| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Jumat, 17 Agustus 2018 Hari Raya Kemerdekaan Republik Indonesia

Jumat, 17 Agustus 2018
Hari Raya Kemerdekaan Republik Indonesia
 
Hanya dalam kebebasan manusia dapat memalingkan dirinya kepada kebaikan. (Konstitusi Pastoral Gaudium et Spes, No. 17)

 
Antifon Pembuka (Mzm 28:8-9)

Tuhanlah kekuatan umat-Nya, dan benteng keselamatan bagi raja yang diurapi-Nya. Selamatkanlah umat-Mu, ya Tuhan, berkatilah pusaka-Mu. Gembalakanlah dan dukunglah mereka selamanya.

The Lord is the strength of his people, a saving refuge for the one he has anointed. Save your people, Lord, and bless your heritage, and govern them for ever.

Dominus fortitudo plebis suæ, et protector salutarium Christi sui est: salvum fac populum tuum, Domine, et benedic hereditati tuæ, et rege eos usque in sæculum.


Doa Pembuka 
  

Allah Bapa yang mahakuasa, kami bersyukur atas anugerah kemerdekaan bagi bangsa kami. Semoga kami dapat memelihara dan mempergunakan kemerdekaan dengan bijaksana; semoga kami dapat menyalakan tungku kebaikan di atas kepala setiap orang sehingga kemuliaan dan kebaikan-Mu dapat dirasakan oleh setiap orang yang merindukan kemerdekaan sejati. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Tuhan kami yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.
   
Bacaan dari Kitab Putra Sirakh (10:1-8)
    
  
"Para penguasa bertanggung jawab atas rakyatnya."
    
Pemerintah yang bijak menjamin ketertiban dalam masyarakat, pemerintah yang arif adalah yang teratur. Seperti para penguasa, demikian pula para pegawainya, seperti pemerintah kota, demikian pula semua penduduknya. Raja yang tidak terdidik membinasakan rakyatnya, tetapi sebuah kota sejahtera berkat kearifan para pembesarnya. Di dalam tangan Tuhan terletak kuasa atas bumi, dan pada waktunya Ia mengangkat orang yang serasi atasnya. Di dalam tangan Tuhanlah terletak kemujuran seseorang, dan kepada para pejabat Tuhan mengaruniakan martabat. Janganlah pernah menaruh benci kepada sesamamu, apa pun juga kesalahannya, dan jangan berbuat apa-apa terpengaruh oleh nafsu. Kecongkakan dibenci oleh Tuhan maupun manusia, dan bagi kedua-duanya kelaliman adalah salah. Pemerintahan beralih dari bangsa yang satu kepada bangsa yang lain akibat kelaliman, kekerasan, dan uang.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah

Mazmur Tanggapan, do = f, 2/4, PS 862
Ref. Kamu dipanggil untuk kemerdekaan; maka abdilah satu sama lain dalam cinta kasih.
Ayat. (Mzm 101:1ac.2ac.3a.6-7; R: Gal 5:13)
1. Ya, Tuhan, aku hendak menyanyikan kasih setia dan hukum-Mu. Aku hendak hidup tanpa cela. Aku hendak hidup dengan suci dalam rumahku, hal-hal yang jahat takkan kuperhatikan.
2. Mataku tertuju kepada rakyatku yang setia, supaya mereka tinggal bersama aku. Orang yang hidup dengan tidak bercela akan mendukung aku.
3. Orang yang melakukan tipu daya, tidak akan diam dalam rumahku. Orang yang berbicara dusta tidak bertahan di bawah pandanganku.

Bacaan dari Surat Pertama Rasul Petrus (2:13-17)
   
"Berlakulah sebagai orang yang merdeka. "
   
Saudara-saudaraku yang terkasih, demi Allah, tunduklah kepada semua lembaga manusia, baik kepada raja sebagai pemegang kekuasaan tertinggi, maupun kepada wali-wali yang ditetapkannya untuk menghukum orang-orang yang berbuat jahat dan untuk mengganjar orang-orang yang berbuat baik. Sebab inilah kehendak Allah, yaitu supaya dengan berbuat baik kamu membungkamkan kepicikan orang-orang bodoh. Hiduplah sebagai orang merdeka, bukan seperti mereka yang menyalahgunakan kemerdekaan itu untuk menyelubungi kejahatan-kejahatan mereka, tetap hiduplah sebagai hamba Allah. Hormatilah semua orang, kasihilah saudara-saudaramu, takutlah akan Allah, hormatilah raja!
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah

Bait Pengantar Injil, do = f, 2/4, PS 956
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Luk 20:25)
Berikanlah kepada kaisar yang menjadi hak kaisar dan kepada Allah yang menjadi hak Allah.
 
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (22:15-21)
      
"Berikanlah kepada kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada kaisar, dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah."
    
Sekali peristiwa orang-orang Farisi berunding bagaimana mereka dapat menjerat Yesus dengan suatu pertanyaan. Mereka menyuruh murid-murid mereka bersama orang-orang Herodian bertanya kepada Yesus, "Guru, kami tahu, Engkau adalah seorang yang jujur, dan dengan jujur mengajarkan jalan Allah, dan Engkau tidak takut kepada siapa pun juga, sebab Engkau tidak mencari muka. Katakanlah kepada kami pendapat-Mu: Bolehkah membayar pajak kepada kaisar atau tidak?" Tetapi Yesus mengetahui kejahatan hati mereka. Maka Ia lalu berkata, "Mengapa kamu mencobai Aku, hai orang-orang munafik? Tunjukkanlah kepada-Ku mata uang untuk pajak itu!" Mereka membawa suatu dinar kepada Yesus. Maka Yesus bertanya kepada mereka, "Gambar dan tulisan siapakah ini?" Jawab mereka, "Gambar dan tulisan kaisar." Lalu kata Yesus kepada mereka, "Berikanlah kepada kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada kaisar, dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan
   
   Orang-orang Farisi bersekongkol hendak menjerat Yesus dengan pertanyaan: "Apakah diperbolehkan membayar pajak kepada Kaisar atau tidak?" 
 
Pikiran mereka dipenuhi iri hati dan kebencian kepada Yesus. Pikiran negatif telah memenuhi diri mereka, bahkan telah memberangus suara hati mereka yang mewujud dalam rencana dan niat jahat. Yesus yang kuasai oleh hati-Nya yang tenang dan damai, balik bertanya menyelidik, "Mengapa kalian hendak menjebak Aku?" 
 
 Sikap orang-orang Farisi merupakan sebuah teguran untuk kita yang hari ini merayakan Hari Kemerdekaan bangsa Indonesia. Kalau hati kita masih diliputi iri hati, kebencian, serta tipu muslihat, itu pertanda bahwa kita belum hidup merdeka. Merdeka bukan hanya berarti kita boleh meraih apa yang kita maui secara fisik dan duniawi. Lebih dari itu, merdeka berarti sikap batin yang bahagia, penuh syukur dan kasih. Keteguhan hati yang demikian inilah yang akan menular secara positif kepada orang lain dalam keluarga, komunitas dan masyarakat kita. Inilah kesaksian yang memerdekakan!  (EH/RENUNGAN HARIAN MUTIARA IMAN 2018)

Antifon Komuni (Bdk. Mzm 16:5-6)

Tuhan, Engkaulah milik pusaka dan warisanku, dalam tangan-Mulah nasibku. Tanah permai akan menjadi bagianku, milik pusakaku menyenangkan hatiku.

Atau Bdk. Mat 5:5

Berbahagialah orang yang lembut hati, sebab mereka akan mewarisi tanah pusaka Allah.
 
 
SARAN LITURGI: Prefasi dapat diambil dari Tanah Air 2, atau prefasi 3 untuk Doa Syukur Agung VII. Tidak dianjurkan dalam perayaan ekaristi memasukkan dan menyanyikan lagu-lagu perjuangan nasional. Tidak mengadakan "upacara bendera" di dalam gereja. Upacara bendera dapat dilaksanakan di halaman gereja. Perlu dihindarkan suatu Perayaan Ekaristi yang hanya dilangsungkan sebagai pertunjukan atau menurut gaya upacara-upacara lain, termasuk upacara-upacara profan: agar Ekaristi tidak akan kehilangan artinya yang otentik. (RS, 78)

NYANYIAN MISA HUT RI

 
Syalom aleikhem.
Selain dalam upacara kenegaraan, HUT RI dirayakan juga dalam liturgi Gereja Katolik di Indonesia sebagai solemnitas (‘hari raya’). Kebiasaan ini mengikuti keputusan MAWI (kini KWI, Konferensi Waligereja Indonesia) tahun 1972. Kemerdekaan Indonesia disyukuri dalam liturgi sebagai rahmat Allah.

Lihatlah beberapa tempat, Misa disemarakkan dengan aneka nyanyian wajib nasional khas 17-an: Hari Merdeka, Berkibarlah Benderaku, Andika Bayangkari, dsb. Semestinya, kalau mau patuh pada tata tertib liturgi Katolik yang sah, nyanyian wajib nasional terlarang dinyanyikan dalam Misa. Mengapa terlarang dinyanyikan dalam Misa? Jawabannya sederhana. Setidaknya ada dua jawaban: (1) Misa bukan upacara bendera atau acara kenegaraan; (2) nyanyian liturgi berbeda dengan nyanyian wajib nasional. Berikut ini penjelasannya.

Misa adalah kurban Kristus. Misa adalah perjamuan Tuhan. Misa adalah syukur yang agung atas karya Kristus. Dalam Misa, yang utama adalah Kristus. Ini berbeda ‘kan dengan upacara kenegaraan. Maka, keliru kalau dalam Misa, Kristus “tak disebut” dalam aneka nyanyian yang dilantunkan. Nyanyian wajib nasional tak menyebut Kristus sama sekali. Kalau nyanyian wajib nasional tetap dilagukan dalam Misa, itu namanya “gak nyambung”.

Nyanyian Liturgi

Selanjutnya, mari mengerti bahwa suatu nyanyian diciptakan untuk tujuan tertentu. Nyanyian profan, pop, juga nyanyian rohani sekalipun tak begitu saja bisa dipakai untuk liturgi karena diciptakan bukan untuk liturgi. Ini intinya: dalam liturgi, nyanyian pun adalah doa kepada Allah yang kita sembah. Jangan asal nyanyi dan asal lagu (khususnya waktu Misa HUT RI nanti).

Lagu-lagu wajib nasional, lagu kebangsaan tak dapat dinyanyikan di dalam Misa. Tiada hubungan langsung antara hal kebangsaan dan Misa. Tapi, mengapa kemerdekaan Indonesia dirayakan dalam Misa? Dalam pandangan orang beriman, kemerdekaan adalah anugerah Allah. Jadi, fokus perayaan tetap Allah, tetap Tuhan Yesus, bukan pertama-tama kemerdekaan itu sendiri. Dan, sekali lagi, Misa adalah Kurban Kristus, bukan acara kebangsaan-kenegaraan.

Orang Katolik juga berbangsa dan bernegara. Orang Katolik harus nasionalis (patriotik) seperti wejangan Yang Mulia Soegijapranata, Uskup Semarang kala revolusi: “100% Katolik, 100% patriotik.” Jelas bahwa yang diminta adalah semuanya 100%. Mencampuradukkan Misa dan hal kebangsaan malah menjadikan keduanya tak 100%, jadi setengah-setengah tak jelas. Lalu, bagaimana supaya Misa tetap Misa (100% Katolik) dan hal kebangsaan mendapat tempat (100% Indonesia)?

Paraliturgi

Dalam ilmu liturgi, ada yang disebut “paraliturgi”. Paraliturgi adalah tata cara buatan yang mirip (seakan-akan) liturgi. Paraliturgi diadakan di luar liturgi. Dalam hal Misa, paraliturgi dibuat sebelum atau sesudah Misa. Ini dia! Paraliturgi dapat menjadi solusi untuk Misa HUT RI supaya Misa tetap benar sesuai norma Gereja Katolik sekaligus hal kebangsaan mendapat tempat. Kalau mau menyanyikan lagu-lagu kebangsaan, paraliturgi adalah tempatnya.

Contoh paraliturgi: Umat berkumpul di depan gereja menyanyikan lagu kebangsaan, mendengarkan pembacaan proklamasi dan sejarah singkat bangsa dsb, mendengarkan wejangan atau kisah dari veteran perang dsb. Sesudah itu semua, umat berarak masuk ke dalam gereja, lalu Misa dirayakan. Dengan itu, kita bisa menjadi “100% Katolik, 100% Indonesia”.

Silakan berliturgi dengan patuh pada norma Gereja Katolik sebab Gereja adalah bunda dan guru kita sembari tetap memberi tempat pada hal-ihwal kebangsaan dengan selayaknya. Amin.

R.D. Y. Istimoer Bayu Ajie

Kamis, 16 Agustus 2018 Hari Biasa Pekan XIX

Kamis, 16 Agustus 2018
Hari Biasa Pekan XIX

“Berbahagialah jiwa, yang diperkenankan menghayati hidup ini bersama Kristus.” (Sta. Klara dari Assisi)
     
Antifon Pembuka (Mzm 78:7) 
   
Hendaknya kita menaruh kepercayaan kepada Allah, dan jangan melupakan karya-karya-Nya.
 
Doa Pembuka
     
Allah Bapa Maharahim, kami mohon berilah kami Roh-Mu, agar kami tak jemu-jemunya saling mengampuni. Ajarilah kami menaruh belas kasih kepada siapa pun yang kami jumpai di mana saja. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
   
Allah tidak menghendaki kebinasaan orang-orang pilihan-Nya sehingga Dia selalu mengingatkan mereka agar bertobat. Dosa dan kebebalan hati merekalah yang menghukum mereka, sedangkan Allah sendiri menginginkan agar orang-orang pilihan-Nya selamat.
     

Bacaan dari Kitab Yehezkiel (12:1-2)
    
   
"Berjalanlah seperti orang buangan di depan mereka pada siang hari."
     
Tuhan bersabda kepadaku, “Hai anak manusia, engkau tinggal di tengah-tengah kaum pemberontak. Mereka mempunyai mata, tetapi tidak melihat. Mereka mempunyai telinga, tetapi tidak mendengar, sebab mereka itu kaum pemberontak. Maka engkau, hai anak manusia, siapkanlah bagimu barang-barang seperti seorang buangan, dan berjalanlah seperti orang buangan di hadapan mereka pada siang hari. Berangkatlah dari tempatmu sekarang ini ke tempat lain seperti seorang buangan di depan mata mereka. Barangkali mereka akan insyaf bahwa mereka adalah kaum pemberontak. Bawalah barang-barangmu itu ke luar seperti barang-barang seorang buangan pada siang hari di depan mata mereka. Dan engkau sendiri harus keluar pada malam hari di depan mata mereka, seperti seseorang yang harus keluar dan pergi ke pembuangan. Di depan mata mereka buatlah sebuah lubang, dan keluarlah dari situ. Di depan mata mereka taruhlah barang-barangmu di atas bahumu, dan bawalah itu ke luar pada malam gelap. Engkau harus menutupi mukamu, sehingga engkau tidak melihat tanah. Sebab Aku membuat engkau menjadi lambang bagi kaum Israel.” Lalu kulakukan seperti diperintahkan kepadaku: Aku membawa pada siang hari barang-barang seperti perlengkapan seorang buangan, dan pada malam hari aku membuat lubang di tembok dengan tanganku; pada malam gelap aku ke luar dan di hadapan mata mereka aku menaruh barang-barangku ke atas bahuku. Keesokan harinya turunlah sabda Tuhan kepadaku, “Hai anak manusia, bukankah kaum Israel, kaum pemberontak itu bertanya kepadamu, ‘Apakah yang kaulakukan ini?’ Katakanlah kepada mereka, beginilah sabda Tuhan Allah, ‘Ucapan ilahi ini mengenai raja di Yerusalem dan seluruh kaum Israel yang tinggal di sana’. Katakanlah, ‘Aku menjadi lambang bagimu. Seperti yang Kulakukan ini, begitulah akan berlaku bagi mereka; sebagai orang buangan mereka akan pergi ke pembuangan. Dan raja mereka akan menaruh barang-barangnya ke atas bahunya pada malam gelap, dan akan pergi ke luar. Orang akan membuat sebuah lubang di tembok supaya baginya ada jalan ke luar, ia akan menutupi mukanya supaya ia tidak melihat tanah itu’.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan
Ref. Janganlah kita melupakan karya-karya Allah.
Ayat. (Mzm 78:56-57.58-59.61-62)
1. Mereka mencobai dan memberontak terhadap Allah, Yang Mahatinggi, dan tidak berpegang pada peringatan-peringatan-Nya, mereka murtad dan berkhianat seperti moyang mereka, mereka menyimpang seperti busur yang tak dapat dipercaya.
2. Mereka menyakiti hati Allah dengan mendirikan bukit-bukit pengurbanan, membuat Dia cemburu karena patung-patung pujaan mereka. Mendengar hal itu, Allah menjadi geram, Ia menolak Israel sama sekali.
3. Ia membiarkan andalan-Nya tertawan, membiarkan kebanggaan-Nya jatuh ke tangan lawan; Ia membiarkan umat-Nya dimangsa pedang, dan murkalah Ia terhadap milik pusaka-Nya.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (Mzm 119:135) 
Sinarilah hamba-Mu dengan wajah-Mu, dan ajarkanlah ketetapan-ketetapan-Mu kepadaku.
  
Pengampunan dari Allah tidak terbatas. Yesus juga ingin agar kita mempunyai hati yang pemaaf seperti Dia. Orang yang mengalami dan memahami pengampunan biasanya mampu mengampuni sesama.
      

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (18:21 - 19:1)
   
"Aku berkata kepadamu, 'Bukan hanya sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali kalian harus mengampuni."
        
Sekali peristiwa datanglah Petrus kepada Yesus dan berkata, “Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadapku? Sampai tujuh kalikah?” Yesus menjawab, “Bukan hanya sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali.” Sebab hal Kerajaan Surga itu seumpama seorang raja yang hendak mengadakan perhitungan dengan hamba-hambanya. Setelah ia mulai mengadakan perhitungan, dihadapkanlah kepadanya seorang yang berhutang sepuluh ribu talenta. Tetapi karena orang itu tidak mampu melunasi utangnya, raja lalu memerintahkan supaya ia beserta anak isteri dan segala miliknya dijual untuk membayar utangnya. Maka bersujudlah hamba itu dan menyembah dia, katanya, “Sabarlah dahulu, segala utangku akan kulunasi.” Tergeraklah hati raja oleh belas kasih akan hamba itu sehingga hamba itu dibebaskannya, dan utangnya pun dihapusnya. Tetapi ketika hamba itu keluar, ia bertemu dengan seorang hamba lain yang berutang seratus dinar kepadanya. Kawan itu segera ditangkap dan dicekik, katanya, “Bayarlah utangmu!” Maka sujudlah kawan itu dan minta kepadanya, “Sabarlah dahulu, utangku itu akan kulunasi.” Tetapi ia menolak dan menyerahkan kawannya ke dalam penjara sampai semua utangnya ia lunasi. Melihat itu kawan-kawannya yang lain sangat sedih, lalu menyampaikan segala yang terjadi kepada tuan mereka. Kemudian raja memerintahkan memanggil orang itu dan berkata kepadanya, “Hai hamba jahat! Seluruh utangmu telah kuhapuskan oleh karena engkau memohonnya. Bukankah engkau pun harus mengasihani kawanmu seperti aku telah mengasihani engkau?” Maka marahlah tuannya dan menyerahkan dia kepada algojo-algojo, sampai ia melunasi seluruh utangnya. Demikian pula Bapa-Ku di surga akan berbuat terhadapmu, jika kalian tidak mengampuni saudaramu dengan segenap hatimu. Setelah Yesus selesai dengan pengajaran-Nya berangkatlah Ia dari Galilea, dan tiba di daerah Yudea, di seberang Sungai Yordan.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
 
Renungan

 
Pemazmur berkata, "Mempunyai mata, tetapi tidak melihat. Mempunyai telinga, tetapi tidak mendengar" (Mzm 115:5-6). Sungguh ironis, namun begitulah kenyataannya. Kisah dalam Injil membuktikan bahwa ada orang semacam itu. Temannya memohon belas kasihan atas pelunasan hutangnya, namun tidak didengarnya. Temannya sudah menangis dan memohon, namun tidak dilihatnya. Padahal, Allah kita adalah Allah yang penuh belas kasihan. Mengapa kita sulih berbelas kasih seperti Allah? Bukankah kita mengaku diri sebagai anak-anak Allah? Tetapi mengapa kita tidak memiliki sifat Allah, yakni berbelas kasih? Sungguh ironis!
      
Doa Malam
 
Tuhan Yesus, tanamkanlah kemauan dan kemampuanku untuk memaafkan dan diri sendiri dengan tidak jemu-jemu. Semoga aku layak menjadi murid-Mu yang penuh kesabaran dan belas kasih. Sebab Engkaulah Tuhan, dan Penolong hidupku, untuk selama-lamanya. Amin.
 
 
RUAH

Rabu, 15 Agustus 2018 Hari Biasa Pekan XIX

Rabu, 15 Agustus 2018
Hari Biasa Pekan XIX
   
Segala sesuatu yang sekarang terjadi, dahulu sudah dinubuatkan. (St. Agustinus)
   
Antifon Pembuka (Mzm 113:1-2)

Pujilah hai hamba-hamba Tuhan, pujilah nama Tuhan! Kiranya nama Tuhan dimasyhurkan, sekarang dan selamanya.

Doa Pembuka
   
Allah Bapa yang Mahapengasih, Engkau menghendaki agar kami saling mengingatkan dalam cinta kasih. Semoga kami tidak tinggal diam ketika melihat kejahatan ataupun buta terhadap kelaliman tetapi mau ikut serta membangun masyarakat yang damai dan sejahtera. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Allah tidak pernah berkompromi dengan kejahatan dan dosa. Sebab Allah tidak ingin memberi peluang untuk berkembangnya dosa dan kejahatan. Pihak manusialah yang justru memberi peluang untuk tumbuhnya dosa dan kejahatan. 
   
Bacaan dari Kitab Yehezkiel (9:1-7.10:18-22)
      
    
"Tulislah huruf T pada dahi orang-orang yang berkeluh kesah karena segala perbuatan keji di Yerusalem."
    
Aku mendengar Tuhan berseru dengan suara nyaring, "Maju ke mari, hai, yang harus menjalankan hukuman atas kota ini! Masing-masing dengan alat pemusnah di tangannya!" Lihat, enam orang laki-laki datang dari jurusan pintu gerbang Atas, yang menghadap ke utara, masing-masing dengan alat pemukul di tangannya. Dan satu orang di antara mereka berpakaian lenan dan di sisinya terdapat suatu alat penulis. Mereka ini masuk dan berdiri di samping mezbah tembaga. Pada saat itu kemuliaan Allah Israel sudah terangkat dari atas kerub, tempatnya semula, ke atas ambang pintu Bait Suci dan Dia memanggil orang yang berpakaian lenan dan yang mempunyai alat penulis di sisinya. Firman Tuhan kepadanya: "Berjalanlah dari tengah-tengah kota, yaitu Yerusalem dan tulislah huruf T pada dahi orang-orang yang berkeluh kesah karena segala perbuatan-perbuatan keji yang dilakukan di sana." Dan kepada yang lain-lain aku mendengar Dia berfirman: "Ikutilah dia dari belakang melalui kota itu dan pukullah sampai mati! Janganlah merasa sayang dan jangan kenal belas kasihan. Orang-orang tua, teruna-teruna dan dara-dara, anak-anak kecil dan perempuan-perempuan, bunuh dan musnahkan! Tetapi semua orang yang ditandai dengan huruf T itu, jangan singgung! Dan mulailah dari tempat kudus-Ku!" Lalu mereka mulai dengan tua-tua yang berada di hadapan Bait Suci. Kemudian firman-Nya kepada mereka: "Najiskanlah Bait Suci itu dan penuhilah pelataran-pelatarannya dengan orang-orang yang terbunuh. Pergilah!" Mereka pergi ke luar dan memukuli orang-orang sampai mati di dalam kota. Lalu kemuliaan Tuhan pergi dari ambang pintu Bait Suci dan hinggap di atas kerub-kerub. Dan kerub-kerub itu mengangkat sayap mereka, dan waktu mereka pergi, aku lihat, mereka naik dari tanah dan roda-rodanya bersama-sama dengan mereka. Lalu mereka berhenti dekat pintu gerbang rumah Tuhan yang di sebelah timur, sedang kemuliaan Allah Israel berada di atas mereka. Itulah makhluk-makhluk hidup yang dahulu kulihat di bawah Allah Israel di tepi sungai Kebar. Dan aku mengerti, bahwa mereka adalah kerub-kerub. Masing-masing mempunyai empat muka dan bagi masing-masing ada empat sayap dan di bawah sayap mereka ada yang berbentuk tangan manusia. Kelihatannya muka mereka adalah serupa dengan muka yang kulihat di tepi sungai Kebar. Masing-masing berjalan lurus ke mukanya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan
Ref. Kemuliaan Tuhan mengatasi langit.
Ayat. (Mzm 113:1-2.3-4.5-6)
1. Pujilah, hai hamba-hamba Tuhan, pujilah nama Tuhan! Kiranya nama Tuhan dimasyhurkan, sekarang dan selama-lamanya.
2. Dari terbitnya matahari sampai pada terbenamnya terpujilah nama Tuhan. Tuhan tinggi mengatasi segala bangsa, kemuliaan-Nya mengatasi langit.
3. Siapakah seperti Tuhan, Allah kita, yang diam di tempat yang tinggi, yang merendahkan diri untuk melihat ke langit dan ke bumi?

Bait Pengantar Injil do = g, 2/4, PS 956
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya dalam diri Kristus dan mempercayakan warta perdamaian kepada kita.
  
 Yesus selalu memberi peluang keselamatan bagi pendosa yang bertobat. Keselamatan adalah buah dari pertobatan. Sebaliknya, hanya karena hati yang beballah yang membuat manusia kehilangan keselamatan.
   
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (18:15-20)
 
"Jika saudaramu yang berbuat dosa mendengarkan teguranmu, engkau telah mendapatnya kembali."
     
Sekali peristiwa Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya, "Apabila saudaramu berbuat dosa, tegurlah dia di bawah empat mata. Jika ia mendengarkan nasihatmu engkau telah mendapatnya kembali. Jika ia tidak mendengarkan dikau, bawalah seorang atau dua orang lain, supaya atas keterangan dua atau tiga orang saksi, perkara itu tidak disangsikan. Jika ia tidak mau mendengarkan mereka, sampaikanlah soalnya kepada jemaat. Dan jika ia tidak mau juga mendengarkan jemaat, pandanglah dia sebagai orang yang tidak mengenal Allah atau seorang pemungut cukai. Aku berkata kepadamu: Sungguh, apa yang kalian ikat di dunia ini akan terikat di surga, dan apa yang kalian lepaskan di dunia ini akan terlepas di surga. Dan lagi Aku berkata kepadamu, jika dua orang di antaramu di dunia ini sepakat meminta apa pun, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di surga. Sebab di mana ada dua atau tiga orang berkumpul demi nama-Ku, Aku hadir di tengah-tengah mereka."
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
 
Renungan 

  
Kata "najis" bisa dikenakan pada keluarga atau komunitas. Meskipun keluarga dan komunitas, namun tidak ada persaudaraan di dalamnya. Di dalamnya penuh dengan iri hati dan kedengkian. Hari ini Yesus menasihati kita bagaimana membangun komunitas yang baik dan sehat, yang dimulai dari keberanian kita menegur sesama yang tersesat dalam suasana persaudaraan. Menegur sesama yang tersesat berarti menyelamatkan yang hilang. Tindakan menyelamatkan yang hilang adalah tindakan Allah sendiri.
 
Dalam pelbagai cara Yesus hadir di dalam Gereja-Nya; di dalam Sabda-Nya, di dalam doa Gereja-Nya, "di dalam dua atau tiga orang yang berkumpul dalam nama-Ku" (Mat 18:20), dalam orang miskin, orang sakit, orang tahanan, dalam Sakramen-sakramen-Nya yang Ia ciptakan, dalam kurban Misa dan dalam pribadi orang yang melaksanakan pelayanan imami, "tetapi ia hadir... terutama dalam kedua rupa Ekaristi." (Konstitusi tentang Liturgi Suci, No. 7) [Katekismus Gereja Katolik, No. 1373]

Doa Malam

Allah Bapa kami di surga, kami bersyukur karena telah menerima Putra-Mu. Semoga berkat anugerah agung ini, kami memperoleh semangat penyangkalan diri agar dapat menerima atau memberi nasihat dengan rendah hati demi kebaikan bersama sampai kami berkumpul lagi dalam Kerajaan-Mu yang abadi. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.
   
 
RUAH

Seri Katekismus: MAUT MEMASUKI KEHIDUPAN

Seri Katekismus
MAUT MEMASUKI KEHIDUPAN

Syalom aleikhem.
Setan itu apa? Setan atau roh jahat sesungguhnya malaikat. Hakikat mereka malaikat. Mereka diciptakan dalam keadaan baik – sebagaimana manusia – oleh Allah. Dosa membuat sekumpulan malaikat jatuh ke dalam dosa. Para malaikat yang jatuh disebut para setan atau roh jahat.

Alkitab (2Ptr. 2:4) menyebut perihal malaikat yang jatuh itu: “Allah tidak menyayangkan malaikat-malaikat yang berbuat dosa.” Kejatuhan mereka, berdosanya mereka, adalah keputusan bebas. Mereka, para malaikat yang jatuh – disebut para setan – menolak Allah dan Kerajaan-Nya secara radikal dan tetap.

“Radikal” artinya sampai ke akar-akarnya. Tak tersisa sedikit pun ruang untuk Allah dan Kerajaan-Nya. Semua tentang Allah, penyembahan dan ketaatan kepada-Nya, telah lenyap secara mendasar. Itu artinya radikal. “Tetap” artinya tak berubah. Tetap itu tak dapat ditarik kembali, sifatnya kekal. Dalam hal ini, tak ada setan bertobat. Setan “tak bisa” bertobat. Karena itu, dosa para malaikat yang jatuh alias para setan tak dapat diampuni. Sebab, mereka tak (dapat) bertobat, berbalik kepada Allah.

Kuasa setan terbatas karena mereka hanyalah ciptaan. Setan begitu berkuasa karena roh murni, namun tetap saja makhluk; terbatas kuasanya. Dengan kuasa terbatas itu, setan berusaha menghalangi terwujudnya Kerajaan Allah karena mereka membenci Allah secara mutlak. Kebencian itu diwujudkan dalam bentuk penghancuran hidup manusia, kesayangan Allah.

Itulah yang setan lakukan kepada nenek moyang purba kita. Setan menjerumuskan para manusia pertama agar citra Allah itu kehilangan kepercayaan kepada Sang Pencipta. Dan terjadi! Manusia kehilangan ketaatan kepada Allah dan kehilangan kepercayaan akan kebaikan Allah. Manusia memilih taat pada maunya sendiri untuk melawan kehendak baik Allah.

Ketidaktaatan itu membuat manusia kehilangan rahmat kekudusan, yaitu kehidupan bersama Allah. Mereka terpisah dari kehidupan Allah. Keselarasan berantakan. Kuasa atas jiwa dan badan sendiri jadi kacau. Artinya, manusia tak lagi mampu menguasai bahkan dirinya sendiri. Seketika maut memasuki kehidupan manusia. Amin.

** Ringkasan atas Katekismus Gereja Katolik (KGK) No. 392 – 400

Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Presbiter & Katekis Daring

Selasa, 14 Agustus 2018 Peringatan Wajib St. Maksimilianus Maria Kolbe, Imam – Martir

Selasa, 14 Agustus 2018
Peringatan Wajib St. Maksimilianus Maria Kolbe, Imam – Martir 
  
Kebencian bukanlah kekuatan yang membangun. Hanya kasih merupakan kekuatan yang membangun (St. Maksimilianus Maria Kolbe)
 
    
Antifon Pembuka (Mat 25: 34, 40)

Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, sabda Tuhan. Amin Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku.

Come, you blessed of my Father, says the Lord. Amen I say to you: Whatever you did for one of the least of my brethren, you did it for me.

Doa Pembuka

Ya Allah, Santo Maximilianus Maria Kolbe telah mengorbankan dirinya demi kehidupan dan kebahagiaan sesamanya. Semoga kami juga rela berkorban dan berbagi kasih bagi sesama sehingga kebahagiaan pun mewarnai hidup kami bersama. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin
       
Bacaan dari Nubuat Yehezkiel (2:8 – 3:4)
 
"Diberikan-Nya gulungan kitab itu untuk kumakan, dan rasanya manis seperti madu dalam mulutku." 
 
Tuhan bersabda kepadaku, “Hai anak manusia, dengarkanlah sabda-Ku kepadamu. Janganlah membantah seperti kaum pemberontak ini. Ngangakanlah mulutmu dan makanlah apa yang Kuberikan kepadamu.” Aku melihat, ada tangan yang terulur kepadaku, dan sungguh, dipegang-Nya sebuah gulungan kitab. Ia membentangkannya di hadapanku. Gulungan kitab itu ditulisi timbal balik dan di sana tertulis nyanyian-nyanyian ratapan, keluh kesah, dan rintihan. Sabda-Nya kepadaku, “Hai anak manusia, makanlah apa yang engkau lihat di sini; makanlah gulungan kitab ini dan pergilah, berbicaralah kepada kaum Israel.” Maka kubukalah mulutku dan diberikan-Nya gulungan kitab itu untuk kumakan. Lalu sabda-Nya kepadaku, “Hai anak manusia, makanlah gulungan kitab yang Kuberikan ini dan isilah perutmu dengannya.” Lalu aku memakannya dan rasanya manis seperti madu dalam mulutku. Tuhan bersabda lagi, “Hai anak manusia, mari, pergilah! Temuilah kaum Israel, dan sampaikanlah sabda-Ku kepada mereka.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah
 
Mazmur Tanggapan
Ref. Betapa manis janji Tuhan bagi langit-langitku.
Ayat. (Mzm 119:14.24.72.103.111.131)
1. Aku bergembira atas peringatan-peringatan-Mu, melebihi segala harta.
2. Ya, peringatan-peringatan-Mu menjadi kegemaranku, dan kehendak-Mu menjadi penasihat bagiku.
3. Taurat yang Kausampaikan adalah baik bagiku, lebih berharga daripada ribuan keping emas dan perak,
4. Betapa manis janji-Mu bagi langit-langitku, melebihi madu di mulutku.
5. Peringatan-peringatan-Mu adalah milik pusakaku untuk selama-lamanya, sebab semuanya itu kegirangan hatiku.
6. Mulutku kungangakan dan mengap-mengap, sebab aku mendambakan perintah-perintah-Mu.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Mat 1:29ab) 
Terimalah beban-Ku dan belajarlah dari pada-Ku, sebab Aku lemah lembut dan rendah hati.        
  
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (18:1-5.10.12-14)
 
"Ingatlah, jangan menganggap rendah seorang pun dari anak-anak ini." 
 
Sekali peristiwa datanglah murid-murid dan bertanya kepada Yesus, “Siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Surga?” Maka Yesus memanggil seorang anak kecil, dan menempatkannya di tengah-tengah mereka, lalu berkata, “Aku berkata kepadamu: Sungguh, jika kalian tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kalian tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga. Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Surga. Dan barangsiapa menyambut seorang anak kecil seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku. Ingatlah, jangan menganggap rendah seorang pun dari anak-anak kecil ini. Karena Aku berkata kepadamu: Malaikat-malaikat mereka di surga selalu memandang wajah Bapa-Ku yang di surga.” Lalu Yesus bersabda lagi, Bagaimana pendapatmu? Jika seseorang mempunyai seratus ekor domba dan seekor di antaranya sesat, tidakkah ia akan meninggalkan yang 99 ekor di pegunungan lalu pergi mencari yang sesat itu? Dan Aku berkata kepadamu, sungguh, jika ia berhasil menemukannya, lebih besarlah kegembiraannya atas yang seekor itu daripada atas yang kesembilan puluh sembilan ekor yang tidak sesat. Demikian pula Bapamu yang di surga tidak menghendaki seorang pun dari anak-anak ini hilang.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus
 
Renungan
   
  Hari ini Gereja memperingati Santo Maximilianus Maria Kolbe. Lahir pada tahun 1894 dengan nama Raymond Kolbe. Ia seorang biarawan Fransiskan Conventual Polandia yang mengajukan diri untuk dihukum mati guna menggantikan seorang yang tak dikenal di kamp konsentrasi Nazi di Auschwitz Polandia. Dia digelari Kudus oleh Gereja pada tanggal 10 Oktober 1982 oleh Paus Yohanes Paulus II. 

 Injil hari ini berisikan sabda Yesus kepada murid-murid-Nya tentang siapa yang terbesar dalam Kerajaan Surga. Yang terbesar di dalam Kerajaan Surga adalah mereka yang bertobat dan menjadi seperti anak kecil. Bertobat berarti meninggalkan segala dosa dan hidup baru seturut kehendak Allah. Menjadi seperti anak kecil berarti tulus, bergantung sepenuhnya kepada Allah karena dari dalam dirinya sendiri ia tidak memiliki kemampuan apa-apa. Menjadi anak kecil di hadapan Tuhan berarti percaya sepenuhnya kepada Allah, mereka tidak berdaya dan bergantung sepenuhnya kepada-Nya. 

 Kita para murid Yesus dipanggil pertama-tama untuk bertobat; meninggalkan segala dosa dan kesalahan; membarui hidup dan mengikuti Tuhan. Selain itu, Yesus ingin agar kita juga berani percaya, beriman sepenuhnya kepada Allah. Firman hari ini mengajak kita untuk berani merendahkan diri di hadapan Allah, percaya sepenuhnya kepada penyelenggaraan Ilahi. Kita dipanggil untuk berani menyerahkan seluruh hidup kita kepada Allah.
   
Antifon Komuni (Yoh 15:13)

Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya.

Greater love has no one than to lay down his life for his friends, says the Lord.
  
  
HSP/RENUNGAN HARIAN MUTIARA IMAN 2018

Senin, 13 Agustus 2018 Hari Biasa Pekan XIX

Senin, 13 Agustus 2018
Hari Biasa Pekan XIX
  
“Tuhan tidak minta persembahan atau korban bakaran dari umat-Nya, tetapi iman, ketaatan dan kesucian demi keselamatan mereka.” (St. Ireneus)

 
Antifon Pembuka (Mzm 131:9)
 
Pujilah Tuhan di surga! Pujilah Dia di angkasa raya! Pujilah Tuhan, semua malaikat-Nya! Pujilah Dia, seluruh bala tentara-Nya!

Doa Pembuka
  
Allah Bapa yang mahakudus, bangkitkanlah kami dari perang dan kemiskinan serta bangunkanlah hati kami, agar dapat memperoleh kedamaian sejati berkat daya sabda-Mu, berkat Roh Yesus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Yehezkiel (1:2-5.24-2:1a)
 
"Penglihatan gambar kemuliaan Tuhan." 
         
Pada tanggal lima bulan, yaitu tahun kelima sesudah raja Yoyakhin dibuang, datanglah firman TUHAN kepada imam Yehezkiel, anak Busi, di negeri orang Kasdim di tepi sungai Kebar, dan di sana kekuasaan TUHAN meliputi dia. Lalu aku melihat, sungguh, angin badai bertiup dari utara, dan membawa segumpal awan yang besar dengan api yang berkilat-kilat dan awan itu dikelilingi oleh sinar; di dalam, di tengah-tengah api itu kelihatan seperti suasa mengkilat. Dan di tengah-tengah itu juga ada yang menyerupai empat makhluk hidup dan beginilah kelihatannya mereka: mereka menyerupai manusia, Kalau mereka berjalan, aku mendengar suara sayapnya seperti suara air terjun yang menderu, seperti suara Yang Mahakuasa, seperti keributan laskar yang besar; kalau mereka berhenti, sayapnya dibiarkan terkulai. Firman-Nya kepadaku: "Hai anak manusia, bangunlah dan berdiri, karena Aku hendak berbicara dengan engkau."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan
Ref. Surga dan bumi penuh kemuliaan-Mu.
Ayat. (Mzm 148:1-2.11-12ab.12c-14a.14bcd)
1. Pujilah Tuhan di surga, pujilah Dia di tempat tinggi! Pujilah Dia, hai segala malaikat-Nya, pujilah Dia, hai segala tentara-Nya!
2. Pujilah Tuhan, hai raja-raja di bumi dan segala bangsa, pembesar-pembesar dan semua pemerintah dunia; Pujilah Tuhan, hai teruna dan anak-anak dara, orang tua dan orang muda!
3. Biarlah semuanya memuji-muji Tuhan, sebab hanya nama-Nya yang tinggi luhur, keagungan-Nya mengatasi bumi dan langit.
4. Ia telah meninggikan tanduk umat-Nya, menjadi puji-pujian bagi semua orang yang dikasihi-Nya, bagi orang Israel, umat yang dekat pada-Nya.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya.
Ayat. (2Tes 2:14) 
Allah memanggil kita, agar kita memperoleh kemuliaan Tuhan kita Yesus Kristus.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (17:22-27)
 
"Ia akan dibunuh, tetapi Ia akan bangkit. Putra-putra raja bebas dari pajak." 
   
Sekali peristiwa Yesus bersama murid-murid-Nya ada di Galilea. Ia berkata kepada mereka, “Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia; mereka akan membunuh Dia, tapi pada hari ketiga Ia akan dibangkitkan.” Maka hati para murid itu pun sedih sekali. Ketika Yesus dan para murid-Nya tiba di Kapernaum datanglah seorang pemungut pajak bait Allah kepada Petrus dan berkata, “Apakah gurumu tidak membayar pajak dua dirham?” Jawab Petrus, “Memang membayar.” Ketika Petrus masuk rumah, Yesus mendahuluinya dengan pertanyaan, “Bagaimana pendapatmu, Simon? Dari siapa raja-raja di dunia ini memungut bea dan pajak? Dari rakyatnya atau dari orang asing?” Jawab Petrus, “Dari orang asing!” Maka kata Yesus kepadanya, “Jadi bebaslah rakyatnya! Tetapi agar kita jangan menjadi batu sandungan bagi mereka, pergilah memancing ke danau. Dan ikan pertama yang kaupancing, tangkaplah dan bukalah mulutnya, maka engkau akan menemukan mata uang empat dirham di dalamnya. Ambillah itu dan bayarlah kepada mereka, bagi-Ku dan bagimu.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
 
Renungan

 
Satu hal pokok diwartakan kepada kita melalui Injil, baru saja kita dengar bersama hari ini. Yaitu, pemberitaan mengenai penderitaan yang akan ditanggung oleh Yesus. Pemberitahuan ini membuat hati para murid Yesus menjadi sedih. Mereka sedih, bukan karena penderitaan yang harus ditanggung oleh Yesus. Melainkan karena pikiran dan harapan mereka sendiri, mengenai masa depan yang mereka bayangkan dan cita-citakan. Mereka  menolak, kalau Yesus harus menderita sengsara, disalib dan mati di Golgota. Mereka tidak paham tugas perutusan Yesus. Pikiran mereka tertuju pada "perkara" duniawi. Kerajaan Yesus bukanlah kerajaan dunia. Melainkan Kerajaan Surga, Kerajaan kasih, Kerajaan damai sejahtera.

 Yesus tidak ingin kita jatuh pada pemikiran sempit semacam itu. Sejatinya, Yesus memang sungguh Allah yang Mahaagung dan Mahakuasa sebagaimana digambarkan oleh Yehezkiel dalam nubuatnya. Namun, Yesus memilih untuk tetap merendahkan Diri sampai wafat di salib demi dosa-dosa kita, supaya kita pun menunjukkan pertobatan yang sempurna. Kita tidak dididik oleh Yesus untuk menjadi umat yang mentang-mentang sudah menerima baptisan dan janji penebusan, lantas kita tidak mengusahakan hidup kudus dan justru hidup berkubang dalam nikmat jahat dosa-dosa dunia, dengan alasan “Toh nanti Tuhan juga pasti mengampuni kita. Dia kan Allah yang katanya Maha Pengampun”. Justru ini menjadi kekejian di mata Tuhan. Semoga perkataan dan perbuatan kita menjadi ungkapan hidup yang kudus dan senantiasa berada dalam sikap tobat dan rendah hati di hadapan Tuhan dan sesama.
  
Antifon Komuni (Mzm 148:13)

Biarlah semua orang memuji-muji Tuhan, sebab hanya nama-Nya sajalah yang tinggi luhur, Keagungan-Nya mengatasi bumi dan langit.
      
RENUNGAN PAGI

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy