidak berdaya harus menjadi ciri khas hidup orang beriman. Semua orang penting dan berguna dalam kehidupan. Dalam pewartaan Kerajaan Allah semua orang memiliki peranan, bukan hanya yang pandai, kuat dan bertalenta saja, melainkan semua orang mempunyai peranan dan partisipasi termasuk yang lemah dan tidak berdaya. Karena Tuhanlah yang akan menilai peranan dan partisipasinya. 
 
 Maka penting bagi kita melihat dan menyadari bahwa Allah pada dasarnya laki-laki dan perempuan sama di hadapan Allah. Banyak perbedaan yang dibuat kaum laki-laki melalui budaya bahkan agama yang melemahkan posisi kaum perempuan. Untuk itu kita harus lebih menghargai kaum perempuan. Sebab perempuan adalah juga ciptaan Allah. Selain itu, ada hal-hal tertentu yang hanya bisa dikerjakan oleh kaum perempuan.   (Rm. Suitbertus Marsanto, OCarm/Cafe Rohani) 
 
Antifon Komuni (Luk 22:28-30)
 
Tuhan bersabda, "Kalian tetap bertahan dalam kesusahan. Kerajaan-Ku tersedia bagi kalian dan kalian akan makan minum bersama-Ku." 

Kamis, 15 September 2015 Peringatan Wajib Santa Perawan Maria Berdukacita

Kamis, 15 September 2015
Peringatan Wajib Santa Perawan Maria Berdukacita

“Ibu tersuci, kami menyebut engkau lebih dari seorang martir, karena kecemasan hati yang kauderita melebihi semua penderitaan badani” (St. Bernardus Abas)


Antifon Pembuka (Bdk. Lk 2: 34-35)

Simeon berkata kepada Maria, “Anak ini menentukan jatuh bangkitnya banyak orang di Israel. Ia menjadi tanda yang menimbulkan pertentangan. Dan hatimu sendiri akan ditembus dengan pedang.”
  
Simeon said to Mary: Behold, this child is destined for the ruin and rising of many in Israel, and to be a sign of contradiction; and your own soul a sword will pierce.


Pengantar


Santa Perawan Maria sebagai martir, terkandung dalam nubuatan Simeon, tampil di hadapan mata dalam kisah sengsara Tuhan kita. Orang tua yang diberkati, yaitu Simeon, berkata tentang kanak-kanak Yesus, "Anak ini ditentukan sebagai tanda yang akan ditentang," dan kepada Maria, "Hatimu akan ditembus pedang."

Jangan heran, Saudara-saudara, bahwa Maria dikatakan menderita sebagai martir dalam jiwanya. Tetapi ada orang akan heran, yaitu mereka yang lupa akan kata-kata Paulus tentang orang kafir, bahwa di antara cacat mereka, yang paling berat ialah bahwa mereka tidak mengenal belas kasih. Tidak begitulah Maria! Semoga jangan sampai begitu mereka, yang menghormati dia! (St. Bernardus, Sumber: Bacaan Ofisi Para Kudus 3, Yogyakarta - Kanisius, 1982, hlm. 34-36)

Doa Pagi

Allah Bapa sumber kekuatan kami, ketika Putra-Mu ditinggikan di salib, Ibunda-Nya berdiri di situ dan ikut menderita. Semoga kami pun ikut serta dalam sengsara yang diderita Kristus demi keselamatan umat manusia, agar kami dapat ikut serta pula dibangkitkan bersama Dia.  Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
   
Kristus telah wafat. Ia telah dimakamkan dan dibangkitkan. Inilah inti iman kita. Dalam Doa Syukur Agung, kita selalu mengungkapkan hal ini.

     

Bacaan dari Surat Rasul Pertama Rasul Paulus kepada umat di Korintus (15:1-11)
     
    
"Begitulah kami mengajar dan begitu pulalah kamu mengimani."
      
Saudara-saudara, aku mau mengingatkan kalian akan Injil yang sudah kuwartakan kepadamu dan sudah kalian terima, dan yang di dalamnya kalian teguh berdiri. Oleh Injil itu kalian diselamatkan, asal kalian berpegang teguh padanya sebagaimana kuwartakan kepadamu; kecuali kalau kalian sia-sia saja menjadi percaya. Sebab yang sangat penting telah kusampaikan kepadamu, yaitu apa yang telah kuterima sendiri, ialah bahwa Kristus telah wafat karena dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci; bahwa Ia telah dimakamkan, dan pada hari yang ketiga telah dibangkitkan, sesuai dengan Kitab Suci; bahwa Ia telah menampakkan diri kepada Kefas dan kemudian kepada kedua belas murid-Nya. Sesudah itu Ia menampakkan diri kepada lebih dari lima ratus saudara sekaligus; kebanyakan dari mereka masih hidup sampai sekarang, tetapi beberapa di antaranya sudah meninggal dunia. Selanjutnya Ia menampakkan diri kepada Yakobus, lalu kepada semua rasul. Dan yang paling akhir Ia menampakkan diri juga kepadaku, seperti kepada anak yang lahir sebelum waktunya. Karena aku adalah yang paling hina dari semua rasul dan tak layak disebut rasul, sebab aku telah menganiaya jemaat Allah. Tetapi berkat kasih karunia Allah, aku menjadi sebagaimana aku sekarang, dan kasih karunia yang dianugerahkan-Nya kepadaku tidaklah sia-sia. Sebaliknya aku telah bekerja lebih keras daripada mereka semua; tetapi bukannya aku, melainkan kasih karunia Allah yang menyertai aku. Sebab itu entah aku, entah mereka, begitulah kami mengajar, dan begitu pulalah kalian mengimani.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.


atau

Yesus, sekalipun Anak belajar untuk taat. Hal ini nyata dalam derita dan salib-Nya. Justru karena itu, Ia menjadi pokok keselamatan bagi kita. 
    
Bacaan dari Surat kepada Orang Ibrani (5:7-9)

  
Saudara-saudara, dalam hidup-Nya sebagai manusia, Kristus telah mempersembahkan doa dan permohonan dengan ratap tangis dan keluhan kepada Dia yang sanggup menyelamatkan-Nya dari maut. Dan karena kesalehan-Nya, Ia telah didengarkan. Akan tetapi, sekalipun Anak Allah, Yesus telah belajar menjadi taat; dan ini ternyata dari apa yang telah diderita-Nya. Dan sesudah mencapai kesempurnaan, Ia menjadi pokok keselamatan abadi bagi semua orang yang taat kepada-Nya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan, sudi dengarkan rintihan umat-Mu.
Ayat. (Mzm 31:2-3a.3bc-4.5-6.15-16.20)

1. Pada-Mu, ya Tuhan, aku berlindung, jangan sekali-kali aku mendapat malu. Luputkanlah aku oleh karena keadilan-Mu, sendengkanlah telinga-Mu kepadaku, bersegeralah melepaskan daku.
2. Jadilah bagiku gunung batu tempat berlindung, dan kubu pertahanan untuk menyelamatkan daku! Sebab Engkaulah bukit batu dan pertahananku; oleh karena nama-Mu Engkau akan menuntun dan membimbing aku.
3. Engkau akan mengeluarkan aku dari jaring yang dipasang orang terhadap aku, sebab Engkaulah tempat perlindunganku. Ke dalam tangan-Mu kuserahkan nyawaku; sudilah membebaskan daku, ya Tuhan, Allah yang setia.
4. Tetapi aku, kepada-Mu, ya Tuhan, aku percaya, aku berkata, “Engkaulah Allahku!” Masa hidupku ada dalam tangan-Mu, lepaskanlah aku dari tangan musuh-musuhku dan bebaskanlah dari orang-orang yang mengejarku.
5. Alangkah limpahnya kebaikan-Mu yang telah Kausimpan bagi orang yang takwa kepada-Mu, yang telah Kaulakukan di hadapan manusia bagi orang yang berlindung pada-Mu!
 
Sekuensia (Lihat Bunda Yang Berduka / Stabat mater dolorosa), do = f, 4/4, PS 639
-fakultatif-
1. Lihat bunda yang berduka / di depan salib Sang Putra ; air mata bergenang. /
O betapa jiwa ibu / tersedu menanggung pilu, bagai ditembus pedang.
2. Bunda Putra Tunggal Allah disebut Yang Berbahagia / kini sangat bersedih. / Hatinya dirundung duka, kar'na putra yang termulia bersengsara di salib.
3. O siapa tidak pilu menyaksikan bunda Kristus menangisi Putranya?
/ Dan siapa tak tergugah menyelami duka bunda kar'na siksa Anak-Nya.
4. Dilihatnya Yesus, putra, yang tersiksa dan terluka / kar'na dosa umat-Nya /
dan bergumul sendirian / menghadapi kematian / menyerahkan nyawa-Nya.
5. Wahai bunda sumber kasih, / biar turut kuhayati dukamu yang mencekam;
biar hatiku bernyala / mengasihi Putra Allah dan pada-Nya berkenan.
6. Biarlah sengsara aib / dari Dia yang tersalib tersemat di hatiku;
biar siksa salib itu / yang ditanggung-Nya bagiku kudekap bersamamu.
7. Biar aku di sampingmu / pilu kar'na wafat Kristus di sepanjang hidupku;
inilah keinginanku: / di dekat salib Putramu besertamu tersedu.
8. O perawan yang terpilih, / perkenankan aku ini ikut dikau bersedih;
biar kematian Tuhan / dan darah-Nya yang tercurah kukenangkan tak henti.
9. Biar aku pun terluka / menghayati salib Tuhan, digerakkan kasih-Nya. Hatiku engkau kobarkan; / biar aku dibebaskan dalam penghakiman-Nya.
10. Biarlah salib Tuhanku / jadi benteng naunganku, dan kurasa rahmat-Nya.
Bila nanti aku mati / biar aku mewarisi kemuliaan yang kekal.

