| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Rabu, 23 November 2016 Hari Biasa Pekan XXXIV

Rabu, 23 November 2016
Hari Biasa Pekan XXXIV
 
Dengan mengembara di antara penganiayaan dunia dan hiburan yang diterimanya dari Allah, Gereja maju. --- St. Agustinus
 

Antifon Pembuka (Why 15:3bc)

Agung dan mengagumkan segala karya-Mu, ya Tuhan Allah Mahakuasa! Adil dan benar segala tindakan-Mu, ya Raja segala bangsa.
 
Doa Pagi
  

Allah Bapa yang Mahabaik, kami bersyukur karena Engkau telah menunjukkan jalan keselamatan kepada kami dalam diri Yesus Kristus, Putra-Mu. Semoga Sabda-Nya yang kami dengar sungguh menjadi bekal perjalanan hidup kami untuk mewujudkan cinta kasih, keadilan dan damai sejahtera serta untuk memasuki Kerajaan-Mu yang abadi. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
  
Bacaan dari Kitab Wahyu (15:1-4)
      
 
"Mereka melagukan nyanyian Musa dan nyanyian Anak Domba."
    
Aku, Yohanes, melihat suatu tanda di langit, besar dan ajaib. Tujuh malaikat dengan tujuh malapetaka terakhir. Dengan itu berakhirlah murka Allah. Dan aku melihat sesuatu bagaikan lautan kaca bercampur dengan api, dan di tepi lautan kaca itu berdirilah orang-orang yang telah mengalahkan binatang itu dan patungnya dan bilangan namanya. Mereka memegang kecapi Allah. Dan mereka menyanyikan nyanyian Musa, hamba Allah, dan nyanyian Anak Domba, bunyinya, “Besar dan ajaiblah segala karya-Mu ya Tuhan, Allah yang mahakuasa! Adil dan benar segala tindakan-Mu, ya raja segala bangsa! Siapakah yang tidak takut, ya Tuhan, dan yang tidak memuliakan nama-Mu? Sebab hanya Engkaulah yang kudus; semua bangsa akan datang dan sujud menyembah Engkau, sebab telah nyatalah kebenaran segala penghakiman.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
  
Mazmur Tanggapan
Ref. Besar dan ajaiblah segala karya-Mu, ya Tuhan, Allah yang mahakuasa!
Ayat. (Mzm 98:1.2-3ab.7-8.9)
1. Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan, sebab Ia telah melakukan karya-karya yang ajaib; keselamatan telah dikerjakan oleh tangan kanan-Nya, oleh lengan-Nya yang kudus.
2. Tuhan telah memperkenalkan keselamatan yang datang dari pada-Nya, telah menyatakan keadilan-Nya di hadapan para bangsa. Ia ingat akan kasih dan kesetiaan-Nya terhadap kaum Israel, segala ujung bumi telah melihat keselamatan yang datang dari Allah kita.
3. Biarlah gemuruh laut dan segala isinya, dunia dan semua yang diam di dalamnya! Biarlah sungai-sungai bertepuk tangan, dan gunung-gemunung bersorak sorai bersama-sama.
4. Biarlah mereka bersorak di hadapan Tuhan, sebab Ia datang untuk menghakimi bumi. Ia akan menghakimi dunia dengan keadilan, dan mengadili bangsa-bangsa dengan kebenaran.
  
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Why 2:10)
Hendaklah engkau setia sampai mati, sabda Tuhan dan Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan.     

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (21:12-19)
    
"Karena nama-Ku kalian akan dibenci semua orang tetapi tidak sehelai pun rambut kepalamu akan hilang."
      
Pada waktu itu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Akan datang harinya kalian ditangkap dan dianiaya. Karena nama-Ku kalian akan diserahkan ke rumah-rumah ibadat, dimasukkan ke dalam penjara, dan dihadapkan kepada raja-raja dan para penguasa. Hal itu akan menjadi kesempatan bagimu untuk bersaksi. Sebab itu tetap teguhlah di dalam hatimu, jangan kalian memikirkan lebih dahulu pembelaanmu. Aku sendirilah yang akan memberi kalian kata-kata hikmat, sehingga kalian tak dapat ditentang atau dibantah lawan-lawanmu. Dan kalian akan diserahkan juga oleh orang tuamu, saudara-saudaramu, kaum keluargamu dan sahabat-sahabatmu, dan beberapa orang di antaramu akan dibunuh; karena nama-Ku kalian akan dibenci semua orang. Tetapi tidak sehelai pun rambut kepalamu akan hilang. Kalau kalian tetap bertahan, kalian akan memperoleh hidupmu.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.
  
Renungan

 
  Konteks perkataan Yesus dalam bacaan Injil di atas adalah peringatan bagi para murid-murid-Nya, bagaimana mereka akan mengalami kesulitan dalam tugas pewartaan Injil pada masa-masa Gereja Perdana. Derita penganiayaan tidak boleh menjadi rintangan. Sebaliknya, saat-saat itu akan menjadi kesempatan bagi mereka untuk bersaksi. Karena itu, Yesus ingin meneguhkan para murid-Nya supaya tidak gentar menghadapi orang-orang yang membenci mereka karena iman dan pewartaan akan Yesus, Sang Juruselamat. Yesus sendiri akan membuat mereka mampu mewartakan Injil, sekaligus menjadikan pewartaan itu sebagai pembelaan bahwa apa yang mereka imani sungguh benar adanya. Para rasul telah menunjukkan teladan kesetiaan mereka sampai mati. Para rasul - dan para martir dalam Gereja Katolik sampai saat ini  merelakan diri sampai mati, karena apa yang mereka imani - dan juga kita imani - adalah kebenaran mutlak, bahwa Yesus adalah Tuhan dan Juruselamat kita. Seandainya apa yang kita imani bukan kebenaran, tidak ada satu orang pun yang rela kehilangan nyawanya. Justru demi menutupi kebohongan dan kejahatan, orang tega menganiaya dan menghilangkan nyawa orang. 
 
 Bagi Gereja universal saat ini, penganiayaan karena iman masih terjadi di negara-negara di mana umat Kristiani menjadi minoritas. Sekiranya tidak ada orang-orang Kristiani di sana, tentu tidak akan ada penganiayaan. Penganiayaan itu masih terjadi, justru karena mereka terus bersaksi akan iman kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Di negara kita pun masih ada penganiayaan terhadap umat Kristiani, misalnya dengan mempersulit pembangunan gereja, pembubaran paksa atau provokasi ketika ada pertemuan doa, atau mungkin kita sendiri juga mengalami penghinaan atau cemoohan hanya karena kita pengikut Kristus. 
 
 Bagaimanapun, derita karena mengimani Kristus, entah berapa pun kadarnya, tetap merupakan konsekuensi dari iman kita. Yesus sendiri mengalami siksaan sampai wafat di kayu salib demi kita. Kita hanya diminta untuk tetap setia sampai akhir hayat. Segala pembelaan dan kekuatan untuk menghadapi penganiayaan itu, Tuhan sendiri yang menyediakan. Hanya kesetiaan. Kesetiaan kita jalankan dengan tetap memancarkan kasih, bahkan terhadap orang-orang yang memusuhi kita. Dengan kesetiaan Kristus itu, kita turut mengalahkan kejahatan di dunia. Kesetiaan itu juga yang akan membawa kita menerima mahkota kehidupan kekal. Dan kelak kita pun boleh turut bersama para malaikat di surga, menyerukan nyanyian Musa dan nyanyian Anak Domba, nyanyian pujian syukur atas kebesaran karya-karya Tuhan. 
 
Antifon Komuni (Why 2:10c)
 
Hendaklah kalian setia sampai mati, dan Aku akan mengaruniai kalian mahkota kehidupan. 

  
KAN/Inspirasi Batin 2016

Selasa, 22 November 2016 Peringatan Wajib Sta. Sesilia, Perawan dan Martir

Selasa, 22 November 2016
Peringatan Wajib Sta. Sesilia, Perawan dan Martir

“Surga adalah perjumpaan kita dengan Bapa yang terjadi dalam Kristus yang bangkit melalui persekutuan Roh Kudus.” (St. Yohanes Paulus II)

         
Antifon Pembuka

Inilah martir sejati yang bersedia menumpahkan darah untuk membela nama Kristus. Ia tidak takut menghadapi ancaman di pengadilan. Kerajaan surga kini menjadi miliknya.

Doa Pagi


Allah Bapa sumber kehidupan kekal, menjadi pengikut Kristus Putra-Mu akan selalu berhadapan dengan kenyataan ditolak, dimusuhi bahkan dianiaya. Berilah aku keteguhan hati untuk tetap setia dengan mengingat janji keselamatan-Mu seperti diteladankan oleh St. Sesilia. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu dan Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
 
   Yohanes melihat Anak Manusia duduk di atas awan, memegang sabit tajam di tangannya yang dipakai-Nya untuk memotong tuaian di bumi yang sudah masak. Seorang malaikat lain dengan sabit tajam memotong buah anggur di bumi. Dari buah anggur yang dikilang mengalirlah darah.

 
Bacaan dari Kitab Wahyu (14:14-20)
        
"Sudah tiba saatnya untuk menuai sebab tuaian di bumi sudah masak."
  
Aku, Yohanes, melihat, sesungguhnya ada awan putih. Di atas awan itu duduk seorang seperti Anak Manusia dengan sebuah mahkota emas di kepalanya dan sebilah sabit tajam di tangannya. Lalu keluarlah seorang malaikat lain dari bait suci. Ia berseru dengan suara nyaring kepada Dia yang duduk di atas awan itu, “Ayunkanlah sabit-Mu itu dan tuailah, karena sudah tiba saatnya untuk menuai, sebab tuaian di bumi sudah masak.” Maka Dia yang duduk di atas awan itu, mengayunkan sabit-Nya ke atas bumi, dan bumi pun dituailah. Lalu seorang malaikat lain keluar dari bait suci di surga. Ia pun memegang sebilah sabit tajam. Dan seorang malaikat lain datang dari mezbah. Ia berkuasa atas api, dan ia berseru dengan suara nyaring kepada malaikat yang memegang sabit tajam itu, katanya, “Ayunkanlah sabitmu yang tajam itu dan potonglah buah pohon anggur di bumi karena buahnya sudah masak.” Lalu malaikat itu mengayunkan sabitnya ke atas bumi, dan memotong buah pohon anggur di bumi dan melemparkannya ke dalam kilangan besar, yaitu murka Allah. Maka buah anggur itu dikilang di luar kota dan dari kilangan itu mengalirlah darah, tingginya sampai ke kekang kuda, dan jauhnya dua ratus mil.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan datang menghakimi bumi.
Ayat. (Mzm 96:10.11-12.13)
1. Katakanlah di antara bangsa-bangsa, “Tuhan itu Raja! Dunia ditegakkan-Nya, tidak akan goyah. Ia akan mengadili bangsa-bangsa dalam kebenaran.”
2. Biarlah langit bersukacita dan bumi bersorak-sorai, biar gemuruhlah laut serta segala isinya! Biarlah beria-ria padang dan segala yang ada di atasnya, dan segala pohon di hutan bersorak-sorai.
3. Biarlah mereka bersukacita di hadapan Tuhan, sebab Ia datang, sebab Ia datang untuk menghakimi bumi. Ia akan menghakimi dunia dengan keadilan, dan bangsa-bangsa dengan kesetiaan-Nya.
 
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (Why 2:10c) 
Hendaklah engkau setia sampai mati, sabda Tuhan, dan Aku akan mengurniakan kepadamu mahkota kehidupan.
 
Yesus menegaskan bahwa Bait Allah akan hancur. Mereka juga harus tetap waspada terhadap ajaran-ajaran sesat karena banyak orang akan datang atas nama-Nya.

  
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (21:5-11)
    
"Tidak ada satu batu pun akan dibiarkan terletak di atas batu yang lain."
  
Ketika itu beberapa orang berbicara tentang Bait Allah dan mengagumi bangunan yang dihiasi dengan batu indah, dan berbagai macam barang persembahan. Tetapi Yesus berkata kepada mereka, “Akan tiba harinya segala yang kalian lihat di situ diruntuhkan, dan tidak akan ada satu batu pun dibiarkan terletak di atas batu yang lain.” Lalu murid-murid bertanya, “Guru, bilamanakah hal itu akan terjadi? Dan apakah tandanya, kalau itu akan terjadi?” Jawab Yesus, “Waspadalah, jangan sampai kalian disesatkan. Sebab banyak orang akan datang dengan memakai nama-Ku, dan berkata, ‘Akulah Dia’ dan ‘Saatnya sudah dekat’. Janganlah kalian mengikuti mereka. Dan bila kalian mendengar kabar tentang perang dan pemberontakan, janganlah kalian terkejut. Sebab semuanya itu harus terjadi dahulu, tetapi itu tidak berarti kesudahannya akan datang segera.” Kemudian Yesus berkata kepada mereka, “Bangsa akan bangkit melawan bangsa dan kerajaan melawan kerajaan. Akan terjadi gempa bumi yang dahsyat, dan di berbagai tempat akan ada penyakit sampar dan kelaparan. Dan akan terjadi juga hal-hal yang mengejutkan dan tanda-tanda yang dahsyat dari langit.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

   
Nubuat Yesus tentang kerutuhan Bait Allah dikaitkan dengan kedatangan-Nya yang kedua. Berkaitan dengan hal ini, Dia menasihatkan supaya semua waspada dan awas, terutama dengan munculnya nabi-nabi palsu yang mengaku sebagai Yesus. Oleh karena itu, kita sebagai umat-Nya yang hidup di zaman penantian akan kedatangan-Nya yang kedua ini, juga mesti menjaga diri untuk tetap fokus kepada Allah supaya tidak mudah disesatkan oleh pemberitaan-pemberitaan yang tidak benar tentang kedatangan Yesus.

Antifon Komuni (Mzm 96:13)
 
Bersukarialah di hadapan Tuhan, sebab Ia datang. Ia datang menghakimi dunia. Ia akan menghakimi dunia dengan adil, dan para bangsa dengan tepat. 
 
 Doa Malam

Tuhan Yesus, tiada sesuatu yang abadi di dunia ini. Oleh karena itu, berilah aku kekuatan untuk berusaha berlaku tabah dan setia kepada-Mu dalam menjalani hidup yang tak luput dari berbagai godaan ini. Ampunilah aku karena masih mudah tergoda untuk mencari kepuasan dan kebahagiaan duniawi dan kurang memperhatikan perkara-perkara surgawi yang bernilai abadi. Amin.

RUAH

Senin, 21 November 2016 Peringatan Wajib SP. Maria Dipersembahkan kepada Allah

Senin, 21 November 2016 
Peringatan Wajib SP. Maria Dipersembahkan kepada Allah

Allah Putra …. telah lahir sempurna dari Maria yang suci dan tetap Perawan oleh Roh Kudus…. (St. Epifanus, 374)

Antifon Pembuka (Ydt 13:23-25)

Diberkatilah engkau, Santa Perawan Maria, oleh Allah yang Mahatinggi melebihi semua wanita. Namamu diharumkan oleh Tuhan dan dimasyhurkan orang senantiasa.

Doa Pagi

Allah Bapa, sumber segala rahmat dan kurnia, peringatan Santa Perawan Maria kami rayakan. Semoga berkat doa dan permohonannya kami dipenuhi dengan rahmat-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
     
Bacaan dari Kitab Wahyu (14:1-3.4b-5)
      
  
"Pada dahi mereka tertulis nama Anak Domba dan nama Bapa-Nya."
    
Aku, Yohanes, melihat. Sungguh, Anak Domba berdiri di bukit Sion dan bersama-sama dengan Dia seratus empat puluh empat ribu orang. Pada dahi mereka itu tertulis nama Anak Domba dan nama Bapa-Nya. Lalu aku mendengar suatu suara dari langit bagaikan desau air bah dan bagaikan deru guruh yang dahsyat. Dan suara yang kudengar itu bunyinya seperti permainan kecapi. Seratus empat puluh empat ribu orang itu menyanyikan suatu nyanyian baru di hadapan takhta dan di depan keempat makhluk serta tua-tua. Tidak seorang pun dapat mempelajari nyanyian itu selain keseratus empat puluh empat ribu orang yang telah ditebus dari bumi. Merekalah orang-orang yang mengikuti Anak Domba ke mana saja Ia pergi. Mereka ditebus dari antara manusia sebagai kurban-kurban sulung bagi Allah dan bagi Anak Domba. Dan di dalam mulut mereka tiada terdapat dusta. Mereka tidak bercela.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan
Ref. Inilah angkatan yang mencari wajah-Mu, ya Tuhan.
Ayat. (Mzm 24:1-2. 3-4ab. 5-6)
1. Milik Tuhanlah bumi dan segala isinya, jagat dan semua yang diam di dalamnya. Sebab Dialah yang mendasarkan bumi di atas lautan, dan menegakkannya di atas sungai-sungai.
2. Siapakah yang boleh naik ke gunung Tuhan? Siapakah yang boleh berdiri di tempat-Nya yang kudus? Orang yang bersih tangannya dan murni hatinya, yang tidak menyerahkan diri kepada penipuan.
3. Dialah yang akan menerima berkat dari Tuhan dan keadilan dari Allah, penyelamatnya. Itulah angkatan orang-orang yang mencari Tuhan, yang mencari wajah-Mu ya Allah Yakub.
 
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (Mat 24:42, 44)  
Berjaga-jaga dan bersiap-siaplah, sebab Anak Manusia datang pada saat yang tidak kalian duga.
 
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (21:1-4)
   
"Yesus melihat seorang janda miskin memasukkan dua peser ke dalam peti derma."
     
Di Bait Allah, tatkala mengangkat muka, Yesus melihat orang-orang kaya memasukkan persembahan mereka ke dalam peti persembahan. Ia melihat juga seorang janda miskin memasukkan dua peser ke dalam peti itu. Maka Yesus berkata, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya janda miskin itu memberi lebih banyak daripada semua orang itu. Sebab mereka semua memberikan persembahannya dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberikan dari kekurangannya, bahkan ia memberikan seluruh nafkahnya.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
 
Renungan

 
Injil menceritakan bagaimana seorang janda miskin mempersembahkan dua peser dan orang kaya mempersembahkan banyak uang. Yesus mengatakan bahwa janda itu memberikan lebih daripada semua orang lain, karena ia memberikan dan kekurangannya bahkan seluruh nafkahnya. Uang janda itu hanya dua keping dan itu seharusnya digunakan untuk hidupnya, tetapi itu semua dipersembahkan di kenisah. Ia memberikan seluruh hidupnya.

Bunda Maria juga mempersembahkan seluruh hidupnya pada kehendak Allah. Dengan menerima panggilan Tuhan menjadi Ibu Penebus. Ia menyerahkan seluruh hidupnya kepada kehendak Allah. Ia dengan setia melaksanakan kehendak Allah. Ia mendidik dan mengikuti Yesus sampai kematian-Nya. Seluruh hidupnya adalah untuk Allah, tidak untuk dirinya sendiri. "Aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut kehendak-Mu." (Luk 1:38). 
 
 Gambaran janda miskin yang mempersembahkan seluruh nafkahnya sesuai dengan apa yang dilakukan Bunda Maria, yaitu mempersembahkan seluruh hidupnya pada Allah sendiri. 
 
 Bagaimana dengan aku? Apakah aku juga rela mempersembahkan hidupku pada Tuhan? Apa yang akan aku lakukan dalam hidupku, sebagai tanda bahwa aku mempersembahkan hidupku pada Tuhan secara penuh? 
      
Antifon Komuni (Luk 1:49)
 
Besarlah perbuatan Yang Mahakuasa bagiku, dan kuduslah nama-Nya. 
 
 
Inspirasi Batin 2016

Minggu, 20 November 2016 Hari Raya Tuhan kita Yesus Kristus Raja Semesta Alam.

Minggu, 20 November 2016
Hari Raya Tuhan kita Yesus Kristus Raja Semesta Alam.
  

Kerajaan Kristus sudah Ada dalam Gereja, namun belum diselesaikan oleh kedatangan Raja di bumi "dengan segala kekuasaan dan kemuliaan" (Luk 21:27) Bdk. Mat 25:31.. Ia masih diserang oleh kekuatan-kekuatan jahat Bdk. 2 Tes 2:7., walaupun mereka sebenarnya sudah dikalahkan oleh Paskah Kristus. Sampai segala sesuatu ditaklukkan kepada-Nya Bdk. 1 Kor 15:28., "sampai nanti terwujudkan langit baru dan bumi baru, yang diwarnai keadilan, Gereja yang tengah mengembara, dalam Sakramen-sakramen serta lembaga-lembaganya yang termasuk zaman ini, mengemban citra zaman sekarang yang akan lalu. Gereja berada di tengah alam tercipta, yang hingga kini berkeluh-kesah dan menanggung sakit bersalin, serta merindukan saat anak-anak Allah dinyatakan" (LG 48). Oleh karena itu orang Kristen berdoa, terutama dalam perayaan Ekaristi Bdk. 1 Kor 11:26., supaya kedatangan kembali Kristus Bdk. 2 Ptr 3:11-12. dipercepat, dengan berseru: "Datanglah Tuhan" (1 Kor 16:22; Why 22:17.20). (Katekismus Gereja Katolik, 671)

      

Antifon Pembuka (Why. 5:12, 1:6)

Pantaslah Anak Domba yang disembelih itu menerima kuasa dan kekayaan, hikmat, kekuatan, dan hormat. Bagi Dialah kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya.


How worthy is the Lamb who was slain. to receive power and divinity, and wisdom and strength and honor. To him belong glory and power for ever and ever.

Dignus est Agnus, qui occisus est, accipere virtutem, et divinitatem, et sapientiam, et fortitudinem, et honorem. Ipsi gloria et imperium in sæcula sæculorum.

 

Doa Pagi

 
Allah Yang Mahakuasa dan kekal, Engkau berkenan membarui segala sesuatu dalam diri Putra-Mu terkasih, Raja Semesta Alam. Semoga segala makhluk yang telah dibebaskan dari perbudakan berhamba pada kebesaran-Mu dan tanpa henti memuji-muji Engkau. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

  
Bacaan dari Kitab Kedua Samuel (5:1-3)
       
"Mereka mengurapi Daud menjadi raja atas Israel."
    
Sekali peristiwa datanglah segala suku Israel kepada Daud di Hebron. Mereka itu berkata, “Ketahuilah, kami ini darah dagingmu. Telah lama, yakni ketika Saul masih memerintah atas kami, engkaulah yang memimpin segala gerakan orang Israel. Lagipula Tuhan telah berfirman kepadamu: Engkaulah yang harus menggembalakan umat-Ku Israel, dan engkaulah yang menjadi raja atas Israel.” Maka datanglah semua tua-tua Israel menghadap Daud di Hebron, lalu Daud mengadakan perjanjian dengan mereka di sana, di hadapan Tuhan. Kemudian mereka mengurapi Daud menjadi raja atas Israel.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = c, 2/4, PS 844
Ref. 'Ku menuju ke altar Allah dengan sukacita.
Ayat. (Mzm 122.1-2.4-5; R:1)

1. Ku bersukacita waktu orang berkata kepadaku: Mari kita pergi ke rumah Tuhan. Sekarang kaki kami berdiri di gerbangmu, hai Yerusalem.
2. Kepadamu suku-suku berziarah, yakni suku-suku Tuhan, untuk bersyukur pada nama Tuhan sesuai dengan peraturan.

Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Kolose (1:12-20)
 
"Allah telah memindahkan kita ke dalam Kerajaan Anak-Nya yang terkasih."
 
Saudara-saudara, semoga kamu mengucap syukur dengan sukacita kepada Bapa, yang membuat kamu layak mendapat bagian dalam apa yang ditentukan untuk orang-orang kudus di dalam Kerajaan Terang. Ia telah melepaskan kita dari kuasa kegelapan dan memindahkan kita ke dalam Kerajaan Anak-Nya yang terkasih; di dalam Kristus itulah kita memiliki penebusan kita, yaitu pengampunan dosa. Kristus adalah gambar Allah yang tidak kelihatan, Dia adalah yang sulung, yang lebih utama dari segala yang diciptakan, karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di surga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana maupun kerajaan, baik pemerintah maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia. Ia ada mendahului segala sesuatu, dan segala sesuatu ada di dalam Dia. Dialah kepala tubuh, yaitu jemaat. Dialah yang sulung, yang pertama bangkit dari antara orang mati, sehingga Ia lebih utama dalam segala sesuatu. Seluruh kepenuhan Allah berkenan diam di dalam Dia, dan oleh Dialah Allah memperdamaikan segala sesuatu dengan diri-Nya, baik yang ada di bumi maupun yang ada di surga, sesudah Ia mengadakan pendamaian oleh darah salib Kristus.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = f, 2/4, PS 961
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Mrk 11:9.10)
Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan! Diberkatilah Kerajaan yang datang, Kerajaan bapa kita Daud!


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (23:35-43)
 
"Tuhan, ingatlah akan daku, apabila Engkau datang sebagai Raja."
 
Ketika Yesus bergantung di salib, pemimpin-pemimpin bangsa Yahudi mengejek-Nya, “Orang lain Ia selamatkan, biarlah sekarang Ia menyelamatkan diri-Nya sendiri, jika Ia benar-benar Mesias, orang yang dipilih Allah!” Juga prajurit-prajurit mengolok-olokkan Dia; mereka mengunjukkan anggur asam kepada-Nya dan berkata, “Jika Engkau raja orang Yahudi, selamatkanlah diri-Mu!” Ada juga tulisan di atas kepala-Nya, “Inilah Raja Orang Yahudi”. Salah seorang dari penjahat yang digantung itu menghujat Yesus, katanya, “Bukankah Engkau Kristus?” Selamatkanlah diri-Mu sendiri dan kami!” Tetapi penjahat yang seorang lagi menegur dia, katanya, “Tidakkah engkau takut, juga tidak kepada Allah? Padahal engkau menerima hukuman yang sama! Kita memang selayaknya dihukum, sebab kita menerima balasan yang setimpal dengan perbuatan kita. Tetapi orang ini tidak berbuat sesuatu yang salah.” Lalu ia berkata kepada Yesus, “Yesus, ingatlah akan daku, apabila Engkau datang sebagai Raja!” Kata Yesus kepadanya, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama Aku di dalam Firdaus.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

   
Bagi kita umat Kristiani, Kristus adalah Raja. Namun Ia bukan raja biasa, melainan Raja Semesta Alam. Seorang raja pasti memiliki sebuah takhta. Demikian pula dengan Yesus. Takhta yang dimiliki-Nya bahkan sangat luar biasa. Ia bertakhta di kayu salib. Dari ketinggian salib, dengan tangan-Nya yang terentang Ia hendak memeluk seluruh alam semesta ini dalam pelukan-Nya. Ia tahu bahwa alam semesta ini perlu diselamatkan. Sebagai Tuhan, Ia thu bahwa alam yang diciptakan-Nya telah menyimpang dari hakikatnya. Semestinya alam menunjukkan keagungan Tuhan. Namun karena dosa dan sikap serakah manusia, alam kehilangan kemurahannya. Umat manusia yang semestinya menunjukkan belas kasihnya sebagai citra Allah juga tak mampu menampilkan sikap belas kasih Allah.

Dalam situasi berdosa inilah maka Allah Bapa memberikan putra-Nya untuk menebus alam semesta. Ia mengutus Yesus untuk menyelamatkan alam semesta yang korup, hancur dan menuju rusak. Namun cara yang harus ditempuh Yesus untuk menjadi raja sungguh tidak masuk akal, bahkan tidak manusiawi. Ia harus rela menjadi hina, bahkan kehilangan derajat-Nya sebagai raja. Ia harus merentangkan tangan-Nya selebar-lebarnya di atas salib, tanda paling hina sebagai seorang pendosa. Namun Yesus sungguh menyadari bahwa jalan inilah satu-satunya cara yang dapat Ia lakukan untuk membawa alam semesta kembali kepada derajatnya yang mulia.

Meskipun maksud dan niat Yesus sungguh mulia, Ia tetap mendapatkan halangan dan rintangan. Ia harus berhadapan dengan umat-Nya sendiri yang tidak mau diperbaiki. Bahkan umat-Nya inilah yang membawa Dia untuk disalibkan. Memang tujuan mulia tak selamanya mendapatkan balasan yang mulia. Namun dalam kejadian yang dialami oleh Yesus kita bisa belajar bahwa keagungan tak selamanya perlu untuk diungkapkan. Terkadang keagungan itu tersingkap sendiri atau bahkan diungkapkan oleh orang-orang yang dianggap hina. Hal inilah yang dialami oleh Yesus Kristus. Keagungan sebagai raja tidak diumumkan oleh orang-orang besar, namun justru diumumkan oleh seorang penjahat yang bertobat. Pengakuan penjahat inilah yang justru mengagungkan Yesus, karena Ia bukan hanya raja yang dapat memberi kebebasan, namun lebih dari itu, Ia adalah raja yang dapat memberi kehidupan kekal. Hal ini sungguh tampak dalam apa yang dikatakan Tuhan Yesus kepada penjahat yang bertobat itu, "Hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di Firdaus." Tak ada seorang raja pun yang dapat memberi kehidupan kekal seperti yang diberikan oleh Yesus. Kehidupan kekal hanya mungkin diberikan oleh Sang Pemberi Hidup, yaitu Yesus Sang Pencipta bintang Mulia, Yesus Sang Raja Semesta Alam.

Dari kejadian yang dialami oleh Yesus dan penjahat yang bertobat ini kita bisa belajar bahwa pembelaan atas diri kita dapat datang dari mana saja. Tak selamanya pembelaan dilakukan oleh orang yang selalu dianggap baik. Ada kalanya orang yang dianggap tak baik pun mampu membela kita. Kebenaran tak selamanya diungkapkan oleh orang baik, terkadang kebenaran justru terungkap di balik sikap yang tidak baik. Yesus Sang Raja, dinobatkan sebagai Raja bukan oleh orang-orang yang baik, tapi oleh seorang yang dianggap sebagai sampah masyarakat. Pengakuan kekuasaan Yesus justru datang dari orang yang dibuang oleh masyarakat.

Berdasarkan pada kejadian ini, semoga kita pun juga berefleksi bahwa tugas kita pun sama seperti tugas Yesus, yaitu memanusiakan manusia. Betapa banyak di sekitar kita para saudara kita yang telah kehilangan rasa kemanusiaannya. Akibatnya mereka tidak mampu menunjukkan sikap belas kasih yang merupakan ciri dasar umat manusia. Hal ini tampak dalam sikap-sikap yang tak bermoral maupun dalam sikap-sikap yang tak mau peduli pada kehidupan sesama makhluk Tuhan. Kiranya Hari Raya Kristus Raja Semesta Alam ini merupakan titik awal yang baik bagi kita untuk merenunggkan kembali tugas perutusan kita sebagai manusia, yaitu memuliakan alam ciptaan Tuhan dan memuliakan rasa kemanusiaan kita. Semoga rahmat Tuhan membuat kita sungguh mampu untuk bersikap penuh belas kasih sebagaimana Yesus yang selalu penuh dengan belas kasih. Amin. Tuhan memberkati. (Rm. FX. Sulistya Heru Prabowo, O.Carm/RUAH)
   
Antifon Komuni (Mzm 29:10-11)

Tuhan akan bertakhta sebagai Raja untuk selamanya. Tuhan akan memberkati umat-Nya damai.

Sedebit Dominus Rex in æternum: Dominus benedicet populo suo in pace.

The Lord sits as King for ever. The Lord will bless his people with peace.

Sabtu, 19 November 2016 Hari Biasa Pekan XXXIII

Sabtu, 19 November 2016
Hari Biasa Pekan XXXIII
    
“Kita terus-menerus membutuhkan belas kasih Allah dan wajib berdoa setiap hari, 'Dan ampunilah kesalahan kami' (Mat 6:12)” (St. Agustinus)

         

Antifon Pembuka (Mzm 144:1)
 
Terpujilah Tuhan, Gunung batuku! Ia mengajar tanganku bertempur, Ia melatih jari-jariku berperang. 
   
Doa Pagi

Allah Bapa kami yang Mahasempurna, manusia dan ciptaan lainnya Kau kehendaki disempurnakan oleh Ro-Mu yang telah Kaujanjikan. Semoga kami terbuka menerima daya hidup kami. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu dan Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
  
Yohanes melihat kedua saksi berdiri di hadapan Tuhan. Mereka memiliki kuasa menutup langit, mengubah air menjadi darah, menghajar bumi dengan pelbagai malapetaka dan membawa sukacita atas seluruh bumi. Mereka diperintahkan naik ke langit disaksikan oleh musuh-musuh mereka.
  

Bacaan dari Kitab Wahyu (11:4-12)
     
 
"Kedua nabi itu telah merupakan siksaan bagi semua orang yang diam di atas bumi."
     
Aku, Yohanes, mendengar suatu suara yang berkata, “Lihatlah kedua saksiku ini. Mereka itulah kedua pohon zaitun dan kedua kaki dian yang berdiri di hadapan Tuhan semesta alam. Jika ada orang yang hendak menyakiti keduanya keluarlah api dari mulut mereka dan menghanguskan semua musuh mereka. Jika ada orang yang hendak menyakiti mereka, maka orang itu harus mati secara demikian. Kedua saksi itu mempunyai kuasa menutup langit, supaya jangan turun hujan selama mereka bernubuat. Dimilikinya pula kuasa atas segala air untuk mengubahnya menjadi darah, dan untuk memukul bumi dengan segala jenis malapetaka, setiap kali dikehendakinya. Dan apabila mereka telah menyelesaikan kesaksiannya, maka binatang yang muncul dari jurang maut, akan memerangi mereka dan mengalahkan serta membunuh mereka. Mayat mereka akan terletak di atas jalan raya kota besar yang secara rohani disebut Sodom dan Mesir, di mana juga Tuhan mereka disalibkan. Dan orang-orang dari segala bangsa dan suku, bahasa dan kaum melihat mayat mereka tiga setengah hari lamanya dan orang-orang itu tidak akan memperbolehkan mayat itu dikubur. Dan para penduduk bumi akan bergembira dan bersukacita atas kedua saksi itu. Mereka akan berpesta dan saling mengirim hadiah, karena kedua nabi itu telah merupakan siksaan bagi semua orang yang diam di atas bumi. Tetapi, tiga setengah hari kemudian masuklah roh kehidupan dari Allah ke dalam kedua orang itu, sehingga mereka bangkit. Semua orang yang melihat mereka menjadi sangat takut. Dan orang-orang itu akan mendengar suara yang nyaring dari surga berkata kepada mereka, “Naiklah ke mari!” Lalu naiklah mereka ke langit, diselubungi awan, disaksikan oleh musuh-musuh mereka.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
  
Mazmur Tanggapan
Ref. Terpujilah Tuhan, Gunung Batuku!
Ayat. (Mzm. 144:1,2,9-10)
1. Terpujilah Tuhan, Gunng Batuku! Ia mengajar tanganku bertempur, Ia melatih jari-jariku berperang!
2. Ia menjadi tempat perlindungan dan kubu pertahananku, kota bentengku dan penyelamatku; Ia menjadi perisai, tempat aku berlindung. Dialah yang menundukkan bangsa-bangsa ke bawah kuasaku.
3. Ya Allah, aku hendak menyanyikan lagu baru bagi-Mu; dengan gambus sepuluh tali aku hendak bermazmur. Sebab Engkaulah yang memberikan kemenangan kepada raja-raja, dan yang membebaskan Daud, hamba-Mu.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (2Tim 1:10b) 
Juruselamat kita Yesus Kristus telah mematahkan kuasa maut dan mendatangkan hidup yang tidak dapat binasa.
  
Yesus memberi pencerahan kepada orang Saduki yang tidak percaya akan kebangkitan bahwa "di dunia sana" orang hidup seperti malaikat, tidak kawin dan dikawinkan dan menjadi anak-anak Allah.

  
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (20:27-40)
    
"Allah bukanlah Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup."
     
Pada suatu ketika datanglah kepada Yesus beberapa orang Saduki yang tidak mengakui adanya kebangkitan. Mereka bertanya kepada Yesus, “Guru, Musa menulis untuk kita perintah ini: Jika seorang yang mempunyai saudara laki-laki mati meninggalkan isteri tetapi tidak meninggalkan anak, maka saudaranya harus kawin dengan wanita itu dan membangkitkan keturunan bagi saudaranya. Ada tujuh orang bersaudara.. Yang pertama kawin dengan seorang wanita lalu mati tanpa meninggalkan anak. Lalu wanita itu dikawini oleh yang kedua, dan oleh yang ketiga, dan demikianlah berturut-turut oleh ketujuh saudara itu. Mereka semuanya mati tanpa meninggalkan anak. Akhirnya wanita itu pun mati. Bagaimana sekarang dengan wanita itu? Siapakah di antara orang-orang itu yang menjadi suaminya pada hari kebangkitan? Sebab ketujuhnya telah beristerikan dia.” Berkatalah Yesus kepada mereka, “Orang dunia ini kawin dan dikawinkan, tetapi orang yang dianggap layak mendapat bagian dalam dunia yang lain itu dan dalam kebangkitan dari antara orang mati tidak kawin dan tidak dikawinkan. Sebab mereka tidak dapat mati lagi. Mereka sama dengan malaikat-malaikat dan menjadi anak-anak Allah, karena mereka telah dibangkitkan. Tentang bangkitnya orang-orang mati, Musa telah memberitahukannya dalam nas tentang semak duri, di mana Tuhan disebut Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub. Ia bukanlah Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup, karena di hadapan Dia semua orang hidup.” Mendengar itu beberapa ahli Taurat berkata, “Guru, jawab-Mu itu tepat sekali.” Maka mereka tidak berani lagi menanyakan apa-apa kepada Yesus.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
 
Renungan

   
Masalah hidup sesudah kematian menjadi misteri setiap manusia. Yesus memberikan pemahaman bahwa standar hidup sesudah kematian, sangatlah berbeda dengan standar hidup sebelum kematian. Gambaran Yesus tentang hidup sesudah kematian merupakan gambaran kehidupan dalam Allah, yang dikuasai oleh nilai keilahian. Maka tidak heran, Yesus selalu menekankan supaya kkita sembari masih di dunia ini juga berusaha untuk menata hidup yang mengarah kepada hidup ilahi sesudah mati, yaitu hidup dalam persatuan penuh dengan Allah.

Antifon Komuni (Luk 20:37, 38)
 
Musa menyebut Tuhan Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub. Ia bukan Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup, sebab di hadapan Dia semua orang hidup. 
 
Doa Malam

Ya Tuhan Yesus, di hadapan-Mu semua orang hidup. Oleh karena itu, kumohon rahmat-Mu untuk selalu menyadari kefanaan dunia ini yang hanyalah sarana untuk bertumbuh dalam kasih dan kerahiman-Mu yang tak terbatas. Amin.

RUAH

Pengadilan Terakhir


Pengadilan Terakhir adalah tema besar pewartaan para nabi (Ul 7:10; Yoel 3-4; Mal 3:19), dan sang perintis, yakni Yohanes Pembaptis (Mat 3:7-12). Bahkan, Yesus sendiri juga memaklumkan tema Pengadilan Terakhir ini (Mrk 12:40). Pada waktu itu, Yesus akan datang sebagai Hakim (Mat 25:31-33), karena sebagai Penebus dunia, Dia memang memiliki hak definitif untuk mengadili tingkah laku dan hati manusia. Bapa telah menyerahkan wewenang pengadilan itu kepada Yesus (Yoh 5:22). 

 Dalam perjalanan sejarah manusia, orang jahat dan baik tumbuh bersama seperti gandum dan ilalang (Mat 13:24-30). Dalam Pengadilan Terakhir, Kristus datang untuk menentukan kemenangan kebaikan secara definitif atas kejahatan. Secara naluriah, manusiam emiliki pemahaman dasar dalam lubuk hatinya "ini baik" dan "itu buruk", tetapi manusia diberi kebebasan untuk memilih. Disayangkan, jika pilihannya keliru pada kejahatan. Allah tidak pernah menciptakan kejahatan. Allah hanya menciptakan kebaikan, sebagaimana dinyatakan dalam kitab Kejadian, "Allah menciptakan segala yang diciptakan-Nya itu, sungguh amat baik" (Kej 1:31). Maka, kejahatan hanyalah merupakan tiadanya kebaikan, seperti dikatakan oleh St. Agustinus. 

 Materi dalam Pengadilan Terakhir adalah: Pertama, tingkah laku manusia terhadap dirinya sendiri dan sesamanya (Mrk 12:38-40), khususnya mereka yang menderita dan sungguh-sungguh membutuhkan uluran tangan (Mat 25:31-46). Kedua, isi hati yang paling rahasia dari setiap orang (Luk 12:1-3; Rom 2:16; 1Kor 4:5). Ketiga, sikap menolak untuk percaya kepada rahmat yang ditawarkan Allah (Mat 11:20), khususnya kesempatan untuk bertobat dan menutup telinga terhadap Sabda Allah yang disampaikan oleh Yesus Kristus, Sang Hakim (Mat 12:41-42). Keempat, dengan sengaja tak mau mengendalikan lidahnya untuk menyakiti sesama (Mat 5:22). Kelima, kemunafikan (Mat 7:1-5). Keenam, penghujatan kepada Roh Kudus (Mrk 3:29; Mat 12:32), yaitu menyamakan Allah dengan kuasa kegelapan, sikap terang-terangan secara publik dan permanen melawan Allah. 

 Keenam materi Pengadilan Terakhir tersebut bisa dirangkum dalam: Menolak atau menerima cinta kasih terhadap Allah, sesama dan diri sendiri. Hukum cinta kasih menjadi ukuran Pengadilan Terakhir.  

 Sebagai refleksi, mungkin di sini perlu dijelaskan cara mencintai diri secara tepat. Mencintai diri sendiri itu tidak sama dengan egoisme. Egoisme justru menjadi akar segala dosa. Mencintai diri sendiri secara tepat berarti menjaga diri agar selaras dengan maksud penciptaan, yakni baik adanya. Cinta mengandaikan adanya antusiasme konstan dan tetap untuk melakukan yang baik. Cinta adalah bentuk, pengerak dan akar dari segala keutamaan, menuju Allah sebagai Kebaikan Tertinggi. 

 Indikator cinta dapat diamati dari kebaikan-kebaikan moral yang dilakukan seseorang. Moral merupakan "pola" keutamaan yang dihayati manusia. Moral tidak saja mengajarkan yang baik, tetapi juga mendorong secara kuat untuk melakukannya. Dorongan tersebut terungkap dalam antusiasme yang konstan dan tetap untuk menjaga kesucian diri. Itulah yang dimaksudkan St Paulus, ketika dia mengatakan, "Persembahkanlah tubuhmu sebagai kurban yang hidup dan berkenan kepada Allah; itulah ibadahmu yang sejati" (Rm 1:1). 

 Kalau demikian, siapa yang bisa lulus dari Pengadilan Terakhir? Pemazmur menyerukan doa berikut ini, "Jika Engkau menghitung-hitung kesalahan, ya Tuhan, siapakah yang dapat bertahan? Tetapi pada-Mu ada pengampunan" (Mzm 130:3-4a). Allah justru lebih tampak sebagai Allah, jika dipahami dan diimani sebagai Pengampun, bukan Penghukum. 

 Akhirnya, harus dikatakan bahwa belas kasih Allah itu tak terhingga melampaui segala dosa. Belas kasih Allah dan dosa kita itu ibarat lautan dan sepercik api. Lautan belas kasih Allah memadamkan percikan api dosa kita. Maka, kita bisa berseru dalam iman yang teguh, "Ya Allah, aku percaya akan belas kasih-Mu yang tak terhingga." Iman akan belas kasih Allah yang tak terhingga tersebut merupakan inti dari pertobatan dan pengampunan dosa. Di sinilah, jasa Yesus Kristus sebagai Penebus dosa dunia dan Hakim Pengadilan Terakhir terangkum dalam hukum-Nya yang mengagumkan: Cinta kasih! (Sumber: KGK, 678-679)

Oleh Adrian Pristio, O.Carm (Cafe Rohani 2013)

Jumat, 18 November 2016 Hari Biasa Pekan XXXIII

Jumat, 18 November 2016
Hari Biasa Pekan XXXIII
  
“Keheningan adalah bagian dari Liturgi … misteri yang lebih agung, yang melampaui semua kata, mengundang kita dalam keheningan. Keheningan ini haruslah keheningan yang penuh, yang bukan sekedar ketiadaan ungkapan verbal dan bahasa tubuh. Apa yang seharusnya kita harapkan dalam liturgi ialah agar liturgi memberikan kita keheningan yang hakiki, yang positif, yang memulihkan kita. Keheningan yang bukan jeda belaka, yang mana ribuan pikiran dan keinginan menyerang kita, tetapi momen rekoleksi, yang menghasilkan kedamaian batin, membiarkan kita bernafas dan menemukan satu  hal yang perlu … ”  (Kardinal Joseph Ratzinger, The Spirit of Liturgy)

   

Antifon Pembuka (Why 10:9)
    
Ambillah dan makanlah kitab itu. Kitab itu akan membuat perutmu terasa pahit, tetapi di dalam mulutmu akan terasa manis seperti madu.
           
Doa Pagi

 
Allah Bapa kami yang Mahakudus, kami mohon, ajarilah kami berdoa menurut teladan Putra-Mu terkasih. Semoga tingkah laku kami melambangkan hormat, bakti dan syukur kami atas kemurahan hati-Mu yang selalu menghidupi kami. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Wahyu (10:8-11)
     
 
"Aku menerima kitab itu dan memakannya."
    
Aku, Yohanes, mendengar suara dari langit, yang berkata kepadaku, “Pergilah, ambillah gulungan kitab yang terbuka di tangan malaikat yang berdiri di atas laut dan di atas bumi itu”.Maka aku menghadap malaikat itu. Aku minta kepadanya, supaya memberikan gulungan kitab itu kepadaku. Ia berkata, “Ambillah dan makanlah, Kitab itu akan terasa pahit dalam perutmu, tetapi manis seperti madu dalam mulutmu.” Lalu aku mengambil kitab itu dari tangan malaikat dan memakannya. Rasanya manis seperti madu dalam mulutku, tetapi setelah kumakan terasa pahit dalam perut. Maka malaikat itu berkata kepadaku, “Engkau harus bernubuat lagi kepada banyak bangsa, kaum, bahasa dan raja.”
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.
    
Mazmur Tanggapan
Ref. Betapa manis janji-Mu itu bagi langit-langitku, ya Tuhan.
Ayat. (Mzm 119:14. 24. 72. 103. 111. 131)
1. Aku bergembira atas peringatan-peringatan-Mu, melebihi segala harta.
2. Ya, peringatan-peringatan-Mu menjadi kegemaranku dan kehendak-Mu menjadi penasihat bagiku.
3. Taurat yang Kausampaikan adalah baik bagiku, lebih berharga daripada ribuan keping emas dan perak.
4. Betapa manis janji-Mu itu bagi langit-langitku, lebih manis daripada madu bagi mulutku.
5. Peringatan-peringatan-Mu adalah milik pusakaku untuk selama-lamanya, sebab semuanya itu kegirangan hatiku.
6. Mulutku kungangakan dan mengap-mengap, sebab aku mendambakan perintah-perintah-Mu.
      
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya.
Ayat. (2Taw 7:16)
Tempat ini telah Kupilih dan Kukuduskan. Supaya nama-Ku tinggal di sana sepanjang masa.
      
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (19:45-48)
     
"Rumah-Ku telah kalian jadikan sarang penyamun."
       
Pada waktu itu Yesus tiba di Yerusalem dan masuk ke Bait Allah. Maka mulailah Ia mengusir semua pedagang di situ. Ia berkata, “Ada tertulis: Rumah-Ku adalah rumah doa. Tetapi kalian telah menjadikannya sarang penyamun!” Tiap-tiap hari Yesus mengajar di Bait Allah. Para imam kepala dan ahli Taurat serta orang-orang terkemuka bangsa Israel berusaha membinasakan Yesus. Tetapi mereka tidak tahu, bagaimana harus melakukannya, sebab seluruh rakyat terpikat kepada-Nya dan ingin mendengarkan Dia.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!        
  
Renungan

  
Yesus berada di Bait Allah di Yerusalem. Bait Allah adalah "jantung" kehidupan bangsa Israel. Setiap hari orang secara bergantian mengadakan peribadatan kepada Allah di sana. Orang mempersembahkan kurban bakaran, seperti lembu, kambing, domba dan merpati dan kurban-kurban ukupan atau kemenyan. Untuk memudahkan orang mengadakan persembahan di sekitar Bait Allah ada penjual hewan-hewan kurban dan ada penukar uang di sana. Suasana tawar-menawar dan membeli hewan itu mengganggu ketenangan orang dalam berdoa, berelasi dengan Allah. 
 
 Berhadapan dengan keadaan seperti itu, Yesus marah. Yesus menyatakan bahwa Rumah Bapa-Nya adalah rumah doa. Yesus menyatakan Bait Allah adalah Rumah Bapa-Nya. Karena relasi yang personal dan mendalam Yesus dengan Bapa-Nya, Ia menegaskan kembali fungsi Bait Allah untuk tempat berelasi antara manusia dengan Allah Bapa-Nya. Maka, suasana keheningan perlu diwujudkan. 
 
 Dengan ini, Yesus menyadarkan kita pula betapa pentingnya mewujudkan keheningan di dalam gereja. Keheningan merupakan suatu kondisi yang memungkinkan kita berdialog dan bermesraan dengan Allah. Apakah selama peribadatan dalam gereja, sikap dan perilaku kita menciptakan keheningan yang membantu diri kita dan sesama berelasi dengan Tuhan? (FH/Inspirasi Batin 2016)
 
Antifon Komuni (Mzm 118:14,24)
 
Aku bergembira atas peringatan-peringatan-Mu melebihi segala harta. Ya peringatan-peringatan-Mu menjadi kegemaranku dan kehendak-Mu menjadi penasihat bagiku. 

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy