| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Senin, 20 Agustus 2018 Peringatan Wajib St. Bernardus, Abas dan Pujangga Gereja

Senin, 20 Agustus 2018
Peringatan Wajib St. Bernardus, Abas dan Pujangga Gereja

“Cinta itu membahagiakan!” (St. Bernardus)

Antifon Pembuka (Lih. Sir 44:13.14)

Kebijaksanaan orang suci diwartakan para bangsa. Kemuliaan dikabarkan umat dan namanya hidup terus turun-menurun.
    
Pengantar

Bernardus lahir di dekat Dijon, Perancis, pada tahun 1090. Ia adalah seorang abas dan pendiri kedua Ordo Sistersian. Pengaruhnya besar terhadap paus, uskup dan raja pada masanya. Ia berkeliling Eropa dalam usaha mencegah perpecahan dalam Gereja Katolik dan menciptakan kerukunan serta damai. Ia banyak menulis di bidang teologi dan spiritualitas. Bernardus meninggal pada 20 Agustus 1153 dan dinyatakan kudus (santo) pada 18 Januari 1174 di Roma oleh Paus Aleksander III. Berkat buku-buku teologi dan spiritualitas yang ditulisnya, ia diberi gelar sebagai Pujangga Gereja. Peringatannya dirayakan setiap tanggal 20 Agustus. (RUAH)
 
Doa Pembuka
 
Allah Bapa, Cahaya Kebenaran, Santo Bernardus Abas sudah Kaunyalakan dengan cinta kasih akan rumah-Mu, hingga bercahaya gilang-gemilang dalam Gereja-Mu. Semoga berkat doanya kami digelorakan dengan semangat yang sama dan selalu hidup sebagai putra cahaya. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
 
Bacaan-bacaan dan mazmur tanggapan dari hari biasa atau dari Rumus Umum Pujangga Gereja atau Para Kudus (Biarawan), misalnya: Sir 15:1-6, Mzm 119:9.10.11.12.13.14; R: 12b; Yoh 17:20-26
  
Bacaan dari Kitab Yehezkiel (24:15-24)  
          
"Yehezkiel hendaknya menjadi lambang bagimu; hendaklah kalian melakukan seperti yang dilakukannya."
        
Tuhan berfirman kepadaku, "Hai anak manusia, lihat, Aku hendak mengambil dari padamu dia yang sangat kaucintai seperti yang kena tulah, tetapi janganlah meratap ataupun menangis dan janganlah mengeluarkan air mata. Diam-diam saja mengeluh, jangan mengadakan ratapan kematian; lilitkanlah destarmu dan pakailah kasutmu, jangan tutupi mukamu dan jangan makan roti perkabungan." Pada paginya aku berbicara kepada bangsa itu dan pada malamnya isteriku mati. Pada pagi berikutnya aku melakukan seperti diperintahkan kepadaku. Maka bangsa itu berkata kepadaku: "Tidakkah engkau bersedia memberitahukan kepada kami, apa artinya ini bagi kami, bahwa engkau melakukan demikian?" Lalu kujawab mereka: "Firman TUHAN sudah datang kepadaku: Katakanlah kepada kaum Israel: Beginilah firman Tuhan ALLAH: Sesungguh-sungguhnya Aku akan menajiskan tempat kudus-Ku, kekuasaanmu yang kaubanggakan, kenikmatan bagi matamu dan bagi jiwamu; dan anak-anakmu lelaki dan perempuan yang kamu tinggalkan akan mati rebah oleh pedang. Kamu akan melakukan seperti yang kulakukan: Mukamu tidak akan kamu tutupi dan roti perkabungan tidak akan kamu makan, kepalamu pakai destar dan kakimu pakai kasut; dan kamu tidak akan meratap atau menangis. Tetapi kamu akan hancur lebur dalam hukumanmu, dan kamu akan mengeluh seorang kepada yang lain. Demikianlah Yehezkiel menjadi lambang bagimu; tepat seperti yang dilakukannya kamu akan lakukan. Kalau itu sudah terjadi maka kamu akan mengetahui, bahwa Akulah Tuhan ALLAH.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Kidung Tanggapan
Ref. Engkau telah melupakan Allah yang melahirkan dikau.
Ayat. (MT Ul 32:18-19.20.21)
1. Hai umat, engkau telah melupakan Gunung Batu yang memperanakkan dikau, engkau telah melupakan Allah yang melahirkan dikau. Tuhan melihat hal itu, maka Ia menolak mereka, sebab Ia sakit hati karena anak-anaknya lelaki dan perempuan.
2. Tuhan bersabda, "Aku hendak menyembunyikan wajah-Ku terhadap mereka, dan melihat bagaimana kesudahan mereka. Sebab mereka itu suatu angkatan yang bengkok, anak-anak yang tidak mempunyai kesetiaan.
3. Mereka membangkitkan cemburu-Ku dengan yang bukan Allah, mereka menimbulkan sakit hati-ku dengan berhala mereka. Sebab itu Aku akan membangkitkan cemburu mereka dengan yang bukan umat, dan menyakiti hati mereka dengan bangsa yang bebal."

Bait Pengantar Injil do=bes, 2/2, PS 957
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Mat 5:3) 
Berbahagialah yang hidup miskin terdorong oleh Roh Kudus, sebab bagi merekalah kerajaan Allah.
 
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (19:16-22)
   
"Jika engkau hendak sempurna, juallah segala milikmu dan berikanlah kepada orang-orang miskin."
        
Pada suatu hari ada seorang datang kepada Yesus dan berkata, “Guru, perbuatan baik apakah yang harus kulakukan untuk memperoleh hidup kekal?” Yesus menjawab, “Apakah sebabnya engkau bertanya kepada-Ku tentang apa yang baik? Hanya satu yang baik! Jika engkau ingin masuk ke dalam hidup, turutilah segala perintah Allah.” Kata orang itu kepada Yesus, “Perintah yang mana?” Kata Yesus, “Jangan membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta, hormatilah ayah dan ibumu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.” Kata orang muda itu, “Semuanya itu telah kuturuti, apa lagi yang masih kurang?” lalu Yesus berkata, “Jika engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu, dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan memperoleh harta di surga. Kemudian datanglah ke mari dan ikutilah Aku.” Ketika mendengar perkataan itu, pergilah orang muda itu dengan sedih, sebab hartanya banyak.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakan-Nya
U. Sabda-Mu adalah jalan kebenaran dan hidup kami.

Renungan

 
  Perjanjian Baru, khususnya Injil Matius dan Lukas tidak mengutuk kekayaan. Injil mengingatkan bahaya dari kekayaan dan sekaligus menegaskan makna dari semangat kemiskinan. Yesus tidak mengucilkan orang kaya karena mereka pun dipanggil ke dalam Kerajaan Allah. Hanya saja, orang kaya memiliki kecenderungan untuk mencukupi dirinya sendiri sambil melupakan bahwa mereka hidup berdampingan dengan orang miskin. Karena sibuk dengan mengurusi harta kekayaan maka "sukar sekali bagi orang kaya untuk masuk ke dalam Kerajaan Surga" (Mat 19:23). Melaksanakan Sepuluh Perintah Allah pun belumlah cukup. Orang miskin mengingatkan, "Engkau kaya karena saya miskin." Maka celakalah orang kaya yang tidak memiliki semangat kemiskinan, semangat berbagi dengan sesama. 

 Di tengah masyarakat dewasa ini yang cenderung materialistis, konsumeristis, dan hedonis hendaknya kita dalam keheningan merenungkan peringatan dari Surat Yakobus 5:1-6: "Jadi sekarang hai kamu orang-orang kaya, menangis dan merataplah atas sengsara yang akan menimpa kamu. Kekayaanmu sudah busuk dan pakaianmu telah dimakan ngengat. Emas dan Perakmu sudah berkarat dan karatnya akan menjadi kesaksian terhadap kamu dan akan memakan dagingmu seperti api. Kamu telah mengumpulkan harta pada hari-hari yang sedang berakhir. Sesungguhnya telah terdengar teriakan besar karena upah yang kamu tahan dari buruh yang telah menuai hasil ladangmu dan telah sampai ke telinga Tuhan semesta alam keluhan mereka yang menyabit panenmu. Dalam kemewahan kamu telah hidup dan berfoya-foya di bumi., kamu telah memuaskan hatimu sama seperti pada hari penyembelihan. Kamu telah menghukum bahkan membunuh orang yang benar dan ia tidak dapat melawan kamu." 
 
  Marilah kita merenungkan peringatan Santo Yohanes Chrysostomus: "Tidak berbagi kekayaan dengan kaum papa adalah mencuri dari mereka dan mengambil mata pencaharian mereka. Bukan harta benda kita sendiri yang kita genggam, melainkan milik mereka."
 
 
Antifon Komuni (1Kor 1:23-24)
 
Kami memaklumkan Kristus yang tersalib. Kristus, kuasa dan kebijaksanaan Allah.  
    
  (JT/INSPIRASI BATIN 2018)

Minggu, 19 Agustus 2018 Hari Minggu Biasa XX

Minggu, 19 Agustus 2018
Hari Minggu Biasa XX
  

“Ekaristi adalah sungguh perjamuan sejati, di mana Kristus mempersembahkan diri-Nya sebagai santapan yang menguatkan kita.” (Paus Yohanes Paulus II, Ecclesia de Eucharistia, 16)

Antifon Pembuka (Mzm 84:10-11)

Ya Allah, Pelindung kami, pandanglah dan perhatikanlah wajah yang Engkau urapi. Lebih baik satu hari di pelataran-Mu daripada seribu hari di tempat lain.

Turn your eyes, O God, our shield; and look on the face of your anointed one; one day within your courts is better than a thousand elsewhere.

Protector noster aspice, Deus, et respice in faciem Christi tui: quia melior est dies una in atriis tuis super millia.
Mzm. Quam dilecta tabernacula tua, Domine virtutum! concupiscit, et deficit anima mea in atria Domini.

Doa Pagi


Allah Bapa sumber kehidupan sejati, Engkau telah menyediakan makanan surgawi bagi kami, yaitu Tubuh dan Darah Putra-Mu. Ajarilah kami untuk sungguh-sungguh mengimani kehadiran Putra-Mu dalam Ekaristi ini, sehingga kami pun dapat menimba daya hidup dari-Nya. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Amsal (9:1-6)
    
"Makanlah rotiku, dan minumlah anggur yang telah kucampur."
       
Sang Hikmat telah mendirikan rumah, menegakkan ketujuh tiangnya, memotong ternak sembelihan dan mencampur anggurnya, serta menyediakan hidangan. Pelayan-pelayan perempuan telah disuruhnya berseru-seru di atas tempat-tempat yang tinggi di kota, "Siapa yang tak berpengalaman, singgahlah kemari!" Dan kepada yang tidak berakal budi mereka berkata, "Marilah, makanlah rotiku, dan minumlah anggur yang telah kucampur! Buanglah kebodohan, maka kamu akan hidup, dan ikutilah jalan pengertian."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
       
Mazmur Tanggapan, do = g, 3/4, PS 857
Ref. Kecaplah betapa sedapnya Tuhan. Kecaplah betapa sedapnya Tuhan.
Ayat. (Mzm 34:2-3.10-11.12-13.14-15)
1. Aku hendak memuji Tuhan setiap waktu; puji-pujian kepada-Nya selalu ada di dalam mulutku. Karena Tuhan jiwaku bermegah; biarlah orang-orang yang rendah hati mendengarnya dan bersukacita.
2. Takutlah akan Tuhan, hai orang-orang-Nya yang kudus, sebab tidak berkekurangan orang yang takut akan Dia! Singa-singa muda merana kelaparan, tetapi orang-orang yang mencari Tuhan, tidak kekurangan sesuatupun yang baik.
3. Marilah anak-anak, dengarkanlah aku, takut akan Tuhan akan kuajarkan kepadamu! Siapakah orang yang menyukai hidup, yang mengingini umur panjang untuk menikmati yang baik?
4. Jagalah lidahmu terhadap yang jahat dan bibirmu terhadap ucapan-ucapan yang menipu; jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik, carilah perdamaian dan berusahalah mendapatkannya!

Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Efesus (5:15-20)
   
"Berusahalah mengerti kehendak Tuhan."
    
Saudara-saudara, perhatikanlah dengan saksama bagaimana kamu hidup: janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif. Pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat. Janganlah kamu bodoh, tetapi berusahalah mengerti kehendak Tuhan. Dan janganlah kamu mabuk oleh anggur, karena anggur menimbulkan hawa nafsu. Tetapi hendaklah kamu penuh dengan Roh, dan berkata-katalah seorang dengan yang lain dengan mazmur, kidung pujian, dan nyanyian rohani. Bernyanyi dan bersoraklah bagi Tuhan dengan segenap hati! Kepada Allah dan Bapa kita ucapkanlah selalu syukur atas segala sesuatu dalam Tuhan kita Yesus Kristus.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = f, 4/4, Kanon, PS 960
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Yoh 6:51-52)
Barangsiapa makan Daging-Ku dan minum Darah-Ku ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (6:51-58)
   
"Tubuh-Ku benar-benar makanan, Darah-Ku benar-benar minuman."
       
Di rumah ibadat di Kapernaum Yesus berkata kepada orang banyak, “Akulah roti hidup yang telah turun dari surga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya. Dan roti yang Kuberikan ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia.” Orang-orang Yahudi bertengkar antar mereka sendiri dan berkata, “Bagaimana Yesus ini dapat memberikan Daging-Nya kepada kita untuk dimakan!” Maka kata Yesus kepada mereka, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya, jikalau kamu tidak makan daging Anak Manusia dan minum darah-Nya, kamu tidak mempunyai hidup di dalam dirimu. Barang-siapa makan Daging-Ku dan minum Darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal, dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman. Sebab Daging-Ku adalah benar-benar makanan, dan Darah-Ku adalah benar-benar minuman. Barangsiapa makan Daging-Ku dan minum Darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia. Sama seperti Bapa yang hidup mengutus Aku, dan Aku hidup oleh Bapa, demikian juga barangsiapa memakan Aku, ia akan hidup oleh Aku. Akulah roti yang telah turun dari surga, bukan roti seperti yang dimakan nenek moyangmu dan mereka telah mati. Barangsiapa makan roti ini, ia akan hidup selama-lamanya.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan


"Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia" (Yoh 6,51)
  
Liturgi Sabda pada hari ini mengajak kita merenungkan kembali misteri Ekaristi sebagai santapan jiwa yang menuntun pada keselamatan. Yesus menyatakan bahwa Diri-Nya adalah Roti Hidup yang telah turun dari surga. Ia juga mengundang agar Tubuh dan Darah-Nya disambut sebagai santapan jiwa dan menganugerahkan kesatuan hidup dengan-Nya, kebangkitan dan kehidupan kekal bagi mereka yang menyantap-Nya. Kesatuan hidup dengan-Nya, seharusnya semakin menumbuh-kembangkan dan memperkaya kehidupan rohani serta mencegah kita untuk melangkahkan diri menuju pada dosa-dosa berat (Dok. Eucharisticum Mysterium, No. 35). Maka, sangat perlu memperhatikan seruan Rasul Paulus untuk menghindarkan diri pada tindakan-tindakan bodoh dan mencari kehendak Allah. (Bacaan II). (RP. Cornel Tricandram, OFMConv, Majalah Liturgi Vol 29, No. 2)


 
 
  Ekaristi, sebagai ungkapan tertinggi sakramen persekutuan dalam Gereja, menuntut dirayakan dalam konteks ikatan persekutuan lahir yang utuh. Secara khusus, justru karena Ekaristi "merupakan puncak hidup rohani dan tujuan semua sakramen." Maka dituntut juga agar perikatan persekutuan dalam sakramen, khususnya baptisan dan dalam hal tahbisan imam, haruslah nyata. Mustahillah memberikan komuni kepada seseorang yang tidak terbaptis atau yang menolak kepenuhan kebenaran iman mengenai misteri Ekaristi. Kristus adalah kebenaran dan saksi kebenaran (lih Yoh 14:6; 18:37); Sakramen tubuh dan Darah-Nya tak membenarkan kepalsuan. (Paus Yohanes Paulus II, Surat Ensiklik Ecclesia De Eucharistia No. 38b - Seri Dokumen Gerejawi No. 67) 
 
 
Foto: Canons Regular of St. John Cantius
 
Beberapa orang Katolik kurang memiliki rasa hormat kepada Ekaristi Suci karena iman Ekaristis mereka begitu miskin dan penuh kecacatan serta keraguan. Katekese tidak seharusnya mengasumsikan bahwa setiap orang memiliki seratus persen iman. Melainkan Iman Katolik tentang Ekaristi Suci harus secara sistematis diajarkan. Homili-homili harus berlandaskan Kitab Suci dengan kokoh, teks liturgis, dan dokumen Gereja otoritatif lainnya. Homili perlu mendapat perhatian khusus karena bagi sebagian besar orang Katolik, ini adalah momen tunggal mingguan paling efektif tempat mereka diberi makan oleh ajaran iman guna membantu mereka mengetahuinya, mencintainya, dan menghidupinya dengan otentisitas yang lebih besar. Studi Katekismus Gereja Katolik secara saksama dan mambaca majalah Katolik terpercaya secara teratur juga akan membantu dalam pembangunan iman. (Kardinal Robert Sarah, Prefek Kongregasi Ibadat Ilahi dan Tata-tertib Sakramen, 18 Juli 2013, diterjemahkan oleh LuxVeritatis7.wordpress.com)

Antifon Komuni (Mzm 130:7; PS 814)

Pada Tuhan ada kasih setia dan penebusan berlimpah

With the Lord there is mercy; in him is plentiful redemption.

Atau

Akulah roti kehidupan yang telah turun dari surga, Sabda Tuhan. Jika seseorang makan roti ini, ia akan hidup selama-lamanya. (Yoh 6:51-52)

I am the living bread that came down from heaven, says the Lord.
Whoever eats of this bread will live for ever. (Yoh 6:51-52)

Qui manducat carnem meam, et bibit sanguinem meum, in me manet, et ego in eo, dicit Dominus. (Yoh 6:57)

Sabtu, 18 Agustus 2018 Hari Biasa Pekan XIX

Sabtu, 18 Agustus 2018
Hari Biasa Pekan XIX
  
“Kristuslah yang telah menebus kita dan mengampuni semua dosa kita” (St. Pacianus)
   
   
Antifon Pembuka (Mat 19:14)
 
Biarkanlah anak-anak itu datang kepada-Ku. Sebab orang seperti merekalah yang memiliki kerajaan surga.
 
Doa Pembuka
    
Allah Bapa sumber segala harapan, berilah kiranya kami Roh baru dan hati yang sederhana serta terbuka terhadap sabda-Mu. Semoga hidup kami mengungkapkan pengharapan yang sudah tertanam di dalam hati kami. Dengan pengantaraan Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
  
Setiap orang bertanggung jawab atas perbuatannya. Orang yang benar di hadapan Allah adalah dia yang perbuatannya juga benar kepada sesama.
   

Bacaan dari Kitab Yehezkiel (18:1-10.13b.30-32)
    
"Aku menghukum kalian sesuai dengan tindakanmu sendiri."
          
Tuhan bersabda kepadaku, “Apakah maksudnya kalian mengucapkan pepatah ini di Israel, ‘Ayah-ayah makan buah mentah, dan gigi anak-anaknya menjadi ngilu’? Demi Aku yang hidup, demikianlah sabda Tuhan, kalian tidak akan mengucapkan pepatah itu lagi di Israel. Sungguh, semua jiwa itu Aku yang punya! Baik jiwa ayah maupun jiwa anak Akulah yang punya! Dan orang yang berbuat dosa, dia sendirilah yang harus mati. Orang benar ialah yang melakukan keadilan dan kebaikan. Ia tidak makan daging persembahan di atas gunung. Ia tidak memuja-muja berhala-berhala kaum Israel. Ia tidak mencemari isteri sesamanya dan tidak menghampiri wanita yang sedang haid. Ia tidak menindas orang lain. Ia mengembalikan gadaian orang dan tidak merampas apa-apa. Ia memberi makan orang lapar dan memberi pakaian kepada orang telanjang. Ia tidak memungut bunga dan tidak memakan riba. Ia menjauhkan diri dari kecurangan dan melakukan hukum yang benar dalam hubungan dengan sesama manusia. Ia hidup menurut ketetapan-Ku, dan tetap mentaati peraturan-Ku; ia berlaku setia. Orang demikianlah orang yang benar, dan ia pasti hidup,” demikianlah sabda Tuhan Allah. “Tetapi kalau ia melahirkan seorang anak yang menjadi perampok, dan yang suka menumpahkan darah atau melakukan salah satu dari kejahatan tersebut, maka anak itu sendirilah yang harus mati, dan darahnya tertumpah pada dia sendiri. Oleh karena itu Aku akan menghukum kalian masing-masing menurut tindakanmu, hai kaum Israel,” demikianlah sabda Tuhan Allah. “Maka bertobatlah dan berpalinglah dari segala durhakamu, jangan sampai itu menjadi batu sandungan, yang menjatuhkan kamu ke dalam kesalahan. Buanglah dari padamu segala durhaka yang kalian lakukan terhadap-Ku dan perbaharuilah hari serta rohmu! Mengapa kalian mau mati, hai kaum Israel? Aku tidak berkenan akan kematian seseorang yang harus ditanggungnya,” demikianlah sabda Tuhan Allah. “Oleh karena itu bertobatlah, supaya kalian hidup.”
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan
Ref. Ciptakanlah hati yang murni dalam diriku, ya Allah.
Ayat. (Mzm 51:3-4.5-6a.12-13.14.17)
1. Ciptakanlah hati yang murni dalam diriku, ya Allah, dan baharuilah semangat yang teguh dalam batinku. Janganlah membuang aku dari hadapan-Mu dan janganlah mengambil roh-Mu yang kudus dari padaku!
2. Berilah aku sukacita karena keselamatan-Mu, dan teguhkanlah roh yang rela dalam diriku. Maka aku akan mengajarkan jalan-Mu kepada orang-orang durhaka, supaya orang-orang berdosa berbalik kepada-Mu.
3. Tuhan, Engkau tidak berkenan akan kurban sembelihan; dan kalaupun kupersembahkan kurban bakaran, Engkau tidak menyukainya. Persembahanku kepada-Mu ialah jiwa yang hancur; hati yang remuk redam tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (Mat 11:25)
Terpujilah Engkau, Bapa, Tuhan langit dan bumi, sebab misteri kerajaan Kaunyatakan kepada kaum sederhana.
    
Orang-orang yang dengan hati tulus datang kepada Yesus tidak akan pernah Dia tolak. Orang yang hatinya tulus dan bersahaja, seperti anak-anak, selalu terbuka pada Sabda dan mau melakukannya.
   
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (19:13-15)
 
"Janganlah menghalang-halangi anak-anak datang kepada-Ku."
    
Sekali peristiwa orang membawa anak-anak kecil kepada Yesus, supaya Ia meletakkan tangan-Nya atas mereka dan mendoakan mereka. Tetapi murid-murid Yesus memarahi orang-orang itu. Maka Yesus berkata, “Biarkanlah anak-anak itu, janganlah menghalang-halangi mereka datang kepada-Ku. Sebab orang-orang seperti merekalah yang empunya Kerajaan Surga.” Lalu Yesus meletakkan tangan-Nya atas mereka dan kemudian Ia berangkat dari situ.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

 

Tuhan mencintai semua orang, termasuk anak-anak. Bahkan, anak-anak mendapatkan "tempat istimewa" dalam pengajaran Yesus. Pribadi seorang anak kecil adalah gambaran kesucian yang wajib dimiliki setiap orang yang ingin masuk surga. 
   
Doa Malam
 
Yesus, ajarilah kami supaya mempunyai hati yang murni, polos dan bersih seperti anak-anak. Ajarilah kami agar berani berserah dan berpasrah diri sepenuhnya hanya kepada-Mu seperti anak kecil yang percaya kepada orang tuanya. Semoga kami pun kelak beroleh Kerajaan Surga. Amin.
 
 
RUAH

Seri Katekismus: MENGENAL DOSA ASAL

Seri Katekismus
MENGENAL DOSA ASAL

Syalom aleikhem.
Dosa memisahkan manusia dari Allah. Keselarasan berantakan. Kuasa manusia atas jiwa dan badan sendiri jadi kacau. Manusia tak lagi mampu menguasai bahkan dirinya sendiri. Sejak dosa pertama, dosa benar-benar membanjiri dunia – suatu banjir bandang dosa. Dosa tersebar luas dalam seluruh sejarah umat manusia.

Karena kenyataan itu, semua manusia terlibat dalam dosa Adam. Terlibat bagaimana? Alkitab (Rom. 5:12) menjelaskannya: “Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia melalui satu orang, dan melalui dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa.” Karena dosa, penderitaan yang sangat banyak membebani manusia. Kecondongan kepada kejahatan juga menggelisahkan manusia. Puncaknya, kematian membayangi kehidupan manusia. Itu semua terjadi karena adanya dosa.

Dosa itu “diteruskan” dari generasi ke generasi. Dosa itu – disebut dosa asal – diteruskan melalui pembiakan. Mengapa dosa Adam diteruskan kepada semua keturunan manusia? Karena berdosa, Adam dan Hawa kehilangan kekudusan dan keadilan asli. Kehilangan itu menimpa pula kodrat manusia. Kodrat manusia yang telah kehilangan kekudusan dan keadilan asli itu diwariskan, diteruskan, turun-temurun kepada seluruh manusia.

Mudah-mudahan gambaran berikut membantu pemahaman. Ayahku seorang raja, aku putra mahkota. Aku hidup mulia di kerajaan karena ayahku raja. Suatu ketika, karena kesalahannya, ayahku kehilangan hak atas kerajaan. Ia (dan aku) terusir dari kerajaan. Ayahku tak lagi jadi raja. Kerajaan dikuasai pasukan lain. Itu bukan salahku, itu salah ayahku. Namun, kesalahan ayahku itu membuat aku kehilangan hak atas takhta. Kini aku bukan lagi anak raja atau calon raja, aku gelandangan terlunta-lunta. Semua terjadi bukan karena salahku, tapi salah ayahku.

Seperti itulah dosa asal. Orang “menerima” dosa itu bukan karena melakukan kesalahan. Jadi, dosa asal itu suatu keadaan, bukan perbuatan. Keadaan manusia kehilangan kekudusan dan keadilan asli. Amin.

** Ringkasan atas Katekismus Gereja Katolik (KGK) No. 401 – 404

Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring

Jumat, 17 Agustus 2018 Hari Raya Kemerdekaan Republik Indonesia

Jumat, 17 Agustus 2018
Hari Raya Kemerdekaan Republik Indonesia
 
Hanya dalam kebebasan manusia dapat memalingkan dirinya kepada kebaikan. (Konstitusi Pastoral Gaudium et Spes, No. 17)

 
Antifon Pembuka (Mzm 28:8-9)

Tuhanlah kekuatan umat-Nya, dan benteng keselamatan bagi raja yang diurapi-Nya. Selamatkanlah umat-Mu, ya Tuhan, berkatilah pusaka-Mu. Gembalakanlah dan dukunglah mereka selamanya.

The Lord is the strength of his people, a saving refuge for the one he has anointed. Save your people, Lord, and bless your heritage, and govern them for ever.

Dominus fortitudo plebis suæ, et protector salutarium Christi sui est: salvum fac populum tuum, Domine, et benedic hereditati tuæ, et rege eos usque in sæculum.


Doa Pembuka 
  

Allah Bapa yang mahakuasa, kami bersyukur atas anugerah kemerdekaan bagi bangsa kami. Semoga kami dapat memelihara dan mempergunakan kemerdekaan dengan bijaksana; semoga kami dapat menyalakan tungku kebaikan di atas kepala setiap orang sehingga kemuliaan dan kebaikan-Mu dapat dirasakan oleh setiap orang yang merindukan kemerdekaan sejati. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Tuhan kami yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.
   
Bacaan dari Kitab Putra Sirakh (10:1-8)
    
  
"Para penguasa bertanggung jawab atas rakyatnya."
    
Pemerintah yang bijak menjamin ketertiban dalam masyarakat, pemerintah yang arif adalah yang teratur. Seperti para penguasa, demikian pula para pegawainya, seperti pemerintah kota, demikian pula semua penduduknya. Raja yang tidak terdidik membinasakan rakyatnya, tetapi sebuah kota sejahtera berkat kearifan para pembesarnya. Di dalam tangan Tuhan terletak kuasa atas bumi, dan pada waktunya Ia mengangkat orang yang serasi atasnya. Di dalam tangan Tuhanlah terletak kemujuran seseorang, dan kepada para pejabat Tuhan mengaruniakan martabat. Janganlah pernah menaruh benci kepada sesamamu, apa pun juga kesalahannya, dan jangan berbuat apa-apa terpengaruh oleh nafsu. Kecongkakan dibenci oleh Tuhan maupun manusia, dan bagi kedua-duanya kelaliman adalah salah. Pemerintahan beralih dari bangsa yang satu kepada bangsa yang lain akibat kelaliman, kekerasan, dan uang.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah

Mazmur Tanggapan, do = f, 2/4, PS 862
Ref. Kamu dipanggil untuk kemerdekaan; maka abdilah satu sama lain dalam cinta kasih.
Ayat. (Mzm 101:1ac.2ac.3a.6-7; R: Gal 5:13)
1. Ya, Tuhan, aku hendak menyanyikan kasih setia dan hukum-Mu. Aku hendak hidup tanpa cela. Aku hendak hidup dengan suci dalam rumahku, hal-hal yang jahat takkan kuperhatikan.
2. Mataku tertuju kepada rakyatku yang setia, supaya mereka tinggal bersama aku. Orang yang hidup dengan tidak bercela akan mendukung aku.
3. Orang yang melakukan tipu daya, tidak akan diam dalam rumahku. Orang yang berbicara dusta tidak bertahan di bawah pandanganku.

Bacaan dari Surat Pertama Rasul Petrus (2:13-17)
   
"Berlakulah sebagai orang yang merdeka. "
   
Saudara-saudaraku yang terkasih, demi Allah, tunduklah kepada semua lembaga manusia, baik kepada raja sebagai pemegang kekuasaan tertinggi, maupun kepada wali-wali yang ditetapkannya untuk menghukum orang-orang yang berbuat jahat dan untuk mengganjar orang-orang yang berbuat baik. Sebab inilah kehendak Allah, yaitu supaya dengan berbuat baik kamu membungkamkan kepicikan orang-orang bodoh. Hiduplah sebagai orang merdeka, bukan seperti mereka yang menyalahgunakan kemerdekaan itu untuk menyelubungi kejahatan-kejahatan mereka, tetap hiduplah sebagai hamba Allah. Hormatilah semua orang, kasihilah saudara-saudaramu, takutlah akan Allah, hormatilah raja!
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah

Bait Pengantar Injil, do = f, 2/4, PS 956
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Luk 20:25)
Berikanlah kepada kaisar yang menjadi hak kaisar dan kepada Allah yang menjadi hak Allah.
 
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (22:15-21)
      
"Berikanlah kepada kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada kaisar, dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah."
    
Sekali peristiwa orang-orang Farisi berunding bagaimana mereka dapat menjerat Yesus dengan suatu pertanyaan. Mereka menyuruh murid-murid mereka bersama orang-orang Herodian bertanya kepada Yesus, "Guru, kami tahu, Engkau adalah seorang yang jujur, dan dengan jujur mengajarkan jalan Allah, dan Engkau tidak takut kepada siapa pun juga, sebab Engkau tidak mencari muka. Katakanlah kepada kami pendapat-Mu: Bolehkah membayar pajak kepada kaisar atau tidak?" Tetapi Yesus mengetahui kejahatan hati mereka. Maka Ia lalu berkata, "Mengapa kamu mencobai Aku, hai orang-orang munafik? Tunjukkanlah kepada-Ku mata uang untuk pajak itu!" Mereka membawa suatu dinar kepada Yesus. Maka Yesus bertanya kepada mereka, "Gambar dan tulisan siapakah ini?" Jawab mereka, "Gambar dan tulisan kaisar." Lalu kata Yesus kepada mereka, "Berikanlah kepada kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada kaisar, dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan
   
   Orang-orang Farisi bersekongkol hendak menjerat Yesus dengan pertanyaan: "Apakah diperbolehkan membayar pajak kepada Kaisar atau tidak?" 
 
Pikiran mereka dipenuhi iri hati dan kebencian kepada Yesus. Pikiran negatif telah memenuhi diri mereka, bahkan telah memberangus suara hati mereka yang mewujud dalam rencana dan niat jahat. Yesus yang kuasai oleh hati-Nya yang tenang dan damai, balik bertanya menyelidik, "Mengapa kalian hendak menjebak Aku?" 
 
 Sikap orang-orang Farisi merupakan sebuah teguran untuk kita yang hari ini merayakan Hari Kemerdekaan bangsa Indonesia. Kalau hati kita masih diliputi iri hati, kebencian, serta tipu muslihat, itu pertanda bahwa kita belum hidup merdeka. Merdeka bukan hanya berarti kita boleh meraih apa yang kita maui secara fisik dan duniawi. Lebih dari itu, merdeka berarti sikap batin yang bahagia, penuh syukur dan kasih. Keteguhan hati yang demikian inilah yang akan menular secara positif kepada orang lain dalam keluarga, komunitas dan masyarakat kita. Inilah kesaksian yang memerdekakan!  (EH/RENUNGAN HARIAN MUTIARA IMAN 2018)

Antifon Komuni (Bdk. Mzm 16:5-6)

Tuhan, Engkaulah milik pusaka dan warisanku, dalam tangan-Mulah nasibku. Tanah permai akan menjadi bagianku, milik pusakaku menyenangkan hatiku.

Atau Bdk. Mat 5:5

Berbahagialah orang yang lembut hati, sebab mereka akan mewarisi tanah pusaka Allah.
 
 
SARAN LITURGI: Prefasi dapat diambil dari Tanah Air 2, atau prefasi 3 untuk Doa Syukur Agung VII. Tidak dianjurkan dalam perayaan ekaristi memasukkan dan menyanyikan lagu-lagu perjuangan nasional. Tidak mengadakan "upacara bendera" di dalam gereja. Upacara bendera dapat dilaksanakan di halaman gereja. Perlu dihindarkan suatu Perayaan Ekaristi yang hanya dilangsungkan sebagai pertunjukan atau menurut gaya upacara-upacara lain, termasuk upacara-upacara profan: agar Ekaristi tidak akan kehilangan artinya yang otentik. (RS, 78)

NYANYIAN MISA HUT RI

 
Syalom aleikhem.
Selain dalam upacara kenegaraan, HUT RI dirayakan juga dalam liturgi Gereja Katolik di Indonesia sebagai solemnitas (‘hari raya’). Kebiasaan ini mengikuti keputusan MAWI (kini KWI, Konferensi Waligereja Indonesia) tahun 1972. Kemerdekaan Indonesia disyukuri dalam liturgi sebagai rahmat Allah.

Lihatlah beberapa tempat, Misa disemarakkan dengan aneka nyanyian wajib nasional khas 17-an: Hari Merdeka, Berkibarlah Benderaku, Andika Bayangkari, dsb. Semestinya, kalau mau patuh pada tata tertib liturgi Katolik yang sah, nyanyian wajib nasional terlarang dinyanyikan dalam Misa. Mengapa terlarang dinyanyikan dalam Misa? Jawabannya sederhana. Setidaknya ada dua jawaban: (1) Misa bukan upacara bendera atau acara kenegaraan; (2) nyanyian liturgi berbeda dengan nyanyian wajib nasional. Berikut ini penjelasannya.

Misa adalah kurban Kristus. Misa adalah perjamuan Tuhan. Misa adalah syukur yang agung atas karya Kristus. Dalam Misa, yang utama adalah Kristus. Ini berbeda ‘kan dengan upacara kenegaraan. Maka, keliru kalau dalam Misa, Kristus “tak disebut” dalam aneka nyanyian yang dilantunkan. Nyanyian wajib nasional tak menyebut Kristus sama sekali. Kalau nyanyian wajib nasional tetap dilagukan dalam Misa, itu namanya “gak nyambung”.

Nyanyian Liturgi

Selanjutnya, mari mengerti bahwa suatu nyanyian diciptakan untuk tujuan tertentu. Nyanyian profan, pop, juga nyanyian rohani sekalipun tak begitu saja bisa dipakai untuk liturgi karena diciptakan bukan untuk liturgi. Ini intinya: dalam liturgi, nyanyian pun adalah doa kepada Allah yang kita sembah. Jangan asal nyanyi dan asal lagu (khususnya waktu Misa HUT RI nanti).

Lagu-lagu wajib nasional, lagu kebangsaan tak dapat dinyanyikan di dalam Misa. Tiada hubungan langsung antara hal kebangsaan dan Misa. Tapi, mengapa kemerdekaan Indonesia dirayakan dalam Misa? Dalam pandangan orang beriman, kemerdekaan adalah anugerah Allah. Jadi, fokus perayaan tetap Allah, tetap Tuhan Yesus, bukan pertama-tama kemerdekaan itu sendiri. Dan, sekali lagi, Misa adalah Kurban Kristus, bukan acara kebangsaan-kenegaraan.

Orang Katolik juga berbangsa dan bernegara. Orang Katolik harus nasionalis (patriotik) seperti wejangan Yang Mulia Soegijapranata, Uskup Semarang kala revolusi: “100% Katolik, 100% patriotik.” Jelas bahwa yang diminta adalah semuanya 100%. Mencampuradukkan Misa dan hal kebangsaan malah menjadikan keduanya tak 100%, jadi setengah-setengah tak jelas. Lalu, bagaimana supaya Misa tetap Misa (100% Katolik) dan hal kebangsaan mendapat tempat (100% Indonesia)?

Paraliturgi

Dalam ilmu liturgi, ada yang disebut “paraliturgi”. Paraliturgi adalah tata cara buatan yang mirip (seakan-akan) liturgi. Paraliturgi diadakan di luar liturgi. Dalam hal Misa, paraliturgi dibuat sebelum atau sesudah Misa. Ini dia! Paraliturgi dapat menjadi solusi untuk Misa HUT RI supaya Misa tetap benar sesuai norma Gereja Katolik sekaligus hal kebangsaan mendapat tempat. Kalau mau menyanyikan lagu-lagu kebangsaan, paraliturgi adalah tempatnya.

Contoh paraliturgi: Umat berkumpul di depan gereja menyanyikan lagu kebangsaan, mendengarkan pembacaan proklamasi dan sejarah singkat bangsa dsb, mendengarkan wejangan atau kisah dari veteran perang dsb. Sesudah itu semua, umat berarak masuk ke dalam gereja, lalu Misa dirayakan. Dengan itu, kita bisa menjadi “100% Katolik, 100% Indonesia”.

Silakan berliturgi dengan patuh pada norma Gereja Katolik sebab Gereja adalah bunda dan guru kita sembari tetap memberi tempat pada hal-ihwal kebangsaan dengan selayaknya. Amin.

R.D. Y. Istimoer Bayu Ajie

Kamis, 16 Agustus 2018 Hari Biasa Pekan XIX

Kamis, 16 Agustus 2018
Hari Biasa Pekan XIX

“Berbahagialah jiwa, yang diperkenankan menghayati hidup ini bersama Kristus.” (Sta. Klara dari Assisi)
     
Antifon Pembuka (Mzm 78:7) 
   
Hendaknya kita menaruh kepercayaan kepada Allah, dan jangan melupakan karya-karya-Nya.
 
Doa Pembuka
     
Allah Bapa Maharahim, kami mohon berilah kami Roh-Mu, agar kami tak jemu-jemunya saling mengampuni. Ajarilah kami menaruh belas kasih kepada siapa pun yang kami jumpai di mana saja. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
   
Allah tidak menghendaki kebinasaan orang-orang pilihan-Nya sehingga Dia selalu mengingatkan mereka agar bertobat. Dosa dan kebebalan hati merekalah yang menghukum mereka, sedangkan Allah sendiri menginginkan agar orang-orang pilihan-Nya selamat.
     

Bacaan dari Kitab Yehezkiel (12:1-2)
    
   
"Berjalanlah seperti orang buangan di depan mereka pada siang hari."
     
Tuhan bersabda kepadaku, “Hai anak manusia, engkau tinggal di tengah-tengah kaum pemberontak. Mereka mempunyai mata, tetapi tidak melihat. Mereka mempunyai telinga, tetapi tidak mendengar, sebab mereka itu kaum pemberontak. Maka engkau, hai anak manusia, siapkanlah bagimu barang-barang seperti seorang buangan, dan berjalanlah seperti orang buangan di hadapan mereka pada siang hari. Berangkatlah dari tempatmu sekarang ini ke tempat lain seperti seorang buangan di depan mata mereka. Barangkali mereka akan insyaf bahwa mereka adalah kaum pemberontak. Bawalah barang-barangmu itu ke luar seperti barang-barang seorang buangan pada siang hari di depan mata mereka. Dan engkau sendiri harus keluar pada malam hari di depan mata mereka, seperti seseorang yang harus keluar dan pergi ke pembuangan. Di depan mata mereka buatlah sebuah lubang, dan keluarlah dari situ. Di depan mata mereka taruhlah barang-barangmu di atas bahumu, dan bawalah itu ke luar pada malam gelap. Engkau harus menutupi mukamu, sehingga engkau tidak melihat tanah. Sebab Aku membuat engkau menjadi lambang bagi kaum Israel.” Lalu kulakukan seperti diperintahkan kepadaku: Aku membawa pada siang hari barang-barang seperti perlengkapan seorang buangan, dan pada malam hari aku membuat lubang di tembok dengan tanganku; pada malam gelap aku ke luar dan di hadapan mata mereka aku menaruh barang-barangku ke atas bahuku. Keesokan harinya turunlah sabda Tuhan kepadaku, “Hai anak manusia, bukankah kaum Israel, kaum pemberontak itu bertanya kepadamu, ‘Apakah yang kaulakukan ini?’ Katakanlah kepada mereka, beginilah sabda Tuhan Allah, ‘Ucapan ilahi ini mengenai raja di Yerusalem dan seluruh kaum Israel yang tinggal di sana’. Katakanlah, ‘Aku menjadi lambang bagimu. Seperti yang Kulakukan ini, begitulah akan berlaku bagi mereka; sebagai orang buangan mereka akan pergi ke pembuangan. Dan raja mereka akan menaruh barang-barangnya ke atas bahunya pada malam gelap, dan akan pergi ke luar. Orang akan membuat sebuah lubang di tembok supaya baginya ada jalan ke luar, ia akan menutupi mukanya supaya ia tidak melihat tanah itu’.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan
Ref. Janganlah kita melupakan karya-karya Allah.
Ayat. (Mzm 78:56-57.58-59.61-62)
1. Mereka mencobai dan memberontak terhadap Allah, Yang Mahatinggi, dan tidak berpegang pada peringatan-peringatan-Nya, mereka murtad dan berkhianat seperti moyang mereka, mereka menyimpang seperti busur yang tak dapat dipercaya.
2. Mereka menyakiti hati Allah dengan mendirikan bukit-bukit pengurbanan, membuat Dia cemburu karena patung-patung pujaan mereka. Mendengar hal itu, Allah menjadi geram, Ia menolak Israel sama sekali.
3. Ia membiarkan andalan-Nya tertawan, membiarkan kebanggaan-Nya jatuh ke tangan lawan; Ia membiarkan umat-Nya dimangsa pedang, dan murkalah Ia terhadap milik pusaka-Nya.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (Mzm 119:135) 
Sinarilah hamba-Mu dengan wajah-Mu, dan ajarkanlah ketetapan-ketetapan-Mu kepadaku.
  
Pengampunan dari Allah tidak terbatas. Yesus juga ingin agar kita mempunyai hati yang pemaaf seperti Dia. Orang yang mengalami dan memahami pengampunan biasanya mampu mengampuni sesama.
      

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (18:21 - 19:1)
   
"Aku berkata kepadamu, 'Bukan hanya sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali kalian harus mengampuni."
        
Sekali peristiwa datanglah Petrus kepada Yesus dan berkata, “Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadapku? Sampai tujuh kalikah?” Yesus menjawab, “Bukan hanya sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali.” Sebab hal Kerajaan Surga itu seumpama seorang raja yang hendak mengadakan perhitungan dengan hamba-hambanya. Setelah ia mulai mengadakan perhitungan, dihadapkanlah kepadanya seorang yang berhutang sepuluh ribu talenta. Tetapi karena orang itu tidak mampu melunasi utangnya, raja lalu memerintahkan supaya ia beserta anak isteri dan segala miliknya dijual untuk membayar utangnya. Maka bersujudlah hamba itu dan menyembah dia, katanya, “Sabarlah dahulu, segala utangku akan kulunasi.” Tergeraklah hati raja oleh belas kasih akan hamba itu sehingga hamba itu dibebaskannya, dan utangnya pun dihapusnya. Tetapi ketika hamba itu keluar, ia bertemu dengan seorang hamba lain yang berutang seratus dinar kepadanya. Kawan itu segera ditangkap dan dicekik, katanya, “Bayarlah utangmu!” Maka sujudlah kawan itu dan minta kepadanya, “Sabarlah dahulu, utangku itu akan kulunasi.” Tetapi ia menolak dan menyerahkan kawannya ke dalam penjara sampai semua utangnya ia lunasi. Melihat itu kawan-kawannya yang lain sangat sedih, lalu menyampaikan segala yang terjadi kepada tuan mereka. Kemudian raja memerintahkan memanggil orang itu dan berkata kepadanya, “Hai hamba jahat! Seluruh utangmu telah kuhapuskan oleh karena engkau memohonnya. Bukankah engkau pun harus mengasihani kawanmu seperti aku telah mengasihani engkau?” Maka marahlah tuannya dan menyerahkan dia kepada algojo-algojo, sampai ia melunasi seluruh utangnya. Demikian pula Bapa-Ku di surga akan berbuat terhadapmu, jika kalian tidak mengampuni saudaramu dengan segenap hatimu. Setelah Yesus selesai dengan pengajaran-Nya berangkatlah Ia dari Galilea, dan tiba di daerah Yudea, di seberang Sungai Yordan.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
 
Renungan

 
Pemazmur berkata, "Mempunyai mata, tetapi tidak melihat. Mempunyai telinga, tetapi tidak mendengar" (Mzm 115:5-6). Sungguh ironis, namun begitulah kenyataannya. Kisah dalam Injil membuktikan bahwa ada orang semacam itu. Temannya memohon belas kasihan atas pelunasan hutangnya, namun tidak didengarnya. Temannya sudah menangis dan memohon, namun tidak dilihatnya. Padahal, Allah kita adalah Allah yang penuh belas kasihan. Mengapa kita sulih berbelas kasih seperti Allah? Bukankah kita mengaku diri sebagai anak-anak Allah? Tetapi mengapa kita tidak memiliki sifat Allah, yakni berbelas kasih? Sungguh ironis!
      
Doa Malam
 
Tuhan Yesus, tanamkanlah kemauan dan kemampuanku untuk memaafkan dan diri sendiri dengan tidak jemu-jemu. Semoga aku layak menjadi murid-Mu yang penuh kesabaran dan belas kasih. Sebab Engkaulah Tuhan, dan Penolong hidupku, untuk selama-lamanya. Amin.
 
 
RUAH

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy