Sabtu, 27 Oktober 2018
Hari Biasa Pekan XXIX
Memiliki iman yang jelas, berdasarkan pada Syahadat Gereja, sering
dicap sebagai fundamentalisme. Sedangkan, relativisme, dimana membiarkan
diri dilempar dan “tersapu oleh angin pengajaran”, sepertinya merupakan
sikap yang satu-satunya diterima pada standar saat ini. Kita sedang
bergerak menuju kediktatoran relativisme yang tidak mengakui apapun yang
pasti dan tujuan tertingginya adalah egonya sendiri dan keinginannya
sendiri.” – Paus Benediktus XVI
Antifon Pembuka (Ef 4:16)
Dari Kristus seluruh tubuh menerima daya tumbuh guna membangun diri
dalam cinta kasih. Tubuh itu rapi tersusun dan rukun bersatu karena
pelayanan semua bagiannya, sesuai dengan peranan dan kegiatan setiap
anggota.
Doa Pembuka
Allah Bapa yang Mahabaik, kami bersyukur karena Engkau telah menunjukkan
jalan keselamatan kepada kami dalam diri Yesus Kristus, Putra-Mu.
Semoga, Sabda-Mu yang akan kami dengar sungguh menjadi bekal perjalanan
hidup kami untuk mewujudkan cinta kasih, keadilan dan damai sejahtera
serta untuk memasuki Kerajaan-Mu yang abadi. Sebab Dialah Tuhan,
Pengantara kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus,
hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Efesus (4:7-16)
"Kristuslah kepada tubuh, dan daripadanya seluruh tubuh menerima pertumbuhannya."
Saudara-saudara, kepada kita masing-masing telah dianugerahkan kasih
karunia menurut ukuran pemberian Kristus. Itulah sebabnya Kitab Suci
berkata, “Tatkala naik ke tempat tinggi, Ia membawa tawanan-tawanan; Ia
memberikan pemberian-pemberian kepada manusia.” Bukankah “Ia telah naik”
berarti bahwa Ia juga telah turun ke bagian bumi yang paling bawah? Dia
yang telah turun itu Dialah pula yang telah naik jauh lebih tinggi
daripada semua langit, untuk memenuhi segala sesuatu. Dialah juga yang
memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pewarta Injil,
gembala umat maupun pengajar; semuanya itu untuk memperlengkapi
orang-orang kudus bagi tugas pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus.
Dengan demikian akhirnya kita semua akan mencapai kesatuan iman dan
pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh dan tingkat
pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus. Dengan demikian kita
bukan lagi anak-anak kecil, yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin
pengajaran, atau oleh permainan palsu dalam kelicikan mereka yang
menyesatkan. Sebaliknya dengan berpegang teguh pada kebenaran dalam
kasih, kita bertumbuh dalam segala hal menuju Kristus Sang Kepala. Dari
pada-Nya seluruh tubuh menerima pertumbuhannya guna membangun diri dalam
kasih; itulah tubuh yang rapi tersusun dan diikat menjadi satu oleh
pelayanan semua bagiannya, sesuai dengan kadar pekerjaan tiap-tiap
anggota.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = c, 2/4, PS 844
Ref. 'Ku menuju ke altar Allah dengan sukacita
atau. Aku bersukacita, ketika orang berkata kepadaku, "Mari kita pergi ke rumah Tuhan."
Ayat. (Mzm 122:1-2.3-4a.4b-5)
1. Aku bersukacita, ketika orang berkata kepadaku, “Mari kita pergi ke
rumah Tuhan.” Sekarang kaki kami berdiri di pintu gerbangmu, hai
Yerusalem.
2. Hai Yerusalem, yang telah didirikan sebagai kota yang bersambung rapat, kepadamu suku-suku berziarah, yakni suku-suku Tuhan.
3. Untuk bersyukur kepada nama Tuhan sesuai dengan peraturan bagi
Israel. Sebab di Yerusalemlah ditaruh kursi-kursi pengadilan,
kursi-kursi milik keluarga Raja Daud.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. Tuhan telah berfirman, "Aku tidak berkenan kepada kematian orang fasik, melainkan kepada pertobatannya supaya ia hidup."
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (13:1-9)
"Jikalau kalian semua tidak bertobat, kalian pun akan binasa dengan cara demikian."
Pada waktu itu beberapa orang datang kepada Yesus dan membawa kabar
tentang orang-orang Galilea, yang dibunuh Pilatus, sehingga darah mereka
tercampur dengan darah kurban yang mereka persembahkan. Berkatalah
Yesus kepada mereka, "Sangkamu orang-orang Galilea ini lebih besar
dosanya daripada semua orang Galilea yang lain, karena mereka mengalami
nasib itu? Tidak! kata-Ku kepadamu. Tetapi jikalau kalian tidak
bertobat, kalian semua pun akan binasa dengan cara demikian. Atau
sangkamu kedelapan belas orang yang mati ditimpa menara dekat Siloam,
lebih besar kesalahannya daripada semua orang lain yang tinggal di
Yerusalem? Tidak! Kata-Ku kepadamu. Tetapi jikalau kalian tidak
bertobat, kalian semua pun akan binasa dengan cara demikian." Kemudian
Yesus menceritakan perumpamaan ini, "Ada seorang mempunyai sebatang
pohon ara, yang tumbuh di kebun anggurnya. Ia datang mencari buah pada
pohon itu, tetapi tidak menemukannya. Maka berkatalah ia kepada pengurus
kebun anggur itu, 'Sudah tiga tahun aku datang mencari buah pada pohon
ara itu, namun tidak pernah menemukannya. Sebab itu tebanglah pohon ini.
Untuk apa pohon itu hidup di tanah ini dengan percuma?' Pengurus kebun
anggur itu menjawab, "Tuan, biarkanlah pohon ini tumbuh selama setahun
ini lagi. Aku akan mencangkul tanah sekelilingnya dan memberi pupuk
kepadanya. Mungkin tahun depan akan berbuah. Jika tidak, tebanglah!"
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
Bacaan Injil hari ini mengisahkan dua kejadian yang dapat menjadi bahan pelajaran
untuk "bertobat" (ayat 1-3 dan 4-5) sedangkan bagian kedua (ayat 6-9)
berbentuk perumpamaan yang melengkapi ajakan tadi. Dalam kejadian pohon ara yang dikutuk oleh Yesus, Dia ingin menegaskan kembali tentang orang-orang yang akan mendapatkan hukuman karena tidak memberikan buah-buah yang baik.
Dalam kaitan dengan peristiwa buruk yang tidak dapat begitu saja
dihubungkan dengan dosa, maka, Yesus berkata kepada orang-orang yang
datang kepada Yesus dengan peristiwa buruk itu demikian, “Sangkamu
orang-orang Galilea ini lebih besar dosanya daripada dosa semua orang
Galilea yang lain, karena mereka mengalami nasib itu? Tidak! Kata-Ku
kepadamu. Tetapi jikalau kamu tidak bertobat, kamu semua akan binasa
atas cara demikian. Atau sangka-mu ke-18 orang, yang mati ditimpa menara
dekat Siloam, lebih besar kesalahannya daripada kesalahan semua orang
lain yang diam di Yerusalem? Tidak! Kata-Ku kepadamu. Tetapi jikalau
kamu tidak bertobat, kamu semua akan binasa atas cara demikian.” Dengan
pernyataan itu Yesus mau menegaskan dua hal. Pertama, bahwa
peristiwa buruk tidak dapat dikaitkan secara langsung begitu saja dengan
dosa, walaupun akibat akhir dosa pasti membawa keburukan. Kedua,
oleh karena itu walau orang tidak mengalami peristiwa buruk, walau ia
dalam keadaan berdosa, tidak dapat menyombongkan diri bahwa ia dapat
lepas dari akibat buruk dosa. Maka, Yesus meminta orang berdosa untuk
bertobat, karena pelan tetapi pasti akibat buruk dosa akan dirasakan si
pendosa. , Dalam perumpamaan tentang pohon ara, Yesus memperhatikan bahwa pohon itu sudah beberapa tahun tidak berbuah. Hidup tidak boleh percuma dan sia-sia tanpa menghasilkan kebaikan. Yesus pun mengancam akan menebang pohon ara itu kalau tidak berbuah lagi. Melalui pesan bacaan Injil hari ini, kita diingatkan kembali untuk berbuat baik dan menjadikan hidup kita berguna bagi orang lain, kapan pun, di mana pun dan untuk siapa pun; bukan hanya di saat dan tempat tertentu serta bukan hanya dengan orang-orang tertentu saja.
Antifon Komuni (Mzm 122:1)
Betapa gembira hatiku ketika dikatakan kepadaku, "Mari kita pergi ke rumah Tuhan."
Doa Malam
Allah Bapa, sumber kedamaian, kami
bersyukur karena telah memperoleh harapan akan kedamaian, yang kami
terima berkat sabda Putra-Mu, Saksi yang terpercaya Semoga kami tak
jemu-jemunya mendengarkan sabda itu. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan
kami. Amin.
RENUNGAN PAGI