Stabat mater dolorosa
juxta crucem lacrimosa,
dum pendebat filius.

Cujus animam gementem,
contristatam et dolentem
per transivit gladius.

O quam tristis et afflicta
fuit illa benedicta
Mater Unigeniti!

Quae moerebat et dolebat,
et tremebat cum videbat
nati poenas inclyti.

Quis est homo qui non fleret,
Christi materm si videret
in tanto supplicio?

Quis non posset contristari,
piam Matrem contemplari
dolentem cum Filio?

Pro peccatis suae gentis,
vidit Jesum in tormentis
et flagellis subditum.

Vidit suum dulcem natum,
morientem, desolatum,
dum emisit spiritum.

Eja Mater, fons amoris,
Me sentire vim doloris
Fac, ut tecum lugeam.

Fac, ut ardeat cor meum
In amando Christum Deum,
Ut sibi complaceam.

Sancta Mater, istud agas,
Crucifixi fige plagas
Cordi meo valide.

Tui nati vulnerati,
Tam dignati pro me pati,
Mecum poenas divide.

Fac me vere tecum flere,
Crucifixo condolere,
Donec ego vixero.

Juxta crucem tecum stare,
Te libenter sociare
In planctu desidero.

Virgo virginum praeclara,
Mihi jam non sis amara,
Fac me tecum plangere.

Fac, ut portem Christi mortem,
Passionis eius sortem,
Et plagas recolere.

Fac me plagis vulnerari,
Cruce hac inebriari,
Ob amorem Filii.

Inflammatus et accensus
Per te, Virgo, sim defensus
In die judicii.

Fac me cruce custodiri,
Morte Christi muniri,
Confoveri gratia.

Quando corpus morietur,
Fac, ut animae donetur
Paradisi gloria.

Bait Pengantar Injil, do = d, 2/2, PS 953
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. Berbahagialah Engkau, Sang Perawan Maria, sebab di bawah salib Tuhan engkau menjadi martir tanpa menumpahkan darahmu
  

Maria kokoh kuat dalam iman, kendati derita luar biasa ia alami. Ia tetap berdiri di bawah kaki salib Putranya. Ia adalah seorang wanita yang tegar.
  

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (19:25-27) 
 
"Inilah anakmu." "Inilah ibumu."
   
Waktu Yesus bergantung di salib, di dekat salib itu berdirilah ibu Yesus dan saudara ibu Yesus, isteri Kleopas dan Maria Magdalena. Ketika Yesus melihat ibu-Nya dan murid yang dikasihi-Nya di sampingnya, berkatalah Ia kepada ibu-Nya, “Ibu, inilah anakmu!” kemudian kata-Nya kepada murid-Nya, “Inilah ibumu!” Dan sejak saat itu murid itu menerima ibu Yesus di dalam rumahnya.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Atau:

Simeon bernubuat tentang derita Bunda Maria. Sebab Putranya menjadi tanda pertentangan. Tidak semua orang menerima dan percaya kepada-Nya.
 

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (2:33-35)


Ketika Maria dan Yusuf mempersembahkan Anak Yesus di Bait Suci, mereka amat heran mendengar pernyataan Simeon tentang Anak Yesus. Lalu Simeon memberkati mereka, dan berkata kepada Maria, ibu Anak itu, “Sesungguhnya Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang Israel dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan – dan suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri – supaya menjadi nyata pikiran hati banyak orang.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

  
Betapa menderitanya orang yang melihat penderitaan orang yang dicintainya. Maria pun mengalami penderitaan karena melihat penderitaan Putranya sendiri. Dalam situasi seperti itu, Maria berusaha bertahan dan tetap taat sambil sambil merenungkan kehendak Tuhan dalam hidupnya. Kiranya kita bisa belajar dari Maria bagaimana kita harus menghayati hidup di tengah penderitaan. Kita harus tetap bertahan dan taat.

Antifon Komuni (Bdk. 1Ptr 4:13)

Bersukacitalah ketika kamu berbagi dalam penderitaan Kristus, supaya kamu juga boleh bergembira dan bersukacita pada waktu Ia menyatakan kemuliaan-Nya.

Rejoice when you share in the sufferings of Christ, that you may also rejoice exultantly when his glory is revealed.


Doa Malam


Allah Bapa sumber kekuatan, dengan perantaraan doa Bunda Maria, kuatkanlah iman, harapan dan cinta kami. Semoga karenanya, kami tetap setia menjadi murid-murid-Mu terlebih menjadi saksi-saksi nyata dalam kehidupan ini. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.
 
RUAH

Rabu, 14 September 2016 Pesta Pemuliaan Salib Suci

Rabu, 14 September 2016
Pesta Pemuliaan Salib Suci
 
 “Salib adalah Kurban Kristus yang unik, “satu-satunya pengantara antara Allah dan manusia” (1 Tim 2:5). Tetapi karena dalam Pribadi ilahi-Nya yang menjadi manusia, Ia dalam suatu cara telah menyatukan diri-Nya dengan setiap manusia, “Kemungkinan untuk menjadi rekan, dalam cara yang diketahui Allah, dalam misteri Paskah” ditawarkan kepada setiap manusia (GS 22,2). Yesus mengajak murid-murid-Nya, untuk “memanggul salibnya” dan mengikuti Dia (Mat 16:24), karena “Kristus pun telah menderita untuk [kita] dan telah meninggalkan teladan bagi [kita], supaya [kita] mengikuti jejak-Nya” (1 Ptr 2:21). Ia ingin mengikut-sertakan dalam kurban penebusan-Nya ini, pada tempat pertama, orang-orang yang menjadi ahli waris-Nya (Bdk. Mrk 10:39; Yoh 21:18-19; Kol 1:24) Hal ini dicapai secara sangat mendalam oleh Ibu-Nya, yang dihubungkan dengan lebih intim daripada siapapun dalam misteri penderitaan-Nya yang menebus manusia (Bdk. Luk 2:35)” (Sta. Rosa dari Lima).

Antifon Pembuka (Gal 6:14)

Kita harus bangga akan salib Tuhan kita Yesus Kristus pohon keselamatan, kehidupan dan kebangkitan kita, sumber penebusan dan pembebasan kita.

We should glory in the Cross of our Lord Jesus Christ, in whom is our salvation, life and resurrection, through whom we are saved and delivered.

Ref. Nos autem gloriari oportet, in cruce Domini nostri Iesu Christi: in quo est salus, vita, et resurrectio nostra: per quem salvati, et liberati sumus.
Ayat.
1. Deus misereatur nostri, et benedicat nobis: illuminet vultum suum super nos, et misereatur nostri.
2. Ut cognoscamus in terra viam tuam: in omnibus gentibus salutare tuum.
3. Confiteantur tibi populi, Deus: confiteantur tibi populi omnes.
 
 
Pada Misa ini Madah Kemuliaan dinyanyikan/didaraskan, Syahadat ditiadakan.
 
 Doa Pagi

Ya Allah, Engkau menghendaki Putra Tunggal-Mu menanggung salib demi keselamatan umat manusia. Perkenankanlah kami, yang menghormati misteri salib Putra-Mu di dunia, kelak menerima anugerah penebusan di surga. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Bilangan (21:4-9)
 
  
"Semua orang yang terpagut ular akan tetap hidup, bila memandang ular perunggu."
  
Ketika umat Israel berangkat dari Gunung Hor, mereka berjalan ke arah Laut Teberau untuk mengelilingi tanah Edom. Bangsa itu tidak dapat menahan hati di tengah jalan. Lalu mereka berkata-kata melawan Allah dan Musa, “Mengapa kamu memimpin kami keluar dari Mesir? Supaya kami mati di padang gurun ini? Sebab di sini tidak ada roti dan tidak ada air! Kami telah muak akan makanan hambar ini!” Lalu Tuhan menyuruh ular-ular tedung ke antara bangsa itu, yang memagut mereka, sehingga banyak dari orang Israel itu mati. Kemudian datanglah bangsa itu mendapatkan Musa dan berkata, “Kami telah berdosa, sebab kami berkata-kata melawan Tuhan dan engkau; berdoalah kepada Tuhan, supaya dijauhkan-Nya ular-ular ini dari pada kami.” Lalu Musa berdoa untuk bangsa itu. Maka berfirmanlah Tuhan kepada Musa, “Buatlah ular tedung dan taruhlah pada sebuah tiang; maka setiap orang yang terpagut ular, jika ia memandangnya, akan tetap hidup.” Lalu Musa membuat ular tembaga dan menaruhnya pada sebuah tiang. Maka jika seseorang dipagut ular, dan ia memandang ular tembaga itu, tetaplah ia hidup.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = a, 2/4, PS 830
Ref. Aku wartakan karya agung-Mu Tuhan, karya agung-Mu karya keselamatan
Ayat. (Mzm 78:1-2.34-35.36-37.38)
1. Dengarkanlah pengajaranku, hai bangsaku, sendengkanlah telingamu kepada ucapan mulutku. Aku mau membuka mulut untuk mengatakan Amsal, aku mau menuturkan hikmat dari zaman purbakala.
2. Ketika Allah membunuh mereka, maka mereka mencari Dia; mereka berbalik dan mendambakan Allah; mereka teringat bahwa Allah adalah Gunung Batu , bahwa Allah yang Mahatinggi adalah Penebus mereka.
3. Tetapi mulut mereka tidak dapat dipercaya, dan dengan lidah mereka membohongi Allah. Hati mereka tidak berpaut pada-Nya, dan mereka tidak setia pada perjanjian-Nya.
4. Akan tetapi Allah itu penyayang! Ia mengampuni kesalahan mereka dan tidak memusnahkan mereka; banyak kali Ia menahan amarah-Nya, dan tidak melampiaskan keberangan-Nya.
 
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Filipi (2:6-11)
   
"Yesus merendahkan diri, maka Allah sangat meninggikan Dia."
    
Saudara-saudara, Yesus Kristus, walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan. Sebaliknya Ia telah mengosongkan diri, mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai wafat, bahkan sampai wafat di kayu salib. Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia, dan menganugerahkan-Nya nama di atas segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuklututlah segala yang ada di langit, dan yang ada di atas serta di bawah bumi, dan bagi kemuliaan Allah Bapa segala lidah mengakui, “Yesus Kristus adalah Tuhan.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = g, 2/4, PS 960
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Sesudah ayat, Alleluya dilagukan dua kali.
Ayat. Ya Kristus, kami menyembah dan memuji Dikau, sebab dengan salib-Mu, Engkau telah menebus dunia.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (3:13-17)
     
"Anak manusia harus ditinggikan."
      
Dalam percakapan-Nya dengan Nikodemus, Yesus berkata, “Tidak ada seorang pun yang telah naik ke surga, selain Dia yang telah turun dari surga, yaitu Anak manusia. Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal. Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.
 
Renungan

 
Salib yang pada zaman Yesus merupakan tempat dan sarana untuk menghukum berat para penjahat, berkat Yesus yang wafat di salib, menjadi sarana penyelamatan. Yesus yang menyerahkan diri secara total dengan wafat di kayu salib membuahkan kehidupan bagi semua orang. Perubahan mendasar makna salib itu terjadi berkat Yesus yang mengorbankan diri sampai wafat di salib. Oleh karena itu, salib akan bermakna hanya bila dihubungkan dengan Yesus. Ia yang disalibkan adalah Dia yang dimuliakan (Bdk. Yoh 3:14) dan setiap orang yang percaya beroleh hidup yang kekal.

Sebagai simbol yang sangat populer, salib dipakai oleh begitu banyak orang. Sayangnya, simbol yang bermakna luhur dan bernilai tinggi itu sering kehilangan makna sejatinya dan dianggap sebagai hiasan semata. Tidak mengherankan adanya orang-orang bukan Kristiani yang mengenakan salib. Satu-satunya alasan memakai salib adalah keindahannya, apalagi ketika dimodifikasi dengan pelbagai bentuk yang menarik. Terkadang kita menyaksikan pemain sepak bola membuat tanda salib ketika memasuki lapangan sebelum bertanding. Tindakan itu memberi kesan suatu kebiasaan lama yang mungkin memang bermakna bagi para pelakunya, tetapi lambat laun menjadi kebiasaan semata yang seakan-akan mesti dilakukan menjelang berlaga. Serupa dengan tindakan itu, banyak orang katolik yang kerap membuat tanda salib namun tidak menyadari dan mengerti maknanya. Di atas kubur orang Kristiani juga sering dipasang salib. Tanda itu sering hanya berarti bahwa yang dikuburkan di tempat itu adalah orang Katolik atau Kristen. Tidak lebih dari itu.
 
 Berkat pengorbanan Yesus dengan mati di salib dan dibangkitkan, hidup manusia telah diubah menjadi baru. Semua orang yang percaya mesti bersyukur atas karya penyelamatan yang dilakukan Allah. Maka, setiap kali membuat tanda salib, orang Kristiani diingatkan akan kasih Allah yang begitu besar itu. Selain itu, dengan mengenakan salib diharapkan, mereka yang memandangnya senantiasa terarah pada Dia yang tersalib itu (Bdk. Bil 21:9), dan menerima keselamatan. Lebih dari itu, dengan memandang salib, kedekatan dengan Yesus semakin meningkat dan usaha untuk semakin menyerupai Dia semakin nyata. (Bdk. Flp 2:5). Dengan sepikiran dan seperasaan dengan Yesus, kerelaan berkorban seperti Dia semakin berkembang. Bila sungguh mengerti makna luhurnya, orang Katolik dengan senang dan bangga mengenakan salib. Namun banyak pula orang Katolik menghindarinya, karena tahu bahwa konsekuensinya tidak ringan. Betapa sulitnya pada zaman ini untuk berkorban bai sesama, ketika kecenderungan mencari kenyamanan dan rasa enak semakin kuat.
 
 Pemasangan salib di atas kubur dimaksudkan untuk mengingatkan orang beriman Kristiani akan karya penebusan yang telah diterima berkat pengorbanan Yesus dan penegasan terhadap harapan pasti akan kehidupan kekal seperti dijanjikan-Nya. (YH/Inspirasi Batin 2016)

Antifon Komuni (Yoh 12:32)

Tuhan bersabda: Apabila Aku telah ditinggikan dari bumi, Aku akan menarik semua orang kepada-Ku.
 
When I am lifted up from the earth,I will draw everyone to myself, says the Lord.

atau

Per signum Crucis de inimicis nostris libera nos, Deus noster

Selasa, 13 September 2016 Peringatan Wajib St. Yohanes Krisostomus, Uskup dan Pujangga Gereja

Selasa, 13 September 2016
Peringatan Wajib St. Yohanes Krisostomus, Uskup dan Pujangga Gereja


“Allah telah mendirikan Gereja seperti pelabuhan di tepi laut, agar kamu dapat berlindung dari pusaran kekhawatiran dan menemukan kedamaian dan ketenangan” – St. Yohanes Krisostomus


Antifon Pembuka (Yeh 34:11,23-24)


Tuhan bersabda, "Aku memperhatikan domba-domba-Ku, mengangkat seorang gembala sebagai pemimpin, dan Aku, Tuhan sendiri, menjadi Allah mereka."


Doa Pagi


Allah Bapa, keteguhan umat, Engkau telah menganugerahkan kefasihan lidah kepada uskup-Mu Santo Yohanes Krisostomus, dan menguatkannya ketika dianiaya. Semoga kami dibimbing oleh pengajarannya dan dikuatkan oleh contoh ketabahan hatinya. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami,
yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Berkat pembaptisan, kita adalah satu tubuh di dalam Kristus. Masing-masing kita mendapatkan karunia yang berbeda. Tetapi semua karunia itu digunakan untung kepentingan umat.


Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus (12:12-14.27-31a)

  
"Kalian semua adalah tubuh Kristus, dan masing-masing anggotanya."

Saudara-saudara, sebagaimana tubuh itu satu, meskipun anggotanya banyak, dan semua anggota itu, sekalipun banyak, merupakan satu tubuh saja, demikian pula Kristus. Sebab kita semua telah dibaptis dalam satu Roh menjadi satu tubuh, dan juga diberi minum dari satu Roh, entah kita orang Yahudi, entah bukan Yahudi, entah budak, entah orang merdeka. Sebab tubuh tidak terdiri atas satu anggota saja, tetapi atas banyak anggota. Kalian semua adalah tubuh Kristus, dan masing-masing adalah anggotanya. Dan Allah telah menentukan beberapa orang di dalam jemaat; pertama sebagai rasul, kedua sebagai nabi, ketiga sebagai pengajar. Selanjutnya Ia menentukan mereka yang mendapat kurnia untuk mengadakan mukjizat, untuk menyembuhkan, untuk melayani, untuk memimpin, dan untuk berbicara dalam bahasa roh. Adakah mereka semua rasul, atau nabi, atau pengajar? Adakah semua mendapat karunia untuk mengadakan mukjizat, atau untuk menyembuhkan, atau untuk berbicara dalam bahasa roh, atau untuk menafsirkan bahasa roh? Maka berusahalah untuk memperoleh karunia-karunia yang utama.

Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan

Ref. Kita ini umat-Nya dan kawanan domba gembalaan-Nya.
Ayat. (Mzm 100:2.3.4.5)

1. Beribadahlah kepada Tuhan dalam sukacita, datanglah ke hadapan-Nya dengan sorak-sorai!
2. Ketahuilah, bahwa Tuhanlah Allah; Dialah yang menjadikan kita, dan punya Dialah kita; kita ini umat-Nya dan kawanan domba gembalaan-Nya.
3. Masuklah melalui pintu gerbang-Nya dengan nyanyian syukur, masuklah ke pelataran-Nya dengan puji-pujian, bersyukurlah kepada-Nya, daan pujilah nama-Nya!
4. Sebab Tuhan itu baik, kasih setia-Nya untuk selama-lamanya, dan kesetiaan-Nya tetap turun temurun.

Bait Pengantar Injil

Ref. Alleluya
Ayat. (Luk 7:16)
Seorang nabi besar telah muncul di tengah-tengah kita, dan Allah mengunjungi umat-Nya. Alleluya.
    
Yesus mudah tergerak oleh belas kasihan. Ia tahu apa yang sungguh dibutuhkan oleh janda itu. Ia tidak hanya menghiburnya, tetapi juga membangkitkan anaknya.


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (7:11-17)
 
"Hai pemuda, bangkitlah!"

Pada suatu ketika pergilah Yesus ke sebuah kota bernama Nain. Para murid serta banyak orang pergi bersama Dia. Ketika Ia mendekati pintu gerbang kota, ada orang mati diusung ke luar, yaitu anak laki-laki tunggal seorang ibu yang sudah janda. Banyak orang kota itu menyertai janda tersebut. Melihat janda itu tergeraklah hati Tuhan oleh belas kasih. Lalu Tuhan berkata kepadanya, “Jangan menangis!” Dihampiri-Nya usungan jenazah itu dan disentuh-Nya. Maka para pengusung berhenti. Tuhan berkata, “Hai Pemuda, aku berkata kepadamu, bangkitlah!” Maka bangunlah pemuda itu, duduk, dan mulai berbicara. Yesus lalu menyerahkannya kepada ibunya. Semua orang itu ketakutan, dan mereka memuliakan Allah sambil berkata, “Seorang nabi besar telah muncul di tengah-tengah kita,” dan “Allah telah mengunjungi umat-Nya.” Maka tersiarlah kabar tentang Yesus ke seluruh Yudea dan ke seluruh daerah sekitarnya.

Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan
  
Kita, orang-orang yang telah dibaptis, telah menjadi satu Tubuh Mistik Kristus yang menghadirkan Kristus di dunia. Masing-masing dari kita diberi karunia yang diperlukan untuk membangun jemaat. Kita harus berusaha memperoleh karunia-karunia yang paling utama. Kristus hadir untuk menghadirkan belas kasih Allah. Karena itu belas kasih harus kita miliki agar dapat menghadirkan Kristus di dunia ini. Belas kasih menjadi semangat dasar hidup kita.


Antifon Komuni (Yoh 15:16)
 
Bukannya kalian yang memilih Aku, melainkan Aku yang memilih kalian. Kalian telah Kutetapkan agar pergi dan berhasil dan agar hasilmu tinggal tetap. 
 
Doa Malam

Allah Bapa kami di surga, gerakkanlah hati kami untuk berbelas kasih kepada sesama yang memerlukan bantuan kami tanpa mengharapkan balasan. Semoga hidup kami menjadi alat-alat belas kasih-Mu bagi sesama. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

  
RUAH

Senin, 12 September 2016 Hari Biasa Pekan XXIV

Senin, 12 September 2016
Hari Biasa Pekan XXIV


Mengingat keagungan Sakramen ini, warga beriman harus dengan rendah hati dan dengan iman teguh mengambil hikmah dari perkataan sang perwira Bdk. Mat 8:8.: "Tuhan, aku tidak layak menerima Tuhan di dalam rumahku, katakan saja sepatah kata, maka jiwaku akan sembuh." Dalam liturgi ilahi dari Santo Yohanes Krisostomus umat beriman berdoa dalam roh yang sama:
"Izinkanlah aku hari ini mengambil bagian dalam perjamuan mistik-Mu, ya Putera Allah, Aku tidak akan mengkhianati rahasia ini kepada musuh-musuh-Mu, dan juga tidak memberi ciuman seperti Yudas, tetapi seperti penyamun itu aku berseru kepada-Mu: Tuhan ingatlah aku dalam Kerajaan-Mu!" (Katekismus Gereja Katolik, 1386)
Antifon Pembuka (1Kor 11:26)

Setiap kali kalian makan roti ini dan minum dari piala ini, kalian wartakan wafat Tuhan, sampai Ia datang.

Doa Pagi


Allah Bapa, sumber kerukunan, sembuhkanlah kami dari semangat perselisihan, dan semoga kami rukun bersatu padu berkat sabda Yesus, Putra kesayangan-Mu. Semoga Ia sudi menjadi batu sendi yang mempersatukan kami. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa.
       
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Korintus (11:17-26)

"Setiap kali kamu makan roti ini dan minum cawan ini, kamu memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang."

Saudara-saudara, dalam peraturan-peraturan yang berikut aku tidak dapat memuji kamu, sebab pertemuan-pertemuanmu tidak mendatangkan kebaikan, tetapi mendatangkan keburukan. Sebab pertama-tama aku mendengar, bahwa apabila kamu berkumpul sebagai Jemaat, ada perpecahan di antara kamu, dan hal itu sedikit banyak aku percaya. Sebab di antara kamu harus ada perpecahan, supaya nyata nanti siapakah di antara kamu yang tahan uji. Apabila kamu berkumpul, kamu bukanlah berkumpul untuk makan perjamuan Tuhan. Sebab pada perjamuan itu tiap-tiap orang memakan dahulu makanannya sendiri, sehingga yang seorang lapar dan yang lain mabuk. Apakah kamu tidak mempunyai rumah sendiri untuk makan dan minum? Atau maukah kamu menghinakan Jemaat Allah dan memalukan orang-orang yang tidak mempunyai apa-apa? Apakah yang kukatakan kepada kamu? Memuji kamu? Dalam hal ini aku tidak memuji. Sebab apa yang telah kuteruskan kepadamu, telah aku terima dari Tuhan, yaitu bahwa Tuhan Yesus, pada malam waktu Ia diserahkan, mengambil roti dan sesudah itu Ia mengucap syukur atasnya; Ia memecah-mecahkannya dan berkata: "Inilah tubuh-Ku, yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku!" Demikian juga Ia mengambil cawan, sesudah makan, lalu berkata: "Cawan ini adalah perjanjian baru yang dimeteraikan oleh darah-Ku; perbuatlah ini, setiap kali kamu meminumnya, menjadi peringatan akan Aku!" Sebab setiap kali kamu makan roti ini dan minum cawan ini, kamu memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan

Ref. Wartakanlah wafat Tuhan, sampai Ia datang.

Ayat. (Mzm 40:7-8a.8b-9.10.17)

1. Kurban dan persembahan tidak Kauinginkan, tetapi Engkau telah membuka telingaku; kurban bakar dan kurban silih tidak Engkau tuntut. Lalu aku berkata, 'Lihatlah Tuhan, aku datang.'
2. Dalam gulungan kitab ada tertulis tentang aku: "Aku senang melakukan kehendak-Mu, ya Allahku; Taurat-Mu ada di dalam dadaku."
3. Aku mengabarkan keadilan di tengah jemaat yang besar, bibirku tidak kutahan terkatup; Engkau tahu itu, ya Tuhan.
4. Biarlah bergembira dan bersukacita semua orang yang mencari Engkau: Biarlah mereka yang mencintai keselamatan dari pada-Mu tetap berkata, "Tuhan itu besar!"
     
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya.
Ayat. (Yoh 3:16)
Begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal  

 
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (7:1-10)

"Di Israel pun iman sebesar itu belum pernah Kujumpai."
 
Pada suatu ketika, setelah mengakhiri pengajaran-Nya kepada orang banyak, masuklah Yesus ke Kapernaum. Di situ ada seorang perwira yang mempunyai seorang hamba, yang sangat dihargainya. Hamba itu sedang sakit keras dan hampir mati. Ketika perwira itu mendengar tentang Yesus, ia menyuruh beberapa orang tua-tua Yahudi kepada-Nya untuk meminta, supaya Ia datang dan menyembuhkan hambanya. Mereka datang kepada Yesus dan dengan sangat mereka meminta pertolongan-Nya, katanya: "Ia layak Engkau tolong, sebab ia mengasihi bangsa kita dan dialah yang menanggung pembangunan rumah ibadat kami." Lalu Yesus pergi bersama-sama dengan mereka. Ketika Ia tidak jauh lagi dari rumah perwira itu, perwira itu menyuruh sahabat-sahabatnya untuk mengatakan kepada-Nya: "Tuan, janganlah bersusah-susah, sebab aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku; sebab itu aku juga menganggap diriku tidak layak untuk datang kepada-Mu. Tetapi katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh. Sebab aku sendiri seorang bawahan, dan di bawahku ada pula prajurit. Jika aku berkata kepada salah seorang prajurit itu: Pergi!, maka ia pergi, dan kepada seorang lagi: Datang!, maka ia datang, ataupun kepada hambaku: Kerjakanlah ini!, maka ia mengerjakannya." Setelah Yesus mendengar perkataan itu, Ia heran akan dia, dan sambil berpaling kepada orang banyak yang mengikuti Dia, Ia berkata: "Aku berkata kepadamu, iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai, sekalipun di antara orang Israel!"
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.

Renungan

Peranan, tingkat, kedudukan tinggi bahkan terhormat seseorang dalam masyarakat, demikian pula keadaan hidup yang sederhana, dan perbedaan suku atau bangsa, tidak membedakan tuntutan iman, yang harus dimiliki setiap orang terhadap Allah. Perwira yang disebut dalam Injil adalah orang Romawi. Mereka dianggap kafir oleh orang Yahudi, yang mengenal hukum Musa dan para nabi. Perwira ini sebagai tentara hanya mengenal kuasa dan perintah. Tetapi, ketika hambanya dalam keadaan yang sangat kritis, dan ia tidak mampu menolongnya, ia mendengar dari penduduk Yahudi tentang nabi dari Nazaret yang mempunyai kekuatan ilahi. Ternyata iman si perwira itu kuat dan yakin bahwa kekuasaan Allah dapat menolong dirinya dari ketidakmampuannya sebagai manusia. Meskipun dirinya berkedudukan tinggi dan bukan orang Yahudi, ia memperhatikan keadaan hambanya. Dan ketika tahu bahwa Yesus akan datang untuk menolong hambanya, tampaklah kerendahhatiannya dan berkata baha ia merasa tidak pantas Yesus datang ke rumahnya. Yesus yang berkuasa cukup mengucapkan satu kata saja, hambanya akan sembuh. Sama seperti ia sebagai perwira cukup memberi kata komando, bawahannya akan melaksanakannya. 
 
 Kata-kata perwira Romawi ini, yang menggambarkan sikap dasar imannya, dipakai oleh Gereja dalam perayaan Ekaristi: "Ya Tuhan, saya tidak pantas Engkau datang kepada saya, tetapi bersabdalah saja, maka saya akan sembuh." Iman yang benar menyadari adanya jarak, kedalaman, dan keluasan perbedaan antara Allah yang Mahakuasa dan manusia yang sangat terbatas. Dibutuhkan kesadaran dan kerendahhatian untuk menjembatani jurang dalam antara Allah dan manusia. Hal ini sangat dimungkinkan karena kasih Allah tanpa batas. 
 
Antifon Komuni (Luk 7:4-5)
 
Orang tua-tua Yahudi datang kepada Yesus dan berkata, "Ia layak Engkau tolong, sebab Ia mengasihi bangsa kita dan dialah yang menanggung pembangunan rumah ibadat."
 
HS/Inspirasi Batin 2016

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy