| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Jumat, 20 Juli 2018 Hari Biasa Pekan XV

Jumat, 20 Juli 2018
Hari Biasa Pekan XV

"Pelayan altar mengambil tempat yang istimewa dalam perayaan liturgi. Dia yang melayani di Misa, menghadirkan dirinya ke sebuah komunitas. Dia mengalami secara langsung bahwa Yesus Kristus hadir dan aktif dalam setiap tindakan liturgis. Yesus hadir ketika komunitas berkumpul untuk berdoa dan memberikan pujian kepada Tuhan Yesus yang hadir di dalam Firman Kitab Suci. Yesus hadir di atas segalanya dalam Ekaristi di bawah tanda-tanda roti dan anggur, Dia bertindak melalui imam yang dalam pribadi Kristus, merayakan Misa Kudus dan mengatur sakramen-sakramen. Oleh karenanya, dalam liturgi, kamu lebih dari sekadar "pembantu pastor paroki". Di atas segalanya, kamu adalah pelayan Yesus Kristus, Imam Besar yang kekal. " – Santo Yohanes Paulus II.


Antifon Pembuka (Hosea 6:6)

Aku menyukai kasih setia dan bukan kurban sembelihan, dan menyukai pengenalan akan Allah, lebih daripada kurban-kurban sembelihan.

Doa Pembuka


Allah Bapa Yang Maharahim, kami mohon kebebasan para putra dan putri-Mu. Semoga Roh-mu berkenan menjiwai hati kami, agar kami mampu menyerupai Yesus, yang menjadi jalan dan kebenaran kami. Sebab Dialah Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
       
Bacaan dari Kitab Yesaya (38:1-6.21-22; 7-8)
   
  
"Aku telah mendengar doamu dan melihat air matamu."
   
Pada waktu itu Hizkia , raja Yehuda, jatuh sakit dan hampir mati. Lalu datanglah Nabi Yesaya bin Amos dan berkata kepadanya: "Beginilah sabda Tuhan, "Sampaikanlah pesan terakhir kepada keluargamu, sebab engkau akan mati, tidak akan sembuh lagi." Lalu Hizkia memalingkan mukanya ke arah dinding dan ia berdoa kepada Tuhan. Ia berkata, "Ya Tuhan, ingatlah kiranya, bahwa aku telah hidup di hadapan-Mu dengan setia dan dengan tulus hati dan bahwa aku telah melakukan apa yang baik di hadapan-Mu." Kemudian menangislah Hizkia dengan sangat. Maka bersabdalah Tuhan kepada Yesaya, "Pergilah dan katakanlah kepada Hizkia, 'Beginilah sabda Tuhan, Allah Daud, leluhurmu: Telah Kudengar doamu dan telah Kulihat air matamu. Sungguh, Aku akan memperpanjang hidupmu lima belas tahun lagi, dan Aku akan melepaskan dikau dan kota ini dari tangan raja Asyur dan Aku akan melindungi kota ini." Kemudian berkatalah Yesaya, "Hendaknya diambil sebuah kue dari buah ara dan ditaruh di atas barah itu, maka raja akan sembuh." Sebelum itu Hizkia telah berkata, "Apakah yang akan menjadi tanda, bahwa aku akan pergi ke rumah Tuhan?" Jawab Yesaya, "Inilah yang akan menjadi tanda bagimu dari Tuhan, bahwa Tuhan akan melakukan apa yang telah dijanjikan-Nya, 'Sungguh, bayang-bayang pada penunjuk matahari buatan Ahas akan Kubuat mundur ke belakang sepuluh tapak dari yang telah dijalaninya'." Maka pada penunjuk matahari itu mundurlah matahari sepuluh tapak ke belakang dari jarak yang telah dijalaninya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan, Engkau telah menyelamatkan hidupku.
Ayat. (Yes 38:10.11.12abcd.16)
1. Aku berkata: Dalam pertengahan umurku aku harus pergi, ke pintu gerbang dunia orang mati aku dipanggil untuk selebihnya dari hidupku.
2. Aku berkata: Aku tidak akan melihat Tuhan lagi di negeri orang-orang yang hidup; aku tidak lagi akan melihat seorang pun di antara penduduk dunia.
3. Pondok kediamanku dibongkar dan dibuka seperti kemah gembala; seperti tukang tenun menggulung tenunannya aku mengakhiri hidupku; Tuhan memutus nyawaku dari benang hidup.
4. Ya Tuhan, karena inilah hatiku mengharapkan Dikau: Tenangkanlah batinku, buatlah aku sehat, buatlah aku sembuh.

Bait Pengantar Injil do = f, 2/2, PS 951
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Yoh 10:27) 2/4
Domba-domba-Ku mendengar suara-Ku, sabda Tuhan; Aku mengenal mereka dan mereka mengenal aku.
         
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (12:1-8)
  
"Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat."
   
Pada suatu hari Sabat, Yesus dan murid-murid-Nya berjalan di lading gandum. Karena lapar murid-murid-Nya memetik bulir gandum dan memakannya. Melihat itu, berkatalah orang-orang Farisi kepada Yesus, “Lihatlah, murid-murid-Mu berbuat sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat.” Tetapi Yesus menjawab, “Tidakkah kalian baca apa yang dilakukan Daud, ketika ia dan para pengikutnya lapar? Ia masuk ke dalam bait Allah, dan mereka semua makan roti sajian yang tidak boleh dimakan kecuali oleh imam-imam. Atau tidakkah kalian baca dalam Kitab Taurat, bahwa pada hari-hari Sabat, imam-imam melanggar hukum Sabat di dalam bait Allah, namun tidak bersalah? Aku berkata kepadamu: Di sini ada yang melebihi bait Allah. Seandainya kalian memahami maksud sabda ini, ‘Yang kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan’, tentu kalian tidak akan menghukum orang yang tidak bersalah. Sebab Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.

Renungan


Hukum Tuhan seperti Sabat itu dibuat untuk manusia. Adapun tujuannya adalah mengangkat manusia menjadi menjadi lebih ilahi. Dalam Injil hari ini Yesus menegaskan sisi lain yang mesti kita perhatikan: belas kasih. Disiplin dan taat peraturan itu baik. Tetapi, kalau demi peraturan kita menyakiti hati orang, ini menjadi tidak baik. Apalagi kalau kita mengorbankan orang demi peraturan yang tidak sangat penting.  Aneka tata tertib atau aturan tertulis dibuat dan diberlakukan demi dan untuk kasih, dengan kata lain yang utama adalah belas kasih bukan tata tertib atau aturan. Memang jika orang merasa masih berat atau sulit menaati dan melaksanakan tata tertib atau aturan dengan setia, pada umumnya yang bersangkutan juga buta atau tidak tahu belas kasih. 
 
Ketika kita tidak merasa sulit dan berat dalam pelaksanaan aturan atau tata tertib, maka kita akan berani mengambil kebijakan dalam situasi yang memang tak mungkin diselesaikan hanya berdasarkan aturan atau tata tertib, tetapi hanya dengan belas kasih. Maksud semula aturan Sabat adalah untuk mengambil ‘jeda waktu kosong’ dari kerja, untuk beribadat kepada Allah. Ibadat yang baik selalu mengalir kepada tindakan nyata. Mengatasi kelaparan adalah tindakan ibadat yang nyata. Itu juga bentuk penghayatan Sabat. [RENUNGAN PAGI]
 
Antifon Komuni (Mat 12:8)
 
Putra Manusia adalah Tuhan atas dari Sabat.
  
"Hidup kita adalah sebuah perjalanan. Ketika perjalanan kita tanpa disertai salib... dan ketika kita mengaku sebagai murid Kristus namun menghindari salib, kita bukanlah murid-murid Kristus, Tuhan" --- Paus Fransiskus 
 

Seri Katekismus: JIWA RAGA MANUSIA

Seri Katekismus
JIWA RAGA MANUSIA

Syalom aleikhem.
Manusia punya tempat khusus dalam dunia ciptaan karena manusia diciptakan menurut citra Allah. Dalam kodrat manusia, bersatulah dunia rohani dan dunia jasmani. Manusia itu makhluk rohani sekaligus makhluk jasmani. Manusia punya roh – seperti malaikat yang makhluk rohani – sekaligus manusia punya badan – sebagaimana hewan yang makhluk jasmani.

Hanya manusia yang dapat menjadi “sahabat Allah” karena begitu istimewanya. Mengapa? Sebab, dari semua ciptaan yang kelihatan, hanya manusia yang mampu mengenal dan mencintai Sang Pencipta. Hewan, tumbuhan, benda mati tak mengenal siapa pencipta mereka. Tapi manusia mengenal-Nya.

Segala sesuatu diciptakan demi manusia. Tapi, manusia diciptakan untuk melayani Allah, mencintai Allah, dan mempersembahkan seluruh ciptaan kepada Allah.

Pribadi manusia yang diciptakan menurut citra Allah adalah wujud jasmani sekaligus rohani. Alkitab memakai gambaran untuk menjelaskan hal itu, yaitu manusia diciptakan dari debu tanah yang ditiup dengan nafas ilahi. Dengan itu mau dikatakan bahwa manusia sekaligus punya jiwa dan badan.

Dalam Alkitab, istilah jiwa sering berarti “kehidupan manusia” atau “seluruh pribadi manusia”, “unsur terdalam pada manusia”, juga “prinsip hidup rohani dalam manusia”. Gereja yang Satu, Kudus, Katolik, dan Apostolik (nama kondangnya: “Gereja Katolik”) mengajarkan bahwa setiap jiwa rohani langsung diciptakan oleh Allah. Jiwa tak dihasilkan oleh orangtua seperti gen, misalnya. Jiwa tak bergantung pada gen orangtua atau keadaan fisik orangtua, melainkan langsung dari Allah.

Gereja Katolik juga mengajarkan bahwa jiwa tak dapat mati. Jiwa tak binasa. Bagaimana keadaan jiwa saat kematian manusia? Pada saat kematian, jiwa berpisah dari badan. Lalu, badan fisik akan hancur karena proses alamiah. Kalau demikian, bagaimana nanti saat kebangkitan badan? Jiwa akan bersatu lagi dengan “badan baru” pada hari kebangkitan.

Kadang kala jiwa dibedakan dengan roh (lih. 1Tes. 5:23). Gereja Katolik mengajarkan bahwa perbedaan ini tak membagi jiwa menjadi dua. Bukan berarti ada dua hal, yaitu jiwa dan roh. Istilah “roh” berarti bahwa manusia sejak penciptaannya diarahkan kepada tujuan adikodrati, tujuan rohani, bukan hanya tujuan jasmani. Itu berarti jiwanya dapat diangkat ke dalam persekutuan dengan Allah. Amin.

** Ringkasan atas KGK No. 355 – 368

RD. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring

Kamis, 19 Juli 2018 Hari Biasa Pekan XV

Kamis, 19 Juli 2018
Hari Biasa Pekan XV
  
“Mereka yang berdoa tidak pernah kehilangan harapan, bahkan ketika mereka menemukan diri mereka dalam keadaan yang sulit dan tak berpengharapan secara manusiawi.” (Paus Benediktus XVI)
  

Antifon Pembuka (Yes 26:7.9)

Ya Tuhan, Engkau merintis jalan lurus bagi orang benar. Dengan segenap hati aku merindukan Dikau waktu malam, dengan sepenuh hati pula aku mencari Engkau waktu pagi.

Doa Pembuka

Allah Bapa yang Mahakuasa, ketika manusia menderita, Engkaulah yang menyampaikan sabda pembebasan serta pengharapan melalui Yesus Putra-Mu. Semoga kami dapat mengalami dan menikmati pemeliharaan-Mu yang besar dalam segala usaha kami. Dengan pengantaraan Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
 
Kidung pujian yang akan dinyanyikan oleh orang Israel di tanah Yudea adalah tanda pertobatan mereka dari dosa dan ketidakadilan. Pertobatan itu perlu dirayakan. Hidup yang ditandai dengan pertobatan adalah sebuah perayaan.
  

Bacaan dari Kitab Yesaya (26:7-9.12.16-19)
  
"Hai kalian yang sudah dikubur dalam tanah, bangkitlah dan bersorak-sorailah."
  
Pada suatu waktu kidung berikut akan dinyanyikan di tanah Yehuda, “Ya Tuhan, Engkau merintis jalan lurus bagi orang benar. Kami juga menanti-nantikan saat Engkau menjalankan penghakiman. Kesukaan kami ialah menyebut nama-Mu dan mengingat Engkau. Dengan segenap jiwa aku merindukan Dikau pada waktu malam, dan dengan sepenuh hati aku mencari Engkau pada waktu pagi. Sebab apabila Engkau datang menghakimi bumi, maka penduduk dunia akan belajar apa yang benar. Ya Tuhan, Engkau akan menyediakan damai sejahtera bagi kami, sebab segala sesuatu yang kami kerjakan, Engkaulah yang melakukannya bagi kami. Ya Tuhan, dalam kesesakan mereka mencari Engkau. Ketika hajaran-Mu menimpa mereka, mereka mengeluh dalam doa. Seperti wanita yang mengandung dan sudah dekat waktunya melahirkan, menggeliat sakit dan mengerang karena sakit beranak, demikianlah tadinya keadaan kami di hadapan-Mu, ya Tuhan. Kami mengandung, kami menggeliat sakit, tetapi seakan-akan hanya melahirkan angin. Kami tidak dapat mengadakan keselamatan di bumi, dan tiada lahir penduduk dunia. Ya Tuhan, orang-orang-Mu yang telah mati akan hidup kembali, mayat-mayat mereka akan bangkit lagi. Hai kalian yang sudah dikubur dalam tanah, bangkit dan bersorak sorailah! Sebab embun Tuhan ialah embun terang dan bumi akan melahirkan arwah kembali.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
  
Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan memandang ke bumi dari surga.
Ayat. (Mzm 102:13-14ab.15.16-18.19-21)
1. Engkau, ya Tuhan, bersemayam untuk selama-lamanya, dan nama-Mu lestari turun temurun. Engkau sendiri akan bangun, akan menyayangi Sion, sebab sudah waktunya untuk mengasihaninya. Sebab hamba-hamba-Mu sayang kepada batu-batunya, dan merasa kasihan akan debunya.
2. Maka bangsa-bangsa menjadi takut akan nama Tuhan, dan semua raja bumi menyegani kemuliaan-Mu, bila Engkau sudah membangun Sion, dan menampakkan diri dalam kemuliaan-Mu, bila Engkau mendengarkan doa orang-orang papa, dan tidak memandang hina doa mereka.
3. Biarlah hal ini dituliskan bagi angkatan yang kemudian, dan bangsa yang diciptakan nanti akan memuji-muji Tuhan, sebab Ia telah memandang dari tempat-Nya yang kudus. Tuhan memandang dari surga ke bumi, untuk mendengarkan keluhan orang tahanan, dan membebaskan orang-orang yang ditentukan harus mati.
   
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (Mat 11:28)
Datanglah kepada-Ku, kalian yang letih dan berbeban berat. Aku akan memberikan kelegaan kepadamu.
  
Yesus mengundang semua orang yang lelah dan letih untuk datang kepada-Nya. Di dalam Yesus, ada ketenangan dan kelegaan. Datanglah kepada-Nya dan penuhi undangan-Nya.
  
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (11:28-30)
   
"Aku ini lemah lembut dan rendah hati."
    
Sekali peristiwa bersabdalah Yesus, “Datanglah kepada-Ku, kalian semua yang letih lesu dan berbeban berat. Aku akan memberikan kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, sebab Aku ini lemah lembut dan rendah hati. Maka hatimu akan mendapat ketenangan. Sebab enaklah kuk yang Kupasang, dan ringanlah beban-Ku.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
 
Renungan
 
  "Kesukaan kami ialah menyebut nama-Mu dan mengingat Engkau," kata orang-orang di tanah Yehuda. Ungkapan ini mau mengingatkan kita semua bahwa hendaknya Tuhan menjadi yang utama di hati kita. Dengan demikian, ketika dalam hidup kita mengalami keletihan dan kelesuan, kita pun akhirnya datang dan kembali kepada Tuhan, karena yakin bahwa Tuhan akan memberikan kelegaan. Siapakah yang senantiasa kita ingat? Siapakah yang selalu ada dalam hati kita? "Allah saja cukup," kata Santa Teresia dari Avila.
      
Doa Malam
     
Allah Bapa Maha Penyayang, Engkau menghendaki kami mengangkat beban kami, yaitu beban cinta kasih dengan penuh harapan. Kami mohon, semoga dengan demikian dunia menjadi lebih baik sesuai dengan rencana-Mu pada awal mula. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.


RUAH

Rabu, 18 Juli 2018 Hari Biasa Pekan XV

Rabu, 18 Juli 2018 
Hari Biasa Pekan XV
    
Janganlah pernah memikirkan dosa-dosa masa lalumu terkecuali dalam terang kerahiman yang tak terhingga. --- St. Katarina Laboure
 

Antifon Pembuka (Mat 11:25)

Terpujilah Engkau Bapa, Tuhan langit dan bumi, sebab misteri kerajaan Kaunyatakan kepada kaum sederhana.
 
Doa Pembuka
 

Allah Bapa kami di surga, Engkau berkenan mewahyukan diri kepada kami, asal hati dan budi kami terbuka sebagaimana anak-anak. Kami mohon, ajarilah kami memahami Engkau dan tahu bersyukur atas segala anugerah-Mu. Dengan pengantaraan Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
     
Bacaan dari Kitab Yesaya (10:5-7.13-16)
 
  
"Adakah kapak memegahkan diri terhadap orang yang memakainya?"
      
Beginilah Tuhan bersabda, "Celakalah Asyur, yang menjadi cambuk murka-Ku dan yang menjadi tongkat marah-Ku! Aku akan mengerahkannya melawan bangsa yang murtad. Aku akan memerintahkannya melawan umat sasaran murka-Ku. Asyur akan melakukan perampasan dan penjarahan, dan akan menginjak-injak mereka seperti lumpur di jalan. Tetapi Asyur sendiri tidak demikian maksudnya tidak begitu rancangan hatinya. Niat hatinya ialah hendak memunahkan dan melenyapkan banyak bangsa." Sebab Asyur berkata, "Dengan kekuatan tanganku aku telah melakukannya, dengan kebijaksanaanku aku telah melaksanakannya, sebab aku berakal budi. Aku telah meniadakan batas antara bangsa, aku telah merampas persediaan mereka. Dengan perkasa aku telah menurunkan orang-orang yang duduk di atas takhta. Seperti menjangkau sarang burung, tanganku telah menjangkau kepada kekayaan bangsa-bangsa. Dan seperti orang meraup telur-telur yang ditinggalkan induknya, demikianlah aku telah meraup seluruh bumi, dan tidak seekor pun yang menggerakkan sayap, yang mengangakan paruh atau yang menciap-ciap." Maka beginilah firman Tuhan, "Adakah kapak memegahkan diri terhadap orang yang memakainya? Atau gergaji membesarkan diri terhadap orang yang mempergunakannya? Seolah-olah gada menggerakkan orang yang mengangkatnya. Atau tongkat mengangkat orang yang bukan kayu? Sebab itu Tuhan semesta alam akan membuat orang-orangnya yang tegap menjadi kurus kering, dan segala kekayaannya akan dibakar habis, dengan api yang menyala-nyala.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan tidak akan membuang umat-Nya.
Ayat. (Mzm 94:5-6.7-8.9-10.14-15)
1. Umat-Mu, ya Tuhan, mereka remukkan, dan milik pusaka-Mu mereka tindas; janda dan orang-orang asing mereka sembelih, dan anak-anak yatim mereka bunuh.
2. Mereka berkata, "Tuhan tidak melihatnya, Allah Yakub tidak mengindahkannya." Perhatikanlah, hai orang-orang bodoh di antara rakyat! Hai orang-orang bebal, bilakah kamu memakai akal budimu?
3. Dia yang menanamkan telinga, masakan tidak mendengar! Dia yang membentuk mata, masakan tidak melihat! Dia yang menghajar bangsa-bangsa, masakan tidak akan menghukum! Dialah yang mengajarkan pengetahuan kepada manusia!
4. Sebab Tuhan tidak akan membuang umat-Nya, dan milik pusaka-Nya tidak akan Ia tinggalkan; sebab hukum akan kembali kepada keadilan, dan semua orang yang tulus hati akan mematuhi.
 
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Mat 11:25)
Terpujilah Engkau, Bapa, Tuhan langit dan bumi, sebab misteri kerajaan Kaunyatakan kepada orang kecil. 

    
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (11:25-27)
  
"Yang Kausembunyikan kepada kaum cerdik pandai, Kaunyatakan kepada orang kecil."
     
Sekali peristiwa, berkatalah Yesus, “Aku bersyukur kepada-Mu, ya Bapa, Tuhan langit dan bumi, sebab misteri Kerajaan Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil. Ya Bapa, itulah yang berkenan kepada-Mu. Semua telah dise-rahkan kepada-Ku oleh Bapa-Ku, dan tidak seorang pun mengenal Anak selain Bapa, dan tidak seorang pun mengenal Bapa selain Anak serta orang-orang yang kepadanya Anak berkenan menyatakannya.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
  
Renungan
   
    Paus Fransiskus pernah menyerukan kepada umat Katolik agar awas dengan "zona nyaman" diri masing-masing. Semangat tersebut menggoda manusia hanya untuk mencintai diri sendiri dan tidak peduli akan orang lain. Yang bersangkutan selalu puas dengan apa yang sudah ada dan karenanya sangat sulit terbuka dan kreatif akan hal-hal yang baru. Dalam Injil hari ini Yesus berdoa, "Aku bersyukur kepada-Mu, ya Bapa, Tuhan langit dan bumi! Sebab semuanya itu Kausembunyikan bagi orang bijak dan pandai, tetapi Kaunyatakan kepada orang kecil." 
 
 Berada dalam "zona nyaman" tidak hanya membuat kita miskin kepedulian sosial, tetapi juga berakibat kerdil dalam hal pengalaman mistik. Manusia mengalami kesulitan mengenali dan menemukan penyelenggaraan ilahi dalam peristiwa-peristiwa hidupnya. Yang bersangkutan selalu fokus pada diri, bersandar dan mengandalkan kebesaran-kekuatan dirinya. Mari dalam doa harian, kita memohon bantuan ilahi agar di satu pihak kita dengan gampang, tanpa banyak kesulitan, mengenali dan menemukan kebesaran Allah melalui sejarah hidup kita, di lain pihak menyadari titik-titik kerapuhan kedosaan masing-masing. Kita terus mohon rahmat "haus rohani".
  
Antifon Komuni (Mat 11:27)
 
Tiada seorang pun mengenal Putra selain Bapa; dan tiada seorang pun mengenal Bapa selain Putra dan orang yang oleh Putra diberi anugerah mengenal Bapa. 
 
Doa Malam
 
Ya Allah, buatlah kami semakin mencintai Engkau melalui Yesus Putra-Mu. Sebab, melalui Diak ami akan sampai kepada-Mu. Demikian juga mereka yang berkenan kepada-Mu telah Kausatukan dengan kami untuk bersama-sama menapaki peziarahan hidup ini dengan saling membantu dan saling meneguhkan. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.
  
FN/Inspirasi Batin 2018

11 Kutipan yang meledak dari semangat Vatikan II


Lothar Wolleh / Wikimedia Commons

“sering orang-orang, karena ditipu oleh si Jahat, jatuh ke dalam pikiran-pikiran yang sesat, yang mengubah kebenaran Allah menjadi dusta, dengan lebih mengabdi kepada ciptaan daripada Sang Pencipta (lih. Rom 1:21 dan 25). […]  Dengan mewartakan Injil Gereja mengundang mereka yang mendengarnya kepada iman dan pengakuan iman, menyiapkan mereka untuk menerima baptis, membebaskan mereka dari perbudakan kesesatan, dan menyaturagakan mereka kedalam Kristus ... ”

Terdengar seperti sesuatu dari Gereja Abad Pertengahan?

Sebenarnya, ini adalah kutipan dari Konsili Vatikan II (Lumen gentium, 16-17; dipromulgasikan pada tahun 1964).

Dokumen-dokumen Vatikan II memiliki gaya dan nada yang berbeda, secara umum, daripada, katakanlah, kanon dari Dewan Reformasi Kontra-Reformasi abad ke-16. Tetapi siapa pun yang meluangkan waktu untuk membaca dokumen konsili dapat melihat bahwa itu jauh dari obat mujarab liberalisme yang sering digambarkan. Konsili Vatikan II yang diselenggarakan dari tanggal 11 Oktober 1962 hingga 8 Desember 1965 masih sering disalahpahami dari berbagai sisi oleh banyak umat Katolik.

Pada waktu yang lain seorang Katolik yang tidak setuju mencoba mengklaim Vatikan II,
berikut adalah 11 kutipan dari beberapa dokumen Konsili Vatikan II yang perlu diingat:
   
1) Aborsi dan pembunuhan anak adalah "kejahatan yang durhaka"

"(Maka) kehidupan sejak saat pembuahan harus dilindungi dengan sangat cermat. Pengguguran dan pembunuhan anak merupakan tindak kejahatan yang durhaka. " (Gaudium et spes, 51)

2) "Satu agama yang benar"

“Kita percaya, bahwa satu-satunya Agama yang benar itu berada dalam Gereja katolik dan apostolik, yang oleh Tuhan Yesus diserahi tugas untuk menyebarluaskannya kepada semua orang.” (Dignitatis humanae, 1)
  
3) Gereja diperlukan untuk keselamatan karena Kristus adalah satu-satunya jalan

“Berdasarkan Kitab suci dan Tradisi, Konsili mengajarkan bahwa Gereja yang sedang mengembara ini perlu untuk keselamatan. Sebab hanya satulah Pengantara dan jalan keselamatan, yakni Kristus. Ia hadir bagi kita dalam tubuh-Nya, yakni Gereja. Dengan jelas-jelas menegaskan perlunya iman dan baptis (lih. Mrk 16:16; Yoh 3:5). Kristus sekaligus menegaskan perlunya Gereja, yang dimasuki orang-orang melalui baptis bagaikan pintunya. Maka dari itu andaikata ada orang, yang benar-benar tahu, bahwa Gereja Katolik itu didirikan oleh Allah melalui Yesus Kristus sebagai upaya yang perlu, namun tidak mau masuk ke dalamnya atau tetap tinggal di dalamnya, ia tidak dapat diselamatkan. '' (Lumen Gentium, 14)

4) Ketika menyangkut pengendalian kelahiran, niat baik tidak cukup

“..... bila soalnya bagaimana menyelaraskan cinta kasih suami-isteri dengan penyaluran kehidupan secara bertanggung jawab, moralitas cara bertindak tidak hanya tergantung dari maksud yang tulus atau penilaian alasan-alasannya saja. Moralitas itu harus ditentukan berdasarkan norma-norma yang objektif, dan dijabarkan dari hakekat pribadi serta tindakan-tindakannya; dan norma-norma itu menghormati arti sepenuhnya yang ada pada saling penyerahan diri dan pada keturunan manusiawi, dalam konteks cinta kasih yang sejati. Itu semua tidak mungkin, kalau keutamaan kemurnian dalam perkawinan tidak diamalkan dengan tulus hati. Putera-puteri Gereja, yang berpegang teguh pada azas-azas itu, dalam mengatur keturunan tidak boleh menempuh cara-cara, yang ditolak oleh Wewenang Mengajar Gereja dalam menguraikan hukum ilahi. ”(Gaudium et spes, 51)

5) Latin dalam liturgi

"Penggunaan bahasa latin hendaknya dipertahankan dalam ritus-ritus lain, meskipun ketentuan-ketentuan hukum khusus tetap berlaku." (Sacrosanctum concilium, 36.1)
   
6) Nyanyian Gregorian adalah memiliki “tempat kebanggaan”…

“Gereja memandang nyanyian Gregorian sebagai nyayian khas bagi Liturgi Romawi. Maka dari itu, bila tiada pertimbangan-pertimbangan yang lebih penting, nyanyian Gregorian hendaknya diutamakan dalam upacara-upacara Liturgi.” (Sacrosanctum concilium, 116)
    
7) ... tetapi itu tidak berarti kita tidak dapat memiliki musik lain ... seperti polifoni!

“Jenis-jenis lain Musik Liturgi, terutama polifoni, sama sekali tidak dilarang dalam perayaan ibadat suci, asal saja selaras dengan jiwa upacara Liturgi, menurut ketentuan ...” (Sacrosanctum concilium, 116)

8) Anda harus mendengarkan Uskup setempat“Bila para Uskup mengajar dalam persekutuan dengan Imam Agung di Roma, mereka harus dihormati oleh semua sebagai saksi kebenaran ilahi dan katolik. Kaum beriman wajib menyambut dengan baik ajaran Uskup mereka tentang iman dan kesusilaan, yang disampaikan atas nama Kristus, dan mematuhinya dengan ketaatan hati yang suci.”(Lumen gentium, 25)
   

9) Dan Anda harus mendengarkan Paus, bahkan ketika dia tidak berbicara secara ex cathedraKepatuhan kehendak dan akalbudi yang suci itu secara istimewa harus ditunjukkan terhadap wewenang mengajar otentik Imam Agung di Roma, juga bila beliau tidak beramanat ex cathedra; yakni sedemikian rupa, sehingga wewenang beliau yang tertinggi untuk mengajar diakui penuh hormat, dan ajaran yang beliau kemukakan diterima setulus hati, sesuai dengan maksud dan kehendak beliau yang nyata, yang dapat diketahui terutama atau dari sifat dokumen-dokumen, atau karena ajaran tertentu sering beliau kemukakan, atau juga dari cara beliau berbicara.” (Lumen gentium, 25)
  
10) "Sensus fidelium" bukan tentang orang awam saja, tetapi harus menyertakan hierarki“Keseluruhan kaum beriman, yang telah diurapi oleh Yang Kudus (lih 1 Yoh 2:20 dan 27), tidak dapat sesat dalam beriman; dan mereka menyatakan sifat yang istimewa ini melalui ketajaman iman adikodrati segenap umat, ketika dari Uskup hingga para awam beriman yang terkecil”[22], secara keseluruhan menyatakan kesepakatan mereka tentang perkara-perkara iman dan moral. Ketajaman (discernment) dalam hal iman tersebut dibangkitkan dan dipelihara oleh Roh Kebenaran. Discernment ini dilakukan dalam bimbingan wewenang mengajar yang suci, dalam ketaatan yang setia dan penuh hormat, di mana Umat Allah menerimanya tidak sebagai perkataan manusia, melainkan sungguh sebagai sabda Allah (lih. 1Tes 2:13).” (Lumen gentium, 12)
   

11) Gereja memiliki "mandat agung" untuk memberitakan Injil“Sebab seperti Putera diutus oleh Bapa, begitu pula Ia sendiri mengutus para Rasul (lih. Yoh 20:21), sabda-Nya: “Pergilah, ajarilah semua bangsa, dan babtislah mereka atas nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka menaati segala-sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai akhir zaman” (Mat 28:19-20). Perintah resmi Kristus itu mewartakan kebenaran yang menyelamatkan itu oleh Gereja diterima dari para Rasul, dan harus dilaksanakan sampai ujung bumi (lih. Kis 1:8). Maka Gereja mengambil alih sabda Rasul: “Celakalah aku, jika aku tidak memberitakan Injil!” (1Kor 9:16). Maka dari itu gereja terus-menerus mengutus para pewarta, sampai Gereja-Gereja baru terbentuk sepenuhnya, dan mereka sendiripun melanjutkan karya pewartaan Injil. Sebab Gereja didorong oleh Roh Kudus untuk ikut mengusahakan, agar rencana Allah, yang menetapkan Kristus sebagai azas keselamatan bagi seluruh dunia,  ”(Lumen gentium, 17)

Selasa, 17 Juli 2018 Hari Biasa Pekan XV

Selasa, 17 Juli 2018
Hari Biasa Pekan XV
 
Kebaikan Allah selalu mengatur segalanya sedemikian rupa, sehingga harapan saya semakin kuat, bila penderitaan saya bertambah. (St. Maria Magdalena Postel)

 

Antifon Pembuka (Mzm 48:2-3a)
 
Agunglah Tuhan dan sangat terpuji di kota Allah kita! Gunung-Nya yang kudus, yang menjulang permai, adalah kegirangan bagi seluruh bumi.
 
Doa Pembuka

    
Allah Bapa Mahakuasa, ajarilah kami mengenal tanda-tanda bahwa Engkau menyampaikan sabda-Mu kepada kami. Semoga hati kami selalu terbuka untuk menerima Roh Kudus, yang menjadi napas kehidupan kami. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
 
Tuhan tidak membiarkan umat-Nya takut dan cemas. Lewat Nabi Yesaya, Ia menguatkan dan meneguhkan bahwa Israel tidak akan binasa di tangan musuh-musuh-Nya.

 

Bacaan dari Kitab Yesaya (7:1-9)
    
    
"Jika kalian tidak percaya, niscaya kalian tidak teguh jaya."
      
Dalam zaman Ahas bin Yotam bin Uzia, raja Yehuda, maka Rezin, raja Aram, dengan Pekah bin Remalya, raja Israel, maju ke Yerusalem untuk berperang melawan kota itu. Namun mereka tidak dapat mengalahkannya. Lalu diberitahukanlah kepada keluarga Daud, “Aram telah berkemah di wilayah Efraim.” Maka hati Ahas dan hati rakyatnya gemetar ketakutan seperti pohon-pohon hutan bergoyang ditiup angin. Bersabdalah Tuhan kepada Yesaya, “Baiklah engkau keluar menemui Ahas, engkau dan Syear Yasyub, anakmu laki-laki, ke ujung saluran kolam atas, ke jalan raya pada Padang Tukang Penatu, dan katakanlah kepadanya, “Teguhkanlah hatimu dan tinggallah tenang; janganlah takut dan janganlah hatimu kecut karena kedua puntung kayu api yang berasap ini, yaitu kepanasan amarah Rezin dari Aram dan anak Remalya. Sebab Aram dan Efraim dengan anak Remalya telah merancang yang jahat atasmu, dengan berkata: Marilah kita maju menyerang Yehuda dan menakut-nakutinya serta merebutnya. Lalu kita mengangkat anak Tabeel sebagai raja di tengah-tengahnya. Beginilah sabda Tuhan Allah, ‘Hal itu tidak akan sampai terjadi, sebab ibu kota Aram ialah Damsyik, dan kepala Damsyik ialah Rezin. Ibu Kota Efraim ialah Samaria, dan kepala Samaria ialah anak Remalya. Dalam enam puluh lima tahun Efraim akan pecah, tidak menjadi bangsa lagi. Jika kalian tidak percaya, niscaya kalian tidak teguh jaya.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Allah menegakkan kota-Nya untuk selama-lamanya.
Ayat. (Mzm 48:2-3a.3b-4.5-6.7-8)
1. Agunglah Tuhan dan sangat terpuji di kota Allah kita! Gunung-Nya yang kudus, yang menjulang permai, adalah kegirangan bagi seluruh bumi.
2. Gunung Sion, pusat kawasan utara, itulah kota Raja Agung. Dalam puri-purinya Allah memperkenalkan diri sebagai benteng.
3. Lihat, raja-raja datang bersekutu, dan maju serentak menyerang. Demi melihat kota itu, mereka tercengang-cengang, kacau-balau, lalu lari kebingungan.
4. Kegentaran menimpa mereka di sana; mereka mengerang seperti perempuan yang hendak melahirkan. Tak ubahnya seperti angin timur yang menghancurkan kapal-kapal Tarsis.
    
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. Hari ini janganlah bertegar hati, tetapi dengarkanlah sabda Tuhan.
       

Yesus mengecam kota-kota yang tidak bertobat. Mereka hanya mencari mukjizat, bukan mencari Tuhan. Mereka menginginkan tanda heran tapi tidak mengindahkan ketetapan dan peraturan Tuhan.
   

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (11:20-24)
   
"Pada hari penghakiman tanggungan Tirus dan Sidon akan lebih ringan daripada tanggunganmu."
               
Sekali peristiwa Yesus mulai mengecam kota-kota yang tidak bertobat meskipun di sana Ia melakukan paling banyak mukjizat. Ia berkata, “Celakalah engkau, Khorazim! Celakalah engkau, Betsaida! Karena jika di Tirus dan Sidon terjadi mukjizat-mukjizat yang telah Kulakukan di tengah-tengahmu, pasti sudah lama mereka bertobat dan berkabung. Tetapi Aku berkata kepadamu, ‘Pada hari penghakiman tanggungan Tirus dan Sidon akan lebih ringan daripada tanggunganmu.’ Dan engkau, Kapernaum, apakah engkau akan dinaikkan sampai ke langit? Tidak! Engkau akan diturunkan sampai ke dunia orang mati! Karena jika di Sodom terjadi mukjizat-mukjizat yang telah terjadi di tengah-tengahmu, kota itu tentu masih berdiri sampai hari ini. Maka Aku berkata kepadamu, ‘Pada hari penghakiman, tanggungan negeri Sodom akan lebih ringan daripada tanggunganmu’.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.
  
Renungan

 

Kepercayaan atau iman kepada Tuhan membuat kita teguh dan kuat. Namun sebaliknya kepercayaan kita kepada Tuhan justru akan membuat kita terjerumus dan hancur. Betsaida dan Khorazim adalah contoh dua kota yang dikecam oleh Yesus, karena ketidakpercayaan mereka kepada Tuhan. Untuk itu, sebagai umat Allah kita diundang untuk percaya kepada Tuhan. "Imanmu telah menyelamatkanmu," demikian kita dengar dari Yesus ketika menyembuhkan seorang yang sakit.
   
Doa Malam
  
Tuhan Yang maharahim, ampunilah aku orang yang lemah dan berdosa ini. Semoga aku pun dapat menunjukkan belas kasih-Mu kepada sesama karena belas kasihan telah lebih dahulu Kautunjukkan kepadaku. Engkaulah Tuhan dan Penyelamatku, kini dan untuk selama-lamanya. Amin.
      
RUAH

Duduk, Berdiri, Berlutut: Makna Simbolis dari Semua yang Bergerak dalam Misa!

Berlutut. Berdiri. Duduk. Berdiri. Duduk. Berlutut. Berdiri. Duduk. Berdiri. Wah!

Orang-orang non-Katolik yang menghadiri Misa Katolik berpikir banyak hal tentang postur-postur tubuh Katolik yang berbeda. Hal-hal seperti "Oh, sampai kita pergi lagi." Dan "Mengapa kita berlutut?" Dan "Apakah salah jika saya berlutut dengan pantat saya masih di kursi, terutama jika saya tidak yakin mengapa saya berlutut di tempat pertama?"

Saya tahu orang-orang non-Katolik berpikir hal-hal ini, karena ketika saya seorang non-Katolik, itu adalah pikiran saya. Saya tidak tahu apa yang sedang terjadi, atau mengapa. Saya hanya berusaha mengikutinya!

Sekarang, sebagai seorang Katolik, salah satu hal yang saya telah kembangkan untuk menghargai Misa adalah bagaimana setiap hal memiliki makna. Setiap gerakan tunggal, postur, kata yang diucapkan, dan hal yang dilakukan berarti sesuatu. Semakin Anda memahami apa yang terjadi dalam Misa, semakin Anda bisa menghargai keindahannya.

Itulah sebabnya posting ini berfokus pada "mengapa" dari duduk, berdiri, dan berlutut dari Misa Katolik.

Duduk

Duduk adalah sikap mendengarkan. Umat ​​Katolik duduk untuk pembacaan pertama (umumnya dari Perjanjian Lama), Mazmur Tanggapan, dan bacaan kedua (Perjanjian Baru, bukan dari Injil). Kita juga duduk saat persiapan persembahan, dan homili (khotbah).

Kita duduk, siap mendengar dan menerima. Kita duduk untuk mendengarkan.

Berdiri

Untuk Doa: Berdiri telah menjadi sikap doa bagi orang Yahudi sejak sebelum zaman Yesus. Berdiri selama doa juga terlihat di berbagai bagian Alkitab. Jadi, sebagai umat Katolik, kita mesti terus menggunakan postur ini untuk berdoa.

Beberapa contoh ketika kita berdiri saat misa untuk berdoa: Ketika kita berdoa, doa pembuka (dipimpin oleh Imam), mengucapkan Doa Bapa Kami, dan Doa Umat.

Untuk Kredo: Kita berdiri seperti yang kita katakan bersama-sama apa yang dipercayai orang Kristen sejak awal, dalam bentuk Kredo Nicea atau Para Rasul. Kita berdiri untuk menegaskan persatuan dan keyakinan kita bersama sebagai orang Kristen.

Untuk Injil: Berdiri juga merupakan tanda penghargaan. Kita memiliki banyak bacaan dari Alkitab selama Misa, tetapi kita menghormati Injil secara istimewa, karena ini adalah kata-kata dan perbuatan Yesus sendiri.

Untuk Prosesi: Kita berdiri di awal dan akhir Misa, juga sebagai tanda penghormatan sebagai proses selebran (Imam atau Uskup yang merayakan Misa) untuk memulai Misa, dan saat Misa berakhir.
   
Berlutut

Ketika kita memasuki Misa, kita berlutut, di mana kita berlutut dan menyentuh salah satu lutut kita ke lantai. Kita dengan rendah hati mengakui Yesus di tabernakel, dalam Ekaristi.

Umat ​​Katolik percaya bahwa Yesus hadir sepenuhnya, Tubuh, Darah, Jiwa dan Keilahian dalam Ekaristi, yang adalah Komuni Kudus. Kita percaya ketika Yesus berkata “Ini adalah Tubuh-Ku,” yang Dia maksud secara harfiah. Yesus terselubung di dalam rupa roti dan anggur, tetapi kehadiran-Nya sepenuhnya benar-benar ada di sana. Ini adalah sesuatu yang dipercaya oleh orang-orang Kristen paling awal, dan terus dipercaya sampai hari ini dalam agama Katolik. Jadi kita mengakui itu dengan berlutut.

Berlutut adalah sikap hormat dan adorasi. Lain waktu ketika kita berlutut adalah selama persiapan untuk dan sebelum / setelah penerimaan Ekaristi (Tubuh dan Darah Kristus dalam Komuni Kudus). Kita berlutut, sekali lagi, karena kami percaya Yesus sepenuhnya dan benar-benar hadir dalam Komuni. Jika Anda percaya bahwa Anda benar-benar berada di hadapan Kristus sendiri, berlutut akan menjadi hal yang wajar untuk dilakukan.

Jadi, kita selalu berlutut selama bagian Misa ini, dan kita tetap berlutut sampai Hosti itu dimasukkan kembali ke dalam tabernakel, dan tabernakel ditutup.
   
Kesimpulan

Yah, setidaknya Anda sekarang tahu bahwa kita umat Katolik tidak hanya bingung tentang apa yang kita lakukan dengan tubuh kita selama Misa!

Dan ini hanyalah deskripsi yang sangat mendasar tentang apa yang kita lakukan dengan tubuh kita secara keseluruhan. Ada sejumlah gerakan lain yang dilakukan jemaat dan imam untuk setiap Misa yang membawa makna tambahan.

Bagaimana kita menggerakkan tubuh kita mempengaruhi dan mencerminkan keadaan pikiran kita. Membungkuk, misalnya, dapat menjadi cerminan kesedihan seseorang, atau kurangnya rasa percaya diri, atau rasa malu, atau dapat memindahkan seseorang ke arah itu. Sambil berdiri tegap dengan bisa menjadi cerminan kebanggaan, atau keyakinan diri, atau keberanian. Dan, bahkan jika Anda tidak merasa berani, misalnya, tetapi Anda mengambil postur keberanian, itu dapat membantu Anda di sana. Postur dalam Misa dapat juga, mencerminkan keadaan pikiran Anda, atau dapat membantu menempatkan Anda dalam pikiran yang benar.

Juga, baik di dalam maupun di luar Misa, perubahan postur tubuh hanya untuk bergerak tidak sangat membantu siapa pun. Jika Anda sedang duduk, berdiri dan berlutut selama Misa pada saat yang tepat, tetapi hati Anda tidak ada di dalamnya, atau Anda terganggu, atau tidak berfokus pada alasan mengapa Anda berada dalam posisi tertentu, maka Anda kehilangan manfaat dari apa postur yang harus dilakukan. Tetapi jika Anda datang ke Misa dan Anda berlutut di dekat tabernakel, karena Anda dengan rendah hati mengakui kehadiran Kristus di sana, dan jika Anda duduk, berniat mendengarkan dengan pikiran, tubuh, dan jiwa Anda, dan jika Anda berdiri, hati berfokus pada doa, dan jika Anda berlutut mengakui kehadiran Juruselamat Anda, kemudian, Anda memiliki sesuatu.

Seperti dalam semua struktur dalam Misa, dan di dalam Katolik secara keseluruhan, ada begitu banyak alat untuk membantu menggerakkan hati, pikiran, dan jiwa Anda lebih dekat dalam hubungan dengan Yesus.

Tetapi Anda tidak bisa hanya melalui gerakan.

Dan jika Anda benar-benar terlibat, dan menerima serta merangkul makna di balik apa yang Anda lakukan, rahmat dan sukacita serta kekayaan yang tersedia bagi Anda dalam Misa dan di Gereja Katolik adalah sangat indah, dan hanya membawa Anda lebih dekat kepada Juruselamat Anda.

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy