| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Seri Alkitab: FIRMAN DITERUSKAN LISAN

Seri Alkitab

FIRMAN DITERUSKAN LISAN
Bukti Alkitabiah

Syalom aleikhem.
Alkitab berisi firman Allah. Itu jelas. Namun, firman Allah tak hanya ada di dalam Alkitab. Itulah cara Gereja Katolik beriman. Gereja Katolik percaya bahwa firman Allah yang kekal itu tak terbelenggu dalam bentuk buku. Firman Allah lebih luas dan dalam dan tinggi daripada sekadar buku (Alkitab).

Berikut ini bukti alkitabiah yang diuntai untuk makin meyakinkan bahwa Alkitab bukan satu-satunya sumber iman – firman Allah disampaikan kepada umat dalam bentuk lisan dan tulisan, bukan cuma lisan saja alias berbentuk buku.

BAGIAN I

Mrk. 3:14: “Ia menetapkan dua belas orang, yang juga disebut-Nya rasul-rasul, untuk menyertai Dia dan untuk diutus-Nya memberitakan Injil.” Tuhan Yesus mengutus Para Rasul untuk memberitakan Injil. Memberitakan itu mengkhotbahkan, menyampaikan lisan. Harap paham, “Injil” dalam ayat itu bukan Injil dalam bentuk buku, melainkan Injil dalam bentuk kabar alias lisan. Tuhan Yesus tak memberi perintah “tulis Injil”. Tuhan Yesus tak pernah mengarahkan bahwa ajaran-Nya (perkataan dan perbuatan-Nya) hanya akan termuat dalam sebuah buku (i.e. Alkitab) kelak.

Hal itu lebih tegas lagi pada akhir Injil Markus (16:15): “Lalu Ia berkata kepada mereka, ‘Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk.’” Beritakanlah. Bagi yang ingin tahu: kata bahasa asli (Yunani) untuk “beritakanlah” bermakna ‘khotbahkanlah’, Inggrisnya “preach”. Lisan. Kalimat itu juga bukan dimaksudkan agar kabar lisan berhenti dengan kematian Para Rasul. Bukankah perintah-Nya jelas: “ke seluruh dunia”.

Ketika Para Rasul meninggal semua, kabar lisan tentang ajaran Yesus Kristus belum mencapai seluruh dunia. Sekarang pun belum. Artinya, Tuhan Yesus tak menghentikan perintah itu untuk suatu masa. Perintah itu berlanjut sampai akhir zaman. Lagipula bagaimana coba para murid dan orang beriman dari abad pertama sampai abad keempat mengenal Tuhan Yesus? Ya umumnya – kalau bukan satu-satunya – dengan ajaran lisan alias berita Injil, bukan dengan buku Injil. Catat: buku Injil baru dibendel pada abad keempat. Come on.

Ayat lain dalam Injil Markus (13:31): “Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu.” Perkataan Tuhan, bukan “buku Tuhan”. Perkataan Tuhan tak dapat dibatasi hanya dalam bentuk buku. Perkataan Yesus tak akan hilang. Apa artinya jika buku tentang perkataan-Nya tak mencakup seluruh perkataan dan perbuatan-Nya (lihat Yoh. 20:30, 21:25)?

Artinya, ada cara lain selain tulisan untuk menyampaikan firman-Nya. Cara lain itu lisan, pengajaran langsung. Bagaimana firman Allah diteruskan? Dengan lisan. Oleh siapa? Oleh para uskup, yaitu pengganti Para Rasul, dan para imam, yaitu pembantu dari pengganti para Rasul. Mereka itu pengajar-pengajar iman tentang Tuhan Yesus, pemberita Injil.

BAGIAN II

Perhatikan kutipan ini (Luk. 10:16): “Siapa saja yang mendengarkan kamu [tujuh puluh murid], ia mendengarkan Aku [Yesus]; dan siapa saja yang menolak kamu, ia menolak Aku; dan siapa saja yang menolak Aku, ia menolak Dia yang mengutus Aku.” Di situ dikatakan “mendengarkan”. Artinya? Tujuh puluh murid diutus menyampaikan ajaran Tuhan dengan lisan. Tiada dikatakan “membaca”. Tertulis jelas “siapa mendengarkan”, bukan “siapa membaca”.

Apa arti semua itu? Perkataan (lisan) Yesus disampaikan kepada Para Rasul dan para murid, lalu oleh mereka dilanjutkan kepada para penerus atau pengganti mereka (suksesor). Para penerus melanjutkannya kepada para penerus seterusnya. Itu disebut “suksesi apostolik”. Kepemimpinan dan ajaran dilanjutkan terus secara lestari. Semua itu terjaga dengan baik dalam Gereja yang Satu, Kudus, Katolik, dan Apostolik (dikenal luas dengan nama “Gereja Katolik”).

Lukas melanjutkan (24:47): “Dalam nama-Nya [Mesias] berita tentang pertobatan untuk pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala bangsa, mulai dari Yerusalem.” Kata “disampaikan” itu dalam bahasa aslinya, Yunani, terbaca “dikhotbahkan”, Inggrisnya “preach” yang maknanya ‘diwartakan lisan’. Jadi, firman Allah tak terbatas dalam bentuk buku (Alkitab). Dalam seri keduanya, Lukas menulis hal senada (Kis. 2:3-4): “Dan tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti lidah api yang bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing. Lalu mereka semua dipenuhi dengan Roh Kudus dan mulai berbicara dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk dikatakan.” Sekali lagi: “dikatakan”. Nah lisan. Bukan “dituliskan”.

Nas berikut lebih telak (Kis. 15:27): “Jadi, kami telah mengutus Yudas dan Silas yang secara lisan akan menyampaikan sendiri hal-hal ini kepada kamu.” Hal-hal apakah itu? Mengenai sunat. Zaman Para Rasul (baca Kis. 15:1-2), ada orang-orang berpendapat bahwa orang wajib sunat ketika jadi pengikut Kristus. Paulus dan Barnabas melawan dan membantah pendapat itu. Lalu, Paulus dan Barnabas dkk menghadap Para Rasul di Yerusalem untuk bicara soal itu. Keputusan bulat: pengikut Kristus tak wajib sunat (baca Kis. 15:19). Keputusan itu lalu ditulis dalam sepucuk surat (baca Kis 15:20). Namun, tulisan itu tak berdiri sendiri. Ada para utusan yang menerangkan secara lisan.

“Kepada mereka diserahkan surat yang bunyinya: ‘Salam dari rasul-rasul dan penatua-penatua…. Jadi, kami telah mengutus Yudas dan Silas yang secara lisan akan menyampaikan sendiri hal-hal ini kepada kamu.” (baca Kis. 15:22-32). Surat (tulisan) dibaca, lalu penjelasan (lisan) diberikan. Terang benderang ‘kan, sejak semula tak bisa tulisan berdiri sendiri sebagaimana kini Alkitab tak bisa sendirian tanpa Tradisi Suci.

BAGIAN III

Tak tersangkal, sekurang-kurangnya menurut apa yang tertulis yang masih tersimpan hingga kini, Paulus adalah rasul yang (paling) banyak menulis. Kendati banyak menulis, ia menekankan betapa pentingnya ajaran lisan sebagai hal yang tak terpisahkan dengan iman Kristen. Apa yang tertulis tak pernah (bisa) berdiri sendiri. Cermati kata-kata Rasul Paulus berikut.

Rom. 10:8: “‘Firman itu dekat kepadamu, yakni di dalam mulutmu dan di dalam hatimu.’ Itulah firman iman, yang kami beritakan.” Disebut di sana “kami beritakan”. Berita itu kabar, kabar itu lisan. Itu berarti “kami lisankan”. Ini senada dengan Rom. 10:17: “Jadi, iman timbul dari apa yang didengar, dan apa yang didengar itu berasal dari pemberitaan tentang Kristus.” Seksama lihat, menurut Rasul Paulus, iman justru timbul dari pendengaran. Hal ini tak hanya sekali diingatkan oleh Rasul Segala Bangsa.

Resapkan pula ini: 1Kor. 15:1: “Dan sekarang, Saudara-saudara, aku mau mengingatkan kamu kepada Injil yang aku beritakan kepadamu dan yang kamu terima, dan yang di dalamnya kamu teguh berdiri.” Kata “Injil” di situ bukan berarti buku, namun “kabar”. Injil itu membuat umat percaya kepada Sang Kristus, seperti ternyata pada 1Kor. 15:11: “Sebab itu, baik aku, maupun mereka, demikianlah kami mengajar dan demikianlah kamu menjadi percaya.”

Injil dalam arti kabar juga dijelaskan di sini: Gal. 1:11-12: “Sebab aku menegaskan kepadamu, Saudara-saudaraku bahwa Injil yang kuberitakan itu bukanlah injil yang berasal dari manusia. Karena aku tidak menerimanya dari manusia dan bukan manusia yang mengajarkannya kepadaku, tetapi aku menerimanya melalui penyataan Yesus Kristus.” Rasul Paulus percaya kepada Tuhan Yesus bukan karena membaca, melainkan karena pernyataan; sekali lagi, artinya “lisan”. Dan Injil (dalam arti lisan) itu diberitakan oleh Rasul Paulus (juga dalam arti lisan).

Berkali-kali Sang Rasul menyatakannya, juga di sini: Ef. 1:13: “Di dalam Dia kamu juga -- karena kamu telah mendengar firman kebenaran, yaitu Injil keselamatanmu -- di dalam Dia kamu juga, ketika kamu percaya, dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang dijanjikan-Nya itu.” Jadi, Injil didengar. Mengenai “dengar” ini, begitu terang dicantumkan di sini: 2Tim. 1:13: “Peganglah segala sesuatu yang telah engkau dengar dari aku sebagai contoh ajaran yang sehat dan lakukanlah itu dalam iman dan kasih di dalam Kristus Yesus.” Di situ, Rasul Paulus meminta Uskup Timotius memegang segala yang didengar dari Rasul Paulus. Jadi, pemberitaan Injil tak terbatas pada Injil dalam bentuk tertulis saja, juga tak berhenti dengan kematian Para Rasul, melainkan diteruskan dalam Gereja Kristus.

BAGIAN IV

Pemberitaan Injil tak terbatas pada Injil dalam bentuk tertulis saja, juga tak berhenti dengan kematian Para Rasul, melainkan diteruskan dalam Gereja Kristus. Setelah Para Rasul meninggal, para uskup melanjutkan pemberitaan Injil. Para Rasul memberikan mandat itu sebagaimana tercantum dalam 2Tim. 4:1-8. Rasul Paulus menjelang akhir hidup (ay. 6-7): “Mengenai diriku, darahku sudah mulai dicurahkan… saat kematianku sudah dekat. Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik….” Dalam rangka itu, ia berpesan kepada Uskup Timotius (ay. 2 & 5): “Beritakanlah firman, … baik atau tidak baik waktunya…” dan “… lakukanlah pekerjaan pemberita Injil.”

Kepada Uskup Timotius, Rasul Paulus berpesan (2Tim. 1:13), “Peganglah segala sesuatu yang telah engkau dengar dari aku sebagai contoh ajaran yang sehat dan lakukanlah itu dalam iman dan kasih di dalam Kristus Yesus.” Mana yang diajarkan? Apakah ditulis oleh Rasul Paulus? Tidak. Apakah juga kemudian ditulis oleh Uskup Timotius? Juga tidak. Lalu bagaimana? Diteruskan oleh Uskup Timotius, dan diteruskan lagi, lagi dan lagi oleh para penggantinya.

Begitulah, ajaran iman Kristen tak mati dengan matinya Para Rasul, juga tak “mati” dalam wujud buku. Ajaran itu hidup dalam “diri” para uskup, pengganti Para Rasul. Harap dicatat, Timotius yang namanya jadi nama surat dalam Alkitab adalah seorang uskup.

Sama persis cara kerjanya, Rasul Petrus mewejang (2Ptr. 1:15), “Tetapi aku akan berusaha, supaya juga sesudah kepergianku itu kamu selalu mengingat semuanya itu.” Umat Allah diminta mengingat, bukan menulis. Sang Rasul pergi – artinya memberitakan Injil di tempat lain, juga nantinya meninggal. Lalu? Para penggantinya diminta mengingat semua ajarannya. Perintah pertama-tama bukanlah menulis. Sungguh jelas, itu berarti ajaran lisan menduduki tempat penting dalam iman Kristen.

Sekarang Rasul Yohanes. Ia penulis Injil, namun ketika mengajar, ia “tak suka” menulis. Ia lebih suka melisankan ajarannya. Terang-benderang itu dalam suratnya (2Yoh. 1:12): “Sungguhpun banyak yang harus kutulis kepadamu, aku tidak mau melakukannya dengan kertas dan tinta, tetapi aku berharap datang sendiri kepadamu dan berbicara berhadapan muka dengan kamu, supaya sempurnalah sukacita kita.” Sang Rasul mau berbicara. Ia bukan tak pandai menulis, bukan tak bisa. Ia justru mau membicarakannya langsung. Hal itu persis diulangi dalam suratnya yang ketiga (3Yoh. 1:13).

Bukti-bukti alkitabiah jelas menyatakan bahwa firman Allah diteruskan lisan. Maka, tak benar bahwa firman Allah diteruskan hanya dalam bentuk buku. Firman Allah lestari dalam buku (Alkitab) dan dalam ajaran para pengganti Para Rasul (Tradisi). Keduanya tetap dilanjutkan tanpa saling meniadakan.

Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katkiter

Seri Alkitab: KOK DI ALKITAB GAK ADA - Bukti Alkitabiah (Bagian III - Habis)

 
Syalom aleikhem.
Ayat 2Tes. 2:14 bisa membingungkan: “Untuk itulah Ia telah memanggil kamu melalui Injil yang kami beritakan sehingga kamu boleh memperoleh kemuliaan Yesus Kristus, Tuhan kita.” “Ia” di situ adalah Yesus Kristus. “Kami” adalah Para Rasul, dalam hal ini Rasul Paulus sebagai penulis Surat Kedua Tesalonika. “Kamu” adalah umat Tesalonika – dapat diperluas menjadi seluruh umat Kristen.

Nota: Zaman itu surat-surat Paulus saling dipertukarkan. Surat-Surat Tesalonika, contoh, dikirim ke Korintus untuk dibacakan di sana, sebaliknya Surat-Surat Korintus dikirim ke Tesalonika untuk dibacakan di sana. Itu berlaku pula untuk surat-surat lain. Surat-surat katolik pun demikian halnya. Surat-surat katolik adalah surat-surat dalam Perjanjian Baru yang tak menyebut tujuan surat secara rinci, contoh: Surat-Surat Petrus dan Surat-Surat Yohanes.

Kembali ke perihal di atas. Berpotensi membingungkan adalah kata “Injil” pada ayat tersebut. Penulis surat adalah Paulus. “Injil yang kami beritakan” artinya “Injil Paulus” – tentu maksudnya “Injil Yesus Kristus yang diberitakan oleh Paulus”. Kita tahu tak ada kitab Injil bernama Injil Paulus dalam Alkitab; yang ada Matius, Markus, Lukas, Yohanes. Lalu apa makna ayat itu? Injil Paulus memang tak ada dalam wujud kitab. Namun, Injil Paulus ada dalam wujud ajaran lisan. Paulus mengajarkan Injil Yesus Kristus dalam aneka kesempatan berjumpa umat Allah.

Begitulah kenyataannya. Ketika kemudian “Injil Paulus” tak kunjung menjadi kitab, apakah Injil itu hilang? Sungguh tidak! Injil itu diteruskan dari generasi ke generasi oleh mereka yang layak dipercaya untuk meneruskan Injil itu. Simaklah perkataan Rasul Paulus yang tergurat dalam 2Tes. 2:15: “Berdirilah teguh dan berpeganglah pada ajaran-ajaran yang kamu terima dari kami, baik secara lisan maupun secara tertulis.” Nah, memang ada “dua macam Injil”: lisan dan tertulis.

Keduanya harus dipegang erat seturut nasihat berikut (2Tim. 3:14): “Hendaklah engkau tetap berpegang pada kebenaran yang telah engkau terima dan yakini….” Lalu bagaimana nasib “Injil lisan”? Ini jawabannya (2Tim. 2:2): “Apa yang telah engkau dengar dariku di depan banyak saksi, percayakanlah itu kepada orang-orang yang dapat dipercayai, yang juga pandai mengajar orang lain.”

Rasul Paulus memberi mandat kepada Uskup Timotius agar sang uskup mempercayakan seluruh ajaran: lisan dan tertulis, kepada orang lain lagi, yaitu para uskup selanjutnya. Artinya? Ajaran iman tak bisa sembarang dipercayakan kepada sembarang orang, kepada sembarang pengajar. Sederhananya, tak setiap orang diberi mandat mengajarkan warisan iman itu. Ketahuilah bagaimana persisnya proses itu dalam tulisan “Main Hakim Sendiri”.

Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katkiter

Selasa, 17 April 2018 Hari Biasa Pekan III Paskah

Selasa, 17 April 2018
Hari Biasa Pekan III Paskah

“Setelah dikubur dalam tanah dan menjadi binasa, pada waktunya kita akan bangkit kembali.” (St. Ireneus)

Antifon Pembuka (Why 19:5; 12:10)

Pujilah Allah kita, kamu sekalian yang hina dan mulia, dan yang takut kepada-Nya, karena telah tiba keselamatan, kekuasaan dan kerajaan Kristus, alleluya.

Sing praise to our God, all you who fear God, both small and great, for now salvation and strength have come, and the power of his Christ, alleluia

Doa Pembuka

Allah Bapa Yang Mahabaik, Engkau membuka pintu kerajaan surga bagi orang yang lahir kembali dari air dan Roh Kudus. Rahmat-Mu telah Kauberikan kepada kami, dan kami telah Kaubersihkan dari segala dosa. Semoga rahmat-Mu semakin melimpah dalam hati kami, agar kami layak menikmati janji-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
 
Orang banyak menyeret Stefanus keluar kota dan melemparinya dengan batu sampai mati. Ini terjadi, karena perkataan Stefanus mengusik hati Imam Besar, pemuka penatua dan ahli Taurat. Stefanus mengecam ketidakpercayaan mereka semua kepada Yesus bahkan sampai tega mengkhianati dan membunuh Yesus Orang Benar itu.
 

Bacaan dari Kisah Para Rasul (7:51-8:1a)
   
 
"Ya Tuhan Yesus, terimalah rohku."
     
Di hadapan sidang Mahkamah Agama Yahudi Stefanus berkata kepada Imam Besar, para penatua dan ahli Taurat, “Hai orang-orang yang keras kepala, yang tidak bersunat hati dan telinga, kamu selalu menentang Roh Kudus; sama seperti nenek moyangmu, demikian juga kamu. Siapakah dari nabi-nabi yang tidak dianiaya oleh nenek moyangmu? Bahkan mereka membunuh orang-orang yang telah menubuatkan kedatangan Orang Benar yang sekarang telah kamu khianati dan kamu bunuh. Kita telah menerima hukum Taurat yang disampaikan oleh malaikat-malaikat, tetapi kamu tidak menurutinya!” Mendengar semuanya itu, para anggota Mahkamah Agung sangat tertusuk hatinya. Maka mereka menyambutnya dengan gertakan gigi. Tetapi Stefanus, yang penuh dengan Roh Kudus, menatap ke langit; ia melihat kemuliaan Allah, dan Yesus berdiri di sebelah kanan Allah. Maka katanya, “Sungguh, aku melihat langit terbuka, dan Anak Manusia berdiri di sebelah kanan Allah.” Maka berteriak-teriaklah mereka, dan sambil menutup telinga serentak menyerbu dia. Mereka menyeret Stefanus ke luar kota, lalu melemparinya dengan batu. Dan saksi-saksi meletakkan jubah mereka di depan kaki seorang muda yang bernama Saulus. Sementara dilempari batu, Stefanus berdoa, “Ya Tuhan Yesus, terimalah rohku.” Sambil berlutut Stefanus berseru dengan suara nyaring, “Tuhan, janganlah tanggungkan dosa ini kepada mereka!” Dan dengan perkataan itu meninggallah Stefanus. Saulus juga setuju bahwa Stefanus mati dibunuh.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
     
Mazmur Tanggapan, do = bes, 4/4, PS 820
Ref. Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu, Kupercayakan jiwaku.

Ayat. (Mzm 31:3-4.6.7.8)

1. Jadilah bagiku gunung batu tempat berlindung, dan kubu pertahanan untuk menyelamatkan daku! Sebab Engkaulah bukit batu dan pertahananku; oleh karena nama-Mu Engkau akan menuntun dan membimbing aku.
2. Ke dalam tangan-Mu kuserahkan nyawaku; sudilah membebaskan daku, ya Tuhan, Allah yang setia. Tetapi aku percaya kepada Tuhan, aku akan bersorak sorai dan bersukacita karena kasih setia-Mu.
3. Buatlah wajah-Mu bercahaya atas hamba-hamba-Mu, selamatkanlah aku oleh kasih setia-Mu! Engkau menyembunyikan mereka dalam naungan wajah-Mu terhadap persekongkolan orang-orang.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (Yoh 6:35)
Akulah roti hidup yang turun dari surga, sabda Tuhan; Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya.

Orang banyak di rumah ibadat di Kapernaum meminta tanda kepada Yesus. Yesus pun memberikan tanda bahwa Diri-Nya adalah roti yang turun dari surga dan memberi hidup kepada dunia.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (6:30-35)
  
"Bukan Musa yang memberi kamu roti dari surga, melainkan Bapa-Kulah yang memberi kamu roti yang benar dari surga."
     
Di rumah ibadat di Kapernaum orang banyak berkata kepada Yesus, “Tanda apakah yang Engkau perbuat, supaya kami dapat melihatnya dan percaya kepada-Mu?” Pekerjaan apakah yang Engkau lakukan? Nenek moyang kami telah makan manna di padang gurun, seperti ada tertulis: Mereka diberi-Nya makan roti dari surga.” Maka kata Yesus kepada mereka, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya bukan Musa yang memberi kamu roti dari surga, melainkan Bapa-Kulah yang memberi kamu roti yang benar dari surga. Karena roti yang dari Allah ialah roti yang turun dari surga dan yang memberi hidup kepada dunia.” Maka kata mereka kepada-Nya, “Tuhan, berikanlah kami roti itu senantiasa.” Kata Yesus kepada mereka, “Akulah roti hidup! Barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
 
Renungan

 
Tuhan Yesus mengaruniakan karya keselamatan Allah di tengah dunia. Gereja menghadirkan kembali keselamatan Allah ini dalam Sakramen Ekaristi. Setiap kali dirayakan Ekaristi Kudus, Gereja menghadirkan Tubuh dan Darah Kristus yang menyelamatkan. Tubuh dan Darah Kristus dalam Ekaristi menjadi perwujudan dan tanda kehadiran Yesus, sang roti surgawi. Makanan dari minuman rohani ini akan mengenyangkan jiwa. Orang yang percaya dan setia mengikuti Ekaristi akan beroleh kekuatan yang menyelamatkan karena persatuannya dengan Yesus.

Antifon Komuni (Rm 6:8)

Jika kita telah mati dengan Kristus, kita percaya, bahwa kita akan hidup juga dengan Kristus.

If we have died with Christ, we believe that we shall also live with Christ, alleluia.

Doa Malam

Allah Bapa Mahamulia, Engkau telah membarui kami dengan sakramen-sakramen-Mu. Maka kami mohon, pandanglah kami dengan rela dan bangkitkanlah tubuh kami untuk hidup yang mulia. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

“Ekaristi adalah rahasia hariku. Ia memberikan kekuatan dan makna bagi semua aktivitas pelayananku demi Gereja dan seluruh dunia….Biarkan Yesus dalam Sakramen Mahakudus berbicara ke dalam hatimu. Ialah yang merupakan jawaban kehidupan yang sebenarnya, yang sedang kamu cari. Ia tinggal disini bersama kita : Ia adalah Allah beserta kita. Carilah Ia tanpa lelah, sambutlah Ia tanpa keraguan, cintailah Ia tanpa henti : sekarang, besok, dan selamanya. ” – Paus Yohanes Paulus II
 
RUAH

Senin, 16 April 2018 Hari Biasa Pekan III Paskah

Senin, 16 April 2018
Hari Biasa Pekan III Paskah

Didalam perayaan Ekaristi, roti dan anggur diubah melalui perkataan Kristus dan seruan kepada Roh Kudus, menjadi tubuh dan darah Kristus. Sesuai dengan petunjuk Tuhan, demi kenangan akan Dia, Gereja melanjutkan apa yang telah Ia lakukan pada malam sebelum sengsara-Nya sampai kedatangan-Nya kembali dalam kemuliaan: "Ia mengambil roti..... "Ia mengambil piala yang berisi air anggur". Roti dan anggur menjadi tubuh dan darah Kristus atas cara yang penuh rahasia, tetapi tinggal tanda-tanda tentang kebaikan ciptaan. Karena itu, dalam mempersiapkan persembahan kita berterima kasih kepada Pencipta untuk roti dan anggur Bdk. Mzm 104:13-15., hasil dari usaha manusia", tetapi pertama-tama "hasil dari bumi" dan "pokok anggur", anugerah Pencipta. Gereja melihat di dalam tindakan Melkisedek, raja dan imam yang membawa "roti dan anggur" (Kej 14:18), satu pratanda bahan persembahannya sendiri Bdk. MR, Doa SyukurAgung Romawi 95: "Supra quae"..     (Katekismus Gereja Katolik, 1333)


Antifon Pembuka

Telah bangkit gembala yang baik. Ia menyerahkan nyawa-Nya bagi domba-domba-Nya, dan rela mati untuk kawanan-Nya. Alleluya.

Doa Pembuka

Allah Bapa sumber cahaya ilahi, Engkau menunjukkan cahaya kebenaran-Mu kepada orang-orang yang sesat, supaya mereka kembali ke jalan yang benar. Semoga kami yang menamakan diri orang kristiani, menjauhkan segala yang bertentangan dengan nama itu, serta berusaha hidup sebagai orang kristiani sejati. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
    

Bacaan dari Kisah Para Rasul (6:8-15)
  
   
"Mereka tidak sanggup melawan hikmat Stefanus dan Roh yang mendorong dia berbicara."
 
Stefanus, yang penuh dengan karunia dan kuasa, mengadakan mukjizat-mukjizat dan tanda-tanda di antara orang banyak. Tetapi tampillah beberapa orang dari jemaat Yahudi yang disebut jemaat orang Libertini. – Anggota-anggota jemaat ini adalah orang-orang dari Kirene dan dari Aleksandria. – Mereka datang bersama dengan beberapa orang Yahudi dari Kilikia dan dari Asia. Orang-orang itu bersoal jawab dengan Stefanus, tetapi mereka tidak sanggup melawan hikmatnya dan Roh yang mendorong dia berbicara. Lalu mereka menghasut beberapa orang untuk mengatakan, “Kami telah mendengar dia mengucapkan kata-kata hujat terhadap Musa dan Allah.” Dengan jalan demikian mereka mengadakan suatu gerakan di antara orang banyak serta tua-tua dan ahli-ahli Taurat; maka mereka menyergap Stefanus, lalu menyerahkan dan membawanya ke hadapan Mahkamah Agama. Lalu mereka mengajukan saksi-saksi palsu yang berkata, “Orang ini terus menerus mengucapkan perkataan yang menghina tempat kudus ini dan hukum Taurat. Sebab kami telah mendengar dia mengatakan bahwa Yesus, orang Nazaret itu, akan merobohkan tempat ini dan mengubah adat-istiadat yang diwariskan oleh Musa kepada kita.” Semua orang yang duduk dalam sidang Mahkamah Agama itu menatap Stefanus, lalu mereka melihat muka Stefanus sama seperti muka seorang malaikat.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Berbahagialah orang yang hidup menurut Taurat Tuhan.
Ayat. (Mzm 119:23-24.26-27.29-30; Ul: 1b)
1. Sekalipun para pemuka duduk bersepakat melawan aku, hambamu ini merenungkan ketetapan-ketetapan-Mu. Ya, peringatan-peringatan-Mu menjadi kegemaranku, dan kehendak-Mu menjadi penasihat bagiku.
2. Jalan hidupku telah kuceritakan dan Engkau menjawab aku; ajarkanlah ketetapan-ketetapan-Mu kepadaku. Buatlah aku mengerti petunjuk titah-titah-Mu, supaya aku merenungkan perbuatan-perbuatan-Mu yang ajaib.
3. Jauhkanlah jalan dusta dari padaku, dan karuniakanlah hukum-Mu kepadaku. Aku telah memilih jalan kebenaran, dan menempatkan hukum-hukum-Mu di hadapanku.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Mat 4:4)
Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah.
    
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (6:22-29)
  
"Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal."
    
Setelah Yesus mempergandakan roti, keesokan harinya orang banyak, yang masih tinggal di seberang danau Tiberias, melihat bahwa di situ tidak ada perahu selain yang dipakai murid-murid Yesus. Mereka melihat juga bahwa Yesus tidak turut naik ke perahu itu bersama-sama dengan murid-murid-Nya, dan bahwa murid-murid-Nya saja yang berangkat. Tetapi sementara itu beberapa perahu lain datang dari Tiberias ke dekat tempat mereka makan roti, sesudah Tuhan mengucapkan syukur atasnya. Ketika orang banyak melihat bahwa Yesus tidak ada di situ dan murid-murid-Nya juga tidak, mereka naik ke perahu-perahu itu lalu berangkat ke Kapernaum untuk mencari Yesus. Ketika orang banyak menemukan Yesus di seberang laut itu, mereka berkata kepada-Nya, “Rabi, bilamana Engkau tiba di sini?” Yesus menjawab, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kamu mencari Aku bukan karena kamu telah melihat tanda-tanda, melainkan karena kamu telah makan roti itu dan kamu kenyang. Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal, yang akan diberikan Anak Manusia kepadamu; sebab Dialah yang disahkan oleh Bapa, Allah, dengan meterai-Nya.” Lalu kata mereka kepada-Nya, “Apakah yang harus kami perbuat, supaya kami mengerjakan pekerjaan yang dikehendaki Allah?” Jawab Yesus kepada mereka, “Inilah pekerjaan yang dikehendaki Allah, yaitu hendaklah kamu percaya kepada Dia yang telah diutus Allah.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.
 
Renungan
 
   Dalam Yoh 6:27 Yesus berkata: “Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal, yang akan diberikan Anak Manusia kepadamu; sebab Dialah yang disahkan oleh Bapa, Allah, dengan meterai-Nya."  Pertanyaan yang dulu ditanyakan oleh para pendengar-Nya adalah sama dengan pertanyaan yang kita ajukan sekarang: “Apakah yang harus kami perbuat, supaya kami mengerjakan pekerjaan yang dikehendaki Allah?” (Yoh 6:28). Kita mengetahui jawaban Yesus: ”Inilah pekerjaan yang dikehendaki Allah, yaitu hendaklah kamu percaya kepada Dia yang telah diutus Allah” (Yoh 6:29). Oleh karena itu, percaya kepada Yesus Kristus adalah jalan untuk sampai dengan pasti kepada keselamatan. Ucapan Yesus ini mengingatkan kita bahwa segala kegiatan yang kita jalani hendaknya dilakukan untuk sesuatu yang lebih bernilai, yaitu untuk memuliakan Tuhan dan untuk sesama, bukan untuk diri sendiri semata. Iman bertumbuh apabila ia dihidupi sebagai pengalaman kasih yang telah diterima, dan ketika iman dikomunikasikan sebagai suatu pengalaman rahmat dan suka cita. Iman itu membuat kita berbuah, sebab ia memperluas hati kita di dalam pengharapan dan memampukan kita untuk memberi kesaksian yang menghidupkan. 

Antifon Komuni (Yoh 14:27)
 
Tuhan bersabda, "Damai sejahtera kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu. Apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan dunia kepadamu." Alleluya. 
 
Doa Malam

Allah Bapa yang kekal dan kuasa, berkat kebangkitan Kristus Putra-Mu, Engkau memulihkan kami untuk hidup abadi. Semoga rahmat Paskah semakin tampak dalam hidup kami, dan memberi kami kekuatan untuk mencapai keselamatan kekal. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

RPG

Minggu, 15 April 2018 Hari Minggu Paskah III

Minggu, 15 April 2018
Hari Minggu Paskah III

Hari Minggu, itulah hari, di mana Yesus Kristus Penebus bangkit dari mati. (St. Yustinus Martir)
 

Antifon Pembuka (Mzm 66 (65) :1-2)

Bersorak-sorailah bagi Allah, hai seluruh bumi, mazmurkanlah kemuliaan nama-Nya, muliakanlah Dia dengan puji-pujian! Alleluya.

Cry out with joy to God, all the earth; O sing to the glory of his name. O render him glorious praise, alleluia.

Jubilate Deo omnis terra, alleluia: psalmum dicite nomine eius, alleluia: date gloriam laudi eius, alleluia, alleluia, alleluia.

Doa Pembuka

Ya Allah, dalam diri Yesus Kristus, Putra-Mu, yang bangkit dan hidup mulia, Engkau telah memenuhi janji-Mu yang diwartakan oleh para nabi. Kami mohon, semoga kami selalu menyadari kehadiran Putra-Mu yang membawa damai sejahtera bagi kami. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama dengan Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kisah Para Rasul (3:13-15.17-19)
   
 
"Yesus, Pemimpin kepada hidup, telah kamu bunuh, tetapi Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati"
    
Setelah Petrus dan Yohanes menyembuhkan orang lumpuh, orang banyak yang sangat keheranan mengerumuni mereka. Maka kata Petrus kepada mereka, "Allah Abraham, Ishak dan Yakub, Allah nenek moyang kita telah memuliakan Hamba-Nya, yaitu Yesus yang kamu serahkan dan tolak di depan Pilatus, walaupun Pilatus berpendapat bahwa Ia harus dilepaskan. Kamu telah menolak Yang Kudus dan Benar, dan malah menghendaki seorang pembunuh sebagai hadiahmu. Demikianlah Yesus, Pemimpin kepada hidup, telah kamu bunuh, tetapi Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, dan tentang hal itu kami adalah saksi. Hai saudara-saudara, aku tahu bahwa kamu telah berbuat demikian karena ketidaktahuan, sama seperti semua pemimpinmu. Tetapi dengan jalan demikian Allah telah menggenapi apa yang telah difirmankan-Nya dahulu dengan perantaraan nabi-nabi-Nya, yaitu bahwa Mesias yang diutus-Nya harus menderita. Karena itu sadarlah dan bertobatlah, supaya dosamu dihapuskan.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = f, 2/4, PS 859
Ref. Bagi orang benar Tuhan bercahaya laksana lampu di dalam gulita.
Ayat. (Mzm 4:2.4.7.9; Ul: 7a)
1. Apabila aku berseru, jawablah aku ya Allah yang adil. Apabila aku bersusah, lapangkanlah dadaku, kasihanilah aku dan dengarkanlah doaku.
2. Ketahuilah, Tuhan akan mengerjakan karya agung bagi para kekasih-Nya, Tuhan akan mendengarkan daku, bila aku berseru kepada-Nya.
3. Banyak orang berkata, "Siapa yang akan menurunkan berkat?" Hendaknya cahaya wajah-Mu menyinari kami, ya Tuhan.
4. Aku hendak membaringkan diri dan tidur dalam kehadiranku yang menenteramkan. Sebab hanya Engkaulah, ya Tuhan, yang membuat istirahatku aman sentosa.

Bacaan dari Surat Pertama Rasul Yohanes (2:1-5a)
     
"Yesus adalah pendamaian untuk segala dosa kita, dan juga untuk dosa seluruh dunia."
   
Anak-anakku, hal-hal ini kutulis kepada kamu, supaya kamu jangan berbuat dosa. Namun jika seorang berbuat dosa, kita mempunyai seorang pengantara pada Bapa, yaitu Yesus Kristus, yang adil. Ia adalah pendamaian untuk segala dosa kita; malahan bukan untuk dosa kita saja, tetapi juga untuk dosa seluruh dunia. Dan inilah tandanya bahwa kita mengenal Allah, yaitu jikalau kita menuruti perintah-perintah-Nya. Barangsiapa berkata, 'Aku mengenal Allah' tetapi ia tidak menuruti perintah-Nya, ia adalah seorang pendusta dan di dalam dia tidak ada kebenaran. Tetapi barangsiapa menuruti firman Allah, di dalam orang itu kasih Allah sungguh sudah sempurna.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah
   
Bait Pengantar Injil, do = es, 2/2, Kanon, PS 955
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Luk 24:32, 2/4)
Tuhan Yesus, terangkanlah Kitab Suci, dan kobarkanlah hati kami bila mendengar Sabda-Mu.
  
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (24:35-48)
   
"Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari ketiga."
   
Dua murid yang dalam perjalanan ke Emaus ditemui oleh Yesus yang bangkit segera kembali ke Yerusalem. Di sana mereka menceriterakan kepada saudara-saudara yang lain apa yang terjadi di tengah jalan, dan bagaimana mereka mengenal Yesus pada waktu Ia memecah-mecahkan roti. Sementara mereka bercakap-cakap tentang hal-hal itu, Yesus tiba-tiba berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata kepada mereka, "Damai sejahtera bagi kamu!" Mereka terkejut dan takut, karena menyangka bahwa mereka melihat hantu. Akan tetapi Yesus berkata kepada mereka, "Mengapa kamu terkejut, dan apa sebabnya timbul keragu-raguan di dalam hatimu? Lihatlah tangan-Ku dan kaki-Ku: Aku sendirilah ini! Rabalah Aku dan lihatlah, karena hantu tidak ada daging dan tulangnya, seperti yang kamu lihat ada pada-Ku."Sambil berkata demikian Yesus memperlihatkan tangan dan kaki-Nya kepada mereka. Dan ketika mereka belum juga percaya karena girang dan masih heran, berkatalah Yesus kepada mereka, "Adakah padamu makanan di sini?" Lalu mereka memberikan kepada-Nya sepotong ikan goreng. Yesus mengambilnya dan memakannya di depan mata mereka. Yesus berkata kepada mereka, "Inilah perkataan yang telah Kukatakan kepadamu ketika Aku masih bersama-sama dengan kamu, yakni bahwa harus digenapi semua yang ada tertulis tentang Aku dalam kitab Taurat Musa, kitab nabi-nabi dan kitab Mazmur." Lalu Yesus membuka pikiran mereka, sehingga mereka mengerti Kitab Suci. Kata Yesus kepada mereka, "Ada tertulis demikian: Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari yang ketiga. Dan lagi: Dalam nama-Nya berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala bangsa, mulai dari Yerusalem. Kamu adalah saksi dari semuanya ini."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
 
Renungan

  
Kematian Yesus karena dihukum mati dengan disalibkan telah membuat sedih para pengikut-Nya. Mereka seperti kehilangan daya untuk berdiri dan harapan untuk tetap berkumpul sebagai murid-murid Yesus Kristus. Namun pengalaman perjumpaan dengan Yesus yang menampakkan diri seperti menjadi energi baru bagi mereka untuk bangkit, berharap dan memandang kehidupan secara baru. Kristus telah bangkit dan hidup kembali beserta mereka. 
 
 Kebangkitan itu membuat mereka memaknai seluruh hidup Yesus, mulai dari pengajaran-Nya sampai karya tindakan-Nya dengan segala risiko yang dihadapi. Kebangkitan tidak datang kebetulan. Kebangkitan memang merupakan rahasia kehendak Allah, tetapi kehendak Allah itu tidak terpisahkan dari perjalanan hidup setiap orang. Setidaknya kebangkitan Yesus menjadi buah dari kesetiaan iman kepada Bapa-Nya, setia dalam visi, misi dan relasi dengan Allah. Ia hadir untuk Kerajaan Allah dan Ia senantiasa menyatukan diri dengan Bapa-Nya yang menjadi sumber kekuatan dalam menjalankan misi-Nya. . [FXS/RENUNGAN HARIAN MUTIARA IMAN 2018]

Antifon Komuni (Bdk. Luk 24:35)

Para murid mengenali Tuhan Yesus ketika Ia memecah-mecahkan roti, alleluya

The disciples recognized the Lord Jesus in the breaking of the bread, alleluia.

atau

Cantate Domino, alleluia: cantate Domino, benedicite nomen eius: bene nuntiate de die in diem salutare eius, alleluia, alleluia. (Mzm 96:2)

Menyanyilah bagi Tuhan, alleluya, pujilah nama-Nya, kabarkanlah keselamatan yang dari pada-Nya dari hari ke hari, alleluya, alleluya. (Mzm 96:2)

Sabtu, 14 April 2018 Hari Biasa Pekan II Paskah

Sabtu, 14 April 2018
Hari Biasa Pekan II Paskah
     
"Berhati-hatilah supaya kamu jangan menjadi rusak akibat mengasihi kaum sesat; oleh sebab itu, jangan menerima ajaran sesat apapun dengan mengatasnamakan kasih."—St. Yohanes Krisostomus

  
Antifon Pembuka (1Ptr 2:9)

Hai umat milik Tuhan, wartakanlah kebijaksanaan Allah, yang telah memanggil kalian dari kegelapan masuk ke dalam cahaya-Nya yang menakjubkan, alleluya.
  
Doa Pembuka

Allah Bapa Mahapengasih dan penyayang, Engkau telah menebus kami dan mengangkat kami menjadi putra-putri-Mu karena kami mengimani Kristus. Semoga kami memperoleh kebebasan sejati dan warisan abadi. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
 
Tujuh orang yang dianggap baik di kalangan jemaat Yerusalem telah dipilih. Tugas mereka adalah membantu para rasul dalam hal pewartaan Firman Allah dan pembagian kepada janda-janda.
 

Bacaan dari Kisah Para Rasul (6:1-7)
  
   
"Mereka memilih tujuh orang yang penuh Roh Kudus."
    
Di kalangan jemaat di Yerusalem, ketika jumlah murid makin bertambah, timbullah sungut-sungut di antara orang-orang Yahudi yang berbahasa Yunani terhadap orang-orang Ibrani, karena dalam pelayanan sehari-hari pembagian kepada janda-janda mereka diabaikan. Berhubung dengan itu kedua belas rasul memanggil semua murid berkumpul dan berkata, “Kami tidak merasa puas, karena kami melalaikan Firman Allah untuk melayani meja. Karena itu, saudara-saudara, pilihlah tujuh orang dari antaramu, yang terkenal baik, yang penuh Roh Kudus dan hikmat, supaya kami mengangkat mereka untuk tugas itu, sehingga kami sendiri dapat memusatkan pikiran dalam doa dan pelayanan firman. Usul itu diterima baik oleh seluruh jemaat. Lalu mereka memilih Stefanus, seorang yang penuh iman dan Roh Kudus, dan Filipus, Prokhorus, Nikanor, Timon, Parmenas, dan Nikolaus, seorang penganut agama Yahudi dari Antiokhia. Mereka itu dihadapkan kepada para rasul; lalu para rasul pun berdoa dan meletakkan tangan di atas mereka. Firman Allah makin tersebar, dan jumlah murid di Yerusalem makin bertambah banyak; juga sejumlah besar imam menyerahkan diri dan percaya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah

Mazmur Tanggapan, do = g, 4/4, PS 833
Ref. Kita memuji Allah kar'na besar cinta-Nya.
Atau Kasih setia-Mu, ya Tuhan, kiranya menyertai kami, seperti kami berhadap kepada-Mu.
Ayat. (Mzm 33:1-2.4-5.18-19; R: 22)
1. Bersorak-sorailah dalam Tuhan, hai orang-orang benar! Sebab memuj-muji itu layak bagi orang jujur. Bersyukurlah kepada Tuhan dengan kecapi, bermazmurlah bagi-Nya dengan gambus sepuluh tali!
2. Sebab firman Tuhan itu benar, segala sesuatu dikerjakan-Nya dengan kesetiaan. Ia senang pada keadilan dan hukum; bumi penuh dengan kasih setia-Nya.
3. Sungguh, mata Tuhan tertuju kepada mereka yang takwa, kepada mereka yang berharap akan kasih setia-Nya; Ia hendak melepaskan jiwa-jiwa mereka dari maut dan memelihara hidup mereka pada masa kelaparan.

Bait Pengantar Injil, do = g, PS 959
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Yoh 10:6)
Akulah jalan, kebenaran, dan hidup. Tak seorang pun dapat datang kepada Bapa kalau tidak melalui Aku.
 

Ketika berada di tengah danau dalam perjalanan dan menyeberang di Kapernaum, kapal para rasul terkena angin kencang dan laut bergelora. Pada saat itulah Yesus berjalan di atas air dan mendekati perahu mereka, seraya berkata, "Ini Aku, jangan takut!"
   
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (6:16-21)
      
"Para murid melihat Yesus berjalan di atas air."
     
Setelah mempergandakan roti dan memberi makan lima ribu orang, Yesus mengundurkan diri ke gunung. Ketika hari sudah mulai malam, murid-murid Yesus pergi ke danau, lalu naik ke perahu dan menyeberang ke Kapernaum. Ketika hari sudah gelap Yesus belum juga datang mendapatkan mereka, sedang laut bergelora karena angin kencang. Sesudah mereka mendayung kira-kira dua tiga mil jauhnya, mereka melihat Yesus berjalan di atas air mendekati perahu itu. Maka ketakutanlah mereka. Tetapi Yesus berkata kepada mereka, “Ini Aku, jangan takut!” Mereka lalu mempersilahkan Yesus naik ke perahu, dan seketika itu juga perahu mereka sampai ke pantai yang mereka tuju.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan


Yesus selalu memelihara kelangsungan hidup jasmani dan rohani para murid-Nya Namun, justru para murid kadang mencoba menjauh dari Yesus, Sang Guru. Perahu atau bahtera merupakan lambang hidup para murid. Laut bergelora dan angin kencang menjadi tanda hidup tanpa Tuhan. Yesus tidak ingin kalau para murid-Nya hidup menderita. Oleh sebab itu, DIa terus hadir membarui keadaan ini. Inilah saat hadirnya keselamatan Allah. Syaratnya mudah, para murid mengajak Yesus naik dan masuk ke dalam perahu hidupnya.
 
Doa Malam

Allah Bapa yang penuh kasih, semoga Putra-Mu yang bangkit hidup di tengah-tengah kami dalam kata-kata dan perbuatan kami. Jadikanlah kami saksi-saksi atas Engkau, yang selalu hendak menganugerahkan hidup. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.
 
"Dalam Kristus dan dengan Dia kita telah mati, dimakamkan, dan bangkit kembali." (St. Leo Agung)
 
 
RUAH

Jumat, 13 April 2018 Hari Biasa Pekan II Paskah

Jumat, 13 April 2018
Hari Biasa Pekan II Paskah
   
Ikutlah kamu menerima korban Paskah yang membawa keselamatan. (St. Gaudentius) 
 
Antifon Pembuka (Why 5:9-10)

Tuhan, Engkau telah menebus kami dengan darah-Mu, dari tiap suku, bahasa, rakyat dan bangsa; dan Engkau telah menjadikan kami raja dan imam bagi Allah Bapa, alleluya.

You have redeemed us, Lord, by your Blood, from every tribe and tongue and people and nation, and have made us into a kingdom, priests for our God, alleluia.


Doa Pembuka


Allah Bapa yang perkasa, Engkau menghendaki Putra-Mu menderita di salib untuk mengenyahkan kuasa musuh dari kami. Semoga abdi-abdi-Mu, kelak memperoleh rahmat kebangkitan. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Para rasul kembali dihadapkan ke Mahkamah Agama Yahudi. Meskipun dilarang, mereka justru berbahagia karena boleh menderita penghinaan karena nama Yesus. Para rasul pun tetap mengajar di Bait Allah atas nama Yesus.


Bacaan dari Kisah Para Rasul (5:34-42)
 
"Para rasul bergembira karena mereka dianggap layak menderita penghinaan oleh karena nama Yesus."
   
Pada waktu itu para rasul sedang diperiksa oleh Mahkamah Agama Yahudi. Maka seorang Farisi dalam Mahkamah Agama itu, yang bernama Gamaliel, seorang ahli Taurat yang sangat dihormati seluruh orang banyak, bangkit dan meminta supaya para rasul itu disuruh keluar sebentar. Sesudah itu ia berkata kepada sidang, "Hai orang-orang Israel, pertimbangkanlah baik-baik apa yang hendak kamu perbuat terhadap orang-orang ini! Sebab dahulu telah muncul Si Teudas, yang mengaku dirinya seorang istimewa, dan ia mempunyai kira-kira empat ratus pengikut; tetapi ia dibunuh, lalu cerai-berailah seluruh pengikutnya dan lenyap. Sesudah dia, pada waktu pendaftaran penduduk, muncullah Si Yudas, seorang Galilea. Ia menyeret banyak orang dalam pemberontakannya, tetapi ia juga tewas dan cerai-berailah seluruh pengikutnya. Karena itu aku berkata kepadamu: Janganlah bertindak terhadap orang-orang ini. Biarkanlah mereka, sebab jika maksud dan perbuatan mereka berasal dari manusia, tentu akan lenyap; tetapi kalau berasal dari Allah, kamu tidak akan dapat melenyapkan orang-orang ini; mungkin ternyata juga nanti, bahwa kamu melawan Allah." Nasihat itu diterima. Sesudah itu para rasul dilepaskan. Rasul-rasul itu meninggalkan sidang Mahkamah Agama dengan gembira, karena mereka telah dianggap layak menderita penghinaan oleh karena nama Yesus. Dan setiap hari mereka melanjutkan pengajaran mereka di Bait Allah dan di rumah-rumah umat dan memberitakan Injil tentang Yesus yang adalah Mesias.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Satu hal telah kuminta kepada Tuhan, diam di rumah Tuhan seumur hidupku.
Ayat. (Mzm 27:1.4.13-14; Ul:4b)
1. Tuhan adalah terang dan keselamatanku, kepada siapakah aku harus takut? Tuhan adalah benteng hidupku, terhadap siapakah aku harus gentar?
2. Satu hal telah kuminta kepada Tuhan, satu inilah yang kuingini: diam di rumah Tuhan seumur hidupku, menyaksikan kemurahan Tuhan, dan menikmati bait-Nya.
3. Sungguh, aku percaya akan melihat kebaikan Tuhan di negeri orang-orang yang hidup! Nantikanlah Tuhan! Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu! Ya, nantikanlah Tuhan.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (Mat 4:4b)
Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah.

Lima roti jelai dan dua ikan yang dimiliki seorang anak dipakai oleh Yesus untuk mengenyangkan banyak orang yang berbondong-bondong mengikuti-Nya. Bahkan ketika para rasul mengumpulkan sisanya, terkumpul 12 bakul penuh. 
   
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (6:1-15)   
  
"Yesus membagi-bagikan roti kepada orang banyak yang duduk di situ, sebanyak mereka kehendaki."
      
Pada waktu itu Yesus berangkat ke seberang danau Galilea, yaitu danau Tiberias. Orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia, karena mereka melihat mukjizat-mukjizat penyembuhan, yang diadakan-Nya terhadap orang-orang sakit. Yesus naik ke atas gunung dan duduk di situ dengan murid-murid-Nya. Ketika itu Paska, hari raya orang Yahudi, sudah dekat. Ketika Yesus memandang sekeliling-Nya, dan melihat bahwa orang banyak berbondong-bondong datang kepada-Nya, berkatalah Ia kepada Filipus, "Di manakah kita akan membeli roti, sehingga mereka ini dapat makan?" Hal itu dikatakan-Nya untuk mencobai dia, sebab Ia sendiri tahu apa yang hendak dilakukan-Nya. Jawab Filipus kepada-Nya, "Roti seharga dua ratus dinar tidak akan cukup untuk mereka ini, sekalipun masing-masing mendapat sepotong kecil saja!" Seorang dari murid-murid-Nya, yaitu Andreas, saudara Simon Petrus, berkata kepada-Nya, "Di sini ada seorang anak, yang membawa lima roti jelai dan mempunyai dua ikan; tetapi apakah artinya itu untuk orang sebanyak ini?" Kata Yesus, "Suruhlah orang-orang itu duduk!" Ada pun di tempat itu banyak rumput. Maka duduklah orang-orang itu, kira-kira lima ribu laki-laki banyaknya. Lalu Yesus mengambil roti itu, mengucap syukur dan membagi-bagikannya kepada mereka yang duduk di situ; demikian juga dibuat-Nya dengan ikan-ikan itu, sebanyak yang mereka kehendaki. Dan setelah mereka kenyang Ia berkata kepada murid-murid-Nya, "Kumpulkanlah potongan-potongan yang lebih, supaya tidak ada yang terbuang." Maka mereka pun mengumpulkannya, dan mengisi dua belas bakul penuh dengan potongan-potongan dari kelima roti jelai yang lebih setelah orang makan. Ketika orang-orang itu melihat mukjizat yang telah diadakan Yesus, mereka berkata, "Dia ini benar-benar nabi yang akan datang ke dalam dunia!" Karena Yesus tahu bahwa mereka akan datang dan hendak membawa Dia dengan paksa untuk dijadikan raja, Ia menyingkir lagi ke gunung seorang diri.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
 
Renungan
 

Manusia itu makhluk sosial. Kata "sosial" berasal dari kata Latin "socius", artinya teman. Jadi, tiap manusia membutuhkan teman atau orang lain. Manusia akan berkembang bila hidup bersama orang lain dengan saling memberi. Karya keselamatan Allah akan hadir secara nyata bila sesama saling memberi. Yesus mengajar para murid untuk peduli dan saling memberi sesamanya. Hal ini penting. Oleh sebab itu, St. Brigita dari Swedia berkata, "Kita harus memberi selagi kita bisa memberi, karena kita juga punya Seorang Pemberi yang murah hati." Kita bisa saling memberkati dengan memberi.

Antifon Komuni (Rm 4:25)

Kristus, Tuhan kita diserahkan karena pelanggaran kita dan dibangkitkan karena pembenaran kita, alleluya.
 
Christ our Lord was handed over for our transgressions and was raised again for our justification, alleluia.
 
Doa Malam
 
Allah Bapa yang kekal dan kuasa, kami bersyukur karena telah menerima jaminan keselamatan abadi. Kami mohon, perkenankanlah kami mengerahkan segala upaya agar dapat mencapainya. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.


Ekaristi adalah jaminan yang paling aman dan tanda yang paling jelas bahwa harapan besar akan surga baru dan dunia baru, di mana terdapat keadilan, Bdk. 2 Ptr 3:13. akan terpenuhi. Setiap kali misteri ini dirayakan, "terlaksanalah karya penebusan kita" (LG 3) dan kita memecahkan "satu roti..., obat kebakaan, penangkal racun, sehingga orang tidak mati, tetapi hidup selama-lamanya dalam Yesus Kristus" (Ignasius dari Antiokia, Eph. 20,2). (Katekismus Gereja Katolik, 1405)

RUAH

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy