| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Selasa, 31 Juli 2018 Peringatan Wajib St. Ignatius dari Loyola, Imam

Selasa, 31 Juli 2018
Peringatan Wajib St. Ignatius dari Loyola, Imam

“Keberanian untuk berdiri kokoh dalam kebenaran adalah tuntutan yang tak terhindarkan dari mereka yang dikirim Tuhan sebagai domba diantara serigala. “Mereka yang takut akan Tuhan tidak akan takut”, kata kitab Sirakh (34:16). Takut akan Allah membebaskan kita dari takut akan manusia. Ia membebaskan.” – Paus Benediktus XVI

     

Antifon Pembuka

Dalam nama Yesus hendaknya setiap makhluk di surga, di bumi dan di bawah bumi bertekuk lutut. Dan demi kemuliaan Bapa hendaknya setiap lidah mengakui bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan.

At the name of Jesus, every knee should bend of those in heaven and on earth and under the earth, and every tongue confess that Jesus Christ is Lord, to the glory of God the Father.

   

Doa Pembuka

Allah Bapa Mahamulia, untuk menyebarluaskan kemuliaan nama-Mu, Engkau menampilkan Santo Ignasius di tengah umat. Semoga dengan bantuan dan teladannya kami berjuang di dunia, agar memperoleh mahkota di surga. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
   
Mewakili seluruh umatnya, Yeremia meratapi keadaan bangsa Israel. Ia bersedih dan menangis karena dosa-dosa yang mereka perbuat telah melukai hati Tuhan. Perbuatan mereka juga telah membuat wajah-Nya berpaling dari mereka.
  

Bacaan dari Kitab Yeremia (14:17-22)
  
"Ya Tuhan, janganlah kiranya membatalkan perjanjian-Mu dengan kami." 
         
Air mataku bercucuran siang dan malam tiada hentinya, sebab anak dara, puteri bangsaku, dilukai dengan luka parah, luka yang sama sekali tak tersembuhkan. Apabila aku keluar ke padang, di sana ada orang-orang yang mati terbunuh oleh pedang! Apabila aku masuk ke dalam kota, di sana ada orang-orang sakit kelaparan.” Bahkan baik nabi maupun imam menjelajah negeri yang tidak dikenalnya. Telah Kautolakkah Yehuda sama sekali? Telah merasa muakkah Engkau terhadap Sion? Mengapakah kami Kaupukul sedemikian, hingga tidak ada lagi kesembuhan bagi kami? Kami mengharapkan damai sejahtera, namun tiada sesuatu yang baik. Kami mengharapkan kesembuhan, namun hanya ada kengerian. Ya Tuhan, kami insaf akan kejahatan kami, dan akan kesalahan leluhur kami; kami sungguh telah berdosa terhadap-Mu; janganlah kiranya menolak kami, dan janganlah Engkau menghinakan tahta kemuliaan-Mu! Ingatlah akan perjanjian-Mu dengan kami, janganlah kiranya membatalkannya. Adakah yang dapat menurunkan hujan di antara para dewa kesia-siaan bangsa-bangsa itu? Atau dapatkah langit sendiri memberi hujan lebat? Bukankah hanya Engkau saja, ya Tuhan Allah kami, pengharapan kami, yang membuat semuanya itu?
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan
Ref. Demi kemuliaan nama-Mu, lepaskanlah kami dan ampunilah dosa kami oleh karena nama-Mu!
Ayat. (Mzm 34:2-3, 4-5,6-7,8-9,10-11)

1. Aku hendak memuji Tuhan setiap waktu; puji-pujian kepada-Nya selalu ada di dalam mulutku. Karena Tuhan jiwaku bermegah; biarlah orang-orang yang rendah hati mendengarnya dan bersukacita.
2. Muliakanlah Tuhan bersama dengan daku, marilah kita bersama-sama memasyhurkan nama-Nya. Aku telah mencari Tuhan, lalu Ia menjawab aku, dan melepaskan daku dari segala kegentaranku.
3. Tujukanlah pandanganmu kepada-Nya, maka mukamu akan berseri-seri, dan tidak akan malu tersipu-sipu. Orang yang tertindas ini berseru, dan Tuhan mendengarkan, Ia menyelamatkan dia dari segala kesesakannya.
4. Malaikat Tuhan berkemah di sekeliling orang-orang yang takwa, lalu meluputkan mereka. Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya Tuhan! Berbahagialah orang yang berlindung pada-Nya!
5. Takutlah akan Tuhan, hai orang-orang-Nya yang kudus, sebab orang yang takut akan Dia takkan berkekurangan. Singa-singa muda merasa kelaparan, tetapi orang-orang yang mencari Tuhan tidak akan kekurangan suatu pun.

   
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Benih melambangkan sabda Allah, penaburnya ialah Kristus. Semua orang yang menemukan Kristus, akan hidup selama-lamanya.
  
  Yesus menjelaskan arti perumpamaan tentang penabur. Dia sendiri adalah penaburnya dan benih-benih itu adalah sabda-Nya. Akhir zaman adalah saat untuk memisahkan gandum dan lalang. 
    
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (13:36-43)
 
"Seperti lalang itu dikumpulkan dan dibakar dalam api, demikian juga pada akhir zaman."
 
Pada suatu hari Yesus meninggalkan orang banyak, lalu pulang. Para murid kemudian datang dan berkata kepada-Nya, “Jelaskanlah kepada kami arti perumpamaan tentang lalang di ladang itu.” Yesus menjawab, “Orang yang menaburkan benih baik ialah Anak Manusia. Ladang itu ialah dunia. Benih yang baik adalah anak-anak Kerajaan dan lalang adalah anak-anak si jahat. Musuh yang menaburkan benih lalang ialah Iblis. Waktu menuai ialah akhir zaman, dan para penuai itu malaikat. Maka seperti lalang itu dikumpulkan dan dibakar dalam api, demikian juga pada akhir zaman. Anak manusia akan mengutus malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan mengumpulkan segala sesuatu yang menyesatkan dan semua orang yang melakukan kejahatan dari dalam kerajaan-Nya. Semuanya akan dicampakkan ke dalam dapur api. Di sanalah akan terdapat ratapan dan kertak gigi. Pada waktu itulah orang benar akan bercahaya seperti matahari dalam Kerajaan Bapa mereka. Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan!”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
  
Renungan

    

Tuhan tidak pernah meninggalkan umat-Nya. Dia setia kepada umat-Nya. Demikian pula, ketika Ignatius terbaring sakit, Tuhan menemani Ignatius lewat Sabda-Nya yang meneguhkan dan menguatkannya. Ketika Iblis menaburkan yang jahat di dunia, Tuhan tetap setia menemani dan sudi menjadi pembela manusia. Tuhan senantiasa mendengarkan jeritan dan seruan umat-Nya. Namun, sebaliknya apakah kita juga mau mendengarkan seruan atau Sabda Tuhan kepada kita?
  
Antifon Komuni (Luk 12:49)  
  
Tuhan bersabda: Aku datang untuk melemparkan api ke bumi, dan apalagi yang Kuharapkan selain agar api itu menyala?
  
       Dengan cinta dan rahmat Tuhan, aku sudah menjadi kaya, dan aku tidak mengharapkan apa-apa lagi. (St. Ignatius dari Loyola)
   
Doa Malam

Terima kasih, ya Tuhan, atas segala rahmat dan kasih setia-Mu sepanjang bulan Juli ini. Engkau melindungiku dengan malaikat-malaikat-Mu yang kudus. Semoga esok hari aku mampu berbuat lebih baik hingga boleh memancarkan cahaya kebenaran Kerajaan Surga. Terpujilah Engkau, kini dan sepanjang masa. Amin.

RUAH

Senin, 30 Juli 2018 Hari Biasa Pekan XVII

Senin, 30 Juli 2018
Hari Biasa Pekan XVII
   
Sebagaimana ragi mengembangkan adonan, demikian Kerajaan Allah harus mengembangkan dunia dengan bantuan Roh Kristus Bdk. AA 5.. Dan pengaruh ini harus dibuktikan dengan membuat relasi pribadi dan sosial, tata ekonomi, dan hubungan internasional menjadi lebih adil. Sementara itu, tidak boleh dilupakan bahwa tanpa manusia berusaha untuk berlaku adil, tidak akan tercipta tata dunia yang adil. (Katekismus Gereja Katolik, 2832)

Antifon Pembuka (Mat 11:25)

Terpujilah Engkau, Bapa, Tuhan langit dan bumi, sebab misteri kerajaan Kaunyatakan kepada kaum kecil.

Doa Pembuka
     
Ya Allah, dalam kurban Kristus yang satu dan sempurna, Engkau telah menyempurnakan berbagai kurban Perjanjian Lama. Semoga, meski kami diliputi kelemahan dan dosa, kami tetap tekun memelihara benih-benih kebaikan yang telah Kautanam dalam diri kami sehingga dapat menghasilkan buah yang melimpah. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
                   
Bacaan dari Kitab Yeremia (13:1-11)
 
"Bangsa ini akan menjadi seperti ikat pinggang yang tidak berguna untuk apa pun."
   
Beginilah sabda Tuhan kepadaku, "Pergilah membeli ikat pinggang lenan, dan ikatkanlah pada pinggangmu, tetapi jangan kaucelupkan ke dalam air!" Maka aku membeli ikat pinggang seperti yang disabdakan Tuhan, lalu kuikatkan pada pinggangku. Sesudah itu datanglah sabda Tuhan kepadaku untuk kedua kalinya, "Ambillah ikat pinggang yang telah kaubeli, yang sekarang ada pada pinggangmu itu. Pergilah segera ke Sungai Efrat, dan sembunyikanlah di sana, di celah-celah bukit batu!" Maka pergilah aku dan menyembunyikannya di tepi Sungai Efrat sebagaimana diperintahkan Tuhan kepadaku. Sesudah beberapa lama bersabdalah Tuhan kepadaku, "Pergilah segera ke Sungai Efrat, dan ambillah dari sana ikat pinggang yang Kuperintahkan kausembunyikan di sana!" Maka pergilah aku ke Sungai Efrat, lalu aku menggali dan mengambil ikat pinggang itu dari tempat aku menyembunyikannya. Tetapi ternyata ikat pinggang itu sudah lapuk, tidak berguna lagi untuk apa pun. Lalu datanglah sabda Tuhan kepadaku, "Beginilah sabda Tuhan, 'Demikianlah Aku akan menghapuskan kecongkakan Yehuda dan Yerusalem. Bangsa yang jahat ini enggan mendengarkan sabda-Ku. Mereka mengikuti kedegilan hatinya dan mengikuti allah lain untuk beribadah dan bersujud kepada mereka. Bangsa yang jahat ini akan menjadi seperti ikat pinggang yang tidak berguna untuk apa pun. Sebab seperti ikat pinggang melekat pada pinggang seseorang, demikianlah dahulu segenap kaum Israel dan segenap kaum Yehuda Kulekatkan kepada-Ku,' demikianlah sabda Tuhan, 'supaya mereka itu menjadi umat yang ternama, terpuji dan terhormat bagi-Ku. Tetapi mereka itu tidak mau mendengar.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan
Ref. Engkau telah melupakan Allah yang melahirkan dikau
Ayat. (Ul 32:18-19.20.21)
1. Hai umat, engkau telah melalaikan Gunung Batu yang memperanakkan dikau, dan melupakan Allah yang melahirkan dikau. Ketika Tuhan melihat hal itu, maka Ia menolak mereka, karena Ia sakit hati oleh anak-anaknya lelaki dan perempuan.
2. Tuhan bersabda, "Aku hendak menyembunyikan wajah-Ku terhadap mereka, dan melihat bagaimana kesudahan mereka, sebab mereka itu suatu angkatan yang bengkok, anak-anak yang tidak mempunyai kesetiaan.
3. Mereka membangkitkan cemburu-Ku dengan yang bukan Allah, mereka menimbulkan sakit hati-Ku dengan berhala mereka. Sebab itu Aku akan membangkitkan cemburu mereka dengan yang bukan umat, dan menyakiti hati mereka dengan bangsa yang bebal."

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Dengan rela hati Allah telah melahirkan kita oleh sabda kebenaran, supaya kita menjadi anak sulung ciptaan-Nya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (13:31-35)
   
"Biji sesawi itu menjadi pohon, sehingga burung-burung di udara datang bersarang di cabang-cabangnya."
   
Sekali peristiwa Yesus membentangkan perumpamaan ini, "Hal Kerajaan Surga itu seumpama biji sesawi, yang diambil dan ditaburkan orang di ladangnya. Memang biji itu yang paling kecil di antara segala jenis benih, tetapi apabila sudah tumbuh, sesawi itu lebih besar daripada sayuran lain, bahkan menjadi pohon, sehingga burung-burung di udara datang bersarang di cabang-cabangnya." Dan Yesus menceritakan perumpamaan lain lagi, "Hal Kerajaan Surga itu seumpama ragi yang diambil seorang wanita dan diadukkan ke dalam tepung terigu tiga sukat, sampai seluruhnya beragi." Semuanya itu disampaikan Yesus kepada orang banyak dalam perumpamaan, dan Ia tidak menyampaikan apa pun kepada mereka kecuali dengan perumpamaan. Dengan demikian digenapilah sabda nabi, "Aku mau membuka mulut-Ku mengatakan perumpamaan. Aku mau mengucapkan hal yang tersembunyi sejak dunia dijadikan."
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
 
Renungan

     
MEDITATIO : Sesuatu yang dianggap kecil kerapkali disepelekan, tidak diperhitungkan. Pernyataan tersebut banyak di lingkungan sekitar kita. Kita dapat saja mencari dan menemukan contohnya. Nah, apakah Anda sudah mendapatkannya? 

Pada hari ini, kita mengetahui perlawanan dari sesuatu yang terjadi dalam masyarakat pada umumnya. Yesus menunjukkan kepada kita satu perumpamaan yang membongkar anggapan umum. Perumpamaan tentang ragi menggambarkan tentang sesuatu yang sangat kecil dibanding adonannya. Namun, ragi yang kecil, tersembunyi di dalam adonan itu memiliki potensi untuk membuat adonan mengembang. Yang kecil mempengaruhi yang besar sehingga memiliki daya guna dan bermanfaat. 

 Sampai kini pun banyak orang yang menganggap kuantitas selalu lebih berperan dibanding kualitas. Perumpamaan Yesus hari ini mestinya meneguhkan kita. Dalam situasi diri sebagai umat kristiani yang dianggap minoritas dalam jumlah, kita tetap dituntut, dipacu, dan diarahkan menjadi umat yang memiliki iman dewasa dan tumbuh dalam karya di tataran masyarakat. Dengan demikian, kita memiliki daya ubah dan benar betul menjadi "ragi" bagi khalayak.
 
 
ISM/Renungan Harian Mutiara Iman 2018

Minggu, 29 Juli 2018 Hari Minggu Biasa XVII

Minggu, 29 Juli 2018
Hari Minggu Biasa XVII
  

Ekaristi adalah khazanah maha berharga: bukan hanya dengan merayakannya tetapi juga dengan berdoa di hadapannya di luar Misa, kita dimampukan berhubungan dengan maha-sumber rahmat. (St. Paus Yohanes Paulus II, Ensiklik Ecclesia de Eucharistia No. 25)
  

Antifon Pembuka (Mzm 67:6.7.36)

Allah bersemayam di tempat-Nya yang kudus. Di dalam rumah-Nya Ia menghimpun semua orang. Dia sendiri akan memberi kekuatan dan keberanian kepada umat-Nya.

God is in his holy place, God who unites those who dwell in his house; he himself gives might and strength to his people.

Deus in loco sancto suo: Deus, qui inhabitare facit unanimes in domo: ipse dabit virtutem et fortitudinem plebi suæ.

  
Doa Pembuka


Allah, Engkaulah pelindung bagi mereka yang berharap kepada-Mu. Tanpa Engkau, tiada suatu pun yang baik, tiada suatu pun yang kudus. Lipatgandakanlah belas kasih-Mu dalam diri kami agar dengan bimbingan dan bantuan-Mu kami menggunakan harta yang fana dengan tetap terarah pada harta yang abadi. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
   
Bacaan dari Kitab Kedua Raja-Raja (4:42-44)
     
    
"Orang akan makan, dan bahkan akan ada sisanya."
    
Sekali peristiwa datanglah seseorang dari Baal-Salisa dengan membawa bagi Elisa, abdi Allah, roti-hulu-hasil, yaitu dua puluh roti jelai serta gandum baru dalam sebuah kantong. Lalu berkatalah Elisa, "Berikanlah roti itu kepada orang-orang ini, supaya mereka makan." Tetapi pelayan abdi Allah itu berkata, "Bagaimanakah aku dapat menghidangkannya di depan seratus orang?" Jawab abdi Allah itu, "Berikanlah kepada orang-orang itu, supaya mereka makan, sebab beginilah firman Tuhan: Orang akan makan, dan bahkan akan ada sisanya." Lalu dihidangkannyalah roti itu di depan mereka. Maka makanlah mereka, dan masih ada sisa, sesuai dengan firman Tuhan.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = g, 3/4, PS 857
Ref. Kecaplah betapa sedapnya Tuhan, Kecaplah betapa sedapnya Tuhan.
Ayat. (Mzm 145:10-11.15-16.17-18; Ul: lh.16)
1. Segala yang Kaujadikan akan bersyukur kepada-Mu ya Tuhan, dan orang-orang yang Kaukasihi akan memuji Engkau. Mereka akan mengumumkan kemuliaan kerajaan-Mu, dan akan membicarakan keperkasaan-Mu.
2. Mata sekalian orang menantikan Engkau, dan Engkau pun memberi mereka makanan pada waktunya; Engkau membuka tangan-Mu dan berkenan mengenyangkan segala yang hidup.
3. Tuhan itu adil dalam segala jalan-Nya dan penuh kasih setia dalam segala perbuatan-Nya. Tuhan dekat pada setiap orang yang berseru kepada-Nya, pada setiap orang yang berseru kepada-Nya dalam kesetiaan.

Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Efesus (4:1-6)
   
"Satu tubuh, satu Tuhan, satu iman, satu baptisan."
    
Saudara-saudara, aku, orang yang dipenjarakan demi Tuhan, menasihati kamu, supaya sebagai orang-orang yang terpanggil, kamu hidup berpadanan dengan panggilan itu. Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam saling membantu. Dan berusahalah memelihara kesatuan Roh dalam ikatan damai sejahtera: Satu tubuh, satu Roh, sebagaimana kamu telah dipanggil kepada satu pengharapan yang terkandung dalam panggilanmu. Satu Tuhan, satu iman, satu baptisan, satu Allah dan Bapa kita semua, yang mengatasi semua, menyertai semua dan menjiwai semua.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = f, 2/4, PS 956
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Luk 7:16)
Seorang nabi besar telah muncul di tengah kita, dan Allah telah melawat umat-Nya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (6:1-15)
      
"Yesus membagi-bagikan roti kepada orang banyak, sebanyak yang mereka kehendaki."
      
Sekali peristiwa Yesus berangkat ke seberang Danau Galilea, yaitu Danau Tiberias. Orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia, karena mereka melihat mukjizat-mukjizat penyembuhan, yang diadakan-Nya terhadap orang-orang sakit. Yesus naik ke atas gunung dan duduk di situ dengan murid-murid-Nya. Ketika itu Paskah, hari raya orang Yahudi, sudah dekat. Ketika Yesus memandang sekeliling-Nya, dan melihat bahwa orang banyak berbondong-bondong datang kepada-Nya, berkatalah Ia kepada Filipus, "Di manakah kita akan membeli roti, supaya mereka ini dapat makan?" Hal itu dikatakan-Nya untuk mencobai Filipus, sebab Ia sendiri tahu apa yang hendak dilakukan-Nya. Jawab Filipus kepada-Nya, "Roti seharga dua ratus dinar tidak akan cukup untuk mereka ini, sekalipun masing-masing mendapat sepotong kecil saja!" Seorang dari murid-murid-Nya, yaitu Andreas, saudara Simon Petrus, berkata kepada Yesus, "Di sini ada seorang anak, yang mempunyai lima roti jelai dan dua ikan; tetapi apakah artinya untuk orang sebanyak ini?" Kata Yesus, "Suruhlah orang-orang itu duduk!" Adapun di tempat itu banyak rumput. Maka duduklah orang-orang itu, kira-kira lima ribu laki-laki banyaknya. Lalu Yesus mengambil roti itu, mengucap syukur dan membagi-bagikannya kepada mereka yang duduk di situ; demikian juga dibuat-Nya dengan ikan-ikan itu, sebanyak yang mereka kehendaki. Dan setelah mereka kenyang, Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Kumpulkanlah potongan-potongan yang lebih, supaya tidak ada yang terbuang." Maka mereka pun mengumpulkannya, dan mengisi dua belas bakul penuh dengan potongan-potongan dari lima roti jelai yang lebih setelah orang makan. Ketika orang-orang itu melihat mukjizat yang telah diadakan Yesus, mereka berkata, "Dia ini adalah benar-benar nabi yang akan datang ke dunia." Karena Yesus tahu bahwa mereka akan datang dan hendak membawa Dia dengan paksa untuk dijadikan raja, Ia menyingkir lagi ke gunung seorang diri.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

   
Tuhan memperhatikan kesejahteraan jasmani dan rohani umat-Nya yang percaya kepada-Nya. Tiada yang mustahil bagi orang yang percaya kepada firman Tuhan. Nabi Elisa meyakinkan pelayannya yang ragu-ragu, bahwa semua orang akan makan sampai kenyang bahkan ada sisa, sesuai dengan firman Tuhan. Roti yang jumlahnya tidak sepadan dengan jumlah orang, ternyata bisa mengenyangkan semua orang bahkan ada sisa. Hal yang sama terjadi pula pada zaman Yesus, ketika Ia memberi makan lima ribu orang dengan lima roti dan dua ikan. Allah menyatakan kasih setia-nya dengan membuat mukjizat perbanyakan roti, sehingga semua makan sampai kenyang dan bahkan ada sisa sebanyak dua belas bakul. Kehadiran dan karya Yesus memperlihatkan belas kasih Allah kepada umat-Nya yang merindukan keselamatan. Di dalam Yesus ada keselamatan bagi orang yang percaya kepada-Nya. Dalam Dia, semua kebutuhan jasmani dan rohani orang beriman akan terpenuhi. Dia tetap hadir dalam kehidupan umat beriman dengan memberikan diri-Nya sebagai Roti Hidup melalui Ekaristi suci. Roti Ekaristi mempersatukan semua orang beriman dalam komunio persaudaraan. Persatuan persaudaraan kristiani diwujudkan dalam hidup saling mengasihi, hidup dalam kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran. Hal inilah yang dinasihatkan St. Paulus dalam suratnya kepada Jemaat di Efesus. [RD. Sipri Senda/Majalah Liturgi Vol 29-No.2]
    
"Bukan manusia yang menyebabkan bahwa bahan persembahan menjadi Tubuh dan Darah Kristus, melainkan Kristus sendiri yang telah disalibkan untuk kita. Imam yang mewakili Kristus, mengucapkan kata-kata ini, tetapi daya kerjanya dan rahmat datang dari Allah. Inilah Tubuh-Ku, demikian ia berkata. Kata-kata ini mengubah bahan persembahan itu" (St. Yohanes Krisostomus, prod. Jud. 1,6). 
    
Antifon Komuni (Mzm 103:2)

Pujilah Tuhan, hai jiwaku, dan janganlah lupa akan segala kebaikan-Nya.

Bless the Lord, O my soul, and never forget all his benefits.

Seri Liturgi: TIGA KALIMAT DALAM GLORIA

Seri Liturgi
TIGA KALIMAT DALAM GLORIA

Syalom aleikhem.
Gloria adalah nama Latin untuk madah Kemuliaan dalam Kurban Misa. Dalam tiap-tiap Misa hari Minggu, Gloria selalu ada kecuali pada Masa Prapaskah dan Adven karena sifat masa itu sebagai masa pertobatan yang menantikan kemuliaan (Paskah) – jadi “belum mulia”.

Garis besarnya, Gloria terdiri atas tiga kalimat utama. Kalimat pertama adalah pujian. Kalimat (panjang) kedua adalah doa kepada Allah Bapa. Kalimat (panjang) ketiga adalah doa kepada Yesus Kristus dengan menyebut Roh Kudus dan Allah Bapa.

Tak terlalu mudah memahami isi Gloria. Sebabnya, kalimat-kalimatnya panjang sehingga subjek dan predikat kalimat kadang samar. Namun, kalau kita berpola pada “tiga kalimat”, semua jelas.

Kalimat pertama bermula pada “Kemuliaan kepada Allah”, berakhir pada “yang berkenan pada-Nya”. Kalimat kedua diawali dengan “Kami memuji Dikau”, diakhiri dengan “Bapa yang mahakuasa”. Kalimat ketiga berawal dari “Ya Tuhan Yesus”, berhenti pada “kemuliaan Allah Bapa” sebelum “Amin”.

Kalimat pertama dikutip dari Alkitab, Luk. 2:14. Kalimat kedua bersubjek Bapa. Semua “Dikau” pada kalimat kedua adalah Bapa. Kalimat ketiga subjeknya Yesus Kristus. Semua “Engkau” di situ adalah Tuhan Yesus. Unik, terjemahan Indonesia membedakan “Dikau” (untuk Allah Bapa) dan “Engkau” (untuk Tuhan Yesus) – Latinnya sama. Amin.

Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Presbiter & Katekis Daring

Sabtu, 28 Juli 2018 Hari Biasa Pekan XVI

Sabtu, 28 Juli 2018
Hari Biasa Pekan XVI

Orang yang dicintai itu berada di dalam lubuk hati pencintanya, tanpa rasa takut apa pun juga. (St. Yohanes Krisostomus)


Antifon Pembuka (Mzm 84:5.6a)


Berbahagialah orang yang diam di rumah-Mu, yang memuji-muji Engkau tanpa henti. Berbahagialah para peziarah yang mendapat kekuatan dari pada-Mu.


Doa Pembuka


Allah Bapa Maha Pengasih, Engkau tinggal dalam diri kami bila kami melakukan amal baik. Kami mohon, ajarilah kami menghayati sabda-Mu dan resapilah kami dengan kebijaksanaan Putra-Mu, jalan kehidupan kami,
yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.
   
Ketidakadilan terus menghantui sikap dan tingkah laku bangsa yang dipilih Tuhan. Lewat Nabi Yeremia, mereka dikritik karena lebih mementingkan ibadat daripada kasih sayang terhadap orang miskin dan tertindas.


Bacaan dari Kitab Yeremia (7:1-11)
      
"Sudahkah menjadi sarang penyamun rumah yang atasnya nama-Ku diserukan?
  
Tuhan bersabda kepada Yeremia, “Berdirilah di pintu gerbang rumah Tuhan. Serukanlah di sana sabda ini dan katakanlah, ‘Dengarkanlah sabda Tuhan, hai sekalian orang Yehuda yang masuk melalui semua pintu gerbang ini untuk sujud menyembah kepada Tuhan! Beginilah sabda Tuhan semesta alam, Allah Israel: Perbaikilah tingkah langkah dan perbuatanmu, maka Aku mau diam bersama kalian di tempat ini. Jangan percaya kepada perkataan dusta, ‘Ini bait Tuhan, bait Tuhan, bait Tuhan!’ Hanya apabila kalian sungguh-sungguh memperbaiki tingkah langkah dan perbuatanmu, apabila kalian sungguh-sungguh melaksanakan keadilan di antara kalian sendiri, tidak menindas orang asing, yatim dan janda, tidak menumpahkan darah orang tak bersalah di tempat ini dan tidak mengikuti allah lain yang menjadi kemalanganmu sendiri, maka Aku mau diam bersama kalian di tempat ini, di tanah yang telah Kuberikan kepada nenek moyangmu, sejak dahulu kala sampai selama-lamanya. Tetapi ternyata kalian percaya kepada perkataan dusta yang tidak memberi faedah. Masakan kalian mencuri, membunuh, berzinah dan bersumpah palsu, membakar kurban kepada Baal dan mengikuti allah lain yang tidak kalian kenal, lalu kalian datang berdiri di hadapan-Ku di rumah yang atasnya nama-Ku diserukan, sambil berkata, ‘Kita selamat’, agar dapat melanjutkan segala perbuatan yang keji itu! Sudahkan menjadi sarang penyamun rumah yang atasnya nama-Ku diserukan ini? Aku, Aku melihat sendiri semuanya itu!”

Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan

Ref. Betapa menyenangkan tempat kediaman-Mu, ya Tuhan semesta alam.
Ayat. (Mzm 84:3.4.5-6a.8a.11)

1. Jiwaku merana karena merindukan pelataran rumah Tuhan; jiwa dan ragaku bersorak-sorai kepada Allah yang hidup.
2. Bahkan burung pipit mendapat tempat dan burung laying-layang mendapat sebuah sarang, tempat mereka menaruh anak-anaknya, pada mezbah-mezbah-Mu ya Tuhan semesta alam, ya Rajaku dan Allahku!
3. Berbahagialah orang yang diam di rumah-Mu, yang memuji-muji Engkau tanpa henti. Berbahagialah para peziarah yang mendapat kekuatan dari pada-Mu. Langkah mereka makin lama makin tinggi.
4. Sebab lebih baik satu hari di pelataran-Mu daripada seribu hari di tempat lain; lebih baik berdiri di ambang pintu rumah Allahku daripada diam di kemah-kemah orang fasik.

Bait Pengantar Injil

Ref. Alleluya
Ayat. (Yak 1:21)
Terimalah dengan lemah lembut sabda yang tertanam dalam hatimu, yang mampu menyelamatkan jiwamu. Alelluya.

Ladang dan gandum dibiarkan tumbuh bersama sampai waktu menuai tiba. Lalang adalah lambang kejahatan dan gandum adalah kebaikan. Keduanya beriringan, namun hanya kebaikanlah yang akan membawa kepada keabadian atau hidup yang kekal.


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (13:24-30)
     
"Biarkanlah keduanya tumbuh bersama sampai waktu menuai tiba."
 
Pada suatu hari Yesus membentangkan suatu perumpamaan kepada orang banyak, “Hal Kerajaan Surga itu seumpama orang yang menaburkan benih baik di ladangnya. Tetapi pada waktu semua orang tidur, datanglah musuhnya, menaburkan benih lalang di antara gandum itu, lalu pergi. Ketika gandum tumbuh dan mulai berbulir, nampak jugalah lalang itu. Maka datanglah hamba-hamba tuan ladang itu dan berkata kepadanya, ‘Tuan, bukankah benih baik yang Tuan taburkan di ladang Tuan? Dari manakah lalang itu?’ Jawab tuan itu, ‘seorang musuh yang melakukannya!’ Lalu berkatalah para hamba itu, ‘Maukah Tuan, supaya kami pergi mencabuti lalang itu?’ Tetapi ia menjawab, ‘Jangan, sebab mungkin gandum itu ikut tercabut pada waktu kalian mencabut lalangnya. Biarkanlah keduanya tumbuh bersama sampai waktu menuai tiba. Pada waktu itu aku akan berkata kepada para penuai, ‘Kumpulkanlah dahulu lalang itu dan ikatlah berkas-berkas untuk dibakar; kemudian kumpulkanlah gandumnya ke dalam lumbungku’.”

Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan


Sejak semula Tuhan menciptakan manusia baik adanya. Ibaratnya, ladang yang ditaburi dengan benih yang baik. Namun, ketidaksetiaan kepada Tuhan, menyebabkan manusia dikuasai oleh si jahat dan hatinya "ditaburi dengan benih ilalang". Akhirnya, benih yang baik dan yang jahat bersatu dalam diri manusia; dan manusia menjauh dari Tuhan. Maka, supaya Tuhan berkenan tinggal, manusia harus membersihkan dirinya (bertobat) dan membangun tingkah laku yang baik.
 
Apa makna perumpamaan tentang lalang di antara gandum?
 
Perumpamaan ini dapat dilihat sebagai sebuah undangan untuk bersabar dan sekaligus untuk menantikan penghakiman Tuhan dengan takut akan Allah dan dengan rendah hati. Penghakiman itu pasti akan datang. Dialah Hakim, bukan manusia. Bukan urusan manusia menghakimi siapa yang baik dan siapa yang jahat. Manusia wajib bersikap setia saja kepada firman mengenai Kerajaan Allah. Sebab yang penting ialah menghasilkan buah demi Kerajaan Allah, bukan menghakimi, apalagi berusaha "mencabut-cabuti" mereka yang oleh manusia dipandang jahat, padahal belum tentu demikian di mata Allah. (Stefan Leks, Yesus Kristus menurut Keempat Injil. Jilid 4. Yogyakarta: Kanisius, 1993, hlm. 171)

Doa Malam


Allah Bapa Mahasetia, kami bersyukur atas kesabaran dan kasih setia-Mu. Kami mohon, agar apa yang telah Kaukehendaki benar-benar terlaksana, apabila kami mengimani serta mematuhi Putra-Mu terkasih. Dialah Tuhan, Pengantara kami. Amin.

   
RUAH

Jumat, 27 Juli 2018 Hari Biasa Pekan XVI

Jumat, 27 Juli 2018
Hari Biasa Pekan XVI

"Banyak sekali umat beriman yang mengungkapkan keprihatinan mereka yang mendalam akan Gereja di masa sekarang kepada saya, yakni ketika tampak ada begitu banyak kebingungan tentang kebenaran dogmatis yang mendasar dan kebenaran moral. Saya mendorong mereka untuk memperdalam pemahaman mereka tentang ajaran dan disiplin Gereja dan menyuarakan keprihatinan mereka, supaya para gembala dapat memahami kebutuhan yang mendesak untuk menyuarakan kebenaran iman dengan jelas dan berani, serta mengaplikasikan kembali disiplin yang diperlukan untuk menjaga kebenaran yang sama ini dengan kasih dan ketegasan." (Kardinal Raymond L. Burke)
   
     
Antifon Pembuka (Yer 31:13c)

Aku akan mengubah duka mereka menjadi sukacita, akan menghibur dan menyukakan mereka sesudah kedukaan.

Doa Pembuka

Allah Bapa sumber kedamaian, semoga sabda-Mu berkembang subur pada kami dan semoga menumbuhkan pengharapan pada setiap orang yang mengalami kesulitan, menghadapi hari depan yang serba suram serta mendambakan kedamaian dan kesejahteraan.
Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, kini dan sepanjang masa. Amin.
  Bacaan dari Kitab Yeremia (3:14-17)

Kembalilah, hai anak-anak yang murtad, demikianlah firman TUHAN, karena Aku telah menjadi tuan atas kamu! Aku akan mengambil kamu, seorang dari setiap kota dan dua orang dari setiap keluarga, dan akan membawa kamu ke Sion. Aku akan mengangkat bagimu gembala-gembala yang sesuai dengan hati-Ku; mereka akan menggembalakan kamu dengan pengetahuan dan pengertian. Apabila pada masa itu kamu bertambah banyak dan beranak cucu di negeri ini, demikianlah firman TUHAN, maka orang tidak lagi akan berbicara tentang tabut perjanjian TUHAN. Itu tidak lagi akan timbul dalam hati dan tidak lagi akan diingat orang; orang tidak lagi akan mencarinya atau membuatnya kembali. Pada waktu itu Yerusalem akan disebut takhta TUHAN, dan segala bangsa akan berkumpul ke sana, demi nama TUHAN ke Yerusalem, dan mereka tidak lagi akan bertingkah langkah menurut kedegilan hatinya yang jahat.
Demikianlah sabda Tuhan U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan akan menjaga kita seperti gembala menjaga kawanannya.
Ayat. (Yer 31:10.11–12ab.13; R: 10d)

1. Dengarlah firman Tuhan, hai bangsa-bangsa, dan beritahukanlah di tanah-tanah pesisir yang jauh, katakanlah: Dia yang telah menyerakkan Israel akan menghimpunnya kembali, dan menjaganya seperti gembala menjaga kawanan dombanya!
2. Sebab Tuhan telah membebaskan Yakub, telah menebusnya dari tangan orang yang lebih kuat daripadanya. Mereka akan datang bersorak-sorai di atas Bukit Sion, muka mereka akan berseri-seri karena kebajikan Tuhan.
3. Pada waktu itu anak-anak dara akan bersukaria menari beramai-ramai, orang muda dan orang-orang tua akan bergembira. Aku akan mengubah perkabungan mereka menjadi kegirangan, akan menghibur dan menyukakan mereka sesudah kedukaan.


Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. Berbahagialah orang yang menyimpan sabda Allah dalam hati yang baik dan tulus ikhlas, dan menghasilkan buah dalam ketekunan.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (13:18-23)

"Orang yang mendengarkan sabda dan mengerti, menghasilkan buah."

Sekali peristiwa Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya, "Dengarkanlah arti perumpamaan tentang penabur. Setiap orang yang mendengar sabda tentang Kerajaan Surga dan tidak mengerti, akan didatangi si jahat, yang akan merampas apa yang ditaburkan dalam hatinya. Itulah benih yang jatuh di pinggir jalan. Benih yang ditaburkan di tanah berbatu-batu ialah orang yang mendengar sabda itu dan segera menerimanya dengan gembira. Tetapi ia tidak berakar dan hanya tahan sebentar saja. Apabila datang penindasan atau penganiayaan karena sabda itu, orang itu pun segera murtad. Yang ditaburkan di tengah semak duri ialah orang yang mendengar sabda itu, lalu sabda itu terhimpit oleh kekuatiran dunia dan tipu daya kekayaan, sehingga tidak berbuah. Sedangkan yang ditaburkan di tanah yang baik ialah orang yang mendengarkan sabda itu dan mengerti, dan karena itu ia berbuah ada yang seratus, ada yang enam puluh, ada yang tiga puluh ganda."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan
 
Yesus menegaskan betapa pentingnya mempersiapkan tanah atau lahan yang baik untuk pertumbuhan firman Tuhan agar bisa bertumbuh, berkembang dan berbuah. Bagi manusia, iman adalah syarat agar bisa berbuah. Ada banyak orang kaya, mempunyai harta dan uang berjibun. Tetapi hidup mereka tidak bahagia. Isterinya selalu merasa kurang, anak-anaknya tidak sukses belajarnya, hidupnya tidak beres. Kenapa begitu? Karena hidup mereka jauh dari Tuhan, hidup mereka tidak tinggal dalam kasih Tuhan; mereka hidup dan mendasarkan segala sesutunya atas hitungan dan ukuran duniawi: kekayaan, jabatan, kedudukan dan kekuasaan. Bila Tuhan tidak menghendaki-Nya, maka dalam sekejap semua itu akan habis, akan musnah. Namun banyak orang lupa, mereka mengira semua itu hasil dari kerja kerasnya sendiri. Bahwa itulah bukti keberhasilannya, dari sukses yang diraihnya susah payah.

Sabda Yesus menjadi menarik ketika diwartakan dengan cara sederhana. Sabda Yesus menjadi berkualitas apabila masing-masing orang meresapkannya dalam hati dan melaksanakannya dengan sepenuh hati. Yesus mengajarkan, agar harta kekayaan diabdikan untuk hal yang ilahi, yang surgawi. Digunakan untuk sarana berbagi kasih bagi sesama, dengan membagikan sebagian dari miliknya itu kepada sesamanya yang miskin, yang sakit, yang tersingkir dan terlupakan. Karena dewasa ini tidak menjadi rahasia lagi, ada banyak orang penting yang hanya memikirtkan dan memperhatikan dirinya sendiri, keluarganya sendiri, kelompoknya sendiri, golongannya sendiri dan partainya sendiri. Sehingga kepekaan rasa akan keadilan dan kebenaran sering tidak dimiliki, tidak diperhatikan dan tidak lagi diutamakan dan didahulukan. Kita mesti menyadari bahwa Firman itu telah menjadi manusia dan tinggal di antara kita. Dialah Tuhan kita Yesus Kristus. Setiap kali merayakan Ekaristi, kita menerima Tuhan Yesus Kristus, khususnya saat Komuni Suci. Saat Komuni Suci adalah saat Sang Firman ditaburkan atas diri kita. Tetapi, ya jangan kaget, kalau kehadiran Tuhan dalam diri kita tidak terasa berdaya karena status dan kondisi kita sama sekali tidak layak atau tidak subur. Bagaimana manu jadi tanah subur, karena selama Misa Kudus, tidak sedikit dari kita yang omong sendiri dengan samping kanan kiri, malah sibuk dengan ponsel atau gawai kita, atau membiarkan pikiran melantur sana sini. Lalu saat komuni, kita maju saja dan menerima Komuni, dan begitu sampai ke tempat duduk: ktia tengok ponsel lagi. Setelah Misa selesai kita pulang dan merasa bahwa saat misa tadi tidak mendapat apa-apa. .... Bukan karena Tuhan, tetapi karena kita menutup diri lantas merasa tidak mendapat apa-apa. Lalu orang lain atau gerejanya atau pastornya, dll. yang disalahkan.
 
Antifon Komuni (Yer 3:15)
 
Aku akan mengangkat bagi kalian gembala-gembala yang sesuai dengan hatiku. Mereka akan menggembalakan kalian dengan pengetahuan dan pengertian.
 

RENUNGAN PAGI

Seri Katekismus: PRIA & WANITA & FIRDAUS

Seri Katekismus
PRIA & WANITA & FIRDAUS

Syalom aleikhem.
Manusia diciptakan menurut dua jenis kelamin, yaitu pria dan wanita. Keduanya bermartabat sama, keduanya bersama-sama merupakan citra Allah. Kepriaan dan kewanitaan itu baik dan dikehendaki oleh Allah.

Manusia memang citra Allah, namun Allah bukan citra manusia. Allah bukan pria, juga bukan wanita. Allah adalah roh murni. Allah tak berjenis kelamin. Kendati tak berjenis kelamin, Allah memancarkan segala kesempurnaan kepriaan dan kewanitaan. Allah memiliki sekaligus sifat-sifat keduanya. Allah bagaikan ibu sekaligus seperti ayah. Alkitab banyak menggambarkan kedua sifat itu dalam diri Allah.

Allah menciptakan pria dan wanita secara bersama. Keduanya diciptakan dengan maksud “yang satu untuk yang lain”. Alkitab menggambarkan pria menjumpai wanita sebagai “aku yang lain”, sebagai sesama manusia.

Diciptakan “yang satu untuk yang lain” bukan berarti pria dan wanita tak lengkap sebagai manusia, bukan berarti mereka setengah manusia. Manusia, entah pria atau wanita, itu sempurna sebagai pribadi, namun sekaligus saling melengkapi dalam kepriaan dan kewanitaan. Dalam perkawinan, hal saling melengkapi itu jelas sekali. Allah mempersatukan mereka dan dengan itu mereka meneruskan kehidupan manusia. Pria dan wanita, dengan demikian, bekerja sama secara khas dengan Sang Pencipta untuk meneruskan kehidupan.

Secara bersama, pria dan wanita sebagai manusia dipanggil untuk “menaklukkan” dunia. Ini bukan dalam arti merusak dengan lalim, melainkan menjaga dan melindungi ciptaan lain sebagaimana Allah menjaga dan melindungi semua ciptaan.

Pada masa penciptaan, manusia berada di Taman Firdaus. Semuanya selaras dengan kehendak Allah. Manusia selaras dengan Sang Pencipta, dengan dirinya sendiri, dan dengan ciptaan lain di sekitarnya. Keadaan itu disebut “ambil bagian dalam kehidupan ilahi” yang membuat manusia tak perlu mati atau sengsara. Tak ada penderitaan dan maut di sana sebab semua serba selaras. Keadaan serba selaras di Firdaus itu disebut dengan istilah “keadilan purba”. Amin.

** Ringkasan atas Katekismus Gereja Katolik (KGK) No. 369 – 376

Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy