| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Rabu, 29 Agustus 2018 Peringatan Wajib Wafatnya St. Yohanes Pembaptis, Martir

Rabu, 29 Agustus 2018
Peringatan Wajib Wafatnya St. Yohanes Pembaptis, Martir

“Yohanes Pembaptis, yang diberi karunia istimewa membaptis Penebus dunia, dibaptis dengan darahnya sendiri” (St. Beda Venerabilis)


Antifon Pembuka (Mzm 118:46-47)

Aku akan berbicara tentang hukum-Mu. Aku tidak malu di hadapan para raja. Segala aturan-Mu menjadi kesukaanku, yang sangat kucintai.

Doa Pembuka

Allah Bapa, kekuatan para kudus, Santo Yohanes Pembaptis telah Kaujadikan perintis jalan bagi kelahiran dan kematian Putra-Mu terkasih. Ia gugur sebagai saksi kebenaran dan keadilan. Semoga kami pun gigih berjuang untuk memberi kesaksian tentang ajaran-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.
   
       
Bacaan dari Kitab Yeremia (1:17-19)
    
"Sampaikanlah kepada Yehuda segala yang Kuperintahkan kepadamu. Janganlah gentar terhadap mereka."
        
Sekali peristiwa, Tuhan berkata kepadaku, Yeremia, “Baiklah engkau bersiap! Bangkitlah dan sampaikanlah kepada umat-Ku segala yang Kuperintahkan kepadamu. Janganlah gentar terhadap mereka, supaya jangan Aku menggentarkan engkau di depan mereka! Mengenai Aku, sungguh, pada hari ini Aku membuat engkau menjadi kota yang berkubu, menjadi tiang besi dan menjadi tembok tembaga melawan seluruh negeri ini, menentang raja-raja Yehuda dan pemuka-pemukanya, menentang para imam dan rakyat negeri lain. Mereka akan memerangi engkau, tetapi tidak akan mengalahkan engkau, sebab Aku menyertai engkau untuk melepaskan engkau, demikianlah firman Tuhan.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = d, 2/4, PS 842
Ref. Mulutku akan menceritakan keadilan-Mu.
atau Hanya pada Tuhanlah hatiku tenang.
Ayat. (Mzm 71:1-4a.5-6b.15ab.17)
1. Padamu, ya Tuhan, aku berlindung, jangan sekali-kali aku mendapat malu. Lepaskanlah dan luputkanlah aku oleh karena keadilan-Mu, sendengkanlah telinga-Mu kepadaku dan selamatkanlah aku!
2. Jadilah bagiku gunung batu tempat berteduh, kubu pertahanan untuk menyelamatkan diri; sebab Engkaulah bukit batu dan pertahananku, ya Allah, luputkanlah aku dari tangan orang fasik.
3. Sebab Engkaulah harapanku, ya Tuhan, Engkaulah kepercayaanku sejak masa muda, ya Allah. Kepada-Mulah aku bertopang mulai dari kandungan, Engkaulah yang telah mengeluarkan aku dari perut ibuku.
4. Mulutku akan menceritakan keadilan-Mu, dan sepanjang hari mengisahkan keselamatan yang datang dari-Mu, sebab aku tidak dapat menghitungnya. Ya Allah, Engkau telah mengajar aku sejak kecilku, dan sampai sekarang aku memberitakan perbuatan-Mu yang ajaib.
  
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Mat 5:10)
Berbahagialah orang yang dianiaya demi kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Surga.
    
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (6:17-29)
    
"Aku mau supaya sekarang juga engkau berikan kepadaku kepala Yohanes Pembaptis!"
     
Sekali peristiwa Herodes menyuruh orang menangkap Yohanes dan membelenggunya di dalam penjara berhubung dengan peristiwa Herodias, yakni karena Herodes telah memperisteri Herodias, isteri Filipus saudaranya. Yohanes pernah menegur Herodes, “Tidak halal engkau mengambil isteri saudaramu!” Karena kata-kata itu Herodias menaruh dendam kepada Yohanes, dan bermaksud membunuh dia, tetapi tidak dapat, sebab Herodes segan terhadap Yohanes. Karena ia tahu bahwa Yohanes adalah orang yang benar dan suci; jadi ia melindunginya. Tetapi setiap kali mendengarkan Yohanes, hati Herodes selalu terombang-ambing; namun ia merasa senang juga mendengarkan dia. Akhirnya tiba juga kesempatan yang baik bagi Herodias, yakni ketika Herodes – pada hari ulang tahunnya – mengadakan perjamuan untuk pembesar-pembesar, para perwira dan orang-orang terkemuka di Galilea. Pada waktu itu putri Herodias tampil lalu menari, dan ia menyukakan hati Herodes serta tamu-tamunya. Maka Raja Herodes berkata kepada gadis itu, “Mintalah dari padaku apa saja yang kauingini, maka akan kuberikan kepadamu!” Lalu Herodes bersumpah kepadanya, “Apa saja yang kauminta akan kuberikan kepadamu, sekalipun itu setengah dari kerajaanku!” Anak itu pergi dan menanyakan kepada ibunya, “Apa yang harus kuminta?” Jawab ibunya, “Kepala Yohanes Pembaptis!” Maka cepat-cepat ia pergi kepada raja dan meminta, “Aku mau, supaya sekarang juga engkau memberikan kepadaku kepala Yohanes Pembaptis dalam sebuah talam!” maka sangat sedihlah hati raja! Tetapi karena sumpahnya dan karena tamu-tamunya, ia tidak mau menolaknya. Raja segera menyuruh seorang pengawal dengan perintah supaya mengambil kepala Yohanes. Orang itu pergi dan memenggal kepala Yohanes di penjara. Ia membawa kepala itu di sebuah talam dan memberikannya kepada gadis itu, dan gadis itu memberikannya pula kepada ibunya. Ketika murid-murid Yohanes mendengar hal itu, mereka datang dan mengambil mayatnya, lalu membaringkannya dalam kubur.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
  
 
Renungan
   
     
Aneka macam bentuk penyelewengan atau ketidak-setiaan rasanya masih marak di dalam kehidupan bersama masa kini, entah hidup berkeluarga maupun kerja di kantor atau perusahaan serta aneka bentuk usaha. Yang lebih memprihatinkan kiranya penyelewengan hidup berkeluarga sebagaimana dilakukan oleh Herodes yang mengambil isteri Filipus, saudaranya, menjadi isterinya. Yohanes Pembaptis dengan keras menegor Herodes, yang akhirnya harus mati, menjadi martir, sebagai korban nafsu duniawi dan seksual. Yohanes Pembaptis menolak untuk berkompromi dengan kejahatan dan tak hentinya memaklumkan hukum Allah; hingga pada akhirnya ia “memberikan nyawanya sebagai saksi kebenaran dan keadilan”. Yohanes Pembaptis menjadi korban ambisi dan kekuasaan Herodes. Namun kita tetap perlu mengingat bahwa kejahatan hanya bisa dikalahkan oleh kebaikan. "Herodes-Herodes" masa kini masih marak dalam kehidupan bersama berbangsa, bernegara maupun bermasyarakat, dan mungkin juga dalam menggereja atau berkeluarga: bersumpah atau berjanji seenaknya, berbicara 'ngasal' di hadapan publik, menebar fitnah,  membuat orang lain / sesama sakit hati atau mati. Maka baiklah jika kita sedang memiliki jabatan atau kedudukan yang penuh kuasa atau kesempatan dan kemungkinan berkata dan bertindak dengan bebas, hendaknya menggunakan kebebasan dan keleluasaan tersebut dengan penuh tanggungjawab. 
    
Tahun 2019 di Indonesia akan diselenggarakan pemilihan umum, bagi warga negara yang telah memiliki hak untuk memilih, marilah berupaya sungguh-sungguh untuk mempertimbangkan dan menentukan pilihan dengan hati dan pikiran yang jernih. Hendaknya pilihan Anda tidak dipengaruhi oleh uang atau imbalan-imbalan lainnya. Sikap demikian merupakan perwujudan ajaran Gereja yang menyatakan, “Hendaknya semua warga negara menyadari hak maupun kewajibannya untuk secara bebas menggunakan hak suara mereka guna meningkatkan kesejahteraan umum” (Gaudium et Spes 75). Ikutlah memilih. Dengan demikian Anda ikut serta dalam menentukan masa depan bangsa. Sebagai umat beriman, marilah kita mengiringi proses pelaksanaan Pemilu dengan doa memohon berkat Tuhan, semoga Pemilu berlangsung dengan damai dan berkualitas serta menghasilkan wakil-wakil rakyat, serta presiden dan wakil presiden yang benar-benar memperhatikan rakyat dan berjuang untuk keutuhan Indonesia.
   
RENUNGAN PAGI

Selasa, 28 Agustus 2018 Peringatan Wajib St. Agustinus, Uskup dan Pujangga Gereja

Selasa, 28 Agustus 2018
Peringatan Wajib St. Agustinus, Uskup dan Pujangga Gereja
   
“… Allah Bapa dan Putra dan Roh Kudus adalah kesatuan ilahi yang erat, yang adalah satu dan sama esensinya, di dalam kesamaan yang tidak dapat diceraikan, sehingga mereka bukan tiga Tuhan, melainkan satu Tuhan: meskipun Allah Bapa telah melahirkan Putra, dan Putra lahir dari Allah Bapa, Ia yang adalah Putra, bukanlah Bapa, dan Roh Kudus bukanlah Bapa ataupun Putra, namun Roh Bapa dan Roh Putra; dan Ia sama (co-equal) dengan Bapa dan Putra, membentuk kesatuan Tritunggal. ” (St. Thomas Aquinas)            
    
Antifon Pembuka (Bdk. Sir 15:5)

Ia membuka mulutnya di tengah umat. Roh kebijaksanaan dan pengetahuan dilimpahkan Tuhan ke dalam hatinya. Ia dihias semarak kemuliaan.
  
In the midst of the Church he opened his mouth, and the Lord filled him with the spirit of wisdom and understanding and clothed him in a robe of glory.

Doa Pembuka

Allah Bapa, cahaya kebenaran, baruilah kiranya di dalam Gereja-Mu semangat yang Kaucurahkan dalam diri Santo Agustinus. Semoga kami merindukan Dikau, sumber kebijaksanaan sejati dan mencari Engkau, asal segala cinta ilahi. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.
       
Bacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada Jemaat di Tesalonika (2:1-3a.13b-17)
 
"Berpeganglah pada ajaran-ajaran yang telah kalian terima dari kami." 
      
Saudara-saudara, tentang kedatangan Tuhan kita Yesus Kristus dan berkumpulnya kita dengan Dia, kami minta kepadamu, jangan lekas bingung dan gelisah, baik oleh ilham roh, maupun oleh kabar atau surat yang dikatakan berasal dari kami, seolah-olah hari Tuhan telah tiba. Hendaknya kalian jangan sampai disesatkan orang dengan cara bagaimana pun juga. Allah dari mulanya telah memilih kalian untuk diselamatkan dalam Roh yang menguduskan kalian dalam kebenaran yang kalian percayai. Untuk itulah Ia telah memanggil kalian lewat Injil yang kami wartakan, sehingga kalian dapat memperoleh kemuliaan Yesus Kristus, Tuhan kita. Sebab itu berdirilah teguh dan berpeganglah pada ajaran-ajaran yang kalian terima dari kami baik secara lisan, maupun secara tertulis. Semoga Tuhan kita Yesus Kristus dan Allah, Bapa kita, menghibur dan memperkuat hatimu dalam segala karya dan tutur kata yang baik. Sebab Allah mengasihi kita, Ia memberi kita hiburan abadi dan harapan baik karena kasih karunia-Nya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan akan datang menghakimi dunia dengan adil.
Ayat. (Mzm 96:10-13)
1. Katakanlah di antara bangsa-bangsa: “Tuhan itu Raja! Dunia ditegakkan-Nya, tidak akan goyah. Ia akan mengadili bangsa-bangsa dalam kebenaran.”
2. Biarlah langit bersukacita dan bumi bersorak sorai, biar gemuruhlah laut serta segala isinya; biarlah beria-ria padang dan segala yang ada di atasnya, dan segala pohon di hutan bersorak sorai.
3. Biarlah mereka bersukacita di hadapan Tuhan, sebab Ia datang, sebab Ia datang untuk menghakimi bumi. Ia akan menghakimi dunia dengan keadilan, dan bangsa-bangsa dengan kesetiaan-Nya.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Ibr 4:12) 
Sabda Allah itu hidup dan penuh daya, menguji segala pikiran dan maksud hati. Alleluya.
          
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (23:23-26) 
  
"Yang satu harus dilakukan, tetapi yang lain jangan diabaikan." 
      
Pada waktu itu Yesus bersabda, “Celakalah kalian, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kalian orang-orang munafik, sebab persepuluhan dari selasih, adas manis dan jintan kalian bayar, tetapi yang terpenting dalam hukum Taurat kalian abaikan, yaitu keadilan, belas kasih dan kesetiaan. Yang satu harus dilakukan, tetapi yang lain jangan diabaikan. Hai kalian pemimpin-pemimpin buta, nyamuk kalian tepiskan dari minumanmu tetapi unta di dalamnya, kalian telan. Celakalah kalian, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kalian orang-orang munafik, sebab cawan dan pinggan kalian bersihkan sebelah luarnya, tetapi sebelah dalamnya penuh rampasan dan kerakusan. Hai orang-orang Farisi yang buta, bersihkanlah dahulu sebelah dalam cawan itu, maka sebelah luarnya juga akan bersih.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
   
Renungan   

     
Dalam bacaan Injil hari ini, Yesus mengutuk ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi dengan kata: "Celakalah kamu!" Tidak hanya berkata demikian, Yesus marah kepada mereka dengan menyebut mereka: orang munafik, pemimpin buta, orang-orang bodoh dan orang-orang buta." Teguran Yesus kepada orang Farisi dan ahli Taurat tidak didasari oleh kebencian. Sebaliknya Yesus menegur para ahli Taurat dan orang Farisi atas dasar kasih. Yesus ibarat orang tua yang marah melihat anaknya melakukan sesuatu yang salah. Semua itu, Yesus lakukan demi kebaikan dan keselamatan manusia. Hal ini menjadi sesuatu yang penting bagi kita. Sebab terkadang kita tidak mau dan tidak berani mengeritik orang lain yang melakukan suatu kesalahan dan dosa. Kita lupa bahwa kita mempunyai tanggung jawab terhadap masyarakat. Sebab keselamatan yang Yesus wartakan tidak hanya untuk diri kita, melainkan ditujukan kepada semua manusia termasuk orang yang berbuat dosa. Maka sesungguhnya kita umat Kristiani mempunyai kewajiban untuk mengingatkan serta menyadarkan sesama kita yang berbuat jahat. Jika orang yang kita tegur, mau mendengar dan menjadi baik, maka kita telah menyelamatkan jiwanya. Sebaliknya, jika orang mengabaikan teguran, kita terbebas dari dosa sosial.
  
 Antifon Komuni (Mat 23:10.8)
 
Pemimpinmu hanya satu, yakni Kristus. Kalian ini saudara satu sama lain. 
 
 
 
RENUNGAN PAGI

Senin, 27 Agustus 2018 Peringatan Wajib St. Monika

Senin, 27 Agustus 2018
Peringatan Wajib St. Monika
        
Hanya satu ini yang kuminta kepadamu, Agustinus, agar kamu mengenangkan aku di hadapan altar Tuhan, di mana saja kamu berada. (St. Monika)
     

Antifon Pembuka (Ams 31:30.28)

  

Wanita yang takwa kepada Tuhan sungguh pantas mendapat pujian. Ia disebut bahagia oleh anak-anaknya, dan suaminya pun memuji dia.
 
Doa Pembuka
 
Allah Bapa, penghibur orang berdukacita, dengan belas kasih Engkau sudah menerima cinta kasih dan air mata Santa Monika demi bertobatnya Santo Agustinus, putranya. Semoga berkat pertolongan mereka berdua kami menangisi segala dosa dan memperoleh kasih sayang rahmat-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.
      
Menjadi murid Kristus dan warga Kerajaan Allah bukan berarti bebas dari masalah dan penderitaan di dunia. Menjadi warga Kerajaan Allah juga harus melalui proses pemurnian yang sering kali diartikan oleh dunia sebagai penderitaan dan kebodohan.
 
     

Bacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada Jemaat di Tesalonika (1:1-5.11b-12)   
     
"Nama Tuhan kita dimuliakan dalam kamu dan kamu dalam Dia."
          
Dari Paulus, Silwanus dan Timotius, kepada jemaat orang-orang Tesalonika di dalam Allah Bapa kita dan di dalam Tuhan Yesus Kristus Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita, dan dari Tuhan Yesus Kristus menyertai kamu. Kami wajib selalu mengucap syukur kepada Allah karena kamu, saudara-saudara. Dan memang patutlah demikian, karena imanmu makin bertambah dan kasihmu seorang akan yang lain makin kuat di antara kamu, sehingga dalam jemaat-jemaat Allah kami sendiri bermegah tentang kamu karena ketabahanmu dan imanmu dalam segala penganiayaan dan penindasan yang kamu derita: suatu bukti tentang adilnya penghakiman Allah, yang menyatakan bahwa kamu layak menjadi warga Kerajaan Allah, kamu yang sekarang menderita karena Kerajaan itu. Semoga Allah kita menganggap kamu layak bagi panggilan-Nya dan dengan kekuatan-Nya menyempurnakan kehendakmu untuk berbuat baik dan menyempurnakan segala pekerjaan imanmu, sehingga nama Yesus, Tuhan kita, dimuliakan di dalam kamu dan kamu di dalam Dia, menurut kasih karunia Allah kita dan Tuhan Yesus Kristus.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = a, 2/4, PS 830
Ref. Aku wartakan karya agung-Mu, Tuhan, karya agung-Mu karya keselamatan.
atau Wartakanlah karya Tuhan yang ajaib di antara segala bangsa.
Ayat. (96:1-2a.2b-3.4-5; R: 3)
1. Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan, menyanyilah bagi Tuhan, hai seluruh bumi! Menyanyilah bagi Tuhan, pujilah nama-Nya.
2. Kabarkanlah dari hari ke hari keselamatan yang datang dari pada-Nya. Ceritakanlah kemuliaan-Nya di antara bangsa-bangsa, kisahkanlah karya-karya-Nya yang ajaib di antara segala suku.
3. Sebab Mahabesarlah Tuhan, dan sangat terpuji, Ia lebih dahsyat daripada segala dewata. Sebab segala allah para bangsa adalah hampa, tetapi Tuhan, Dialah yang menjadikan langit
  
Bait Pengantar Injil, do = f, 4/4, PS 960
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. Sempurnalah cinta Allah dalam hati orang yang mendengarkan Sabda Kristus. 
 
Yesus selalu berpihak kepada orang kecil dan menderita serta memberi pengharapan kepada orang-orang yang berputus asa. Dalam Yesus, selalu terbuka peluang untuk diselamatkan, bahkan kematian pun tidak akan membendung kasih-Nya.
     
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (7:11-17)
   
"Hai pemuda, bangkitlah!"
      
Pada suatu ketika pergilah Yesus ke sebuah kota bernama Nain. Para murid serta banyak orang pergi bersama Dia. Ketika Ia mendekati pintu gerbang kota, ada orang mati diusung ke luar, yaitu anak laki-laki tunggal seorang ibu yang sudah janda. Banyak orang kota itu menyertai janda tersebut. Melihat janda itu tergeraklah hati Tuhan oleh belas kasih. Lalu Tuhan berkata kepadanya, “Jangan menangis!” Dihampiri-Nya usungan jenazah itu dan disentuh-Nya. Maka para pengusung berhenti. Tuhan berkata, “Hai Pemuda, aku berkata kepadamu, bangkitlah!” Maka bangunlah pemuda itu, duduk, dan mulai berbicara. Yesus lalu menyerahkannya kepada ibunya. Semua orang itu ketakutan, dan mereka memuliakan Allah sambil berkata, “Seorang nabi besar telah muncul di tengah-tengah kita,” dan “Allah telah mengunjungi umat-Nya.” Maka tersiarlah kabar tentang Yesus ke seluruh Yudea dan ke seluruh daerah sekitarnya.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!


Renungan

Tuhan tidak pernah meninggalkan umat-Nya yang menderita. Tuhan senantiasa peduli terhadap umat-Nya. Mukjizat kebangkitan yang dialami oleh anak laki-laki seorang janda menjadi bukti bahwa Tuhan tidak membiarkan umat-Nya menangis dan sendirian. St. Monika telah mengalami belas kasih Tuhan yang luar biasa. Doanya yang tak kunjung padam disertai tetesan air mata telah mendatangkan pertobatan bagi suaminya dan anaknya. Kalau Tuhan juga peduli dengan air mata dan jeritan kita, mengapa terkadang kita justru yang membuat Tuhan "menangis" atau bersedih karena tingkah laku kita? Mari kita senantiasa memuliakan Tuhan dalam hidup ini. 

Antifon Komuni (Mat 13:45-46)

Kerajaan surga seumpama seorang pedagang yang mencari mutiara indah. Sesudah menemukan sebiji yang mahal, ia menjual seluruh miliknya, lalu dibelinya mutiara itu.

Doa Malam
 
Yesus yang berbelas kasih, syukur atas kasih dan penyertaan-Mu sepanjang hari ini. Semoga kami pun mampu meneladani Engkau; melakukan karya-karya belas kasih kepada sesama, khususnya mereka yang menderita dan tersingkirkan. Berkatilah juga istirahat kami di akhir pekan ini, ya Tuhan. Amin.


 



RUAH

Minggu, 26 Agustus 2018 Hari Minggu Biasa XXI

Minggu, 26 Agustus 2018 
Hari Minggu Biasa XXI

Pernyataan pertama mengenai Ekaristi, memisahkan murid-murid-Nya dalam dua kelompok, sebagaimana juga penyampaian mengenai sengsara-Nya menimbulkan reaksi menolak pada mereka: "Perkataan ini keras, siapakah sanggup mendengarkannya?" (Yoh 6:60). Ekaristi dan salib adalah batu-batu sandungan. Keduanya membentuk misteri yang sama, yang tidak berhenti menjadi sebab perpecahan. "Apakah kamu tidak mau pergi juga?" (Yoh 6:67). Pertanyaan Tuhan ini bergema sepanjang masa; melalui pertanyaan ini cinta-Nya mengundang kita, supaya mengakui bahwa hanya Dialah memiliki "perkataan hidup kekal" (Yoh 6:68) dan bahwa siapa yang menerima anugerah Ekaristi-Nya dengan penuh iman, menerima Dia sendiri. (Katekismus Gereja Katolik, 1336)


Antifon Pembuka (Mzm 86:1-3)

Sendengkanlah telinga-Mu, ya Tuhan, dan dengarkanlah aku. Selamatkanlah hamba-Mu, yang berharap kepada-Mu. Kasihanilah aku, ya Tuhan, kepada-Mulah aku berseru sepanjang hari.

Turn your ear, O Lord, and answer me; save the servant who trusts in you, my God. Have mercy on me, O Lord, for I cry to you all the day long.
 
Inclina, Domine, aurem tuam ad me, et exaudi me: salvum fac servum tuum, Deus meus, sperantem in te: miserere mihi, Domine, quoniam ad te clamavi tota die.
Mzm. Lætifica animam servi tui: quoniam ad te, Domine, animam meam levavi. 
(Mzm 86:1-4)
 
 
Pengantar
 
 Di Injil tertulis bahwa setelah Yesus mengajar orang banyak bahwa Ia adalah sang Roti Hidup, banyak dari mereka yang bersungut-sungut, dan kemudian “mengundurkan diri dan tidak lagi mengikuti Yesus” (Yoh 6:66). Mengapa? Sebab mereka menganggap ajaran Yesus sebagai “perkataan yang keras” (Yoh 6:60). Mereka tak bisa menerima bahwa Yesus menghendaki mereka makan tubuh-Nya dan minum darah-Nya agar dapat memiliki hidup yang kekal (lih. Yoh 6:54). Namun Yesus tidak mengubah ajaran-Nya, dan bahkan mempersilakan para murid-Nya—jika mereka tidak percaya akan ajaran-Nya ini—untuk juga pergi meninggalkan Dia. Yesus bertanya kepada keduabelas rasul-Nya, “Apakah kamu tidak mau pergi juga?” Namun syukurlah, Rasul Petrus menjawab, “Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal… Engkau adalah Yang Kudus dari Allah” (Yoh 6:67-69). Jawaban Rasul Petrus ini menjadi jawaban kita umat Katolik, yang mengamini perkataan Tuhan Yesus ini, dengan terus memperingati, merayakan dan menerima-Nya dalam rupa Ekaristi kudus.
    
Namun kita ketahui bahwa sejak awal pengajaran Yesus ini memang tidak dengan mudah diterima oleh semua orang. Uskup Agung Fulton Sheen mengatakan bahwa pengkhianatan Yudas Iskariot sesungguhnya dimulai pada saat itu. Sebab tak lama dari saat Yesus bertanya kepada para rasul-Nya, “Apakah kamu tidak mau pergi juga?” Yesus pun melanjutkan, “Bukankah Aku sendiri yang telah memilih kamu yang dua belas ini? Namun seorang di antaramu adalah Iblis.” Dan di ayat berikutnya tertulis, “Yang dimaksudkan-Nya ialah Yudas, anak Simon Iskariot; sebab dialah yang akan menyerahkan Yesus…” (Yoh 6:71). Artinya, Yesus sudah tahu bahwa Yudas Iskariot akan menyerahkan Dia, sebab Yudas termasuk bilangan dari mereka yang tidak percaya akan pengajaran yang baru saja disampaikan oleh Yesus tentang Roti Hidup itu. Dewasa ini, kita melihat bahwa ada banyak orang yang juga menyebut diri sebagai murid Kristus, tetapi tidak mengimani ajaran tentang Tuhan Yesus sebagai Roti Hidup sebagaimana yang diimani oleh kesebelas rasul, seperti dinyatakan oleh Rasul Petrus. Atau dalam arti yang lebih luas, ada banyak orang yang menentukan sendiri ajaran, menurut pemahaman sendiri. Sehingga meskipun menyebut diri Kristen, tetapi mereka menyetujui paham-paham yang secara mendasar tidak sesuai dengan ajaran Kristus, seperti yang belakangan ini marak diperdebatkan di sejumlah negara yang mayoritas penduduknya beragama Kristen. Mereka mulai melegalkan perkawinan sesama jenis, aborsi, euthanasia, memperbolehkan dan bahkan menganjurkan pemakaian alat-alat kontrasepsi, dan seterusnya. Gereja Katolik tidak menyetujui paham-paham semacam ini. Kini, semakin banyak gereja-gereja non-Katolik yang mulai menyetujui pandangan  sekular dan mengubah ajaran Kristus. Hanya Gereja Katolik-lah yang tetap menyuarakan ajaran iman dan moral yang sama seperti yang diajarkan oleh Kristus dan dilaksanakan oleh Gereja sejak awal. Gereja Katolik tetap konsisten mewartakan Injil yang berpihak kepada kehidupan dan bukan kematian. Gereja Katolik tetap tak berubah dalam menyatakan kebenaran dan menjunjung tinggi kekudusan dan martabat manusia, dan bukan sebaliknya. Apa yang di masa lalu dinyatakan benar, sekarang pun tetap dinyatakan benar; demikian pula, yang dulu salah, kini tetap dinyatakan salah. Semoga hati nurani kita semakin diteguhkan untuk melihat betapa Gereja Katolik justru mengajarkan ajaran Kristus dalam kemurnian dan keutuhannya. (disarikan dari katolisitas.org)
 
Doa Pembuka

Allah Bapa yang mahamurah, dalam diri Yesus Kristus, Putra-Mu, Engkau menganugerahkan kehidupan kekal kepada kami. Kami mohon tariklah diri kami untuk selalu dekat dengan-Mu dan selalu rindu untuk tinggal bersama-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Yosua (24:1-2a.15-17.18b)
   
"Kami akan beribadah kepada Tuhan, sebab Dialah Allah kita."
      
Menjelang wafatnya, Yosua mengumpulkan semua suku orang Israel di Sikhem. Dipanggilnya para tua-tua, para kepala, para hakimnya dan para pengatur pasukan Israel. Mereka berdiri di hadapan Allah. Maka berkatalah Yosua kepada seluruh bangsa itu, "Jika kamu menganggap tidak baik untuk beribadah kepada Tuhan, pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu akan beribadah: Kepada dewa-dewa yang kepadanya nenek moyangmu beribadah di seberang Sungai Efrat, atau kepada dewa orang Amori yang negerinya kamu diami ini? Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada Tuhan!" Maka bangsa itu menjawab, "Jauhlah dari pada kami meninggalkan Tuhan untuk beribadah kepada allah lain! Sebab Tuhan, Allah kita, Dialah yang telah menuntun kita dan nenek moyang kita dari tanah Mesir, dari rumah perbudakan; Dialah yang telah melakukan tanda-tanda mukjizat yang besar ini di depan mata kita sendiri, dan yang telah melindungi kita sepanjang jalan yang kita tempuh, dan di antara semua bangsa yang kita lalui. Kami pun akan beribadah kepada Tuhan, sebab Dialah Allah kita."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah

Mazmur Tanggapan, do = g, 3/4, PS 857
Ref. Kecaplah betapa sedapnya Tuhan, kecaplah betapa sedapnya Tuhan.
Ayat. (Mzm 34:2-3.16-17.18-19.20-21.22-23)
1. Aku hendak memuji Tuhan setiap waktu; puji-pujian kepada-Nya selalu ada di dalam mulutku. Karena Tuhan jiwaku bermegah; biarlah orang-orang yang rendah hati, mendengarnya dan bersuka cita.
2. Mata Tuhan tertuju kepada orang-orang benar, dan telinga-Nya kepada teriak mereka minta tolong; wajah Tuhan menentang orang-orang yang berbuat jahat, untuk melenyapkan ingatan akan mereka dari muka bumi.
3. Apabila orang benar itu berseru-seru, Tuhan mendengarkan, dari segala kesesakannya, mereka Ia lepaskan. Tuhan itu dekat kepada orang-orang yang patah hati, dan Ia menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya.
4. Kemalangan orang benar memang banyak, tetapi Tuhan melepaskan dia dari semua itu; Ia melindungi segala tulangnya, dan tidak satu pun yang patah.
5. Kemalangan akan mematikan orang fasik, dan siapa yang membenci orang benar akan menanggung hukuman. Tuhan membebaskan jiwa hamba-hamba-Nya, dan semua yang berlindung pada-Nya, tidak akan menanggung hukuman.

Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Efesus (5:21-32)
   
"Rahasia ini sungguh besar! Yang kumaksudkan ialah hubungan Kristus dan jemaat."
              
Saudara-saudara, hendaklah kamu saling merendahkan diri dalam takut kepada Kristus. Hai isteri, tunduklah kepada suamimu, seolah-olah kepada Tuhan. Sebab suami adalah kepala isteri, sebagaimana Kristus adalah kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh. Karena itu sebagaimana jemaat tunduk kepada Kristus, demikian pulalah isteri hendaknya tunduk kepada suami dalam segala sesuatu. Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri bagi jemaat untuk menguduskannya, setelah menyucikannya dengan air dan firman. Maksudnya ialah supaya dengan demikian Kristus menempatkan jemaat di hadapan-Nya dalam keadaan cemerlang, tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi kudus dan tidak bercela. Demikian pula suami harus mengasihi isterinya seperti tubuhnya sendiri, maka yang mengasihi isterinya mengasihi dirinya sendiri. Sebab tidak pernah orang membenci tubuhnya sendiri. Sebaliknya ia merawat dan mengasuhnya, seperti Kristus terhadap jemaat, karena kita adalah anggota tubuh-Nya. Karena itu, laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging. Rahasia ini sungguh besar! Yang kumaksudkan ialah hubungan Kristus dengan jemaat.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = f, 2/4, PS 956
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Yoh 6:63b.68b)
Sabda-Mu ya Tuhan, adalah roh dan hidup. Sabda-Mu adalah hidup yang kekal.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (6:60-69)
  
"Tuhan kepada siapakah kami akan pergi? Sabda-Mu adalah sabda hidup yang kekal."
    
Setelah Yesus menyelesaikan ajaran-Nya tentang roti hidup, banyak dari murid-murid-Nya berkata, “Perkataan ini keras, siapakah yang sanggup mendengarkannya?” Yesus dalam hati-Nya tahu, bahwa murid-murid-Nya bersungut-sungut tentang hal itu, maka berkatalah Ia kepada mereka, “Adakah perkataan itu menggoncangkan imanmu? Lalu bagaimanakah, jikalau kamu melihat Anak Manusia naik ke tempat di mana Ia sebelumnya berada? Rohlah yang memberi hidup, daging sama sekali tidak berguna! Perkataan-perkataan yang Kukatakan kepadamu adalah roh dan hidup. Tetapi di antaramu ada yang tidak percaya.” Sebab Yesus tahu dari semula, siapa yang tidak percaya dan siapa yang akan menyerahkan Dia. Lalu Ia berkata, “Sebab itu telah Kukatakan kepadamu: Tidak ada seorang pun dapat datang kepada-Ku, kalau Bapa tidak mengaruniakannya kepadanya.” Mulai dari waktu itu banyak murid Yesus mengundurkan diri dan tidak lagi mengikuti Dia. Maka kata Yesus kepada kedua belas murid-Nya, “Apakah kamu tidak mau pergi juga?” Jawab Simon Petrus kepada-Nya, “Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal. Kami telah percaya dan tahu, bahwa Engkau adalah Yang Kudus dari Allah.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.
 
Renungan

 
Dalam Injil hari ini, banyak murid Yesus yang meninggalkan Dia, kembali ke kehidupan lama mereka. Mereka yang semula ikut menyertai Yesus ke mana pun Dia pergi, sekarang mengundurkan diri karena tidak bisa menerima perkataan Yesus. Mereka menginginkan Yesus seperti yang ada dalam konsep mereka. Ketika Yesus tidak lagi seperti yang mereka inginkan, mereka pergi meninggalkan-Nya. 
 
 Sering kali, dalam hidup beriman, kita pun seperti para murid yang meninggalkan Yesus. Ketika kita mendapatkan apa yang kita inginkan melalui Gereja, ketika kita merasa bahwa Sabda Yesus mendukung perbuatan kita, ketika kita merasakan manfaat dari status kekristenan kita, kita menjadi orang Katolik yang begitu bersemangat.
 
 Namun, ketika kita merasa bahwa Gereja mulai turut campur dalam kehidupan pribadi kita, pelan-pelan kita mulai menjauh, bahkan mungkin mengundurkan diri. Ketika kita mengalami bahwa hal-hal yang kita senangi ternyata adalah hal-hal yang bertentangan, bahkan dilarang oleh ajaran Kristiani; atau ketika kita mengalami bahwa tuntutan ajaran Kristiani ternyata tidak semudah yang kita bayangkan sebelumnya, kita mulai mencoba mencari yang lain di luar Kristus. Apalagi ketika kekristenan kita justru mempersulit hidup dan karir kita, kita mulai berpikir untuk melepaskan status tersebut. 
 
 Ketika hal-hal kecil semacam itu sudah dengan mudahnya mengguncang iman kita, bagaimana mungkin kita mampu menerima dan bertahan ketika dihadapkan pada hal-hal besar? Bagaimana kita akan mampu memahami salib? 
 
 Ketika Yesus bertanya kepada para murid yang masih tetap tinggal, "Apakah kamu tidak mau pergi juga?", Dia juga bertanya hal yang sama kepada kita. Maka, saatnya kita mulai bertanya pada diri kita sendiri, " Mengapa aku masih di sini?" Apakah sekadar karena aku terlahir Katolik? Apakah karena berbagai fasilitas dan kemudahan yang kudapatkan? Apakah hanya untuk menjaga suasana damai dalam keluarga yang semuanya Katolik? Kalau masih semacam itu alasannya, barangkali akhirnya kita pun akan seperti para murid yang meninggalkan Yesus. 
 
 Kalau kita ingin bisa berkata seperti Petrus dan para rasul yang setia, "Tuan, kepada siapa kami akan pergi? Sabda-Mu adalah sabda hidup abadi!" maka kita perlu menghayati dan menghidupi Sabda Tuhan, serta mengenal Yesus lebih dalam dengan hati. . (RP. Agstinus Irtikandik Darmawanto, O.Carm)

Antifon Komuni (Mzm 104:13-15)

Bumi penuh buah karya-Mu, ya Tuhan. Engkau menganugerahkan roti dari dalam tanah dan anggur yang menggembirakan hati manusia.

The earth is replete with the fruits of your work, O Lord; you bring forth bread from the earth and wine to cheer the heart.

De fructu operum tuorum, Domine, satiabitur terra: ut educas panem de terra, et vinum lætificet cor hominis: ut exhilaret faciem in oleo, et panis cor hominis confirmet.
 
 

Seri Liturgi: YESUS ITU ALLAH

Seri Liturgi
YESUS ITU ALLAH

Syalom aleikhem.
Sebutan berikutnya untuk Yesus Kristus dalam Gloria adalah “Tuhan Allah, Anak Domba Allah, Putra Bapa” – Latinnya berbunyi “Dómine Deus, Agnus Dei, Fílius, Fílius Patris.”

Yesus disebut Tuhan Allah. Yesus adalah Allah? Sebelumnya dikatakan, Ia adalah Putra Allah, mengapa kini disebut Allah? Tak usah bingung. Sebutan Tuhan Allah untuk Yesus tak berlebihan, itu ungkapan yang alkitabiah, berasal dari Injil Yohanes 1:1 yang bunyi ayatnya demikian: “Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.”

Yesus Kristus itu Firman Allah, Sang Firman yang telah menjadi manusia (Yoh. 1:14). Karena itu, Ia digelari “Anak Tunggal Bapa”. Sang Firman itu bersama-sama dengan Allah, dan Sang Firman itu sesungguhnya adalah Allah. Firman Allah dan Allah tak mungkin terpisah sedetik jua. Firman Allah adalah kuasa penciptaan yang Allah miliki. Kita tahu, Allah menciptakan dengan Firman-Nya. Di situlah kita sampai pada keyakinan bahwa Yesus Kristus adalah Allah.

Gelar lain Yesus: Anak Domba Allah. Gelar ini mengingatkan kita akan perkataan Yohanes Sang Pembaptis dalam Yoh. 1:36: “Dan ketika ia melihat Yesus lewat, ia berkata: “Lihatlah Anak domba Allah!” Jadi, gelar itu pun alkitabiah, bersumber dari Alkitab Suci.

Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring

Sabtu, 25 Agustus 2018 Hari Biasa Pekan XX

Sabtu, 25 Agustus 2018
Hari Biasa Pekan XX
       
“Harga darah Kristus lebih dari cukup untuk menebus seluruh dosa dunia.” (St. Ambrosius)
     
Antifon Pembuka (Yeh 43:7a)
       
Hai Anak manusia, inilah tempat takhta-Ku, dan inilah tempat tapak kaki-Ku. Di sinilah Aku diam di tengah-tengah umat untuk selamanya.
         
Doa Pembuka
 
Allah Bapa Mahamulia, semoga kemuliaan-Mu tinggal di antara kami dan semoga kami mengakui sabda pembebasan-Mu, melalui Yesus, Saudara kami se-Bapa, cahaya kemuliaan-Mu dan sabda cinta kasih-Mu. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.       .
     
Bacaan dari Nubuat Yehezkiel (43:1-7a) 
  
"Kemuliaan Tuhan masuk kembali ke dalam bait suci."
      
Sekali peristiwa aku dibawa malaikat Tuhan ke pintu gerbang Bait Suci yang menghadap ke timur. Sungguh, kemuliaan Allah Israel datang dari timur, dan terdengarlah suara seperti suara air terjun yang menderu, dan bumi bersinar karena kemuliaan-Nya. Apa yang nampak olehku itu mirip dengan apa yang dahulu kulihat, ketika Tuhan datang untuk memusnahkan Kota Yerusalem, dan mirip juga dengan apa yang kulihat di tepi Sungai Kebar. Maka aku bersujud menyembah. Sewaktu kemuliaan Tuhan masuk ke dalam Bait Suci melalui pintu gerbang timur, aku diangkat oleh Roh dan dibawa ke pelataran dalam. Sungguh, Bait Suci itu penuh kemuliaan Tuhan. Lalu, sedang orang yang mengukur bait suci berdiri di sampingku, aku mendengar Tuhan bersabda kepadaku dari dalam Bait Suci. Beginilah firman-Nya kepadaku, “Hai anak manusia, inilah tempat takhta-Ku dan inilah tempat tapak kaki-Ku. Di sinilah Aku akan tinggal di tengah-tengah orang Israel untuk selama-lamanya.”
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.
  
Mazmur Tanggapan                                  
Ref. Kemuliaan Tuhan tinggal di bumi kita.
Ayat. (Mzm 85:9ab-10.11-12.13-14)
1. Aku ingin mendengar apa yang hendak difirmankan Allah! Bukankah Ia hendak berbicara tentang damai? Sungguh, keselamatan dari Tuhan dekat pada orang-orang takwa, dan kemuliaan-Nya diam di negeri kita.
2. Kasih dan kesetiaan akan bertemu, keadilan dan damai sejahtera akan berpelukan. Kesetiaan akan tumbuh dari bumi, dan keadilan akan merunduk dari langit.
3. Tuhan sendiri akan memberikan kesejahteraan, dan negeri kita akan memberikan hasil. Keadilan akan berjalan di hadapan-Nya, dan damai akan menyusul di belakang-Nya.
 
Bait Pengantar Injil
Ref. Alelluya
Ayat. (Mat 23:9.10b)
Bapamu hanya satu, ialah yang ada di surga. Pemimpinmu hanya satu, yaitu Kristus.
       
Iniah Injil Yesus Kristus menurut Matius (23:1-12)
 
"Mereka mengajarkan, tetapi tidak melakukan." 
 
Sekali peristiwa berkatalah Yesus kepada orang banyak dan murid-murid-Nya, “Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi telah menduduki kursi Musa. Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kalian turuti perbuatan mereka, karena mereka mengajarkan, tetapi tidak melakukannya. Mereka mengikat beban-beban berat, lalu meletakkannya di atas bahu orang, tetapi mereka sendiri tidak mau menyentuhnya. Semua pekerjaan yang mereka lakukan hanya dimaksud supaya dilihat orang. Mereka memakai tali sembahyang yang lebar dan jumbai yang panjang. Mereka suka duduk di tempat terhormat dalam perjamuan dan di tempat terdepan di rumah ibadat; mereka suka menerima penghormatan di pasar dan suka dipanggil Rabi. Tetapi kalian, janganlah kalian suka disebut ‘Rabi’; karena hanya satulah Rabimu, dan kalian semua adalah saudara. Dan janganlah kalian menyebut siapa pun bapa di bumi ini, karena hanya satu Bapamu, yaitu Dia yang di surga. Janganlah pula kalian disebut pemimpin, karena hanya satu pemimpinmu, yaitu Kristus. Siapa pun yang terbesar di antaramu, hendaklah ia menjadi pelayanmu. Barangsiapa meninggikan diri, akan direndahkan, dan barangsiapa merendahkan diri, akan ditinggikan.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus
 
Renungan
   
  Dalam bacaan injil hari ini, kita mendengar bagaimana nasehat Yesus kepada para rasul dalam menghadapi ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi yang telah menduduki kursi Musa. Yesus menasehati para murid-Nya untuk menuruti dan melakukan segala sesuatu yang mereka ajarkan, tetapi para rasul jangan turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya. Yesus tahu bahwa ajaran Musa yang diajarkan ahli Taurat dan orang Farisi berasal dari Allah. Artinya apa yang diajarkan ahli Taurat dan orang Farisi itu baik, benar dan suci. Ajaran yang baik, benar dan suci itulah yang harus dipahami dan dihayati para murid Yesus termasuk kita umat Kristiani. Injil hari ini memuat peringatan Yesus kepada para pengikut-Nya supaya mereka kritis terhadap Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi. Ajaran mereka yang baik dan benar mesti dilakukan. Lagi pula mereka memiliki otoritas untuk mengajar. Akan tetapi, Yesus mengingatkan para pengikut-Nya untuk tidak mencontoh perbuatan Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi karena mereka tidak melakukan apa yang mereka ajarkan. Dengan itu, Yesus mau menandaskan betapa pentingnya keselarasan perbuatan dan perkataan agar para pengikut-Nya tidak jatuh dalam sikap munafik.
  
Antifon Komuni (Mat 23:9)
 
Janganlah kalian menyebut siapa pun bapa di bumi, karena hanya satulah Bapamu, yaitu Bapa di surga.
 
 
 
RENUNGAN PAGI

Seri Katekismus: KECENDERUNGAN BERBUAT DOSA

Seri Katekismus
KECENDERUNGAN BERBUAT DOSA

Syalom aleikhem.
Semua manusia terkena dosa asal. Harap ingat, dosa asal adalah suatu “keadaan”, bukan suatu “perbuatan”. Saya punya dosa asal bukan karena saya telah berbuat dosa pada saat diahirkan di dunia, bukan, melainkan karena saya adalah keturunan Adam yang terkena dampak dosa Adam, yaitu hilangnya kekudusan asli. Saya tak bersama dengan Allah dalam firdaus, saya kehilangan hidup di hadirat Allah karena manusia pertama telah berdosa. Keadaan ini diberi istilah “dosa asal”.

Meski semua insan telah kehilangan kekudusan asli, namun kodrat manusiawi tak hancur total. Kemanusiaan mengalami suatu kelemahan – katakanlah semacam kecacatan. Kelemahan itu membuat manusia takluk kepada kelemahan pikiran, kesengsaraan, maut, dan cenderung berbuat dosa. Kecenderungan ini disebut concupiscentia (dibaca: kon-ku-pi-syen-sia).

Mengapa manusia jadi cenderung berbuat dosa? Ingat bahwa jatuhnya manusia pertama membuat manusia kehilangan kuasa atas jiwa dan badan sendiri. Manusia tak lagi mampu menguasai bahkan dirinya sendiri. Kekacauan itu membuat kecenderungan kepada dosa terjadi.

Kejatuhan manusia pertama membuat hubungan mendalam dengan Allah rusak. Dengan itu, manusia tak lagi mendapat bagian dalam hidup ilahi. Di sinilah, Pembaptisan memiliki nilai penting. Pembaptisan mengembalikan kehidupan bersama Allah. Pembaptisan memberikan rahmat kehidupan, menghapus dosa asal, mengarahkan manusia kembali kepada Allah. Namun, akibat yang timbul karena kejatuhan itu tetap ada meski sudah diperlemah daya serangnya. Di sinilah usaha manusiawi mendapat tempatnya, yakni manusia harus berjuang secara rohani mengalahkan kecenderungan berbuat dosa.

Ajaran Gereja Katolik tentang dosa asal cukup jelas. Dosa asal diterima manusia sebagai suatu keadaan. Karena dosa asal, manusia kehilangan kekudusan asli, tercabut dari hidup ilahi, dan jadi punya kecenderungan berbuat dosa karena kendali atas jiwa-badannya cacat. Namun, kodrat kemanusiaan tak hancur total karena dosa asal – artinya: masih dapat dipulihkan. Pembaptisan menghapus dosa asal dan memperlemah daya kecenderungan berbuat dosa. Manusia masih harus berjuang dengan bantuan rahmat ilahi untuk terus melawan kecenderungan itu.

** Uraian ringkas atas Katekismus Gereja Katolik (KGK) No. 405 – 406

Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy