Minggu, 02 April 2017
Hari Minggu Prapaskah V
Jiwa manusiawi ini, yang diterima Putera Allah, benar benar dilengkapi
dengan kemampuan untuk mengetahui secara manusiawi. Kemampuan ini
sebenarnya tidak mungkin tanpa batas: is bertindak dalam kondisi
historis keberadaannya dalam ruang dan waktu. Karena itu, Putera Allah,
ketika Ia menjadi manusia, hendak bertambah pula dalam kebijaksanaan dan
usia dan rahmat” (Luk 2:52). Ia hendak menanyakan apa yang seorang
manusia harus belajar dari pengalaman. Dan ini sesuai dengan kenyataan
bahwa dengan sukarela Ia mengambil “rupa seorang hamba” (Flp 2:7).
(Katekismus Gereja Katolik, 472)
Antifon Pembuka (Bdk. Mzm 43:1-2)
Berilah keadilan kepadaku, ya Allah, dan perjuangkanlah perkaraku
terhadap kaum yang tidak saleh. Luputkanlah aku dari penipu dan orang
yang curang. Sebab Engkaulah Allahku dan kekuatanku.
Iudica me Deus, et discerne causam meam de gente non sancta: ab homine
iniquo et doloso eripe me: quia tu es Deus meus, et fortitudo mea.
Doa Pembuka
Allah Bapa kami maha pengasih, karena cinta kasih Putra kesayangan-Mu
telah menyerahkan diri untuk wafat demi keselamatan kami. Perkenankanlah
kami hidup dalam cinta kasih-Nya dan menempuh jalan yang dilalui-Nya
dengan gembira karena yakin akan bantuan-Mu. Dengan pengantaraan Yesus
Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh
Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.
Bacaan dari Nubuat Yehezkiel (37:12-14)
"Aku akan memberikan Roh-Ku kepadamu, sehingga kamu hidup."
Beginilah firman Tuhan Allah, “Sungguh, Aku akan membuka kubur-kuburmu
dan membangkitkan kamu dari dalamnya, hai umat-Ku. Dan Aku akan membawa
kamu ke tanah Israel. Dan kamu akan mengetahui bahwa Akulah Tuhan pada
saat Aku membuka kubur-kuburmu dan membangkitkan kamu dari dalamnya. Aku
akan memberikan Roh-Ku ke dalam dirimu, sehingga kamu hidup kembali,
dan Aku akan menempatkan kamu di tanahmu. Dan kamu akan mengetahui bahwa
Aku, Tuhan, yang me-ngatakannya dan membuatnya.”
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do=f, Kanon 2 Suara 2/4, PS 814
Ref. Pada Tuhan ada kasih setia dan penebusan berlimpah.
Ayat. (Mzm 130:1-2.3-4.5-6b.7b-8; Ul:lh.7)
1. Dari jurang yang dalam aku berseru kepada-Mu, ya Tuhan! Tuhan,
dengarkanlah suaraku! Biarlah telinga-Mu menaruh perhatian, kepada suara
permohonanku.
2. Jika Engkau mengingat-ingat kesalahan, ya Tuhan, siapakah yang dapat
tahan? Tetapi pada-Mu ada pengampunan, maka orang-orang bertakwa
kepada-Mu.
3. Aku menanti-nantikan Tuhan, jiwaku menanti-nanti, dan aku
mengharapkan firman-Nya. Jiwaku mengharapkan Tuhan, lebih daripada
pengawal mengharapkan pagi.
4. Sebab pada Tuhan ada kasih setia, dan Ia banyak kali mengadakan
pembebasan. Dialah yang akan membebaskan Israel, dari segala
kesalahannya.
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Roma (8:8-11)
"Roh Allah yang membangkitan Yesus dari antara orang mati diam di dalam dirimu."
Saudara-saudara, mereka yang hidup dalam daging, tidak mungkin berkenan
kepada Allah. Tetapi kamu tidak hidup dalam daging, melainkan dalam Roh,
kalau Roh Allah memang tinggal di dalam dirimu. Tetapi jka orang tidak
memiliki Roh Kristus, maka ia bukanlah milik Kristus. Tetapi jika
Kristus ada dalam dirimu, maka tubuhmu memang mati karena dosa, tetapi
rohmu hidup karena kebenaran. Dan jika Roh Allah, yang telah
membangkitkan Yesus dari antara orang mati, diam dalam dirimu, maka Ia
yang telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati, akan menghidupkan
juga tubuhmu yang fana oleh Roh-Nya yang diam dalam dirimu.
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil, Mzm 95:8ab, do=bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. (Yoh 11:25a.26)
Akulah kebangkitan dan hidup, Sabda Tuhan; setiap orang yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (11:1-45)
"Akulah kebangkitan dan hidup."
Ada seorang yang sedang sakit, namanya Lazarus. Ia tinggal di Betania,
kampung Maria dan adiknya Marta. Maria adalah perempuan yang pernah
meminyaki kaki Tuhan dengan minyak mur dan menyekanya dengan rambutnya.
Dan Lazarus yang sakit itu adalah saudaranya. Kedua perempuan itu
mengirim kabar kepada Yesus, “Tuhan, dia yang Engkau kasihi, sakit.”
Mendengar kabar itu Yesus berkata, “Penyakit itu tidak akan membawa
kematian, tetapi akan menyatakan kemuliaan Allah, sebab oleh penyakit
itu Anak Allah akan dimuliakan.” Yesus memang mengasihi Marta dan
kakaknya serta Lazarus. Namun setelah mendengarnya bahwa Lazarus sakit,
Ia sengaja tinggal dua hari lagi di tempat di mana Ia berada; tetapi
sesudah itu Ia berkata kepada murid-murid-Nya, “Mari kita kembali lagi
ke Yudea.” Murid-murid itu berkata kepada-Nya, “Rabi, baru-baru ini
orang-orang Yahudi mencoba melempari Engkau; masihkah Engkau mau kembali
ke sana?” Jawab Yesus, “Bukankah ada dua belas jam dalam satu hari?
Siapa yang berjalan pada siang hari, kakinya tidak terantuk, karena ia
melihat terang dunia ini. Tetapi jikalau seorang berjalan pada malam
hari, kakinya terantuk, karena terang tidak ada di dalam dirinya.”
Demikianlah perkataan-Nya, dan sesudah itu Yesus berkata kepada mereka,
“Lazarus, saudara kita, telah tertidur, tetapi Aku pergi ke sana untuk
membangunkan dia dari tidurnya.” Maka kata murid-murid itu kepada-Nya,
“Tuhan, jikalau ia tertidur, ia akan sembuh.” Tetapi maksud Yesus ialah
tertidur dalam arti mati, sedangkan sangka mereka Yesus berkata tentang
tertidur dalam arti biasa. Karena itu Yesus berkata dengan terus terang,
“Lazarus sudah mati. Tetapi syukurlah Aku tidak hadir pada waktu itu,
sebab demikian lebih baik bagimu, supaya kamu dapat belajar percaya.
Marilah sekarang kita pergi kepadanya!” Lalu Tomas, yang disebut
Didimus, berkata kepada teman-temannya, yaitu murid-murid yang lain,
“Marilah kita pergi juga untuk mati bersama-sama dengan Dia.” Ketika
Yesus tiba di Betania, didapati-Nya Lazarus telah empat hari terbaring
di dalam kubur. Betania itu tidak jauh dari Yerusalem, kira-kira dua mil
jauhnya. Di situ banyak orang Yahudi telah datang untuk menghibur Marta
dan Maria berhubung dengan kematian saudaranya. Ketika Marta mendengar
bahwa Yesus datang, ia pergi mendapatkan-Nya. Tetapi Maria tinggal di
rumah. Maka kata Marta kepada Yesus, “Tuhan, sekiranya Engkau ada di
sini, saudaraku pasti tidak mati. Tetapi sekarang pun aku tahu, bahwa
Allah akan memberikan kepada-Mu segala sesuatu yang Engkau minta
kepada-Nya.” Kata Yesus kepada Marta, “Saudaramu akan bangkit.” Kata
Marta kepada-Nya, “Aku tahu bahwa ia akan bangkit pada waktu orang-orang
bangkit pada akhir zaman.” Jawab Yesus, “Akulah kebangkitan dan hidup.
Barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun sudah mati; dan
setiap orang yang hidup serta percaya kepada-Ku, tidak akan mati
selama-lamanya. Percayakah engkau akan hal ini?” Jawab Marta, “Ya Tuhan,
aku percaya bahwa Engkaulah Mesias, Anak Allah, Dia yang akan datang ke
dalam dunia.” Sesudah berkata demikian, Marta pergi memanggil
saudaranya Maria, dan berbisik kepadanya, “Guru ada di sana, dan Ia
memanggil engkau.” Mendengar itu, Maria segera bangkit, lalu pergi
mendapatkan Yesus. Tetapi waktu itu Yesus belum sampai ke dalam kampung.
Ia masih berada di tempat Marta menjumpai-Nya. Ketika orang-orang
Yahudi yang bersama-sama Maria di rumah itu untuk menghiburnya melihat
Maria tiba-tiba bangkit dan pergi ke luar, mereka mengikutinya, karena
mereka menyangka bahwa ia pergi ke kubur untuk meratap di situ.
Setibanya Maria di tempat Yesus berada dan melihat Dia, tersungkurlah
Maria di depan kaki Yesus dan berkata kepada-Nya, “Tuhan, sekiranya
Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati.” Ketika Yesus melihat
Maria menangis, dan juga orang-orang Yahudi yang datang bersama-sama
dia, maka masygullah hati-Nya. Ia sangat terharu dan berkata, “Di
manakah dia kamu baringkan?” Jawab mereka, “Tuhan, marilah dan
lihatlah!” Maka menangislah Yesus. Kata orang-orang Yahudi, “Lihatlah,
betapa besar kasih-Nya kepadanya!” Tetapi beberapa orang di antaranya
berkata, “Ia yang memelekkan mata orang buta, tidak mampukah Ia
bertindak sehingga orang ini tidak mati?” Makin masygullah hati Yesus,
lalu Ia pergi ke kubur itu. Kubur itu adalah sebuah gua yang ditutup
dengan batu. Kata Yesus, “Angkatlah batu itu!” Marta, saudara orang yang
meninggal itu, berkata kepada Yesus, “Tuhan, ia sudah berbau, sebab
sudah empat hari ia mati.” Jawab Yesus, “Bukankah sudah Kukatakan
kepadamu: Jikalau engkau percaya, engkau akan melihat kemuliaan Allah?”
Maka mereka mengangkat batu itu. Lalu Yesus menengadah ke atas dan
berkata, “Bapa, aku mengucap syukur kepada-Mu, karena Engkau telah
mendengarkan Aku. Aku tahu bahwa Engkau selalu mendengarkan Aku. Tetapi
oleh karena orang banyak yang berdiri mengelilingi Aku ini, Aku
mengatakannya, supaya mereka percaya, bahwa Engkaulah yang telah
mengutus Aku.” Sesudah berkata demikian, berserulah Ia dengan suara
keras, “Lazarus, marilah ke luar!” Orang yang mati itu datang ke luar,
kaki dan tangannya masih terikat dengan kain kafan, dan mukanya tertutup
dengan kain peluh. Kata Yesus kepada mereka, “Bukalah kain-kain itu,
dan biarkan ia pergi.” Banyak di antara orang-orang Yahudi yang datang
melawat Maria dan menyaksikan sendiri apa yang telah dibuat Yesus,
percaya kepada-Nya.
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Renungan
Para saudara yang terkasih, hari ini kita mendengarkan kisah yang sangat menarik untuk direnungkan. Yesus menyatakan diri sebagai kebangkitan dan hidup. Apa itu bangkit?
Kebangkitan itu harus selalu didahului oleh jatuh dan mati. Orang hanya bisa dikatakan bangkit hanya jika ia sudah jatuh dan mati terlebih dahulu. Dan yakinlah bahwa pengalaman jatuh itu sungguh tidak mengenakkan. Mungkin ada di antara kita yang pernah jatuh dalam usaha, misalnya mengalami kebangkrutan? Sungguh pengalaman yang buruk. Namun, ketika kita ingin membangun lagi usaha kita atau dengan kata lain kita ingin bangkit kembali, biasanya kita harus memiliki keyakinan. Keyakinan apa? Keyakinan bahwa usaha yang akan dirintis kembali ini akan dapat berkembang baik. Lebih lagi, kita pasti akan bertambah yakin apabila ada orang yang "kuat" dan terpercaya menjamin bahwa dengan bantuannya, usaha akan berkembang dan sukses.
Saudara-saudari yang terkasih, pesan bacaan baik epistola maupun Injil hari ini sungguh menakjubkan. Kematian yang biasanya sangat menakutkan, kini tidak menakutkan lagi. Kematian tidak lagi dipandang sebagai akhir dari segala-galanya. Mengapa demikian? Karena Yesus menjamin bahwa kita akan dibangkitkan setelah kematian. Tidak tanggung-tanggung, yang menjadi jaminan adalah diri-Nya sendiri. Kata Yesus, "Akulah kebangkitan dan hidup, barangsiapa percaya kepada-ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati" (Yoh 11:25). Perkataan Yesus bukanlah sekadar janji-janji kosong, melainkan nyata. Yesus telah membuktikan bahwa dengan mati sebagai manusia dan bangkit, alam maut telah Ia kuasai.
Kita tahu bahwa Allah itu kekal dan Mahakuasa. Maka, seharusnya Allah itu tidak bisa mati. Karena alasan inilah, Yesus harus menjadi manusia sehingga Ia dapat mengalami kematian seperti manusia. Pertanyaannya, apakah iblis senang apabila Yesus mati? Jawabannya, tidak. Makanya dalam beberapa kesempatan kita mendengar kisah Injil tentang iblis berusaha membujuk Yesus agar Ia menyerah sebagai manusia. Misalnya, tiga pencobaan iblis setelah Ia berpuasa selama 40 hari 40 malam; atau betapa berat penderitaan Yesuus menyongsong kematian. Semua usaha iblis ini dimaksudkan agar Yesus tidak jadi mati. Jika Yesus mati, maka iblis tidak lagi memiliki tempat kekuasaan.
Sepekat-pekatnya gelap akan sirna juga jika ada terang. Begitu pula dengan alam maut tempat yang penuh dengan kegelapan. Ketika Yesus masuk dalam alam maut, maka tempat iblis itu tidak lagi gelap melainkan terang, karena kegelapan tidak pernah bisa mengalahkan terang. Oleh karena itu, kebangkitan Yesus berarti Ia telah menguasai alam maut atau kematian.
Namun, saudara-saudara yang terkasih, jaminan Yesus ini hanya bersifat tawaran. yesus akan dengan sangat aktif menawarkan diri-Nya sebagai jaminan keselamatan. Hanya saja keputusan tetap di tangan kita, apakah mau mempercayai-Nya sebagai Sang kebangkitan dan hidup atau tidak. Percaya harus ditunjukkan dalam sikap bertobat. Misalnya, kita tidak bisa berkata, "Saya percaya kepada Yesus Sang Terang," namun kita banyak berdosa dan tidak mau bertobat. Berdosa berarti menerima kegelapan. Sedangkan bertobat berarti membuka hati untuk menerima terang.
Gereja menyediakan sarana pertobatan yang agung melaui Sakramen Tobat atau Pengakuan Dosa. Dengan mengaku dosa, kita terbuka pada terang Kristus. Namun, sayang kita takut mengaku dosa, karena berbagai alasan, misalnya karena malu sama Romonya. Padahal, rasa malu itu tidak sebanding dengan rahmat penghapusan dosa yang kita terima dari Kristus sendiri.
Antifon Komuni (Yoh 11:26)
Siapa pun yang hidup dan percaya kepada-Ku takkan mati selama-lamanya.
RUAH/Rm. Alexander Romualdus Dimas Pele Alu, O.Carm