Kamis, 16 Agustus 2018
Hari Biasa Pekan XIX
“Berbahagialah jiwa, yang diperkenankan menghayati hidup ini bersama Kristus.” (Sta. Klara dari Assisi)
Antifon Pembuka (Mzm 78:7)
Hendaknya kita menaruh kepercayaan kepada Allah, dan jangan melupakan karya-karya-Nya.
Doa Pembuka
Allah
Bapa Maharahim, kami mohon berilah kami Roh-Mu, agar kami tak jemu-jemunya saling mengampuni. Ajarilah kami menaruh belas kasih kepada siapa pun yang kami jumpai di mana saja. Dengan pengantaraan Yesus
Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan
Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Allah tidak menghendaki kebinasaan orang-orang pilihan-Nya sehingga Dia selalu mengingatkan mereka agar bertobat. Dosa dan kebebalan hati merekalah yang menghukum mereka, sedangkan Allah sendiri menginginkan agar orang-orang pilihan-Nya selamat.
Bacaan dari Kitab Yehezkiel (12:1-2)
"Berjalanlah seperti orang buangan di depan mereka pada siang hari."
Tuhan
bersabda kepadaku, “Hai anak manusia, engkau tinggal di tengah-tengah
kaum pemberontak. Mereka mempunyai mata, tetapi tidak melihat. Mereka
mempunyai telinga, tetapi tidak mendengar, sebab mereka itu kaum
pemberontak. Maka engkau, hai anak manusia, siapkanlah bagimu
barang-barang seperti seorang buangan, dan berjalanlah seperti orang
buangan di hadapan mereka pada siang hari. Berangkatlah dari tempatmu
sekarang ini ke tempat lain seperti seorang buangan di depan mata
mereka. Barangkali mereka akan insyaf bahwa mereka adalah kaum
pemberontak. Bawalah barang-barangmu itu ke luar seperti barang-barang
seorang buangan pada siang hari di depan mata mereka. Dan engkau sendiri
harus keluar pada malam hari di depan mata mereka, seperti seseorang
yang harus keluar dan pergi ke pembuangan. Di depan mata mereka buatlah
sebuah lubang, dan keluarlah dari situ. Di depan mata mereka taruhlah
barang-barangmu di atas bahumu, dan bawalah itu ke luar pada malam
gelap. Engkau harus menutupi mukamu, sehingga engkau tidak melihat
tanah. Sebab Aku membuat engkau menjadi lambang bagi kaum Israel.” Lalu
kulakukan seperti diperintahkan kepadaku: Aku membawa pada siang hari
barang-barang seperti perlengkapan seorang buangan, dan pada malam hari
aku membuat lubang di tembok dengan tanganku; pada malam gelap aku ke
luar dan di hadapan mata mereka aku menaruh barang-barangku ke atas
bahuku. Keesokan harinya turunlah sabda Tuhan kepadaku, “Hai anak
manusia, bukankah kaum Israel, kaum pemberontak itu bertanya kepadamu,
‘Apakah yang kaulakukan ini?’ Katakanlah kepada mereka, beginilah sabda
Tuhan Allah, ‘Ucapan ilahi ini mengenai raja di Yerusalem dan seluruh
kaum Israel yang tinggal di sana’. Katakanlah, ‘Aku menjadi lambang
bagimu. Seperti yang Kulakukan ini, begitulah akan berlaku bagi mereka;
sebagai orang buangan mereka akan pergi ke pembuangan. Dan raja mereka
akan menaruh barang-barangnya ke atas bahunya pada malam gelap, dan akan
pergi ke luar. Orang akan membuat sebuah lubang di tembok supaya
baginya ada jalan ke luar, ia akan menutupi mukanya supaya ia tidak
melihat tanah itu’.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Janganlah kita melupakan karya-karya Allah.
Ayat. (Mzm 78:56-57.58-59.61-62)
1.
Mereka mencobai dan memberontak terhadap Allah, Yang Mahatinggi, dan
tidak berpegang pada peringatan-peringatan-Nya, mereka murtad dan
berkhianat seperti moyang mereka, mereka menyimpang seperti busur yang
tak dapat dipercaya.
2. Mereka menyakiti hati Allah dengan mendirikan
bukit-bukit pengurbanan, membuat Dia cemburu karena patung-patung
pujaan mereka. Mendengar hal itu, Allah menjadi geram, Ia menolak Israel
sama sekali.
3. Ia membiarkan andalan-Nya tertawan, membiarkan
kebanggaan-Nya jatuh ke tangan lawan; Ia membiarkan umat-Nya dimangsa
pedang, dan murkalah Ia terhadap milik pusaka-Nya.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (Mzm 119:135)
Sinarilah hamba-Mu dengan wajah-Mu, dan ajarkanlah ketetapan-ketetapan-Mu kepadaku.
Pengampunan dari Allah tidak terbatas. Yesus juga ingin agar kita mempunyai hati yang pemaaf seperti Dia. Orang yang mengalami dan memahami pengampunan biasanya mampu mengampuni sesama.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (18:21 - 19:1)
"Aku berkata kepadamu, 'Bukan hanya sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali kalian harus mengampuni."
Sekali
peristiwa datanglah Petrus kepada Yesus dan berkata, “Tuhan, sampai
berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa
terhadapku? Sampai tujuh kalikah?” Yesus menjawab, “Bukan hanya sampai
tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali.” Sebab hal
Kerajaan Surga itu seumpama seorang raja yang hendak mengadakan
perhitungan dengan hamba-hambanya. Setelah ia mulai mengadakan
perhitungan, dihadapkanlah kepadanya seorang yang berhutang sepuluh ribu
talenta. Tetapi karena orang itu tidak mampu melunasi utangnya, raja
lalu memerintahkan supaya ia beserta anak isteri dan segala miliknya
dijual untuk membayar utangnya. Maka bersujudlah hamba itu dan menyembah
dia, katanya, “Sabarlah dahulu, segala utangku akan kulunasi.”
Tergeraklah hati raja oleh belas kasih akan hamba itu sehingga hamba itu
dibebaskannya, dan utangnya pun dihapusnya. Tetapi ketika hamba itu
keluar, ia bertemu dengan seorang hamba lain yang berutang seratus dinar
kepadanya. Kawan itu segera ditangkap dan dicekik, katanya, “Bayarlah
utangmu!” Maka sujudlah kawan itu dan minta kepadanya, “Sabarlah dahulu,
utangku itu akan kulunasi.” Tetapi ia menolak dan menyerahkan kawannya
ke dalam penjara sampai semua utangnya ia lunasi. Melihat itu
kawan-kawannya yang lain sangat sedih, lalu menyampaikan segala yang
terjadi kepada tuan mereka. Kemudian raja memerintahkan memanggil orang
itu dan berkata kepadanya, “Hai hamba jahat! Seluruh utangmu telah
kuhapuskan oleh karena engkau memohonnya. Bukankah engkau pun harus
mengasihani kawanmu seperti aku telah mengasihani engkau?” Maka marahlah
tuannya dan menyerahkan dia kepada algojo-algojo, sampai ia melunasi
seluruh utangnya. Demikian pula Bapa-Ku di surga akan berbuat
terhadapmu, jika kalian tidak mengampuni saudaramu dengan segenap
hatimu. Setelah Yesus selesai dengan pengajaran-Nya berangkatlah Ia dari
Galilea, dan tiba di daerah Yudea, di seberang Sungai Yordan.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
Pemazmur berkata, "Mempunyai mata, tetapi tidak melihat. Mempunyai telinga, tetapi tidak mendengar" (Mzm 115:5-6). Sungguh ironis, namun begitulah kenyataannya. Kisah dalam Injil membuktikan bahwa ada orang semacam itu. Temannya memohon belas kasihan atas pelunasan hutangnya, namun tidak didengarnya. Temannya sudah menangis dan memohon, namun tidak dilihatnya. Padahal, Allah kita adalah Allah yang penuh belas kasihan. Mengapa kita sulih berbelas kasih seperti Allah? Bukankah kita mengaku diri sebagai anak-anak Allah? Tetapi mengapa kita tidak memiliki sifat Allah, yakni berbelas kasih? Sungguh ironis!
Doa Malam Tuhan Yesus, tanamkanlah kemauan dan kemampuanku untuk memaafkan dan diri sendiri dengan tidak jemu-jemu. Semoga aku layak menjadi murid-Mu yang penuh kesabaran dan belas kasih. Sebab Engkaulah Tuhan, dan Penolong hidupku, untuk selama-lamanya. Amin.
RUAH