Sabtu, 14 Oktober 2017 Hari Biasa Pekan XXVII

Sabtu, 14 Oktober 2017
Hari Biasa Pekan XXVII

“Penerusan iman mewujud pertama dan terutama dalam Pembaptisan” (Paus Fransiskus)


Antifon Pembuka (Luk 11:28)

Yang berbahagia ialah mereka, yang mendengarkan sabda Allah dan melaksanakannya.

Doa Pembuka

Allah Bapa kami di surga, Engkaulah benteng perlindungan bagi siapa saja yang mengimani Engkau. Semoga sabda-Mu, mendasari kehidupan kami. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Melalui Nabi Yoel, Tuhan memberikan ancaman hukuman. Ancaman hukuman itu merupakan sebuah undangan untuk bertobat. Dengan bertobat, kita mendapatkan kembali kasih pengampunan Tuhan.

Bacaan dari Nubuat Yoel (3:12-21)
    
"Ayunkanlah sabit, sebab sudah masaklah tuaian."
   
Hendaklah bangsa-bangsa bergerak dan maju ke Lembah Yosafat, sebab di sana Aku akan duduk untuk menghakimi segala bangsa dari segenap penjuru. Ayunkanlah sabit, sebab sudah masaklah tuaian. Marilah, iriklah, sebab tempat anggur sudah penuh; tempat-tempat pemerasan sudah berkelimpahan. Sebab banyaklah kejahatan mereka. Banyak orang, banyak orang di lembah penentuan! Ya, sudah dekatlah hari Tuhan di lembah penentuan! Matahari dan bulan menjadi gelap dan bintang-bintang kehilangan cahayanya. Tuhan mengaum dari Sion, dari Yerusalem Ia memperdengarkan suara-Nya, dan langit serta bumi pun bergoncang. Tetapi Tuhan adalah tempat perlindungan bagi umat-Nya, dan benteng bagi orang Israel. Maka kalian akan mengetahui bahwa Aku, Tuhan, adalah Allahmu, yang tinggal di Sion, gunung-Ku yang kudus. Dan Yerusalem akan menjadi kudus, dan orang-orang luar takkan melintasinya lagi. Pada waktu itu akan terjadi bahwa gunung-gunung akan meniriskan anggur baru, bukit-bukit akan mengalirkan susu, dan segala sungai Yehuda akan mengalirkan air; mata air akan terbit dari rumah Tuhan dan akan membasahi Lembah Sitim. Mesir akan menjadi sunyi sepi, dan Edom akan menjadi padang gurun tandus, oleh sebab kekerasan terhadap keturunan Yehuda, oleh karena mereka telah menumpahkan darah orang yang tak bersalah di tanahnya. Tetapi Yehuda tetap didiami untuk selama-lamanya, dan Yerusalem turun-temurun. Aku akan membalas darah mereka yang belum Kubalas; Tuhan tetap diam di Sion.”
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Bersukacitalah dalam Tuhan, hai orang benar.
Ayat. (Mzm 97:1-2.5-6.11-12)
1. Tuhan adalah Raja. Biarlah bumi bersorak-sorai, biarlah banyak pulau bersukacita!
2. Gunung-gunung luluh laksana lilin di hadapan Tuhan, di hadapan Tuhan semesta alam. Langit memberitakan keadilan-Nya dan segala bangsa melihat kemuliaan-Nya.
3. Terang sudah terbit bagi orang benar, dan sukacita bagi orang-orang yang tulus hati. Bersukacitalah karena Tuhan, hai orang-orang benar, dan nyanyikanlah syukur bagi nama-Nya yang kudus.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Luk 11:28)
Berbahagialah yang mendengarkan Sabda Tuhan dan memeliharanya.

Setiap orang ingin hidup bahagia. Lantas di mana letak kebahagiaan seorang murid Tuhan? Yakni, dalam hal ini: mendengarkan sabda Tuhan dan melaksanakannya dalam hidup sehari-hari.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (11:27-28)
  
"Berbahagialah ibu yang telah mengandung Engkau!"
  
Pada suatu hari, ketika Yesus sedang berbicara kepada orang banyak, berserulah seorang wanita dari antara orang banyak itu, dan berkata kepada Yesus, “Berbahagialah ibu yang telah mengandung dan menyusui Engkau.” Tetapi Yesus bersabda, “Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan sabda Allah dan memeliharanya.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan
     
Anugerah yang diberikan kepada orang yang melaksanakannya Sabda Allah, melebihi kebahagiaan seorang ibu yang anaknya membawa kegemilangan dan menjaga nama baik keluarga. Secara manusiawi kita akan berbahagia melihat anak-anak dari keluarga kita berhasil dengan baik dalam menempuh karir dan dalam membangun keluarga mereka. Namun, bagi Yesus kebahagiaan itu akan terlampaui oleh mereka yang berani memelihara Sabda Allah dalam hidup mereka. Sangat jelas, karena perjuangan ini menyangkut kehidupan kekal dalam Allah, bukan hanya kehidupan di dunia saat ini.

Antifon Komuni (1Yoh 2:5)

Barangsiapa melaksanakan sabda Kristus, dialah yang memiliki cinta kasih Allah yang sempurna.

Doa Malam

Allah Bapa Sumber Kehidupan, ajarilah aku untuk mendengarkan suara sabda-Mu yang terjadi di dalam hidup harian ini. Bukalah mata hatiku agar aku siap melakukan apa yang menjadi kehendak-Mu kendati berat. Namun, bersama Engkau aku bisa, oleh karena itu aku tidak akan mengandalkan kekuatanku sendiri. Amin.


RUAH

Jumat, 13 Oktober 2017 Hari Biasa Pekan XXVII

Jumat, 13 Oktober 2017
Hari Biasa Pekan XXVII

“Siapapun yang memisahkan diri dari Gereja …. terpisah dari janji-janji Gereja.; ia yang meninggalkan Gereja tidak akan memperoleh penghargaan dari Kristus…Ia tak dapat memiliki Tuhan sebagai Bapa-Nya, yang tidak mempunyai Gereja sebagai ibunya; …. Siapapun yang menghancurkan damai dan harmoni Kristus, bertindak melawan Kristus; barangsiapa mengumpulkan di tempat lain di luar Gereja, mencerai-beraikan Gereja Kristus…. Jika seseorang tidak menjaga kesatuan ini, ia tidak menjaga hukum Tuhan, ia telah kehilangan iman akan Bapa, Putra dan ia telah kehilangan hidupnya dan jiwanya” (St. Siprianus, The Unity of the Catholic Church, 6).

Antifon Pembuka (Mzm 9:2-3)

Aku mau bersyukur kepada Tuhan dengan segenap hati, aku mau menceritakan segala perbuatan-Mu yang ajaib. Aku mau bersukacita dan bersukaria karena Engkau, bermazmur bagi nama-Mu, ya Allah Mahatinggi.

Doa Pembuka


Allah Bapa, Benteng Kekuatan kami, berkenanlah menjaga kelangsungan semangat Yesus Putra-Mu dalam diri kami. Semoga kami rukun bersatu padu dan selalu bersedia membangun kedamaian. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Nubuat Yoel (1:13-15;2:1-2)
   
  
"Hari Tuhan yang gelap gulita dan kelam kabut."
   
Hai para imam, kenakanlah pakaian kabung dan mengeluhlah. Merataplah, hai para pelayan mezbah. Masuklah, bermalamlah dengan memakai kain kabung, hai para pelayan Allahku, sebab sudah lama di rumah Allahmu tiada kurban sajian dan kurban curahan. Adakanlah puasa yang kudus, maklumkanlah perkumpulan raya. Kumpulkanlah para tua-tua dan seluruh penduduk negeri ke rumah Tuhan Allahmu, dan berteriaklah kepada Tuhan. Wahai, hari itu! Sungguh, hari Tuhan sudah dekat, datangnya seperti hari pemusnahan dari Yang Mahakuasa. Tiuplah sangkakala di Sion dan berteriaklah di gunung-Ku yang kudus! Biarlah gemetar seluruh penduduk negeri, sebab hari Tuhan datang, sebab hari itu sudah dekat. Suatu hari gelap gulita dan kelam kabut, suatu hari berawan dan kelam pekat. Seperti fajar di atas gunung-gunung terbentanglah suatu bangsa yang besar dan kuat, yang serupa itu tidak pernah ada sejak purbakala, dan tidak akan ada lagi sesudah itu, turun-temurun, pada masa yang akan datang.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan menghakimi dunia dengan adil.
Ayat. (Mzm 9:2-3.6.16.8-9; R: 9a)
1. Aku mau bersyukur kepada Tuhan dengan segenap hati, aku mau menceritakan perbuatan-Mu yang ajaib; aku mau bersukacita dan bersukaria karena Engkau, bermazmur bagi nama-Mu, ya Yang Mahatinggi.
2. Engkau menghardik bangsa-bangsa, dan telah membinasakan orang-orang fasik; nama mereka telah Kauhapuskan untuk seterusnya dan selama-lamanya. Bangsa-bangsa terbenam dalam lubang yang dibuatnya, kakinya terperangkap dalam jaring yang dipasangnya sendiri.
3. Tetapi Tuhan bersemayam untuk selama-lamanya, takhta-Nya didirikan-Nya untuk menjalankan penghakiman. Dialah yang menghakimi dunia dengan keadilan dan mengadili bangsa-bangsa dengan kebenaran.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. Sekarang penguasa dunia ini dibuang ke luar, sabda Tuhan; dan bila Aku telah ditinggikan dari bumi, Aku akan menarik semua orang kepada-Ku.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (11:15-26)
    
"Jika Aku mengusir setan dengan kuasa Allah, maka Kerajaan Allah sudah datang kepadamu."
  
Sekali peristiwa, setelah Yesus mengusir setan, ada beberapa orang yang berkata, "Ia mengusir setan dengan kuasa Beelzebul, kepala setan." Ada pula yang mencobai Dia dan meminta tanda dari surga. Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka, lalu berkata, "Setiap kerajaan yang terpecah-pecah, pasti binasa. Dan setiap rumah tangga yang terpecah-pecah, pasti runtuh. Jika Iblis juga terbagi-bagi dan melawan dirinya sendiri, bagaimana mungkin kerajaannya dapat bertahan? Sebab kalian berkata, bahwa Aku mengusir setan dengan kuasa Beelzebul. Jadi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Beelzebul, dengan kuasa apakah pengikut-pengikutmu mengusir setan? Sebab itu merekalah yang akan menjadi hakimmu. Tetapi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Allah, maka sesungguhnya Kerajaan Allah sudah datang kepadamu. Apabila seorang yang kuat dan bersenjata lengkap menjaga rumahnya, amanlah segala miliknya. Tetapi jika seorang yang lebih kuat daripadanya menyerang dan mengalahkannya, maka orang itu akan merampas perlengkapan senjata yang diandalkannya, dan akan membagi-bagikan rampasannya. Barangsiapa tidak bersama Aku, ia melawan Daku, dan barangsiapa tidak mengumpulkan bersama Aku, ia mencerai-beraikan. Apabila roh jahat keluar dari manusia, ia mengembara di tempat-tempat yang tandus mencari perhentian; dan karena tidak mendapatnya, ia berkata, 'Aku akan kembali ke rumah yang telah kutinggalkan itu.' Maka pergilah ia dan mendapati rumah itu bersih tersapu dan rapih teratur. Lalu ia keluar dan mengajak tujuh roh lain yang lebih jahat daripadanya, dan mereka masuk dan tinggal di situ. Maka akhirnya keadaan orang itu lebih buruk daripada keadaannya semula."
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.

Renungan
  
  Injil Lukas hari ini mengisahkan bagaimana Yesus mengusir roh-roh jahat yang membisukan. Orang melihat Yesus mengusir setan dengan kuasa Beelzebul. Lalu Yesus menjelaskan bahwa bukan kuasa setan yang ia pergunakan melainkan kuasa Allah. Kuasa setan tidak akan mampu mengalahkan setan. Yesus menegaskan bahwa yang memampukan dia mengusir setan dan kuasa kejahatan, adalah kuasa Allah sendiri. 
 
Dalam kehidupan sehari-hari, banyak dari kita takut dengan kuasa kejahatan atau aneka macam nama setan. Kita percaya bahwa makhluk halus seperti setan, tuyul, gendruwo atau apapun namanya eksis di sekitar kita. Kita seringkali kerasukan roh-roh itu dan kita tidak berdaya untuk melepaskannya. Kalau kita beriman, roh jahat, setan dan teman-temannya, bisa dengan mudah kita kalahkan. Iman akan Tuhan, mampu mengusir dan mengalahkan mereka. Menggunakan air berkat dan mendoakan mereka kita akan mudah mengusirnya. Apalagi ada kuasa imamat. Setan yang sulit diusir adalah setan-setan yang ada dalam hati dan diri kita manusia seperti egoisme, kebencian, iri hati, kedengkian, amarah. Setan-setan inilah yang harus kita hancurkan terlebih dahulu karena setan-setan inilah yang dengan mudah menghancurkan kehidupan dan relasi kita baik dengan Allah ataupun dengan sesama.  (RENUNGAN HARIAN MUTIARA IMAN 2017) 

Antifon Komuni (Gal 3:14)

Allah menghendaki agar dalam Yesus Kristus berkat Abraham sampai kepada bangsa-bangsa bukan Yahudi, sehingga berkat iman, kita menerima Roh yang telah dijanjikan.

Kamis, 12 Oktober 2017 Hari Biasa Pekan XXVII

Kamis, 12 Oktober 2017
Hari Biasa Pekan XXVII
 
“Tutuplah telingamu, kalau ada orang mengajar kamu tanpa berbicara tentang Yesus Kristus” (St. Ignasius dari Antiokhia)

 
Antifon Pembuka (Luk 11:9)

Mintalah, maka kamu akan diberi, carilah, maka kamu akan mendapat, ketuklah, maka kamu akan dibukakan pintu.

Doa Pembuka


Allah Bapa yang Mahabaik, Engkaulah sahabat siapa saja yang mencari Engkau. Semoga permohonan mereka Kaukabulkan, dan mereka Kaubuat gembira dan tenang. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Orang-orang yang takwa akan beroleh selamat. Bagi mereka akan terbit surya kebenaran yang sayapnya membawa kesembuhan. Sebaliknya, orang fasik akan memperoleh kebinasaan.


Bacaan dari Nubuat Maleakhi (3:13 - 4:2a)
   
    
"Hari Tuhan akan datang, menyala seperti api."
  
Tuhan bersabda kepada orang-orang fasik, "Bicaramu tentang Aku kurang ajar. Meskipun demikian kalian bertanya, 'Apakah yang kami bicarakan di antara kami tentang Engkau?' Kalian berkata, 'Sia-sialah beribadat kepada Allah! Apakah untungnya kita memelihara apa yang harus dilakukan terhadap Allah dan berjalan dengan pakaian berkabung di hadapan Tuhan semesta alam? Itulah sebabnya kita memuji bahagia orang-orang yang gegabah. Sebab mujurlah orang-orang yang berbuat jahat itu! Mereka mencobai Allah, namun luput juga.' Sebaiknya orang-orang yang takwa berbicara demikian, 'Tuhan memperhatikan dan mendengarkan kita; sebuah kitab peringatan ditulis di hadapan-Nya bagi orang-orang yang takwa kepada Tuhan dan bagi orang-orang yang menghormati nama-Nya.' "Mereka akan menjadi milik kesayangan-Ku sendiri," sabda Tuhan semesta alam, "pada hari yang Kusiapkan. Aku akan mengasihani mereka sama seperti seseorang menyayangi anaknya yang melayani dia. Maka kalian akan melihat kembali perbedaan antara orang benar dan orang jahat, antara orang yang beribadat kepada Allah dan orang yang tidak beribadat kepada-Nya. Sesungguhnya hari itu akan datang, menyala seperti api. Maka semua orang gegabah dan orang fasik akan menjadi seperti jerami dan akan terbakar oleh hari yang akan datang itu," sabda Tuhan semesta alam. "Mereka akan habis sampai ke akar dan cabangnya. Tetapi kalian yang takwa, bagi kalian akan terbit surya kebenaran yang sayapnya membawa kesembuhan."
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PS 841
Ref. Berbahagialah yang mendiami rumah Tuhan
Ayat. (Mzm 1:1-2.3.4.6; R: 40:5a)
1. Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan kaum pencemooh; tetapi yang kesukaannya ialah hukum Tuhan, dan siang malam merenungkannya.
2. Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buah pada musimnya, dan daunnya tak pernah layu; apa saja yang diperbuatnya berhasil.
3. Bukan demikianlah orang-orang fasik; mereka seperti sekam yang ditiup angin. Sebab Tuhan mengenal jalan orang benar, tetapi jalan orang fasik menuju kebinasaan.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Kis 16:14b)
Tuhan, bukalah hati kami, supaya kami memperhatikan sabda Putra-Mu.
 
Bapa di surga itu Allah yang Mahabaik. Karena itu, Ia memberikan yang terbaik kepada kita jika meminta kepada-Nya dengan tulus ikhlas. Janganlah malu-malu untuk meminta. Sebab Allah itu kaya dengan rahmat.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (11:5-13)
    
"Mintalah, maka kalian akan diberi."
  
Pada waktu itu, sesudah mengajar para murid berdoa, Yesus bersabda kepada mereka, “Jika di antara kalian ada yang tengah malam pergi ke rumah seorang sahabat dan berkata kepadanya, ‘Saudara, pinjamilah aku tiga buah roti, sebab seorang sahabatku dalam perjalanan singgah di rumahku, dan aku tidak mempunyai apa-apa untuk dihidangkan kepadanya, masakah ia yang di dalam rumah itu akan menjawab, ‘Jangan mengganggu aku; pintu sudah tertutup, dan aku serta anak-anakku sudah tidur. Aku tidak dapat bangun dan memberikannya kepadamu.’ Aku berkata kepadamu: Sekalipun dia tidak mau bangun dan tidak mau memberikan sesuatu meskipun ia itu sahabatnya namun karena sikap sahabatnya yang tidak malu-malu itu, pasti ia akan bangun dan memberikan apa yang dia perlukan. Oleh karena itu, Aku berkata kepadamu: Mintalah, maka kamu akan diberi; carilah, maka kamu akan mendapat; ketuklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, akan menerima, setiap orang yang mencari, akan mendapat, dan setiap orang yang mengetuk, akan dibukakan pintu. Bapa manakah di antara kalan, yang memberi anaknya sebuah batu, kalau anak itu minta roti? Atau seekor ular, kalau anaknya minta ikan? Atau kalajengking kalau yang diminta telur? Jika kalian yang jahat tahu memberikan yang baik kepada anakmu, betapa pula Bapamu yang di surga! Ia akan memberikan Roh Kudus kepada siapa pun yang meminta kepada-Nya.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Walaupun kelihatannya mereka yang tidak bertakwa kepada Allah memiliki hidup yang nyaman, ternyata Allah menunjukkan akhir hidup yang berbeda bagi mereka. Situasi ini, seringkali membuat mereka yang berjalan di jalan Allah, menjadi ragu-ragu. Nubuat Maleakhi dalam bacaan pertama meneguhkan mereka yang bertakwa supaya bersikap tenang melihat perbedaan itu dan diajak untuk tetap setia kepada Allah. Ada sesuatu yang indah, yang dipersiapkan oleh Allah bagi setiap orang yang menjaga ketakwaannya kepada-Nya.

Antifon Komuni (Luk 11:13)

Setiap orang yang meminta akan menerima, setiap orang yang mencari akan mendapat; dan setiap orang yang mengetuk akan dibukakan pintu.

Doa Malam
    
Ya Tuhan dan Allahku, aku bersyukur atas segala anugerah yang telah kuterima sepanjang hari ini. Aku mohon, mampukanlah aku untuk makin percaya pada kehendak Bapa dalam hidup harianku ini, sebagaimana Engkau telah melakukan kehendak Bapa sebagai makanan sehari-hari. Amin.


RUAH

Rabu, 11 Oktober 2017 Hari Biasa Pekan XXVII

Rabu, 11 Oktober 2017
Hari Biasa Pekan XXVII


"Doa Tuhan adalah kesimpulan seluruh Injil" (Tertulianus, or. 1). "Ketika Tuhan mewariskan kepada kita rumusan doa ini, Ia menambahkan pula: "Mintalah, maka kamu akan diberi; carilah, maka kamu akan mendapat; ketuklah, maka pintu akan dibukakan bagimu" (Luk 11:9). Jadi setiap orang dapat menyampaikan pelbagai macam doa ke surga seturut kebutuhannya; tetapi ia harus selalu mulai dengan doa Tuhan, yang merupakan doa utama" (Tertulianus, or. 10). --- Katekismus Gereja Katolik, 2761
 

  
Antifon Pembuka (Mzm 86:9-10)

Ya Tuhan, Engkau sungguh baik dan suka mengampuni, kasih setia-Mu berlimpah bagi semua yang berseru kepada-Mu. Pasanglah telinga kepada doaku, ya Tuhan, dan perhatikanlah suara permohonanku.
     

Doa Pembuka
 

  Allah Bapa kami maha pengasih dan penyayang, Engkau selalu memperhatikan setiap orang, meski ia berdosa dan mengingkari Engkau. Kami bersyukur, karena demikian besar cinta dan belas kasih-Mu; dan kami mohon semoga kami bersedia berbuat baik. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.   

   
Bacaan dari Nubuat Yunus (4:1-11)
   
"Engkau sayang akan pohon jarak itu. Mana mungkin Aku tidak sayang akan kota Niniwe yang besar itu?"
    
Yunus sangat kesal hatinya dan marah-marah, karena Tuhan mengasihani kota Niniwe. Maka berdoalah ia kepada Tuhan, “Ya Tuhan, bukankah telah kukatakan, ketika aku masih di negeriku. Aku tahu bahwa Engkaulah Allah yang pengasih dan penyayang, yang panjang sabar dan berlimpah kasih setia-Nya, yang menyesali malapetaka yang hendak didatangkan-Nya. Itulah sebabnya aku melarikan diri ke Tarsis. Maka sekarang, ya Tuhan, cabutlah kiranya nyawaku, karena lebih baik aku mati daripada hidup.” Tetapi Tuhan bersabda, “Layakkah engkau marah?” Yunus telah keluar dari kota Niniwe dan tinggal di sebelah timurnya. Di situ ia mendirikan sebuah pondok dan duduk di bawah naungannya menantikan apa yang akan terjadi atas kota itu. Lalu atas penentuan Tuhan Allah tumbuhlah sebatang pohon jarak yang menaungi kepala Yunus, agar ia terhibur dari kekesalan hatinya. Yunus sangat bersukacita karena pohon jarak itu. Tetapi keesokan harinya, ketika fajar menyingsing, atas penentuan Allah pula datanglah seekor ulat, yang menggerek pohon jarak itu, sehingga layu. Segera sesudah matahari terbit, maka atas penentuan Allah, bertiuplah angin timur yang panas terik, sehingga sinar matahari menyakiti kepala Yunus; lalu rebahlah ia lesu dan berharap supaya mati. Ia berkata, “Lebih baiklah aku mati daripada hidup.” Tetapi Tuhan bersabda kepada Yunus, “Layakkah engkau marah kepada pohon jarak itu?” Jawab Yunus, “Selayaknyalah aku marah sampai mati.” Tuhan lalu bersabda, “Engkau sayang akan pohon jarak itu. Padahal tidak sedikit pun engkau berjerih payah dan tidak pula engkau menumbuhkannya! Pohon itu tumbuh dalam satu malam dan binasa pula dalam satu malam. Nah, mana mungkin Aku tidak sayang akan kota Niniwe yang besar itu, yang berpenduduk lebih dari seratus dua puluh ribu orang, dengan ternaknya yang begitu banyak? Padahal mereka itu tak tahu membedakan tangan kanan dan tangan kiri!”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Engkaulah Allah, yang panjang sabar dan berlimpah kasih setia.
Ayat. (Mzm 86:3-4.5-6.9-10)
1. Engkaulah adalah Allahku, kasihanilah aku, sebab kepada-Mulah aku berseru sepanjang hari. Buatlah jiwa hamba-Mu bersukacita, sebab kepada-Mulah, ya Tuhan, kuangkat jiwaku.
2. Ya Tuhan, Engkau sungguh baik dan suka mengampuni, kasih setia-Mu berlimpah bagi semua yang berseru kepada-Mu. Pasanglah telinga kepada doaku, ya Tuhan, dan perhatikanlah suara permohonanku.
3. Segala bangsa yang Kaujadikan akan datang menyembah di hadapan-Mu, ya Tuhan; mereka akan memuliakan nama-Mu. Tuhan, sungguh besarlah Engkau! Engkau melakukan keajaiban-keajaiban, hanya Engkaulah Allah!
    
Bait Pengantar Injil
Ref. Alelluya
Ayat. (Rm 8:15)
Kalian akan menerima roh pengangkatan menjadi anak; dalam roh itu kita akan berseru, ‘Abba, ya Bapa’.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (11:1-4)
   
"Tuhan, ajarlah kami berdoa."
    
Pada waktu itu Yesus sedang berdoa di salah satu tempat. Ketika Ia berhenti berdoa, berkatalah seorang dari murid-murid-Nya kepada-Nya, “Tuhan, ajarlah kami berdoa sebagaimana Yohanes telah mengajar murid-murid-Nya.” Maka Yesus berkata kepada mereka, “Bila kalian berdoa, katakanlah: ‘Bapa, dikuduskanlah nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu. Berilah kami setiap hari makanan yang secukupnya, dan ampunilah dosa kami sebab kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami; dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
   
Renungan

    
Suatu berita baik, murid-murid meminta Yesus untuk mengajari berdoa. Mereka ingin berdoa secara baik dan benar. Mengapa itu disebut kabar baik? Pertama, karena para murid meminta pengajaran pada orang yang tepat. Yesus adalah orangnya. Yesus adalah Guru doa. Yesus mengerti benar apa itu doa dan bagaimana harus berdoa secara baik dan benar. Karena Dia adalah seorang Pendoa. Bagi Yesus doa adalah napas kehidupan-Nya. Tidak berdoa berarti kehilangan napas alias mati. Oleh karenanya doa bagi-Nya bukan sambilan, mengisi waktu kosong atau kalau sempat. Bukan! Doa merupakan dasar untuk menghayati kehidupan.

Tidak mengherankan, bila Yesus berdoa sampai semalam-malaman. Ini tentu mengherankan. Karena terkadang kita tidak betah berdoa agak lama. Mengapa Yesus bisa sampai seperti itu? Karena Yesus menghayati doa sebagai saat teduh; saat untuk berkomunikasi, berelasi dan bersekutu dari hati ke hati dengan Allah Bapa-Nya. Saat cinta seperti itu lamanya waktu tidak menjadi perhitungan lagi. Coba perhatikan saja, relasi orang yang tengah saling mencintai, semua akan berjalan dengan mudah nan indah.
Kedua, belajar rendah hati. Manusia pada dasarnya tidak bisa berdoa, bila tidak ditolong oleh Allah sendiri dalam Roh-Nya. Ini harus kita akui. Berdoa memang sebuah tindakan manusiawi tetapi sekaligus ilahi. Dengan mengandalkan kemampuan dan kekuatan diri sendiri manusia tidak sampai pada Allah. Oleh karena itu,"Kerendahan hati adalah dasar doa, karena 'kita tidak tahu bagaimana sebenarnya harus berdoa' (Roma 8:26). Supaya mendapat anugerah doa, kita harus bersikap rendah hati" (Katekismus Gereja Katolik, 2559).

Kita tahu pula bahwa berdoa itu bukan mendikte atau memaksa Tuhan agar kemauan atau kehendak kitalah yang terlaksana. Doa yang baik adalah doa yang penuh kepasrahan, biarlah kehendak Tuhan yang terjadi. Sta. Teresia dari Lisieux pernah memberi teladan dalam doanya demikian, "O, Allahku, aku ingin melaksanakan kehendak-Mu sepenuhnya dan mencapai kemuliaan yang sudah Kausiapkan bagiku kerajaan-Mu. Singkatnya, aku mau menjadi kudus, namun aku merasa ketidaksempurnaanku dan aku mohon kepada-Mu, O, Allahku agar Engkau sendiri sudi menjadi kekudusanku."

Betapa indah doa dengan kerendahan hati itu. Bukan hanya indah untuk didengarkan tetapi untuk diteladani. Selain itu, doa dengan penuh kerendahan hati, memudahkan Allah untuk berkarya dan melaksanakan kehendak-Nya. Maka, dari ini kita dapat bercermin, jangan-jangan doaku tidak diberkati karena selama ini aku berdoa masih diselipi kesombongan. Karena itu, menyangkal diri merupakan tindakan askese yang tidak pernah boleh berhenti bagi seorang pendoa.

Ketiga, doakanlah doa Bapa Kami. Kita tidak diminta oleh Yesus untuk membaca atau menghafal doa Bapa Kami, tetapi diminta untuk mendoakannya. Ada godaan atau kecenderungan orang melafalkan doa Bapa Kami dengan cepat, mekanis dan tanpa sadar menghambur keluar begitu saja dari mulut. Ketika ditanya, kenapa begitu? Oh, saya sudah hafal di luar kepala. Bahkan, bisa jadi juga di luar hati. Lalu apakah itu masih dapat disebut sebagai doa? Saya kira, bukan!

Doa Bapa Kami yang diajarkan oleh Yesus memang singkat. Karena Allah tidak senang orang berdoa dengan bertele-tele. Kita perlu mengerti, bukan banyaknya kata-kata yang perlu dalam doa, tetapi banyaknya cinta yang dikurbankan dalam doa. Dengan cinta orang dapat memuji kekudusan Tuhan. Selain itu, dengan cinta manusia tahu apa yang dibutuhkannya. Kerajaan cinta, kebutuhan makanan yang secukupnya dan pengampunan merupakan kehendak-Nya.

Itulah yang harus menjadi kesadaran ketika kita berdoa kepada Tuhan. Doa yang demikian akan menjadi efektif dan revolutif. Artinya, doa itu akan mendorong dan menggerakkan orang untuk bekerja sama dengan Tuhan di dalam membangun kerajaan-Nya tanpa henti. Betapa kita masih terus belajar untuk berdoa.

Maka, betapa penting setiap saat akan berdoa kita menyebut dan memohon, "Tuhan, ajarilah kami berdoa sesuai dengan yang Engkau kehendaki!"
 
RP. Andreas Yudhi Wiyadi, O.Carm
   
  
Antifon Komuni (Lukas 11:4)
    
Bapa, ampunilah dosa kami, sebab kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami.
 

Selasa, 10 Oktober 2017 Hari Biasa Pekan XXVII

Selasa, 10 Oktober 2017
Hari Biasa Pekan XXVII 
 
Kamu akan tetap selamat jika kamu tidak membiarkan rasa sombong menguasai dirimu dan jika kamu tidak memisahkan diri dari Yesus. (St. Ignatius dari Antiokhia)
   
Antifon Pembuka (Mzm 130:1-2)

Dari jurang yang dalam aku berseru kepada-Mu, ya Tuhan. Tuhan, dengarkanlah suaraku. Biarlah telinga-Mu menaruh perhatian kepada suara permohonanku.

Doa Pembuka


Allah Bapa kami Yang Maharahim, Engkau menawari kami hidup dan keselamatan dan memanggil kami kembali bila tersesat. Bangunlah kembali hati dan semangat kami, bukalah mata kami terhadap kebutuhan zaman sekarang, singkirkanlah kejahatan dan penuhilah kami dengan kekuatan Roh-Mu yang membawa kebebasan. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Nubuat Yunus (3:1-10)
    
   
"Penduduk Niniwe berbalik dari tingkah lakunya yang jahat dan Tuhan menaruh belas kasih."
    
Untuk kedua kalinya Tuhan bersabda kepada Yunus, “Bangunlah dan berangkatlah ke Niniwe, kota besar itu. Sampaikanlah kepadanya seruan yang Kusabdakan kepadamu.” Maka bersiaplah Yunus, lalu pergi ke Niniwe, sesuai dengan sabda Tuhan. Niniwe adalah sebuah kota yang mengagumkan besarnya, tiga hari perjalanan luasnya. Mulailah Yunus masuk ke dalam kota itu sehari perjalanan jauhnya, lalu berseru, “Empat puluh hari lagi maka Niniwe akan ditunggangbalikkan.” Orang Niniwe percaya kepada Allah, lalu mereka mengumumkan puasa; baik dewasa maupun anak-anak mengenakan kain kabung. Setelah kabar itu sampai kepada raja kota Niniwe, turunlah ia dari singgasananya, ditanggalkannya jubahnya; diselubungkannya kain kabung, lalu duduklah ia di atas abu. Lalu atas perintah raja dan para pembesarnya orang memaklumkan dan mengatakan di Niniwe demikian, “Manusia dan ternak, lembu sapi dan kambing domba tidak boleh makan apa-apa, tidak boleh makan rumput dan tidak boleh minum air. Haruslah semuanya, manusia dan ternak, berselubung kain kabung dan berseru dengan keras kepada Allah; dan haruslah masing-masing berbalik dari tingkah lakunya yang jahat, dan dari kekerasan yang dilakukannya. Siapa tahu, mungkin Allah akan berbalik dan menyesal, serta berpaling dari murka-Nya yang bernyala-nyala itu, sehingga kita tidak binasa.” Ketika Allah melihat perbuatan mereka itu, yakni bagaimana mereka berbalik dari tingkah lakunya yang jahat, maka menyesallah Allah atas malapetaka yang telah dirancangkan-Nya terhadap mereka, dan Ia pun tidak jadi melakukannya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Jika Engkau mengingat-ingat kesalahan, ya Tuhan, siapakah yang dapat tahan?
Ayat. (Mzm 130:1-2.3-4ab.7-8; Ul: 3)
1. Dari jurang yang dalam aku berseru kepada-Mu, ya Tuhan! Tuhan, dengarkanlah seruanku! Biarlah telinga-Mu menaruh perhatian kepada suara permohonanku.
2. Jika Engkau mengingat-ingat kesalahan, ya Tuhan, siapakah yang dapat tahan? Tetapi pada-Mu ada pengampunan, supaya Engkau ditakuti orang.
3. Berharaplah kepada Tuhan, hai Israel! Sebab pada Tuhan ada kasih setia, dan Ia banyak kali mengadakan pembebasan. Dialah yang akan membebaskan Israel dari segala kesalahannya.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 2/2, PS 957
Ref. Alleluya
Ayat. (Luk 11:28)
Berbahagialah yang mendengarkan sabda Tuhan dan melaksanakannya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (10:38-42)
  
"Marta menerima Yesus di rumahnya, ia telah memilih bagian yang paling baik."
  
Dalam perjalanan ke Yerusalem Yesus dan murid-murid-Nya tiba di sebuah kampung. Seorang wanita bernama Marta menerima Dia di rumahnya. Wanita itu mempunyai seorang saudara yang bernama Maria. Maria itu duduk di dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan sabda-Nya. Tetapi Marta sangat sibuk melayani. Ia mendekati Yesus dan berkata, “Tuhan, tidakkah Tuhan peduli, bahwa saudariku membiarkan daku melayani seorang diri? Suruhlah dia membantu aku.” Tetapi Yesus menjawabnya, “Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara, padahal hanya satu saja yang perlu. Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.
 
Renungan
  
  
Setiap tahun kita menyaksikan kebiasaan para saudara kita yakni mudik lebaran. Para pemudik rela berdesak-desakan dan mengantre panjang agar bisa pulang kembali ke kampung halamannya. Tradisi ini sesungguhnya sarat akan nilai hidup spiritual. Seseorang diajak kembali ke kampung halaman untuk memperkuat tali persaudaraan yang selama ini renggang. Kesibukan kerja membuat kita lupa Tuhan, keluarga dan sesama. Tradisi ini mengajak orang untuk kembali mendekati Tuhan, keluarga dan sesama. Tradisi mudik ini mengingatkan kita semua akan kisah Yunus dalam bacaan hari ini. Yunus tidak dapat menghindari Tuhan lagi. Kita pun sama seperti Yunus tidak dapat menghindari Tuhan. 
 
 Kita diajak untuk kembali kepada Tuhan. Sesibuk dan sepadat apa pun jadwak kerja kita. Kita harus kembali 'mudik' menuju ke rumah Tuhan. Pengalaman Yunus ini pernah saya alami. Saya sebagai biarawan misionaris. Pada waktu datang pertama ke paroki tidak ada misa pagi, doa bersama jarang, kegiatan rohani lainnya tidak pernah sama sekali. Situasi seperti ini sangat kering. Saya menyadari situasi ini tidak boleh berlarut-larut terjadi. Saya harus 'mudik' kembali kepada kebiasaan di seminari. Akhirnya dengan semangat mudik kembali kepada fitrah saya sebagai biarawan membangun kebiasaan doa dan Perayaan Ekaristi bersama umat. Saya bisa mengalami apa yang dialami oleh Yunus. Orang percaya dan bertobat. Maka hukuman tidak dijatuhkan. Doa dan merayakan Ekaristi adalah bagian saya sebagai seorang biarawan misionaris. Bagaimana kalau saya tidak berdoa, padahal saya adalah biarawan? Sabda Tuhan dalam Injil mengajari saya bahwa setiap kita punya bagian-bagian yang harus kita jalani. Mungkin saya seperti Maria. Mungkin juga Anda mau seperti Marta. Tetapi yang pasti kita semua haruslah kembali membangun kedekatan dengan Tuhan dengan 'mudik'. Karena nilai yang tertinggi dalam hidup beriman kita adalah Kerajaan Allah. Peringatan Yesus untuk Marta juga Dia tujukan untuk kita. Yesus ingin kita menjunjung tinggi nilai Kerajaan Allah.  (AL/INSPIRASI BATIN 2017).
 
Antifon Komuni (Luk 10:42)
 
Marta, Marta, engkau gelisah dan cemas akan banyak hal. Padahal hanya satu yang penting. Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang takkan diambil daripadanya.  

Senin, 09 Oktober 2017 Hari Biasa Pekan XXVII

Senin, 09 Oktober 2017
Hari Biasa Pekan XXVII

Kehidupan batin seorang imam Katolik ditentukan oleh janji-janjinya, yang dimotivasi oleh iman dan cinta kasih, untuk hidup murni sebagai seorang selibat dan menaati uskup. Melanggar janji-janji tersebut menghancurkan panggilannya dan melukai Gereja. – Francis Cardinal George, OMI., Kardinal dan Uskup Agung Chicago, dalam suratnya yang berisi informasi penonaktifan terhadap seorang imam Katolik yang mengajarkan ajaran yang menyimpang.

Antifon Pembuka (Luk 10:27)

Kasihilah Tuhan Allahmu, dengan segenap hati dan segenap jiwamu, dengan segenap kekuatan dan segenap akal budimu. Dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.

Doa Pembuka

Allah Bapa kami yang Maharahim, belas kasih Kaujadikan pertanda kehadiran-Mu di tengah-tengah kami. Kami mohon, hadirlah pula di antara orang-orang yang saling memaafkan dan saling melayani dengan hati yang tulus ikhlas. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Nabi Yunus diutus untuk mempertobatkan orang-orang Niniwe. Ia rupanya tidak berkenan atas perutusan itu. Ia lalu melarikan diri dari hadapan Tuhan. Namun, Tuhan dengan cara-Nya membawa Yunus untuk melaksanakan tugasnya.
 
Bacaan dari Nubuat Yunus (1:1-2; 2:1-2.11)      
  
"Yunus siap melarikan diri dari hadapan Tuhan."
     
Datanglah sabda Tuhan kepada Yunus bin Amitai demikian, “Bangunlah, pergilah ke Niniwe, kota yang besar itu, dan berserulah terhadap mereka, sebab kejahatannya telah sampai kepada-Ku.” Tetapi Yunus bersiap untuk melarikan diri ke Tarsis, jauh dari hadapan Tuhan. Ia pergi ke Yafo, dan di sana mendapat sebuah kapal, yang akan berangkat ke Tarsis. Ia membayar biaya perjalanannya lalu naik kapal itu untuk berlayar bersama-sama dengan mereka ke Tarsis, jauh dari hadapan Tuhan. Tetapi Tuhan menurunkan angin ribut ke laut; lalu terjadilah badai besar sehingga kapal itu hampir-hampir terpukul hancur. Awak kapal menjadi takut; masing-masing berteriak kepada allahnya, dan mereka membuang segala muatan ke dalam laut untuk meringankan kapal. Tetapi Yunus telah turun ke dalam ruang kapal yang paling bawah, dan berbaring di situ, lalu tertidur dengan nyenyak. Datanglah nahkoda mendapatkannya sambil berkata, “Bagaimana mungkin engkau tidur begitu nyenyak? Bangunlah, berserulah kepada Allahmu, barangkali Allahmu itu akan mengindahkan kita, sehingga kita tidak binasa.” Lalu berkatalah mereka satu sama lain, “Marilah kita buang undi, supaya kita tahu, karena siapa kita ditimpa malapetaka ini.” Mereka lalu membuang undi, dan Yunuslah yang kena. Maka berkatalah mereka kepadanya, “Beritahu kami, karena siapa kita ditimpa malapetaka ini. Apa pekerjaanmu dan dari mana engkau datang? Manakah negerimu dan dari bangsa manakah engkau?” Sahut Yunus kepada mereka, “Aku ini seorang Ibrani. Aku takwa pada Tuhan, Allah yang menguasai langit, yang telah menjadikan laut dan daratan.” Orang-orang itu menjadi sangat takut, lalu berkata kepadanya, “Apa yang telah kauperbuat?” Sebab orang-orang itu tahu, bahwa ia telah melarikan diri, jauh dari hadapan Tuhan. Hal itu telah diberitahukannya kepada mereka. Bertanyalah mereka, “Akan kami apakan dikau, supaya laut menjadi reda dan tidak menyerang kami lagi? Sebab laut semakin bergelora.” Sahut Yunus kepada mereka, “Angkatlah aku dan campakkanlah aku ke dalam laut, maka laut akan menjadi reda dan tidak menyerang kalian lagi. Sebab aku tahu, karena akulah badai besar ini menyerang kalian.” Lalu berdayunglah orang-orang itu dengan sekuat tenaga untuk membawa kapal itu kembali ke darat, tetapi mereka tidak sanggup, sebab laut semakin bergelora menyerang mereka. Lalu berserulah mereka kepada Tuhan, katanya, “Ya Tuhan, janganlah kiranya Engkau biarkan kami binasa karena nyawa orang ini, dan janganlah Engkau tanggungkan kepada kami darah orang yang tidak bersalah, sebab Engkau, Tuhan, telah berbuat seperti yang Kaukehendaki.” Kemudian mereka mengangkat Yunus dan mencampakkannya ke dalam laut. Maka laut berhenti mengamuk. Orang-orang itu menjadi sangat takut kepada Tuhan, lalu mempersembahkan kurban sembelihan kepada Tuhan serta mengikrarkan nazar. Maka atas penentuan Tuhan datanglah seekor ikan besar yang menelan Yunus. Dan Yunus tinggal di dalam perut ikan itu tiga hari tiga malam lamanya. Lalu bersabdalah Tuhan kepada ikan itu, dan ikan itu pun memuntahkan Yunus ke darat.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Kidung Tanggapan
Ref. Engkau mengangkat nyawaku dari dalam liang kubur.
Ayat. (Yun 2:2,3,4,5,8)
1. Dalam kesusahanku aku berseru kepada Tuhan, dan Ia menjawab aku. Dari tengah-tengah alam maut aku berteriak, dan Kaudengarkan suaraku.
2. Engkau telah melemparkan daku ke tempat yang dalam, ke pusat lautan, lalu aku terangkum oleh arus air; segala gelora dan gelombang-Mu melingkupi aku.
3. Aku berkata, “Telah terusir aku dari hadapan mata-Mu. Mungkinkah aku memandang lagi bait-Mu yang kudus?”
4. Ketika jiwaku letih lesu dalam diriku, teringatlah aku kepada Tuhan, maka sampailah doaku kepada-Mu, ke dalam bait-Mu yang kudus.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Yoh 13:34)
Perintah baru Kuberikan kepadamu, sabda Tuhan; yaitu supaya kamu saling mengasihi, sama seperti Aku telah mengasihi kamu.

Cinta kepada Tuhan dan sesama menjadi syarat mutlak untuk memperoleh hidup kekal. Orang boleh dan harus melakukan segalanya untuk Tuhan, tetapi jangan sampai melupakan sesama yang menderita.
 
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (10:25-37)
   
"Siapakah sesamaku?"
    
Pada suatu ketika, seorang ahli Kitab berdiri hendak mencobai Yesus, “Guru, apakah yang harus kulakukan untuk memperoleh hidup yang kekal?” Jawab Yesus kepadanya, “Apa yang tertulis dalam hukum Taurat? Apa yang kaubaca di sana?” Jawab orang itu, “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hati dan dengan segenap jiwamu, dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu. Dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.” Kata Yesus kepadanya, “Benar jawabmu itu. Perbuatlah demikian, maka engkau akan hidup.” Tetapi untuk membenarkan dirinya orang itu berkata lagi, “Dan siapakah sesamaku manusia?” Jawab Yesus, “Adalah seorang yang turun dari Yerusalem ke Yerikho. Ia jatuh ke tangan penyamun-penyamun yang bukan saja merampoknya habis-habisan, tetapi juga memukulnya, dan sesudah itu meninggalkannya setengah mati. Kebetulan ada seorang imam turun melalui jalan itu. Ia melihat orang itu, tetapi ia melewatinya dari seberang jalan. Demikian juga seorang Lewi datang ke tempat itu. Ketika melihat orang itu, ia melewatinya dari seberang jalan. Lalu datanglah ke tempat itu seorang Samaria yang sedang dalam perjalanan. Ketika ia melihat orang itu, tergeraklah hatinya oleh belas kasih. Ia pergi kepadanya lalu membalut luka-lukanya, sesudah menyiraminya dengan minyak dan anggur. Kemudian ia menaikkan orang itu ke atas keledai tunggangannya sendiri lalu membawanya ke tempat penginapan dan merawatnya. Keesokan harinya ia menyerahkan dua dinar kepada pemilik penginapan itu, katanya, ‘Rawatlah dia, dan jika kaubelanjakan lebih dari ini, aku akan menggantinya waktu aku kembali’. Menurut pendapatmu siapakah di antara ketiga orang ini adalah sesama manusia dari orang yang jatuh ke tangan penyamun itu?” Jawab orang itu, “Orang yang telah menunjukkan belas kasih kepadanya.” Yesus berkata kepadanya, “Pergilah, dan lakukan demikian.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
  
Renungan


Kemauan dan tekad yang kuat diperlukan untuk mengikuti jalan Allah. Kasus Yunus menjadi contoh nyata bagi kita.  Walaupun dia percaya dan berbakti kepada Allah, surut semangat ketika berhadapan dengan masyarakat Niniwe. Dia gentar dan takut berhadapan dengan pola hidup yang bertentangan dengan jalan Allah dan sudah mengakar kuat dalam masyarakat. Bagi Yunus, untuk merombak situasi itu pasti akan membahayakan dirinya sendiri. Maka, lebih baik dia mencari situasi aman dengan tidak memberitakan pertobatan. Bagaimana kita melakukan perubahan dan pertobatan di dalam situasi yang tidak sejalan dengan jalan Allah?

Antifon Komuni (Luk 10:33-34)

Lewatlah seorang Samaria di situ. Ketika melihat orang itu iba hatinya. Ia mendekat dan membebat lukanya dan menuangkan minyak dan anggur.
 
Doa Malam
 
Ya Allah, terima kasih atas penyertaan-Mu, hari ini. Semoga semua aktivitas yang telah kulakan seturut kehendak-Mu menyukakan hati-Mu. Dengan rendah hati aku mohon, ampunilah aku jika ada perkataan dan perbuatan yang tidak sesuai dengan kehendak-Mu. Amin.
 
 
 
RUAH

Minggu, 08 Oktober 2017 Hari Minggu Biasa XXVII

Minggu, 08 Oktober 2017
Hari Minggu Biasa XXVII
   
Suatu teguran menyadarkan kedosaan, yang kerap kali tidak dapat dilihat oleh orang saleh sendiri. (St. Gregorius Agung)
  

Antifon Pembuka (Bdk. Est 3:2-3)

Semesta alam takluk kepada kehendak-Mu, ya Tuhan, dan tidak ada yang dapat menentangnya. Sebab Engkau telah menciptakan segala sesuatu, langit dan bumi serta segala isinya. Engkaulah Tuhan atas semesta alam.

Within your will, O Lord, all things are established, and there is none that can resist your will. For you have made all things, the heaven and the earth, and all that is held within the circle of heaven; you are the Lord of all.
 
In voluntate tua, Domine, universa sunt posita, et non est qui possit resistere voluntati tuæ: tu enim fecisti omnia, cælum et terram, et universa quæ cæli ambitu continentur: Dominus universorum tu es.
         
Doa Pembuka
 
Allah Yang Mahakuasa dan kekal, kebaikan-Mu tiada tara, jauh melampaui segala yang kami mohon dan jauh melebihi jasa-jasa kami. Curahkanlah belas kasih-Mu atas kami, singkirkanlah segala yang menggelisahkan hati kami, dan tambahkanlah apa yang belum terungkap dalam doa-doa kami. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
  

Bacaan dari Kitab Yesaya (5:1-7)
    
"Kebun anggur Tuhan semesta alam ialah kaum Israel."
  
Aku hendak menyanyikan lagu tentang kekasihku, lagu kekasihku tentang kebun anggurnya: Kekasihmu mempunyai kebun anggur di lereng bukit yang subur. Ia mencangkulnya dan membuang batu-batunya, dan menanaminya dengan pokok anggur pilihan; ia mendirikan sebuah menara jaga di tengah-tengahnya dan menggali lubang tempat memeras anggur, lalu dinantinya supaya kebuh itu menghasilkan buah anggur yang baik, tetapi yang dihasilkannya ialah buah anggur yang masam. Maka sekarang, hai penduduk Yerusalem dan orang Yehuda, adililah Aku dan kebun anggur-Ku itu. Apakah yang masih harus Kuperbuat untuk kebun anggur-Ku itu yang belum Kuperbuat kepadanya? Aku menanti supaya ia menghasilkan buah anggur yang baik, mengapa yang dihasilkannya hanya buah anggur yang asam? Masa sekarang, Aku mau memberitahukan kepadamu apa yang hendak Kulakukan kepada kebun anggur-Ku itu: Aku akan menebang pagar durinya, sehingga kebun itu dimakan habis. Aku akan melanda temboknya, sehingga kebun itu diinjak-injak; Aku akan membuatnya ditumbuhi semak-semak, tidak dirantingi dan tidak disiangi, sehingga tumbuhlah putri malu dan rumput; Aku akan memerintakan awan-awan supaya jangan menurunkan hujan di atasnya. Kebun anggur Tuhan semesta alam itu ialah kaum Israel, dan orang Yehuda ialah tanam-tanaman kegemaran-Nya; dinantikan-Nya keadilan, tetapi hanya ada kelaliman; dinantikan-Nya kebenaran, tetapi hanya ada keonaran.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan, do = d, 3/4, PS 851
Ref. Ya Tuhan, lindungi kami di dalam kesesakan.
Ayat. (Mzm 80:9+12.13-14.15-16.19-20; Ul: Yes 5:7)
1. Telah Kauambil pohon anggur dari Mesir; Kauhalau bangsa-bangsa, lalu Kautanam pohon itu. Dijulurkannya ranting-rantingnya sampai ke laut, dan pucuk-pucuknya sampai ke Sungai Efrat.
2. Mengapa Engkau menggempur temboknya, sehingga ia dipetik oleh setiap orang yang lewat? Babi hutan menggerogotinya dan binatang-binatang di padang memakannya.
3. Ya Allah semesta alam, kembalilah, pandanglah dari langit dan lihatlah! Tengoklah pohon anggur ini, lindungilah batang yang ditanam oleh tangan kanan-Mu!
4. Maka kami tidak akan menyimpang dari pada-Mu; biarlah kami hidup, maka kami akan menyerukan nama-Mu. Ya Tuhan, Allah semesta alam, pulihkanlah kami, buatlah wajah-Mu bersinar, maka selamatlah kami.

Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Filipi (4:6-9)
    
"Lakukanlah semua yang telah kamu lihat padaku, maka Allah, sumber damai sejahtera, akan menyertai kamu."
      
Saudara-saudara, janganlah kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Maka damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus. Jadi, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, itulah yang harus kamu pikirkan. Dan apa yang telah kamu pelajari, apa yang telah kamu terima, apa yang telah kamu dengar dan apa yang telah kamu lihat padaku, lakukanlah itu! Maka Allah, sumber damai sejahtera, akan menyertai kamu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
  
Bait Pengantar Injil, do = a, 4/4, PS 962
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Yoh 15:16)
Aku telah memilih kamu dari dunia, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah, dan buahmu itu tetap, sabda Tuhan.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (21:33-43)
   
"Kebun anggur itu akan ia sewakan kepada penggarap-penggarap lain."
         
Sekali peristiwa berkatalah Yesus kepada imam-imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi, "Dengarkanlah perumpamaan ini. Adalah seorang tuan tanah membuka kebun anggur dan menanam pagar sekelilingnya. Ia menggali lubang tempat memeras anggur dan mendirikan menara jaga di dalam kebun itu. Kemudian ia menyewakan kebun itu kepada penggarap-penggarap lalu berangkat ke negeri lain. Ketika hampir tiba musim petik, ia menyuruh hamba-hambanya kepada penggarap-penggarap itu untuk menerima hasil yang menjadi bagiannya. Tetapi penggarap-penggarap itu menangkap hamba-hambanya itu: yang seorang mereka pukuli, yang lain mereka bunuh, dan yang lain lagi mereka lempari dengan batu. Kemudian tuan itu menyuruh pula hamba-hamba yang lain, lebih banyak dari pada yang pertama. Tetapi mereka pun diperlakukan sama seperti kawan-kawan mereka. Akhirnya tuan itu menyuruh anaknya kepada mereka, pikirnya, 'Anakku akan mereka segani.' Tetapi, ketika para penggarap itu melihat anak itu, mereka berkata seorang kepada yang lain: 'Ia adalah ahli waris! Mari kita bunuh dia, supaya warisannya menjadi milik kita.' Maka mereka menangkap dia, dan melemparkannya ke luar kebun anggur itu, lalu membunuhnya. Maka apabila tuan kebun anggur itu datang, apakah yang akan dilakukannya dengan penggarap-penggarap itu?" Kata imam-imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi kepada Yesus, "Ia akan membinasakan orang-orang jahat itu dan kebun anggurnya akan ia sewakan kepada penggarap-penggarap lain, yang akan menyerahkan hasil kepadanya pada waktunya." Kata Yesus kepada mereka: "Belum pernahkah kamu baca dalam Kitab Suci: Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru? Hal itu terjadi dari pihak Tuhan, suatu perbuatan ajaib di mata kita. Sebab itu Aku berkata kepadamu, 'Kerajaan Allah akan diambil dari padamu dan akan diberikan kepada suatu bangsa yang akan menghasilkan buah Kerajaan itu.'
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
  
Renungan

  
Injil Matius ditujukan untuk orang Yahudi, umat pilihan Allah. Mereka menerima pewahyuan lebih dahulu daripada bangsa-bangsa lain. Keselamatan ditawarkan kepada mereka mendahului yang lain. Kehendak Allah itu digambarkan sebagai pemilik kebun anggur yang telah mempersiapkan segala sesuatu bagi mereka yang akan bekerja. Para pekerja tak perlu pusing mencari pekerjaan; tinggal mengerjakan tugas sesuai dengan kehendak pemilik anggur dan menghasilkan buah anggur. 
 
Bangsa Yahudi yang tahu lebih dulu jalan menuju keselamatan mestinya menyambut rencana Tuhan itu dengan gembira dan menyambut utusan Tuhan dengan sepenuh hati. Kenyataannya lain sama sekali, para nabi, utusan dan juru bicara Allah yang berusaha meluruskan kembali hidup mereka yang menyeleweng, mereka tolak dan sebagian mereka bunuh Yesus, Putra Allah yang mestinya mereka dengarkan dan segani juga mereka tolak dan bunuh. Tepatlah jika hukuman dijatuhkan kepada mereka dan keselamatan diberikan kepada bangsa-bangsa lain, meskipun tidak termasuk bangsa terpilih. Bangsa Yahudi sebagai bangsa terpilih, tidak menikmati keselamatan yang disediakan oleh Allah itu. Keselamatan diberikan kepada siapa pun yang mengikuti kehendak Allah dan menghasilkan buah-buah kebaikan.
 
 Kita adalah "bangsa lain" yang menerima tawaran keselamatan Allah itu. Kita telah menerima Kabar Gembira yaitu tindakan Allah menyelamatkan umat manusia melalui Tuhan Yesus Kristus. Kita menerima Dia dan percaya kepada-Nya, sehingga kita menjadi putra-putri Allah. Terhadap martabat baru ini kita dituntut untuk menghasilkan buah-buah kebaikan seperti dikehendaki Tuhan. Berstatus sebagai orang Katolik tetapi tidak menghasilkan buah nyata dalam kehidupan, sama halnya dengan mereka yang tidak menjalankan tugas sebagai pekerja dan tidak menghasilkan buah apa pun. Martabat sebagai putra-putri Allah mesti menjadi dasar dan dorongan untuk mempertanggungjawabkannya dengan bebuat baik. Amat memprihatinkan banyaknya warga Gereja Katolik yang merasa cukup dengan status itu tanpa merasa mesti bersikap dan bertindak sesuai dengan kehendak Allah seperti tertuang dalam Kitab Suci, ajaran Gereja dan tradisi Katolik. Tidak sedikit pula orang Katolik yang sikap dan tindakannya kurang sesuai bahkan bertolak belakang dengan martabatnya sebagai pengikut Kristus. Bukan kasih yang dihasilkan melainkan balas dendam, kebencian dan kekerasan. Solidaritas terhadap sesama tidak diusahakan, tetapi ketertutupan dan individualisme. Kata-kata dan tindakannya bukan mempersatukan tetapi memecah belah dan menceraiberaikan. Kalau buah-buah itu yang dihasilkan, kebahagiaan hidup di dunia akan jauh darinya dan keselamatan abadi kiranya tidak akan diterima. Mestinya, semua orang Katolik hidup sesuai dengan martabatnya sebagai umat terpilih, yaitu pengikut Tuhan Yesus Kristus yang mesti semakin menyerupai Dia.  (YH/INSPIRASI BATIN 2017)
  
Antifon Komuni (Rat 3:25)

Tuhan adalah baik bagi orang yang berharap kepada-Nya, bagi jiwa yang mencari Dia.

The Lord is good to those who hope in him, to the soul that seeks him.
 
Atau (Bdk. 1Kor 10:17)
 
Karena roti adalah satu, maka kita, sekalipun banyak, adalah satu tubuh sebab kita semua mendapat bagian dalam roti yang satu itu.
 
Though many, we are one bread, one body, for we all partake of the one Bread and one Chalice.

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy