| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Seri Katekismus: NILAI PENTING KEBANGKITAN

KatKit (Katekese Sedikit) No. 198

Seri Katekismus
NILAI PENTING KEBANGKITAN

Syalom aleikhem.
Kebangkitan Sang Kristus terjadi oleh kekuasaan Allah Sang Bapa yang membangkitkan Kristus, Putra-Nya. Dengan jelas, Alkitab (Kis. 2:24) memberikan kesaksian mengenai itu: “Tetapi Allah membangkitkan Dia [Kristus] dengan melepaskan Dia dari sengsara maut….” Bagian lain, yaitu surat-surat Paulus, juga menjelaskannya; salah satunya (Rom. 6:4): “… sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita….” Cukup jelas bahwa Kristus dibangkitkan oleh Bapa.

Banyak dikatakan “Kristus bangkit”, mengapa ini “dibangkitkan”? Sejauh menyangkut Sang Putra, sesungguhnya Beliau sendiri melaksanakan kebangkitan-Nya berkat kekuasaan ilahi-Nya. Semasa karya-Nya di dunia, Tuhan Yesus memaklumkan bahwa Anak Manusia akan menderita banyak dan juga akan mati; lalu akan bangkit; salah satu nasnya (Mrk. 8:31): “Kemudian mulailah Yesus mengajarkan kepada mereka, bahwa Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan…, lalu dibunuh dan bangkit sesudah tiga hari.”

Jadi, keduanya benar. Kristus dibangkitkan oleh Allah, benar. Kristus bangkit dari alam maut, juga benar. Kita perlu ingat Yoh. 1:1.4: “Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. …. Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia.” Sang Firman itu adalah Yesus Kristus. Beliau bersama-sama dengan Allah sejak kekal sampai kekal, tak terpisah dari Allah, bahkan Dialah Allah, Sang Putra, yaitu Firman Allah kekal yang menjadi manusia.

Kebangkitan Kristus sangat penting nilainya. Kebangkitan-Nya mengesahkan apa yang telah Beliau ajarkan dan lakukan. Kebangkitan-Nya memberikan bukti mengenai wewenang ilahi-Nya, juga menggenapi nubuat-nubuat Perjanjian Lama. Itulah mengapa Rasul Paulus menjelaskan perihal itu kepada orang Yahudi (Kis. 13:32-33): “Janji yang diberikan kepada nenek moyang kita, telah digenapi Allah kepada kita, keturunan mereka, dengan membangkitkan Yesus….” Sang Rasul juga menyatakan begitu penting nilai kebangkitan Kristus (1Kor. 15:17): “Jika Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah pemberitaan kami dan sia-sialah juga kepercayaan kamu.”

Kebangkitan Kristus sekaligus menegaskan keilahian-Nya, bahwa Kristus adalah Allah Sang Putra, Firman Allah kekal yang menjadi manusia dan tinggal di antara manusia. Kebangkitan-Nya adalah kelanjutan tak terelakkan dari kematian-Nya sesuai rencana Allah, sesuai dengan isi Kitab Suci (Perjanjian Lama). Dengan kematian-Nya Kristus membebaskan kita dari dosa, dan dengan kebangkitan-Nya Beliau membuka pintu masuk menuju kehidupan baru.

Akhirnya, kebangkitan Kristus adalah sebab dan dasar utama kebangkitan kita pada masa yang akan datang.

** Ringkas-uraian atas Katekismus Gereja Katolik (KGK) No. 648 – 658

Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring

Sabtu, 23 Februari 2019 Peringatan Wajib St. Polikarpus, Uskup dan Martir

Sabtu, 23 Februari 2019
Peringatan Wajib St. Polikarpus, Uskup dan Martir

“Delapan puluh enam tahun aku mengabdi Kristus, tak pernah ia menyakiti aku sedikit pun juga.” (St. Polikarpus)

Antifon Pembuka (Sir 5:7)

Inilah martir sejati, yang bersedia menumpahkan darah membela nama Kristus. Ia tidak takut terhadap ancaman di pengadilan. Kerajaan Surga kini menjadi miliknya.

Doa Pembuka

Allah Bapa kami, Pencipta alam semesta, Santo Polikarpus, uskup-Mu, Kaumuliakan menjadi martir. Semoga berkat doa permohonannya kami memperoleh bagian dalam piala Kristus dan bangkit pula bagi kehidupan kekal.Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau dan dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Surat Kepada Orang Ibrani (11:1-7)

"Berkat iman kita mengerti bahwa alam semesta diciptakan Allah."

Saudara-saudara, iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat. Sebab oleh imanlah telah diberikan kesaksian kepada nenek moyang kita. Karena iman kita mengerti, bahwa alam semesta telah dijadikan oleh firman Allah, sehingga apa yang kita lihat telah terjadi dari apa yang tidak dapat kita lihat. Karena iman Habel telah mempersembahkan kepada Allah kurban yang lebih baik daripada kurban Kain. Dengan jalan itu ia memperoleh kesaksian tentang dirinya bahwa ia benar, karena Allah berkenan akan persembahannya itu; dan karena iman pula, ia masih berbicara sesudah ia mati. Karena iman Henokh terangkat, supaya ia tidak mengalami kematian, dan ia tidak ditemukan, karena Allah telah mengangkatnya. Sebab sebelum terangkat, ia memperoleh kesaksian, bahwa ia berkenan kepada Allah. Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah itu ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia. Karena iman, maka Nuh mengikuti petunjuk Allah tentang sesuatu yang belum kelihatan dengan taat mempersiapkan bahtera untuk menyelamatkan keluarganya; dan karena iman itu ia menghukum dunia, dan ia ditentukan untuk menerima kebenaran, sesuai dengan imannya. 
Demikianlah sabda Tuhan,
U. Syukur kepada Allah

Mazmur Tanggapan
Ref. Ya Tuhan, aku hendak memuji nama-Mu selama-lamanya.
Ayat. (Mzm 145:2-3.4-5.10-11)
1. Setiap hari aku hendak memuji Engkau dan memuliakan nama-Mu untuk selama-lamanya. Besarlah Tuhan dan sangat terpuji; dan kebesaran-Nya tidak terselami.
2. Angkatan demi angkatan akan memegahkan karya-karya-Mu, dan akan memberitakan keperkasaan-Mu. Semarak kemuliaan-Mu yang agung akan kukidungkan, dan karya-karya-Mu yang ajaib akan kunyanyikan.
3. Segala yang Kaujadikan akan bersyukur kepada-Mu, ya Tuhan, dan orang-orang yang Kaukasihi akan memuji Engkau. Mereka akan mengumumkan kemuliaan kerajaan-Mu, dan akan membicarakan keperkasaan-Mu.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 2/2, PS 957
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (Mrk 9:6; 2/4)
Langit terbuka dan terdengarlah suara Bapa. "Inilah Anak-Ku terkasih; dengarkanlah Dia"

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (9:2-13)

"Yesus berubah rupa di depan para rasul."

Pada suatu hari Yesus berbicara tentang bagaimana Ia akan menderita sengsara. Sesudah itu Ia membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes, dan bersama mereka naik ke sebuah gunung yang tinggi. Di situ mereka sendirian saja. Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka, dan pakaian-Nya menjadi sangat putih berkilat-kilat. Tak ada seorang pun di dunia ini yang sanggup mengelantang pakaian seperti itu. Maka nampaklah kepada mereka Elia dan Musa yang sedang berbicara dengan Yesus. Lalu Petrus berkata kepada Yesus, "Rabi, betapa bahagianya kami berada di sini. Baiklah kami dirikan tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa, dan satu untuk Elia." Petrus berkata demikian, sebab tidak tahu apa yang harus dikatakannya, karena mereka sangat ketakutan. Maka datanglah awan menaungi mereka dan dari awan itu terdengar suara, "Inilah Anak-Ku yang terkasih, dengarkanlah Dia!" Dan sekonyong-konyong, waktu memandang sekeliling mereka tidak lagi melihat seorang pun di situ kecuali Yesus seorang diri. Pada waktu mereka turun dari gunung itu, Yesus berpesan supaya mereka jangan menceritakan kepada siapa pun apa yang telah mereka lihat itu sebelum Anak Manusia bangkit dari antara orang mati. Mereka memegang pesan tadi sambil mempersoalkan di antara mereka apa yang dimaksud dengan "bangkit dari antara orang mati." Lalu mereka bertanya kepada Yesus, "Mengapa ahli-ahli Taurat berkata, bahwa Elia harus datang dahulu?" Yesus menjawab, "Memang Elia akan datang dahulu dan memulihkan segala sesuatu. Tetapi bagaimanakah halnya dengan Anak Manusia? Bagaimana tertulis bahwa Ia akan banyak menderita dan akan dihinakan? Tetapi Aku berkata kepadamu, memang Elia sudah datang, dan orang memperlakukan dia menurut kehendak mereka sesuai dengan yang tertulis tentang dia."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan



Polikarpus adalah seorang Uskup Gereja perdana di Smyrna (Turki). Murid Santo Yohanes penginjil ini memimpin Gereja di Smyrna sampai meletusnya kekacauan yang didalangi oleh para musuh gereja pada tahun 155. Ia sendiri pun ditangkap oleh orang-orang itu.
     
Ketika di tangkap, ia tidak memberikan perlawanan apapun, bahkan ia tersenyum dan menjamu para penangkapnya dengan makanan yang lezat. Kepada mereka, Ia berkata: Jadilah kehendak Tuhan atas diriku. Ia memohon agar kepadanya diberikan waktu sedikit untuk berdoa. Setelah itu, ia dibelenggu dan diarak ke tengah  tengah orang banyak menuju kediaman prokonsul untuk diadili.

Sewaktu diadili, prokonsul dengan keras memaksanya untuk menhujat Yesus dan mempersembahkan kurban kepada dewa dewi Romawi. Ia dengan tegas berkata: Sudah delapan puluh enam tahun saya mengabdi Kristus, dan tidak pernah saya alami Kristus berbuat salah kepadaku. Bagaimana mungkin saya menghujat Raja dan Penyelamatku? Tuhanku Yesus Kristus tidak hanya berkata: Bertahanlah dan teguhlah dalam imanmu; cintailah sesamamu; berbelaskasihanlah kepada sesamamu dan bersatulah di dalam kebenaran, melainkan Diri-Nya sendiri dijadikan contoh yang mencolok mata tentang semuanya itu.

Mendengar kata  kata Polikarpus, prokonsul berang dan segera menjatuhkan hukuman bakar atas diri Polikarpus. Hukuman ini tidak sedikitpun menggetarkan hati Polikarpus, karena ia tahu bahwa kebenaran ada dipihaknya. Ia bahkan mensyukuri peristiwa tragis ini.
Berita pembunuhan terhadap diri Polikarpus ini tersebar ke seleruh umat Smyrna. Seluruh umat memang menyesalkan tindakan prokonsul itu, tetapi mereka tidak patah semangat untuk tetap mengimani Kristus. Mereka saling meneguhkan dengan mengedarkan selebaran berikut: Kristus kita sembah karena Dia Putra Allah. Para Martir kita sayangi sebagai murid Kristus karena imannya yang tak terperikan kepada Kristus, Raja dan Tuhan, hingga titik darah penghabisan. Semoga kitapun menjadi kawan dan rekan mereka dalam menanggung semua penderitaan yang ditimpakan kepada kita.
  
Di atas kubur Polikarpus, mereka menulis: Dirimu kami cintai melebihi berlian, kami sayangi melebihi emas permata, dan kami baringkan tubuhmu yang suci di tempat yang layak bagimu. Di tempat ini ingin kami berkumpul dengan gembira untuk merayakan ulang tahun wafatmu sebagai martir Kristus yang Jaya. (imankatolik.or.id)
 

Antifon Komuni (Yoh 15:16)

Bukannya kalian yang memilih Aku, tetapi Aku yang memilih kalian. Kalian telah Kutetapkan agar pergi dan berhasil dan agar hasilmu tinggal tetap.


 

Seri Katekismus: YANG SELALU PERAWAN

Seri Katekismus
YANG SELALU PERAWAN

Syalom aleikhem.
Sang Perawan Maria dipanggil untuk mengandung Sang Kristus yang menyandang kepenuhan keallahan secara jasmani. Roh Kudus diutus supaya menguduskan rahim Sang Perawan dan membuahinya secara ilahi. Iman dan ajaran Gereja Katolik tentang Maria berakar dalam iman akan Kristus sekaligus menjelaskan iman akan Kristus itu.

Untuk tugas menjadi ibu Sang Putra, Allah telah memilih sejak kekal seorang putri Israel, seorang putri Yahudi dari Nazaret di Galilea, seorang perawan yang bertunangan dengan orang bernama Yusuf dari keluarga Daud; nama perawan itu Maria. Sepanjang Perjanjian Lama, panggilan Maria sudah dipersiapkan oleh perutusan wanita-wanita saleh. Kendati tidak taat, sejak awal Hawa sudah diberi janji bahwa ia akan mendapat keturunan yang akan mengalahkan yang jahat (lihat Kej. 3:15). Karena Maria dipilih menjadi bunda Sang Penebus, ia dianugerahi karunia-karunia yang layak untuk tugas yang begitu luhur.

Dalam perkembangan sejarah, Gereja menjadi sadar bahwa Maria yang dipenuhi dengan rahmat oleh Allah (Luk. 1:28) sudah ditebus sejak ia dikandung. Artinya, Maria bebas dari dosa asal. Dan itu diakui oleh dogma “Maria Dikandung Tanpa Noda Dosa” yang diumumkan tahun 1854 oleh Sri Paus Pius IX.

Para bapa Gereja Timur menamakan Bunda Allah “Yang Suci Sempurna” (panhagia, harafiah: ‘seluruh kesucian’); artinya dialah yang bersih dari segala noda dosa, seolah-olah dibentuk oleh Roh Kudus dan dijadikan makhluk baru. Karena rahmat Allah pula, Maria bebas dari setiap dosa pribadi selama hidupnya. Karena itu, gelar panhagia tadi tak berlebihan.

Dengan memberikan persetujuannya kepada Sabda Allah, Maria menjadi bunda Yesus. Dengan segenap hati, ia menerima kehendak Allah yang menyelamatkan, tanpa dihalangi satu dosa pun, dan menyerahkan diri seluruhnya sebagai abdi Tuhan.

Maria dinamakan “Bunda Yesus” (Yoh. 2:1; 19:25). Oleh dorongan Roh Kudus, sebelum kelahiran Putranya, ia malah sudah dihormati sebagai “Bunda Tuhan” (Luk. 1:43).

Meskipun Maria telah menjadi ibu, Gereja Katolik mengakui bahwa Maria dengan sesungguhnya – senyata-nyatanya – tetaplah perawan, juga pada waktu kelahiran Putra Allah yang menjadi manusia. Kelahiran Sang Putra Allah tidak mengurangi keutuhan keperawanan Maria, melainkan justru menyucikannya. Karena itu, liturgi Gereja menghormati Maria sebagai “Yang Selalu Perawan” (aeiparthenos).

** Ikhtisar atas Katekismus Gereja Katolik (KGK) No. 484 – 499

Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring

Jumat, 22 Februari 2019 Pesta Takhta St. Petrus, Rasul

Jumat, 22 Februari 2019
Pesta Takhta St. Petrus, Rasul

“Dari seluruh dunia hanya seorang, yaitu Petrus telah dipilih untuk mengetuai panggilan para bangsa, semua rasul dan para Bapa Gereja” (St. Leo Agung)
 

Antifon Pembuka (Luk 22:32)

Tuhan bersabda kepada Simon Petrus, "Aku sudah berdoa bagimu, hai Simon supaya imanmu jangan luntur dan supaya engkau setelah bertobat meneguhkan saudara-saudaramu."

The Lord says to Simon Peter: I have prayed for you that your faith may not fail, and, once you have turned back, strengthen your brothers. 
  
Pada Misa ini ada Madah Kemuliaan 
  
Doa Pembuka

Allah Bapa Mahakuasa, Engkau telah mendirikan Gereja-Mu di atas wadas, dan mendasari iman kami dengan pengakuan iman para rasul. Kami mohon, selamatkanlah kami dan jangan sampai Gereja-Mu digoncangkan oleh kekuatan apa pun. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
    
Petrus menasihati para penatua jemaat agar sungguh-sungguh menjadi pelayan yang baik. Pelayan dan gembala yang baik melaksanakan tugasnya dengan sukarela, tanpa paksaan. Tuhan sendiri akan memberi ganjaran yang sepadan.
  
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Petrus (5:1-4)  
  
"Gembalakanlah kawanan domba Allah yang ada padamu."
   
Saudara-saudara yang terkasih, sebagai teman penatua dan saksi penderitaan Kristus, yang juga akan mendapat bagian dalam kemuliaan yang akan dinyatakan kelak, aku menasihati para penatua di antara kamu: Gembalakanlah kawanan domba Allah yang ada padamu, jangan dengan terpaksa, tetapi dengan sukarela sesuai dengan kehendak Allah, dan jangan karena mau mencari keuntungan, tetapi dengan pengabdian diri. Janganlah kamu berbuat seolah-olah kamu mau memerintah atas mereka yang dipercayakan kepadamu, tetapi hendaklah kamu menjadi teladan bagi kawanan domba itu. Maka, apabila Gembala Agung datang, kamu akan menerima mahkota kemuliaan yang tidak dapat layu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah
 
Mazmur Tanggapan, do = d, 3/2, 2,4, PS 849/646
Ref. Tuhanlah gembalaku, tak'kan kekurangan aku
Ayat. (Mzm 23:1-3.3b-4.5.6; Ul: 1)
1. Tuhan adalah gembalaku, aku tidak kekurangan: 'ku dibaringkan-Nya di rumput yang hijau, di dekat air yang tenang. 'Ku dituntun-Nya di jalan yang lurus demi nama-Nya yang kudus.
2. Sekalipun aku harus berjalan di lembah yang kelam, aku tidak takut akan bahaya, sebab Engkau besertaku; sungguh tongkat penggembalaan-Mu, itulah yang menghibur aku.
3. Kausiapkan hidangan bagiku di hadapan lawanku. Kauurapi kepalaku dengan minyak dan pialaku melimpah.
4. Kerelaan yang dari Tuhan dan kemurahan ilahi, mengiringi langkahku selalu sepanjang umur hidupku. Aku akan diam di rumah Tuhan sekarang dan senantiasa.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Mat 16:18)
Engkau adalah Petrus, di atas batu karang ini Aku akan mendirikan Gereja-Ku, dan alam maut tidak akan menguasainya.
   
Simon Petrus mewakili teman-temannya mengakui Yesus, sebagai Mesias, Anak Allah yang hidup. Berdasarkan iman ini, Yesus mendirikan Gereja-Nya di atas Petrus sebagai batu karang dan kepadanya diberikan kunci Kerajaan Surga.
 
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (16:13-19)
   
"Engkau adalah Petrus, dan di atas batu karang ini akan Kudirikan Gereja-Ku."
  
Sekali peristiwa Yesus tiba di daerah Kaisarea Filipi. Ia bertanya kepada murid-murid-Nya, “Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?” Jawab mereka, “Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia, dan ada pula yang mengatakan: Yeremia atau salah seorang dari para nabi.” Lalu Yesus bertanya kepada mereka, “Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?” Maka jawab Simon Petrus, “Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!” Kata Yesus kepadanya, “Berbahagialah engkau Simon bin Yunus, sebab bukan manusia yang mengatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di surga. Dan Aku pun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus, dan di atas batu karang ini akan Kudirikan Gereja-Ku, dan alam maut tidak akan menguasainya. Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Surga, dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di surga.”
Demikianlah Injil Tuhan.
U.Terpujilah Kristus.

Renungan


Relasi personal dengan Yesus dan kuasa Yang Ilahi memampukan Petrus untuk menjawab secara tepat pertanyaan Sang Guru. Pesta Takhta Santo Petrus bermaksud menghormati kepemimpinan Petrus yang pada akhirnya mengikuti jejak Sang Guru dengan mengorbankan diri. Ia mati disalibkan dengan kepala di bawah sekaligus menunjukkan posisi yang penting bagi persatuan umat beriman yang percaya akan kuasa Yesus. (RUAH)

Antifon Komuni (Bdk. Mat 16:16,18)

Petrus berkata kepada Yesus: Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup.
Dan Yesus menjawab: Engkau adalah Petrus, dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan Gereja-Ku.

Peter said to Jesus: You are the Christ, the Son of the living God. And Jesus replied: You are Peter, and upon this rock I will build my Church.

Seri Alkitab: INJIL MARKUS 3:20-21

KatKit (Katekese Sedikit) No. 197

Seri Alkitab
INJIL MARKUS 3:20-21

Syalom aleikhem.
Mrk. 3:20
Kemudian Yesus masuk ke sebuah rumah. Maka datanglah orang banyak berkerumun pula, sehingga makan pun mereka tidak dapat.

Et venit ad domum; et convenit iterum turba, ita ut non possent neque panem manducare.


Kisah yang ditulis pada ayat ini terjadi di sebuah rumah di kota/desa Kapernaum. Rumah ini bisa rumah orang lain, tapi kemungkinan besar rumah Kristus sendiri. Di Kapernaum, Beliau memiliki rumah sebagai markas pelayanan-Nya. Beberapa ahli Alkitab berpendapat itu rumah Simon si Batu Karang.

Seperti biasa, ketika Kristus ada di suatu tempat, banyak orang berkerumun. Mereka mengharapkan ajaran dan kesembuhan dari Tuhan. Orang banyak telah mendengar kebolehan Kristus dalam banyak hal. Ke mana saja Beliau pergi, di situ pula orang-orang berkumpul. Begitu banyaknya orang, sampai-sampai Kristus dan para murid tak sempat makan. Mengapa? Karena mereka melayani. Begitu orang berdatangan, mereka tak dapat tinggal diam. Bisa dibayangkan, orang-orang sakit berdatangan tanpa henti, orang-orang kerasukan setan juga, dsb, dsb.

Mrk. 3:21
Waktu kaum keluarga-Nya mendengar hal itu, mereka datang hendak mengambil Dia, sebab kata mereka Ia tidak waras lagi.

Et cum audissent sui, exierunt tenere eum; dicebant enim: “ In furorem versus est ”.


Siapakah “kaum keluarga” pada ayat ini? Istilah ini diterjemahkan dari bahasa Yunani yang harafiahnya “yang dengan Dia”, merujuk pada keluarga inti yang meliputi ayah, ibu, saudara-saudari. Ayat 31 memperjelas perihal ini dengan “ibu dan saudara-saudara”.

Apa artinya “mendengar hal itu”? Kaum keluarga-Nya mendengar peristiwa yang dikisahkan pada ayat 20, yaitu Kristus ada di rumah di Kapernaum dan orang-orang berkerumun di sana. Lalu, kaum keluarga-Nya datang untuk mengambil Dia. Kata “mengambil”, menurut Yunaninya, memiliki arti harafiah ‘memegang erat-erat; menahan; menangkap’. Maknanya, kaum keluarga-Nya datang dengan maksud “membebaskan” Kristus dari kerumunan orang banyak. Kaum keluarga-Nya mau menyelamatkan Dia dari orang banyak yang terus mendesak tanpa henti.

Mengapa kaum keluarga-Nya mengambil tindakan itu? Sebab, Ia “tidak waras lagi”. Siapa yang mengatakan itu? Ayat ini menyebut “mereka”. Nah, siapa? Ada dua kemungkinan: (1) kaum keluarga-Nya; (2) orang banyak. Keduanya mungkin.

Lalu, apa artinya “tidak waras”? Perhatikan, ini bukan perkataan harafiah, melainkan kiasan. Kata Yunaninya dapat diterjemahkan ‘berada di luar dirinya’. Bandingkan itu dengan bahasa kita “gila” atau “edan” ketika melihat kehebatan orang tertentu yang membuat decak kagum. Perkataan itu memuat makna: orang-orang melihat Kristus demikian hebat dalam perkataan dan perbuatan.

Kita jadi tahu, kaum keluarga-Nya berniat menyelamatkan Kristus dari desakan orang-orang yang terus saja datang kepada-Nya karena melihat karya-Nya yang demikian hebat seakan-akan itu bukan diri-Nya sebagaimana yang dikenal oleh keluarga-Nya.

Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring

Kamis, 21 Februari 2019 Hari Biasa Pekan VI

Kamis, 21 Februari 2019
Hari Biasa Pekan VI

Hendaklah lidahmu hanya mengatakan apa yang benar, hingga kamu menjauhi dosa dan tidak tergelincir dalam cakap hampa. (St. Ambrosius)

Antifon Pembuka (Kej 9:9.11.13)
 
Aku mengadakan perjanjian dengan kalian dan keturunamu. Sejak kini segala yang hidup takkan dilenyapkan air bah, dan takkan ada lagi air bah untuk memusnahkan bumi. Busur-Ku akan Kutempatkan di awan sebagai tanda perjanjian antara Aku dan bumi. 
 
Doa Pembuka

Allah Bapa Mahabaik, berilah kiranya kami sabda-Mu dan sesuaikanlah kami dengan Putra-Mu. Semoga kedamaian di dunia ini menjadi tanda kesanggupan-Mu kepada kami. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
   
Setelah peristiwa air bah, Allah membarui perjanjian-Nya dengan Nuh. Alah menegaskan kembali bahwa peristiwa air bah tak akan terulang lagi. Perjanjian tersebut ditandai dengan busur yang ditempatkan di awan.

Bacaan dari Kitab Kejadian (9:1-13)

"Pelangi-Ku akan Kutempatkan di awan sebagai tanda perjanjian antara Aku dan bumi."

Sesudah air bah, Allah memberkati Nuh dan anak-anaknya serta bersabda kepada mereka, "Beranakcucu dan bertambahbanyaklah, serta penuhilah bumi. Kalian akan ditakuti oleh segala binatang di bumi dan segala burung di udara, segala yang bergerak di muka bumi dan segala ikan di laut. Ke dalam tanganmulah semuanya itu diserahkan. Segala yang bergerak dan hidup akan menjadi makananmu. Aku memberikan semuanya itu kepadamu seperti juga tumbuh-tumbuhan hijau. Hanya daging yang masih ada nyawanya, yakni darahnya, janganlah kalian makan. Tetapi mengenai darahmu, yakni nyawamu, Aku akan menuntut balasnya. Dari segala binatang Aku akan menuntutnya, dan dari setiap manusia Aku akan menuntut nyawa sesama manusia. Siapa yang menumpahkan darah, darahnya akan tertumpah oleh manusia, sebab Allah membuat manusia menurut gambar-Nya sendiri. Tetapi kalian, beranakcucu dan bertambahbanyaklah, sehingga tak terbilang jumlahmu di atas bumi, ya, bertambahbanyaklah di atasnya". Bersabdalah Allah kepada Nuh dan anak-anaknya, "Camkanlah, Aku mengadakan perjanjian dengan kalian dan keturunanmu, dan dengan segala makhluk hidup yang ada besertamu; yakni burung-burung, ternak dan binatang-binatang liar di bumi, segala yang keluar dari bahteramu, segala binatang di bumi. Maka Kuadakan perjanjian-Ku dengan kalian, bahwa sejak kini segala yang hidup takkan dilenyapkan oleh air bah lagi dan takkan ada lagi air bah untuk memusnahkan bumi". Allah bersabda pula, "Inilah tanda perjanjian yang Kuadakan antara Aku dan kalian serta segala makhluk hidup yang ada sertamu, turun-temurun untuk selama-lamanya: Busur-Ku akan Kutempatkan di awan sebagai tanda perjanjian anta Aku dan bumi".
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan memandang dari surga ke bumi.
Ayat. (Mzm 102:16-18.19-21.29.22-23; R: 20b)
1. Bangsa-bangsa menjadi takut akan nama Tuhan, dan semua raja bumi menyegani kemuliaan-Mu, bila Engkau sudah membangun Sion, dan menampakkan diri dalam kemuliaan-Mu; bila Engkau mendengarkan doa orang-orang papa, dan tidak memandang hina doa mereka.
2. Biarlah hal ini dituliskan bagi angkatan yang kemudian, dan bangsa yang diciptakan nanti akan memuji-muji Tuhan, sebab Ia telah memandang dari tempat-Nya yang kudus, Tuhan memandang dari surga ke bumi, untuk mendengarkan keluhan orang tahanan, dan membebaskan orang-orang yang ditentukan harus mati.
3. Anak hamba-hamba-Mu akan diam dengan tenteram dan anak cucu mereka akan tetap ada di hadapan-Mu, supaya nama Tuhan diceritakan di Sion, dan Dia dipuji-puji di Yerusalem, apabila para bangsa berkumpul bersama-sama dan kerajaan-kerajaan berhimpun untuk beribadah kepada Tuhan.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Sabda-Mu, ya Tuhan, adalah roh dan kehidupan. Pada-Mulah sabda kehidupan kekal.

Petrus dan para murid mengakui Yesus sebagai Mesias. Namun, bukan mesias seperti yang dipikirkan manusia, tetapi seperti yang dipikirkan Allah. Mesias yang diakui karena sungguh mengenal secara pribadi dan diamini sebagai bentuk pelaksanaan kehendak Allah.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (8:27-33)

"Engkaulah Kristus.... Anak Manusia harus menderita banyak."

Pada suatu hari Yesus bersama murid-murid-Nya pergi ke kampung-kampung di sekitar Kaisarea Filipi. Di tengah jalan Ia bertanya kepada murid-murid-Nya, "Kata orang, siapakah Aku ini?" Para murid menjawab, "Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia, ada pula yang mengatakan: seorang dari para nabi". Yesus bertanya lagi kepada mereka, "Tetapi menurut kamu, siapakah Aku ini" Maka Petrus menjawab, "Engkaulah Mesias!" Dan Yesus melarang mereka dengan keras, supaya jangan memberitahukan kepada siapa pun tentang Dia. Kemudian mulailah Yesus mengajarkan kepada mereka, bahwa Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan. Ia akan ditolak oleh para tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh, dan bangkit sesudah tiga hari. Hal ini dikatakan-Nya dengan terus terang. Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan menegur-Nya. Maka berpalinglah Yesus dan sambil memandang murid-murid-Nya Ia memarahi Petrus, katanya, "Enyahlah Iblis! Sebab Engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia".
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.


Renungan

 

 
Dalam doa Bapa Kami, kita mendoakan, "Jadilah kehendak-Mu di atas bumi seperti di dalam surga." Namun , yang sering terjadi atau kita harapkan adalah, "Jadilah kehendakku". Memang membahagiakan kalau dalam hidup ini apa yang kita harapkan bisa terjadi. Hanya saja, tidak semua yang kita inginkan itu baik untuk kita. Tuhanlah yang paling tahu apa yang paling baik untuk kita. Oleh karena itu, kita mesti selalu "memikirkan apa yang dipikirkan Allah". Bukankah hal ini yang diajarkan Yesus hari ini?
 
Antifon Komuni (Mrk 8:31)
 
Putra Manusia harus menanggung banyak penderitaan, ditolak para tua-tua, imam kepala, dan ahli Taurat, lalu dibunuh, tetapi bangkit sesudah tiga hari. 
 
Doa Malam 
 
Tuhan, Engkau sungguh mencintai manusia dengan mengorbankan hidup-Mu sendiri. Berilah rahmat yang kubutuhkan agar aku dapat melakukan korban-korban kecil dalam hidup demi silih atas dosaku. Amin. 

    
  
RUAH

Rabu, 20 Februari 2019 Hari Biasa Pekan VI

Rabu, 20 Februari 2019
Hari Biasa Pekan VI

“Manusia itu seumpama piala! Di dalam dirinya Tuhan mempersatukan Diri-Nya sebagai Pencipta dengan makhluk sebagai ciptaan.” (St. Prokopius dari Gaza)

Antifon Pembuka (Mzm 116:18-19)

Aku akan menepati nadarku kepada Tuhan di depan seluruh umat-Nya di pelataran bait Allah.

Doa Pembuka

Allah Bapa Mahasetia, Engkau selalu tetap setia bila kami menepati sabda-Mu dengan tulus ikhlas. Semoga Kaubuka mata hati budi kami, agar dapat memandang Putra-Mu terkasih, yang memang Kautunjukkan kepada kami bahwa Dialah kehidupan kami. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Setelah air bah surut dan tanah sudah kering, Nuh keluar dari bahtera beserta seluruh isinya. Ia membawa persembahan kepada Allah. Tuhan berjanji tidak akan melakukan lagi hal yang sama kepada manusia meskipun mereka jahat. 
  
Bacaan dari Kitab Kejadian (8:6-13.20-22)
   
 
"Nuh melihat-lihat; ternyata muka bumi sudah mulai kering."
 
Pada waktu itu air bah sudah mulai surut. Sesudah lewat empat puluh hari, maka Nuh membuka tingkap yang dibuatnya pada bahtera itu. Lalu ia melepaskan seekor burung gagak. Dan burung itu terbang pulang pergi, sampai air menjadi kering di atas bumi. Kemudian dilepaskannya seekor burung merpati untuk melihat, apakah air telah berkurang dari muka bumi. Tetapi burung merpati itu tidak mendapat tumpuan kaki dan pulanglah ia kembali mendapatkan Nuh ke dalam bahtera, karena di seluruh bumi masih ada air. Lalu Nuh mengulurkan tangannya, ditangkapnya burung itu dan dibawanya masuk ke dalam bahtera. Ia menunggu tujuh hari lagi, kemudian dilepaskannya pula burung merpati itu. Menjelang waktu senja pulanglah burung merpati itu mendapatkan Nuh, dan pada paruhnya dibawanya sehelai daun Zaitun yang segar. Dari situlah diketahui Nuh, bahwa air telah berkurang dari atas bumi. Selanjutnya ditunggunya pula tujuh hari lagi, kemudian dilepaskannya burung merpati itu; tetapi burung itu tidak kembali lagi kepadanya. Maka dalam tahun keenam ratus satu, dalam bulan pertama, pada tanggal satu bulan itu, sudah keringlah air dari atas bumi. Kemudian Nuh membuka tutup bahtera itu dan melihat-lihat ternyatalah muka bumi sudah mulai kering. Lalu Nuh mendirikan mezbah bagi Tuhan. Dari segala binatang yang tidak haram dan dari segala burung yang tidak haram, diambilnyalah beberapa ekor, lalu ia mempersembahkan kurban bakaran di atas mezbah itu. Ketika Tuhan mencium persembahan yang harum itu, bersabdalah Tuhan dalam hati-Nya, "Aku takkan mengutuk bumi ini lagi karena manusia, sekalipun yang ditimbulkan hatinya adalah jahat dari sejak kecilnya; Aku takkan membinasakan lagi segala yang hidup seperti yang telah Kulakukan. Selama bumi masih ada, takkan berhenti-henti musim menabur dan menuai, dingin dan panas, kemarau dan hujan, siang dan malam".
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Aku akan mempersembahkan kurban syukur kepada-Mu, ya Tuhan.
Ayat. (Mzm 116:12-15.18-19)
1. Bagaimana akan kubalas kepada Tuhan segala kebaikan-Nya kepadaku? Aku akan mengangkat piala keselamatan, dan akan menyerukan nama Tuhan.
2. Aku akan membayar nazarku kepada Tuhan di depan seluruh umat-Nya. Sungguh berhargalah di mata Tuhan kematian semua orang yang dikasihi-Nya.
3. Aku akan membayar nazarku kepada Tuhan di depan seluruh umat-Nya, di pelataran rumah Tuhan, di tengah-tengahmu, ya Yerusalem.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. Semoga Bapa Tuhan kita Yesus Kristus menerangi mata hati kita, supaya kita memahami pengharapan yang terkandung dalam panggilan kita.

Setelah menyembuhkan mata seorang buta, Yesus menyuruh dia pulang ke rumahnya. Dia melarangnya masuk ke kampung. Hanya dengan jamahan dari Yesus, buta mata rohani kita dicelikkan.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (8:22-26)    
   
"Si buta itu sembuh, dan dapat melihat segala sesuatu dengan jelas."

Pada suatu hari Yesus dan murid-murid-Nya tiba di Betsaida. Di situ orang membawa kepada Yesus seorang buta dan mereka memohon supaya Ia menjamah dia. Yesus lalu memegang tangan orang buta itu dan membawa dia ke luar kampung. Lalu Ia meludahi mata si buta, dan meletakkan tangan di atasnya, Ia bertanya, "Sudahkah kaulihat sesuatu?" Orang itu memandang ke depan, lalu berkata, "Aku melihat orang! Kulihat mereka berjalan-jalan, tetapi tampaknya seperti pohon-pohon yang berjalan". Yesus kemudian meletakkan tangan-Nya lagi pada mata orang itu. Maka orang itu sungguh-sungguh melihat dan telah sembuh, sehingga ia dapat melihat segala sesuatu dengan jelas. Sesudah itu Yesus menyuruh dia pulang ke rumahnya dan berkata, "Jangan masuk ke kampung!"
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

 
Yesus menyembuhkan orang buta. Tentu saja si buta sangat bahagia, karena bisa melihat seperti orang lain. Namun, hal yang lebih membahagiakan sebenarnya ialah siapa yang menyembuhkan dan siapa yang dilihatnya pertama kali setelah ia sembuh. Orang yang menyembuhkan si buta itu adalah Sang Terang, yakni Yesus sendiri. Tentu Dia ingin agar si buta dan juga setiap manusia berjuang untuk mencari dan melihat Sang Terang dalam hidupnya.

Antifon Komuni (Mzm 116:12-13)

Bagaimana akan kubalas segala kebaikan Tuhan terhadapku? Aku mengangkat piala untuk merayakan keselamatan sambil menyerukan nama Tuhan.

Doa Malam

Tuhan, mataku tidak buta tetapi mata hatiku sering buta dan terkatup sehingga tidak dapat melihat rahmat yang melimpah dalam hidupku. Sembuhkanlah aku, ya Tuhan, agar dapat melihat cinta-Mu yang Mahaluhur. Amin.

RUAH

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy