Minggu, 14 Mei 2017
Hari Minggu Paskah V
Kebangkitan Kristus berarti kehidupan bagi orang mati, pengampunan bagi orang berdosa dan kemuliaan bagi orang kudus. (St. Maximus dari Turin)
Antifon Pembuka (Bdk. Mzm 98:1-2)
Nyanyikanlah nyanyian baru bagi Tuhan sebab Ia telah melakukan
karya-karya yang ajaib; Ia telah menyatakan keadilan-Nya di depan mata
bangsa-bangsa, alleluya.
O sing a new song to the Lord. for he has worked wonders; in the sight of the nations he has shown his deliverance, alleluia.
Cantate Domino canticum novum, alleluia: quia mirabilia fecit Dominus,
alleluia: ante conspectum gentium revelavit iustitiam suam, alleluia,
alleluia.
Pengantar
Minggu ini kita diingatkan agar jangan takut dan gelisah. Mengapa?
Karena Tuhan mengetahui bahwa manusia mempunyai kecenderungan untuk
menjadi takut dan gelisah. Permasalahan keluarga, kondisi keuangan,
pergumulan di dalam dosa dan penyakit dapat mengakibatkan kita menjadi
gelisah dan khawatir. “Mati aku“, adalah reaksi terburuk yang mungkin
dapat terucap jika segala problema itu nampaknya tidak teratasi. Namun
dalam kemungkinan terburuk sekalipun, bahkan pada saat menjelang ajal
kita, Tuhan mengingatkan agar kita tak perlu kuatir. Sebab asalkan kita
setia beriman kepada-Nya, maka Tuhan sudah menyediakan tempat bagi kita
di surga. Oleh karena itu, kematian bagi kita orang percaya sesungguhnya
bukanlah sesuatu yang menakutkan, karena merupakan awal dari kehidupan
yang baru, di mana kita beroleh pemenuhan akan pengharapan iman kita:
bahwa Tuhan akan menyediakan tempat bagi kita dan kita akan tinggal
bersama-Nya.
Doa Pembuka
Allah yang Mahakuasa dan kekal, Engkau berkenan membarui kami dengan pembaptisan kudus. Sempurnakanlah selalu sakramen Paskah ini dalam diri kami supaya berkat perlindungan-Mu kami menghasilkan banyak buah dan Engkau perkenankan mencapai sukacita hidup abadi. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kisah Para Rasul (6:1-7)
.
"Mereka memilih tujuh orang yang penuh dengan Roh Kudus."
Di kalangan jemaat di Yerusalem, ketika jumlah murid makin bertambah,
timbullah sungut-sungut di antara orang-orang Yahudi yang berbahasa
Yunani terhadap orang-orang Ibrani, karena dalam pelayanan sehari-hari
pembagian kepada janda-janda mereka diabaikan. Berhubung dengan itu
kedua belas rasul memanggil semua murid berkumpul dan berkata, “Kami
tidak merasa puas, karena kami melalaikan firman Allah untuk melayani
meja. Karena itu, Saudara-saudara, pilihlah tujuh orang dari antaramu
yang terkenal baik dan yang penuh Roh dan hikmat, supaya kami mengangkat
mereka untuk tugas itu, sehingga kami sendiri dapat memusatkan pikiran
dalam doa dan pelayanan firman.” Usul itu diterima baik oleh seluruh
jemaat. Lalu mereka memilih Stefanus, seorang yang penuh iman dan Roh
Kudus, dan Filipus, Prokhorus, Nikanor, Timon, Parmenas, dan Nikolaus,
seorang penganut agama Yahudi dari Antiokhia. Mereka itu dihadapkan
kepada para rasul; lalu para rasul pun berdoa dan meletakkan tangan di
atas mereka. Firman Allah makin tersebar, dan jumlah murid di Yerusalem
makin bertambah banyak, juga sejumlah besar imam menyerahkan diri dan
percaya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = g, 4/4, PS 833
Ref. Kita memuji Allah kar'na besar cinta-Nya.
Ayat. (Mzm 33:1-2.4-5.18-19; Ul:lh. 22)
1. Bersorak-sorailah dalam Tuhan, hai orang-orang benar! Sebab
memuji-muji itu layak bagi orang jujur. Bersyukurlah kepada Tuhan dengan
kecapi, bermazmurlah bagi-Nya dengan gambus sepuluh tali.
2. Sebab firman Tuhan itu benar, segala sesuatu dikerjakan-Nya dengan
kesetiaan. Ia senang pada keadilan dan hukum; bumi penuh dengan kasih
setia-Nya.
3. Sungguh, mata Tuhan tertuju kepada mereka yang bertakwa, kepada
mereka yang berharap akan kasih setia-Nya; Ia hendak melepaskan jiwa
mereka dari maut dan memelihara hidup mereka pada masa kelaparan.
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Petrus (1Ptr 2:4-9)
"Kamulah bangsa yang terpilih, kaum imam yang rajawi."
Saudara-saudara terkasih, datanglah kepada Kristus, batu yang hidup,
yang dibuang oleh manusia, tetapi dipilih dan dihormati di hadirat
Allah. Biarlah kamu pun dipergunakan sebagai batu hidup untuk
pembangunan suatu rumah rohani bagi suatu imamat kudus, untuk
mempersembahkan persembahan rohani, yang berkenan kepada Allah karena
Yesus Kristus. Sebab ada tertulis dalam Kitab Suci: Sesungguhnya, Aku
meletakkan di Sion sebuah batu yang terpilih, sebuah batu penjuru yang
mahal, dan siapa yang percaya kepadanya tidak akan dipermalukan. Karena
itu, bagi kamu yang percaya, ia mahal, tetapi bagi mereka yang tidak
percaya, “Batu yang telah dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah
menjadi batu penjuru: juga telah menjadi batu sentuhan dan suatu batu
sandungan. Mereka tersandung padanya karena mereka tidak taat kepada
firman Allah; dan memang sudah ditentukan untuk itu. Tetapi kamulah
bangsa yang terpilih, kaum imam yang rajawi, bangsa yang kudus, umat
kepunyaan Allah sendiri. Maka kamu harus memaklumkan perbuatan-perbuatan
agung Allah. Ia telah memanggil kamu keluar dari kegelapan masuk ke
dalam terang-Nya yang menakjubkan.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil, do=g, 4/4, PS 959
Ref. Alleluya, alleluya, allelluya
Ayat. (Yoh 10:6)
Akulah jalan, kebenaran dan hidup. Tak seorang pun dapat datang kepada Bapa kalau tidak melalui Aku.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (14:1-12)
"Akulah jalan, kebenaran dan hidup."
Dalam amanat perpisahan-Nya Yesus berkata kepada murid-murid-Nya,
“Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga
kepada-Ku. Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian,
tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke sana untuk
menyediakan tempat bagimu. Dan apabila Aku telah pergi ke sana dan telah
menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke
tempat-Ku, supaya di tempat Aku berada, kamu pun berada. Dan ke mana Aku
pergi, kamu tahu jalan ke sana.” Kata Tomas kepada-Nya, “Tuhan, kami
tidak tahu ke mana Engkau pergi; Jadi bagaimana kami tahu jalan ke
sana?” Kata Yesus kepadanya, “Akulah jalan, kebenaran dan hidup. Tidak
seorang pun dapat datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku. Sekiranya
kamu mengenal Aku, pasti kamu juga mengenal Bapa-Ku. Sekarang ini kamu
mengenal Dia dan kamu telah melihat Dia.” Kata Filipus kepada-Nya,
“Tuhan, tunjukkanlah Bapa kepada kami, dan itu sudah cukup bagi kami.”
Kata Yesus kepadanya, “Telah sekian lama Aku bersama-sama engkau,
Filipus, namun engkau tidak mengenal Aku? Barangsiapa telah melihat Aku,
ia telah melihat Bapa, bagaimana engkau berkata: Tunjukkanlah Bapa
kepada kami. Tidak percayakah engkau bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di
dalam Aku? Apa yang Aku katakan kepadamu, tidak Aku katakan dari
diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang diam di dalam Aku, Dialah yang
melakukan pekerjaan-Nya. Percayalah kepada-Ku bahwa Aku di dalam Bapa
dan Bapa di dalam Aku; atau setidak-tidaknya percayalah karena
pekerjaan-pekerjaan itu sendiri. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya
barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga
pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang
lebih besar daripada itu. Sebab Aku pergi kepada Bapa.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Renungan
Injil hari ini mengajak kita untuk merenungkan keterkaitan antara hidup kekal dalam kediaman Bapa di surga, Yesus Kristus sebagai pengantara menuju ke sana dan kita yang mendapat pewartaan seperti itu. Ketika Yesus mewartakan kepada kita tentang kehidupan kekal dan jalan ke sana hanya melalui Dia, apa tanggapan kita?
Saat ini kita hidup dalam zaman keterbukaan dan begitu gampang mengakses informasi. Dengan situasi ini, kita juga sangat mudah menerima informasi tentang berbagai pendapat dan pandangan yang dipakai oleh orang-orang, budaya-budaya dan aliran-aliran tertentu untuk mengelola kehidupan mereka menuju keselamatan. Tentu paham keselamatan dalam masing-masing pandangan, budaya dan aliran tersebut juga berbeda-beda.
Akibatnya, apa yang disampaikan oleh Yesus tentang keselamatan dan cara mengelola hidup menuju keselamatan, semakin relatif, bisa ditempatkan sebagai salah satu paham di aneka pandangan dan jalan yang lain. Di tengah sekian banyak pandangan jalan tersebut, masihkah kita memiliki keyakinan akan pewartaan Yesus tentang keselamatan dan jalan-Nya menuju ke sana?
Dalam pewartaan-Nya, Yesus menegaskan bahwa di rumah Bapa ada banyak tempat tinggal dan Dia datang ke situ untuk menyediakan tempat bagi kita yang mengimani-Nya. Yesus menjanjikan keselamatan berupa kesatuan dengan Allah.
Kesatuan dengan Allah merupakan tujuan terakhir seluruh peziarahan hidup kita. Inilah yang seharusnya menjadi visi hidup kita sebagai orang-orang yang percaya kepada Yesus. Itulah tujuan dari seluruh perjuangan dan peziarahan hidup kita. Dengan visi ini, kita diajak oleh Yesus untuk terus-menerus mengarahkan hidup kita kepada Allah. Ketika kita memusatkan perjuangan hidup kita hanya untuk diri kita sendiri, maka kita tak akan pernah mampu menyadari dan mengenali visi akhir peziarahan kita ini. Kita diciptakan Allah untuk kembali kepada-Nya, membangun relasi dekat dengan-Nya dan menikmati persatuan kekal bersama-Nya.
Yesus sendiri menjamin keselamatan akhir dengan tinggal di rumah Bapa. Sebagai penjamin, Yesus menunjukkan kepada para murid tentang karakter persatuan tersebut. Yang ditegaskan di sini adalah kesatuan dengan Tritunggal sendiri, sehingga kita memiliki relasi dekat, seperti seorang anak kepada Bapanya. Semua yang percaya dan mau mengikuti Yesus akan tetap berada dalam kesatuan tersebut. Mereka tidak akan terpisah dari Yesus, Bapa dan Roh Kudus. Justru kehadiran Yesus di tengah-tengah manusia, datang dari surga ke dunia dan kembali ke surga, bertujuan membawa manusia ke surga.
Sebagai penjamin, Yesus juga menunjukkan jalan menuju ke sana, yaitu diri-Nya sendiri. Artinya, kalau kita mau sungguh-sungguh meyakini jaminan tersebut dan mau bekerjasama dengan Yesus, maka kita juga akan ada dalam kesatuan dengan Tritunggal Mahakudus.
Yesus sudah mewartakan kepada kita akan adanya kemungkinan untuk masuk dalam persekutuan dengan Tritunggal Mahakudus. Dia juga sudah menegaskan bahwa Dialah jaminan menuju keselamatan tersebut. Meskipun demikian, bukan berarti kita dimanjakan oleh jaminan-jaminan tersebut.
Kita sudah diajak oleh Yesus untuk bekerja sama, ikut berpartisipasi dalam karya penyelamatan tersebut. Caranya, dengan menjalankan apa yang diwartakan oleh Yesus sendiri. (RUAH/Rm. Stanislaus Lirmanjayasastra, O.Carm)
Di atas segalanya, haruslah diimani dengan teguh bahwa “Gereja yang sedang mengembara ini perlu untuk keselamatan. Sebab hanya satulah Pengantara dan jalan keselamatan, yakni Kristus. Ia hadir bagi kita dalam tubuh-Nya, yakni Gereja. Dengan jelas-jelas menegaskan perlunya iman dan baptis (lih. Mrk 16:16; Yoh 3:5). Kristus sekaligus menegaskan perlunya Gereja, yang dimasuki orang-orang melalui baptis bagaikan pintunya’. (Deklarasi Dominus Iesus, No. 20)
Antifon Komuni (Yoh 15:1.5)
Akulah pokok anggur yang benar dan kamulah ranting-rantingnya, Sabda
Tuhan; siapa saja yang tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia
berbuah banyak, alleluya.
atau
Ego sum vitis vera et vos palmites, qui manet in me, et ego in eo, hic fert fructum multum, alleluia, alleluia. (Yoh 15:5)