Minggu, 04 Maret 2018
Hari Minggu Prapaskah III
Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus
Antifon Pembuka (Bdk. Mzm 25:15-16)
Mataku tetap terarah kepada Tuhan, sebab Ia mengeluarkan kakiku dari
jerat. Berpalinglah kepadaku dan kasihanilah aku, sebab sebatang kara
dan celakalah aku.
Oculi mei semper ad Dominum, quia ipse evellet de laqueo pedes meos:
respice in me, et miserere mei, quoniam unicus et pauper sum ego.
Doa Pembuka
Ya Allah Yang Maharahim dan sumber segala kebaikan, Engkau telah
menyatakan bahwa dosa dapat diampuni dengan puasa, doa dan amal kasih.
Sudilah memandang kami, ciptaan-Mu yang rapuh. Semoga belas kasih-Mu
senantiasa mengangkat kami kembali ketika kami tertunduk karena
menyadari kesalahan kami. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu,
Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup
dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan ini dapat digunakan khususnya kalau pada hari Minggu ini diadakan upacara Tobat I untuk para calon baptis.
Bacaan dari Kitab Keluaran (17:3-7)
"Berikanlah air kepada kami, supaya kami dapat minum."
Sekali peristiwa, setelah bangsa Israel melewati padang gurun Sin, dan
berkemah di Rafidim, kehausanlah mereka di sana. Maka
bersungut-sungutlah bangsa itu kepada Musa dan berkata, “Mengapa pula
engkau memimpin kami keluar dari Mesir untuk membunuh kami, anak-anak
dan ternak kami dengan kehausan?” Lalu berseru-serulah Musa kepada
Tuhan, katanya, “Apakah yang akan kulakukan kepada bangsa ini? Sebentar
lagi mereka akan melempari aku dengan batu!” Maka berfirmanlah Tuhan
kepada Musa, “Berjalanlah di depan bangsa itu, dan bawalah serta
beberapa orang dari antara para tua-tua Israel; bawalah juga tongkatmu
yang kaupakai memukul Sungai Nil, dan pergilah. Maka Aku akan berdiri di
depanmu di atas gunung batu di Horeb; pukullah gunung batu itu, dan
dari dalamnya akan keluar air, sehingga bangsa itu dapat minum.
Demikianlah diperbuat Musa di depan mata tua-tua Israel. Maka dinamailah
tempat itu Masa dan Meriba, oleh karena orang Israel telah bertengkar,
dan oleh karena mereka telah mencobai Tuhan dengan mengatakan, “Adakah
Tuhan di tengah-tengah kita atau tidak?”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = es, 4/4, PS 854
Ref. Singkirkanlah penghalang Sabda-Mu, cairkanlah hatiku yang beku, dan bimbinglah kami di jalan-Mu.
Ayat. (Mzm 95:1-2,6-7,8-9)
1. Marilah kita bernyanyi-nyanyi bagi Tuhan bersorak-sorai bagi Gunung
Batu keselamatan kita. Biarlah kita menghadap wajah-Nya dengan lagu
syukur, bersorak-sorailah bagi-Nya dengan nyanyian mazmur.
2. Masuklah, mari kita sujud menyembah, berlutut di hadapan Tuhan yang
menjadikan kita. Sebab Dialah Allah kita; kita ini umat gembalaan-Nya
serta kawanan domba-Nya.
3. Pada hari ini, kalau kamu mendengar suara-Nya, janganlah bertegar
hati seperti di Meriba, seperti waktu berada di Masa di padang gurun,
ketika nenek moyangmu mencobai dan menguji Aku, padahal mereka melihat
perbuatan-Ku.
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Roma (5:1-2.5-8)
"Kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita."
Saudara-saudara, kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam
damai sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus. Oleh
Dia kita juga beroleh jalan masuk ke dalam kasih karunia Allah. Di
dalam kasih karunia itu kita berdiri dan bermegah dalam pengharapan akan
menerima kemuliaan Allah. Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena
kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang
telah dikaruniakan kepada kita. Karena waktu kita masih lemah, Kristus
telah mati untuk kita orang-orang durhaka pada waktu yang ditentukan
oleh Allah. Sebab tidak mudah seorang mau mati untuk orang yang benar
tetapi mungkin untuk orang yang baik ada orang yang berani mati. Tetapi
Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati
untuk kita, ketika kita masih berdosa.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. (Yoh 4:42.15)
Tuhan, Engkau benar-benar Juruselamat dunia. Berilah aku air hidup, supaya aku tidak haus lagi.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (4:5-42) (Singkat: 4:5-15,19b-26,39a,40-42)
"Mata air yang memancar sampai ke hidup yang kekal."
Sekali peristiwa sampailah Yesus ke sebuah kota di Samaria, yang bernama
Sikhar, dekat tanah yang dahulu diberikan Yakub kepada anaknya, Yusuf.
Di situ terdapat sumur Yakub. Yesus sangat letih oleh perjalanan, karena
itu Ia duduk di pinggir sumur itu. Hari kira-kira pukul dua belas. Maka
datanglah perempuan Samaria hendak menimba air. Kata Yesus kepadanya,
“Berilah Aku minum!” Sebab murid-murid Yesus telah pergi membeli
makanan. Maka kata perempuan Samaria itu kepada-Nya, “Masakan Engkau,
seorang Yahudi, minta minum kepadaku, seorang Samaria?” Maklumlah orang
Yahudi tidak bergaul dengan orang Samaria. Jawab Yesus kepadanya,
“Jikalau engkau tahu tentang karunia Allah dan siapa Dia yang berkata
kepadamu ‘Berilah Aku minum’, niscaya engkau telah meminta kepada-Nya,
dan Ia telah memberikan kepadamu air hidup.” Kata perempuan itu
kepada-Nya, “Tuhan, Engkau tidak punya timba dan sumur ini amat dalam;
dari manakah Engkau memperoleh air hidup itu? Adakah Engkau lebih besar
daripada bapa kami Yakub, yang memberikan sumur ini kepada kami dan ia
sendiri telah minum dari dalamnya, ia beserta anak-anak dan ternaknya?”
Jawab Yesus kepadanya, “Barangsiapa minum air ini, ia akan haus lagi!”
Tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya ia tidak akan
haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya
akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus menerus memancar
sampai ke hidup yang kekal.” Kata perempuan itu kepada-Nya, “Tuhan,
berilah aku air itu, supaya aku tidak haus, dan tidak usah datang lagi
ke sini untuk menimba.” Kata Yesus kepadanya, “Pergilah, panggillah
suamimu dan datanglah ke sini.” Kata perempuan itu, “Aku tidak mempunyai
suami.” Kata Yesus kepadanya, “Tepat katamu bahwa engkau tidak
mempunyai suami, sebab engkau sudah mempunyai lima suami, dan yang
sekarang ada padamu pun bukanlah suamimu. Dalam hal ini engkau berkata
benar.” Kata perempuan itu kepada Yesus, “Tuhan, nyata sekarang padaku,
bahwa Engkau seorang nabi. Nenek moyang kami menyembah di atas gunung
ini, tetapi kamu katakan, bahwa Yerusalemlah tempat orang menyembah.”
Kata Yesus kepadanya, “Percayalah kepada-Ku, hai perempuan, saatnya akan
tiba bahwa kamu akan menyembah Bapa bukan di gunung ini dan bukan juga
di Yerusalem. Kamu menyembah apa yang tidak kamu kenal, tetapi kami
menyembah yang kami kenal, sebab keselamatan datang dari bangsa Yahudi.
Tetapi saatnya akan datang, dan sudah tiba sekarang, bahwa para
penyembah yang benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran, sebab
Bapa menghendaki penyembah-penyembah yang demikian. Allah itu Roh, dan
barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam Roh dan kebenaran.”
Jawab perempuan itu, “Aku tahu, bahwa Mesias yang disebut juga Kristus
akan datang; apabila datang, Ia akan memberitakan segala sesuatu kepada
kami.” Kata Yesus kepadanya, “Akulah Dia, yang sedang bercakap-cakap
dengan engkau!” Pada waktu itu datanglah murid-murid Yesus, dan mereka
heran bahwa Yesus sedang bercakap-cakap dengan seorang perempuan. Tetapi
tidak seorang pun berkata, “Apa yang Engkau kehendaki?” Atau: “Apa yang
Engkau percakapkan dengan dia?” Sementara itu perempuan tadi
meninggalkan tempayannya di situ, lalu pergi ke kota dan berkata kepada
orang-orang yang di situ. Mari lihat! Di sana ada seorang yang
mengatakan kepadaku segala sesuatu yang telah kuperbuat. Mungkinkah Dia
itu Kristus?” Maka mereka pun meninggalkan kota, lalu datang kepada
Yesus. Sementara itu murid-murid mengajak Yesus, katanya, “Rabi,
makanlah!” Akan tetapi Yesus berkata kepada mereka, “Pada-Ku ada makanan
yang tidak kamu kenal.” Maka murid-murid itu berkata seorang kepada
yang lain, “Adakah orang yang telah membawa sesuatu kepada-Nya untuk
dimakan?” Kata Yesus kepada mereka, “Makanan-Ku ialah melakukan kehendak
Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya. Bukankah kamu
mengatakan “Empat bulan lagi tibalah musim menuai?” Tetapi Aku berkata
kepadamu: Lihatlah sekelilingmu, dan pandanglah ladang-ladang yang sudah
menguning dan matang untuk dituai. Sekarang juga penuai telah menerima
upahnya, dan ia mengumpulkan buah untuk hidup yang kekal, sehingga
penabur dan penuai sama-sama bersukacita. Sebab dalam hal ini benarlah
peribahasa ‘Yang seorang menabur dan yang lain menuai’. Aku mengutus
kamu untuk menuai apa yang tidak kamu usahakan. Orang-orang lain
berusaha, dan kamu datang memetik hasil usaha mereka.” Banyak orang
Samaria dari kota itu telah menjadi percaya kepada Yesus karena
perkataan perempuan itu, yang bersaksi, “Ia mengatakan kepadaku segala
sesuatu yang telah kuperbuat.” Ketika orang-orang Samaria itu sampai
kepada Yesus, mereka meminta kepada-Nya, supaya Yesus tinggal pada
mereka, dan Yesus pun tinggal di situ dua hari lamanya. Dan lebih banyak
lagi orang yang menjadi percaya karena perkataan Yesus, dan mereka
berkata kepada perempuan itu, “Kami percaya, tetapi bukan lagi karena
apa yang kaukatakan, sebab kami sendiri telah mendengar Dia dan kami
tahu, bahwa Dia benar-benar Juruselamat dunia.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
Dua orang yang sama-sama haus dan membutuhkan air berada di pinggir
sumur. Yang satu seorang perempuan Samaria, entah siapa namanya, dan
yang satu seorang pemuda dari Nazaret, Yesus. Mereka berjumpa, ngobrol
akrab, dan saling meminta air. Yesus meminta kepada wanita Samaria itu
“Berilah Aku minum!” (ay.7). Setelah lama ngobrol, akhirnya gantian.
Wanita Samaria meninta air kepada Yesus "Tuhan, berikanlah aku air itu"
(ay.15). Menurut St. Agustinus, kisah ini mempunyai makna simbolis yang
mendalam. Wanita Samaria tersebut tidak mempunyai nama. Nah, ini adalah
kesempatan untuk memberikan nama kita masing-masing pada wanita
tersebut. Yesus haus. Ia bukan hanya haus secara fisik dan meminta air
minum. Namun Ia haus akan jiwa-jiwa untuk diselamatkan. Dia meminta
kepada kita untuk menyerahkan jiwa kita kepada-Nya. Sebagai gantinya,
Yesus juga memberikan air kehidupan, yakni Diri-Nya sendiri, Tubuh dan
Darah-Nya yang dikorbankan bagi kita. Inilah pertukaran yang diharapkan
Yesus, yang dalam Injil ini dilambangkan melalui dialog-Nya dengan
wanita Samaria untuk saling meminta meminta dan memberikan air. Untuk
itu, marilah kita serahkan hidup kita, jiwa dan raga kita pekada Tuhan
dan Tuhan juga memberikan Diri-Nya kepada kita. Dengan pertukaran dan
saling menyerahkan diri itulah, terlaksanalah penyelamatan bagi kita.
Sebab, "Dia benar-benar Juruselamat dunia." (ay.42).
Doa: Tuhan, Engkau
telah memberikan Diri-Mu kepada kami. Semoga kami juga menyerahkan diri
kami sepenuhnya kepada-Mu. Amin. -agawpr-
Antifon Komuni (Yoh 4:13-14)
Barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, Sabda Tuhan, dalam
dirinya air itu akan menjadi mata air, yang terus-menerus memancar
sampai ke hidup yang kekal.
For anyone who drniks it, says the Lord, the water I shall give will become in him a spring welling up to eternal life.
Qui biberit aquam, quam ego do, dicit Dominus Samaritanæ, fiet in eo fons aquæ salientis in vitam æternam
atau
Minggu, 04 Maret 2018
Hari Minggu Prapaskah III
“Bangunan gereja manapun adalah rumahmu dan rumah Tuhan. Hargailah tempat itu sebagai tempat di mana kita dapat berjumpa dengan Bapa kita bersama” (Paus Yohanes Paulus II, Homili, 3 Nov 1982).
Antifon Pembuka (Bdk. Mzm 25:15-16)
Mataku tetap terarah kepada Tuhan, sebab Ia mengeluarkan kakiku dari
jerat. Berpalinglah kepadaku dan kasihanilah aku, sebab sebatang kara
dan celakalah aku.
Oculi mei semper ad Dominum, quia ipse evellet de laqueo pedes meos:
respice in me, et miserere mei, quoniam unicus et pauper sum ego.
Doa Pembuka
Ya Allah Yang Maharahim dan sumber segala kebaikan, Engkau telah
menyatakan bahwa dosa dapat diampuni dengan puasa, doa dan amal kasih.
Sudilah memandang kami, ciptaan-Mu yang rapuh. Semoga belas kasih-Mu
senantiasa mengangkat kami kembali ketika kami tertunduk karena
menyadari kesalahan kami. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu,
Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup
dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Keluaran (20:1-17)
"Hukum telah diberikan melalui Musa."
Di Gunung Sinai Allah berfirman begini, “Akulah Tuhan, Allahmu, yang
membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari tempat perbudakan. Jangan
ada padamu Allah lain di hadapan-Ku. Jangan membuat bagimu patung yang
menyerupai apa pun yang ada di langit, atau yang ada di bumi atau yang
ada di dalam air di bawah bumi. Jangan sujud menyembah kepadanya atau
beribadah kepadanya, sebab Aku, Tuhan, Allahmu, adalah Allah yang
cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya, kepada
keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci Aku.
Tetapi Aku menunjukkan kasih setia kepada beribu-ribu orang, yaitu
mereka yang mengasihi Aku, dan yang berpegang pada perintah-perintah-Ku.
Jangan menyebut nama Tuhan, Allahmu, dengan sembarangan, sebab Tuhan
akan memandang bersalah orang yang menyebut nama-Nya dengan sembarangan.
Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat. Enam hari lamanya engkau bekerja
dan melakukan segala pekerjaanmu. Tetapi hari ketujuh adalah Sabat
Tuhan, Allahmu. Maka janganlah melakukan suatu pekerjaan, engkau sendiri
atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, hambamu laki-laki dan
hambamu perempuan, atau hewanmu atau orang asing yang di tempat
kediamanmu. Sebab enam hari lamanya Tuhan menjadikan langit dan bumi,
laut dan segala isinya, dan pada hari ketujuh Ia beristirahat. Itulah
sebabnya Tuhan memberkati hari Sabat dan menguduskannya. Hormatilah ayah
dan ibumu, supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan Tuhan, Allahmu,
kepadamu. Jangan membunuh, jangan berzinah. Jangan mencuri. Jangan
bersaksi dusta terhadap sesamamu. Jangan mengingini rumah sesamamu.
Jangan mengingini isterinya, atau hamba sahayanya, lembu atau
keledainya, atau apa pun yang dimiliki sesamamu.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = es, 2/4, PS 852
Ref. Sabda-Mu adalah kebenaran, hukum-Mu kebebasan.
Ayat. (Mzm 19:8.9.10.11; Ul: lh.Yoh 6:69)
1. Sabda Tuhan sempurna, menyegarkan jiwa. Peraturan Tuhan teguh,
membuat arif orang bersahaja. Titah Tuhan tepat, menyenangkan hati.
Perintah Tuhan jelas, membuat mata berseri.
2. Hikmat Tuhan baik, tetap selamanya. Keputusan Tuhan benar, adil
selalu. Lebih indah daripada emas murni, lebih manis daripada madu
lebah.
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus (1:22-25)
"Kami
memberitakan Kristus yang tersalib, suatu sandungan bagi kebanyakan
orang, tetapi bagi mereka yang terpanggil, merupakan hikmat Allah.
Saudara-saudara, orang Yahudi menuntut tanda dan orang Yunani mencari
hikmat. Tetapi kami memberitakan Kristus yang tersalib. Suatu sandungan
bagi orang Yahudi, dan kebodohan bagi orang bukan Yahudi. Tetapi bagi
mereka yang dipanggil, baik Yahudi maupun bukan Yahudi, Kristus adalah
kekuatan dan hikmat Allah! Sebab yang bodoh dari Allah lebih besar
hikmatnya daripada manusia, dan yang lemah dari Allah lebih kuat
daripada manusia.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. (Yoh 3:16)
Begitu besar kasih Allah akan dunia, sehingga Ia mengaruniakan Anak-Nya
yang tunggal. Setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang
kekal.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (2:13-25)
"Bait Allah yang dimaksudkan Yesus ialah tubuh-Nya sendiri."
Ketika hari raya Paskah orang Yahudi sudah dekat, Yesus berangkat ke
Yerusalem. Dalam Bait Suci didapati-Nya pedagang-pedagang lembu, kambing
domba dan merpati, dan penukar-penukar uang duduk di situ. Maka Yesus
membuat cambuk dari tali lalu mengusir mereka semua dari Bait Suci
dengan semua kambing, domba dan lembu mereka; uang para penukar
dihamburkan-Nya ke tanah, dan meja-meja mereka dibalikkan-Nya. Kepada
pedagang-pedagang merpati Ia berkata, “Ambillah semuanya ini dari sini,
jangan membuat rumah Bapa-Ku menjadi tempat berjualan.” Maka teringatlah
murid-murid Yesus bahwa ada tertulis, “Cinta untuk rumah-Mu
menghanguskan Aku.” Tetapi orang-orang Yahudi menantang Yesus, katanya,
“Tanda apakah dapat Engkau tunjukkan kepada kami, bahwa Engkau berhak
bertindak demikian?” Jawab Yesus kepada mereka, “Rombaklah Bait Allah
ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali.” Lalu kata
orang Yahudi kepada-Nya, “Empat puluh enam tahun orang mendirikan Bait
Allah ini, dan Engkau dapat membangunnya dalam tiga hari?” Tetapi yang
dimaksudkan Yesus dengan Bait Allah ialah tubuh-Nya sendiri. Sesudah
Yesus bangkit dari antara orang mati, barulah teringat oleh
murid-murid-Nya bahwa hal itu telah dikatakan Yesus. Maka percayalah
mereka akan Kitab Suci dan akan perkataan yang telah diucapkan Yesus.
Sementara Yesus tinggal di Yerusalem selama Hari Raya Paskah, banyak
orang percaya dalam nama-Nya, karena mereka telah melihat tanda-tanda
yang diadakan-Nya. Tetapi Yesus sendiri tidak mempercayakan diri-Nya
kepada mereka, karena Yesus mengenal mereka semua. Dan tidak perlu
seorang pun memberi kesaksian kepada-Nya tentang manusia, sebab Ia tahu
apa yang ada di dalam hati manusia.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.
Renungan
Kutipan Injil hari ini mengisahkan bahwa Bait Allah adalah pusat kehidupan Bangsa Yahudi dan lambang agama mereka. Namun Yesus menemukan Bait Allah tidak bebas dari korupsi, nafsu akan kuasa, uang serta pungutan liar. Yesus menjadi marah karena kejahatan terjadi dan dilakukan di Bait Allah. Yesus marah ketika Bait Allah dijadikan tempat berjualan dan sarang penyamun. Yesus menjungkir balikkan meja para penukar uang. Yesus melepaskan hewan-hewan dagangan mereka. Yesus mengusir mereka dari pelataran Bait Allah. Sesungguhnya, Yesus belum pernah marah seperti itu. Kemarahan Yesus menyangkut hal yang mendasar. Yesus marah karena orang datang ke Bait Allah bukan untuk mencari Tuhan, berbakti dan memuji Tuhan, tetapi justru untuk mencari uang, mencari keuntungan pribadi, untuk menipu dan membohongi orang-orang yang hendak berdoa, beribadat, memuji dan memuliakan Tuhan. Terutama orang-orang kecil dan miskin. Mereka menjual barang dagangan mereka dengan harga yang sangat tinggi. Yesus menghendaki agar Bait Allah menjadi tempat suci, kediaman Tuhan, doa, ibadat, rumah Tuhan. Bukan sarang penyamun. Dikatakan dalam Injil, “Cinta untuk rumah-Mu menghanguskan Aku (Yoh 2: 17). Kasih kepada Bapa ini yang menyebabkan Yesus marah melihat segala bentuk penipuan yang dilakukan di depan Bait Allah yang harusnya menjadi tempat yang suci.
Kitab Suci menjabarkan Bait Allah sebagai tempat kediaman Allah, di
mana Allah hadir di tengah umat-Nya. Kita melihat di bait Allah-lah nabi
Musa bertemu dengan Allah bagaikan dengan seorang sahabat, dan Allah
hadir ditandai dengan tiang awan (lih. Kel 33:7-11). Raja Salomo-pun
sujud di hadapan mezbah, saat pentahbisan bait suci, dan Allah menerima
segala doa dan kurban persembahan umat-Nya dan menyatakan kehadiran-Nya
di sana (lih 1Raj 8:27- 9:3). St. Paus Yohanes Paulus II juga
mengajarkan demikian, “Bangunan gereja manapun adalah rumahmu dan rumah
Tuhan. Hargailah tempat itu sebagai tempat di mana kita dapat berjumpa
dengan Bapa kita bersama” (Homily, 3 Nov 1982). Maka bangunan
gereja merupakan simbol bagi Gereja yang dibangun dari batu-batu yang
hidup, dengan Kristus sebagai batu penjurunya. Dalam gedung gerejalah,
kita berkumpul, mendengarkan sabda Tuhan, mengangkat doa-doa kita, dan
merayakan misteri iman kita. Sakramen Mahakudus yang tersimpan di
dalamnya, menjadi tanda kehadiran Kristus di tengah umat-Nya. Altar,
imam, hosti dan umat yang merayakan perjamuan surgawi juga menandakan
kurban Kristus yang satu dan sama itu yang dihadirkan kembali mengatasi
ruang dan waktu, untuk menyertai umat-Nya sampai akhir zaman.
Maka marilah kita memasuki rumah Tuhan dengan penuh khidmat dan
hormat, sebab tak ada tempat di dunia ini yang lebih layak untuk
dihormati, daripada rumah Tuhan. Tiada tempat lain di dunia ini, di mana
peristiwa surgawi dapat dihadirkan, di mana Tuhan kita yang mengatasi
segala sesuatu memilih untuk mengambil rupa hosti yang kecil dan sangat
sederhana, untuk menjadi satu dengan kita. Maka, jika kita memandang
gedung gereja kita yang indah ini, semoga rasa kagum kita tidak berhenti
hanya sampai di mata atau di mulut, tetapi sampai ke hati. (disarikan dari Lumen2000 dan Katolisitas)
Antifon Komuni (Bdk. Mzm 84:4-5)
Burung pipit telah mendapat rumah, dan burung layang-layang sebuah
sarang, tempat menaruh anak-anaknya: pada mezbah-mezbah itu, ya Tuhan
semesta alam, Rajaku dan Allahku! Berbahagialah orang-orang yang diam di
rumah-Mu, untuk selama-lamanya mereka akan memuji Dikau.
Passer invenit sibi domum, et turtur nidum, ubi reponat pullos suos:
altaria tua Domine virtutum, Rex meus, et Deus meus: beati qui habitant
in domo tua, in saeculum saeculi laudabent te.