| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Senin, 25 Februari 2019 Hari Biasa Pekan VII

Senin, 25 Februari 2019
Hari Biasa Pekan VII
   
Barangsiapa tidak menempatkan lampunya di atas kaki dian, tetapi menyembunyikannya di bawah kolong tempat tidur, ia mengubah terang menjadi gelap bagi dirinya sendiri --- St. Gregorius dari Nyssa
    
Antifon Pembuka (Mzm 93:2.5)

Takhta-Mu teguh sejak dahulu kala, dari kekal Engkau ada. Peraturan-peraturan-Mu sangat teguh, ya Tuhan, bait-Mu berhiaskan kekudusan sepanjang masa.

Doa Pembuka

Allah Bapa Yang Mahakuasa, atas kebijaksanaan-Mu Engkau menciptakan langit dan bumi. Kami mohon, agar hidup kami Kaudukung dengan daya yang sama, supaya kami menjadi orang yang bijaksana. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau dan dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, sepanjang segala masa. Amin.       
  
Bacaan dari Kitab Putra Sirakh (1:1-10)
   
"Kebijaksanaan diciptakan sebelum segala-galanya."
     
Segala kebijaksanaan dari Tuhan asalnya, dan ada pada-Nya selama-lamanya. Pasir di laut dan tetes hujan, dan hari-hari kekekalan siapa gerangan dapat membilangnya? Tingginya langit, luasnya bumi, dan samudera raya dan kebijaksanaan, siapa dapat menduganya? Sebelum segala-galanya kebijaksanaan sudah diciptakan, dan pengertian yang arif sejak dahulu kala.8 Kepada siapakah pangkal kebijaksanaan telah disingkapkan, dan siapakah mengenal segala akalnya? Hanyalah Satu yang bijaksana, teramat menggetarkan, yaitu Yang bersemayam di atas singgasana-Nya. Tuhanlah yang menciptakan kebijaksanaan, yang melihat serta membilangnya, lalu mencurahkannya atas segala buatan-Nya. Pada semua makhluk ia ada sekadar pemberian Tuhan, yang juga membagikannya kepada orang yang cinta kepada-Nya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan adalah Raja, Ia berpakaian kemegahan
Ayat. (Mzm 93:1ab.1c-2.5; R:1a)
1. Tuhan adalah Raja, Ia berpakaian kemegahan, dan kekuatanlah ikat pinggang-Nya.
2. Sungguh, telah tegaklah dunia, tidak lagi goyah. Takhta-Mu tegak sejak dahulu kala, dari kekal Engkau ada.
3. Peraturan-Mu sangat teguh; bait-Mu berhiaskan kekudusan, ya Tuhan, sepanjang masa!

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (2Tim 1:10b)
Yesus Kristus, Penebus kita, telah membinasakan maut, dan menerangi hidup dengan Injil.    
   
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (9:14-29)
 
"Aku percaya, ya Tuhan! Tolonglah aku yang kurang percaya ini!"
 
Pada suatu hari Yesus bersama Petrus, Yakobus dan Yohanes, turun dari gunung, lalu kembali pada murid-murid lain. Mereka melihat orang banyak mengerumuni para murid itu, dan beberapa ahli Taurat sedang mempersoalkan sesuatu dengan mereka. Ketika melihat Yesus, orang banyak itu tercengang-cengang semua, dan bergegas menyambut Dia. Yesus lalu bertanya kepada mereka, “Apa yang kamu persoalkan dengan mereka?” Kata seorang dari orang banyak itu, “Guru, anakku ini kubawa kepada-Mu karena ia kerasukan roh yang membisukan dia. Setiap kali roh itu menyerang, anakku dibantingnya ke tanah. Lalu mulutnya berbusa, giginya bekertakan, dan tubuhnya menjadi kejang. Aku sudah minta kepada murid-murid-Mu, supaya mereka mengusir roh itu, tetapi mereka tidak dapat.” Maka kata Yesus kepada mereka, “Hai kamu angkatan yang tidak percaya, berapa lama lagi Aku harus tinggal di antara kamu?” Berapa lama lagi Aku harus sabar terhadap kamu? Bawalah anak itu ke mari!” Lalu mereka membawanya kepada Yesus. Dan ketika roh itu melihat Yesus, anak itu segera digoncang-goncangnya; dan anak itu terpelanting di tanah dan terguling-guling, sedang mulutnya berbusa. Kemudian Yesus bertanya kepada ayah anak itu, “Sudah berapa lama ia mengalami ini?” Jawabnya, “Sejak masa kecilnya! Seringkali roh itu menyeretnya ke dalam api atau pun ke dalam air untuk membinasakannya. Sebab itu, jika Engkau dapat berbuat sesuatu, tolonglah kami dan kasihanilah kami.” Jawab Yesus, “Katamu, ‘jika Engkau dapat?’ Tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya!” Segera ayah anak itu berteriak, “Aku percaya! Tolonglah aku yang kurang percaya ini!” Ketika melihat makin banyak orang yang datang berkerumun, Yesus menegur roh jahat itu dengan keras, kata-Nya, “Hai kau roh yang menyebabkan orang menjadi bisu dan tuli, Aku memerintahkan engkau: Keluarlah dari anak ini, dan jangan memasukinya lagi!” Lalu keluarlah roh itu sambil berteriak dan menggoncang-goncangkan anak itu dengan hebatnya. Anak itu kelihatannya seperti orang mati, sehingga banyak orang mengatakan, “Ia sudah mati.” Tetapi Yesus memegang tangannya dan membangunkannya, lalu ia bangkit berdiri. Ketika Yesus sudah di rumah, dan murid-murid-Nya sendirian dengan Dia, bertanyalah mereka, “Mengapa kami tidak dapat mengusir roh itu?” Jawab Yesus, “Jenis ini tidak dapat diusir kecuali dengan berdoa.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan


"Segala kebijaksanaan dari Tuhan asalnya, dan ada pada-Nya selama-lamanya." (Sir1:1), demikian kata penulis Kitab Sirakh. Marilah kutipan ini kita jadikan pedoman dan haluan cara hidup dan cara bertindak kita kapanpun dan dimanapun. Dari kita manusia yang lemah dan rapuh ini kiranya hanya sampai dengan kebijakan dan belum sampai pada kebijaksanaan, dan itupun mungkin sering bijak sana dan bijik sini alias asal-asalan saja selama masih berkuasa atau berwenang. Kebijaksanaan bagi kita mungkin dapat diusahakan dalam kebersamaan atau gotong-royong, maka marilah kita saling membantu dalam hidup bersama dimanapun dan kapanpun. Untuk itu hendaknya kita saling komunikatif dan curhat untuk berbagai anugerah atau rahmat Tuhan yang kita terima karena kemurahan Hati-Nya. Untuk itu kita juga harus saling mendengarkan dengan rendah hati. Secara khusus kami berharap kepada siapapun yang berpengaruh dalam hidup atau kerja bersama, para pemimpin atau petinggi untuk menghayati kepemimpinan partisipatif, tidak diktator atau sewenang-sewenang seenaknya sendiri. Hendaknya para pemimpin atau petinggi secara rutin `turun kebawah'/turba untuk mendengarkan harapan dan dambaan, suka-duka dari mereka yang harus kita pimpin atau layani. Pemimpin atau petinggi selanjutnya menanggapi harapan, dambaan dan suka-cita mereka setelah mempertimbangkan semuanya dengan para pembantu atau penasihatnya. Para pemimpin atau petinggi kami harapkan sungguh beriman dan berdoa untuk mohon kebijaksanaan dari Tuhan. Dengan kata lain pemimpin atau petinggi hendaknya juga menjadi teladan dalam hidup beriman.
 
Antifon Komuni (Mrk 9:23.24)
 
"Tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya." "Aku percaya! Tolonglah aku yang kurang percaya ini"  
 
Doa Malam
 
Tuhan Yesus, sabda-Mu mengingatkanku untuk berani mempercayakan diri kepada-mu terutama dalam situasi yang sulit. Tuhan, ampunilah aku orang berdosa ini. Amin. 

 

Catatan Renungan Rm. Ign. Sumarya

Homili: Hari Minggu Biasa VII - Tahun C (Audio)

https://drive.google.com/file/d/1u52DU8RjHcVttNHX7vM04IQkM43f9aOz/view?usp=sharing

Minggu, 24 Februari 2019 Hari Minggu Biasa VII

Minggu, 24 Februari 2019
Hari Minggu Biasa VII

"Orang yang mencintai Tuhan, tentu juga mencintai sesamanya. Orang semacam itu tidak menimbun uang bagi dirinya sendiri." (St. Maksimus)

Antifon Pembuka (bdk. Mzm 12:6)

Tuhan, aku percaya akan kasih setia-Mu, hatiku bergembira karena Engkau menyelamatkan daku. Aku bernyanyi bagi-Mu karena kebaikan-Mu terhadapku.

O Lord, I trust in your merciful love. My heart will rejoice in your salvation. I will sing to the Lord who has been bountiful with me.

Domine, in tua misericordia speravi: exsultavit cor meum in salutari tuo: cantabo Domino, qui bona tribuit mihi.

Doa Pembuka

Ya Allah, yang penuh belas kasih, Engkau menghendaki agar kami saling mengasih. sebagaimana Engkau sendiri telah mengasihi kami melalui Yesus Kristus, Putra-Mu yang rela mengprbankan diri-Nya demi keselamatan kami. Sebab Dialah Tuhan, Pengamai kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Pertama Samuel (26:2.7-9.12-13.22-23)

"Tuhan menyerahkan engkau ke dalam tanganku, tetapi aku tidak mau menjamah."

Pada waktu itu, berkemaslah Saul dan turun ke Padang Gurun Zif dengan tiga ribu orang yang terpilih dari orang Israel untuk mencari Daud di padang gurun itu. Pada suatu malam ketika Saul dan para pengiringnya sedang tidur, datanglah Daud dan Abisai ke tengah' mereka. Dan tampaklah di sana Saul berbaring tidur di tengah-tengah perkemahandengat1 tombaknya terpancang di tanah pada sebelah kepalanya, sedang Abner dan rakyat berbaring sekelilingnya. Lalu berkatalah Abisai,‘ ‘Pada hari ini Allah telah menyerahkan musuh;…“ Oleh sebab itu, izinkanlah kiranya aku menancapkan dia ke tanah dengan tombak ini. Sekali tikam saja sudah cukup, tidak usah dia kutancapkan dua kali. ” Tetapi kata Daud kepada Abisai, "Jangan memusnahkan dia, sebab siapakah yang dapat menjamah orang yang diurapi Tuhan dan bebas dari hukuman?” Kemudian Daud mengambil tombak dan kendi raja dari sebelah kepala Saul, lalu mereka pergi. Tidak ada yang melihatnya, tidak ada yang mengetahuinya, tidak ada yang terbangun, sebab sekaliannya tidur; Tuhan telah membuat mereka tidur lelap. Setelah Daud sampai ke seberang, berdirilah ia jauh-jauh di puncak gunung, sehingga ada jarak yang besar antara dia dan mereka. Lalu Daud berseru kepada Raja Saul, “Inilah tombak Tuanku Raja! Baiklah salah seorang dari para pengiring Tuanku menyeberang untuk mengambilnya. Tuhan akan membalas kebenaran dan kesetiaan setiap orang, sebab pada hari ini Tuhan menyerahkan Tuanku ke dalam tanganku, tetapi aku tidak mau menjamah orang yang diurapi Tuhan.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = g, 4/4, PS 833
Ref. Kita memuji Allah kar'na besar cinta-Nya.
Ayat. (Mzm 103:1-2.3-4.8+10.12-13)
1. Pujilah Tuhan, hai jiwaku! Pujilah nama-Nya yang kudus, hai segenap batinku! “Pujilah Tuhan, hai jiwaku, jangan lupa akan segala kebaikan-Nya!”
2. Dialah yang mengampuni segala kesalahanmu, dan menyembuhkan segala penyakitmu! Dialah yang menebus hidupmu dari liang kubur, dan memahkotai engkau dengan kasih setia dan rahmat!
3. Tuhan adalah pengasih dan penyayang, panjang sabar dan berlimpah kasih setia. Tidak pernah Ia memperlakukan kita setimpal dengan dosa kita, atau membalas kita setimpal dengan kesalahan kita.
4. Sejauh timur dari barat, demikianlah pelanggaran-pelanggaran kita dibuang-Nya, seperti bapa sayang kepada anak-anaknya, demikian Tuhan sayang kepada orang-orang yang bertakwa.

Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus (15:45-49)

"Seperti kita kini mengenakan rupa dari manusia yang alamiah, demikian pula klta akan mengenakan rupa dari yang surgawi."

Saudara-saudara, seperti ada tertulis, ‘Manusia pertama, Adam, menjadi makhluk yang hidup", tetapi Adam yang akhir menjadi Roh yang menghidupkan. Yang mula-mula datang bukanlah yang rohaniah. melamkan yang alamiah; barulah kemudian datang yang rohaniah; manusia pertama berasal dari debu tanah dan bersifat jasmani; manusia kedua berasal dari surga. Makhluk-makhluk alamiah sama dengan yang berasal dari debu tanah, dan makhluk-makhluk surgawi sama dengan Dia yang berasal dari surga. Jadi seperti kini kita mengenakan rupa dari manusia yang alamiah, demikian pula kita akan mengenakan rupa dari yang surgawi.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = g, 2/4, PS 952
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Yoh 13:34)
Aku memberikan perintah baru kepadamu, sabda Tuhan, yaitu supaya kamu saling mengasihi, sama seperti Aku telah mengasihi kamu.
Sesudah ayat, alleluya dilagukan dua kali.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (6:27-38)

"Hendaklah kamu murah hati, sebagaimana Bapamu murah hati adanya."

Sekali peristiwa Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya, “Dengarkanlah perkataan-Ku ini? Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu. Mintalah berkat bagi orang yang mengutuk kamu. Berdoalah bagi orang yang mencaci kamu. Bila orang menampar pipimu yang satu, berikanlah juga pipimu yang lain. Bila orang mengambil jubahmu, biarkan juga ia mengambil bajumu. Berilah kepada setiap orang yang meminta' kepadamu, dan janganlah meminta kembali dari orang yang mengambil kepunyaanmu. Sebagaimana kamu kehendaki orang berbuat kepadamu, demikian pula hendaknya kamu berbuat kepada mereka. Kalau kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah jasamu? Orang-orang berdosa pun mengasihi orang-orang yang mengasihi mereka. Kalau kamu berbuat baik kepada orang yang berbuat baik kepadamu, apakah jasamu? Orang- orang berdosa pun berbuat demikian. Dan kalau kamu memberikan pinjaman kepada orang dengan harapan akan memperoleh sesuatu dari padanya, apakah jasamu? Orang-orang berdosa pun meminjamkan kepada orang-orang berdosa, supaya mereka menerima kembali sama banyak. Tetapi kamu, kasihilah musuhmu dan berbuatlah baik kepada mereka dan berilah pinjaman tanpa mengharapkan balasan; maka ganjaranmu akan besar, dan kamu akan menjadi anak-anak Allah Yang Mahatinggi. Sebab Ia baik terhadap orang-orang yang tidak tahu berterima kasih dan terhadap orang-orang jahat. Hendaklah kamu murah hati, sebagaimana Bapamu murah hati adanya. Janganlah kamu menghakimi, maka kamu pun tidak akan dihakimi. Dan janganlah kamu menghukum, maka kamu pun tidak akan dihukum. Ampunilah, maka kamu akan diampuni. Berilah, maka kamu akan diberi. Suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang diguncang dan tumpah keluar, akan dicurahkan ke pangkuanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai akan diukurkan pula kepadamu."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Sudara yang terkasih, apakah Anda familiar dengan istilah makan hati? Istilah ini biasanya merupakan ungkapan kejengkelan terhadap orang lain. Misalnya, jengkel karena pekerjaan dan karya kita tidak dihargai; atau yang paling sering adalah melihat orang yang tidak kita sukai bertingkah terhadap kita; atau ketika kita berusaha berbuat baik, namun orang lain menanggapinya secara negatif. Mungkin kebanyakan dari kita mempunyai pengalaman yang serupa, makan hati!

Hari ini melalui bacaan-bacaan Kitab Suci, khususnya Injil, Yesus memberikan tantangan kepada kita. Saya menduga, tantangan ini: mungkin membuat kebanyakan dari kita semakin makan hati, Bagaimana tidak, Yesus menyuruh kita mengasihi bukan orang yang berbuat baik kepada kita. Sebaliknya, orang yang harus dikasihi adalah mereka yang justru membenci kita, mengutuk kita, menampar pipi kita, mengambii barang kita dan tidak mengembalikan.

Perintah 'ini sungguh tidak mudah. Jauh lebih mudah mengasihi orangyang berbuat baik kepada kita. Namun, ternyata menjadi seorang Katolik, pengikut Kristus, berarti berani mencintai musuh. Bahkan ukuran mengasihi musuh adalah hukum kencana: lakukanlah kepada orang lain, seperti yang kamu ingin orang lain lakukan kepadamu.

Untuk memahami perintah cinta kasih ini, Gereja memberikan contoh seorang tokoh teladan yakni Daud. Seperti yang dikisahkan Bacaan I, pada waktu itu Daud sedang dikejar oleh Raja Saul. Saul sangat membenci Daud dan berikhtiar ingin membunuhnya. Namun, pada suatu hari Daud mendapat kesempatan untuk memusnahkan Raja Saul; tetapi sangat mengejutkan, Daud memutuskan untuk mengampuni Saul. Mengapa Daud bertindak demikian? Karena ia menyadari bahwa Saul adalah orang yang diurapi Tuhan. Alasan Daud mengampuni Saul pertama-tama bukan karena ia takut akan Saul, melainkan karena ia takut akan Tuhan. Takut di sini bukan berarti Daud merasa berada di bawah tekanan Tuhan, melainkan karena ia cinta akan Tuhan..

Sebagai manusia, mungkin Daud belum bisa benarebenar menghilangkan rasa marah kepada Saul yang selama ini telah berbuat jahat kepadanya. Namun, ia berhasil mengendalikan diri, karena ia ingat akan Tuhan.

Dari bacaan ini kita belajar bahwa kalau kita hanya mengandalkan diri kita dalam mengasihi dan mengampuni musuh, mungkin tindakan itu tampak mustahil; tetapi apabila alasannya adalah karena cinta kepada Tuhan, tindakan mengasihi dan mengampuni musuh jauh lebih mungkin dilakukan. Apalagi jika kita menyadari bahwa Yesus telah memberikan teladan kepada kita, yakni ketika la berdoa bagi orang yang menganiaya dan menyalibkan-Nya, ”Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.”

Ketika kita belajar untuk mengasihi dan mengampuni musuh, yakinlah bahwa kita tidak berjalan sendirian. Ada banyak santo-santa, dan umat beriman lain yang lebih dahulu melakukan perintah Yesus ini. Bahkan ada beberapa orangtua yang memaafkan pembunuh anaknya.

Sebagai manusia, makan hati' mungkin masih ada dalam hati kita ketika kita belajar mengasihi dan mengampuni musuh. Namun, kita percaya bahwa Tuhan Yesus juga pasti akan memurnikan hati kita ketika kita berusaha melakukan perintah-Nya. Mari kita belajar mengasihi musuh. Amin. [Rm. Alexander Romualdus Dimas Pele Alu, O.Carm/O.Carm]

Antifon Komuni

Aku mau bersyukur kepada Tuhan dengan segenap hatiku. Aku mau menceritakan segala perbuatan-Mu yang ajaib. Aku mau bersukacita dan bersukaria karena Engkau. Aku bermazmur bagi nama-Mu, ya Mahatinggi.

I will recount all your wonders, I will rejoice in you and be glad, and sing psalms to your name, O Most High. (Mzm 9:2-3)

Atau

Ya Tuhan, aku percaya, bahwa Engkaulah Mesias, Anak Allah, Dia yang akan datang ke dalam dunia.

Lord, I have come to believe that you are the Christ, the Son of the living God, who is coming into this world. (Yoh 11:27)

Seri Katekismus: NILAI PENTING KEBANGKITAN

KatKit (Katekese Sedikit) No. 198

Seri Katekismus
NILAI PENTING KEBANGKITAN

Syalom aleikhem.
Kebangkitan Sang Kristus terjadi oleh kekuasaan Allah Sang Bapa yang membangkitkan Kristus, Putra-Nya. Dengan jelas, Alkitab (Kis. 2:24) memberikan kesaksian mengenai itu: “Tetapi Allah membangkitkan Dia [Kristus] dengan melepaskan Dia dari sengsara maut….” Bagian lain, yaitu surat-surat Paulus, juga menjelaskannya; salah satunya (Rom. 6:4): “… sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita….” Cukup jelas bahwa Kristus dibangkitkan oleh Bapa.

Banyak dikatakan “Kristus bangkit”, mengapa ini “dibangkitkan”? Sejauh menyangkut Sang Putra, sesungguhnya Beliau sendiri melaksanakan kebangkitan-Nya berkat kekuasaan ilahi-Nya. Semasa karya-Nya di dunia, Tuhan Yesus memaklumkan bahwa Anak Manusia akan menderita banyak dan juga akan mati; lalu akan bangkit; salah satu nasnya (Mrk. 8:31): “Kemudian mulailah Yesus mengajarkan kepada mereka, bahwa Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan…, lalu dibunuh dan bangkit sesudah tiga hari.”

Jadi, keduanya benar. Kristus dibangkitkan oleh Allah, benar. Kristus bangkit dari alam maut, juga benar. Kita perlu ingat Yoh. 1:1.4: “Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. …. Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia.” Sang Firman itu adalah Yesus Kristus. Beliau bersama-sama dengan Allah sejak kekal sampai kekal, tak terpisah dari Allah, bahkan Dialah Allah, Sang Putra, yaitu Firman Allah kekal yang menjadi manusia.

Kebangkitan Kristus sangat penting nilainya. Kebangkitan-Nya mengesahkan apa yang telah Beliau ajarkan dan lakukan. Kebangkitan-Nya memberikan bukti mengenai wewenang ilahi-Nya, juga menggenapi nubuat-nubuat Perjanjian Lama. Itulah mengapa Rasul Paulus menjelaskan perihal itu kepada orang Yahudi (Kis. 13:32-33): “Janji yang diberikan kepada nenek moyang kita, telah digenapi Allah kepada kita, keturunan mereka, dengan membangkitkan Yesus….” Sang Rasul juga menyatakan begitu penting nilai kebangkitan Kristus (1Kor. 15:17): “Jika Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah pemberitaan kami dan sia-sialah juga kepercayaan kamu.”

Kebangkitan Kristus sekaligus menegaskan keilahian-Nya, bahwa Kristus adalah Allah Sang Putra, Firman Allah kekal yang menjadi manusia dan tinggal di antara manusia. Kebangkitan-Nya adalah kelanjutan tak terelakkan dari kematian-Nya sesuai rencana Allah, sesuai dengan isi Kitab Suci (Perjanjian Lama). Dengan kematian-Nya Kristus membebaskan kita dari dosa, dan dengan kebangkitan-Nya Beliau membuka pintu masuk menuju kehidupan baru.

Akhirnya, kebangkitan Kristus adalah sebab dan dasar utama kebangkitan kita pada masa yang akan datang.

** Ringkas-uraian atas Katekismus Gereja Katolik (KGK) No. 648 – 658

Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring

Sabtu, 23 Februari 2019 Peringatan Wajib St. Polikarpus, Uskup dan Martir

Sabtu, 23 Februari 2019
Peringatan Wajib St. Polikarpus, Uskup dan Martir

“Delapan puluh enam tahun aku mengabdi Kristus, tak pernah ia menyakiti aku sedikit pun juga.” (St. Polikarpus)

Antifon Pembuka (Sir 5:7)

Inilah martir sejati, yang bersedia menumpahkan darah membela nama Kristus. Ia tidak takut terhadap ancaman di pengadilan. Kerajaan Surga kini menjadi miliknya.

Doa Pembuka

Allah Bapa kami, Pencipta alam semesta, Santo Polikarpus, uskup-Mu, Kaumuliakan menjadi martir. Semoga berkat doa permohonannya kami memperoleh bagian dalam piala Kristus dan bangkit pula bagi kehidupan kekal.Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau dan dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Surat Kepada Orang Ibrani (11:1-7)

"Berkat iman kita mengerti bahwa alam semesta diciptakan Allah."

Saudara-saudara, iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat. Sebab oleh imanlah telah diberikan kesaksian kepada nenek moyang kita. Karena iman kita mengerti, bahwa alam semesta telah dijadikan oleh firman Allah, sehingga apa yang kita lihat telah terjadi dari apa yang tidak dapat kita lihat. Karena iman Habel telah mempersembahkan kepada Allah kurban yang lebih baik daripada kurban Kain. Dengan jalan itu ia memperoleh kesaksian tentang dirinya bahwa ia benar, karena Allah berkenan akan persembahannya itu; dan karena iman pula, ia masih berbicara sesudah ia mati. Karena iman Henokh terangkat, supaya ia tidak mengalami kematian, dan ia tidak ditemukan, karena Allah telah mengangkatnya. Sebab sebelum terangkat, ia memperoleh kesaksian, bahwa ia berkenan kepada Allah. Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah itu ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia. Karena iman, maka Nuh mengikuti petunjuk Allah tentang sesuatu yang belum kelihatan dengan taat mempersiapkan bahtera untuk menyelamatkan keluarganya; dan karena iman itu ia menghukum dunia, dan ia ditentukan untuk menerima kebenaran, sesuai dengan imannya. 
Demikianlah sabda Tuhan,
U. Syukur kepada Allah

Mazmur Tanggapan
Ref. Ya Tuhan, aku hendak memuji nama-Mu selama-lamanya.
Ayat. (Mzm 145:2-3.4-5.10-11)
1. Setiap hari aku hendak memuji Engkau dan memuliakan nama-Mu untuk selama-lamanya. Besarlah Tuhan dan sangat terpuji; dan kebesaran-Nya tidak terselami.
2. Angkatan demi angkatan akan memegahkan karya-karya-Mu, dan akan memberitakan keperkasaan-Mu. Semarak kemuliaan-Mu yang agung akan kukidungkan, dan karya-karya-Mu yang ajaib akan kunyanyikan.
3. Segala yang Kaujadikan akan bersyukur kepada-Mu, ya Tuhan, dan orang-orang yang Kaukasihi akan memuji Engkau. Mereka akan mengumumkan kemuliaan kerajaan-Mu, dan akan membicarakan keperkasaan-Mu.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 2/2, PS 957
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (Mrk 9:6; 2/4)
Langit terbuka dan terdengarlah suara Bapa. "Inilah Anak-Ku terkasih; dengarkanlah Dia"

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (9:2-13)

"Yesus berubah rupa di depan para rasul."

Pada suatu hari Yesus berbicara tentang bagaimana Ia akan menderita sengsara. Sesudah itu Ia membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes, dan bersama mereka naik ke sebuah gunung yang tinggi. Di situ mereka sendirian saja. Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka, dan pakaian-Nya menjadi sangat putih berkilat-kilat. Tak ada seorang pun di dunia ini yang sanggup mengelantang pakaian seperti itu. Maka nampaklah kepada mereka Elia dan Musa yang sedang berbicara dengan Yesus. Lalu Petrus berkata kepada Yesus, "Rabi, betapa bahagianya kami berada di sini. Baiklah kami dirikan tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa, dan satu untuk Elia." Petrus berkata demikian, sebab tidak tahu apa yang harus dikatakannya, karena mereka sangat ketakutan. Maka datanglah awan menaungi mereka dan dari awan itu terdengar suara, "Inilah Anak-Ku yang terkasih, dengarkanlah Dia!" Dan sekonyong-konyong, waktu memandang sekeliling mereka tidak lagi melihat seorang pun di situ kecuali Yesus seorang diri. Pada waktu mereka turun dari gunung itu, Yesus berpesan supaya mereka jangan menceritakan kepada siapa pun apa yang telah mereka lihat itu sebelum Anak Manusia bangkit dari antara orang mati. Mereka memegang pesan tadi sambil mempersoalkan di antara mereka apa yang dimaksud dengan "bangkit dari antara orang mati." Lalu mereka bertanya kepada Yesus, "Mengapa ahli-ahli Taurat berkata, bahwa Elia harus datang dahulu?" Yesus menjawab, "Memang Elia akan datang dahulu dan memulihkan segala sesuatu. Tetapi bagaimanakah halnya dengan Anak Manusia? Bagaimana tertulis bahwa Ia akan banyak menderita dan akan dihinakan? Tetapi Aku berkata kepadamu, memang Elia sudah datang, dan orang memperlakukan dia menurut kehendak mereka sesuai dengan yang tertulis tentang dia."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan



Polikarpus adalah seorang Uskup Gereja perdana di Smyrna (Turki). Murid Santo Yohanes penginjil ini memimpin Gereja di Smyrna sampai meletusnya kekacauan yang didalangi oleh para musuh gereja pada tahun 155. Ia sendiri pun ditangkap oleh orang-orang itu.
     
Ketika di tangkap, ia tidak memberikan perlawanan apapun, bahkan ia tersenyum dan menjamu para penangkapnya dengan makanan yang lezat. Kepada mereka, Ia berkata: Jadilah kehendak Tuhan atas diriku. Ia memohon agar kepadanya diberikan waktu sedikit untuk berdoa. Setelah itu, ia dibelenggu dan diarak ke tengah  tengah orang banyak menuju kediaman prokonsul untuk diadili.

Sewaktu diadili, prokonsul dengan keras memaksanya untuk menhujat Yesus dan mempersembahkan kurban kepada dewa dewi Romawi. Ia dengan tegas berkata: Sudah delapan puluh enam tahun saya mengabdi Kristus, dan tidak pernah saya alami Kristus berbuat salah kepadaku. Bagaimana mungkin saya menghujat Raja dan Penyelamatku? Tuhanku Yesus Kristus tidak hanya berkata: Bertahanlah dan teguhlah dalam imanmu; cintailah sesamamu; berbelaskasihanlah kepada sesamamu dan bersatulah di dalam kebenaran, melainkan Diri-Nya sendiri dijadikan contoh yang mencolok mata tentang semuanya itu.

Mendengar kata  kata Polikarpus, prokonsul berang dan segera menjatuhkan hukuman bakar atas diri Polikarpus. Hukuman ini tidak sedikitpun menggetarkan hati Polikarpus, karena ia tahu bahwa kebenaran ada dipihaknya. Ia bahkan mensyukuri peristiwa tragis ini.
Berita pembunuhan terhadap diri Polikarpus ini tersebar ke seleruh umat Smyrna. Seluruh umat memang menyesalkan tindakan prokonsul itu, tetapi mereka tidak patah semangat untuk tetap mengimani Kristus. Mereka saling meneguhkan dengan mengedarkan selebaran berikut: Kristus kita sembah karena Dia Putra Allah. Para Martir kita sayangi sebagai murid Kristus karena imannya yang tak terperikan kepada Kristus, Raja dan Tuhan, hingga titik darah penghabisan. Semoga kitapun menjadi kawan dan rekan mereka dalam menanggung semua penderitaan yang ditimpakan kepada kita.
  
Di atas kubur Polikarpus, mereka menulis: Dirimu kami cintai melebihi berlian, kami sayangi melebihi emas permata, dan kami baringkan tubuhmu yang suci di tempat yang layak bagimu. Di tempat ini ingin kami berkumpul dengan gembira untuk merayakan ulang tahun wafatmu sebagai martir Kristus yang Jaya. (imankatolik.or.id)
 

Antifon Komuni (Yoh 15:16)

Bukannya kalian yang memilih Aku, tetapi Aku yang memilih kalian. Kalian telah Kutetapkan agar pergi dan berhasil dan agar hasilmu tinggal tetap.


 

Seri Katekismus: YANG SELALU PERAWAN

Seri Katekismus
YANG SELALU PERAWAN

Syalom aleikhem.
Sang Perawan Maria dipanggil untuk mengandung Sang Kristus yang menyandang kepenuhan keallahan secara jasmani. Roh Kudus diutus supaya menguduskan rahim Sang Perawan dan membuahinya secara ilahi. Iman dan ajaran Gereja Katolik tentang Maria berakar dalam iman akan Kristus sekaligus menjelaskan iman akan Kristus itu.

Untuk tugas menjadi ibu Sang Putra, Allah telah memilih sejak kekal seorang putri Israel, seorang putri Yahudi dari Nazaret di Galilea, seorang perawan yang bertunangan dengan orang bernama Yusuf dari keluarga Daud; nama perawan itu Maria. Sepanjang Perjanjian Lama, panggilan Maria sudah dipersiapkan oleh perutusan wanita-wanita saleh. Kendati tidak taat, sejak awal Hawa sudah diberi janji bahwa ia akan mendapat keturunan yang akan mengalahkan yang jahat (lihat Kej. 3:15). Karena Maria dipilih menjadi bunda Sang Penebus, ia dianugerahi karunia-karunia yang layak untuk tugas yang begitu luhur.

Dalam perkembangan sejarah, Gereja menjadi sadar bahwa Maria yang dipenuhi dengan rahmat oleh Allah (Luk. 1:28) sudah ditebus sejak ia dikandung. Artinya, Maria bebas dari dosa asal. Dan itu diakui oleh dogma “Maria Dikandung Tanpa Noda Dosa” yang diumumkan tahun 1854 oleh Sri Paus Pius IX.

Para bapa Gereja Timur menamakan Bunda Allah “Yang Suci Sempurna” (panhagia, harafiah: ‘seluruh kesucian’); artinya dialah yang bersih dari segala noda dosa, seolah-olah dibentuk oleh Roh Kudus dan dijadikan makhluk baru. Karena rahmat Allah pula, Maria bebas dari setiap dosa pribadi selama hidupnya. Karena itu, gelar panhagia tadi tak berlebihan.

Dengan memberikan persetujuannya kepada Sabda Allah, Maria menjadi bunda Yesus. Dengan segenap hati, ia menerima kehendak Allah yang menyelamatkan, tanpa dihalangi satu dosa pun, dan menyerahkan diri seluruhnya sebagai abdi Tuhan.

Maria dinamakan “Bunda Yesus” (Yoh. 2:1; 19:25). Oleh dorongan Roh Kudus, sebelum kelahiran Putranya, ia malah sudah dihormati sebagai “Bunda Tuhan” (Luk. 1:43).

Meskipun Maria telah menjadi ibu, Gereja Katolik mengakui bahwa Maria dengan sesungguhnya – senyata-nyatanya – tetaplah perawan, juga pada waktu kelahiran Putra Allah yang menjadi manusia. Kelahiran Sang Putra Allah tidak mengurangi keutuhan keperawanan Maria, melainkan justru menyucikannya. Karena itu, liturgi Gereja menghormati Maria sebagai “Yang Selalu Perawan” (aeiparthenos).

** Ikhtisar atas Katekismus Gereja Katolik (KGK) No. 484 – 499

Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring

Jumat, 22 Februari 2019 Pesta Takhta St. Petrus, Rasul

Jumat, 22 Februari 2019
Pesta Takhta St. Petrus, Rasul

“Dari seluruh dunia hanya seorang, yaitu Petrus telah dipilih untuk mengetuai panggilan para bangsa, semua rasul dan para Bapa Gereja” (St. Leo Agung)
 

Antifon Pembuka (Luk 22:32)

Tuhan bersabda kepada Simon Petrus, "Aku sudah berdoa bagimu, hai Simon supaya imanmu jangan luntur dan supaya engkau setelah bertobat meneguhkan saudara-saudaramu."

The Lord says to Simon Peter: I have prayed for you that your faith may not fail, and, once you have turned back, strengthen your brothers. 
  
Pada Misa ini ada Madah Kemuliaan 
  
Doa Pembuka

Allah Bapa Mahakuasa, Engkau telah mendirikan Gereja-Mu di atas wadas, dan mendasari iman kami dengan pengakuan iman para rasul. Kami mohon, selamatkanlah kami dan jangan sampai Gereja-Mu digoncangkan oleh kekuatan apa pun. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
    
Petrus menasihati para penatua jemaat agar sungguh-sungguh menjadi pelayan yang baik. Pelayan dan gembala yang baik melaksanakan tugasnya dengan sukarela, tanpa paksaan. Tuhan sendiri akan memberi ganjaran yang sepadan.
  
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Petrus (5:1-4)  
  
"Gembalakanlah kawanan domba Allah yang ada padamu."
   
Saudara-saudara yang terkasih, sebagai teman penatua dan saksi penderitaan Kristus, yang juga akan mendapat bagian dalam kemuliaan yang akan dinyatakan kelak, aku menasihati para penatua di antara kamu: Gembalakanlah kawanan domba Allah yang ada padamu, jangan dengan terpaksa, tetapi dengan sukarela sesuai dengan kehendak Allah, dan jangan karena mau mencari keuntungan, tetapi dengan pengabdian diri. Janganlah kamu berbuat seolah-olah kamu mau memerintah atas mereka yang dipercayakan kepadamu, tetapi hendaklah kamu menjadi teladan bagi kawanan domba itu. Maka, apabila Gembala Agung datang, kamu akan menerima mahkota kemuliaan yang tidak dapat layu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah
 
Mazmur Tanggapan, do = d, 3/2, 2,4, PS 849/646
Ref. Tuhanlah gembalaku, tak'kan kekurangan aku
Ayat. (Mzm 23:1-3.3b-4.5.6; Ul: 1)
1. Tuhan adalah gembalaku, aku tidak kekurangan: 'ku dibaringkan-Nya di rumput yang hijau, di dekat air yang tenang. 'Ku dituntun-Nya di jalan yang lurus demi nama-Nya yang kudus.
2. Sekalipun aku harus berjalan di lembah yang kelam, aku tidak takut akan bahaya, sebab Engkau besertaku; sungguh tongkat penggembalaan-Mu, itulah yang menghibur aku.
3. Kausiapkan hidangan bagiku di hadapan lawanku. Kauurapi kepalaku dengan minyak dan pialaku melimpah.
4. Kerelaan yang dari Tuhan dan kemurahan ilahi, mengiringi langkahku selalu sepanjang umur hidupku. Aku akan diam di rumah Tuhan sekarang dan senantiasa.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Mat 16:18)
Engkau adalah Petrus, di atas batu karang ini Aku akan mendirikan Gereja-Ku, dan alam maut tidak akan menguasainya.
   
Simon Petrus mewakili teman-temannya mengakui Yesus, sebagai Mesias, Anak Allah yang hidup. Berdasarkan iman ini, Yesus mendirikan Gereja-Nya di atas Petrus sebagai batu karang dan kepadanya diberikan kunci Kerajaan Surga.
 
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (16:13-19)
   
"Engkau adalah Petrus, dan di atas batu karang ini akan Kudirikan Gereja-Ku."
  
Sekali peristiwa Yesus tiba di daerah Kaisarea Filipi. Ia bertanya kepada murid-murid-Nya, “Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?” Jawab mereka, “Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia, dan ada pula yang mengatakan: Yeremia atau salah seorang dari para nabi.” Lalu Yesus bertanya kepada mereka, “Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?” Maka jawab Simon Petrus, “Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!” Kata Yesus kepadanya, “Berbahagialah engkau Simon bin Yunus, sebab bukan manusia yang mengatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di surga. Dan Aku pun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus, dan di atas batu karang ini akan Kudirikan Gereja-Ku, dan alam maut tidak akan menguasainya. Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Surga, dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di surga.”
Demikianlah Injil Tuhan.
U.Terpujilah Kristus.

Renungan


Relasi personal dengan Yesus dan kuasa Yang Ilahi memampukan Petrus untuk menjawab secara tepat pertanyaan Sang Guru. Pesta Takhta Santo Petrus bermaksud menghormati kepemimpinan Petrus yang pada akhirnya mengikuti jejak Sang Guru dengan mengorbankan diri. Ia mati disalibkan dengan kepala di bawah sekaligus menunjukkan posisi yang penting bagi persatuan umat beriman yang percaya akan kuasa Yesus. (RUAH)

Antifon Komuni (Bdk. Mat 16:16,18)

Petrus berkata kepada Yesus: Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup.
Dan Yesus menjawab: Engkau adalah Petrus, dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan Gereja-Ku.

Peter said to Jesus: You are the Christ, the Son of the living God. And Jesus replied: You are Peter, and upon this rock I will build my Church.

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy