| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Minggu, 17 Juni 2018 Hari Minggu Biasa XI

Minggu, 17 Juni 2018 
Hari Minggu Biasa XI

“Misteri Gereja Kudus itu diperlihatkan ketika didirikan. Sebab Tuhan Yesus mengawali Gereja-Nya dengan mewartakan kabar bahagia, yakni kedatangan Kerajaan Allah yang sudah berabad-abad lamanya dijanjikan dalam Alkitab: “Waktunya telah genap, dan Kerajaan Allah sudah dekat” (Mrk 1:15; lih Mat 4:17). Kerajaan itu menampakkan diri kepada orang-orang dalam sabda, karya dan kehadiran Kristus. Memang, sabda Tuhan diibaratkan benih, yang ditaburkan di ladang (lih. Mrk 4:14), mereka yang mendengarkan sabda itu dengan iman dan termasuk kawanan kecil Kristus (lih. Luk 12:32), telah menerima kerajaan itu sendiri. Kemudian benih itu bertunas dan bertumbuh atas kekuatannya sendiri hingga waktu panen (lih. Mrk 4:26-29). Mukjizat-mukjizat Yesus pun menguatkan, bahwa Kerajaan itu sudah tiba di dunia: “Jika Aku mengusir setan dengan kuasa Allah, maka sesungguhnya Kerajaan Allah sudah datang kepadamu” (Luk 11:20; lih. Mat 12:28). Tetapi terutama Kerajaan itu tampil dalam Pribadi Kristus sendiri, Putera Allah dan Putera manusia, yang datang “untuk melayani dan memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang” (Mrk 10:45). (Lumen Gentium, 5)

Antifon Pembuka (Mzm 27:7,9)

Dengarlah, Tuhan, seruan yang kusampaikan. Engkaulah, pertolonganku, janganlah membuang aku, dan janganlah meninggalkan aku, ya Allah Penyelamatku.

Exaudi Domine vocem meam, qua clamavi ad te: adiutor meus esto, ne derelinquas me neque despicias me, Deus salutaris meus.

O Lord, hear my voice, for I have called to you; be my help. Do not abandon or forsake me, O God, my Savior!


Doa Pagi

Ya Allah, Engkaulah kekuatan bagi semua orang yang berharap kepada-Mu. Dengarkanlah permohonan kami, karena tanpa Dikau, kami yang lemah ini tak sanggup melakukan apa pun. Bantulah kami dengan rahmat-Mu agar dalam melaksanakan perintah-perintah-Mu, kami menyukakan hati-Mu dalam niat yang baik dan dan dalam tindakan. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
   
Bacaan dari Nubuat Yehezkiel (17:22-24)
      
   
"Allah meninggikan pohon yang rendah"
      
Beginilah firman Tuhan Allah, “Aku sendiri akan mengambil sebuah carang dari puncak pohon aras yang tinggi, dan menanamnya; Aku akan mematahkannya dari pucuk yang paling ujung dan yang masih muda, dan Aku sendiri akan menanamnya di atas sebuah gunung yang menjulang tinggi ke atas; di atas gunung Israel yang tinggi akan Kutanam dia, agar ia bercabang-cabang dan berbuah, dan menjadi pohon aras yang hebat; segala macam burung dan unggas akan tinggal di bawahnya, mereka akan bernaung di bawah cabang-cabangnya. Maka segala pohon di ladang akan mengetahui, bahwa Aku, Tuhan, merendahkan pohon yang tinggi dan meninggikan pohon yang rendah, membuat pohon yang tumbuh menjadi layu-kering, dan membuat pohon yang layu-kering bertaruk kembali. Aku, Tuhan, telah mengatakannya dan akan membuatnya.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = bes, 2/4, PS 831
Ref. Bersyukurlah kepada Tuhan, kar'na baiklah Dia!
Ayat. (Mzm 92:2-3.13-14.15-16; Ul: 2a)
1. Sungguh baik menyanyikan syukur kepada Tuhan, dan menyanyikan mazmur bagi nama-Mu, Yang Mahatinggi, memberitakan kasih setia-Mu di waktu pagi, dan kesetiaan-Mu di waktu malam.
2. Orang benar akan bertunas seperti pohon kurma, akan tumbuh subur seperti pohon ara di Libanon mereka yang ditanam di bait Tuhan akan bertunas di pelataran Allah kita.
3. Pada masa tua pun mereka masih berbuah menjadi gemuk dan segar, untuk memberitakan bahwa Tuhan itu benar bahwa Ia Gunung Batuku, dan tidak ada kecurangan pada-Nya.
  
Bacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus (2Kor 5:6-10)
   
"Kami berusaha, entah di dalam tubuh entah di luarnya, supaya kami berkenan kepada Allah."
    
Saudara-saudara, hati kami senantiasa tabah! Meskipun kami sadar bahwa selama kami mendiami tubuh ini, kami masih jauh dari Tuhan, sebab hidup kami ini adalah hidup karena percaya, bukan karena melihat; toh hati kami tabah! Tetapi, kami lebih suka beralih dari tubuh ini untuk menetap pada Tuhan. Sebab itu kami berusaha, entah di dalam tubuh entah di luarnya, supaya kami berkenan kepada Allah. Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan Kristus, supaya setiap orang memperoleh apa yang patut ia peroleh, sesuai dengan yang ia lakukan dalam hidup ini, baik atau pun jahat.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah

Bait Pengantar Injil, do = bes, 2/2, PS 957
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. Benih melambangkan sabda Allah, penaburnya ialah Kristus. Semua orang yang menemukan Kristus akan hidup selama-lamanya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (4:26-34)
    
"Memang biji itu paling kecil di antara segala jenis benih, tetapi apabila ditaburkan, ia tumbuh menjadi lebih besar."
     
Sekali peristiwa Yesus mengajar di hadapan orang banyak, katanya, “Beginilah hal Kerajaan Allah: Kerajaan Allah itu seumpama orang yang menaburkan benih di tanah. Malam hari ia tidur, siang hari ia bangun, dan benih itu mengeluarkan tunas, dan tunas itu makin tinggi! Bagaimana terjadinya, orang itu tidak tahu. Bumi dengan sendirinya mengeluarkan buah, mula-mula tangkai, lalu bulir, kemudian butir-butir yang penuh isi pada bulir itu. Apabila buah itu sudah cukup masak, orang itu segera menyabit, sebab musim menuai sudah tiba.” Yesus berkata lagi, “Dengan apa hendaknya kita bandingkan Kerajaan Allah itu? Atau dengan perumpamaan manakah kita hendak menggambarkannya? Hal Kerajaan itu seumpama biji sesawi yang ditaburkan di tanah. Memang biji itu yang paling kecil di antara segala jenis benih yang ada di bumi. Tetapi apabila ditaburkan, ia tumbuh dan menjadi lebih besar daripada segala sayuran yang lain, dan mengeluarkan cabang-cabang yang besar, sehingga burung-burung di udara dapat bersarang dalam naungannya.” Dalam banyak perumpamaan semacam itu Yesus memberitakan firman kepada mereka sesuai dengan pengertian mereka, dan tanpa perumpamaan Ia tidak berkata-kata kepada mereka. Tetapi kepada murid-murid-Nya Ia menguraikan segala sesuatu secara tersendiri.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan
   

Saudara-saudari terkasih dalam nama Tuhan Yesus Kristus.

Perumpamaan yang baru saja kita dengar disampaikan oleh Yesus agar orang-orang paham tentang Kerajaan Allah. Ia tidak menjelaskannya melalui teori, melainkan perumpamaan yang kita alami sehari-hari. Yesus mengumpamakan Kerajaan Allah sebagai seseorang, siapa saja, bukan hanya petani, yang menaburkan benih di tanah. Misalnya seorang ibu yang menampi kacang hijau, dan tidak sengaja menjatuhkan beberapa butir. Ia sendiri mungkin tidak sadar bahwa ia sudah menaburkan benih kacang hijau di tanah. Ia lalu berkegiatan seperti biasa. Ia istirahat di saat malam, dan menyelesaikan pekerjaan rumah tangga di saat siang. Beberapa hari kemudian, ia terkejut karena di kebun belakangnya tumbuh tanaman kacang hijau yang lebat. Tanpa diberi pupuk dan dirawat secara khusus, bumi dengan sendirinya mengeluarkan buah. Mula-mula tangkainya, lalu bulirnya, kemudian butir-butir yang penuh isinya dalam bulir itu. Dan ketika sudah terlihat cukup masak, ibu itu tinggal memetik bulir, membuka, dan mengeluarkan butiran-butiran kacang hijau di dalamnya. Menakjubkan bukan?!     

Saudara-saudari terkasih.

Yesus juga mengungkapkan sebuah perumpamaan lagi mengenai Kerajaan Allah. Kali ini Ia tidak mengumpamakannya sebagai seseorang yang menaburkan benih di tanah, melainkan seumpama biji sesawi yang jatuh ke tanah. Biji sesawi adalah biji yang paling kecil daripada segala jenis benih yang ada di bumi. Tetapi saat biji itu ditaburkan, ia tumbuh dan menjadi lebih besar daripada segala sayuran yang lain, dan mengeluarkan cabang-cabang yang besar, sehingga burung di udara dapat bersarang dalam naungannya. Luar biasa bukan?! Megah secara alamiah, bukan kemegahan yang dibayangkan oleh kebanyakan orang. Kerajaan Allah adalah hal kecil dan sederhana yang sering kita abaikan dalam kehidupan sehari-hari, namun sebenarnya merupakan sumber kehidupan kita. Misalnya bernapas. Kerajaan Allah juga tidak diciptakan oleh orang pintar dan hebat, melainkan oleh orang biasa yang hatinya terbuka terhadap Allah, yang membiarkan kuasa Allah bekerja melalui dirinya.       
[LUMEN 2000]

Antifon Komuni (Mzm 27:4)

Satu hal telah kuminta kepada Tuhan, itulah yang kuinginkan: diam di rumah Tuhan seumur hidupku.

Unam petii a Domino, hanc requiram: ut inhabitem in domo Domini omnibus diebus vitæ meæ.

There is one thing I ask of the Lord, only this do I seek: to live in the house of the Lord all the days of my life.

Atau (Bdk. Yoh 17:11)

Bapa yang Kudus, peliharalah mereka dalam nama-Mu, yaitu mereka yang telah Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu sama seperti Kita, Sabda Tuhan.

Holy Father, keep in your name those you have given me, that they may be one as we are one, says the Lord.

Sabtu, 16 Juni 2018 Hari Biasa Pekan X

Sabtu, 16 Juni 2018 
Hari Biasa Pekan X
  
“Kebenaran dalam arti bertindak dan berbicara secara jujur berarti kejujuran, ketulusan hati atau sikap berterus terang. Kebajikan ketulusan hati atau kejujuran menuntut bahwa orang nyata sebagai benar dalam perbuatannya, mengatakan kebenaran dalam kata-katanya dan menjauhkan diri dari lidah bercabang, kepura-puraan, penipuan, dan kemunafikan.” (Katekismus Gereja Katolik, 2468)
      

Antifon Pembuka (Mzm 16:5)
 
Ya Tuhan, Engkaulah bagian warisan dan pialaku, Engkau sendirilah yang meneguhkan bagian yang diundikan kepadaku.
    
Doa Pembuka

 
Ya Allah, semoga kami setia akan iman para leluhur, perkenankanlah kami berakar teguh dalam sabda perjanjian-Mu, yaitu Yesus Mesias, jalan kehidupan kami. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang hidup dan berkuasa bersama Engkau dan Roh Kudus, Allah, kini dan sepanjang segala masa. Amin.
          
Bacaan dari Kitab Pertama Raja-Raja (19:19-21)
   
      
"Elisa bersiap-siap lalu mengikuti Elia."
   
Pada suatu ketika pergilah Elia menemui Elisa, putera Safat, yang sedang membajak dengan dua belas pasang lembu, dan dia sendiri mengendalikan yang kedua belas. Elia lewat di dekatnya dan melemparkan jubah kepadanya. Segera Elisa meninggalkan lembu-lembunya, mengejar Elia dan berkata, “Perkenankanlah aku mencium ayah ibuku, lalu aku akan mengikuti Engkau.” Jawab Elia kepadanya, “Baiklah! Pulanglah dahulu, dan ingatlah apa yang telah kuperbuat kepadamu.” Elisa lalu meninggalkan Elia, mengambil pasangan lembu itu dan menyembelihnya. Lalu ia memasak dagingnya dengan kayu bajak itu sebagai kayu api, dan memberikan daging itu kepada orang-orangnya, dan mereka pun memakannya. Kemudian bersiaplah Elisa, lalu mengikuti Elia dan menjadi pelayannya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
  
Mazmur Tanggapan do=g, 2/4, PS 840
Ref. Bahagia kuterikat pada Yahwe. Harapanku pada Allah Tuhanku.
Ayat. (Mzm 16:1-2a.5.7-8.9-10)
1. Jagalah aku, ya Allah, sebab pada-Mu aku berlindung. Aku berkata kepada Tuhan, “Engkaulah Tuhanku!” Ya Tuhan, Engkaulah bagian warisan dan pialaku. Engkau sendirilah yang meneguhkan bagian yang diundikan kepadaku.
2. Aku memuji Tuhan, yang telah memberi nasihat kepadaku, pada waktu malam aku diajar oleh hati nuraniku. Aku senantiasa memandang kepada Tuhan, karena Ia berdiri di sebelah kananku, aku tidak goyah.
3. Sebab itu hatiku bersukacita dan jiwaku bersorak sorai, dan tubuhku akan diam dengan tenteram; sebab Engkau tidak menyerahkan aku ke dunia orang mati, dan tidak membiarkan orang kudus-Mu melihat kebinasaan.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. Condongkanlah hatiku kepada peringatan-peringatan-Mu, dan karuniakanlah hukum-Mu kepadaku.     
     
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (5:33-37)
   
"Aku berkata kepadamu, jangan sekali-kali bersumpah."
   
Dalam khotbah di bukit, Yesus berkata, “Kalian telah mendengar apa yang disabdakan kepada nenek moyang kita, ‘Jangan bersumpah palsu, melainkan peganglah sumpahmu di hadapan Tuhan’. Tetapi Aku berkata kepadamu, ‘Jangan sekali-kali bersumpah, baik demi langit, karena langit adalah takhta Allah, maupun demi bumi, karena bumi adalah tumpuan kaki-Nya, ataupun demi Yerusalem, karena Yerusalem adalah kota Raja Agung. Jangan pula bersumpah demi kepalamu, karena engkau tidak berkuasa memutihkan atau menghitamkan sehelai rambut pun. Jika ya, hendaklah kalian katakan: ya, jika tidak, hendaklah kalian katakan: tidak. Apa yang lebih daripada itu berasal dari si jahat.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.
 
Renungan

 
Jujur adalah sikap yang sekarang ini menjadi harapan banyak orang. Ketika perilaku-perilaku jahat dari berbagai pihak, mulai dari korupsi, hoax, penebar kebencian, atau perilaku lain yang mencederai kehidupan berbangsa dan bernegara diusut, orang berkilah dengan berbagai sikap untuk menghindari tuduhan. Sekalipun telah tersimpa bukti, orang masih bersikukuh mengatakan tidak. Orang sulit jujur dengan perilaku yang dibuatnya. 
 
 Yesus dalam Injil hari ini mengajak kita untuk mengedepankan kejujuran. Hidup ini kita jalani tanpa ditutup-tutupi. Kalau memang "ya", katakanlah ya dan kalau memang "tidak" katakanlah tidak. Sikap ini adalah sikap yang dewasa, berani mengakui apa adanya dari pikiran dan perilaku yang dibuatnya. Semoga kita belajar untuk tidak dikuasai oleh kebohongan, kepalsuan dan segala ketidakjujuran. Dengan cara itu hidup akan lebih bernilai daripada hidup yang dihiasi dengan kepalsuan. 

Antifon Komuni (Mat 5:37)
 
Katakanlah saja, 'Ya' atau 'Tidak', tambahannya datang dari si jahat.
 
Doa Malam

Allah Bapa Maha Pengasih, berkenanlah mengukir dalam-dalam gambar Putra-Mu dalam hati kami. Semoga semua tingkah laku kami selalu kami tujukan kepada kedamaian, yang selalu kami cari bagi sesama. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.
 
RENUNGAN HARIAN MUTIARA IMAN 2018

Jumat, 15 Juni 2018 Hari Biasa Pekan X

Jumat, 15 Juni 2018 
Hari Biasa Pekan X
  
"Dalam banyak negara, dewasa ini terdapat banyak orang Katolik yang meminta perceraian menurut hukum sipil dan mengadakan Perkawinan baru secara sipil. Gereja merasa diri terikat kepada perkataan Yesus Kristus: "Barang siapa menceraikan isterinya lalu kawin dengan perempuan lain, ia hidup dalam perzinaan terhadap isterinya itu. Dan jika si isteri menceraikan suaminya dan kawin dengan laki-laki lain, ia berbuat zina" (Mrk 10:11-12). Karena itu, Gereja memegang teguh bahwa ia tidak dapat mengakui sah ikatan yang baru, kalau Perkawinan pertama itu sah. Kalau mereka yang bercerai itu kawin lagi secara sipil, mereka berada dalam satu situasi yang secara obyektif bertentangan dengan hukum Allah. Karena itu, mereka tidak boleh menerima komuni selama situasi ini masih berlanjut. Dengan alasan yang sama mereka juga tidak boleh melaksanakan tugas-tugas tertentu dalam Gereja. Pemulihan melalui Sakramen Pengakuan hanya dapat diberikan kepada mereka yang menyesal, bahwa mereka telah mencemari tanda perjanjian dan kesetiaan kepada Kristus, dan mewajibkan diri supaya hidup dalam pantang yang benar." (Katekismus Gereja Katolik, 1650)

       
Antifon Pembuka (Mzm 27:7-8a)
 
Dengarlah, ya Tuhan, seruan yang kusampaikan, kasihanilah aku, dan jawablah aku! Wajah-mu kucari seturut sabda-Mu, 'Carilah wajah-Ku!'

Doa Pagi

Allah Bapa sumber kebahagiaan, tuntunlah kami ke alam hening untuk menemui Engkau dan curahilah kami Roh Yesus yang akan memperkenalkan kami dengan Dikau, sumber kehidupan kami. Sebab Dialah, Tuhan, Pengantara kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.  
   
Bacaan dari Kitab Pertama Raja-Raja (19:9a.11-16) 
 
"Elia berdiri di atas gunung, di hadapan Tuhan." 
    
Sekali peristiwa tibalah Elia di Gunung Horeb, gunung Allah. Maka bersabdalah Tuhan kepadanya, "Hai Elia, keluarlah dan berdirilah di atas gunung, di hadapan Tuhan.” Lalu Tuhan lewat. Angin besar dan kuat membelah gunung-gunung dan memecahkan bukit-bukit batu mendahului Tuhan. Namun Tuhan tidak berada dalam angin itu. Sesudah angin itu datanglah gempa. Namun dalam gempa pun Tuhan tak ada. Sesudah gempa menyusullah api. Namun Tuhan juga tidak berada dalam api itu. Api disusul bunyi angin sepoi-sepoi biasa. Mendengar itu segeralah Elia menyelubungi wajahnya dengan jubah, lalu keluar dan berdiri di depan pintu gua. Maka terdengarlah suara yang berbunyi, “Apakah kerjamu di sini, Elia?”Jawabnya, “Aku bekerja segiat-giatnya bagi Tuhan, Allah semesta alam, karena orang Israel telah meninggalkan perjanjian-Mu; mereka telah meruntuhkan mezbah-mezbah-Mu, dan membunuh nabi-nabi-Mu dengan pedang. Hanya aku seorang dirilah yang masih hidup, dan mereka ingin mencabut nyawaku. Maka bersabdalah Tuhan kepadanya, “Pergilah, kembalilah ke jalan yang sama, melalui padang gurun ke Damsyik. Sesampai di sana, engkau harus mengurapi Hazzel menjadi raja atas Aram. Juga Yehu, cucu Nimsi, haruslah kauurapi menjadi raja atas Israel, dan Elisa bin Safat dari Abel-Mehola, harus kauurapi menjadi nabi menggantikan engkau.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan, la = a, 4/4, PS 801 (MTA hal 374-375, bait 2, 3, dan 4)
Ref. Aku percaya kepada-Mu, Tuhanlah pengharapanku.
Tuhan, pada-Mu ‘ku berserah, dan mengharap kerahiman-Mu.
Ayat. (Mzm 27:7-8.9abc.13-14; Ul: lih. 1a)
1 Dengarlah, ya Tuhan, seruan yang kusampaikan, kasihanilah aku dan jawablah aku! Wajah-Mu kucari seturut firman-Mu, “Carilah wajah-Ku!
2. Wajah-Mu kucari, ya Tuhan, janganlah menyembunyikan wajah-Mu dari padaku, janganlah menolak hamba-Mu ini dengan murka. Engkaulah pertolonganku, ya Allah penyelamatku.
3. Sungguh, aku percaya akan melihat kebaikan Tuhan di negeri orang-orang yang hidup! Nantikanlah Tuhan! Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu! Ya, nantikanlah Tuhan.
 
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Flp 2:15-16) 
Perintah baru Kuberikan kepada kamu, sabda Tuhan, yaitu supaya kamu saling mengasihi, sebagaimana Aku telah mengasihi kamu.
 
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (5:27-32)
   
"Barangsiapa memandang wanita dengan menginginkannya, dia sudah berbuat zina di dalam hatinya." 
   
Dalam khotbah di bukit, Yesus berkata, "Kalian telah mendengar sabda, 'Jangan berzinah!' Tetapi Aku berkata kepadamu, 'Barangsiapa memandang seorang wanita dengan menginginkannya dia sudah berbuat zinah dalam hatinya. Maka jika matamu yang kanan menyesatkan dikau, cungkillah dan buanglah, karena lebih baik bagimu satu anggota badanmu binasa daripada badanmu seutuhnya dicampakkan ke dalam neraka. Dan jika tangan kananmu menyesatkan dikau, penggallah dan buanglah, karena lebih baik bagimu satu anggota badanmu binasa daripada dengan badanmu seutuhnya masuk neraka. Tetapi disabdakan juga, 'Barangsiapa menceraikan isterinya harus memberi surat cerai kepadanya.' Tetapi Aku berkata kepadamu, 'Barangsiapa menceraikan isterinya, kecuali karena zinah, dia membuat isterinya berzinah. Dan barangsiapa kawin dengan wanita yang diceraikan, dia pun berbuat zinah.'"
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
       
Renungan

   Definisi perzinahan menurut ajaran Kristus dalam Kitab Suci, adalah:
“Setiap orang yang menceraikan isterinya, lalu kawin dengan perempuan lain, ia berbuat zinah; dan barangsiapa kawin dengan perempuan yang diceraikan suaminya, ia berbuat zinah.” (Luk 16:18, lih. Mrk 10:11)
“Kamu telah mendengar firman: Jangan berzinah. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya.” (Mat 5:27-28)
Katekismus Gereja Katolik mengajarkan:
KGK 2380     Perzinahan, artinya ketidaksetiaan suami isteri. Kalau dua orang, yang paling kurang seorang darinya telah kawin, mengadakan bersama hubungan seksual, walaupun hanya bersifat sementara, mereka melakukan perzinahan. Kristus malah mencela perzinahan di dalam roh Bdk. Mat 5:27-28.. Perintah keenam dan Perjanjian Baru secara absolut melarang perzinahan Bdk. Mat 5:32; 19:6; Mrk 10:11; 1 Kor 6:9-10.. Para nabi mengritiknya sebagai pelanggaran yang berat. Mereka memandang perzinahan sebagai gambaran penyembahan berhala yang berdosa Bdk.Hos 2:7;Yer 5:7; 13:27.
KGK 2381    Perzinahan adalah satu ketidakadilan. Siapa yang berzinah, ia tidak setia kepada kewajiban-kewajibannya. Ia menodai ikatan perkawinan yang adalah tanda perjanjian; ia juga menodai hak dari pihak yang menikah dengannya dan merusakkan lembaga perkawinan, dengan tidak memenuhi perjanjian, yang adalah dasarnya. Ia membahayakan martabat pembiakan manusiawi, serta kesejahteraan anak-anak, yang membutuhkan ikatan yang langgeng dari orang-tuanya.
Perzinahan ini merupakan perbuatan yang melanggar kesucian ikatan perkawinan dan makna luhur hubungan seksual antara seorang pria dan wanita. Jadi jika dijabarkan, Tuhan tidak berkenan dengan dosa perzinahan, karena:
1. Merupakan perbuatan ketidak-setiaan. Perkawinan Katolik dimaksudkan Allah untuk menjadi tanda yang mencerminkan kasih setia Allah kepada umat-Nya; sehingga pelanggaran terhadap kasih setia ini disamakan oleh Tuhan sebagai tindakan ‘berhala’, seperti ketika pada jaman PL umat Israel berkali- kali melanggar perjanjian dengan Allah dengan menyembah dewa/ allah-allah lain.
“Karena itu matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala, semuanya itu mendatangkan murka Allah…” (Kol 3:5-6)
2. Merupakan perbuatan yang melanggar kesucian dan keluhuran hubungan seksual suami istri, yang harusnya melambangkan kesatuan antara Kristus dan mempelai-Nya yaitu Gereja-Nya (jemaat-Nya).
“Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging. Rahasia ini besar, tetapi yang aku maksudkan ialah hubungan Kristus dan jemaat.” (Ef 5:31-32, lih. Mat 19:5-6)
3. Merupakan perbuatan ketidak- adilan; sebab keadilan mensyaratkan pembagian sesuatu kepada pihak- pihak yang bersangkutan sesuai dengan haknya. Perzinahan melawan prinsip keadilan ini, sebab hubungan dilakukan oleh pasangan yang tidak berhak melakukannya. Selanjutnya, efeknyapun dapat membawa kehancuran dalam keluarga, yaitu pasangan yang dikhianati, dan anak- anaknya. Tidak ada seorangpun dari kita yang ingin dikhianati, sebab itu bertentangan dengan prinsip kasih dan keadilan, yang mengatakan:
“Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka.” (Mat 7:12)
4. Merupakan perbuatan dosa yang dapat menyebabkan pelanggaran/ dosa yang lain, seperti bersaksi dusta terhadap pasangan yang sesungguhnya, pemakaian alat kontrasepsi dan bahkan pembunuhan ataupun aborsi. Kisah perzinahan Raja Daud merupakan salah satu contohnya (lih. 2 Sam 11).
5. Merupakan perbuatan yang menjadi skandal/ batu sandungan, entah bagi umat seiman, maupun bagi mereka yang tidak seiman dengan kita dan ini ‘menyesatkan’ karena dapat mengakibatkan sikap merendahkan martabat perkawinan. Keluarga adalah Gereja yang terkecil, yang seharusnya membagikan terang kepada dunia sekitarnya, dan bukannya malah mengikuti arus dunia, yang seolah menyetujui/ tidak melarang perzinahan.
“Celakalah dunia dengan segala penyesatannya: memang penyesatan harus ada, tetapi celakalah orang yang mengadakannya.” (Mat 18:7)
6. Merupakan perbuatan yang merusak diri sendiri dan berdosa terhadap tubuhnya sendiri yang seharusnya menjadi tempat kediaman Roh Kudus.
“Siapa melakukan zinah tidak berakal budi; orang yang berbuat demikian merusak diri.”(Ams 6:32)
“Tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah anggota Kristus? Akan kuambilkah anggota Kristus untuk menyerahkannya kepada percabulan? Sekali-kali tidak! Atau tidak tahukah kamu, bahwa siapa yang mengikatkan dirinya pada perempuan cabul, menjadi satu tubuh dengan dia? Sebab, demikianlah kata nas: “Keduanya akan menjadi satu daging.” Tetapi siapa yang mengikatkan dirinya pada Tuhan, menjadi satu roh dengan Dia. Jauhkanlah dirimu dari percabulan! Setiap dosa lain yang dilakukan manusia, terjadi di luar dirinya. Tetapi orang yang melakukan percabulan berdosa terhadap dirinya sendiri. Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, –dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri?” (1 Kor 6:15-19)
7. Merupakan perbuatan yang dapat mengakibatkan seseorang kehilangan keselamatannya, jika yang melakukannya tidak bertobat. Karena perzinahan adalah dosa berat yang melawan hukum Tuhan, maka perbuatan ini sungguh membawa resiko pihak- pihak yang terlibat di dalamnya kehilangan rahmat keselamatannya (Lih. Gal 5: 19-20). Perzinahan melibatkan obyek moral yang berat, dan umumnya dilakukan atas kesadaran dan pengetahuan yang penuh, dan dengan kehendak bebas; dan ketiga hal ini menjadikan perzinahan sebagai dosa berat (lih. KGK 1857), yang sungguh memisahkan seseorang dari Tuhan.
KGK 1855     Dosa berat merusakkan kasih di dalam hati manusia oleh satu pelanggaran berat melawan hukum Allah. Di dalamnya manusia memalingkan diri dari Allah, tujuan akhir dan kebahagiaannya dan menggantikannya dengan sesuatu yang lebih rendah. …
Selanjutnya, mungkin relevan di sini kita mengetahui konteks ayat Mat 19:9, di mana Yesus mengatakan, “Tetapi Aku berkata kepadamu: Barangsiapa menceraikan isterinya, kecuali karena zinah, lalu kawin dengan perempuan lain, ia berbuat zinah.” (Mat 19:9, Mat 5:32). Namun bukan berarti karena zinah maka seseorang dapat menceraikan pasangannya (istri/ suaminya) yang telah berbuat zinah. St. Klemens dari Alexandria (150-216), mengajarkan maksud ajaran Yesus pada ayat tersebut sebagai berikut: “Zinah di sini artinya adalah perkawinan antara mereka yang sudah pernah menikah namun bercerai, padahal pasangannya yang terdahulu itu belum meninggal. (Jadi, dalam hal ini, Yesus mengakui perkawinan yang pertama sebagai yang sah, dan perkawinan kedua itulah yang harusnya diceraikan agar pihak yang pernah menikah secara sah dapat kembali kepada pasangan terdahulu). (Sumber: Ingrid Listiati - Katolisitas.org
 
Antifon Komuni (Mzm 27:8b.9abc)
 
Wajah-Mu kucari, ya Tuhan. Janganlah menyembunyikan wajah-Mu daripadaku, janganlah menolak hamba-Mu ini dengan murka. Engkaulah pertolonganku, ya Allah penyelamatku. 
   
KATOLISITAS.ORG

Seri Katekismus: MALAIKAT CIPTAAN AWAL

Seri Katekismus
MALAIKAT CIPTAAN AWAL

Syalom aleikhem.
Kredo Singkat (Syahadat Para Rasul) mengakui Allah sebagai “pencipta langit dan bumi”. Pengakuan diperkuat oleh Kredo Panjang (Syahadat Nikea-Konstantinopel) dengan menambahkan kata-kata “yang kelihatan dan tak kelihatan”.

Apa arti “langit dan bumi”? Menurut Alkitab, pasangan kata langit dan bumi menunjuk pada seluruh ciptaan tak terkecuali. Istilah langit dan bumi menunjuk pada kesatuan seluruh ciptaan. Namun, istilah itu sekaligus membedakan (memisahkan) dua hal. Langit artinya “dunia Allah”, bumi “dunia manusia”. Kata langit, menurut Alkitab, semakna dengan “surga”. Jadi, langit di situ juga bermakna surga, yaitu “tempat” makhluk-makhluk rohani, malaikat-malaikat, yang mengelilingi Allah.

Kata “tempat” kuberi tanda petik sebab surga memang tempat, namun bukan dalam arti spasial seperti tempat di bumi ini. Tempat di surga lain sekali dengan tempat di bumi. Kita tak bisa berpikir lain mengenai tempat selain menurut alam pikiran kita yang terikat cara pikir duniawi (“bumiwi”).

Melanjutkan penjelasan di atas, istilah langit dan bumi juga menunjuk pada “jasmani dan rohani” seperti yang dinyatakan oleh Gereja Katolik dalam Konsili Lateran (lih. DS 800): “Allah mengadakan pada awal segala waktu sekaligus dua ciptaan dari ketiadaan, yang rohani dan yang jasmani, yaitu malaikat dan dunia; dan sesudah itu yang manusiawi, yang boleh dikatakan sekaligus terdiri dari roh dan badan.”

Mari kita cermati pernyataan konsili itu agar tak salah paham. Sebelum menciptakan dunia yang kelihatan, yang jasmani – diceritakan dalam Kitab kejadian – Allah lebih dulu menciptakan dunia yang tak kelihatan. Apakah itu? Malaikat. Itu dunia roh. Itulah alam rohani. Sebelum ada dunia yang terlihat ini, dunia yang tak terlihat sudah lebih dulu ada. Mudahnya, sebelum alam semesta fisik ada: bintang dan planet, tanah dan air, udara dan gas, serta binatang dan tumbuhan, sudah lebih dulu ada “yang rohani”, yaitu para malaikat.

Sekarang kita tahu, dunia rohani atau para malaikat diciptakan oleh Allah mendahului dunia jasmani, yaitu alam semesta yang kita lihat ini. Malaikat itu ciptaan awal. Amin.

** Ringkasan dan uraian atas KGK No. 325 – 327

Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring

Kamis, 14 Juni 2018 Hari Biasa Pekan X

Kamis, 14 Juni 2018
Hari Biasa Pekan X
   
“Seluruh Kitab Suci itu semerbak oleh hembusan Roh Tuhan” (St. Ambrosius)
 
Antifon Pembuka (Mzm 85:13)

Kasih dan kesetiaan akan bertemu keadilan dan damai sejahtera akan berpelukan.

Doa Pembuka

Allah Bapa Mahakudus, utuslah kiranya Sabda-Mu dan siramilah bumi dengan hujan keselamatan. Baruilah kami selalu seturut citra Yesus, Adam Baru. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin
       
Bacaan dari Kitab Pertama Raja-Raja (18:41-46)
  
"Elia berdoa, dan langit menurunkan hujan."
  
Sesudah peristiwa di Gunung Karmel, Elia berkata kepada Raja Ahab, “Pergilah, makan dan minumlah, sebab bunyi derau hujan sudah kedengaran.” Lalu Ahab pergi untuk makan dan minum. Tetapi Elia naik ke puncak Gunung Karmel, lalu ia membungkuk ke tanah dengan mukanya di antara kedua lutut. Sesudah itu ia berkata kepada hambanya, “Naiklah ke atas, pandanglah ke arah laut!” Hamba itu naik ke atas, ia melihat ke arah laut dan berkata, “Tidak ada apa-apa.” Kata Elia, “Pergilah sekali lagi!” Demikianlah sampai tujuh kali. Pada ketujuh kalinya berkatalah hamba itu, “Wah, awan kecil sebesar telapak tangan timbul dari laut.” Lalu kata Elia, “Pergilah dan katakan kepada Raja Ahab: Pasang keretamu dan turunlah, jangan sampai engkau terhalang oleh hujan.” Maka dalam sekejap mata langit menjadi kelam oleh awan badai, lalu turunlah hujan yang lebat. Ahab naik kereta lalu pergi ke Yizreel. Tetapi kuasa Tuhan berlaku atas Elia. Ia mengikat pinggangnya dan berlari mendahului Ahab sampai ke jalan yang menuju Yizreel.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = a, 4/4, PS 846 (MTA hal 118)
Ref. Tuhan memberkati umat-Nya dengan damai sejahtera.
atau Orang yang tulus akan memandang wajah-Mu, ya Tuhan
Ayat. (Mzm 65:10abcd.10e-11.12-13)
1. Engkau mengindahkan tanah, lalu mengaruniainya kelimpahan; Engkau membuatnya sangat kaya. Sungai-sungai Allah penuh air; Engkau menyediakan gandum bagi mereka.
2. Ya, beginilah Engkau menyediakannya: Engkau mengairi alur bajaknya, dan membasahi gumpalan-gumpalan tanahnya; dengan derus hujan Engkau menggemburkannya dan memberkati tumbuh-tumbuhannya.
3. Engkau memahkotai tahun dengan kebaikan-Mu, jejak-Mu mengeluarkan lemak; tanah-tanah padang gurun mengalirkan air, bukit-bukit berikat pinggangkan sorak-sorai.
    
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (Mat 13:34) 
Perintah baru Kuberikan kepada kalian, sabda Tuhan; yaitu supaya kalian saling mengasihi, sebagaimana Aku telah mengasihi kalian.
         
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (5:20-26)
   
"Barangsiapa marah terhadap saudaranya, harus dihukum."
  
Dalam khotbah di bukit, berkatalah Yesus, “Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar daripada hidup keagamaan para ahli Taurat dan orang-orang Farisi, kalian tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga. Kalian telah mendengar apa yang disabdakan kepada nenek moyang kita: Jangan membunuh; siapa yang membunuh harus dihukum. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang marah terhadap saudaranya, harus dihukum! Barangsiapa berkata kepada saudaranya: ‘Kafir!’ harus dihadapkan ke mahkamah agama, dan siapa yang berkata: ‘Jahil!’ harus diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala. Sebab itu jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah, dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau, tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu. Segeralah berdamai dengan lawanmu selama engkau bersama-sama dia di tengah jalan, supaya lawanmu jangan menyerahkan engkau kepada hakim, dan hakim itu menyerahkan engkau kepada pembantunya, dan engkau dilemparkan ke dalam penjara. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya engkau tidak akan keluar dari sana, sebelum engkau membayar utangmu sampai lunas.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
  
Renungan
    
Di dalam hidup beragama, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara diberlakukan aneka tata tertib atau aturan tertulis. Apa yang tertulis pada umumnya cukup terbatas jika dibandingkan dengan maksud atau tujuan apa yang tertulis tersebut, dan menghayati apa yang tertulis saja sulit, apalagi yang menjadi maksud atau tujuan utama. Memang ketika kita mampu menghayati apa yang tertulis dengan baik, maka ada kemungkinan kita sampai pada penghayatan maksud atau tujuan utama. Sabda Yesus hari ini mengajak dan mengingatkan kita semua untuk menghayati maksud atau tujuan utama aneka tata tertib atau aturan.
 
Ahli Taurat dan Orang Farisi, adalah orang-orang yang sangat menguasai isi Taurat serta bentuk dan tata-cara peribadatan. Meski demikian, itu bukan jaminan untuk menjadi "benar" dan tiket atau karcis masuk dalam Kerajaan Surga.  Yesus dengan tegas mengatakan: "Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar." Yesus menginginkan punya nilai lebih, nilai plus, nilai magnus, daripada hanya sekedar "benar." Nilai kekrtistenan, nilai kristianitas terletak pada nilai "lebih" yang ada pada kita. Maka jika kita hanya mampu berbuat baik kepada orang-orang yang telah berbuat baik kepada kita, apakah nilai lebihnya, apakah nilai tambahnya? Yesus menginginkan kita tidak berhenti berbuat benar; tetapi kita harus lebih dari itu. Kita akan disebut orang Kristiani, karena kita mau mengalah, mau merendah, mau berkorban, jujur, setia, rendah hati, lembut hati dan murah hati. Membalas kejahatan dengan kebaikan, kita ampuni, kita maafkan. Yesus tahu, kita ini punya kecenderungan berbuat: curang,  balas dendam kasar, keras dan  beringas. 
 

 

Rabu, 13 Juni 2018 Peringatan Wajib St. Antonius dari Padua

Rabu, 13 Juni 2018
Peringatan Wajib St. Antonius dari Padua
    

"Marilah kita mohon rasa tobat mendalam dan mohon lidah api menyala, untuk menyatakan iman yang benar." (St. Antonius dari Padua)
        
 
Antifon Pembuka (Luk 4:18)

Roh Tuhan menyertai aku. Aku diurapi-Nya dan diutus mewartakan kabar gembira kepada kaum kafir miskin dan menghibur yang remuk redam.

Doa Pembuka
 

Allah Bapa yang mahakuasa dan kekal, Santo Antonius, pengkhotbah yang ulung itu, Kaujadikan penolong dalam keperluan umat-Mu. Semoga berkat doa dan bantuannya dihadapan-Mu, kami Kautopang dalam segala perjuangan guna menjalankan ajaran hidup Kristiani. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

  
Nabi Elia berperang melawan nabi-nabi Baal di Gunung Karmel. Elia berhasil membuktikan bahwa Allah yang disembahnya adalah Allah Yahweh. Hal tersebut membuat seluruh rakyat sujud menyembah dan percaya kepada Allah Yahweh.


Bacaan dari Kitab Pertama Raja-Raja (18:20-39)
  
   
"Semoga bangsa ini mengetahui bahwa Engkaulah Tuhan, dan Engkaulah yang membuat hati mereka bertobat."
   
Sekali peristiwa Raja Ahab mengirim orang ke seluruh Israel dan mengumpulkan nabi-nabi itu ke gunung Karmel. Lalu Elia mendekati seluruh rakyat itu dan berkata: "Berapa lama lagi kamu berlaku timpang dan bercabang hati? Kalau TUHAN itu Allah, ikutilah Dia, dan kalau Baal, ikutilah dia." Tetapi rakyat itu tidak menjawabnya sepatah katapun. Lalu Elia berkata kepada rakyat itu: "Hanya aku seorang diri yang tinggal sebagai nabi TUHAN, padahal nabi-nabi Baal itu ada empat ratus lima puluh orang banyaknya. Namun, baiklah diberikan kepada kami dua ekor lembu jantan; biarlah mereka memilih seekor lembu, memotong-motongnya, menaruhnya ke atas kayu api, tetapi mereka tidak boleh menaruh api. Akupun akan mengolah lembu yang seekor lagi, meletakkannya ke atas kayu api dan juga tidak akan menaruh api. Kemudian biarlah kamu memanggil nama allahmu dan akupun akan memanggil nama TUHAN. Maka allah yang menjawab dengan api, dialah Allah!" Seluruh rakyat menyahut, katanya: "Baiklah demikian!" Kemudian Elia berkata kepada nabi-nabi Baal itu: "Pilihlah seekor lembu dan olahlah itu dahulu, karena kamu ini banyak. Sesudah itu panggillah nama allahmu, tetapi kamu tidak boleh menaruh api." Mereka mengambil lembu yang diberikan kepada mereka, mengolahnya dan memanggil nama Baal dari pagi sampai tengah hari, katanya: "Ya Baal, jawablah kami!" Tetapi tidak ada suara, tidak ada yang menjawab. Sementara itu mereka berjingkat-jingkat di sekeliling mezbah yang dibuat mereka itu. Pada waktu tengah hari Elia mulai mengejek mereka, katanya: "Panggillah lebih keras, bukankah dia allah? Mungkin ia merenung, mungkin ada urusannya, mungkin ia bepergian; barangkali ia tidur, dan belum terjaga." Maka mereka memanggil lebih keras serta menoreh-noreh dirinya dengan pedang dan tombak, seperti kebiasaan mereka, sehingga darah bercucuran dari tubuh mereka. Sesudah lewat tengah hari, mereka kerasukan sampai waktu mempersembahkan korban petang, tetapi tidak ada suara, tidak ada yang menjawab, tidak ada tanda perhatian. Kata Elia kepada seluruh rakyat itu: "Datanglah dekat kepadaku!" Maka mendekatlah seluruh rakyat itu kepadanya. Lalu ia memperbaiki mezbah TUHAN yang telah diruntuhkan itu. Kemudian Elia mengambil dua belas batu, menurut jumlah suku keturunan Yakub. --Kepada Yakub ini telah datang firman TUHAN: "Engkau akan bernama Israel ." -- Ia mendirikan batu-batu itu menjadi mezbah demi nama TUHAN dan membuat suatu parit sekeliling mezbah itu yang dapat memuat dua sukat benih. Ia menyusun kayu api, memotong lembu itu dan menaruh potongan-potongannya di atas kayu api itu. Sesudah itu ia berkata: "Penuhilah empat buyung dengan air, dan tuangkan ke atas korban bakaran dan ke atas kayu api itu!" Kemudian katanya: "Buatlah begitu untuk kedua kalinya!" Dan mereka berbuat begitu untuk kedua kalinya. Kemudian katanya: "Buatlah begitu untuk ketiga kalinya!" Dan mereka berbuat begitu untuk ketiga kalinya, sehingga air mengalir sekeliling mezbah itu; bahkan parit itupun penuh dengan air. Kemudian pada waktu mempersembahkan korban petang, tampillah nabi Elia dan berkata: "Ya TUHAN, Allah Abraham, Ishak dan Israel, pada hari ini biarlah diketahui orang, bahwa Engkaulah Allah di tengah-tengah Israel dan bahwa aku ini hamba-Mu dan bahwa atas firman-Mulah aku melakukan segala perkara ini. Jawablah aku, ya TUHAN, jawablah aku, supaya bangsa ini mengetahui, bahwa Engkaulah Allah, ya TUHAN, dan Engkaulah yang membuat hati mereka tobat kembali." Lalu turunlah api TUHAN menyambar habis korban bakaran, kayu api, batu dan tanah itu, bahkan air yang dalam parit itu habis dijilatnya. Ketika seluruh rakyat melihat kejadian itu, sujudlah mereka serta berkata: "TUHAN, Dialah Allah! TUHAN, Dialah Allah!"
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PS 840
Ref. Jagalah aku, ya Allah, sebab pada-Mu, aku berlindung
atau Bahagia kuterikat pada Yahwe. Harapanku pada Allah Tuhanku.
Ayat. (Mzm 16:1-2a.4.5.8.11)
1. Jagalah aku ya Allah, sebab pada-Mu aku berlindung. Aku berkata kepada Tuhan, "Engkaulah Tuhanku.”
2. Bertambahlah kesedihan orang-orang yang mengikuti allah lain; aku tidak akan ikut mempersembahkan kurban curahan mereka, juga tidak akan menyebut-nyebut nama mereka dengan bibirku.
3. Ya Tuhan, Engkaulah bagian warisan dan pialaku, Engkau sendirilah yang meneguhkan bagian yang diundikan kepadaku. Aku senantiasa memandang kepada Tuhan; karena Ia berdiri di sebelah kananku, aku tidak goyah.
4. Engkau memberitahukan kepadaku jalan kehidupan; di hadapan-Mu ada sukacita berlimpah di tangan kanan-Mu ada nikmat yang abadi.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Mzm 25:4c.5a)
Tunjukkanlah lorong-Mu kepadaku, ya Tuhan, bimbinglah aku menurut sabda-Mu yang benar.

Yesus datang untuk menyempurnakan hukum Taurat dan bukan malah meniadakannya. Bahkan Yesus bersabda, "Siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi dalam Kerajaan Surga."


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (5:17-19)
 
"Siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi."
 
Dalam khotbah di bukit Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. Karena Aku berkata kepadamu: Sungguh, selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titik pun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi. Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah Taurat sekali pun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat-tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Surga. Tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Surga."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
 
Renungan

 
Melakukan dan mengajarkan hukum Taurat mendapat tempat tertinggi dalam Kerajaan Surga. Ini berarti, menghidupi hukum itu menjadi hal yang penting. Seperti yang dialami oleh Nabi Elia, dia mendapat kekuatannya karena ia sungguh menghidupi apa yang dikatakan Tuhan kepadanya. Demikian pula St. Antonius dari Padua, khotbahnya membawa banyak pertobatan, karena ia berbicara dari hidupnya yang bersumber dari sabda Tuhan. Apakah ada kemauan dalam diri kita untuk setia membaca sabda Tuhan?
   
Antifon Komuni (Mat 28:20)

Aku akan menyertai kalian setiap hari sampai akhir zaman.

Doa Malam
  
Terima kasih, ya Bapa, atas panggilan-Mu untuk menjadi terang bagi sesama. Semoga perbuatanku menjadi bagaikan terang yang terbit untuk menerangi langkah mereka yang kujumpai sepanjang hari ini.
 
 
RUAH

Seri Alkitab: MENYELISIK MARKUS PENGINJIL (Bagian III)

Seri Alkitab
MENYELISIK MARKUS PENGINJIL
Bagian III

Syalom aleikhem.
Eusebius, seorang Bapa Gereja, menulis kitab Historia Ecclesiastica (‘Sejarah Gerejawi’) II.15.1 (buku II, bab 15, ayat 1) yang salah satu penggalannya berbunyi: “Dan betapa agunglah cahaya kesalehan menyinari pikiran orang-orang yang mendengarkan Petrus sehingga mereka tak terpuaskan dengan mendengarkan satu kali saja dan tak puas dengan pengajaran Injil ilahi yang tak tertulis itu, tapi dengan segala permohonan mereka mendesak Markus, seorang pengikut Petrus dan seorang yang memelihara Injil, supaya ia memberi mereka tugu peringatan tertulis mengenai ajaran yang telah disampaikan secara lisan itu kepada mereka. Dan mereka pantang mundur sampai berhasil membujuk orang itu, dan terjadilah Injil tertulis yang menyandang nama Markus.”

Apa yang terjadi? Rupanya orang-orang, yaitu umat Allah, senang sekali mendengarkan pengajaran Rasul Petrus. Mereka tampaknya mendengarkan hal yang sama bahkan berkali-kali, tak puas hanya satu kali saja. Tak hanya itu, mereka mendesak Santo Markus menuliskan pengajaran lisan oleh Rasul Petrus itu. Lalu, Injil tertulis itu diberi nama sesuai nama penulisnya: Markus. Sungguh penyejarahan yang sempurna. Perihal ini tak bisa kita temukan dalam Alkitab. Tradisi Suci dengan gemilang menyajikannya bagi kita.

Santo Markus jelas-jelas disebut pengikut Rasul Santo Petrus. Dalam nas di atas, ia juga disebut “seorang yang memelihara Injil”. Memelihara di situ pastilah dalam arti menjaga dengan mengingat dan menghayati setiap perkataan Tuhan yang disampaikan oleh Rasul Petrus. Santo Markus pasti menyimak dengan seksama. Ia ikut Rasul Petrus kemana-mana. Artinya, ia mendengarkan berkali-kali pengajaran yang sama, mengetahui uraiannya, dan mendalami maknanya. Itulah yang dimaksud memelihara Injil. Tentu, Injil itu pada waktu itu ada dalam wujud lisan.

Ayat berikutnya (II.15.2), Eusebius merangkai kata demikian: “Dan mereka berkata bahwa Petrus – ketika ia mengerti melalui pewahyuan Roh Kudus – bergembira oleh karena semangat orang-orang itu, dan bahwa karya itu memperoleh dukungan dari wewenangnya untuk digunakan di gereja-gereja. Klemen, dalam kitab kedelapan dari Hypotypos-nya menyatakan hal itu, dan Uskup Hierapolis bernama Papias setuju dengannya. Dan Petrus menyebut Markus dalam surat pertamanya yang menurut mereka ditulisnya sendiri di Roma sebagaimana disiratkannya ketika ia menyebut kota itu dengan sebuah gambaran, Babilonia, seperti yang ia nyatakan dengan kata-kata berikut: Gereja yang di Babilonia terpilih bersama denganmu, memberi salam kepadamu, dan demikian juga Markus, anakku.”

Panjang kalimat-kalimat itu, namun memuat banyak info. Di dalamnya jelas disebut bahwa Rasul Petrus sendiri merestui tulisan Santo Markus, yaitu Injil Markus, untuk digunakan di gereja-gereja. Artinya, Injil Markus mendapat – dalam bahasa jaman now – imprimatur dan nihil obstat. Saksi-saksi lain mengenai hal itu juga disebut, yaitu Klemen dan Papias.

Hal sampingan, melalui riwayat itu, kita jadi tahu bahwa Babilonia yang dimaksud dalam Surat Pertama Petrus adalah kota Roma. Juga, bahwa surat itu ditulis di sana. Makin asyik ya belajar Tradisi Suci. Lanjut! Amin.

Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy