| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Rabu, 07 November 2018 Hari Biasa Pekan XXXI

Rabu, 07 November 2018
Hari Biasa Pekan XXXI
    
“Gereja Katolik dipisahkan dan dibedakan oleh tiga karakteristik ini: kesatuan ajaran, kesatuan organisasi, kesatuan penyembahan. Kesatuan ini begitu menonjol sehingga olehnya setiap manusia dapat menemukan dan mengenali Gereja Katolik.
Merupakan kehendak Allah, pendiri Gereja, bahwa semua domba pada akhirnya harus berkumpul bersama dalam satu kawanan, dibawah bimbingan satu gembala. Semua anak-anak Allah dipanggil menuju satu-satunya rumah bapa mereka, dan batu penjurunya adalah Petrus. Setiap manusia harus bekerja bersama sebagai saudara untuk menjadi bagian dari kerajaan Allah yang tunggal ini; karena warga kerajaan ini disatukan dalam kedamaian dan harmoni di bumi agar mereka dapat menikmati kebahagiaan kekal suatu hari nanti di surga.” (St. Yohanes XXIII, Paus, Ad Petri Cathedram)
 

Antifon Pembuka (Mzm 27:1)
 
Tuhan adalah terang dan keselamatanku, kepada siapakah aku harus takut? Tuhan adalah benteng hidupku, terhadap siapakah aku harus gentar?
 
The Lord is my light and my salvation; whom shall I fear? The Lord is the stronghold of my life; whom should I dread?
 
Dominus illuminatio mea, et salus mea, quem timebo? Dominus defensor vitæ meæ, a quo trepidabo?   
 
Doa Pembuka

 
Ya Allah sumber kebijaksanaan, utuslah Roh Kebijaksanaan-Mu kepada kami, agar kami dapat memahami kehendak-Mu serta melaksanakannya dalam hidup kami sehari-hari. Ajarilah kami untuk berani menyangkal diri dan melepaskan segala sesuatu agar kami dapat menjadi murid-murid-Mu yang sejati. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Filipi (2:12-18)
     
"Kerjakanlah keselamatanmu, Allahlah yang mengerjakan dalam dirimu, baik kemauan maupun pelaksanaan."
      
Saudara-saudara kekasih, kalian senantiasa taat. Karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar, bukan saja seperti waktu aku masih hadir, tetapi lebih-lebih sekarang waktu aku tidak hadir. Sebab Allahlah yang mengerjakan dalam dirimu baik kemauan maupun pelaksanaan menurut kerelaan-Nya. Lakukanlah segala sesuatu tanpa bersungut-sungut dan berbantah-bantahan, supaya kalian tiada beraib dan tiada bernoda, sebagai anak-anak Allah yang tak bercela di tengah-tengah angkatan yang bengkok hatinya dan yang sesat ini. Maka kalian akan bercahaya di antara mereka seperti bintang-bintang di dunia, sambil berpegang pada sabda kehidupan. Dengan demikian aku dapat bermegah pada hari Kristus, bahwa tidak sia-sialah aku berlomba dan berjerih payah. Tetapi sekalipun darahku dicurahkan pada kurban dan ibadat imanmu, aku bergembira dan bersukacita bersama kalian. Dan kalian pun hendaknya bergembira dan bersukacita bersama aku.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan, do = d, 4/4, PS 865
Ref. Tuhan, Dikaulah penyelamatku.
atau Tuhan adalah terang dan keselamatanku.
Ayat. (Mzm 27:1.4.13-14)
1. Tuhan adalah terang dan keselamatanku, kepada siapakah aku harus takut? Tuhan adalah benteng hidupku, terhadap siapakah aku harus gentar?
2. Satu hal telah kuminta kepada Tuhan, satu inilah yang kuingini: diam di rumah Tuhan seumur hidupku, menyaksikan kemurahan Tuhan, dan menikmati bait-Nya.
3. Sungguh, aku percaya akan melihat kebaikan Tuhan di negeri orang-orang yang hidup! Nantikanlah Tuhan! Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu! Ya, nantikanlah Tuhan.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. Berbahagialah kalian, bila dinista karena nama Kristus, sebab Roh Allah ada padamu.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (14:25-33)
    
"Yang tidak melepaskan diri dari segala miliknya, tidak dapat menjadi milik-Ku."
     
Pada suatu ketika orang berduyun-duyun mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya. Sambil berpaling Yesus berkata kepada mereka, "Jika seorang datang kepada-Ku dan ia tidak membenci bapanya, ibunya, isterinya, anak-anaknya, saudara-saudarinya, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi murid-Ku. Barangsiapa tidak memanggul salibnya dan mengikuti Aku, ia tidak dapat menjadi murid-Ku. Sebab siapakah di antaramu, yang mau membangun sebuah menara, tidak duduk membuat anggaran belanja dahulu, apakah uangnya cukup untuk menyelesaikan pekerjaan itu? Jangan-jangan sesudah meletakkan dasar ia tidak dapat menyelesaikannya. Lalu semua orang yang melihat itu akan mengejek dengan berkata, 'Orang itu mulai membangun, tetapi tidak dapat menyelesaikan.' Atau raja manakah yang hendak berperang melawan raja lain, tidak duduk mempertimbangkan dulu apakah dengan sepuluh ribu orang ia dapat melawan musuh yang datang menyerang dengan dua puluh ribu orang? Jika tidak dapat, iaakan mengirim utusan selama musuh masih jauh untuk menanyakan syarat-syarat perdamaian. Demikianlah setiap orang di antaramu yang tidak melepaskan diri dari segala miliknya, tidak dapat menjadi murid-Ku."
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakan-Nya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.
  
Renungan

  
  Injil hari ini mengatakan begitu keras kepada ktia tentang syarat untuk mengikuti Yesus. Dalam pernyataannya Yesus meminta kita semua untuk mengikuti-Nya diatas segala–galanya melebih kasih kepada oang tua dan relasi kita dengan sesama. Apakah Yesus mau mengatakan bahwa untuk mengikuti-Nya kita harus terlebih dahuluu “melupakan”, “menjauh” atau sampai hati “membenci” orang tua kita sendiri atau sahabat dan kerabat kita sendiri? Yesus tidak menyatakan demikian dan bukan itulah maksud dari pernyataan Yesus. Yesus sendiri mengajak kita untuk menghormati ayah dan ibu kita (Luk 18:2), bagaimana mungkin disaat yang sama Yesus meminta kita untuk tidak menghormati orang tua kita?

Bagaimanapun, kita sadari bersama bahwa Tuhan adalah hukum tertinggi diatas segalanya. Kita tidak dapat mencintai Tuhan, namun disatu sisi kita terikat oleh harta benda dan begitu terikat olehnya sehingga kita sendiri lupa untuk mencintai Tuhan. Cinta kepada Tuhan harus benar – benar terbebas dari hal – hal duniawi. Maksudnya bahwa, ketika kita mengejar uang untuk kepentingan hidup dan sesama harus disadari pula bahwa uang adalah pemberian Tuhan pula dan cinta yang layak dan pantas hanya dapat diberikan kepada Tuhan dan bukan kepada uang. Kepemilikan harta benda tidak mengikat diri kita sama sekali sehingga kita dapat dengan bebas mencintai dan mengikuti Tuhan, sehingga uang atau harta benda tidak menjadi batu sandungan bagi kita dalam berelasi dengan Tuhan. Demikianpun halnya dengan orang tua. Kita haruslah amat dan sangat mencintai dan menghormati kedua orang tua kita, namun disaat yang sama kita harus ingat bahwa kedua orang tua kita adalah pemberian Tuhan sendiri. Apabila cinta dan hormat kita kepada orang tua atau kerabat lebih besar melampaui cinta kita kepada Tuhan, tidakkah kita menduakan Tuhan dan terperangkap dalam jerat berhala? Kita tidak dapat mencintai Tuhan jika cinta kita kepada orang tua atau kerabat terdekat lebih besar melampaui cinta kita kepada Allah. Justru sebaliknya, cinta kepada Tuhan adalah hasrat terutama dan yang utama, dimana kasih kita kepada Tuhan jauh melampaui segala – galanya sebab Tuhanlah yang memberikan kepada kita segala – galanya.
 
Ketika cinta kasih dan hormat kita kepada Tuhan lebih dari apapun, cinta itu pun harus tertuang kepada sesama terlebih orang tua kita sebab kerabat atau orang tua kita pun adalah milik kepunyaan Tuhan yang harus kita cintai dengan cara sewajarnya dengan tidak melupakan hormat dan kasih kepada Allah. Kata kuncinya adalah kita hanya dapat mencintai Tuhan dengan sungguh apabila kita benar – benar lepas dari hal – hal yang mengikat kita yang menyebabkan kita menduakan Tuhan. Sebaliknya, cinta kepada Tuhan tidak boleh melupakan sesama sebab semua adalah milik kepunyaan Tuhan yang harus kita cintai dengan cara sewajarnya. 
 
Antifon Komuni (Luk 14:27)
 
Barangsiapa tidak memanggul salibnya dan mengikuti Aku, tidak layak menjadi murid-Ku.

  
Deus Providebit

Selasa, 06 November 2018 Hari Biasa Pekan XXXI

Selasa, 06 November 2018
Hari Biasa Pekan XXXI
 
“Dalam persekutuan para kudus, "diantara para beriman apakah mereka telah ada di dalam tanah air surgawi atau masih menyilih di tempat penyucian atau masih berziarah di dunia - benar-benar terdapat satu ikatan cinta yang tetap dan satu pertukaran kekayaan yang berlimpah" (ibid.). Dalam pertukaran yang mengagumkan ini kekudusan seseorang dapat berguna untuk orang lain, dan malahan lebih daripada dosa seseorang dapat merugikan orang lain. Dengan demikian penggunaan persekutuan para kudus dapat membantu pendosa yang menyesal, bahwa ia lebih cepat dan lebih berdaya guna dibersihkan dari siksa-siksa dosanya.” (Katekismus Gereja Katolik, 1475)
  

Antifon Pembuka (Flp 2:5.7)

Dalam hidup bersama hendaklah kalian bersikap seperti Kristus Yesus. Ia telah mengosongkan diri dan mengambil rupa seorang hamba. Dan menjadi sama dengan manusia.
  
Doa Pembuka

      
Ya Allah, perkenankanlah kami mematuhi sabda pembawa kehidupan dan kebebasan. Ajarilah kami mengangkat salib Putra-Mu serta membangun kedamaian sejati. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.
    
Yesus membuktikan ketaatan-Nya di tengah penderitaan-Nya. Ia tidak berhenti berkarya dan melayani sekalipun banyak tekanan dan penderitaan. Hidup-Nya berfokus pada ketaatan untuk mencapai apa yang Bapa kehendaki dalam hidup-Nya.
 

Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Filipi (2:5-11)
  
“Yesus telah merendahkan diri, maka Ia diagungkan oleh Allah.”
      
Saudara-saudara, dalam hidup bersama hendaklah kalian bersikap seperti Kristus Yesus. Walaupun dalam rupa Allah, Ia tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan. Sebaliknya Ia telah mengosongkan diri dan mengambil rupa seorang hamba dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai wafat, bahkan sampai wafat di kayu salib. Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan menganugerahi-Nya nama di atas segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuk lututlah segala yang ada di langit, yang ada di atas dan di bawah bumi, dan bagi kemuliaan Allah Bapa, semua lidah mengakui ‘Yesus Kristus adalah Tuhan’.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
  
Mazmur Tanggapan
Ref. Aku melambungkan puji-pujian di tengah jemaat yang besar, ya Tuhan.
Ayat. (Mzm 22:26b-27.28-30a.31-32)
1. Nazarku akan kubayar di depan orang-orang yang takwa. Orang miskin akan makan sampai kenyang, orang yang mencari Tuhan akan memuji-muji Dia; biarlah hati mereka hidup untuk selamanya.
2. Segala ujung bumi akan menjadi sadar, lalu berbalik kepada Tuhan; segala rumpun bangsa akan sujud menyembah di hadapan-Nya. Sebab Tuhanlah yang empunya kerajaan, Dialah yang memerintah atas bangsa-bangsa. Ya, kepada-Nya akan sujud menyembah: semua orang sombong di bumi.
3. Dan aku akan hidup bagi Tuhan, anak cucuku akan beribadah kepada-Nya. Mereka akan menceritakan hal ikhwal Tuhan kepada angkatan yang akan datang. Dan menuturkan keadilan-Nya kepada bangsa yang akan lahir nanti. Semua itu telah dikerjakan oleh Tuhan.
  
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (Mat 11:28)
Datanglah kepada-Ku semua yang letih lesu dan berbeban berat. Aku akan memberi kelegaan kepada kalian.
    
Sebagai orang beriman kepada Yesus, kita dipanggil untuk meneladan cara hidup dan cara bertindak-Nya dengan semangat melayani dalam kerendahan hati. Dijamu di dalam Kerajaan Allah berarti dipanggil untuk hidup dan bertindak sesuai dengan kehendak Allah.
   

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (14:15-24)
   
"Pergilah ke semua jalan dan persimpangan dan paksalah orang-orang yang ada di situ masuk, karena rumahku harus penuh."
     
Pada waktu itu Yesus diundang makan oleh seorang Farisi. Sementara perjamuan berlangsung, seorang tamu berkata kepada Yesus, “Berbahagialah orang yang akan dijamu dalam Kerajaan Allah.” Tetapi Yesus berkata kepadanya, “Ada seorang mengadakan perjamuan besar. Ia mengundang banyak orang. Menjelang perjamuan dimulai, ia menyuruh hambanya mengatakan kepada para undangan, ‘Marilah, sebab segala sesuatu sudah siap.’ Tetapi mereka semua minta dimaafkan. Yang pertama berkata, ‘Aku baru membeli ladang dan harus pergi melihatnya; aku minta dimaafkan.’ Yang lain berkata, ‘Aku baru membeli lima pasang lembu kebiri dan aku harus pergi mencobanya; aku minta dimaafkan.’ Yang lain lagi berkata, ‘Aku baru saja menikah, dan karena itu aku tidak dapat datang.’ Maka kembalilah hamba itu dan menyampaikan semua itu kepada tuannya. Lalu murkalah tuan rumah itu dan berkata kepada hambanya, ‘Pergilah segera ke jalan dan lorong kota dan bawalah ke mari orang-orang miskin dan cacat, orang-orang buta dan lumpuh.’ Kemudian hamba itu melaporkan, ‘Tuan, apa yang tuan perintahkan itu sudah dilaksanakan. Sekalipun demikian, masih ada tempat.’ Maka tuan itu berkata, ‘Pergilah ke semua jalan dan persimpangan dan paksalah orang-orang yang ada di situ masuk, karena rumahku harus penuh.’ Sebab Aku berkata kepadamu: Tidak ada seorang pun dari para undangan itu akan menikmati jamuan-Ku."
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
 
Renungan
 

Allah mengundang setiap orang untuk merasakan sukacita dalam Kerajaan-Nya. Untuk itu, dibutuhkan sikap menomorduakan kepentingan atau kepuasan diri sendiri. Yesus telah merendahkan Diri-Nya menjadi seorang hamba sebagai teladan bagi kita. Karena sikap-Nya, Yesus ditinggikan oleh Allah. Sukacita yang sama disediakan bagi kita. Akan tetapi, mampukah kita mengalahkan kepentingan diri sendiri bagi Tuhan dan sesama.?

Antifon Komuni (Flp 2:10)
 
Dalam nama Yesus bertekuklututlah segala yang ada di langit, di atas dan di bawah bumi, dan segala lidah mengakui, 'Yesus Kristus adalah Tuhan' bagi kemuliaan Allah Bapa. 
 
Doa Malam

Allah Bapa kami di surga, kami mengucap syukur bahwasanya semua orang Kaupanggil bersatu dengan Dikau melalui Yesus Kristus. Semoga kami dapat bergembira karena mendengarkan dan melaksanakan sabda-Nya. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami. Amin.

RUAH

Seri Liturgi: DUDUK DI SEBELAH KANAN

Seri Liturgi
DUDUK DI SEBELAH KANAN

Syalom aleikhem.
Frasa dalam Gloria yang diterjemahkan “duduk di sisi Bapa”, dalam bahasa Latin berbunyi “sedes ad déxteram Patris”– harafiah: ‘duduk di sebelah kanan Bapa’. Ini alkitabiah sekali, diucapkan oleh Tuhan Yesus dalam suatu nubuat (Mat. 26:64): “Jawab Yesus: ‘Aku berkata kepadamu, mulai sekarang kamu akan melihat Anak Manusia duduk di sebelah kanan Yang Mahakuasa….’”

Nubuat itu terpenuhi ketika Sang Kristus telah naik ke surga. Perhatikan penggalan ayat ini (Kis. 7:55): “Tetapi Stefanus yang penuh dengan Roh Kudus, menatap ke langit, lalu melihat kemuliaan Allah dan Yesus berdiri di sebelah kanan Allah.” Kalimat ini mengingatkan kita – karena mirip dan selaras – akan Kredo (Syahadat) bukan.

Berada di sisi atau duduk di sebelah kanan bermakna penuh kuasa, diberi kekuasaan penuh. Bandingkan itu dengan ungkapan bahasa Indonesia: “tangan kanan” – contoh: Menteri Polan kini menjadi tangan kanan Presiden Upin. Tangan kanan artinya orang kepercayaan penuh.

Karena besarnya kuasa itu, layak dan pantaslah kita memohon kepada Tuhan Yesus. Dialah Firman Allah, Dialah Allah. Dan satu-satunya yang kudus hanyalah Allah. Maka, kalimat selanjutnya dalam Gloria berbunyi “hanya Engkaulah kudus”. Hanya Tuhanlah yang kudus. Manusia dapat menjadi kudus sejauh dikuduskan dan ambil bagian dalam kekudusan Allah.

Rev. D. Y. Istimoer Bayu A.
Katekis Daring

Senin, 05 November 2018 Hari Biasa Pekan XXXI

Senin, 05 November 2018
Hari Biasa Pekan XXXI
 
Kerinduan duniawiku sudah disalibkan. Di dalam aku ada air yang hidup dan berbicara, yang berbisik dan berkata kepadaku: Mari menuju rumah Bapa (St. Ignatius dari Antiokhia)
  

Antifon Pembuka (Flp 2:4)

Janganlah masing-masing hanya memperhatikan kepentingan sendiri, melainkan kepentingan orang lain.

Doa Pembuka


Allah Bapa kami yang Maha Pengasih, kami mohon, jiwailah kami dengan semangat Yesus Putra-Mu, agar berani menjadi orang papa dan saling memperkaya sesama dengan cinta kasih sejati. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.
       
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Filipi (2:1-4)
    
 
"Lengkapilah sukacitaku, hendaklah kalian sehati sepikir."
     
Saudara-saudara dalam Kristus ada nasihat, ada penghiburan kasih, ada persekutuan Roh, ada kasih mesra dan belas kasih. Maka sempurnakanlah sukacitaku dengan ini: hendaklah kalian sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa dan satu tujuan, dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau pujian yang sia-sia. Sebaliknya dengan rendah hati anggaplah orang lain lebih utama daripada dirimu sendiri. Janganlah masing-masing hanya memperhatikan kepentingan sendiri, melainkan kepentingan orang lain juga.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
  
Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan, lindungilah aku dalam damai-Mu.
Ayat. (Mzm 131:1.2.3)
1. Tuhan, aku tidak tinggi hati, dan tidak memandang dengan sombong; aku tidak mengejar hal-hal yang terlalu besar atau hal-hal yang terlalu ajaib bagiku.
2. Sungguh, aku telah menenangkan dan mendirikan jiwaku; seperti anak yang disapih berbaring dekat ibunya, ya, seperti anak yang disapih jiwaku dalam diriku.
3. Berharaplah kepada Tuhan, hai Israel, dari sekarang sampai selama-lamanya.
  
Bait Pengantar Injil
Ref. Alelluya
Ayat. (Yoh 8:31b-32) 
Jika kalian tetap dalam firman-Ku, kalian benar-benar murid-Ku, dan kalian akan mengetahui kebenaran.
     
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (14:12-14)
     
"Janganlah mengundang sahabat-sahabatmu, melainkan undanglah orang-orang miskin dan cacat."
     
Yesus bersabda kepada orang Farisi yang mengundang Dia makan, “Bila engkau mengadakan perjamuan siang atau malam, janganlah mengundang sahabat-sahabatmu, saudara-saudaramu, kaum keluargamu, atau tetangga-tetanggamu yang kaya, karena mereka akan membalasnya dengan mengundang engkau pula, dan dengan demikian engkau mendapat balasnya. Tetapi bila engkau mengadakan perjamuan, undanglah orang-orang miskin, cacat, lumpuh dan buta. Maka engkau akan berbahagia, karena mereka tidak mempunyai apa-apa untuk membalas engkau. Sebab engkau akan mendapat balasnya pada hari kebangkitan orang-orang benar.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
 
Renungan
   
   “Apa yang telah saya nikmati selama hdup di dunia ini nanti setelah mati, meninggal dunia, tak dapat dinikmati lagi, sedangkan yang belum dinikmati selama hidup di dunia ini nanti akan dapat menikmati sepuas-puasnya di sorga”, demikian kata seorang bijak. Dengan kata lain apa yang ada di dalam hidup kekal nanti adalah kebalikan dari apa yang ada dalam hidup sementara di dunia ini, misalnya: jika di dunia saat ini kita bermalas-malas dan pesta pora, maka di hidup kekal nanti harus bekerja keras dan matiraga, sebaliknya jika selama hidup di dunia ini kita bekerja keras dan matiraga, maka di hidup kekal nanti kita dapat bermalas-malas dan berpesta pora seenaknya dan selamanya. “Jer basuki mowo beyo” (= Untuk memperoleh hidup bahagia kekal harus berjuang dan bekerja keras), demikian kata pepatah Jawa. Sabda atau Warta Gembira hari ini kiranya mengajak dan memanggil kita untuk hidup sosial dan tidak materialistis atau bermental bisnis, seperti hidup di pasar. Ingatlah bahwa orang yang sungguh materialistis dan bermental bisnis yang kuat tinggal berlama-lama di pasar, yaitu para pedagang, sedangkan para pembeli pasti tidak ingin berlama-lama berada di pasar. Pembeli lebih banyak daripada penjual/pedagang, namun kiranya jika jujur mawas diri baik pedagang/ penjual atau pembeli juga bermental bisnis, yang mendambakan keuntungan atau kenikmatan sesaat. “Apabila engkau mengadakan perjamuan, undanglah orang-orang miskin, orang-orang cacat, orang-orang lumpuh dan orang-orang buta. Dan engkau akan berbahagia, karena mereka tidak mempunyai apa-apa untuk membalasnya kepadamu. Sebab engkau akan mendapat balasnya pada hari kebangkitan orang-orang benar.”, demikian sabda Yesus. Sebagai bentuk konkret penghayatan hidup sosial , marilah kita perhatikan mereka yang miskin, cacat, lumpuh dan buta, entah secara duniawi maupun spiritual. Memperhatikan kelompok orang macam ini anda akan menikmati kebahagiaan pribadi yang tahan lama atau bahkan abadi atau kekal, tak mudah diambil orang lain atau luntur karena rayuan dan godaan duniawi.
 
  “Hendaklah kamu sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan, dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri; dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga.” (Flp2:2-4), demikian nasihat Paulus kepada umat di Filipi, kepada kita semua orang beriman. “Yen lagi mlaku ojo ndlangak nanging ndungkluk” (=Ketika sedang berjalan jangan menengadah ke atas melainkan menunduk ke bawah), demikian kata pepatah Jawa. Apa yang dimaksudkan ‘mlaku/berjalan’ di sini kiranya selama perjalanan hidup kita di dunia. Marilah kita menunduk, melihat ke bawah, memperhatikan mereka lebih lemah, miskin dan kurang daripada kita. Marilah kita hidup dan bekerja dengan pedoman atau motto ‘solidaritas dan keberpihakan pada/bersama dengan yang miskin dan berkekurangan’. Orangtua lebih memperhatikan anak-anaknya, pemimpin atau atasan lebih memperhatikan anggota atau bawahannya, yang kaya dan kuat lebih memperhatikan yang miskin dan lemah, yang pandai/cerdas memperhatikan yang bodoh, dst.. Ajakan ini rasanya lebih kena bagi rekan-rekan yang hidup atau tinggal di kota-kota besar, yang sedikit banyak diwarnai sikap mental egois dan berkembang menjadi pelit, hanya mencari keuntungan diri sendiri atau kelompoknya. Maka dengan ini secara khusus perkenankan saya mengajak dan mengingatkan rekan-rekan yang hidup dan tinggal di kota-kota besar: jadikanlah situasi hidup yang lebih diwarnai sikap mental egoistis dan meterialistis menjadi ‘kesempatan emas’ untuk bersaksi hidup sosial, peka terhadap kepentingan orang lain, lebih-lebih mereka yang miskin dan berkekurangan. (Arsip Renungan Rm. Ign. Sumarya, SJ)


Antifon Komuni (Rm 11:36)
 
Segala sesuatu berasal dari Allah, ada karena Allah, dan menuju Allah. Bagi Dialah kemuliaan selama-lamanya! 
 
 Doa Malam

Allah Bapa kami di surga, dengarkanlah doa kami yang mohon dunia baru, di mana kami merasa senasib dengan kaum papa dan kaum tertindas, di mana kami takkan merasa bahagia, selama masih ada orang yang dihina dan diperas. Datanglah memperkuat kami dengan Roh-Mu dalam perjalanan kami mengikuti jejak Yesus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa, kini dan sepanjang segala masa. Amin.
   
Dalam kematian, Allah memanggil manusia kepada diri-Nya. Karena itu, seperti Paulus, warga Kristen dapat merindukan kematian: “Aku ingin pergi dan diam bersama-sama dengan Kristus” (Flp 1:23) Dan ia dapat mengubah kematiannya menjadi perbuatan ketaatan dan cinta kepada Bapa, sesuai dengan contoh Kristus (lih Mat 23:46) (Katekismus Gereja Katolik, 1011)
 

Seri Katekismus: MAKNA NAMA YESUS KRISTUS

 
Syalom aleikhem.
Gereja Katolik (nama lengkap: Gereja Kristen yang Satu, Kudus, Katolik, dan Apostolik) percaya dan mengakui Yesus dari Nazaret adalah Putra Allah yang menjadi manusia. Putra Allah itulah Firman Allah (lihat Yoh. 1:14.16). Gereja mengakui “Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup” (Mat. 16:16).

Iman Kristen pertama-tama adalah iman kepada Yesus Kristus. Warta iman Kristen pertama-tama adalah warta tentang Yesus Kristus. Karena itu, Gereja mengajarkan: “Yang diajarkan dalam katekese hanyalah Kristus, Sabda yang menjadi manusia, Putra Allah; segala sesuatu yang lain diajarkan dengan mengacu kepada-Nya.”

Nama “Yesus” dalam bahasa Ibrani berarti ‘Allah membebaskan’. Dalam Yesus, Allah menyimpulkan seluruh karya keselamatan-Nya untuk umat manusia sehingga “di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan” (Kis. 4:12). Nama Yesus adalah inti doa Kristen. Doa-doa liturgis ditutup dengan rumus “demi (Yesus) Kristus, (Putra-Mu), Tuhan kami”. Salam Maria berpuncak pada “terpujilah buah tubuhmu, Yesus”. Doa batin Gereja Timur – dinamakan doa Yesus – isinya: “Tuhan Yesus Kristus, Putra Allah, kasihanilah aku, orang berdosa.” Banyak orang Kristen meninggal dengan “Yesus” di bibir mereka.

“Kristus” adalah kata Yunani untuk ungkapan Ibrani ‘Mesias’ yang berarti ‘terurapi’. Gelar ini jadi nama diri Yesus; jadilah “Yesus Kristus”. Tuhan Yesus menerima pengakuan iman Petrus yang mengakui-Nya sebagai Mesias, sekaligus Ia menyatakan kaitannya dengan kesengsaraan yang harus ditanggung Putra Manusia. Kemesiasan Yesus itu satu paket dengan kesengsaraan-Nya, yaitu sebagai Sang Penebus, sebagai Hamba Allah yang menderita: “Anak Manusia tidak datang untuk dilayani, tetapi untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang” (Mat. 20:28).

Makna sesungguhnya dari Kerajaan Kristus terungkap sejelas-jelasnya melalui salib. Sesudah kebangkitan-Nya, Kerajaan Mesias itu dinyatakan oleh Rasul Petrus: “Seluruh kaum Israel harus tahu dengan pasti bahwa Allah telah membuat Yesus yang kamu salibkan itu menjadi Tuhan dan Kristus” (Kis. 2:36). Jadi jelas, Yesus itu Tuhan, Sang Mesias (Kristus).

** Ringkasan atas Katekismus Gereja Katolik (KGK) No. 422 – 440

Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring

Minggu, 04 November 2018 Hari Minggu Biasa XXXI

Minggu, 04 November 2018
Hari Minggu Biasa XXXI

Tuhan sebagai Yang Esa mewahyukan Diri kepada Israel, bangsa yang dipilih-Nya: "Dengarlah, hai orang Israel. Tuhan itu Allah kita, Tuhan itu esa! Kasihilah Tuhan Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu" (Ul 6:4-5). Dengan perantaraan para nabi, Allah mengajak Israel dan semua bangsa supaya berpaling kepada-Nya, Allah yang satu-satunya: "Berpalinglah kepada-Ku, dan biarkanlah dirimu diselamatkan, hai ujung-ujung bumi. Sebab Akulah Allah dan tidak ada yang lain... semua orang akan bertekuk lutut di hadapan-Ku, dan akan bersumpah setia dalam segala bahasa, sambil berkata: Keadilan dan kekuatan hanya ada di dalam Tuhan" (Yes 45:22-24) Bdk. Flp 2:10-11. -- Katekismus Gereja Katolik, 201

  

Antifon Pembuka (bdk. Mzm 38:22-23)

Jangan tinggalkan daku, ya Tuhan, Allahku, janganlah jauh dariku! Bersegeralah menolong aku, ya Tuhan, Penyelamatku. 
 
Forsake me not, O Lord, my God; be not far from me! Make haste and come to my help, O Lord, my strong salvation!
   
Doa Pembuka


Allah yang Mahakuasa dan Maharahim, hanya berkat rahmat-Mu umat beriman dapat mengabdi dan memuji Engkau dengan cara yang pantas dan terpuji. Singkirkanlah segala hambatan agar dengan leluasa kami bergegas menyongsong apa yang Engkau janjikan. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.


Bacaan dari Kitab Ulangan (6:2-6)
  
“Dengarkanlah, hai orang Israel, kasihilah Tuhan dengan segenap hatimu.”

Sekali peristiwa Musa berkata kepada bangsanya, “Seumur hidup hendaknya engkau dan anak cucumu takut akan Tuhan, Allahmu, serta berpegang pada segala ketetapan dan perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu; dan supaya lanjut umurmu, dengarlah, hai orang Israel! Lakukanlah ketetapan dan perintah itu dengan setia supaya baiklah keadaanmu, dan supaya kamu menjadi sangat banyak, seperti yang dijanjikan Tuhan, Allah nenek moyangmu, kepadamu di suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya. Dengarlah, hai orang Israel: Tuhan itu Allah kita, Tuhan itu esa! Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hati, dengan segenap jiwa, dan dengan segenap kekuatanmu! Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan.”

Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = bes, 4/4, PS 839

Ref. Aku mengasihi Tuhan, Dia sumber kekuatan. Hidupku kan menjadi aman dalam lindungan-Nya.
Ayat. (Mzm 18:2-3a.3bc-4.47+51ab; Ul: 2)

1. Aku mengasih Engkau, ya Tuhan, kekuatanku; ya Tuhan, bukit batuku, kubu pertahanan dan penyelamatku.
2. Allahku, gunung batuku, tempat aku berlindung, perisaiku, tanduk keselamatanku, kota bentengku! Terpujilah Tuhan, seruku; maka aku pun selamat dari para musuhku;
3. Tuhan itu hidup! Terpujilah Gunung Batuku, dan mulialah Allah Penyelamatku. Tuhan mengaruniakan keselamatan yang besar kepada raja yang diangkat-Nya, Ia menunjukkan kasih setia kepada orang yang diurapi-Nya.

Bacaan dari Surat kepada Orang Ibrani (7:23-28)
  
“Yesus tetap selama-lamanya, maka imamat-Nya tidak dapat beralih kepada orang lain.”

Saudara-saudara, dalam jumlah yang besar kaum Lewi telah menjadi imam karena mereka dicegah oleh maut untuk tetap menjabat imam. Tetapi Yesus tetap selama-lamanya; maka imamat-Nya tidak dapat beralih kepada orang lain. Karena itu Yesus sanggup juga menyelamatkan dengan sempurna semua orang yang demi Dia datang kepada Allah. Sebab Ia hidup lestari untuk menjadi Pengantara mereka. Imam Agung seperti inilah yang kita perlukan; yakni saleh, tanpa salah, tanpa noda, yang telah terpisah dari orang-orang berdosa dan ditinggikan mengatasi segala langit; yang tidak seperti imam-imam besar lain, yang setiap hari harus mempersembahkan kurban untuk dosanya sendiri dan sesudah itu barulah untuk dosa umatnya. Hal itu telah dilakukan Yesus satu kali untuk selama-lamanya, yakni ketika Ia mempersembahkan diri-Nya sendiri sebagai kurban. Hukum Taurat menetapkan orang-orang yang diliputi kelemahan menjadi imam agung. Tetapi sesudah hukum Taurat itu, diucapkan sumpah, yang menetapkan Anak, yang sudah menjadi sempurna sampai selama-lamanya menjadi Imam Agung.

Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = f, gregorian, PS 959

Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Yoh 14:33)
Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti Firman-Ku; Bapa-Ku akan mengasihi dia, dan Kami akan datang kepada-Nya.


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (12:28b-34)
    
“Inilah perintah yang paling utama, dan perintah yang kedua sama dengan yang pertama.”

Pada suatu hari, datanglah seorang ahli Taurat kepada Yesus, dan bertanya, “Perintah manakah yang paling utama?” Yesus menjawab, “Perintah yang paling utama ialah: Dengarlah, hai orang Israel! Tuhan Allah kita itu Tuhan yang esa! Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hati dan dengan segenap jiwa dan dengan segenap akal budi dan dengan segenap kekuatanmu. Dan, perintah yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada perintah lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini.” Lalu kata ahli Taurat itu kepada Yesus, “Guru, tepat sekali apa yang Kaukatakan itu, bahwa Allah itu esa, dan tidak ada Allah lain kecuali Dia. Memang mengasihi Dia dengan segenap hati dan dengan segenap pengertian dan dengan segenap kekuatan, serta mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri jauh lebih utama daripada semua kurban bakaran dan kurban sembelihan.” Yesus melihat, betapa bijaksananya jawab orang itu. Maka, Ia berkata kepadanya, “Engkau tidak jauh dari Kerajaan Allah!” Dan tak seorang pun masih berani menanyakan sesuatu kepada Yesus.

Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.
 
 
Renungan

 
 
 Intisari ajaran Yesus adalah cinta kasih.  Cinta kasih yang dimaksudkan adalah cinta kasih agape yang berdimensi ganda: terarah kepada Allah, dan sekaligus terarah kepada sesama manusia. Cinta kasih ini ibarat sekeping koin dengan dua sisi. Yang satu tidak bisa terlepas dari yang lain. Cinta kasih kepada Allah tidak lepas dari cinta kasih kepada sesama manusia. Demikian pula sebaliknya. Maka seorang murid Kristus yang sejati, menerima dan menghayati ajaran kasih ini dalam hidupnya. Cinta kasih kepada Allah dan sesama telah ditunjukkan oleh Tuhan Yesus sendiri melalui pengorbanan di salib. Dia tidak hanya mengajar tentang cinta kasih secara lisan, tetapi menghayati apa yang diajarkan-Nya itu, melalui tindakan cinta kasih kepada Allah dan sesama melalui karya-Nya yang berpuncak pada salib. Menjadi murid Kristus berarti menjadi pelaksana ajaran cinta kasih: cinta kepada Allah dan sesama manusia.  (RD. Sipri Senda / Majalah Liturgi 2018) 


Antifon Komuni (Mzm 16:11)
 
Engkau menunjukkan kepadaku jalan kehidupan. Di hadapan-Mu, ya Tuhan, ada sukacita berlimpah. 
 
You will show me the path of life, the fullness of joy in your presence, O Lord
   
Kebencian yang disengaja, melawan cinta kasih. Kebencian terhadap sesama adalah dosa, apabila orang dengan sengaja mengharapkan yang jahat, baginya. Adalah dosa berat, apabila orang mengharapkan kerugian yang besar setelah dipikirkan baik-baik. "Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu, karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang ada di surga" (Mat 5:44-45). -- Katekismus Gereja Katolik, 2303

Sabtu, 03 November 2018 Hari Biasa Pekan XXX

Sabtu, 03 November 2018
Hari Biasa Pekan XXX

“Doa Rosario adalah salah satu tradisi kontemplasi Kristiani yang terbaik dan paling berharga.” (St. Yohanes Paulus II)

Antifon Pembuka (Mzm 43:3)

Jiwaku haus akan Allah, Allah hidup! Bilakah aku boleh datang menghadap Allah?

Doa Pembuka

Allah Bapa Mahabaik, orang yang datang menghadap-Mu dengan sederhana tak pernah dikecewakan. Engkau selalu mendengarkan bila kami sebut nama-Mu. Kami mohon perkenankanlah kami menyerupai Yesus yang sudi merendahkan diri untuk dapat menjunjung kami. Ia sudi menjadi cermin teladan kami dan jalan kehidupan kami. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami,  yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin. 
   
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Filipi (1:18b-26)

"Bersukacita dalam iman."

Saudara-saudara, asal saja Kristus diwartakan, aku bersukacita karenanya. Dan aku akan tetap bersukacita sebab aku tahu, bahwa akhir dari semuanya ini ialah keselamatanku berkat doamu dan berkat pertolongan Roh Yesus Kristus. Sebab yang sangat kurindukan dan kuharapkan, ialah bahwa dalam segala hal aku tidak mendapat malu. Kuharapkan bahwa seperti dahulu, sekarang pun Kristus dengan nyata dimuliakan dalam tubuhku baik oleh hidup maupun oleh matiku. Karena bagiku hidup ialah Kristus dan mati keuntungan. Hidup di dunia bagiku berarti bekerja dan menghasilkan buah. Maka aku tidak tahu, mana yang harus kupilih. Aku didesak dari dua pihak: aku ingin pergi dan diam bersama Kristus, karena ini memang jauh lebih baik. Tetapi demi kalian, lebih perlu aku tetap tinggal di dunia ini. Dalam keyakinan ini tahulah aku bahwa aku akan tetap tinggal dan akan bersama-sama lagi dengan kalian semua, supaya kalian makin maju dan bersukacita dalam iman. Dengan demikian kemegahanmu dalam Kristus Yesus makin bertambah karena aku, yaitu apabila aku kembali kepadamu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = d, 2/2, PS 843.
Ref. Jiwaku haus pada-Mu, Tuhan ingin melihat wajah Allah.
Ayat. (Mzm 42:2.3.5bcd; R: 42:2, 2/4)
1. Seperti rusa yang merindukan sungai berair, demikianlah jiwaku merindukan Engkau, ya Allah.
2. Jiwaku haus akan Allah, akan Allah yang hidup! Bilakah aku boleh datang melihat Allah?
3. Bagaimana aku berjalan maju di tengah kepadatan manusia, mendahului mereka melangkah ke rumah Allah di tengah suara sorak sorai dan nyanyian syukur, di tengah keramaian orang-orang yang mengadakan perayaan.

Bait Pengantar Injil, do = g, 2/4, PS 952
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Mat 11:29ab)
Terimalah beban-Ku dan belajarlah pada-Ku, sebab Aku lemah lembut dan rendah hati.
       
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (14:1.7-11)

"Barangsiapa meninggikan diri, akan direndahkan; dan barangsiapa merendahkan diri, akan ditinggikan."


Pada suatu hari Sabat Yesus masuk rumah seorang pemimpin orang-orang Farisi untuk makan di situ. Semua yang hadir mengamat-amati Dia dengan seksama. Melihat tamu-tamu berusaha menduduki tempat-tempat terhormat, Yesus lalu mengatakan perumpamaan berikut, “Kalau engkau diundang ke pesta perkawinan, janganlah duduk di tempat kehormatan. Sebab mungkin ada undangan yang lebih terhormat daripadamu. Jangan-jangan orang yang telah mengundang engkau dan tamu itu berkata kepadamu, ‘Berikanlah tempat itu kepada orang ini’. Lalu dengan malu engkau harus pindah ke tempat yang paling rendah! Tetapi apabila engkau diundang, duduklah di tempat yang paling rendah. Mungkin tuan rumah akan datang dan berkata, ‘Sahabat, silakan duduk di depan’. Dengan demikian engkau mendapat kehormatan di mata semua tamu yang lain. Sebab barangsiapa meninggikan diri akan direndahkan; dan barangsiapa merendahkan diri, akan ditinggikan.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan


Yesus mengajarkan kerendahan hati. Rendah hati itu berarti lemah lembut. Rendah hati berarti tidak menonjolkan diri. Kerendahan hati erat kaitannya dengan penyerahan diri dan ketergantungan kepada Tuhan. Yesus merupakan teladan dalam kerendahan hati. Selama hidup-Nya di dunia ini, Yesus berjalan dalam kerendahan hati di tengah dunia yang dikuasai kesombongan dan keangkuhan. Orang yang gila hormat akan berpusat pada diri sendiri dan memakai orang lain sebagai sumber pengakuan bagi diri sendiri. Ini sering terlihat dalam sikap tidak tahu diri. Yesus mengecam sikap ini. Semoga kita semua belajar menjadi orang yang rendah hati, mendahulukan orang lain, serta mengusahakan kebaikan bagi sesama. Semoga kita memberi yang terbaik bagi sesama tanpa pamrih dan mencari pujian. Allah berkenan kepada orang-orang yang rendah hati, yang dalam kelemahannya mengandalkan pertolongan Tuhan.

Antifon Komuni (Flp 1:21)
 
Bagiku hidup adalah Kristus, dan mati suatu keuntungan. 
 


 
RENUNGAN PAGI

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy