| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Senin, 18 Februari 2019 Hari Biasa Pekan VI

Senin, 18 Februari 2019
Hari Biasa Pekan VI
 
Janganlah menimbun terlalu banyak dari apa yang kamu miliki (St. Bernardus)
 
Antifon Pembuka (Mzm 50:14a.15)

Persembahkanlah puji syukur sebagai kurban kepada Allah! Berserulah kepada-Ku pada waktu kesesakan, Aku akan meluputkan dikau dan engkau memuliakan Daku

Doa Pembuka

Allah Bapa yang Maharahim, semoga kami semakin mengenal diri kami, ajarilah kami saling membimbing dan mengasuh, sebagaimana putra dan putri se-Bapa, yang menyayangi umat ciptaan-Nya. Dengan pengantaraan Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau dan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Kejadian (4:1-15.25)
   
 
"Kain memukul Habel, adiknya, lalu membunuh dia."
   
Adam menghampiri Hawa, isterinya. Maka mengandunglah wanita itu, lalu melahirkan Kain; dan Hawa berkata, “Aku telah mendapat seorang anak laki-laki dengan pertolongan Tuhan.” Selanjutnya dilahirkannyalah Habel, adik Kain. Habel menjadi gembala kambing domba, sedang Kain menjadi petani. Setelah beberapa waktu lamanya, maka Kain mempersembahkan sebagian dari hasil tanah itu kepada Tuhan sebagai kurban persembahan. Habel juga mempersembahkan kurban persembahan dari anak sulung kambing dombanya, yakni lemak-lemaknya. Maka Tuhan mengindahkan Habel dan kurban persembahannya itu. Tetapi Kain dan kurban persembahannya tidak diindahkan-Nya. Lalu hati Kain menjadi sangat panas, dan mukanya muram. Sabda Tuhan kepada Kain, “Mengapa hatimu panas dan mukamu muram? Masakan mukamu tidak akan berseri, jika engkau berbuat baik? Tetapi jika engkau tidak berbuat baik, dosa sudah mengintip di depan pintu. Dosa itu sangat menggoda engkau tetapi engkau harus berkuasa atasnya.” Pada suatu hari Kain berkata kepada Habel, adiknya, “Marilah kita pergi ke padang.” Ketika mereka ada di padang, tiba-tiba Kain memukul Habel, adiknya itu, lalu membunuh dia. Sabda Tuhan kepada Kain, “Di mana Habel adikmu itu?” Jawab Kain, “Aku tidak tahu! Apakah aku penjaga adikku?” Sabda Tuhan pula, “Apakah yang telah kauperbuat ini? Darah adikmu itu berteriak kepada-Ku dari tanah. Maka sekarang, terkutuklah engkau, terbuang jauh dari tanah yang mengangakan mulutnya untuk menerima darah adikmu itu dari tanganmu. Apabila engkau mengusahakan tanah, maka tanah itu tidak akan memberikan hasil sepenuhnya lagi kepadamu. Engkau akan menjadi seorang pelarian dan pengembara di bumi.” Berkatalah Kain kepada Tuhan, “Hukumanku itu lebih besar daripada yang dapat kutanggung. Engkau menghalau aku sekarang dari tanah ini dan aku akan tersembunyi dari hadapan-Mu, seorang pelarian dan pengembara di bumi. Barangsiapa bertemu dengan aku, tentulah akan membunuh aku.” Sabda Tuhan kepadanya, “Sekali-kali tidak! Barangsiapa membunuh Kain, ia akan dibalas tujuh kali lipat.” Kemudian Tuhan menaruh tanda pada Kain, supaya ia jangan dibunuh oleh siapa pun yang bertemu dengan dia. Adam menghampiri pula isterinya. Lalu wanita itu melahirkan seorang anak laki-laki. Ia menamainya Set, sebab katanya, “ Allah telah mengaruniakan kepadaku anak yang lain sebagai ganti Habel; sebab Kain telah membunuhnya.”
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan
Ref. Persembahkanlah puji syukur kepada Allah sebagai kurban.
Ayat. (Mzm 50:1.8.16bc-17.20-21; R: 14a)
1. Yang Mahakuasa, Tuhan Allah, berfirman dan memanggil bumi, dari terbitnya matahari sampai kepada terbenamnya. Bukan karena kurban sembelihan engkau Kuhukum, sebab kurban bakaranmu senantiasa ada di hadapan-Ku.
2. ”Apakah urusanmu menyelidiki ketetapan-Ku, dan menyebut-nyebut perjanjian-Ku dengan mulutmu, padahal engkau membenci teguran dan mengesampingkan firman-Ku?
3. Engkau duduk, dan menjelek-jelekkan saudaramu, engkau memfitnah saudara kandungmu. Itulah yang engkau lakukan! Apakah Aku akan diam saja? Apakah kaukira Aku ini sederajat dengan kamu? Aku menggugat engkau dan ingin berperkara denganmu.
 
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Yoh 14:6)
Aku ini jalan, kebenaran, dan kehidupan, sabda Tuhan. Tiada orang dapat sampai kepada Bapa tanpa melalui Aku.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (8:11-13)
  
"Mengapa angkatan ini meminta tanda?"
   
Sekali peristiwa datanglah orang-orang Farisi dan bersoal jawab dengan Yesus. Untuk mencobai Dia mereka meminta dari pada-Nya suatu tanda dari surga. Maka mengeluhlah Yesus dalam hati dan berkata, “Mengapa angkatan ini meminta tanda? Aku berkata kepadamu, “Sungguh, kepada angkatan ini sekali-kali tidak akan diberikan tanda.” Lalu Yesus meninggalkan mereka. Ia naik ke perahu dan bertolak ke seberang.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
 
Renungan

 
Sebelum mengambil keputusan secara benar, biasanya kita terlebih dahulu membutuhkan dan mencari berbagai data dan informasi terkait. Data dan informasi itu akan dianalisis oleh pertimbangan logis kita, sehingga menjadi tanda atau bukti yang dapat mendukung dalam pengambilan keputusan. Proses ini dikenal sebagai manajemen berbasis data. Namun haruslah disadari bahwa tanda atau bukti itu tetaplah sesuatu yang terbatas, sehingga tidak dapat dijadikan dasar yang mutlak dalam pengambilan keputusan. Pertimbangan berdasarkan analisis “di atas kertas”, kendati berguna, tidaklah 5elalu tepat. Oleh karena itu, beberapa orang juga masih menggunakan intuisi dan suara hatinya ketika mengambil keputusan. Mereka tidak hanya berpedoman pada tanda atau bukti yang tersedia.

Yesus kecewa terhadap orang-orang Farisi yang mau mencobai Dia, yakni dengan meminta tanda dari Sorga. Alasan mereka meminta tanda itu dikatakan hanya untuk mencobai Yesus, bukan untuk semakin diyakinkan atau diteguhkan dalam mengambil keputusan apakah menerima Yesus sebagai utusan dari Allah atau tidak. Sejak awal mereka sudah menolak Yesus sebagai utusan Allah. Sehingga tanda yang mereka minta itu hanya dijadikan alasan untuk menjatuhkan Yesus.

Bila hati masih tertutup, seseorang tidak akan pernah mau mengubahkeputusannya, kendati keputusan itu jelas-jelas tidak tepat. Hanya orang yang senantiasa membuka hatilah yang dapat mengenal Yesus secara benar dan mau mengikuti-Nya. Hati yang terbuka adalah hati yang diliputi oleh cinta kepada Allah dan sesama. Apakah kita sudah menggunakan suara hati kita ketika hendak mengambil keputusan? Apakah kita senantiasa membuka hati kita untuk mendengarkan Yesus melalui berbagai tanda yang terjadi dalam hidup kita?
(MT / INSPIRASI BATIN 2019)

Antifon Komuni (Kej 4:6-7)
 
Mengapa hatimu panas dan mukamu muram? Masakan mukamu tidak berseri, jika engkau berbuat baik? Tetapi jika engkau tidak berbuat baik, maka dosa sudah mengintip di depan pintu.
 
 Doa Malam

Allah Bapa yang Mahabaik, Enkau telah memberikan tanda sekali untuk selamanya, ialah Yesus Kristus Putra-Mu. Berkenanlah membuka mata dan telinga kami, agar kami dapat belajar mendengarkan Sabda-Nya dan menyaksikan teladan-Nya. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang hidup dan berkuasa, sepanjang segala masa. Amin.

Seri Liturgi: MENGENAL TAHUN LITURGI

KatKit (Katekese Sedikit) No. 196

Seri Liturgi
MENGENAL TAHUN LITURGI

Syalom aleikhem.
Kalau Tahun Liturgi kita gambarkan sebagai garis, titik awalnya adalah Masa Adven. Titik pertama, kedua, dst adalah Minggu Adven I, II, III, IV. Menyusul Masa Natal yang diawali dengan Hari Raya Natal. Titik-titik berikutnya – masih Masa Natal – Pesta Keluarga Kudus, Hari Raya Bunda Allah, Hari Raya Penampakan Tuhan, dan Pesta Pembaptisan Tuhan. Masa Adven-Natal mengisahkan kelahiran Tuhan dan seputar kelahiran-Nya.

Kristus makin dewasa – demikian kisah selanjutnya – dan berkarya di depan umum. Inilah yang diceritakan Masa Biasa (pertama), kelanjutan dari Masa Adven-Natal. Masa Biasa ini pendek saja.

Pada Februari-Maret, mulai Masa Prapaskah. Penanda awalnya Rabu Abu. Lalu, ada Minggu Prapaskah I, II hingga V. Setelah itu, kita masuk Pekan Suci: Minggu Palma sampai Minggu Paskah yang di dalamnya terdapat Kamis Putih, Jumat Agung, dan Sabtu Suci. Melanjutkan Hari Raya Paskah adalah Masa Paskah dengan Minggu Paskah I, II hingga VII. Antara Minggu Paskah VI dan VII ada Hari Raya Kenaikan Tuhan pada hari Kamis. Minggu setelah Minggu Paskah VII adalah Hari Raya Pentakosta, turunnya Roh Kudus.

Titik lanjutan adalah Masa Biasa (kedua) hingga diakhiri dengan Hari Raya Kristus Raja. Demikian perjalanan umum liturgi Katolik dalam setahun. Ada ceritanya ‘kan. Bagus ya.

Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring

Homili: Hari Minggu Biasa VI - Tahun C (Audio)

Seruan Uskup Agung Semarang menyambut Pemilihan Umum 17 April 2019

 
JADILAH PEMILIH BERIMAN, CERDAS, DAN BIJAKSANA SEBAGAI PERWUJUDAN RASA CINTA TANAH AIR INDONESIA


Saudari-saudara, umat Katolik di Keuskupan Agung Semarang yang terkasih,

Pada 17 April 2019 mendatang, kita Bangsa Indonesia akan menyelenggarakan pemilihan umum (pemilu) untuk memilih pasangan Presiden dan Wakil Presiden, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD), Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Propinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota.

Pemilu merupakan salah satu sarana penting pelaksanaan kedaulatan rakyat. Oleh karena itu sikap meremehkan atau memanipulasi dan merekayasa proses dan hasil pemilu oleh pihak mana pun merupakan pelanggaran serius atas hak rakyat dan martabat warga negara, serta pada taraf tertentu dapat meniadakan kedaulatan rakyat itu sendiri.

Maka sebagai gembala umat di Keuskupan Agung Semarang ini, saya menyatakan bahwa umat Katolik harus berperanserta dan bertanggungjawab atas pemilu tersebut dengan menjadi pemilih yang beriman, cerdas, dan bijaksana sebagai perwujudan rasa cinta Tanah Air Indonesia. Demikian juga bagi yang terpanggil dan terlibat sebagai penyelenggara pemilu di berbagai tingkat harus menjalankan tugasnya dengan penuh tanggungjawab dan independen.

Menjadi pemilih beriman artinya menggunakan hak pilih secara benar-benar bebas dan berdasar hati nurani sebagai pertanggungjawaban serta perwujudan imannya. Menjadi pemilih cerdas artinya mampu menggunakan hak pilihnya berdasarkan analisa dan perhitungan yang cermat serta pengenalan yang cukup atas para peserta Pemilu. Sedangkan menjadi pemilih bijaksana artinya tidak mudah diombang-ambingkan oleh bermacam-macam godaan seperti transaksi jual beli suara, money politics (politik uang), janji-janji manis, maupun pengaruh lainnya yang mengakibatkan pribadinya tidak benar-benar bebas. Sebagai salah satu pertimbangan dalam menentukan pilihan hendaknya Anda mengikuti panduan pembelajaran memilih yang disampaikan oleh Penghubung Karya Kerasulan Kemasyarakatan Keuskupan Agung Semarang (PK4AS).

Saudari-saudara yang terkasih,

Terdorong oleh rasa tanggungjawab kami di hadapan Tuhan, umat dan masyarakat, serta masa depan Bangsa dan Negara Indonesia, maka saya menyerukan hal-hal sebagai berikut:

Pertama, semua umat di Keuskupan Agung Semarang yang sudah mempunyai hak pilih untuk tidak lari dari tanggungjawab menyukseskan pemilu sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Pilihan GOLPUT merupakan pilihan tidak bijaksana. Karena pilihan kita sangat menentukan bagi proses perjalanan bangsa ini 5 tahun ke depan dan selanjutnya. Kami memandang suara Anda sangat menentukan, karena satu suara Anda memiliki makna yang sangat besar bagi masa depan bangsa.

Kedua, kepada semua partai politik (parpol) dan para calon legislatif (caleg) serta pasangan calon Presiden-Wakil Presiden yang berkontestasi dalam pemilu ini supaya memegang teguh tatakrama dan aturan pemilu yang berlaku dengan kesadaran bahwa kesejahteraan rakyat adalah pegangan yang utama.

Ketiga, semua pihak yang turut serta dalam kampanye, supaya melakukan kegiatan kampanye dalam suasana kekeluargaan dan berdasarkan kesadaran, bahwa kita berkewajiban menjaga keutuhan Negara Kesatuan berdasarkan Pancasila; bukan sebaliknya saling menjelekkan, saling menjatuhkan, saling menghujat, saling memfitnah dan menyebarkan berita-berita bohong. Kampanye hendaknya dimanfaatkan sebagai bagian pendidikan politik untuk memperkenalkan visi, misi, serta program kerja dan untuk mencerdaskan masyarakat.

Keempat, hendaknya KPU dan Bawaslu beserta seluruh jajarannya sebagai penyelenggara pemilu memastikan menyelenggarakan pemilu serentak 2019 dengan menjunjung tinggi sifat hakikinya, yaitu langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil (luber jurdil). Termasuk memastikan penyelenggara pemilu yang terikat pada kode etik penyelenggara pemilu guna menjunjung tinggi prinsip-prinsip pelaksanaan pemilu. Pemerintah dan aparat keamanan harus mencegah segala macam intimidasi dan ancaman dari manapun atau oleh siapapun juga kepada masyarakat pemilih dan para penyelenggara pemilu, baik yang bersifat paksaan fisik maupun moril, dan menghindarkan segala macam manipulasi serta perbuatan curang baik sebelum, selama maupun sesudah pemungutan suara.

Akhirnya, Saudari dan Saudaraku yang terkasih,

Kami mengajak Anda semua untuk meneruskan pendidikan politik dengan mengawal, mendampingi, mengingatkan, dan menuntut mereka yang kita pilih agar tetap berusaha mewujudkan keadilan sosial bagi semua. Mereka kita pilih bukan untuk kepentingan pribadi dan kelompoknya, tetapi untuk kepentingan bersama bangsa.

Marilah kita jadikan pemilu ini peristiwa kebangsaan yang menggembirakan dan memerdekakan bukan menakutkan dan menciptakan ketidakpastian. Kami sungguh berharap bahwa cinta Tanah Air dan persaudaraan sebagai Bangsa Indonesia harus kita tempatkan di atas segala kepentingan pribadi dan kelompok/golongan. Aspirasi politik dan pilihan boleh berbeda, tetapi INDONESIA adalah kita.

Selamat menggunakan hak pilih Anda. Tuhan memberkati kita semua. Berkah Dalem.


Semarang, 5 Februari 2019


† Mgr. Robertus Rubiyatmoko
Uskup Agung Semarang

Minggu, 17 Februari 2019 Hari Minggu Biasa VI

Minggu, 17 Februari 2019      
   
Hari Minggu Biasa VI

Sabda Tuhan itu bagaikan pohon hidup; semua cabangnya memberikan buah yang terberkati (St. Efrem dari Diatesaron)
   

Antifon Pembuka (Mzm 31:3-4-PS 658)
  
Jadilah bagiku gunung batu tempat perlindungan, kubu pertahanan untuk menyelamatkan aku. Sebab Engkaulah bukit batuku dan pertahananku. Oleh karena nama-Mu, Engkau akan menunutun dan membimbing aku.

Be my protector, O God, a mighty stronghold to save me. For you are my rock, my stronghold! Lead me, guide me, for the sake of your name.

Esto mihi in Deum protectorem, et in locum refugii, ut salvum me facias: quoniam firmamentum meum, et refugium meum es tu: et propter nomen tuum dux mihi eris, et enutries me.
     
Pengantar

Sering orang membangun hidup di atas uang, pangkat dan kemewahan. Tetapi Kitab Suci mengajar kita, bahwa hal itu bukanlah yang baku di dalam hidup kita. Dan Yesus mengajak kita untuk melihat kenyataan dengan pandangan yang lain sekali. Di dalam kerajaan-Nya yang bahagia adalah kaum miskin dan mereka yang menderita demi Tuhan. Sebab Tuhanlah yang membuat kita bahagia. Semoga pertemuan bersama Tuhan dalam Perayaan Ekaristi Hari Minggu Biasa VI ini semakin memperdalam iman kita.

Doa Pembuka

Allah Bapa kami, kami bersyukur karena melalui Putra-Mu, Yesus Kristus, Engkau telah mengangkat martabat orang-orang yang kecil, lemah, miskin, tersingkir dan menderita. Semoga teladan hidup-Nya menggerakkan kami untuk melakukan hal yang sama sehingga karya penyelamatan-Mu sungguh menjadi nyata dalam diri kami. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami, yang bersama Dikau dan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin. 
 
Bacaan Pertama
Bacaan dari Kitab Yeremia (17:5-8)
 

"Terkutuklah yang mengandalkan manusia, Terpujilah yang mengandalkan Tuhan."
  
Inilah sabda Tuhan, "Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh daripada Tuhan! Ia akan seperti semak bulus di padang belantara, ia tidak akan mengalami datangnya keadaan baik; ia akan tinggal di tanah angus di padang gurun, di negeri padang asin yang tidak berpenduduk. Diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan, yang menaruh harapannya pada Tuhan! Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan PS 840
Ref. Bahagia kuterikat pada Yahwe. Harapanku pada Allah Tuhanku.
Ayat. (Mzm 1:1-2.3.4.6; R: Mzm 40:5a)
1. Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan kaum pencemooh; tetapi yang kesukaannya ialah hukum Tuhan, dan siang malam merenungkannya.
2. Ia seperti pohon yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buah pada musimnya; daunnya tak pernah layu, dan apa saja yang diperbuatnya berhasil.
3. Bukan demikianlah orang-orang fasik; mereka seperti sekam yang ditiup angin. Sebab Tuhan mengenal jalan orang benar, tetapi jalan orang fasik menuju kebinasaan.

Bacaan Kedua
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Korintus (15:12.16-20)
    
"Andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah kepercayaanmu."

Saudara-saudara, jika kami wartakan bahwa Kristus dibangkitkan dari antara orang mati, bagaimana mungkin ada di antara kamu yang mengatakan bahwa tidak ada kebangkitan orang mati? Sebab andaikata benar bahwa orang mati tidak dibangkitkan, maka Kristus juga tidak dibangkitkan. Dan andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah kepercayaanmu dan kamu masih hidup dalam dosamu. Dengan demikian binasa pulalah orang-prang yang meninggal dalam Kristus. Dan jikalau kita berharap pada Kristus hanya dalam hidup ini, maka kita ini orang-orang yang paling malang dari semua manusia. Namun, ternyata Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati sebagai yang sulung dari antara orang-orang yang telah meninggal dunia.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil PS 960
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. Bersukacita dan bergembiralah, sabda Tuhan, sebab besarlah ganjaranmu di surga. (Luk 6:23ab)

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (6:17.20-26)
  
"Berbahagialah orang miskin, celakalah orang kaya."
       
Pada waktu itu Yesus bersama kedua belas rasul-Nya turun dari gunung dan berdiri di suatu tempat yang datar. Di situ telah berkumpul banyak murid dan sejumlah besar orang yang datang dari seluruh Yudea, dari Yerusalem, dan dari daerah pantai Tirus dan Sidon. Yesus menengadah, memandang murid-murid-Nya lalu berkata, "Berbahagialah, hai kamu yang miskin, karena kamulah yang empunya kerajaan Allah. Berbahagialah hai kamu yang sekarang ini lapar, karena kamu akan dipuaskan. Berbahagialah, hai kamu yang sekarang ini menangis, karena kamu akan tertawa. Berbahagialah kamu, jika karena Anak Manusia orang membenci kamu dan jika mereka mengucilkan kamu, dan mencela kamu serta menolak namamu sebagai sesuatu yang jahat. Bersukacitalah pada waktu itu dan bergembiralah, sebab sesungguhnya, upahmu besar di surga karena secara demikian juga nenek moyang mereka telah memperlakukan para nabi. Tetapi celakalah kamu, hai kamu yang kaya, karena dalam kekayaanmu kamu telah memperoleh penghiburanmu. Celakalah kamu, yang sekarang ini kenyang, karena kamu akan lapar. Celakalah kamu, yang sekarang ini tertawa, karena kamu akan berdukacita dan menangis. Celakalah kamu, jika semua orang memuji kamu; karena secara demikian juga nenek moyang mereka telah memperlakukan nabi-nabi palsu."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan



Hidup sebagai orang yang percaya bahwa Allah adalah Penyelenggara dan Penopang kehidupan sama artinya dengan hidup mengandalkan kekuatan Allah dan bukan bertumpu pada kekuatan insani belaka. Hidup dengan mengandalkan Allah sama artinya pula dengan mengikatkan diri dan mengantungkan harapan hidup hanya kepada Allah (Bacaan I). Ketika orang mengikatkan diri dan harapan hidupnya pada Tuhan, ia akan memperoleh kebahagiaan yang sesungguhnya di dalam hidup sebab Tuhan akan melimpahinya dengan berkat dan anugerah. Orang-orang seperti ini adalah seperti pohon yang ditanam ditepi aliran air, yang menghasilkan buah pada musimnya dimana daunnya tak pernah layu (Mzm Tanggapan). Cara hidup orang demikianlah yang seharusnya menjadi cara hidup setiap orang beriman. Cara hidup orang beriman tidaklah seperti orang-orang yang mencari kebahagiaannya dengan mengantungkan penghiburannya pada kekayaan yang dimiliki dan mengantungkan kenyaman dan keamanannya pada apa yang dimiliki (lnjil). (RP. Cornelius Tri Chandra, OFM.Conv/Majalah Liturgi) 
 
 
Antifon Komuni (Mzm 78:29-30)

Mereka makan dan menjadi sangat kenyang. Ia memberikan kepada mereka apa yang mereka inginkan, tetapi mereka belum merasa puas.

They ate and had their fill, and what they craved the Lord gave them; they were not disappointed in what they craved.

Manducaverunt, et saturati sunt nimis, et desiderium eorum attulit eis Dominus: non sunt fraudati a desiderio sio.

Sabtu, 16 Februari 2019 Hari Biasa Pekan V

Sabtu, 16 Februari 2019
Hari Biasa Pekan V

“Dalam liturgi Gereja, dalam doanya, dalam persekutuan kaum beriman yang hidup kita mengalami kasih Allah, kita menyadari-Nya dan belajar mengenal kehadiran-Nya dalam hidup kita sehari-hari. Ia lebih dulu mengasihi kita dan terus mengasihi; maka juga kita dapat menanggapinya dengan kasih. Allah tidak menuntut perasaan, yang tidak bisa kita rasakan, dan karena dari "lebih dahulu" kasih Allah ini, dapatlah dalam diri kita bersemi kasih sebagai jawaban.”
(Paus Benediktus XVI, Ensiklik Deus Caritas Est, Allah adalah kasih, No. 17)

Antifon Pembuka (Kej 3:19)

Dengan berpeluh engkau akan mencari makananmu, sampai engkau kembali menjadi tanah asalmu; sebab engkau debu dan akan kembali menjadi debu.
     
Doa Pembuka


Allah Bapa Maharahim, orang lemah dan berdosa mendapat janji akan menerima pengampunan dan kesehatan berkat Yesus, Adam baru. Semoga kami tetap rendah hati karena ingat bahwa hanya kesetiaan-Mulah yang sanggup melestarikan hidup kami. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
  

Bacaan dari Kitab Kejadian (3:9-24)
   
 
"Tuhan Allah mengusir manusia dari Taman Eden supaya mengolah tanah."
    
Pada suatu hari, di Taman Eden, Tuhan Allah memanggil manusia dan bersabda kepadanya, “Di manakah engkau?” Ia menjawab, “Ketika aku mendengar, bahwa Engkau ada dalam taman ini, aku menjadi takut, karena aku telanjang; sebab itu aku bersembunyi.” Tuhan bersabda, “Siapakah yang memberitahukan kepadamu, bahwa engkau telanjang? Apakah engkau makan dari buah pohon, yang Kularang engkau makan itu?” Manusia itu menjawab, “Perempuan yang Kautempatkan di sisiku, dialah yang memberikan buah pohon itu kepadaku, maka kumakan.” Kemudian bersabdalah Tuhan kepada perempuan itu, “Apakah yang telah kauperbuat ini?” Jawab perempuan itu, “Ular itu memperdayakan aku, maka kumakan buah itu.” Lalu bersabdalah Tuhan Allah kepada ular itu, “Karena engkau berbuat demikian, terkutuklah engkau di antara segala ternak dan di antara segala binatang hutan. Dengan perutmulah engkau akan menjalar dan debu tanahlah yang akan kaumakan seumur hidupmu! Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya.”Dan kepada perempuan itu Tuhan Allah bersabda, “Susah payahmu waktu mengandung akan Kubuat sangat banyak; dengan kesakitan engkau akan melahirkan anakmu;namun engkau akan berahi kepada suamimu, dan ia akan berkuasa atasmu.” Lalu sabda-Nya kepada manusia itu, “Karena engkau mendengarkan perkataan isterimu dan memakan buah pohon yang telah Kularang untuk kaumakan maka terkutuklah tanah karena engkau! Dengan bersusah payah engkau akan mencari rezeki dari tanah seumur hidupmu; semak duri dan rumput duri akan dihasilkannya bagimu, dan tumbuh-tumbuhan di padang akan menjadi makananmu; dengan berpeluh engkau akan mencari makananmu, sampai engkau kembali lagi menjadi tanah, karena dari situlah engkau diambil; sebab engkau debu dan engkau akan kembali menjadi debu.” Manusia itu memberi nama Hawa kepada isterinya, sebab dialah yang menjadi ibu semua yang hidup. Dan Tuhan Allah membuat pakaian dari kulit binatang untuk manusia dan untuk isterinya itu, lalu mengenakannya kepada mereka. Bersabdalah Tuhan Allah, “Sesungguhnya manusia itu telah menjadi seperti salah satu dari Kita, tahu tentang yang baik dan yang jahat; maka sekarang, jangan sampai ia mengulurkan tangannya dan mengambil pula buah pohon kehidupan itu dan memakannya, sehingga ia hidup untuk selama-lamanya. Lalu Tuhan Allah mengusir dia dari Taman Eden supaya ia mengusahakan tanah dari mana ia diambil. Tuhan Allah menghalau manusia itu, dan di sebelah timur Taman Eden ditempatkan-Nyalah beberapa kerub dengan pedang yang bernyala-nyala dan menyambar-nyambar, untuk menjaga jalan ke pohon kehidupan.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = c, 2/4, PS 847
Ref. Tuhan penjaga dan benteng perkasa dalam lindungan-Nya aman sentosa.
Atau: Tuhan, Engkaulah tempat perlindungan kami turun-menurun.
Ayat. (Mzm 90:2.3-4.5-6.12-13; R:1)
1. Sebelum gunung-gunung dilahirkan, sebelum bumi dan dunia diperanakkan, bahkan dari sediakala sampai selama-lamanya Engkaulah Allah.
2. Engkau mengembalikan manusia kepada debu, hanya dengan berkata, “Kembalilah, hai anak-anak manusia!” Sebab di mata-Mu seribu tahun sama seperti hari kemarin atau seperti satu giliran jaga di waktu malam.
3. Engkau menghanyutkan manusia seperti orang mimpi seperti rumput yang bertumbuh: di waktu pagi tumbuh dan berkembang, di waktu petang sudah lisut dan layu.
4. Ajarlah kami menghitung hari-hari kami, hingga kami beroleh hati yang bijaksana. Kembalilah, ya Tuhan, -berapa lama lagi? – dan sayangilah hamba-hamba-Mu!

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Mat 4:4)
Manusia hidup bukan saja dari makanan, melainkan juga dari setiap sabda Allah

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (8:1-10)
  
"Mereka semua makan sampai kenyang."
  
Sekali peristiwa sejumlah besar orang mengikuti Yesus. Karena mereka tidak mempunyai makanan, Yesus memanggil murid-murid-Nya dan berkata, “Hati-Ku tergerak oleh belas kasihan kepada orang banyak ini. Sudah tiga hari mereka mengikuti Aku dan mereka tidak mempunyai makanan. Jika mereka Kusuruh pulang ke rumahnya dengan lapar, mereka akan rebah di jalan, sebab ada yang datang dari jauh.” Murid-murid-Nya menjawab, “Bagaimana di tempat yang sunyi ini orang dapat memberi mereka roti sampai kenyang?” Yesus bertanya kepada mereka, “Berapa roti yang ada padamu?” Jawab mereka, “Tujuh.” Lalu Yesus menyuruh orang banyak itu duduk di tanah. Sesudah itu Yesus mengambil ketujuh roti itu, mengucap syukur, lalu memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada murid-murid-Nya untuk dibagi-bagikan. Dan mereka memberikannya kepada orang banyak. Mereka mempunyai juga beberapa ikan. Sesudah mengucap berkat atasnya, Yesus menyuruh supaya ikan itu juga dibagi-bagikan. Dan mereka makan sampai kenyang. Kemudian orang mengumpulkan potongan-potongan roti yang sisa, sebanyak tujuh bakul. Mereka itu ada kira-kira empat ribu orang. Lalu Yesus menyuruh mereka pulang. Akhirnya Yesus segera naik ke perahu dengan murid-murid-Nya dan bertolak ke daerah Dalmanuta.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan


Di wilayah Ibukota Jakarta, sering saya melihat kesenjangan yang luar biasa antara yang kaya dan yang miskin. Di satu sisi saya sering melihat gedung-gedung mewah, rumah-rumah yang begitu besar dan sangat indah; dan di sisi lain ada perkampungan yang sangat kumuh. Di satu sisi saya melihat makanan berlimpah ruah untuk sekelompok orang, di hoteI-hotel berbintang, di rumah-rumah mereka yang kaya, namun di sisi lain juga adabegitu banyak orang yang makan dari mengais-ngais sampah. Kerelaan berbagi akan menjadi jembatan yang dapat menghubungkan kedua perbedaan itu.

Bacaan Injil hari ini mengisahkan bagaimana Yesus membuat mukjijat penggandaan roti. Tergerak oleh belaskasihan, Yesus ingin memberi makan kepada para pengikut-Nya yang terlihat lapar. Mukjizat penggandaan roti ini terjadi ketika salah seorang pengikut memberikan sedikit roti yang dimilikinnya. Rasa belaskasihan dan kerelaan untuk memberi memungkinkan mukjizat pelipatgandaan roti itu terjadi. Sebagaimana Yesus kita dipanggil untuk peduli, rela berbagi dan bermurah hati kepada sesama di sekitar kita. Mukjizat kehidupan akan terjadi ketika kita bermurah hati dan rela untuk berbagi. Kerelaan kita untuk berbagi ke. pada sesama yang membutuhkan, akan melahirkan sebuah mukjizat kehidupan. (HS)

Contemplatio:


Untuk beberapa saat heninglah di hadapan Tuhan. Hadirkanlah suasana kerumunan orang yang membutuhkan makan. Masuklah dalam kerumunan orang banyak itu dan berikan roti-roti yang anda miliki. Biarkanlah mukjijat penggandaan roti itu terjadi. Sebagaimana Yesus membuat mukjizat; ulurkan dan berikan roti-roti di tanganmu kepada sesamamu.

Oratio:


Ya Tuhan aku mengucapkan limpah terima kasih untuk berkat-Mu yang boleh kuterima dalam beraneka macam ragam bentuk. Ajarilah aku untuk berani berbagi kepada sesamaku terutama kepada mereka yang membutuhkan bantuan dan pertolonganku. Amin.


Antifon Komuni (Mat 4:4b)

Manusia hidup bukan saja dari makanan, tetapi juga dari setiap sabda Allah.
 

HS/Renungan Harian Mutiara Iman 2019

Jumat, 15 Februari 2019 Hari Biasa Pekan V

Jumat, 15 Februari 2019
Hari Biasa Pekan V

Kita ini dilahirkan dalam dunia sekarang, tetapi dilahirkan kembali untuk dunia yang akan datang!. (St. Leo Agung)

Antifon Pembuka (Mzm 32:1)

Berbahagialah orang bila dosanya diampuni, dan kesalahannya dihapus oleh Tuhan.

Doa Pembuka


Allah Bapa yang Maharahim, berkenanlah mengucapkan Sabda pengampunan-Mu, bila kami mengakui dan menyesali dosa kami. Jadikanlah kami orang yang penuh amal baik. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Kejadian (3:1-8)
  
 
"Kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat."
  
Ular adalah yang paling cerdik dari segala binatang di darat yang dijadikan Tuhan Allah. Ular itu berkata kepada wanita, “Tentulah Allah bersabda, ‘Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya’, bukan?” Wanita itu menjawab, “Buah pohon-pohonan dalam taman ini boleh kami makan. Tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah taman, Allah bersabda: Jangan kamu makan ataupun raba buah itu, nanti kamu mati.” Tetapi ular itu berkata kepada wanita itu, “Sekali-kali kamu tidak akan mati! Tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya, matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat.” Perempuan itu melihat bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati, karena memberi pengertian. Maka ia mengambil buah itu, lalu dimakan, dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia; dan suaminya pun memakannya. Maka terbukalah mata mereka berdua, dan mereka tahu, bahwa mereka telanjang; lalu mereka menyemat daun pohon ara, dan membuat cawat. Ketika mereka mendengar bunyi langkah Tuhan Allah, yang berjalan-jalan dalam taman itu pada waktu hari sejuk, bersembunyilah manusia dan isterinya itu terhadap Tuhan Allah di antara pohon-pohonan dalam taman.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Berbahagialah orang, yang pelanggarannya diampuni.
Ayat. (Mzm 32:1-2.5.6.7; R: 1a)
1. Berbahagialah orang yang pelanggarannya diampuni dan dosa-dosanya ditutupi! Berbahagialah orang yang kesalahannya tidak diperhitungkan Tuhan, dan tidak berjiwa penipu!
2. Akhirnya dosa-dosaku kuungkapkan kepada-Mu dan kesalahanku tidaklah kusembunyikan; aku berkata, “Aku akan menghadap Tuhan, dan mengakui segala pelanggaranku.” Maka Engkau sudah mengampuni kesalahanku.
3. Sebab itu hendaklah setiap orang saleh berdoa kepada-Mu, selagi ditimpa kesesakan; kendati banjir besar terjadi ia tidak akan terlanda.
4. Engkaulah persembunyian bagiku, ya Tuhan! Engkau menjagaku terhadap kesesakan Engkau melindungi aku, sehingga aku luput dan bersorak.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Kis 16:14b)
Ya Allah, bukalah hati kami, agar kami memperhatikan sabda Anak-Mu.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (7:31-37)
  
"Yang tuli dijadikan-Nya mendengar, yang bisu dijadikan-Nya berbicara."
  
Pada waktu itu Yesus meninggalkan daerah Tirus, dan lewat Sidon pergi ke Danau Galilea, di tengah-tengah daerah Dekapolis. Di situ orang membawa kepada-Nya seorang tuli dan gagap dan memohon supaya Yesus meletakkan tangan-Nya atas orang itu. Maka Yesus memisahkan dia dari orang banyak, sehingga mereka sendirian. Kemudian Ia memasukkan jari-Nya ke telinga orang itu, lalu meludah dan meraba lidah orang itu. Kemudian sambil menengadah ke langit Yesus menarik nafas dan berkata kepadanya, “Effata”, artinya: Terbukalah! Maka terbukalah telinga orang itu, dan seketika itu terlepas pulalah pengikat lidahnya, lalu ia berkata-kata dengan baik. Yesus berpesan kepada orang-orang yang ada di situ supaya jangan menceritakannya kepada siapa pun juga. Tetapi makin dilarang-Nya mereka, makin luas mereka memberitakannya. Mereka takjub dan tercengang, dan berkata, “Ia menjadikan segala-galanya baik! Yang tuli dijadikan-Nya mendengar, yang bisu dijadikan-Nya berbicara.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
 
Renungan


Di mana pun dan kapan pun, hidup Yesus memancarkan Kabar Gembira. Inilah yang dapat kita renungkan dari firman Tuhan pada hari ini. Pertama, kita mau mencermati mte perjalanan Yesus sambil melihat peta Palestina pada zaman Yesus. Rupanya Yesus memilih rute memutar. Dari Kota Tirus, Yesus pergi ke arah utara, ke daerah Sidon. Dari situ Ia menuju ke timur, ke seberang Sungai Yordan. Di situ ada daerah yang disebut Dekapolis. Dari situ nanti Ia berjalan ke Danau Galilea. Rute perjalanan Yesus ini sangat menarik. Ia memilih melewati wilayah orang-orang bukan Yahudi, bertemu dengan orang-orang asing. Padahal, orang Yahudi tidak berteman baik dengan orangorang asing ini.

Kedua, peristiwa mukjizat Yesus terjadi di wilayah Dekapolis. Seorang tuli dan gagap dibawa kepada Yesus, dan Yesus pun menyembuhkannya. Melihat itu, orang banyak takjub dan berkata: “Ia menjadikan segala-galanya baik, yang tuli dijadikan-Nya mendengar, yang bisu dijadikan-Nya berkata-kata” (Mrk. 7:37). Tindakan Yesus ini mengingatkan orang pada penciptaan dunia, yakni saat Allah melihat segalanya baik adanya (Kej. 1:31).

Yesus terbuka dengan semua orang, termasuk orang-orang asing. Mereka dianggap sebagai “bangsa yang diam dalam kegelapan" (Mat. 4:16). Di antara bangsa yang demikian, terang Yesus tetap terpancar. Kebaikan-Nya tidak pudar. Dia adalah Kabar Baik, sebab segala yang dikerjakan-Nya adalah baik. Di mana pun Ia berada, tangan-Nya, kata-kata-Nya, tatapan mata-Nya, semuanya memancarkan kebaikan.

Dalam situasi yang sangat majemuk di Indonesia, tindakan Yesus membuka kembali mata kita akan panggilan untuk terbuka dan dekat dengan orang-orang lain di lingkungan tempat tinggal kita. Kita hanya bisa berlaku seperti itu tatkala hati kita menjadi begitu dekat dengan Tuhan. Manakala Tuhan menjadi pusat hati kita, pada saat itulah tangan, kaki, mata, kata-kata, dan semua yang ada pada kita akan memancarkan kebaikan bagi siapa pun yang kita jumpai. (
(IP/INSPIRASI BATIN 2019)
 
 
Doa Malam

Allah Bapa yang Mahabaik, Putra-Mu telah menyebarkan kebaikan ke mana-mana: orang tuli dibuat-Nya mendengar, orang bisu berbicara. Kami mohon, semoga kami mewartakan nama-Mu kepada siapa pun di sekitar kami. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang hidup dan berkuasa, sepanjang segala masa. Amin.

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy