| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Senin, 07 November 2016 Hari Biasa Pekan XXXII

Senin, 07 November 2016
Hari Biasa Pekan XXXII
 
Meskipun Gereja itu tersusun atas berbagai macam tingkatan, kita semua ini satu dalam Kristus. (St. Leo Agung)
   

Antifon Pembuka (Mzm 24:3-4ab)

Siapakah yang boleh mendaki gunung Tuhan? Siapakah yang boleh berdiri di tempat-Nya yang kudus? Orang yang bersih tangannya dan murni hatinya, yang tidak menyerahkan diri kepada penipuan.
         
Doa Pagi

    
   
Allah Bapa kami yang Mahamulia, Engkau menghendaki tinggal di bait yang berupa manusia hidup. Kami mohon, bangunlah kiranya kami menjadi Gereja-Mu, yang didasari Yesus Mesias sebagai batu sendi. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
               
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Titus (1:1-9)
      
       
"Angkatlah penatua-penatua seperti yang telah kupesankan kepadamu."
      
Dari Paulus, hamba Allah dan rasul Yesus Kristus untuk memelihara iman orang-orang pilihan Allah dan pengetahuan akan kebenaran seperti yang nampak dalam ibadah kita, dan berdasarkan pengharapan akan hidup yang kekal yang sebelum permulaan zaman sudah dijanjikan oleh Allah yang tidak berdusta, dan yang pada waktu yang dikehendaki-Nya telah menyatakan firman-Nya dalam pemberitaan Injil yang telah dipercayakan kepadaku sesuai dengan perintah Allah, Juruselamat kita. Kepada Titus, anakku yang sah menurut iman kita bersama: kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah Bapa dan Kristus Yesus, Juruselamat kita, menyertai engkau. Aku telah meninggalkan engkau di Kreta dengan maksud ini, supaya engkau mengatur apa yang masih perlu diatur dan supaya engkau menetapkan penatua-penatua di setiap kota, seperti yang telah kupesankan kepadamu, yakni orang-orang yang tak bercacat, yang mempunyai hanya satu isteri, yang anak-anaknya hidup beriman dan tidak dapat dituduh karena hidup tidak senonoh atau hidup tidak tertib. Sebab sebagai pengatur rumah Allah seorang penilik jemaat harus tidak bercacat, tidak angkuh, bukan pemberang, bukan peminum, bukan pemarah, tidak serakah, melainkan suka memberi tumpangan, suka akan yang baik, bijaksana, adil, saleh, dapat menguasai diri dan berpegang kepada perkataan yang benar, yang sesuai dengan ajaran yang sehat, supaya ia sanggup menasihati orang berdasarkan ajaran itu dan sanggup meyakinkan penentang-penentangnya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
  
Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PS 841
Ref. Berbahagialah yang mendiami rumah Tuhan
atau Itulah angkatan yang mencari wajah-Mu, ya Tuhan.
Ayat. (Mzm 24:1-2.3-4ab.5-6)
1. Milik Tuhanlah bumi dan segala isinya, jagat dan semua yang diam di dalamnya. Sebab Dialah yang mendasarkan bumi di atas lautan, dan menegakkan di atas sungai-sungai.
2. Siapakah yang boleh naik ke gunung Tuhan? Siapakah yang boleh berdiri di tempat-Nya yang kudus? Orang yang bersih tangannya dan murni hatinya, yang tidak menyerahkan diri kepada penipuan dan tidak bersumpah palsu.
3. Dialah yang akan menerima berkat dari Tuhan dan keadilan dari Allah, penyelamatnya. Itulah angkatan orang-orang yang mencari Tuhan, yang mencari wajah-Mu, ya Allah Yakub.

Bait Pengantar Injil, do = f, 2/4, PS 961
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Flp 2:15-16)
Hendaknya di dunia ini kalian bersinar seperti bintang-bintang sambil berpegang pada sabda kehidupan.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (17:1-6)
   
"Jika saudaramu berbuat dosa terhadapmu tujuh kali sehari dan tujuh kali kembali kepadamu dan berkata, 'Aku menyesal', engkau harus mengampuni dia."
    
Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Tidak mungkin tidak akan ada penyesatan, tetapi celakalah orang yang mengadakannya. Adalah lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya, lalu ia dilemparkan ke dalam laut, dari pada menyesatkan salah satu dari orang-orang yang lemah ini. Jagalah dirimu! Jikalau saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia, dan jikalau ia menyesal, ampunilah dia. Bahkan jikalau ia berbuat dosa terhadap engkau tujuh kali sehari dan tujuh kali ia kembali kepadamu dan berkata: Aku menyesal, engkau harus mengampuni dia." Lalu kata rasul-rasul itu kepada Tuhan: "Tambahkanlah iman kami!" Jawab Tuhan: "Kalau sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja, kamu dapat berkata kepada pohon ara ini: Terbantunlah engkau dan tertanamlah di dalam laut, dan ia akan taat kepadamu."
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
 
Renungan

  

Dalam surat Paulus yang ditujukan kepada Titus termuat petunjuk bagi petugas yang berlangsung atas penggembalaannya umat. Sejak semula di Yerusalem seperti di Kreta, rasul memperhatikan organisasi jemaah, cara mengatur umat Allah. Hal ini menjadi aktual lagi di masa sekarang, sebab dengan bertambahnya jumlah umat dan berkurangnya imam, petugas di lingkungan harus diangkat untuk membina umat setempat. Para penanggung jawab kehidupan jemaat itu mengikuti kebutuhan daerah dan zaman yang berbeda-beda. Tapi setiap dari mereka diandaikan orang yang tak bercacat dalam kehidupan pribadi dan keluarga agar sesudah mengatur keluarga sendiri dapat membina keluarga Allah.
 
 Penyesatan dengan memberi sandungan dinilai berat. Ketika Yesus merangkul anak kecil sebagai anak kesayangan-Nya, Ia melihat bahwa dalam hidupnya anak ini akan melihat contoh jahat dari orang besar, orangtua. Ia mengutuk orang yang berbuat sandungan dengan kata-kata dan perbuatan. "Adalah lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya, lalu dilemparkan ke dalam laut daripada menyesatkan salah satu dari orang-orang yang lemah ini" (ay. 2). Masyarakat kita dengan iklan, publikasi dan komunikasi jelas tidak mengindahkan hal ini. Apakah orangtua pendidik sudah menganggap tanggung jawab perlindungan atas yang kecil dan lemah itu sesuatu masalah yang cukup serius? Dalam Injil Lukas 17:1-6, Yesus sampai menunjuk pada anggota tubuh sendiri: "Bila mata kaki tangan menjadi sandungan bagimu singkirkanlah. Lebih baik cacat masuk surga daripada utuh masuk neraka." 
 
 Apa yang ditekankan oleh Yesus untuk kita? Yesus meminta pertanggungjawaban atas perbuatah jahat, misalnya jika kita menyesatkan orang. Yesus menekankan keharusan pengampunan tanpa batas. Saling mengampuni itu dasar hidup bersama, penyembuhan dan pemulihan cinta kasih, dasar kedamaian dalam hati sendiri, dalam hubungan antara saudara dalam komunitas, keluarga, juga kedamaian di antara bangsa dan negara. Saat rahmat di tahun belas kasih, kita diajak bersama Bapa Suci Fransiskus untuk saling berbelas kasih melaksanakan karya belas kasih jasmani dan rohani. Di mana pengampunan, belas kasih menjadi kunci keharmonisan dalam hidup bersama.  (GBK/Inspirasi Batin 2016)

Antifon Komuni (Luk 17:4)
  
Jika saudaramu berbuat dosa terhadapmu tujuh kali sehari dan tujuh kali kembali kepadamu dan berkata, "Aku menyesal" engkau harus mengampuni dia.   

Minggu, 06 November 2016 Hari Minggu Biasa XXXII

Minggu, 06 November 2016
Hari Minggu Biasa XXXII
  
Dalam kesatuan iman dan Pembaptisan kita memiliki kedudukan sama bagi kita semua. (St. Leo Agung) 
     
Antifon Pembuka (Mzm 88:3)

Tuhan, biarlah doaku naik ke hadapan-Mu, sendengkanlah telinga-Mu kepada permohonanku.

Let my prayer come into your presence. Incline your ear to my cry for help, O Lord.

Intret oratio mea in conspectu tuo: inclina aurem tuam ad precem meam Domine.

Mzm. Domine Deus salutis meƦ: in die clamavi, et nocte coram te.
    

Doa Pagi
   

Allah Bapa yang Mahakuasa, melalui kebangkitan-Nya, Putra-Mu telah mengalahkan kuasa maut dan menganugerahkan hidup baru kepada kami. Kami mohon, kuatkanlah kami untuk senantiasa melaksanakan pekerjaan dan perkataan yang baik. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Kedua Makabe (7:1-2.9-14)
     
   
"Raja alam semesta akan membangkitkan kami untuk kehidupan kekal."
    
Pada masa pemerintahan Raja Antiokhus Epifanes ada tujuh orang bersaudara serta ibu mereka ditangkap. Dengan siksaan cambuk dan rotan mereka dipaksa oleh sang raja untuk makan daging babi yang haram. Maka seorang dari antara mereka, yakni yang menjadi juru bicara, berkata begini, “Apakah yang hendak Baginda tanyakan kepada kami, dan apakah yang hendak Baginda ketahui? Kami lebih senang mati daripada melanggar hukum nenek moyang!” Ketika anak yang kedua hampir putus nyawanya, berkatalah ia, “Memang benar, Bangsat, engkau dapat menghapus kami dari hidup di dunia ini, tetapi Raja alam semesta akan membangkitkan kami untuk kehidupan kekal, oleh karena kami mati demi hukum-hukum-Nya!” Sesudah itu anak yang ketiga disengsarakan. Ketika diminta, segera dikeluarkannya lidahnya, dan dengan berani dikedangkannya tangannya juga. Dengan berani ia berkata, “Dari surga aku telah menerima anggota-anggota ini! Demi hukum-hukum Tuhan kupandang semuanya ini bukan apa-apa! Aku berharap akan mendapat kembali semua ini dari pada-Nya!” Sampai-sampai sang raja sendiri serta pengiringnya tercengang-cengang atas semangat pemuda itu yang memandang kesengsaraannya bukan apa-apa. Sesudah yang ketiga berpulang, maka yang keempat disiksa dan dipuntungkan secara demikian pula. Ketika sudah dekat pada akhir hidupnya, berkatalah ia, “Sungguh baiklah berpulang oleh tangan manusia, dengan harapan yang dianugerahkan Allah sendiri, bahwa kami akan dibangkitkan kembali oleh-Nya. Tetapi bagi Baginda tidak ada kebangkitan untuk kehidupan!”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, re = a, 2/4, PS 810
Ref. Condongkanlah telinga-Mu kepadaku, bersegeralah bebaskan daku.
Ayat. (Mzm 17:1.5-6.8b.15; R:15b)
1. Dengarkanlah, Tuhan, pengaduan, yang jujur, perhatikan seruanku; berilah telinga kepada doaku, doa dari bibir yang tidak menipu.
2. Langkahku tetap mengikuti jejak-Mu, kakiku tidaklah goyah. Aku berseru kepada-Mu, karena Engkau menjawab aku, ya Allah; sendengkanlah telinga-Mu kepadaku, dengarkanlah perkataanku.
3. Sembunyikanlah aku dalam naungan sayap-Mu, dalam kebenaran akan kupandang wajah-Mu; dan pada waktu bangun aku akan menjadi puas dengan rupa-Mu.

Bacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada umat di Tesalonika (2:16-3:5)
  
"Semoga Tuhan menguatkan hatimu dalam segala karya dan tutur kata yang baik."
  
Saudara-saudara, dalam kasih karunia-Nya Tuhan kita Yesus Kristus, dan Allah, Bapa kita, telah mengasihi kita dan telah menganugerahkan penghiburan abadi serta pengharapan yang baik kepada kita. Semoga Ia menghibur dan menguatkan hatimu dalam segala karya dan tutur kata yang baik. Selanjutnya, Saudara-saudaraku, berdoalah untuk kami, supaya firman Tuhan beroleh kemajuan dan dimuliakan, sama seperti yang telah terjadi di antara kamu: juga supaya kami terlepas dari para pengacau dan dari orang-orang jahat, sebab tidak semua orang beroleh iman. Tetapi Tuhan adalah setia. Ia akan menguatkan hatimu dan akan memelihara kamu terhadap yang jahat. Dan kami percaya dalam Tuhan, bahwa apa yang kami pesankan kepadamu telah kamu lakukan dan akan selalu kamu lakukan. Kiranya Tuhan tetap mengarahkan hatimu kepada kasih Allah dan kepada ketabahan Kristus.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = g, 2/4, PS 952
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.
Setelah ayat, Alleluya dilagukan dua kali.
Ayat. (Why 1:5a.6b)
Yesus Kristus adalah yang pertama bangkit dari antara orang mati; bagi Dialah kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (20:27-38)
  
"Ia bukan Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup."
   
Sekali peristiwa datanglah beberapa orang Saduki yang tidak mengakui adanya kebangkitan. Mereka menceritakan seorang wanita yang dinikahi berturut-turut oleh tujuh bersaudara yang semuanya mati tanpa meninggalkan anak; dan mereka bertanya siapakah yang menjadi suami wanita itu pada hari kebangkitan. Maka jawab Yesus kepada mereka, “Orang-orang dunia ini kawin dan dikawinkan, tetapi orang yang dianggap layak mendapat bagian dalam dunia yang lain itu dan dalam kebangkitan dari antara orang mati, tidak kawin dan tidak dikawinkan. Sebab mereka tidak dapat mati lagi. Mereka sama seperti malaikat-malaikat, dan menjadi anak-anak Allah, karena mereka telah dibangkitkan. Tentang bangkitnya orang-orang mati, Musa telah memberitahukannya dalam nas tentang semak duri, di mana Tuhan disebut Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub. Ia bukanlah Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup, sebab di hadapan Dia semua orang hidup.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan



Mengapa kita begitu bahagia ketika melihat kelahiran seorang bayi? Sebaliknya, mengapa kita menangis ketika ada sanak saudara atau kerabat kita meninggal dunia? Karena sebenarnya dalam lubuk hati terdalam, kita semua menyukai kehidupan, sehingga kita menjadi sedih apabila melihat kematian. Mengapa demikian? Tentu jawabannya ada dalam firman Tuhan hari ini.

"Ia bukan Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup, sebab di hadapan Dia semua orang hidup."
(Luk 20:38). Sabda Yesus ini apabila menjadi renungan kita yang hidup saat ini, tentu memiliki makna yang begitu mendalam. Allah yang kita imani adalah Allah orang hidup dan yang mencintai kehidupan. Ia bukan Allah yang mencintai kematian.

Ungkapan di atas bisa jadi membuat kita teringat akan berbagai kekerasan yang terjadi di dalam masyarakat kita yang mengatasnamakan Tuhan. Namun dengan mendengarkan Injil hari ini, kita lantas bisa bertanya: Tuhan yang mana? Apakah sabda Tuhan yang saya baca hari ini sudah tidak relevan lagi untuk zaman ini dan kalau sabda Tuhan sudah tidak relevan lagi untuk hidup kita, lalu apa yang bisa menjadi pegangan bagi hidup kita?

Saudara-saudari yang terkasih, kita harus selalu yakin bahwa sabda Tuhan itu benar. Sabda Tuhan itu mengajarkan dan mengarahkan kita kepada kehidupan, kebenaran dan kebahagiaan sejati. Tuhan menginginkan semua manusia sampai kepada kebangkitan, kehidupan sejati, di mana dalam kebangkitan itu manusia tidak akan disibukkan oleh soal kawin dan dikawinkan atau kematian. Dalam kebangkitan itulah, semua manusia akan hidup dan memandang Allah yang hidup, yang diimaninya.

Kembali pada pertanyaan di atas: kalau kita semua pada dasarnya menyukai kehidupan dan mengimani Allah yang mencintai kehidupan, mengapa masih ada orang yang tega membunuh sesamanya? Mengapa masih ada orang yang merusak kebahagiaan sesamanya atas nama Tuhan? Mengapa masih ada orang yang tega menghalang-halangi orang lain untuk beribadah kepada Tuhan? Apakah orang-orang semacam ini tidak menyukai kehidupan atau jangan-jangan yang mereka sembah bukan Allah yang mencintai kehidupan? Yang pasti, kalau mereka benar-benar menyembah Allah, tentunya juga akan menjunjung tinggi kehidupan dan kebahagiaan bagi sesamanya.

Saudara-saudari yang terkasih, hidup kita ini berasal dari Allah. Hanya Allah yang berhak mengambilnya dari kita. Tidak ada seorang pun yang berhak mengambil atau merusak kehidupan orang lain. Mengambil atau merusak kehidupan orang lain atas nama Allah, sama dengan merusak keluhuran nama Allah. Mengapa? Karena sebenarnya Allah yang kita sembah adalah Allah yang hidup dan bukan Allah orang mati. Dia itu pencinta kehidupan dan bukan malah perusak kehidupan.

Injil hari ini mengingatkan agar kita belajar menghargai dan mencintai kehidupan yang sudah dianugerahkan kepada kita. Dengan mencintai kehidupan, kita belajar pelan-pelan mencintai Allah, karena Allah dekat dan ada di dalam kehidupan itu sendiri. Itu sebabnya Ia menyebut diri-Nya sebagai Allah orang yang hidup.

Tampaknya, kalau masyarakat kita saat ini semakin jauh dari Allah, bukan karena Allah tidak peduli, melainkan karena masyarakat kita tidak mencintai kehidupan. Masyarakat kita justru cenderung merusak dan melenyapkan kehidupan. Dengan demikian, secara tidak langsung mereka juga telah "melenyapkan" Allah. Untuk itu, mari kita belajar mencintai kehidupan, karena dengan demikian kita juga mencintai Allah orang yang hidup.


Antifon Komuni (Mzm 23:1-2)

Tuhan adalah gembalaku, takkan kekurangan aku. Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang.

The Lord is my shepherd; there is nothing I shall want. Fresh and green are the pastures where he gives me repose, near restful waters he leads me.

Dominus regit me, et nihil mihi deerit: in loco pascuƦ ibi me collocavit: super aquam refectionis educavit me.


Rm. Petrus Harsa Trihapsara, O.Carm / RUAH

Sabtu, 05 November 2016 Hari Biasa Pekan XXXI

Sabtu, 05 November 2016
Hari Biasa Pekan XXXI
  
“Jangan takut akan kata ‘mati’. Tetapi bergembiralah akan berkat kurnia yang menyusul kematian bahagia” (St. Ambrosius)

      

Antifon Pembuka (Mzm 112:5-6)
  
Orang baik menaruh belas kasih dan memberi pinjaman, ia melakukan segala usaha dengan semestinya. Orang jujur tidak pernah goyah dan akan dikenang selama-lamanya.
  
Doa Pagi
  

Allah Bapa kami, sumber daya kekuatan, perkenankanlah kami mengalami kekuatan yang tersimpan dalam sabda-Mu dan semoga kami dengan setia menjaga janji penyelamatan-Mu bagi setiap orang yang hidup di dunia ini.  Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa.
      

Rasul Paulus memuji jemaat Filipi yang selalu memperhatikan kesulitan yang ia hadapi. Memang dia selalu yakin bahwa Tuhanlah yang menjadi andalannya.
    

Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Filipi (4:10-19)
       
    
"Segala perkara dapat kutanggung dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku."
        
Saudara-saudara, aku sangat bersukacita dalam Tuhan, bahwa akhirnya kalian semakin menaruh perhatian lagi kepadaku. Memang perhatianmu selalu ada, tetapi tidak ada kesempatan bagimu. Hal ini kukatakan, bukan karena aku kekurangan. Sebab aku telah belajar mencukupi diriku dalam segala keadaan. Aku tahu apa itu kekurangan, dan aku pun tahu apa itu kelimpahan. Dalam segala hal dan dalam segala perkara tiada sesuatu yang merupakan rahasia bagiku; baik dalam hal kenyang, maupun dalam dalam hal kelaparan, baik dalam hal kelimpahan maupun dalam hal kekurangan. Segala perkara dapat kutanggung dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku. Namun baik jugalah perbuatanmu, yaitu bahwa kalian telah mengambil bagian dalam kesusahanku. Kalian sendiri pun tahu, hai orang Filipi. Waktu aku baru mulai mengabarkan Injil, ketika aku berangkat dari Makedonia, tidak ada satu jemaat pun yang mengadakan perhitungan utang-piutang dengan daku selain kalian. Di Tesalonika aku telah satu dua kali menerima kiriman bantuan dari kalian. Yang kuutamakan bukanlah pemberian itu, melainkan buahnya yang makin menambah keuntunganmu. Kini aku telah menerima dari padamu semua yang perlu, malahan lebih daripada itu. Aku berkelimpahan, karena aku telah menerima kirimanmu dari Epafroditus, suatu persembahan yang harum, suatu kurban yang disukai dan berkenan kepada Allah. Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
  
Mazmur Tanggapan
Ref. Berbahagialah orang yang takwa pada Tuhan.
Ayat. (Mzm 112:1-2.5-6.8a.9)
1. Berbahagialah orang yang takwa pada Tuhan, yang sangat suka kepada segala perintah-Nya. Anak cucunya akan perkasa di bumi, keturunan orang benar akan diberkati.
2. Orang baik menaruh belaskasihan dan memberi pinjaman, ia melakukan segala urusan dengan semestinya. Orang jujur tidak pernah goyah; ia akan dikenang selama-lamanya.
3. Hatinya teguh, ia tidak takut. Ia murah hati, orang miskin diberinya derma; kebajikannya tetap untuk selama-lamanya, tanduknya meninggi dalam kemuliaan.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (2Kor 8:9) 
Yesus Kristus telah menjadi miskin, meskipun Ia kaya, agar kalian menjadi kaya berkat kemiskinan-Nya.
    
Yesus memberikan beberapa nasihat menyangkut kejujuran, kesetiaan dan sikap yang benar terhadap harta benda. Alasannya, karena semuanya itu ada hubungan dengan disposisi hati manusia.
   
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (16:9-15)
   
"Jika kalian tidak setia mengurus mamon durhaka, siapakah yang mau mempercayakan harta sejati kepadamu?"
    
Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Ikatlah persahabatan dengan mempergunakan mammon yang tidak jujur, supaya jika mammon itu tidak dapat menolong lagi, kalian diterima dalam kemah abadi. Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar. Jadi jika kalian tidak setia mengurus mammon yang tidak jujur, siapakah yang akan mempercayakan harta sejati kepadamu? [Dan jikalau kamu tidak setia dalam harta orang lain, siapakah yang akan menyerahkan hartamu sendiri kepadamu?] Seorang hamba tidak mungkin mengabdi dua tuan. Karena jika demikian ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain; atau ia akan setia kepada yang seorang, dan tidak mengindahkan yang lain. Kalian tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada mammon.” Semuanya itu didengar oleh orang-orang Farisi, hamba-hamba uang itu, dan mereka mencemoohkan Yesus. Maka Yesus berkata kepada mereka, “Kalian membenarkan diri di hadapan orang, tetapi Allah mengetahui hatimu. Sebab apa yang dikagumi manusia, dibenci oleh Allah.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
 
Renungan

 
Paulus menerima perhatian kasih dari umat di Filipi. Perhatian kasih ini merupakan ungkapan persaudaraan di antara mereka. Paulus sendiri menerima perhatian kasih itu dengan tangan terbuka sebagai tanda penghargaannya terhadap relasi persaudaraan mereka. Sebagai komunitas umat beriman, kita memang memiliki keterkaitan satu dengan yang lain dalam ikatan persaudaraan, terutama antara jemaat dan para pemimpin jemaat. Bagaimana kita sendiri berusaha membangun dan memperkuat tali persaudaraan tersebut?
   
Antifon Komuni (Luk 16:9)
 
Pergunakanlah mamon yang durhaka untuk mendapat sahabat-sahabat, supaya bila mamon itu habis, mereka menyambut kalian di dalam kediaman abadi. 
 
Doa Malam
 
Bapa yang Maharahim, puji syukur atas penyertaan-Mu sepanjang hari ini. Ampunilah dosa dan kesalahan kami yang telah kami lakukan hari ini. Kami serahkan segala keberadaan kami dalam naungan belas kasih-Mu. Semoga Engkau berkenan menyempurnakannya, sehingga layak menjadi pujian bagi kemuliaan-Mu, kini dan sepanjang masa. Amin.

RUAH

Jumat, 04 November 2016 Peringatan Wajib St. Karolus Boromeus, Uskup

Jumat, 04 November 2016
Peringatan Wajib St. Karolus Boromeus, Uskup
    
Bagi para pelayan Gereja, tidak ada sesuatu yang begitu mutlak perlu seperti doa pribadi. (St. Karolus Boromeus)

     

Antifon Pembuka (Flp 3:21)
  
Kristus akan mengubah tubuh kita yang hina menjadi serupa dengan tubuh-Nya yang mulia, berdasarkan kuasa yang membuat Dia sanggup menaklukkan segala sesuatu kepada diri-Nya.

Doa Pagi
  

Allah Bapa, sumber segala pembaharuan, kuatkanlah kiranya dalam umat-Mu semangat yang menjiwai uskup-Mu Santo Karolus Boromeus. Semoga Gereja-Mu selalu diperbarui dan semakin menyerupai Kristus, sehingga sanggup menampakkan wajah Kristus kepada dunia. Dengan pengantaraan Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa.

Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Filipi (3:17-4:1)
    
  
 
"Kita menantikan Sang Penyelamat, yang akan mengubah tubuh kita yang hina ini menjadi serupa dengan tubuh-Nya yang mulia."
        
Saudara-saudara, ikutilah teladanku dan perhatikanlah mereka yang hidup seperti kami. Sebab seperti yang telah sering kukatakan kepadamu dan yang kunyatakan pula sekarang sambil menangis, banyak orang hidup sebagai musuh salib Kristus. Kesudahan mereka ialah kebinasaan, Tuhan mereka ialah perut, dan kemuliaan mereka ialah hal-hal aib, sedangkan pikiran mereka semata-mata tertuju ke perkara-perkara duniawi. Tetapi kita adalah warga Kerajaan Surga. Dari sana juga kita menantikan Tuhan Yesus Kristus, Sang Penyelamat, yang akan mengubah tubuh kita yang hina ini, menjadi serupa dengan tubuh-Nya yang mulia, sesuai dengan kuasa-Nya yang dapat menaklukkan segala sesuatu kepada diri-Nya. Karena itu, saudara-saudaraku yang kukasihi dan kurindukan, sukacita dan mahkotaku, berdirilah dengan teguh dalam Tuhan!
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
  
Mazmur Tanggapan, do = c, 2/4, PS 844
Ref. Ku menuju ke Altar Allah dengan sukacita.
Atau. Mari kita pergi ke rumah Tuhan dengan sukacita.
Ayat. (Mzm 122:1-5)
1. Aku bersukacita, ketika orang berkata kepadaku, "Mari kita pergi ke rumahTuhan." Sekarang kaki kami berdiri di pintu gerbangmu, hai Yerusalem.
2. Hai Yerusalem, yang telah didirikan sebagai kota yang bersambung rapat, kepadamu suku-suku berziarah, yakni suku-suku Tuhan.
3. Untuk bersyukur kepada nama Tuhan sesuai dengan peraturan bagi Israel. Sebab di Yerusalemlah ditaruh kursi-kursi pengadilan, kursi-kursi milik keluarga Raja Daud.

Bait Pengantar Injil, do = f, 2/4, PS 956
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (1Yoh 2:5) 
Sempurnalah kasih Allah dalam hati orang yang mendengarkan Sabda Kristus.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (16:1-8)
     
"Anak-anak dunia ini lebih cerdik terhadap sesamanya daripada anak-anak terang."
        
Pada suatu ketika berkatalah Yesus kepada murid-murid-Nya, "Ada seorang kaya yang mempunyai seorang bendahara. Kepadanya disampaikan tuduhan bahwa bendahara itu menghamburkan miliknya. Maka si kaya itu memanggil bendaharanya dan berkata, 'Apakah yang telah kudengar tentang dirimu? Berilah pertanggungjawaban atas urusanmu, sebab engkau tidak boleh bekerja sebagai bendahara lagi.' Berkatalah bendahara itu dalam hatinya, 'Apakah yang harus kuperbuat? Tuanku memecat aku dari jabatanku. Mencangkul aku tidak dapat, mengemis aku malu. Aku tahu apa yang akan kuperbuat, supaya apabila aku dipecat dari jabatanku sebagai bendahara, ada orang yang mau menampung aku di rumah mereka.' Lalu ia memanggil satu demi satu orang yang berutang kepada tuannya. Berkatalah ia kepada yang pertama, 'Berapa besar utangmu pada tuanku?' Jawab orang itu, 'Seratus tempayan minyak.' Lalu kata bendahara itu, 'Inilah surat utangmu. Duduklah dan buatlah surat utang lain sekarang juga: Lima puluh tempayan.' Kemudian ia berkata kepada yang lain, 'Dan Saudara, berapa utangmu?' Jawab orang itu, 'Seratus pikul gandum.' Katanya kepada orang itu, 'Inilah surat utangmu. Buatlah surat utang lain: Delapan puluh pikul.' Bendahara yang tidak jujur itu dipuji tuannya, karena ia telah bertindak dengan cerdik. Sebab anak-anak dunia ini lebih cerdik terhadap sesamanya daripada anak-anak terang."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
   
Renungan

    
Akhir-akhir ini di daerah tempat saya melayani, banyak anak-anak sekolah menderita sakit campak. Ada seorang ibu yang sangat memperhatikan kesehatan tubuh anaknya. Ibu tersebut begitu khawatir, jika nanti anaknya terkena penyakit campak yang banyak diderita anak-anak di sekitar lingkungan rumahnya. Ibu ini menyuruh keluarga yang tinggal di rumah untuk melarang anaknya bermain ke rumah teman-temannya supaya tidak tertular. Sayang sekali, ternyata anaknya tetap terkena penyakit campak beberapa hari kemudian. Dia tertular bukan karena bermain ke rumah tetangganya, tetapi karena tertular seorang temannya, yang sudah terlebih dahulu kena campak, di mobil yang biasa mereka naiki untuk pergi ke sekolah. 
 
 Dalam hidup rohani pun tidak ada orang yang kudus, meski bagaimanapun dirinya berhati-hati dalam segala perilaku. Kita tidak mungkin hidup menyendiri demi memperoleh kekudusan. Hidup kita umat beriman penuh godaan. Kita tidak bisa hanya mengharapkan hidup pada hal-hal duniawi semata. Hal-hal duniawi tidak memberikan keselamatan. Rasul Paulus meminta umat yang dilayani untuk tidak hanya mengikut dirinya dalam bidang duniawi saja, tetapi juga mengikuti hidup rohani Rasul Paulus. Dari hidup rohani tersebut kita akan dibangun menjadi pribadi baru dalam Kristus Yesus. Kita pun harus berlaku cerdik dan pandai seperti seorang bendahara yang dipuji oleh Yesus. Kita pengikut Yesus harus bisa cerdik dan pandai mencari akal bagaimana dapat memperoleh keselamatan yang ditawarkan Tuhan Yesus. Kita tidak bisa hanya mengasingkan diri untuk berdoa saja. Kita harus berani berkomunikasi dengan dunia dan menjalin kasih dengan sesama, karena pada dasarnya, seseorang diterima baik oleh Allah karena apa yang dilakukan oleh orang tersebut dan bukan hanya karena imannya saja. Perbuatan baik mengantar kita berdiri teguh dalam Tuhan. Karolus Boromeus memberikan contoh nyata untuk kita. Dia merelakan hidupnya melayani sesama yang menderita dengan pebuh semangat bela rasa. Sekarang, sudahkah kita melakukan kebaikan demi memperoleh keselamatan yang Tuhan tawarkan? Mari kita menjawab dalam hidup sehari-hari dengan cinta dan pelayanan. (AL/Inspirasi Batin 2016)
         
  
Orang-orang Kristen harus rela meringankan kemalangan orang-orang yang berkekurangan. Seorang Kristen adalah bendahara harta pusaka Tuhan (Katekismus Gereja Katolik, 952) 


Antifon Komuni (Mat 20:28)
 
Putra Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan menyerahkan nyawa-Nya sebagai tebusan manusia. 

Kamis, 03 November 2016 Hari Biasa Pekan XXXI

Kamis, 03 November 2016
Hari Biasa Pekan XXXI
  
Kamu diserahi harta yang tak dapat binasa, dan Tuhan akan minta pertanggungjawaban darimu pada waktu kedatangan-Nya. --- St. Sirilus dari Yerusalem.
  

Antifon Pembuka (Mzm 105:4-5)
   
Carilah Tuhan dan kekuatan-Nya, carilah selalu wajah-Nya! Ingatlah perbuatan-perbuatan ajaib yang dilakukan-Nya. Mukjizat dan ketetapan-ketetapan yang diucapkan-Nya.

Doa Pagi


Allah Bapa kami di surga, semoga pengertian kami mengenai Yesus Putra-Mu menjadi harta kekayaan kami yang tak ternilai, dan semoga dapat kami bagikan dengan gembira kepada semua orang di seluruh dunia. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.
  
Rasul Paulus merasa bahwa apa yang dahulu merupakan keuntungan, sekarang setelah mengenal Yesus, merupakan kerugian. Yesus adalah segalanya baginya.
       

Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Filipi (3:3-8a)
     
  
  
"Apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap merugikan karena Kristus."
         
Saudara-saudara, kitalah orang-orang bersunat, yaitu kita yang beribadat oleh Roh Allah, yang bermegah dalam Kristus Yesus dan tidak menaruh kepercayaan pada hal-hal lahiriah. Meskipun demikian sebenarnya aku mempunyai alasan untuk menaruh kepercayaan pada hal-hal lahiriah. Kalau orang lain menyangka dapat mengandalkan hal-hal lahiriah, aku lebih lagi: aku disunat pada hari kedelapan, aku seorang Israel, dari suku Benyamin, aku seorang Ibrani asli; mengenai pendirian terhadap hukum Taurat aku orang Farisi; mengenai kegiatanku dalam agama Yahudi aku penganiaya jemaat; mengenai kebenaran dalam menaati hukum Taurat aku tidak bercacat. Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap merugikan karena Kristus. Malahan segala sesuatu kuanggap rugi karena aku telah berkenalan dengan Kristus Yesus, Tuhanku, sebab hal itu lebih mulia dari segala-galanya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Biarlah bersuka hati orang-orang yang mencari Tuhan.
atau Alleluya
Ayat. (Mzm 105:2-3.4-5.6-7)
1. Bernyanyilah bagi Tuhan, bermazmurlah bagi-Nya, percakapkanlah segala perbuatan-Nya yang ajaib. Bermegahlah dalam nama-Nya yang kudus, biarlah bersukahati orang-orang yang mencari Tuhan.
2. Carilah Tuhan dan kekuatan-Nya, carilah selalu wajah-Nya. Ingatlah perbuatan-perbuatan ajaib yang dilakukan-Nya, mukjizat dan ketetapan-ketetapan yang diucapkan-Nya.
3. Hai anak cucu Abraham, hamba-Nya, hai anak-anak Yakub, pilihan-Nya. Dialah Tuhan, Allah kita, ketetapan-Nya berlaku di seluruh bumi.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (Mat 11:28)
Datanglah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat. Aku akan memberikan kelegaan kepada kalian.
  
Orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat tidak senang kalau Yesus dekat dengan orang-orang berdosa. Mereka tidak mengerti betapa besar sukacita di dalam surga karena orang berdosa bertobat.
   
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (15:1-10)
    
"Akan ada sukacita di surga karena satu orang berdosa yang bertobat."
     
Para pemungut cukai dan orang-orang berdosa biasa datang kepada Yesus untuk mendengarkan Dia. Maka bersungut-sungutlah orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat, katanya, “Orang ini menerima orang-orang berdosa dan makan bersama dengan mereka.” Maka Yesus menyampaikan perumpamaan berikut kepada mereka, “Siapakah di antaramu yang mempunyai seratus ekor domba lalu kehilangan seekor, tidak meninggalkan yang 99 ekor di padang gurun dan pergi mencari yang sesat itu sampai ia menemukannya? Dan kalau telah menemukannya, ia lalu meletakkannya di atas bahu dengan gembira. Setibanya di rumah ia memanggil sahabat-sahabat dan tetangga-tetangganya serta berkata, ‘Bersukacitalah bersama aku, sebab dombaku yang hilang telah kutemukan.’ Aku berkata kepadamu, demikian juga akan ada sukacita di surga karena satu orang berdosa yang bertobat, lebih daripada sukacita karena sembilan puluh sembilan orang benar yang tidak memerlukan pertobatan. Atau wanita manakah yang mempunyai sepuluh dirham, lalu kehilangan satu di antaranya, tidak menyalakan pelita dan menyapu rumah serta mencarinya dengan cermat sampai ia menemukannya? Dan kalau telah menemukannya, ia memanggil sahabat-sahabat dan tetangga-tetangganya serta berkata, ‘Bersukacitalah bersama aku, sebab dirhamku yang hilang telah kutemukan.’ Aku berkata kepadamu: Demikian juga akan ada sukacita pada malaikat Allah karena satu orang berdosa yang bertobat.”
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
 
Renungan
 

Allah demikian mencintai manusia sehingga tak ingin satu manusia pun terlepas dari keselamatan-Nya. Bagi-Nya perubahan dan pertobatan satu orang sangatlah berharga. Dia sangatlah bersukacita karena pertobatan ini. Menyadari kenyataan ini, kita pun dipanggil untuk tetap setia dan tetap menjaga diri agar tidak masuk ke dalam dosa. Kalupun berdosa, kita diajak untuk kembali berubah dan bertobat. Allah tak akan melihat seberapa besar dosa kita, namun akan menghargai perubahan dan pertobatan kita.
      
 Andai malaikat dapat iri kepada manusia, mereka akan iri karena satu hal: Komuni Kudus. --- St. Maximilianus Kolbe
  
Antifon Komuni (Flp 3:8)
 
Segala sesuatu kuanggap rugi karena aku telah berkenalan dengan Kristus Yesus Tuhanku, dan hal itu lebih mulia segala-galanya. 
 
Doa Malam

Allah yang Maharahim, demikian besar cinta dan belas kasih-Mu kepada kami. Semoga kami mampu meneladan cinta-Mu khususnya dalam bergaul dengan sesama, tidak membeda-bedakan dan menerima satu sama lain dengan sukacita. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.


RUAH

Mendoakan dan mengingat mereka yang telah mendahului kita

Ilustrasi: http://sapientia953fm.com
Mengingat dan Mendoakan 

Gereja itu terdiri dari: Gereja yang berjuang, yakni kita yang masih di dunia; Gereja yang menderita, yakni mereka yang masih di api penyucian; dan Gereja yang jaya, yaitu mereka yang sudah menikmati kemuliaan surgawi. Semua adalah anggota dari Gereja yang satu. Karena itu, kita tetap memiliki hubungan yang erat dengan mereka yang sudah meninggal. Mereka itu tetap menjadi anggota Gereja, dan disebut sebagai "Gereja yang menderita", karena sedang di api penyucian, yakni dimurnikan dalam cinta untuk bisa masuk dalam Gereja yang jaya (mulia). Mereka membutuhkan doa-doa kita yang masih hidup. Karena itu, misalnya dalam bahasa Jawa makam disebut sebagai "pesarean", artinya tempat orang tidur. Mereka yang meninggal, sebenarnya sedang "tidur", sedang menantikan untuk dibangkitkan dalam kehidupan abadi. 

 Bagi mereka, pertama-tama kita mohon pengampunan dari Tuhan. Kita sadar bahwa manusia tidak luput dari kekurangan. Karena itu, jika (masih) ada kesalahan yang mereka lakukan selama hidup, kita mohoh rahmat pengampunan bagi mereka. Namun, dengan bagus Katekismus menulis demikian, "Doa kita untuk orang-orang yang sudah meninggal tidak hanya membantu mereka sendiri: kalau mereka sudah dibantu, doa mereka pun akan berdaya guna bagi mereka" (KGK, 958). 

 Jadi, doa-doa kita tidak hanya berguna bagi keselamatan abadi mereka, tetapi juga berguna bagi kita sendiri. Sebab, setelah didoakan, mereka pun akan berdoa bagi kita, (Gereja) yang masih berjuang di dunia ini. Di sini pula kesatuan yang erat dan tak terputuskan antara kita dan mereka yang sudah meninggal. 

Mengingat, berterima kasih dan meneladan 

 Beberapa tahun lalu, bersama-sama dengan para frater novis Karmel kami berjalan kaki dari Biara Karmel Batu ke Malang. Tujuan kami adalah mengunjungi makam Rm. Singgih yang terletak di kompleks makam Biara para Suster Ursulin, Celaket, Kota Malang. Perjalanan kami lanjutkan ke makam Kristen Sukun, di mana dimakamkan para romo dan bruder Karmel dan banyak imam, biarawan-biarawati lain dan umat. Sorenya kami melanjutkan perjalanan, dan menginap di Pastoran Kepanjen (Malang Selatan). Paginya kami berjalan kaki ke Lodalem, sebuah paroki di Malang Selatan, mengunjungi makam Rm. Lohuis, seorang Romo Karmel yang meninggal di tengah-tengah pelayanannya yang penuh semangat bagi umat di pedesaan. Ziarah ke makam-makam itu membawa kesan tersendiri bagi para frater muda itu. Lebih berkesan lagi, karena ziarah kami lakukan dengan jalan kaki lebih 60 km. Berziarah artinya berkunjung. Kita mengunjungi para pendahulu yang sudah meninggal, sebagai tanda cinta dan mengingat mereka. 

 Tak jarang terjadi, ketika orang sudah meninggal, kita melupakan mereka. Karena itu, peringatan arwah sebetulnya bukan hanya kesempatan untuk mendoakan mereka, tetapi juga untuk mengingat hidup mereka, untuk terima kasih atas kebaikan yang mereka lakukan, dan juga belajar dari teladan baik yang mereka tinggalkan. Tidak boleh kita lupakan, kita banyak berhutang pada mereka yang telah mendahului kita. 

 Menarik untuk direnungkan, mengapa tempat istriahat untuk mereka yang sudah meninggal disebut "makam". Kata ini berasal dari bahasa Arab "maqam" (Ibrani: maqom) artinya "tempat" atau "kedudukan". Mereka yang sudah meninggal adalah mereka yang mendapatkan "tempat" atau "kedudukan" baik di dunia maupun di alam baka. Mereka yang sudah meninggal juga perlu mempunyai "tempat tertentu" dalam hidup kita. Sebab itu, dalam bahasa Jawa, makam disebut "pundhen", dari kata "pepundhen", yaitu "yang dipundhi/pundhi", artinya yang dijaga, dihormati, diluhurkan, dan sebagainya. 

 Mereka yang sudah meninggal perlu diingat, dihormati dan diteladani hal yang baik yang ditinggalkannya oleh kita. 

Oleh Ign. Budiono, O.Carm  / Cafe Rohani 2014

Peringatan Mulia Arwah Semua Orang Beriman

Sebab inilah kehendak Bapa-Ku, yaitu supaya setiap orang, yang melihat Anak dan yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal, dan supaya Aku membangkitkan-Nya pada akhir zaman.” (Yoh 6:40)

† Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus. Amin.

Saudara-saudari terkasih dalam nama Tuhan Yesus Kristus.

Setiap orang pasti memiliki kenangan akan orang yang sudah meninggal, mungkin orangtua, keluarga, sahabat, kenalan dan yang lain. Bagaimana keadaan mereka sekarang? Apakah bahagia atau sebaliknya?? Mungkin kita tidak mendapatkan jawaban yang memuaskan hati dan pikiran kita. Karena hal itu menjadi bagian dari misteri kematian, yang hanya bisa dijangkau dari sudut atau sisi iman. Sebagai pengikut Kristus, sebagai umat Kristiani; dasar iman kita adalalah kebangkitan-Nya dan pada akhir hidup-Nya manusia akan diikut sertakan dalam kemuliaan-Nya. Diharapkan agar kita tetap setia dalam iman sampai akhir hayat, sampai mati. Hidup kekal dimungkinkan kalau kita mengimani kebangkitan Kristus, yang dalam Injil Yohanes 6:40 dijanjikan olehNya dan dikehendaki Bapa: "Yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal, dan supaya Aku mem bangkitkannya pada akhir zaman."

Saudara-saudara terkasih.

Gereja Katolik menandai hari ini sebagai hari untuk mendoakan arwah semua orang beriman. Tiap tanggal 2 November seluruh Gereja diajak untuk menunjukkan kasih kepada jiwa orang yang mungkin tidak kita ketahui persis keadaannya. Sekaligus kita juga diingatkan bahwa suatu ketika kita akan mendapat giliran dipanggil Tuhan. Ada kata bijak: "Hodie mici, cras tibi." Hari ini giliranku, esok giliranmu. Berarti kita diminta untuk waspada, bersiap-siap, berjaga-jaga. Karena kita tidak tahu persis kapan harinya. Kepercayaan akan hidup kekal inilah yang memberikan harapan bagi setiap orang beriman. Sebagai orang beriman hidup tidak berakhir pada kematian, melainkan dilanjutkan dengan hidup kekal di sorga. Sebagaimana Yesus telah wafat dan bangkit, demikian juga Allah akan membangkitkan bersama Yesus mereka yang telah meninggal dalam Dia. Dalam Adam semua orang mati, demikian juga dalam Kristus semua orang dihidupkan.

Saudara-saudari terkasih.

Dasar iman akan kebangkitan Yesus, menjadi hal yang sangat fundamental di dalam Gereja Katolik dan iman Katolik. Karena kalau kita tidak percaya atau masih meragukan sengsara, wafat dan kebangkitan Yesus, maka sia-sialah iman kepercayaan kita. Bagi sanak saudara kita yang mengimani-Nya, yang sudah meninggal; disediakan tempat abadi di surga. Maka doa dan harapan akan kebagahiaan kekal dalam kemuliaan sorga, setiap tanggal 2 November kita peringati, setelah sehari sebelumnya pada tanggal 1 November kita menge nangkan kesatuan Gereja dengan mereka yang telah bahagia abadi di sorga, yaitu para Kudus para santo dan santa, juga para beato dan beata. Perjuangan hidup sehari-hari, sebagai perwujudan iman menemukan maknanya dalam keselamatan yang dianugerahkan bagi kita berkat atau lewat sengsara, wafat dan kebangkitan Tuhan Yesus Kristus. Kita percaya, kita dipersatukan dengan Yesus dalam sengsara, wafat dan bangkit.

Saudara-saudari terkasih.

Setiap perbuatan baik yang kita lakukan, aneka bentuk solidaritas serta tindakan kasih serta kesalehan yang kita lakukan adalah perwujudan iman Katolik kita. Janganlah kita terlalu miskin dan kikir untuk mewujudkan kasih persaudaran dan hormat kepada sesama. Maka selayaknyalah dan sepantasnyalah kita teruskan kepada orang-orang yang ada di sekitar kita. Kita bagikan, kita berikan, kita teruskan kepada sesama kita. Kita bagikan, berikan serta teruskan kepada siapa? Jangan kita berpikir jauh-jauh, atau pun tinggi- tinggi. Pertama-tama bisa kita teruskan pada yang paling dekat dengan kita dan yang tinggal bersama kita. Yaitu anggota keluarga kita: orangtua, suami-isteri dan anak-anak kita. Juga kepada tetangga kiri-kanan, depan-belakang rumah kita. Kepada teman di tempat kerja. Juga kepada orang-orang yang sering kita temui dalam berpelayanan, berorganisasi, berpolitik, berpartai. Mereka adalah saudara kita, mereka bukan pesaing kita, bukan musuh kita!
  
REFLEKSI:

Sudah layakkah kita disebut orang beriman, sebesar apa iman kita pada Yesus: Guru, Pemimpin dan Tuhan kita?

MARILAH KITA BERDOA:

Bapa, Allah di sorga; Engkau telah menganugerahkan kepada kami iman yang teguh akan Putra-Mu, yang bangkit dari antara orang mati. Semoga Engkau juga meneguhkan harapan kami, bersama para hambaMu yang sudah meninggal, akan bangkit untuk hidup kekal, ya Bapa... Doa ini kami persembahkan dalam nama Putra-Mu, Tuhan kami, Amin. 
 
Renungan LUMEN 2000

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy