| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Minggu, 26 Agustus 2018 Hari Minggu Biasa XXI

Minggu, 26 Agustus 2018 
Hari Minggu Biasa XXI

Pernyataan pertama mengenai Ekaristi, memisahkan murid-murid-Nya dalam dua kelompok, sebagaimana juga penyampaian mengenai sengsara-Nya menimbulkan reaksi menolak pada mereka: "Perkataan ini keras, siapakah sanggup mendengarkannya?" (Yoh 6:60). Ekaristi dan salib adalah batu-batu sandungan. Keduanya membentuk misteri yang sama, yang tidak berhenti menjadi sebab perpecahan. "Apakah kamu tidak mau pergi juga?" (Yoh 6:67). Pertanyaan Tuhan ini bergema sepanjang masa; melalui pertanyaan ini cinta-Nya mengundang kita, supaya mengakui bahwa hanya Dialah memiliki "perkataan hidup kekal" (Yoh 6:68) dan bahwa siapa yang menerima anugerah Ekaristi-Nya dengan penuh iman, menerima Dia sendiri. (Katekismus Gereja Katolik, 1336)


Antifon Pembuka (Mzm 86:1-3)

Sendengkanlah telinga-Mu, ya Tuhan, dan dengarkanlah aku. Selamatkanlah hamba-Mu, yang berharap kepada-Mu. Kasihanilah aku, ya Tuhan, kepada-Mulah aku berseru sepanjang hari.

Turn your ear, O Lord, and answer me; save the servant who trusts in you, my God. Have mercy on me, O Lord, for I cry to you all the day long.
 
Inclina, Domine, aurem tuam ad me, et exaudi me: salvum fac servum tuum, Deus meus, sperantem in te: miserere mihi, Domine, quoniam ad te clamavi tota die.
Mzm. Lætifica animam servi tui: quoniam ad te, Domine, animam meam levavi. 
(Mzm 86:1-4)
 
 
Pengantar
 
 Di Injil tertulis bahwa setelah Yesus mengajar orang banyak bahwa Ia adalah sang Roti Hidup, banyak dari mereka yang bersungut-sungut, dan kemudian “mengundurkan diri dan tidak lagi mengikuti Yesus” (Yoh 6:66). Mengapa? Sebab mereka menganggap ajaran Yesus sebagai “perkataan yang keras” (Yoh 6:60). Mereka tak bisa menerima bahwa Yesus menghendaki mereka makan tubuh-Nya dan minum darah-Nya agar dapat memiliki hidup yang kekal (lih. Yoh 6:54). Namun Yesus tidak mengubah ajaran-Nya, dan bahkan mempersilakan para murid-Nya—jika mereka tidak percaya akan ajaran-Nya ini—untuk juga pergi meninggalkan Dia. Yesus bertanya kepada keduabelas rasul-Nya, “Apakah kamu tidak mau pergi juga?” Namun syukurlah, Rasul Petrus menjawab, “Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal… Engkau adalah Yang Kudus dari Allah” (Yoh 6:67-69). Jawaban Rasul Petrus ini menjadi jawaban kita umat Katolik, yang mengamini perkataan Tuhan Yesus ini, dengan terus memperingati, merayakan dan menerima-Nya dalam rupa Ekaristi kudus.
    
Namun kita ketahui bahwa sejak awal pengajaran Yesus ini memang tidak dengan mudah diterima oleh semua orang. Uskup Agung Fulton Sheen mengatakan bahwa pengkhianatan Yudas Iskariot sesungguhnya dimulai pada saat itu. Sebab tak lama dari saat Yesus bertanya kepada para rasul-Nya, “Apakah kamu tidak mau pergi juga?” Yesus pun melanjutkan, “Bukankah Aku sendiri yang telah memilih kamu yang dua belas ini? Namun seorang di antaramu adalah Iblis.” Dan di ayat berikutnya tertulis, “Yang dimaksudkan-Nya ialah Yudas, anak Simon Iskariot; sebab dialah yang akan menyerahkan Yesus…” (Yoh 6:71). Artinya, Yesus sudah tahu bahwa Yudas Iskariot akan menyerahkan Dia, sebab Yudas termasuk bilangan dari mereka yang tidak percaya akan pengajaran yang baru saja disampaikan oleh Yesus tentang Roti Hidup itu. Dewasa ini, kita melihat bahwa ada banyak orang yang juga menyebut diri sebagai murid Kristus, tetapi tidak mengimani ajaran tentang Tuhan Yesus sebagai Roti Hidup sebagaimana yang diimani oleh kesebelas rasul, seperti dinyatakan oleh Rasul Petrus. Atau dalam arti yang lebih luas, ada banyak orang yang menentukan sendiri ajaran, menurut pemahaman sendiri. Sehingga meskipun menyebut diri Kristen, tetapi mereka menyetujui paham-paham yang secara mendasar tidak sesuai dengan ajaran Kristus, seperti yang belakangan ini marak diperdebatkan di sejumlah negara yang mayoritas penduduknya beragama Kristen. Mereka mulai melegalkan perkawinan sesama jenis, aborsi, euthanasia, memperbolehkan dan bahkan menganjurkan pemakaian alat-alat kontrasepsi, dan seterusnya. Gereja Katolik tidak menyetujui paham-paham semacam ini. Kini, semakin banyak gereja-gereja non-Katolik yang mulai menyetujui pandangan  sekular dan mengubah ajaran Kristus. Hanya Gereja Katolik-lah yang tetap menyuarakan ajaran iman dan moral yang sama seperti yang diajarkan oleh Kristus dan dilaksanakan oleh Gereja sejak awal. Gereja Katolik tetap konsisten mewartakan Injil yang berpihak kepada kehidupan dan bukan kematian. Gereja Katolik tetap tak berubah dalam menyatakan kebenaran dan menjunjung tinggi kekudusan dan martabat manusia, dan bukan sebaliknya. Apa yang di masa lalu dinyatakan benar, sekarang pun tetap dinyatakan benar; demikian pula, yang dulu salah, kini tetap dinyatakan salah. Semoga hati nurani kita semakin diteguhkan untuk melihat betapa Gereja Katolik justru mengajarkan ajaran Kristus dalam kemurnian dan keutuhannya. (disarikan dari katolisitas.org)
 
Doa Pembuka

Allah Bapa yang mahamurah, dalam diri Yesus Kristus, Putra-Mu, Engkau menganugerahkan kehidupan kekal kepada kami. Kami mohon tariklah diri kami untuk selalu dekat dengan-Mu dan selalu rindu untuk tinggal bersama-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Yosua (24:1-2a.15-17.18b)
   
"Kami akan beribadah kepada Tuhan, sebab Dialah Allah kita."
      
Menjelang wafatnya, Yosua mengumpulkan semua suku orang Israel di Sikhem. Dipanggilnya para tua-tua, para kepala, para hakimnya dan para pengatur pasukan Israel. Mereka berdiri di hadapan Allah. Maka berkatalah Yosua kepada seluruh bangsa itu, "Jika kamu menganggap tidak baik untuk beribadah kepada Tuhan, pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu akan beribadah: Kepada dewa-dewa yang kepadanya nenek moyangmu beribadah di seberang Sungai Efrat, atau kepada dewa orang Amori yang negerinya kamu diami ini? Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada Tuhan!" Maka bangsa itu menjawab, "Jauhlah dari pada kami meninggalkan Tuhan untuk beribadah kepada allah lain! Sebab Tuhan, Allah kita, Dialah yang telah menuntun kita dan nenek moyang kita dari tanah Mesir, dari rumah perbudakan; Dialah yang telah melakukan tanda-tanda mukjizat yang besar ini di depan mata kita sendiri, dan yang telah melindungi kita sepanjang jalan yang kita tempuh, dan di antara semua bangsa yang kita lalui. Kami pun akan beribadah kepada Tuhan, sebab Dialah Allah kita."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah

Mazmur Tanggapan, do = g, 3/4, PS 857
Ref. Kecaplah betapa sedapnya Tuhan, kecaplah betapa sedapnya Tuhan.
Ayat. (Mzm 34:2-3.16-17.18-19.20-21.22-23)
1. Aku hendak memuji Tuhan setiap waktu; puji-pujian kepada-Nya selalu ada di dalam mulutku. Karena Tuhan jiwaku bermegah; biarlah orang-orang yang rendah hati, mendengarnya dan bersuka cita.
2. Mata Tuhan tertuju kepada orang-orang benar, dan telinga-Nya kepada teriak mereka minta tolong; wajah Tuhan menentang orang-orang yang berbuat jahat, untuk melenyapkan ingatan akan mereka dari muka bumi.
3. Apabila orang benar itu berseru-seru, Tuhan mendengarkan, dari segala kesesakannya, mereka Ia lepaskan. Tuhan itu dekat kepada orang-orang yang patah hati, dan Ia menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya.
4. Kemalangan orang benar memang banyak, tetapi Tuhan melepaskan dia dari semua itu; Ia melindungi segala tulangnya, dan tidak satu pun yang patah.
5. Kemalangan akan mematikan orang fasik, dan siapa yang membenci orang benar akan menanggung hukuman. Tuhan membebaskan jiwa hamba-hamba-Nya, dan semua yang berlindung pada-Nya, tidak akan menanggung hukuman.

Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Efesus (5:21-32)
   
"Rahasia ini sungguh besar! Yang kumaksudkan ialah hubungan Kristus dan jemaat."
              
Saudara-saudara, hendaklah kamu saling merendahkan diri dalam takut kepada Kristus. Hai isteri, tunduklah kepada suamimu, seolah-olah kepada Tuhan. Sebab suami adalah kepala isteri, sebagaimana Kristus adalah kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh. Karena itu sebagaimana jemaat tunduk kepada Kristus, demikian pulalah isteri hendaknya tunduk kepada suami dalam segala sesuatu. Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri bagi jemaat untuk menguduskannya, setelah menyucikannya dengan air dan firman. Maksudnya ialah supaya dengan demikian Kristus menempatkan jemaat di hadapan-Nya dalam keadaan cemerlang, tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi kudus dan tidak bercela. Demikian pula suami harus mengasihi isterinya seperti tubuhnya sendiri, maka yang mengasihi isterinya mengasihi dirinya sendiri. Sebab tidak pernah orang membenci tubuhnya sendiri. Sebaliknya ia merawat dan mengasuhnya, seperti Kristus terhadap jemaat, karena kita adalah anggota tubuh-Nya. Karena itu, laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging. Rahasia ini sungguh besar! Yang kumaksudkan ialah hubungan Kristus dengan jemaat.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = f, 2/4, PS 956
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Yoh 6:63b.68b)
Sabda-Mu ya Tuhan, adalah roh dan hidup. Sabda-Mu adalah hidup yang kekal.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (6:60-69)
  
"Tuhan kepada siapakah kami akan pergi? Sabda-Mu adalah sabda hidup yang kekal."
    
Setelah Yesus menyelesaikan ajaran-Nya tentang roti hidup, banyak dari murid-murid-Nya berkata, “Perkataan ini keras, siapakah yang sanggup mendengarkannya?” Yesus dalam hati-Nya tahu, bahwa murid-murid-Nya bersungut-sungut tentang hal itu, maka berkatalah Ia kepada mereka, “Adakah perkataan itu menggoncangkan imanmu? Lalu bagaimanakah, jikalau kamu melihat Anak Manusia naik ke tempat di mana Ia sebelumnya berada? Rohlah yang memberi hidup, daging sama sekali tidak berguna! Perkataan-perkataan yang Kukatakan kepadamu adalah roh dan hidup. Tetapi di antaramu ada yang tidak percaya.” Sebab Yesus tahu dari semula, siapa yang tidak percaya dan siapa yang akan menyerahkan Dia. Lalu Ia berkata, “Sebab itu telah Kukatakan kepadamu: Tidak ada seorang pun dapat datang kepada-Ku, kalau Bapa tidak mengaruniakannya kepadanya.” Mulai dari waktu itu banyak murid Yesus mengundurkan diri dan tidak lagi mengikuti Dia. Maka kata Yesus kepada kedua belas murid-Nya, “Apakah kamu tidak mau pergi juga?” Jawab Simon Petrus kepada-Nya, “Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal. Kami telah percaya dan tahu, bahwa Engkau adalah Yang Kudus dari Allah.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.
 
Renungan

 
Dalam Injil hari ini, banyak murid Yesus yang meninggalkan Dia, kembali ke kehidupan lama mereka. Mereka yang semula ikut menyertai Yesus ke mana pun Dia pergi, sekarang mengundurkan diri karena tidak bisa menerima perkataan Yesus. Mereka menginginkan Yesus seperti yang ada dalam konsep mereka. Ketika Yesus tidak lagi seperti yang mereka inginkan, mereka pergi meninggalkan-Nya. 
 
 Sering kali, dalam hidup beriman, kita pun seperti para murid yang meninggalkan Yesus. Ketika kita mendapatkan apa yang kita inginkan melalui Gereja, ketika kita merasa bahwa Sabda Yesus mendukung perbuatan kita, ketika kita merasakan manfaat dari status kekristenan kita, kita menjadi orang Katolik yang begitu bersemangat.
 
 Namun, ketika kita merasa bahwa Gereja mulai turut campur dalam kehidupan pribadi kita, pelan-pelan kita mulai menjauh, bahkan mungkin mengundurkan diri. Ketika kita mengalami bahwa hal-hal yang kita senangi ternyata adalah hal-hal yang bertentangan, bahkan dilarang oleh ajaran Kristiani; atau ketika kita mengalami bahwa tuntutan ajaran Kristiani ternyata tidak semudah yang kita bayangkan sebelumnya, kita mulai mencoba mencari yang lain di luar Kristus. Apalagi ketika kekristenan kita justru mempersulit hidup dan karir kita, kita mulai berpikir untuk melepaskan status tersebut. 
 
 Ketika hal-hal kecil semacam itu sudah dengan mudahnya mengguncang iman kita, bagaimana mungkin kita mampu menerima dan bertahan ketika dihadapkan pada hal-hal besar? Bagaimana kita akan mampu memahami salib? 
 
 Ketika Yesus bertanya kepada para murid yang masih tetap tinggal, "Apakah kamu tidak mau pergi juga?", Dia juga bertanya hal yang sama kepada kita. Maka, saatnya kita mulai bertanya pada diri kita sendiri, " Mengapa aku masih di sini?" Apakah sekadar karena aku terlahir Katolik? Apakah karena berbagai fasilitas dan kemudahan yang kudapatkan? Apakah hanya untuk menjaga suasana damai dalam keluarga yang semuanya Katolik? Kalau masih semacam itu alasannya, barangkali akhirnya kita pun akan seperti para murid yang meninggalkan Yesus. 
 
 Kalau kita ingin bisa berkata seperti Petrus dan para rasul yang setia, "Tuan, kepada siapa kami akan pergi? Sabda-Mu adalah sabda hidup abadi!" maka kita perlu menghayati dan menghidupi Sabda Tuhan, serta mengenal Yesus lebih dalam dengan hati. . (RP. Agstinus Irtikandik Darmawanto, O.Carm)

Antifon Komuni (Mzm 104:13-15)

Bumi penuh buah karya-Mu, ya Tuhan. Engkau menganugerahkan roti dari dalam tanah dan anggur yang menggembirakan hati manusia.

The earth is replete with the fruits of your work, O Lord; you bring forth bread from the earth and wine to cheer the heart.

De fructu operum tuorum, Domine, satiabitur terra: ut educas panem de terra, et vinum lætificet cor hominis: ut exhilaret faciem in oleo, et panis cor hominis confirmet.
 
 

Seri Liturgi: YESUS ITU ALLAH

Seri Liturgi
YESUS ITU ALLAH

Syalom aleikhem.
Sebutan berikutnya untuk Yesus Kristus dalam Gloria adalah “Tuhan Allah, Anak Domba Allah, Putra Bapa” – Latinnya berbunyi “Dómine Deus, Agnus Dei, Fílius, Fílius Patris.”

Yesus disebut Tuhan Allah. Yesus adalah Allah? Sebelumnya dikatakan, Ia adalah Putra Allah, mengapa kini disebut Allah? Tak usah bingung. Sebutan Tuhan Allah untuk Yesus tak berlebihan, itu ungkapan yang alkitabiah, berasal dari Injil Yohanes 1:1 yang bunyi ayatnya demikian: “Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.”

Yesus Kristus itu Firman Allah, Sang Firman yang telah menjadi manusia (Yoh. 1:14). Karena itu, Ia digelari “Anak Tunggal Bapa”. Sang Firman itu bersama-sama dengan Allah, dan Sang Firman itu sesungguhnya adalah Allah. Firman Allah dan Allah tak mungkin terpisah sedetik jua. Firman Allah adalah kuasa penciptaan yang Allah miliki. Kita tahu, Allah menciptakan dengan Firman-Nya. Di situlah kita sampai pada keyakinan bahwa Yesus Kristus adalah Allah.

Gelar lain Yesus: Anak Domba Allah. Gelar ini mengingatkan kita akan perkataan Yohanes Sang Pembaptis dalam Yoh. 1:36: “Dan ketika ia melihat Yesus lewat, ia berkata: “Lihatlah Anak domba Allah!” Jadi, gelar itu pun alkitabiah, bersumber dari Alkitab Suci.

Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring

Sabtu, 25 Agustus 2018 Hari Biasa Pekan XX

Sabtu, 25 Agustus 2018
Hari Biasa Pekan XX
       
“Harga darah Kristus lebih dari cukup untuk menebus seluruh dosa dunia.” (St. Ambrosius)
     
Antifon Pembuka (Yeh 43:7a)
       
Hai Anak manusia, inilah tempat takhta-Ku, dan inilah tempat tapak kaki-Ku. Di sinilah Aku diam di tengah-tengah umat untuk selamanya.
         
Doa Pembuka
 
Allah Bapa Mahamulia, semoga kemuliaan-Mu tinggal di antara kami dan semoga kami mengakui sabda pembebasan-Mu, melalui Yesus, Saudara kami se-Bapa, cahaya kemuliaan-Mu dan sabda cinta kasih-Mu. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.       .
     
Bacaan dari Nubuat Yehezkiel (43:1-7a) 
  
"Kemuliaan Tuhan masuk kembali ke dalam bait suci."
      
Sekali peristiwa aku dibawa malaikat Tuhan ke pintu gerbang Bait Suci yang menghadap ke timur. Sungguh, kemuliaan Allah Israel datang dari timur, dan terdengarlah suara seperti suara air terjun yang menderu, dan bumi bersinar karena kemuliaan-Nya. Apa yang nampak olehku itu mirip dengan apa yang dahulu kulihat, ketika Tuhan datang untuk memusnahkan Kota Yerusalem, dan mirip juga dengan apa yang kulihat di tepi Sungai Kebar. Maka aku bersujud menyembah. Sewaktu kemuliaan Tuhan masuk ke dalam Bait Suci melalui pintu gerbang timur, aku diangkat oleh Roh dan dibawa ke pelataran dalam. Sungguh, Bait Suci itu penuh kemuliaan Tuhan. Lalu, sedang orang yang mengukur bait suci berdiri di sampingku, aku mendengar Tuhan bersabda kepadaku dari dalam Bait Suci. Beginilah firman-Nya kepadaku, “Hai anak manusia, inilah tempat takhta-Ku dan inilah tempat tapak kaki-Ku. Di sinilah Aku akan tinggal di tengah-tengah orang Israel untuk selama-lamanya.”
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.
  
Mazmur Tanggapan                                  
Ref. Kemuliaan Tuhan tinggal di bumi kita.
Ayat. (Mzm 85:9ab-10.11-12.13-14)
1. Aku ingin mendengar apa yang hendak difirmankan Allah! Bukankah Ia hendak berbicara tentang damai? Sungguh, keselamatan dari Tuhan dekat pada orang-orang takwa, dan kemuliaan-Nya diam di negeri kita.
2. Kasih dan kesetiaan akan bertemu, keadilan dan damai sejahtera akan berpelukan. Kesetiaan akan tumbuh dari bumi, dan keadilan akan merunduk dari langit.
3. Tuhan sendiri akan memberikan kesejahteraan, dan negeri kita akan memberikan hasil. Keadilan akan berjalan di hadapan-Nya, dan damai akan menyusul di belakang-Nya.
 
Bait Pengantar Injil
Ref. Alelluya
Ayat. (Mat 23:9.10b)
Bapamu hanya satu, ialah yang ada di surga. Pemimpinmu hanya satu, yaitu Kristus.
       
Iniah Injil Yesus Kristus menurut Matius (23:1-12)
 
"Mereka mengajarkan, tetapi tidak melakukan." 
 
Sekali peristiwa berkatalah Yesus kepada orang banyak dan murid-murid-Nya, “Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi telah menduduki kursi Musa. Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kalian turuti perbuatan mereka, karena mereka mengajarkan, tetapi tidak melakukannya. Mereka mengikat beban-beban berat, lalu meletakkannya di atas bahu orang, tetapi mereka sendiri tidak mau menyentuhnya. Semua pekerjaan yang mereka lakukan hanya dimaksud supaya dilihat orang. Mereka memakai tali sembahyang yang lebar dan jumbai yang panjang. Mereka suka duduk di tempat terhormat dalam perjamuan dan di tempat terdepan di rumah ibadat; mereka suka menerima penghormatan di pasar dan suka dipanggil Rabi. Tetapi kalian, janganlah kalian suka disebut ‘Rabi’; karena hanya satulah Rabimu, dan kalian semua adalah saudara. Dan janganlah kalian menyebut siapa pun bapa di bumi ini, karena hanya satu Bapamu, yaitu Dia yang di surga. Janganlah pula kalian disebut pemimpin, karena hanya satu pemimpinmu, yaitu Kristus. Siapa pun yang terbesar di antaramu, hendaklah ia menjadi pelayanmu. Barangsiapa meninggikan diri, akan direndahkan, dan barangsiapa merendahkan diri, akan ditinggikan.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus
 
Renungan
   
  Dalam bacaan injil hari ini, kita mendengar bagaimana nasehat Yesus kepada para rasul dalam menghadapi ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi yang telah menduduki kursi Musa. Yesus menasehati para murid-Nya untuk menuruti dan melakukan segala sesuatu yang mereka ajarkan, tetapi para rasul jangan turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya. Yesus tahu bahwa ajaran Musa yang diajarkan ahli Taurat dan orang Farisi berasal dari Allah. Artinya apa yang diajarkan ahli Taurat dan orang Farisi itu baik, benar dan suci. Ajaran yang baik, benar dan suci itulah yang harus dipahami dan dihayati para murid Yesus termasuk kita umat Kristiani. Injil hari ini memuat peringatan Yesus kepada para pengikut-Nya supaya mereka kritis terhadap Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi. Ajaran mereka yang baik dan benar mesti dilakukan. Lagi pula mereka memiliki otoritas untuk mengajar. Akan tetapi, Yesus mengingatkan para pengikut-Nya untuk tidak mencontoh perbuatan Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi karena mereka tidak melakukan apa yang mereka ajarkan. Dengan itu, Yesus mau menandaskan betapa pentingnya keselarasan perbuatan dan perkataan agar para pengikut-Nya tidak jatuh dalam sikap munafik.
  
Antifon Komuni (Mat 23:9)
 
Janganlah kalian menyebut siapa pun bapa di bumi, karena hanya satulah Bapamu, yaitu Bapa di surga.
 
 
 
RENUNGAN PAGI

Seri Katekismus: KECENDERUNGAN BERBUAT DOSA

Seri Katekismus
KECENDERUNGAN BERBUAT DOSA

Syalom aleikhem.
Semua manusia terkena dosa asal. Harap ingat, dosa asal adalah suatu “keadaan”, bukan suatu “perbuatan”. Saya punya dosa asal bukan karena saya telah berbuat dosa pada saat diahirkan di dunia, bukan, melainkan karena saya adalah keturunan Adam yang terkena dampak dosa Adam, yaitu hilangnya kekudusan asli. Saya tak bersama dengan Allah dalam firdaus, saya kehilangan hidup di hadirat Allah karena manusia pertama telah berdosa. Keadaan ini diberi istilah “dosa asal”.

Meski semua insan telah kehilangan kekudusan asli, namun kodrat manusiawi tak hancur total. Kemanusiaan mengalami suatu kelemahan – katakanlah semacam kecacatan. Kelemahan itu membuat manusia takluk kepada kelemahan pikiran, kesengsaraan, maut, dan cenderung berbuat dosa. Kecenderungan ini disebut concupiscentia (dibaca: kon-ku-pi-syen-sia).

Mengapa manusia jadi cenderung berbuat dosa? Ingat bahwa jatuhnya manusia pertama membuat manusia kehilangan kuasa atas jiwa dan badan sendiri. Manusia tak lagi mampu menguasai bahkan dirinya sendiri. Kekacauan itu membuat kecenderungan kepada dosa terjadi.

Kejatuhan manusia pertama membuat hubungan mendalam dengan Allah rusak. Dengan itu, manusia tak lagi mendapat bagian dalam hidup ilahi. Di sinilah, Pembaptisan memiliki nilai penting. Pembaptisan mengembalikan kehidupan bersama Allah. Pembaptisan memberikan rahmat kehidupan, menghapus dosa asal, mengarahkan manusia kembali kepada Allah. Namun, akibat yang timbul karena kejatuhan itu tetap ada meski sudah diperlemah daya serangnya. Di sinilah usaha manusiawi mendapat tempatnya, yakni manusia harus berjuang secara rohani mengalahkan kecenderungan berbuat dosa.

Ajaran Gereja Katolik tentang dosa asal cukup jelas. Dosa asal diterima manusia sebagai suatu keadaan. Karena dosa asal, manusia kehilangan kekudusan asli, tercabut dari hidup ilahi, dan jadi punya kecenderungan berbuat dosa karena kendali atas jiwa-badannya cacat. Namun, kodrat kemanusiaan tak hancur total karena dosa asal – artinya: masih dapat dipulihkan. Pembaptisan menghapus dosa asal dan memperlemah daya kecenderungan berbuat dosa. Manusia masih harus berjuang dengan bantuan rahmat ilahi untuk terus melawan kecenderungan itu.

** Uraian ringkas atas Katekismus Gereja Katolik (KGK) No. 405 – 406

Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring

Jumat, 24 Agustus 2018 Pesta St. Bartolomeus, Rasul

Jumat, 24 Agustus 2018
Pesta St. Bartolomeus, Rasul

Pencurahan darah Kristus adalah sumber kehidupan Gereja. Santo Yohanes, sebagaimana kita tahu, melihat dalam air dan darah yang mengalir dari Tubuh Tuhan kita dari situlah terpancar kehidupan ilahi yang diberikan oleh Roh Kudus dan dikomunikasikan kepada kita dalam sakramen-sakramen (Yoh 19:34; lih 1 Yoh 1 : 7; 5: 6-7). Surat Ibrani menjelaskan, kita bisa mengatakan, keterlibatan liturgi dari misteri ini. Yesus, oleh penderitaan dan kematian-Nya, mempersembahkan diri-Nya pada Roh yang abadi, telah menjadi Imam Agung kita dan "Pengantara dari perjanjian baru" (Ibr 9:15). Firman ini menggemakan kata-kata Tuhan kita sendiri pada Perjamuan Terakhir, ketika ia menetapkan Ekaristi sebagai sakramen Tubuh-Nya, diberikan untuk kita, dan Darah-Nya, Darah perjanjian baru dan kekal dicurahkan untuk pengampunan dosa (lih Mk 14:24; Mat 26:28; Luk 22:20). (Paus Benediktus XVI; Homili Katedral Darah Dari Tuhan kita Yesus Kristus Yang Paling Berharga, Westminster)


Antifon Pembuka (Mzm 96(95):2-3)

Maklumkanlah keselamatan Tuhan hari demi hari, wartakanlah kemuliaan-Nya di antara para bangsa.

Proclaim the salvation of God day by day; tell among the nations his glory.
 
   
Pada Misa ini ada Madah Kemuliaan
    
 Doa Pembuka

Allah Bapa, Raja Mahamulia, penyelamat manusia, teguhkanlah iman di dalam diri kami. Dengan iman Rasul Bartolomeus sudah terpaut pada Kristus dengan hati tulus ikhlas. Semoga berkat doanya Gereja-Mu menjadi tanda dan saluran keselamatan untuk segala bangsa. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.
 
Dua belas Rasul adalah simbol Israel baru, yakni Gereja yang dibangun oleh Kristus sendiri. Kita (Gereja) adalah warga Kerajaan Allah, dan Kristus adalah Kepala, Pemimpin kita. Maka, sudah seharusnya hidup kita juga menunjukkan bahwa kita adalah warga Kerajaan Allah.
 
Bacaan dari Kitab Wahyu (21:9b-14)   
   
"Tembok kota kudus dibangun atas dua belas batu dasar."
   
Aku, Yohanes, mendengar seorang malaikat berkata kepadaku, “Marilah ke sini, aku akan menunjukkan kepadamu pengantin perempuan, mempelai Anak Domba.” Lalu, di dalam roh aku dibawanya ke atas sebuah gunung yang besar lagi tinggi, dan ia menunjukkan kepadaku kota yang kudus, Yerusalem, turun dari surga, dari Allah. Kota itu penuh dengan kemuliaan Allah, dan cahayanya sama seperti permata yang paling indah, bagaikan permata yaspis, jernih seperti kristal. Temboknya besar lagi tinggi, pintu gerbangnya dua belas buah. Di atas pintu-pintu gerbang itu ada dua belas malaikat, dan di atasnya tertulis nama kedua belas suku Israel. Di sebelah timur terdapat tiga pintu gerbang, di sebelah utara tiga pintu gerbang, di sebelah selatan tiga pintu gerbang, dan di sebelah barat tiga pintu gerbang. Tembok kota itu mempunyai dua belas batu dasar, dan di atasnya tertulis nama kedua belas rasul Anak Domba.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Para kudus-Mu, ya Tuhan, memaklumkan Kerajaan-Mu yang semarak mulia.
Ayat. (Mzm 145:10-11.12-13b.17-18)
1. Segala yang Kaujadikan akan bersyukur kepada-Mu, ya Tuhan, dan orang-orang yang Kaukasihi akan memuji Engkau. Mereka akan mengumumkan kemuliaan kerajaan-Mu, dan akan membicarakan keperkasaan-Mu.
2. Mereka memberitahukan keperkasaan-Mu kepada anak-anak manusia, dan memaklumkan kerajaan-Mu yang semarak mulia. Kerajaan-Mu ialah kerajaan abadi, pemerintahan-Mu lestari melalui segala keturunan.
3. Tuhan itu adil dalam segala jalan-Nya dan penuh kasih setia dalam segala perbuatan-Nya. Tuhan dekat pada setiap orang yang berseru kepada-Nya, pada setiap orang yang berseru kepada-Nya dalam kesetiaan.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Yoh 1:49b)
Rabi, Engkau Anak Allah, Engkau Raja orang Israel!
 
Yesus sangat mengenali kita para murid-Nya, bahkan Dia lebih mengenali kita daripada kita sendiri. Orang yang merindukan Kristus dan mau berdialog dengan-Nya melalui Sabda-Nya akan melihat kemuliaan Kristus itu sendiri.
 
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (1:45-51)
     
"Lihat, inilah seorang Israel sejati, tidak ada kepalsuan di dalamnya!"
   
Sekali peristiwa Filipus bertemu dengan Natanael dan berkata kepadanya, “Kami telah menemukan Dia, yang disebut oleh Musa dalam Kitab Taurat dan oleh para nabi, yaitu Yesus, anak Yusuf dari Nazaret.” Kata Natanael kepadanya, “Mungkinkah sesuatu yang baik datang dari Nazaret?” Kata Filipus kepadanya, Mari dan lihatlah!” Melihat Natanael datang kepada-Nya, Yesus berkata tentang dia, “Lihat, inilah seorang Israel sejati, tidak ada kepalsuan di dalamnya!” Kata Natanael kepada Yesus, “Bagaimana Engkau mengenal aku?” Jawab Yesus kepadanya, “Sebelum Filipus memanggil engkau, Aku telah melihat engkau di bawah pohon ara.” Kata Natanael kepada-Nya, “Rabi, Engkau Anak Allah, Engkau Raja orang Israel!” Yesus menjawab, kata-Nya, “Karena Aku berkata kepadamu ‘Aku melihat engkau di bawah pohon ara’, maka engkau percaya? Hal-hal yang lebih besar daripada itu akan engkau lihat!” Lalu kata Yesus kepadanya, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya engkau akan melihat langit terbuka, dan malaikat-malaikat Allah turun naik kepada Anak Manusia.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
 
Renungan

 
"Mari dan lihatlah," kata Filipus kepada Natanael. Kita semua sebagai orang beriman tentu memiliki satu harapan yang sama, yaitu bersemuka (berjumpa) dengan Tuhan sendiri. Kita ingin datang dan berjumpa dengan Tuhan. Sesama kita sering kali dipakai Tuhan untuk membantu kita sampai kepada-nya. Kini, bersediakah kita dibantu oleh orang lain untuk berjumpa dengan Tuhan? Perjumpaan dengan Tuhan dialami bukan lewat teori, melainkan pengalaman hidup sehari-hari. 
  
Antifon Komuni (Luk 22:29-30)

Aku menentukan hak-hak Kerajaan bagi kamu, sama seperti Bapa-Ku menentukannya bagi-Ku, bahwa kamu akan makan dan minum semeja dengan Aku di dalam Kerajaan-Ku, sabda Tuhan.

I confer a kingdom on you, just as my Father has conferred one on me, that you may eat and drink at my table in my kingdom, says the Lord.
 
 
 
Doa Malam 
 
Yesus, sumber hidupku, pengakuan Bartolomeus akan keberadaan-Mu menuntun aku untuk mengenal Engkau lebih dalam. Mulai saat ini, ya Yesus, aku hendak menjadikan Engkau sebagai sumber hidupku. Semoga aku selalu mengandalkan Engkau, kini dan sepanjang masa. Amin.

Kamis, 23 Agustus 2018 Hari Biasa Pekan XX

Kamis, 23 Agustus 2018
Hari Biasa Pekan XX

“Tidak ada satu tangga lain untuk naik ke surga, selain salib.” (St. Rosa dari Lima) 
   
Antifon Pembuka (Yeh 36:26)

Kalian akan Kuberi hati baru dan roh baru dalam hatimu. Hati yang keras membatu akan Kuambil dari batinmu, dan hati yang taat lembut akan Kuberikan kepadamu.
 
Doa Pembuka
 
Allah Bapa Mahamulia, Engkau menghendaki nama-Mu dihormati oleh setiap orang. Bukalah kiranya hati kami, agar sanggup menerima sabda Putra-Mu yang menjelaskan kepada kami, siapakah Engkau bagi kami. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
 
Allah adalah sumber kekudusan. Dosa dan ketidaksetiaan orang-orang pilihan-Nya tidak sanggup memusnahkan kekudusan Allah. Kasih dan kerahiman-Nya selalu memanggil orang berdosa untuk kembali masuk ke dalam kekudusan-Nya itu. .
 
Bacaan dari Kitab Yehezkiel (36:23-28)
     
"Kalian akan Kuberi hati dan Roh yang baru di dalam batinmu."
   
Tuhan bersabda kepadaku, “Katakanlah kepada kaum Israel: Aku akan menguduskan nama-Ku yang besar, yang telah dinajiskan di tengah para bangsa, dan yang telah kalian najiskan di tengah-tengah mereka. Dan para bangsa akan tahu bahwa Akulah Tuhan,” demikianlah sabda Tuhan Allah, “manakala Aku menunjukkan kekudusan-Ku kepadamu di hadapan para bangsa. Aku akan menjemput kalian dari antara para bangsa dan mengumpulkan kalian dari semua negeri dan akan membawa kalian kembali ke tanahmu. Aku akan mencurahkan kepadamu air jernih yang akan mentahirkan kalian. Dari segala kenajisan dan dari segala berhala-berhalamu Aku akan mentahirkan kalian. Kalian akan Kuberi hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu. Hati yang keras membatu akan Kuambil dari batinmu dan hati yang taat lembut akan Kuberikan kepadamu. Roh-Ku akan Kuberikan diam di dalam batinmu dan Aku akan membuat kalian hidup menurut segala ketetapan-Ku dan tetap berpegang pada peraturan-peraturan-Ku dan melakukannya. Dan kalian akan mendiami negeri yang telah Kuberikan kepada nenek moyangmu. Kalian akan menjadi umat-Ku dan Aku menjadi Allahmu.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
  
Mazmur Tanggapan do = as, 4/4, PS 826
Ref. Curahkan rahmat dalam hatiku ciptakan hati dan semangat baru.
Ayat. (Mzm 51:12-15.18-19: R:12a)
1. Ciptakanlah hati yang murni dalam diriku, ya Allah, dan baharuilah semangat yang teguh dalam batinku. Janganlah membuang aku dari hadapan-Mu, dan janganlah mengambil roh-Mu yang kudus dari padaku!
2. Berilah aku sukacita karena keselamatan-Mu, dan teguhkanlah roh yang rela dalam diriku. Maka aku akan mengajarkan jalan-Mu kepada orang-orang durhaka, supaya orang-orang berdosa berbalik kepada-Mu.
3. Tuhan, Engkau tidak berkenan akan kurban sembelihan; dan kalaupun kupersembahkan kurban bakaran, Engkau tidak menyukainya. Persembahanku kepada-Mu ialah jiwa yang hancur; hati yang remuk redam tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Mzm 95:8ab)
Hari ini janganlah bertegar hati, tetapi dengarkanlah sabda Tuhan.

Undangan yang kita terima adalah indikasi bahwa kita diingat dan dihargai pengundang. Setiap hari Yesus mengundang kita untuk hidup dalam kasih-Nya. Kita perlu menyadari bahwa kita diingat dan dikasihi oleh Yesus. Maka, setiap hari kita perlu memberi tanggapan yang pantas atas undangan-Nya.

    
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (22:1-14)
   
"Undanglah setiap orang yang kalian jumpai ke pesta nikah ini"
    
Pada suatu ketika Yesus berbicara kepada para imam kepala dan pemuka rakyat dengan memakai perumpamaan. Ia bersabda, “Hal Kerajaan Surga itu seumpama seorang raja yang mengadakan perjamuan nikah untuk anaknya. Ia menyuruh hamba-hambanya memanggil orang-orang yang telah diundang ke perjamuan nikah itu tetapi mereka tidak mau datang. Raja itu menyuruh pula hamba-hamba lain dengan pesan, ‘Katakanlah kepada para undangan: Hidanganku sudah kusediakan, lembu-lembu jantan dan ternak piaraanku telah disembelih. Semuanya telah tersedia. Datanglah ke perjamuan nikah ini’. Tetapi para undangan itu tidak mengindahkannya. Ada yang pergi ke ladangnya, ada yang pergi mengurus usahanya, dan yang lain menangkap para hamba itu, menyiksa dan membunuhnya. Maka murkalah raja itu. Ia lalu menyuruh pasukannya ke sana untuk membinasakan pembunuh-pembunuh itu dan membakar kota mereka. Kemudian ia berkata kepada para hamba, ‘Perjamuan nikah telah tersedia, tetapi yang diundang tidak layak untuk itu. Sebab itu pergilah ke persimpangan-persimpangan jalan dan undanglah setiap orang yang kalian jumpai di sana ke perjamuan nikah ini. Maka pergilah para hamba dan mereka mengumpulkan semua orang yang dijumpainya di jalan-jalan, orang jahat dan orang-orang baik, sehingga penuhlah ruangan perjamuan nikah itu dengan tamu. Ketika raja masuk hendak menemui para tamu, ia melihat seorang tamu yang tidak berpakaian pesta. Ia berkata kepadanya, ‘Hai saudara, bagaimana saudara masuk tanpa berpakaian pesta?’ Tetapi orang itu diam saja. Maka raja lalu berkata kepada para hamba, ‘Ikatlah kaki dan tangannya dan campakkanlah orang itu ke dalam kegelapan yang paling gelap; di sana akan ada ratap dan kertak gigi.’ Sebab banyak yang dipanggil, tetapi sedikit yang dipilih.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
 
Renungan

 
"Aku akan menjemput kalian dari antara para bangsa dan mengumpulkan kalian dari semua negeri," firman Tuhan. Tuhan sudah mengundang pesta kita semua. Bahkan, Dia juga sudah menyuruh utusan-Nya untuk menjemput kita. Namun, kita menolak hadir dan datang ke pesta-Nya. Kita tidak menanggapi undangan Tuhan. Padahal, Tuhan ingin kita semua berkumpul dan bersatu dengan-Nya dalam sukacita. Tetapi, ternyata kita lebih senang menyibukkan diri dengan urusan kita sendiri. Benar demikian?
 
Doa Malam
 
Ya Bapa, kepada-Mu kami unjukkan segala sukacita, kegelisahan dan kecemasan kami. Kami tahu bahwa Engkau membuat indah segalanya pada waktunya. Semoga kami setia menjadi anak-anak-Mu, Bapa yang maharahim, kini dan untuk sepanjang masa. Amin.   
 
 
 
 
RUAH

Apa kata St. Pius X tentang Mazmur?

Sejak Gereja Purba, nyanyian Mazmur dalam Kitab Suci dengan ilham ilahi, mempunyai pengaruh besar untuk memperdalam rasa kebaktian umat beriman, kalau mereka mempersembahkan korban pujian tak henti-hentinya kepada Tuhan; itulah persembahan dari bibir manusia, yang mengakui nama-Nya. Apalagi, mengikuti adat kebiasaan Perjanjian Lama, Mazmur memainkan peranan besar dalam liturgi suci sendiri dan dalam Ibadat Harian. 

 Apalagi, mazmur mempunyai daya kekuatan mengobarkan jiwa kita.... Siapa tidak akan terharu pada banyak tempat dalam Mazmur, di mana keagungan Allah Mahamulia dikidungkan begitu tinggi, kesucian-Nya yang tak terperikan, kebaikan-Nya, belas kasih-Nya dan kesempurnaan lain yang tanpa batas semuanya. Siapa tidak akan tergerak pula oleh ucapan syukur karena berkat Tuhan, oleh doa rendah hati penuh percaya minta terkabulnya permohonan, oleh seruan tobat dari jiwa yang penuh dosa? (Konstitusi Apostolik Paus Pius X tentang Mazmur dan Ibadat Harian; Bacaan Kedua Ibadat Bacaan Peringatan St. Pius X, hlm. 174-175)

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy