| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Minggu, 13 Agustus 2017 Hari Minggu Biasa XIX

Minggu, 13 Agustus 2017
Hari Minggu Biasa XIX
   
  
Berlaku di luar Indonesia, pada keuskupan-keuskupan di mana perayaan Hari Raya SP. Maria Diangkat ke Surga TETAP dirayakan pada tanggal 15 Agustus 2017
        
Barangsiapa menuruti segala perintah-Nya, ia diam di dalam Allah dan Allah di dalam dia. Dan demikianlah kita ketahui, bahwa Allah ada di dalam kita, yaitu Roh yang telah Ia karuniakan kepada kita. (1Yoh 3:24)
  
Antifon Pembuka (Mzm 74:20.19.22.23)
  
Ingatlah akan perjanjian-Mu, ya Tuhan, dan janganlah Engkau lupakan umat-Mu yang tertindas. Bangkitlah ya Tuhan, belalah perkara-Mu, janganlah Engkau lupakan seruan orang yang mencari Engkau.

Look to your covenant, O Lord, and forget not the life of your poor ones for ever. Arise, O God, and defend your cause, and forget not the cries of those who seek you.

Respice, Domine, in testamentum tuum, et animas pauperum tuorum ne derelinquas in finem: exsurge Domine, et iudica causam tuam: et ne obliviscaris voces quærentium te.
  
Doa Pembuka
 
Allah Bapa yang Mahakuasa dan kekal, berkat pengajaran Roh Kudus kami boleh menyebut Engkau: Bapa. Kobarkanlah dalam diri kami semangat sebagai anak-anak-Mu, agar kami layak menerima warisan yang telah Engkau janjikan. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Pertama Raja-Raja (19:9a.11-13a)
    
"Berdirilah di atas gunung itu di hadapan Tuhan."
     
Sekali peristiwa, ketika Elia sampai di Gunung Horeb, masuklah ia ke dalam sebuah gua dan bermalam di situ. Maka berfirmanlah Tuhan kepadanya, "Hai Elia, keluarlah dan berdirilah di atas gunung itu di hadapan Tuhan!" Lalu Tuhan lewat. Angin besar dan kuat membelah gunung-gunung dan memecahkan bukit-bukit batu mendahului Tuhan. Namun, Tuhan tidak berada dalam angin itu. Sesudah angin itu datanglah gempa. Namun, dalam gempa Tuhan pun tidak ada. Sesudah gempa menyusullah api. Namun, Tuhan juga tidak berada dalam api itu. Api itu disusul bunyi angin sepoi-sepoi basa. Mendengar itu, segeralah Elia menyelubungi wajahnya dengan jubah, lalu keluar dan berdiri di depan pintu gua itu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = a, 4/4, PS 815
Ref. Perlihatkanlah kepada kami kasih setia-Mu, ya Tuhan
Ayat. (Mzm 85:9ab-10.11-12.13-14; Ul: 9a)
1. Aku ingin mendengar apa yang hendak difirmankan Tuhan. Bukankah Ia hendak berbicara tentang damai? Sungguh, keselamatan dari Tuhan dekat pada orang-orang bertakwa, dan kemuliaan-Nya diam di negeri kita.
2. Kasih dan kesetiaan akan bertemu, keadilan dan damai sejahtera akan berpelukan. Kesetiaan akan tumbuh dari bumi, dan keadilah akan merunduk dari langit.
3. Tuhan sendiri akan memberikan kesejahteraan, dan negeri kita akan memberikan hasil. Keadilan akan berjalan di hadapan-Nya, dan damai akan menyusul di belakang-Nya.

Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Roma (9:1-5)
       
"Aku rela terkutuk demi saudara-saudaraku."
         
Saudara-saudara, demi Kristus aku mengatakan kebenaran, aku tidak berdusta. Suara hatiku turut bersaksi dalam Roh Kudus, bahwa aku sangat berdukacita dan selalu bersedih hati. Bahkan aku rela terkutuk dan terpisah dari Kristus demi saudara-saudaraku, kaum sebangsaku menurut daging. Sebab mereka itu adalah orang Israel. Mereka telah diangkat menjadi anak Allah, telah menerima kemuliaan dan perjanjian-perjanjian, hukum Taurat, ibadat dan janji-janji. Mereka itu keturunan bapa-bapa leluhur, yang menurunkan Mesias sebagai manusia, yang mengatasi segala sesuatu. Dialah Allah yang harus dipuji selama-lamanya. Amin.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = a, 4/4, PS 962
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Mzm 130:5)
Aku menanti-nantikan Tuhan, jiwaku menanti-nanti, dan aku mengharapkan firman-Nya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (14:22-33)
    
"Tuhan, suruhlah aku datang kepada-Mu dengan berjalan di atas air!"
      
Sesudah mengenyangkan orang banyak dengan roti, Yesus segera menyuruh murid-murid-Nya naik perahu dan mendahului-Nya ke seberang, sementara Ia menyuruh orang banyak pulang. Dan setelah orang banyak itu disuruh-Nya pulang, Yesus mendaki bukit untuk berdoa seorang diri. Ketika hari sudah malam, Ia sendirian di situ. Perahu para murid sudah beberapa mil jauhnya dari pantai, dan diombang-ambingkan gelombang karena angin sakal. Kira-kira jam tiga malam datanglah Yesus kepada mereka dengan berjalan di atas air. Melihat Dia berjalan di atas air, para murid terkejud dan berseru, "Itu hantu!" Dan mereka berteriak-teriak ketakutan. Tetapi, Yesus segera menyapa mereka, kata-Nya "Tenanglah! Akulah ini, jangan takut!" Lalu Petrus berseru, "Tuhan, jika benar Tuhan sendiri, suruhlah aku datang kepada-Mu dengan berjalan di atas air." Kata Yesus, "Datanglah!" Maka Petrus turun dari perahu dan berjalan di atas air mendapatkan Yesus. Tetapi, ketika dirasakannya tiupan angin kencang, Petrus menjadi takut dan mulai tenggelam lalu berteriak, "Tuhan, tolonglah aku!" Segera Yesus mengulurkan tangan-Nya, memegang Petrus, dan berkata, "Hai orang yang kurang percaya, mengapa engkau bimbang?" Keduanya lalu naik ke perahu dan angin pun redalah. Dan mereka yang ada di perahu menyembah Dia, katanya, "Sungguh, Engkau Anak Allah!"
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
 
 
Renungan

  

Laut dalam Kitab Suci adalah lambang dari kekuatan akan kekacauan dan kejahatan. Ternyata gelombang dahsyat itu takluk pada Sabda Yesus. Masalah, tantangan dan hambatan akan ada dimana-mana dan kapan saja, apalagi ketika orang setia pada imannya pasti akan menghadapi aneka tantangan, hambatan atau masalah, yang tidak lain merupakan ‘gelombang kehidupan’. Perahu adalah lambang Gereja. Sehingga, peristiwa itu mengisahkan Gereja yang sedang menghadapi bahaya. Menurut keyakinan orang Israel pun, laut atau danau merupakan tempat kekuatan jahat yang selalu mengancam manusia. Karena itu para murid berteriak ketakutan: "Itu hantu!", saat Yesus berjjalan di atas air. Yesus menenangkan mereka dengan mewahyukan diri-Nya: "Aku ini, jangan takut!" Petrus belum yakin sehingga meminta Yesus bersabda agar ia dapat berjalan di atas air dan mendapatkan-Nya. Petrus pun berjalan di atas air. Namun ketika angin bertiup, takutlah ia dan mulai tenggelam. Itu tanda bahwa imannya belum mantap sehingga ia memohon pertolongan dari-Nya. Ia mengulurkan tangan-Nya sebagai tanda bahwa Yesus siap menolong manusia. Yesus pun naik ke perahu dan angin reda. Yesus campur tangan dalam kehidupan manusia dan ancaman dari yang jahat dikalahkan.

Hidup orang beriman yang mencari Tuhan seperti berlayar ditengah badai. Penuh tantangan dan perjuangan namun satu hal yang boleh diharapkan adalah keikutsertaan Tuhan dalam perjuangan itu. Kita mungkin jatuh, gagal tetapi selalu ada Tuhan yang akan membangkitkan kita kembali. Pada saat dibangkitkan kembali itulah kita merasakan kehadiran Tuhan secara nyata dengan mukjizat-Nya.
 
Antifon Komuni (Mzm 148:12, 14)
 
Megahkanlah Tuhan, hai Yerusalem! Ia mengenyangkan engkau dengan gandum yang terbaik. 
 
atau 
 
Roti yang Kuberikan ialah daging-Ku untuk kehidupan dunia, Sabda Tuhan. (Bdk. Yoh 6:51)



RENUNGAN PAGI

Sabtu, 12 Agustus 2017 Hari Biasa Pekan XVIII

Sabtu, 12 Agustus 2017
Hari Biasa Pekan XVIII

“Kalau Allah ada di dalam jiwa, ia bernapaskan Allah di dalam dirinya.” (St. Yohanes dari Salib)


Antifon Pembuka (Mzm 18:2-3)

Aku mengasihi Engkau, ya Tuhan, kekuatanku. Ya Tuhan, bukit batuku, kubu pertahanan dan penyelamatkanku.

Doa Pembuka


Allah Bapa Maha Pengasih, ajarilah kami menaruh cinta kasih dan hormat kepada-Mu. Semoga kami ikut terhitung dalam umat-Mu, karena berbelas kasih terhadap sesama. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
 
Musa menegaskan isi iman bangsa Israel kepada Allah. Dalam penegasan itu dinyatakan bagaimana bangsa Israel dapat mengabdi kepada Allah.

 
Bacaan dari Kitab Ulangan (6:4-13)
    
  
"Kasihilah Allahmu dengan segenap hati!"
     
Musa berkata kepada umat Israel, “Dengarlah hai orang Israel: Tuhanlah Allah kita, Tuhan itu esa! Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hati, dengan segenap jiwa dan segenap kekuatanmu! Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan. Semuanya itu harus kauajarkan berulang kali kepada anak-anakmu, dan kaubicarakan apabila engkau duduk di rumah, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan bangun; haruslah kauikatkan sebagai tanda pada dahimu. Engkau harus menuliskannya pada tiang pintu rumahmu dan pada pintu gerbangmu. Maka apabila Tuhan, Allahmu, telah membawa engkau masuk ke negeri yang dijanjikan-Nya dengan sumpah kepada nenek moyangmu, yakni Abraham, Ishak dan Yakub, untuk memberikannya kepadamu, yaitu kota-kota yang besar dan baik yang tidak kaudirikan; rumah-rumah yang sudah penuh pelbagai barang berharga; sumur-sumur yang tidak kaugali; kebun-kebun anggur dan zaitun yang tidak kautanami; dan apabila engkau sudah makan dan menjadi kenyang, berhati-hatilah, jangan sampai engkau melupakan Tuhan, yang telah membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari rumah perbudakan. Engkau harus takwa kepada Tuhan Allahmu. Kepada Dia engkau harus beribadah dan demi nama-Nyalah engkau harus bersumpah.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah
 
Mazmur Tanggapan
Ref. Aku mengasihi Engkau, ya Tuhan, kekuatanku.
Ayat. (Mzm 18:2-3a,3bc-44,47,51ab)
1. Aku mengasihi Engkau, ya Tuhan, kekuatanku! Ya Tuhan, bukit batuku, kubu pertahanan dan penyelamatku.
2. Allahku, gunung batuku, tempat aku berlindung, perisaiku, tanduk keselamatanku, kota bentengku. Terpujilah Tuhan, seruku; maka aku pun selamat dari para musuhku.
3. Tuhan itu hidup! Terpujilah Gunung Batuku, dan mulialah Allah Penyelamatku, Tuhan mengaruniakan keselamatan yang besar kepada raja yang diangkat-Nya; Ia menunjukkan kasih setia kepada orang yang diurapi-Nya.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (2Tim 1:10b)
Penebus kita Yesus Kristus telah membinasakan maut dan menerangi hidup dengan Injil.
 
Kurang percaya sangat menghalangi kuasa dan rahmat Tuhan dalam hidup. Sebaliknya, dengan iman yang sebesar biji sesawi saja ibarat mampu memindahkan gunung.
 

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (17:14-20)
    
"Sekiranya kalian mempunyai iman, tiada yang mustahil bagimu."
   
Sekali peristiwa datanglah seorang mendapatkan Yesus dan menyembah, katanya, “Tuhan, kasihanilah anakku. Ia sakit ayan dan sangat menderita. Ia sering jatuh ke dalam api dan juga sering ke dalam air. Aku sudah membawanya kepada murid-murid-Mu, tetapi mereka tidak dapat menyembuhkannya.” Maka kata Yesus, “Hai kalian, angkatan yang tidak percaya dan sesat, berapa lama lagi Aku harus tinggal di antara kalian? Berapa lama lagi Aku harus sabar terhadap kalian? Bawalah anak itu ke mari!” Dengan keras Yesus menegur roh jahat itu lalu keluarlah ia dari padanya, dan anak itu sembuh seketika itu juga. Kemudian ketika mereka sendirian, para murid menghampiri Yesus dan bertanya, “Mengapa kami tidak dapat mengusir setan itu?” Yesus menjawab, “Karena kalian kurang percaya. Sebab Aku berkata kepadamu: Sungguh, sekiranya kalian mempunyai iman sebesar biji sesawi saja, kalian dapat berkata kepada gunung ini, ‘Pindahlah dari sini ke sana’, maka gunung ini akan pindah; dan tiada yang mustahil bagimu.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus
 
Renungan

 
Para murid Yesus merasa ragu-ragu akan kuasa yang telah Dia berikan kepada mereka. Mereka masih kurang percaya diri bila Yesus tidak ada bersama mereka. Inilah sebuah kegagalan iman. Kegagalan iman ini mengisyaratkan bahwa mereka masih bersandar pada kekuatan sendiri dan belum mengandalkan Allah dan kuasa-Nya. Dapat dikatakan bahwa iman masih dilihat sebagai sebuah hiasan dan belum menjadi sebuah kekuatan jiwa. Iman itu bertumbuh karena kepercayaan yang kokoh dan senantiasa bersandar pada kekuatan Allah seutuhnya.

Antifon Komuni (Mat 17:20)
    
Sekiranya ada iman padamu, tiada yang mustahil bagimu.

Doa Malam

Yesus yang baik, aku bersyukur, karena Engkau begitu sabar terhadapku yang bebal ini. Setiap kali Engkau mengajak aku untuk kembali ke jalan yang baik dan menyelamatkan. Tuhan Yesus, kuatkan imanku dan topanglah aku supaya tidak mudah goyah dan berputus asa. Amin.


RUAH

Jumat, 11 Agustus 2017 Peringatan Wajib Sta. Klara, Perawan

Jumat, 11 Agustus 2017
Peringatan Wajib Sta. Klara, Perawan
 
“Cinta Kristus mengobarkan cinta kita; memandang Dia menyegarkan kita” (St. Klara dari Assisi)
 

Antifon Pembuka

Inilah perawan yang budiman, yang keluar menyongsong Kristus dengan pelita bernyala.

Doa Pembuka


Allah Bapa yang penuh belas kasih, dalam diri Santa Klara telah menumbuhkan cinta akan kemiskinan. Semoga berkat doanya kami mengikuti Kristus dengan semangat kemiskinan, supaya layak memandang Engkau dalam kerajaan surga. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
   
Bacaan dari Kitab Ulangan (4:32-40)
     
   
"Allah mengasihi leluhurmu dan memilih keturunan mereka."
    
Dalam perjalanan di padang gurun Musa berkata kepada bangsa Israel, “Cobalah tanyakan, dari ujung langit ke ujung langit, tentang zaman dahulu, sebelum engkau ada, sejak saat Allah menciptakan manusia di atas bumi, apakah pernah terjadi sesuatu yang demikian besar, atau apakah pernah terdengar sesuatu seperti ini? Pernahkah suatu bangsa mendengar suara Allah, yang bersabda dari tengah-tengah api, seperti yang kaudengar dan engkau tetap hidup? Atau pernahkah suatu allah mencoba datang mengambil baginya suatu bangsa dari tengah-tengah bangsa lain dengan cobaan, dengan tanda-tanda dan mukjizat-mukjizat serta peperangan, dengan tangan yang kuat dan lengan perkasa, dan dengan kedahsyatan yang besar, seperti yang dilakukan Tuhan, Allahmu, bagimu di Mesir, di depan matamu? Engkaulah yang diperkenankan melihat semuanya itu supaya engkau tahu, bahwa Tuhanlah Allah, dan tiada allah lain kecuali Dia. Dari langit Ia membiarkan engkau mendengar suara-Nya, untuk mengajar engkau. Di bumi Ia memperlihatkan kepadamu api-Nya yang besar, dan dari tengah-tengah api itu engkau telah mendengar sabda-sabda-Nya. Karena Ia mengasihi leluhurmu dan memilih keturunan mereka, maka Ia sendiri telah membawa engkau keluar dari Mesir dengan kekuatan-Nya yang besar. Ia akan menghalau dari hadapanmu bangsa-bangsa yang lebih besar dan lebih kuat daripadamu. Ia akan membawa engkau masuk ke dalam negeri mereka, dan memberikan negeri itu kepadamu, menjadi milik pusakamu, seperti yang terjadi sekarang ini. Sebab itu ketahuilah pada hari ini dan camkanlah, bahwa Tuhanlah Allah di langit di atas dan di bumi di bawah, tiada yang lain. Berpeganglah pada ketetapan dan perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, supaya baiklah keadaanmu dan keadaan anak-anakmu di kemudian hari. Maka engkau akan hidup lama di tanah yang diberikan Tuhan Allahmu kepadamu untuk selama-lamanya.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Aku hendak mengingat karya-karya Tuhan.
Ayat. (Mzm 77:12-13.14-16.21; Ul: 12a)
1. Aku hendak mengingat perbuatan-perbuatan Tuhan, ya, aku hendak mengingat keajaiban-keajaiban-Mu dari zaman purbakala. Aku hendak menyebut-nyebut segala pekerjaan-Mu, dan merenungkan perbuatan-perbuatan-Mu.
2. Ya Allah, jalan-Mu adalah kudus! Allah manakah yang begitu besar seperti Allah kami? Engkaulah Allah yang melakukan keajaiban; Engkau telah menyatakan kuasa-Mu di antara bangsa-bangsa.
3. Dengan lengan-Mu Engkau telah menebus umat-Mu, bani Yakub dan bani Yusuf. Engkau telah menuntun umat-Mu seperti kawanan domba, dengan perantaraan Musa dan Harun Kautuntun mereka.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Mat 5:10)
Berbahagialah yang dikejar-kejar karena taat kepada Tuhan, sebab bagi merekalah Kerajaan Allah.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (16:24-28)
    
"Setiap orang akan dibalas setimpal dengan perbuatannya."
    
Sekali peristiwa Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya, “Setiap orang yang mau mengikuti Aku, harus menyangkal diri, memikul salibnya, dan mengikuti Aku. Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, akan kehilangan nyawanya. Tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya. Apa gunanya bagi seseorang jika ia memperoleh seluruh dunia, tetapi kehilangan nyawanya? Apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya? Sebab Anak Manusia akan datang dalam kemuliaan Bapa-Nya, diiringi malaikat-malaikat-Nya. Pada waktu itu Ia akan membalas setiap orang setimpal dengan perbuatannya. Aku berkata kepadamu: Sungguh, di antara orang-orang yang hadir di sini ada yang tidak akan mati sebelum mereka melihat Anak Manusia datang sebagai Raja dalam Kerajaan-Nya.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
 
Renungan

 
Yesus mengajukan syarat bagi orang yang ingin mengikuti-Nya, yaitu mengingkari diri, memanggul salib, dan mengikuti Dia. Apa maksudnya? Mari kita cermati! Mengingkari diri adalah memusatkan hidup bukan pada diri sendiri tetapi pada Tuhan. Syarat ini penting karena dalam kehidupan, kita seringkali punya rencana-rencana indah bagi usaha, karier, atau bahkan masa depan anak-anak kita, termasuk jodohnya kelak. Namun, kadang ada hal-hal di luar kita yang menghancurkan rencana-rencana itu. Hal ini bisa membuat kita frustasi dan putus asa, karena diri kitalah yang menjadi pusat dari ini semua. Maka, betapa pentingnya kita menjadikan Tuhan sebagai pusat hidup kita.
 
 Dengan mengarahkan diri kepada Tuhan, kita mampu memanggul salib hidup. Inilah syarat kedua. Salib bisa diartikan sebagai tantangan, kesulitan, dan cobaan dalam hidup. Kalau kita berpusat pada diri sendiri saja, kita tidak akan sanggup menghadapi itu semua, karena manusia itu lemah dan mudah jatuh dalam dosa. Namun, kalau kita berpusat pada Tuhan, kita akan dimampukan-Nya dan dibimbing-Nya untuk mengatasi segala badai hidup kita. Syarat ketiga adalah mengikuti Dia, artinya kita mengarahkan diri kepada-Nya. Kita selalu berada dalam Dia, melibatkan Dia, mencari kehendak-Nya. Kita sehati, sepikiran, dan setindakan dengan Dia.
 
Memang tak mudah mengikuti Yesus. Kita bersyukur ada seorang teladan dalam mengikuti Yesus, yaitu St. Klara yang kita peringati hari ini, seorang putri bangsawan Faverano Offreduccio dan Ortolana, yang lahir di Assisi, Italia 16 Juli 1194. Pada usia 18 tahun, ia meninggalkan kemapanan hidupnya dengan masuk biara. Ia melakukannya karena Kristus sungguh mempesona baginya. Ia bertapa, bermati raga, dan hidup miskin seperti Kristus selama 40 tahun. Ia setia mengikuti Kristus sampai meninggalnya pada 11 Agustus 1253. (FH/INSPIRASI BATIN 2017)  

Antifon Komuni (Mat 16:24)

Siapa yang hendak menjadi pengikut-Ku, harus menyangkal diri, memanggul salibnya dan mengikuti Aku.

Kamis, 10 Agustus 2017 Pesta St. Laurensius, Diakon dan Martir

Kamis, 10 Agustus 2017 
Pesta St. Laurensius, Diakon dan Martir

“Laurensius cinta akan Kristus di dalam hidup dan mengikuti-Nya di dalam maut” (St. Agustinus)

Antifon Pembuka

Santo Laurensius menyerahkan diri demi Gereja. Karena itu, pantas menderita sebagai saksi iman dan menghadap Tuhan Yesus Kristus dengan sukacita.
 
 
Pada Misa ini ada Madah Kemuliaan
 
Doa Pembuka

Allah Bapa, cahaya abadi yang cemerlang, karena cinta kasih ang berapi-api, Santo Laurensius menjadi pelayan-Mu yang setia dan martir-Mu yang mulia. Semoga kami mengasihi yang dikasihinya dan melaksanakan yang diajarkannya. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
 
Bacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus (9:6-10)
   
   
"Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita."
  
Saudara-saudara, orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit pula. Sebaliknya orang yang menabur banyak akan menuai banyak pula. Hendaklah masing-masing memberi menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau terpaksa. Sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita. Dan Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu, supaya kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu, malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan. Seperti ada tertulis, “Ia murah hati, orang miskin diberi-Nya derma, kebenaran-Nya tetap untuk selama-lamanya.” Dia yang menyediakan benih bagi penabur, dan roti untuk dimakan, Dia jugalah yang akan menyediakan benih bagi kamu; Dialah yang akan melipatgandakannya dan menumbuhkan buah-buah kebenaranmu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Orang baik menaruh belaskasihan dan memberi pinjaman.
Ayat. (Mzm 112:1-2.5-6.7-8.9)
1. Berbahagialah orang yang takwa pada Tuhan, yang sangat suka akan segala perintah-Nya. Anak cucunya akan perkasa di bumi; keturunan orang benar akan diberkati.
2. Orang baik menaruh belaskasihan dan memberi pinjaman, ia melakukan segala urusan dengan semestinya. Orang jujur tidak pernah goyah; ia akan dikenang selama-lamanya.
3. Ia tidak takut kepada kabar buruk, hatinya tabah, penuh kepercayaan kepada Tuhan. Hatinya teguh, ia tidak takut, sehingga ia mengalahkan para lawannya.
4. Ia murah hati, orang miskin diberinya derma; kebajikannya tetap untuk selama-lamanya, tanduknya meninggi dalam kemuliaan.

Bait pangantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Yoh 8:12bc) 
Akulah terang dunia. Barangsiapa mengikuti Aku, ia tidak berjalan dalam kegelapan, tetapi mempunyai terang hidup.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (12:24-26)
    
"Barangsiapa melayani Aku, ia akan dihormati Bapa."
     
Menjelang akhir hidup-Nya Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika mati, ia akan menghasilkan banyak buah. Barangsiapa mencintai nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya. Tetapi barangsiapa tidak mencintai nyawanya di dunia ini, ia akan memeliharanya untuk hidup yang kekal. Barangsiapa melayani Aku, ia harus mengikuti Aku, dan di mana Aku berada, di situ pun pelayan-Ku akan berada. Barangsiapa melayani Aku, ia akan dihormati Bapa.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
 
Renungan
    
Hari ini kita memperingati St. Laurensius seorang diakon dan martir. Laurensius adalah pelayan setia Paus Sixtus II (abad III). Tugasnya adalah mengelola harta benda Gereja untuk dibagikan kepada kaum fakir miskin. Ketika Paus Sixtus dipenjara oleh penguasa Roma, Laurensius juga menemaninya. Namun, ketika penguasa Roma ingin merebut harta kekayaan Gereja yang dikelolanya, Laurensius segera membagi-bagikannya kepada fakir miskin. Penguasa Roma pun marah; Laurensius dibakar hidup-hidup dan wafat sebagai martir. Kemartiran Laurentius menjadi benih subur bagi pertumbuhan iman umat pada waktu itu. 
 
Kesaksian hidup Laurensius dan banyak martir lainnya dalam Gereja kita membenarkan pesan Yesus dalam Injil hari ini. "Jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja, tetapi jika ia mati ia akan menghasilkan banyak buah." Agar dapat menghasilkan buah melimpah dibutuhkan pengorbanan. Tertulianus menulis, "Darah para martir adalah benih bagi pertumbuhan Gereja." Artinya, mati karena iman bukanlah kesia-siaan belaka, tetapi sebaliknya menjadi benih subur bagi tumbuh-kembangnya Gereja. 
 
Yesus mengingatkan kita bahwa ada biji gandum yang tetap sebiji dan tidak menghasilkan buah dan ada biji gandum yang menghasilkan banyak buah. Namun, untuk bisa berbuah berlimpah dibutuhkan pengorbanan dan bahkan mati. SIapakah yang siap menjadi biji gandum, yang jatuh ke tanah dan hancur, tetapi bertumbuh dan menghasilkan buah yang berlimpah? 
 
Antifon Komuni (Yoh 12:26)
 
Barangsiapa mengabdi Aku, harus mengikuti Aku, dan di mana Aku berada, di situ pun pelayan-Ku akan berada. 
 
IR/Renungan Harian Mutiara Iman 2017

Rabu, 09 Agustus 2017 Hari Biasa Pekan XVIII

Rabu, 09 Agustus 2017
Hari Biasa Pekan XVIII
 
Berkhotbah tentang salib adalah fana, jika tidak tampak dalam hidup dengan Dia yang disalibkan. --- St. Teresia Benedikta dari Salib

 
Antifon Pembuka (Mzm 106:4)

Ingatlah akan daku, ya Tuhan, demi kemurahan hati-Mu. Perhatikanlah aku demi keselamatan karya tangan-Mu.

Doa Pembuka


Allah Bapa sumber belas kasih, ampunilah kiranya kami, bila kami sampai menempuh jalan yang sesat dan semoga kami menengadah kepada Dia, yang sabda-Nya menjadi rezeki kehidupan kami, ialah Yesus Putra-Mu terkasih, belaskasih-Mu yang nyata bagi setiap orang sepanjang zaman. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa.

Bacaan dari Kitab Bilangan (13:1-2.25;14:1.26-29.34-35)
   
    
"Israel mengolah tanah yang diidamkan."
    
Ketika bangsa Israel dalam perjalanannya sampai di gurun Paran, bersabdalah Tuhan kepada Musa, “Suruhlah beberapa orang mengintai tanah Kanaan, yang akan Kuberikan kepada orang Israel. Dari setiap suku hendaknya kauutus seorang dari antara pemimpin mereka.” Sesudah lewat empat puluh hari pulanglah para pengintai itu, setelah menjelajahi seluruh negeri itu. Mereka langsung menghadap Musa dan Harun serta segenap umat Israel di Kadesh, di padang gurun Paran. Mereka melapor kepada keduanya dan kepada segenap umat dan memperlihatkan hasil negeri itu. Mereka berceritera, “Kami sudah masuk ke negeri Kanaan yang harus kami selidiki itu. Memang benar negeri itu berlimpah-limpah susu dan madunya, dan inilah hasilnya. Hanya saja bangsa yang diam di negeri itu kuat-kuat dan kota-kotanya berkubu serta sangat besar. Juga keturunan Enak telah kami lihat di sana. Orang Amalek diam di tanah Negeb, orang Het, orang Yebus dan orang Amori diam di pegunungan, sedangkan orang Kanaan diam di sepanjang laut dan sepanjang Sungai Yordan.” Kemudian Kaleb mencoba menenteramkan hati bangsa itu di hadapan Musa. Ia berkata, “Biar! Kita akan maju dan menduduki negeri itu, sebab pasti kita akan mengalahkannya.” Tetapi para pengintai lainnya membantah, “Tidak! Kita tidak dapat maju menyerang bangsa itu, karena mereka lebih kuat daripada kita.” Mereka juga menyampaikan kepada orang Israel kabar busuk tentang negeri yang diintai mereka itu, katanya, “Negeri yang telah kami lalui untuk diintai itu memakan penduduknya dan semua orang yang kami lihat di sana tinggi perawakannya. Kami lihat juga di sana raksasa-raksasa, orang Enak, keturunan para raksasa, sehingga kami sendiri merasa seperti belalang saja di hadapan mereka, dan mereka pun menganggap kami demikian.” Lalu segenap umat itu berteriak-teriak dan menangis semalam-malaman. Maka bersabdalah Tuhan kepada Musa dan Harun, “Masih berapa lama lagi umat yang jahat ini akan bersungut-sungut terhadap-Ku? Segala gerutu orang Israel telah Kudengar. Katakanlah kepada mereka, ‘Demi Aku yang hidup’, demikianlah sabda Tuhan, ‘Aku akan memperlakukan kalian sesuai dengan dengan kata-katamu sendiri. Di padang gurun ini bangkai-bangkaimu akan berserakan, yakni semua orang di antaramu yang sudah terdaftar, semua tanpa kecuali yang berumur dua puluh tahun ke atas, karena kalian telah bersungut-sungut terhadap-Ku. Sungguh, kalian tidak akan masuk ke negeri yang dengan sumpah telah Kujanjikan akan Kuberikan kepadamu, kecuali Kaleb bin Yefune dan Yosua bin Nun! Kalian telah mengintai negeri itu selama empat puluh hari. Sesuai dengan jumlah itu, satu hari dihitung satu tahun, jadi empat puluh tahun lamanya kalian harus menanggung akibat kesalahanmu, supaya kalian tahu bagaimana rasanya, jika Aku berbalik dari padamu. Aku, Tuhan, yang berkata demikian. Sesungguhnya, Aku akan melakukan semuanya itu terhadap segenap umat yang jahat ini yang telah bersepakat melawan Daku. Di padang gurun ini mereka akan habis, dan di sinilah mereka akan mati.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan
Ref. Ingatlah akan daku, ya Tuhan, demi kemurahan-Mu terhadap umat.
Ayat. (Mzm 106:6-7a.13-14.21-22.23)
1. Kami dan nenek moyang kami telah berbuat dosa, kami telah bersalah, kami telah berbuat fasik. Nenek moyang kami di Mesir tidak memahami perbuatan-perbuatan-Mu yang ajaib.
2. Tetapi segera mereka melupakan karya-karya-Nya, dan tidak peduli akan nasihat-Nya; Mereka dirangsang nafsu di padang gurun, dan mencobai Allah di padang belantara.
3. Mereka melupakan Allah yang telah menyelamatkan mereka, yang telah melakukan hal-hal besar di tanah Mesir; yang melakukan karya-karya ajaib di tanah Ham, dan perbuatan-perbuatan dahsyat di tepi Laut Teberau.
4. Maka Ia mengatakan hendak memusnahkan mereka, kalau Musa, orang pilihan-Nya, tidak mengetengahi di hadapan-Nya, untuk menyurutkan amarah-Nya, sehingga Ia tidak memusnahkan mereka.
 
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Luk 7:16b)
Seorang nabi besar telah muncul di tengah kita, dan Allah mengunjungi umat-Nya. Alleluya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (15:21-28)
   
"Hai ibu, sungguh besar imanmu!"
     
Pada suatu hari Yesus menyingkir ke daerah Tirus dan Sidon. Maka datanglah seorang wanita Kanaan dari daerah itu dan berseru, “Kasihanilah aku, ya Tuhan, Anak Daud. Anakku perempuan kerasukan setan dan sangat menderita.” Tetapi Yesus sama sekali tidak menjawab. Lalu para murid Yesus datang dan meminta kepada-Nya, “Suruhlah wanita itu pergi, sebab ia mengikuti kita sambil berteriak-teriak.” Jawab Yesus, “Aku diutus hanya kepada domba-domba umat Israel yang hilang.” Tetapi wanita itu mendekat dan menyembah Dia sambil berkata, “Tuhan, tolonglah aku!” Yesus menjawab, “Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing.” Kata wanita itu lagi, “Benar Tuhan, tetapi anjing-anjing pun makan remah-remah yang jatuh dari meja tuannya.” Bersabdalah Yesus kepadanya, “Hai Ibu, sungguh besar imanmu! Terjadilah bagimu seperti yang kaukehendaki.” Dan seketika itu juga anaknya sembuh.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
 
Renungan

 
Dalam bacaan yang pertama, Musa menyuruh beberapa orang untuk mengintai tanah Kanaan, yang berlimpah susu dan madu, yang akan menjadi tempat tinggal mereka. Namun, ada pengkhianat-pengkhianat yang menyampaikan kabar burung, yang membuat orang Israel menjadi takut dan meragukan rencana Allah bagi mereka. Akhirnya, rencana memasuki tanah Kanaan tertunda sampai 40 tahun lamanya. Iman dikalahkan oleh kabar yang tidak benar. 
 
Dalam bacaan Injil, kita justru disuguhkan cerita yang sebaliknya: iman yang kokoh mengalahkan keraguan. Wanita Kanaan tanpa ragu meminta Yesus untuk menyembuhkan anak perempuannya yang kerasukan setan dan sangat menderita. Wanita ini tahu universalitas penyelamatan Yesus. Meskipun Yesus menantangnya dengan kata-kata yang keras dan terkesan menolak, wanita ini tidak mundur. "Namun anjing itu makan remah-remah yang jatuh dari meja tuannya." Totalitas iman wanita ini berbuah nyata. Ia tak perlu menunggu lama, saat itu juga mukjizat terjadi. Injil mencatat, "Seketika itu juga anaknya sembuh." 
 
Iman adalah penyerahan diri yang total kepada Allah. Kita percaya bahwa Allah tidak membiarkan anak-anak-Nya, umat pilihannya, berada dalam kesulitan. Wanita Kanaan itu telah memperlihatkan kepada kita imannya yang besar. Pertanyaannya, apakah kita memiliki iman sedemikian? (IR/Renungan Harian Mutiara Iman 2017).
 
Yesus mengiringi kata-kata-Nya dengan "kekuatan-kekuatan dan mukjizat-mukjizat dan tanda-tanda" (Kis 2:22). Semuanya ini menunjukkan bahwa Kerajaan hadir di dalam-Nya, karena memberi kesaksian bahwa Yesuslah Mesias yang di-janjikan itu Bdk. Luk 7:18-23. (Katekismus Gereja Katolik, 547)
      
Antifon Komuni (Mat 15:28)

Yesus bersabda, "Sungguh besar imanmu! Terjadilah bagimu seperti yang kaukehendaki."

Selasa, 08 Agustus 2017 Peringatan Wajib St. Dominikus, Pendiri Ordo Pengkhotbah, Imam

Selasa, 08 Agustus 2017
Peringatan Wajib St. Dominikus, Pendiri Ordo Pengkhotbah, Imam

“Satu-satunya buku yang kupergunakan untuk mempersiapkan khotbah adalah buku cinta, yaitu Injil Yesus Kristus” (St. Dominikus)

Antifon Pembuka (Mzm 132 (131):9)

Semoga imam-Mu berpakaian kesucian, dan umat-Mu bersorak kegirangan.

Your priests, O Lord, shall be clothed with justice; your holy ones shall ring out their joy


Doa Pembuka
 
Allah Bapa yang arif bijaksana, Santo Dominikus dengan warta kebenarannya telah menyelamatkan umat-Mu pada masa lalu. Semoga kini ia tetap menolong Gereja-Mu dengan jasa dan doanya serta menjadi pelindung kami yang setia. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.
    
Iri hati membuat banyak persoalan dalam hidup dan menyakiti diri sendiri serta orang lain. Tuhan tidak suka dengan orang yang iri hati kepada saudaranya.

Bacaan dari Kitab Bilangan (12:1-13)
      
   
"Musa itu seorang nabi yang lain daripada yang lain. Bagaimana kalian sampai berani menaruh syak terhadap dia?"
  
Sekali peristiwa Miryam dan Harun menaruh syak terhadap Musa karena wanita Kush yang diperisterinya. Memang Musa telah memperisteri seorang wanita dari Kush. Kata mereka,”Benarkah Tuhan bersabda dengan perantaraanMusa saja? Bukankah Ia juga bersabda dengan perantaraan kita?” Hal itu didengar oleh Tuhan. Adapun Musa, dia itu seorang yang sangat lembut hatinya melebihi siapa pun di atas bumi. Lalu tiba-tiba bersabdalah Tuhan kepada Musa, Harun dan Miryam, “Keluarlah kalian bertiga ke Kemah Pertemuan.” Maka keluarlah mereka bertiga. Lalu turunlah Tuhan dalam tiang awan dan berdiri di pintu kemah itu, lalu memanggil Harun dan Miryam. Dan mereka berdua tampil. Lalu bersabdalah Tuhan, “Dengarkanlah sabda-Ku ini. Jika di antara kalian ada seorang nabi, maka Aku, Tuhan, menyatakan diri-Ku kepadanya dalam penglihatan. Aku berbicara dengan dia dalam mimpi. Bukan demikianlah halnya dengan hamba-Ku Musa, yang setia di seluruh rumah-Ku. Dengan Musa Aku berbicara berhadap-hadapan, terus terang, bukan dalam teka-teki. Dan ia telah melihat rupa Tuhan. Bagaimana kalian sampai berani menaruh syak terhadap hamba-Ku Musa?” Sebab itu bangkitlah murka Tuhan terhadap mereka. Tuhan meninggalkan tempat itu, dan tiang awan naik dari atas kemah. Pada saat itu Miryam tampak kena penyakit kusta, kulitnya menjadi putih seperti salju. Ketika Harun menoleh kepadanya, tampaklah olehnya bahwa Miryam telah terkena kusta. Harun lalu berkata kepada Musa, “Ah Tuanku, janganlah kiranya dosa ini ditimpakan kepada kami. Dalam kebodohan kami telah berbuat demikian. Janganlah kiranya Miryam ini dibiarkan sebagai anak gugur, yang pada waktu keluar dari kandungan sudah setengah busuk dagingnya.” Lalu berserulah Musa kepada Tuhan, “Ya Allah, sembuhkanlah kiranya dia.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah

Mazmur Tanggapan
Ref. Kasihanilah aku, ya Allah, sebab aku orang berdosa.
Atau: Alleluya.
Ayat. (Mzm 51:3-4.5-6a.6bc-7.12-13)
1. Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, menurut besarnya rahmat-Mu hapuskanlah pelanggaranku. Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku.
2. Sebab aku sadar akan pelanggaranku, dosaku selalu terbayang di hadapanku. Terhadap Engkau, terhadap Engkau sendirilah aku berdosa, yang jahat dalam pandangan-Mu kulakukan.
3. Maka Engkau adil bila menghukum aku, dan tepatlah penghukuman-Mu. Sungguh, dalam kesalahan aku diperanakkan, dalam dosa aku dikandung ibuku.
4. Ciptakanlah hati yang murni dalam diriku, ya Allah, dan baruilah semangat yang teguh dalam batinku.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Yoh 1:49b)
Rabi, Engkau Anak Allah, Engkaulah raja Israel.

Ketegasan Tuhan terhadap orang-orang yang menyesatkan tidak main-main. Tuhan tidak suka dengan sikap dan tindakan orang yang mengakibatkan penyesatan.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (14:22-36)
    
"Tuhan, suruhlah aku datang kepada-Mu dengan berjalan di atas air."
    
Sekali peristiwa setelah mengenyangkan orang banyak dengan roti, Yesus segera menyuruh murid-murid-Nya naik perahu dan mendahului-Nya ke seberang, sementara Ia menyuruh orang banyak pulang. Dan setelah orang banyak itu disuruh pergi Yesus mendaki bukit untuk berdoa seorang diri. Ketika hari sudah malam, Ia seorang diri di situ. Perahu para murid sudah bebrapa mil jauhnya dari pantai dan diombang-ambingkan gelombang karena angin sakal. Kira-kira jam tiga malam datanglah Yesus kepada mereka berjalan di ata air. Melihat Dia berjalan di atas air, para murid terkejut dan berseru, “Itu hantu!” Dan mereka berteriak ketakutan. Tetapi Yesus segera menyapa mereka, kata-Nya, “Tenanglah! Akulah ini, jangan takut!” Lalu Petrus berseru, Tuhan, jika benar Tuhan sendiri, suruhlah aku datang kepada-Mu dengan berjalan di atas air.” Kata Yesus, “Datanglah!” Maka Petrus turun dari perahu dan berjalan di atas air mendapatkan Yesus. Tetapi ketika dirasakannya tiupan angin kencang, Petrus menjadi takut dan mulai tenggelam lalu berteriak, “Tuhan, tolonglah aku!” Segera Yesus mengulurkan tangan-Nya memegang dia dan berkata, “Orang kurang percaya! Mengapa engkau bimbang?” Keduanya lalu naik ke perahu dan redalah angin. Dan mereka yang ada di perahu menyembah Dia, katanya, “Sungguh, Engkau Anak Allah!” Setibanya di seberang mereka mendarat di Genesaret. Begitu Yesus dikenal oleh orang-orang setempat, mereka memberitahukannya ke seluruh daerah. Maka semua orang sakit dibawa kepada-Nya. Mereka memohon supaya diperkenankan menjamah jumbai jubah-Nya. Dan semua orang yang menjamah Dia menjadi sembuh.
Demikianlah Injil Tuhan
U Terpujilah Kristus
 
Renungan

  Untuk apa sibuk mengurusi orang yang tidak mencuci tangan sebelum makan? Lebih baik kita melihat diri kita masing-masing, apakah kita masih suka bergosip, berdusta, serta menyakiti orang lain? Perbuatan dan perkataan negatif itulah yang membuat diri kita najis. Mari kita menjaga kata-kata dan tindakan kita agar tidak mencelakakan diri sendiri dan sesama. Kita dapat belajar dari St. Dominikus yang diperingati pada hari ini. Ia senantiasa menjaga kata-kata dan perbuatannya agar tetap suci. 
    
Antifon Komuni (Mat 16:24)
 
Barangsiapa ingin menjadi murid-Ku, hendaknya menyangkal diri, memanggul salibnya dan mengikuti Aku. 
   
Doa Malam
  
Bapa yang Maharahim, Engkau telah memberi teladan yang nyata lewat perbuatan yang dapat meringankan beban hidup banyak orang. Bantulah kami agar dalam kesulitan hidup ini kami berani mempercayakan diri pada pertolongan dan kerahiman-Mu. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.
 

RUAH

Senin, 07 Agustus 2017 Hari Biasa Pekan XVIII

Senin, 07 Agustus 2017
Hari Biasa Pekan XVIII

Seorang imam adalah tiang-tiang dasar untuk membantu orang lain, sedangkan saya begitu lemah sehingga membutuhkan bantuan orang lain. --- St. Albertus dari Trapani

Antifon Pembuka (Mzm 81:17)

Umat-Ku akan Kuberi makan sari gandum dan Kupuaskan dengan madu kuat.

Doa Pembuka


Allah Bapa Yang Maharahim, kasihanilah dan dampingilah kami dengan sabda-Mu, daya Roh-Mu. Kami mohon, berilah kami rezeki untuk bekal perjalanan, ialah Yesus pemimpin kami, yang menjadi Pengantara kami di hadapan-Mu. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Bilangan (11:4b-15)
    
 
"Aku seorang diri tidak dapat memikul tanggung jawab atas bangsa ini."
   
Sekali peristiwa, dalam perjalanannya melintasi gurun pasir, orang-orang Israel berkata, “Siapa yang akan memberi kita makan daging? Kita teringat akan ikan yang kita makan di Mesir tanpa bayar, akan mentimun dan semangka, bawang prei, bawang merah dan bawang putih. Tetapi sekarang kita kurus kering, tiada sesuatu pun yang kita lihat kecuali manna.” Adapun manna itu seperti ketumbar dan kelihatannya seperti damar bedolah. Orang-orang Israel berlari kian ke mari untuk memungutnya, lalu menggilingnya dengan batu kilangan atau menumbuknya dengan lumpang. Mereka memasaknya dalam periuk dan membuatnya menjadi roti bundar; rasanya seperti rasa penganan yang digoreng. Dan apabila embun turun di tempat perkemahan pada waktu malam, maka turunlah juga manna di situ. Musa mendengar keluh kesah bangsa itu, sebab orang-orang dari setiap keluarga menangis di depan pintu kemahnya. Maka bangkitlah murka Tuhan dengan sangat, dan hal itu dinilai jahat oleh Musa. Maka Musa berkata kepada Tuhan, “Mengapa Kauperlakukan hamba-Mu ini dengan buruk, dan mengapa aku tidak mendapat kasih karunia dalam pandangan-Mu? Mengapa Engkau membebankan kepadaku tanggung jawab atas seluruh bangsa ini? Akukah yang mengandung atau melahirkan bangsa ini? Mengapa Engkau berkata kepadaku, ‘Pangkulah dia seperti seorang inang memangku anak yang sedang menyusu? Bimbinglah dia ke tanah yang Kujanjikan dengan sumpah kepada nenek moyangnya!’ Dari manakah aku mengambil daging untuk diberikan kepada seluruh bangsa ini? Sebab mereka menangis kepadaku dan berkata, ‘Berilah kami daging untuk dimakan.’ Aku seorang diri tidak dapat memikul tanggung jawab atas seluruh bangsa ini, sebab terlalu berat bagiku. Jika Engkau berlaku demikian kepadaku, sebaiknya Engkau membunuh aku saja; jika aku mendapat kasih karunia dalam pandangan-Mu janganlah kiranya aku mengalami malapetaka!”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Bersorak sorailah bagi Allah, kekuatan kita.
Ayat. (Mzm 81:12-13.14-15.16-17; Ul: 2a)
1. Umat-Ku tidak mendengarkan suara-Ku, dan Israel tidak suka kepada-Ku. Sebab itu Aku membiarkan dia dalam kedegilan hatinya; biarlah mereka berjalan mengikuti angan-angannya sendiri!
2. Sekiranya umat-Ku mendengar Aku; sekiranya Israel hidup menurut jalan yang Kutunjukkan, seketika itu juga musuh mereka Aku tundukkan, dan para lawan mereka Kupukul dengan tangan-Ku.
3. Orang-orang yang membenci Tuhan akan tunduk kepada-Nya, dan itulah nasib mereka untuk selama-lamanya. Tetapi umat-Ku akan Kuberi makan gandum yang terbaik, dan dengan madu dari gunung batu Aku akan mengenyangkannya.

Bait Pengantar Injil, do = f, 2/4, PS 961
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Mat 4:4b)
Manusia hidup bukan saja dari makanan, melainkan juga dari setiap sabda Allah.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (14:13-21)
  
"Sambil menengadah ke langit Yesus mengucapkan doa berkat; dibagi-bagi-Nya roti itu, dan diberikan-Nya kepada para murid. Lalu para murid membagi-bagikannya kepada orang banyak."
  
Sekali peristiwa, setelah mendengar berita pembunuhan Yohanes Pembaptis, menyingkirlah Yesus; dengan naik perahu Ia bermaksud mengasingkan diri ke suatu tempat yang sunyi. Tetapi orang banyak mendengarnya dan mengikuti Dia dengan mengambil jalan darat, dari kota-kota mereka. Ketika Yesus mendarat, Ia melihat orang banyak yang besar jumlahnya. Maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasih kepada mereka dan Ia menyembuhkan mereka yang sakit. Menjelang malam para murid Yesus datang kepada-Nya dan berkata, “Tempat ini sunyi dan hari sudah mulai malam. Suruhlah orang banyak itu pergi supaya dapat membeli makanan di desa-desa.” Tetapi Yesus berkata kepada mereka, “Mereka tidak perlu pergi. Kalian saja memberi makan mereka.” Jawab mereka, “Pada kami hanya ada lima buah roti dan dua ekor ikan.” Yesus berkata, “Bawalah ke mari.” Lalu disuruh-Nya orang banyak itu duduk di rumput. Setelah itu Ia mengambil kelima buah roti dan kedua ekor ikan. Sambil menengadah ke langit diucapkan-Nya doa berkat, dibagi-bagi-Nya roti itu dan diberikan-Nya kepada para murid. Para murid lalu membagi-bagikannya kepada orang banyak. Mereka semua makan sampai kenyang. Kemudian potongan-potongan roti yang sisa dikumpulkan sampai dua belas bakul penuh. Yang turut makan kira-kira lima ribu orang pria; tidak termasuk wanita dan anak.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

   
Permenungan kita pada hari ini adalah Injil Matius 14:13-21. Tuhan Yesus memberi makan lima ribu orang. Kita, para murid-Nya, diundang untuk menjadi partner. Menjadi sahabat, pribadi yang turut ambil bagian dalam perutusan-Nya. Menjadi pribadi yang bisa merasakan apa yang Ia rasakan, menjadi pribadi yang melakukan apa yang Ia lakukan. Hidup Tuhan Yesus adalah hidup kita. Menjadi partner Tuhan Yesus berarti menjalin komunikasi, percakapan dengan Dia setiap saat. Ambil bagian dalam membagi roti.
    
     Tuhan Yesus menegaskan perutusan-Nya dengan mencari tempat yang sunyi. ”Setelah Yesus mendengar berita itu menyingkirlah Ia dari situ, dan hendak mengasingkan diri dengan perahu ke tempat yang sunyi” (ayat 13a). Konteks dari ayat ini adalah Herodes yang memenggal kepala Yohanes Pembaptis. Dalam kesunyian, Tuhan Yesus menghadapi diri sendiri yang sesungguhnya. Diri yang datang untuk melayani orang banyak yang menaruh kepercayaan kepada-Nya. Diri yang menjadi manna bagi banyak orang. Proses menjadi partner Tuhan Yesus adalah proses kesunyian. Proses dimana kita menegaskan bahwa kita akan mengikuti Dia kemana Ia pergi. Dia akan mengantarkan kita untuk mencapai tujuan hidup.
    
   ”Yesus menengadah ke langit dan mengucap berkat, lalu memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya kepada murid-murid-Nya, lalu murid-murid-Nya memberikannya pula kepada orang banyak” (ayat 19). Ambil bagian dalam perutusan Tuhan Yesus berarti memaknai hidup sebagai peristiwa syukur. Menemukan kekuatan hidup dalam Dia, saat mengalami letih-lesu mendapatkan penyegaran dari-Nya. Menjadi partner berarti ikut membagi ”makanan”. Ikut bertanggungjawab untuk situasi umat saat ini, menjadi pribadi yang kreatif. Tidak menyerah pada keadaan. Menyertai Tuhan Yesus dalam menjalankan pelayanan serta memungkinkan pelayanan itu terlaksana. Tuhan Yesus adalah tumpuan hidup. Tuhan Yesus adalah penopang hidup. P. Laurentius Setyo Antoro, SCJ  - arsip -
 
Antifon Komuni (Mzm 81:17)

Umat-Ku akan Kuberi makan sari gandum, dan akan kukenyangkan dengan madu dari gunung batu.

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy