Minggu, 19 November 2017
Hari Minggu Biasa XXXIII
Tidak ada seorangpun yang mempunyai kepastian yang sempurna bahwa dia
akan termasuk dalam bilangan orang-orang yang terpilih atau bahwa dia
akan bertekun terus dalam kebajikan sampai ia wafat (Konsili Trente, 6,
Kan. 15,16)
Antifon Pembuka (Bdk. Yer 39:11.12.14)
Aku memikirkan rancangan damai, bukan bencana; kamu akan berseru
kepada-Ku dan Aku akan mendengarkan kamu; Aku akan membawa kamu kembali
dari semua tempat pembuanganmu.
The Lord said: I think thoughts of peace and not of affliction. You will
call upon me, and I will answer you, and I will lead back your captives
from every place.
Dicit Dominus: Ego cogito cogitationes pacis, et non afflictionis:
invocabitis me, et ego exaudiam vos: et reducam captivitatem vestram de
cunctis locis.
Doa Pagi
Ya Tuhan, Allah kami, bantulah agar kami selalu bersukacita dalam
mengabdi Engkau. Sebab kebahagiaan kami hanya akan sempurna dan kekal
jika kami selalu mengabdi kepada-Mu, sumber segala yang baik. Dengan
pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan
Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang
segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Amsal (31:10-13.19-20.30-31)
"Ia senang bekerja dengan tangannya"
Isteri yang cakap, siapakah akan mendapatkannya? Ia lebih berharga
daripada permata. Hati suaminya percaya kepadanya, suaminya tidak akan
kekurangan keuntungan. Isteri yang cakap berbuat baik kepada suaminya,
dan tidak berbuat jahat sepanjang umurnya. Ia mencari bulu domba dan
rami, dan senang bekerja dengan tangannya. Tangannya ditaruhnya pada
jentera, jari jemarinya memegang alat pemintal. Ia memberikan tangannya
kepada yang tertindas, mengulurkan tangannya kepada yang miskin.
Kemolekan adalah bohong, dan kecantikan adalah sia-sia; tetapi isteri
yang takut akan Tuhan dipuji-puji. Berilah kepadanya bagian dari hasil
tangannya, biarlah perbuatannya memuji dia di pintu-pintu gerbang!
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PS 841
Ref. Berbahagialah yang mendiami rumah Tuhan
Ayat. (Mzm 128:1-2.3.4-5; Ul: 1)
1. Berbahagialah orang yang takwa kepada Tuhan yang hidup menurut jalan
yang ditunjukkan-Nya. Apabila engkau menikmati hasil jerih payahmu,
berbahagialah engkau dan baiklah keadaanmu.
2. Isterimu akan menjadi laksana pohon anggur subur yang ada di dalam
rumahmu; anak-anakmu seperti tunas pohon zaitun di sekeliling mejamu!
3. Sungguh, demikianlah akan diberkati Tuhan, orang laki-laki yang takwa
hidupnya. Kiranya Tuhan memberkati engkau dari Sion: boleh melihat
kebahagiaan Yerusalem seumur hidupmu!
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Jemaat di Tesalonika (1Tes 5:1-6)
"Jangan sampai hari Tuhan tiba-tiba mendatangi kamu seperti pencuri!"
Saudara-saudara, tentang zaman dan masa kedatangan Tuhan tidak perlu
dituliskan kepadamu, karena kamu sendiri tahu benar-benar, bahwa hari
Tuhan datang seperti pencuri di waktu malam. Apabila mereka mengatakan
bahwa semuanya damai dan aman, maka tiba-tiba kebinasaan menimpa mereka
seperti seorang perempuan hamil ditimpa oleh sakit bersalin. Pasti
mereka takkan terluput! Tetapi, Saudara-saudara, kamu tidak hidup dalam
kegelapan, sehingga hari itu tiba-tiba mendatangi kamu seperti pencuri,
karena kamu semua adalah anak-anak terang dan anak-anak siang. Kita
bukanlah orang-orang malam atau orang-orang kegelapan. Sebab itu
janganlah kita tidur seperti orang-orang lain, tetapi berjaga-jaga dan
sadarlah!
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah
Bait Pengantar Injil, do = es, 4/4, Kanon, PS 955
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Yoh 15:4.5b)
Tinggallah dalam Aku, maka Aku tinggal dalam kamu. Barangsiapa tinggal dalam Aku, berbuah banyak
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (25:14-30 [Singkat: 25:14-15.19-21])
"Karena engkau telah setia memikul tanggung jawab dalam perkara kecil, masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu."
[Pada suatu hari Yesus mengemukakan perumpamaan berikut kepada
murid-murid-Nya, “Hal Kerajaan Surga itu seperti seorang yang mau
bepergian ke luar negeri, yang memanggil hamba-hambanya dan
mempercayakan hartanya kepada mereka. Yang seorang diberinya lima
talenta, yang seorang lagi dua, dan seorang yang lain lagi satu,
masing-masing menurut kesanggupannya. Lalu ia berangkat.] Segera
pergilah hamba yang menerima lima talenta itu. Ia menjalanan uang itu
dan memperoleh laba lima talenta. Hamba yang menerima dua talenta pun
berbuat demikian, dan mendapat laba dua talenta. Tetapi hamba yang
menerima satu talenta itu pergi dan menggali lubang di tanah, lalu
menyembunyikan uang tuannya. [Lama sesudah itu pulanglah tuan
hamba-hamba itu, lalu mengadakan perhitungan dengan mereka. Hamba yang
menerima lima talenta itu datang dan membawa laba lima talenta. Ia
berkata, ‘Tuan, lima talenta Tuan percayakan kepadaku. Lihat, aku telah
memperoleh laba lima talenta! Maka kata tuannya kepadanya, ‘Baik sekali
perbuatanmu itu, hai hamba yang baik dan setia! Karena engkau telah
setia memikul tanggung jawab dalam perkara kecil, maka aku akan
memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah
dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.] lalu datanglah hamba yang
menerima dua talenta, katanya, ‘Tuan, dua talenta Tuan percayakan
kepadaku. Lihat, aku telah mendapat laba dua talenta!’ Maka kata tuan
itu kepadanya, ‘Baik sekali perbuatanmu itu, hai hamba yang baik dan
setia! Karena engkau telah setia memikul tanggung jawab dalam perkara
kecil, maka aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara
yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu’. Kini
datanglah juga hamba yang menerima satu talenta itu dan berkata, ‘Tuan,
aku tahu bahwa Tuan adalah manusia kejam, yang menuai di tempat Tuan
tidak menabur, dan memungut di tempat Tuan tidak menanam. Karena itu aku
takut dan pergi menyembunyikan talenta Tuan di dalam tanah. Ini,
terimalah milik Tuan!’ Maka jawab tuannya itu, ‘Hai engkau, hamba yang
jahat dan malas! Engkau tahu bahwa aku menuai di tempat aku tidak
menabur, dan memungut di tempat aku tidak menanam. Seharusnya uangku itu
kauberikan kepada orang yang menjalankan uang, supaya sekembaliku aku
menerimanya serta dengan bunganya. Sebab itu ambillah talenta itu dari
padanya dan berikanlah kepada orang yang mempunyai sepuluh talenta itu.
Karena setiap orang yang mempunyai, akan diberi sampai ia berkelimpahan.
Tetapi siapa yang tidak mempunyai, apa pun yang ada padanya akan
diambil. Dan buanglah hamba yang tidak berguna itu ke dalam kegelapan
yang paling gelap. Di sana akan ada ratap dan kertak gigi.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.
Renungan
Hidup ditandai dengan keuntungan yang bisa diperoleh dari usahanya sendiri atau dengan keberuntungan yang diperoleh secara tidak sengaja. Hari Minggu ini kita membicarakan keuntungan ini baik itu dari bacaan pertama maupun bacaan Injil.
Bacaan dari Injil Matius melukiskan Kerajaan Allah itu bagaikan keuntungan yang digambarkan melalui perumpamaan talenda. Tuhan Allah memberikan kepada setiap orang talenta sesuai dengan kemampuannya. Oleh sebab itu, jumlah talenta masing-masing orang adalah berbeda-beda. Setiap orang mencari cara sendiri untuk menjalankan talenta tersebut. Ada orang bekerja keras untuk menjalankan talentanya dan memperoleh keuntungan sesuai dengan hasil jerih payahnya. Ada orang menjalankan talenta itu dengan seenaknya, dan hasil keuntungan pun seenaknya juga. Bahkan ada orang malas melaksanakan talentanya, sehingga tidak memperoleh keuntungan apa pun.
Perjalanan hidup di dunia ini adalah suatu talenta yang dipercayakan Tuhan kepada setiap orang yang dianugerahkan Tuhan. Satu hal yang tidak bisa dilupakan adalah bahwa hidup itu sendiri adalah suatu anugerah. Inilah keuntungan yang sebenarnya di dalam hidup. Dalam perjalanan hidup, keuntungan akan diperoleh lebih bahkan berlipat ganda dengan cara hidup yang sesuai dengan iman.
Keuntungan yang diperoleh melalui perjalanan hidup seperti ini adalah Kerajaan Surga. Tujuan hidup di dunia yang melaksanakan talenta yang dimiliki adalah Kerajaan Surga tersebut. Orang yang memperolehnya dilukiskan dengan baik sekali dalam Kitab Amsal, yang mengambil keadaan hidup nyata yang adalah tujuan hakiki seorang istri dan beristri.
Kerajaan Surga itu bagaikan seorang istri yang cakap, yang digambarkan dengan berbuat baik kepada suami dan tidak berbuat jahat seumur hidupnya. Ia adalah orang yang suka bekerja apalagi kerja tangan, seperti memasak dan pekerjaan rumah tangga lainnya. Istri hendaknya memberikan perhatian kepada mereka yang tertindas dan membantu orang miskin. Istri seperti ini adalah lebih berharga daripada apa pun, bahkan dari perhiasan yang paling mahal di dunia, karena ia takut akan Tuhan dan seorang yang beriman. Inilah kecantikan seorang sitri, bukan kecantikan fisik yang akan sira dan bahkan menipu karena berbagai polesan. Sangat beruntunglah suami yang memiliki istri seperti ini.
Gambaran istri di hadapan suami ini adalah gambaran jiwa manusia di hadapan Tuhan. Manusia yang melaksanakan talenta di dunia ini menyenangkan hati Tuhan. Ia bagaikan istri yang cantik di hadapan Tuhan. Bahkan Ia menghargainya lebih tinggi dari segala sesuatu. Orang seperti ini beruntung. Gambaran ini mengungkapkan bagaimana setiap manusia itu mempertanggungjawabkan hidupnya di dunia ini di hadapan Tuhan.
Antifon Komuni (Mzm 73:28)
Berpaut pada Tuhan Allah itu baik bagiku, demikian juga menaruh harapan kepada-Nya.
To be near God is my happiness, to place my hope in God the Lord.
(RM. Hendrikus Edison R.L. Tinambunan, O.Carm/RUAH)