| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Kamis, 28 Februari 2019 Hari Biasa Pekan VII

Kamis, 28 Februari 2019
Hari Biasa Pekan VII
  

     Pembaptisan adalah Sakramen yang pertama dan terpenting demi pengampunan dosa: ia mempersatukan kita dengan Kristus yang telah dan bangkit dan memberi kepada kita roh Kudus. (Katekismus Gereja Katolik, 985)
   
 Antifon Pembuka (Sir 5:7)
  
Jangan menunda-nunda untuk bertobat kepada Tuhan, jangan Kautangguhkan dari hari ke hari. Sebab tiba-tiba saja meletuslah murka Tuhan, dan engkau binasa pada saat hukuman.

Doa Pembuka

Allah Bapa Yang Maharahim, Engkau senantiasa memanggil kami untuk kembali. Berilah kami keberanian untuk bertobat setiap kali kami mulai menjauhkan diri dari-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau dan dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, sepanjang segala masa. Amin.
      
Bacaan dari Kitab Putra Sirakh (5:1-8)
 
"Jangan menunda-nunda berbalik kepada Tuhan."
 
Jangan mengandalkan kekayaanmu, dan jangan berkata, “Ini cukup bagiku.” Hati dan kekuatanmu jangan kauturuti untuk berlaku sesuai dengan hawa nafsumu. Jangan berkata, “Siapa berkuasa atas diriku?” Camkanlah, Tuhan akan menghukum engkau dengan keras. Jangan berkata, “Betul aku sudah berdosa, tetapi apakah yang menimpa diriku sebab Tuhan panjang hati!” Jangan menyangka pengampunan terjamin, sehingga engkau boleh menimbun dosa demi dosa. Jangan berkata, “Belas kasihan Tuhan memang besar. Dosaku yang banyak ini pasti diampuni-Nya.” Sebab belas kasihan memang ada pada Tuhan tetapi kemurkaan pun ada pada-Nya, dan geram-Nya turun atas orang jahat. Jangan menunda-nunda untuk bertobat kepada Tuhan, jangan kautangguhkan dari hari ke hari. Sebab tiba-tiba saja meletuslah kemurkaan Tuhan, dan engkau binasa pada saat hukuman. Jangan percaya pada harta benda yang diperoleh dengan tidak adil, sebab pada hari sial takkan berguna sedikit pun.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Berbahagialah orang yang mengandalkan Tuhan.
Ayat. (Mzm 1:1-2.3.4.6)
1. Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan kaum pencemooh; tetapi yang kesukaannya ialah hukum Tuhan, dan siang malam merenungkannya.
2. Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buah pada musimnya, dan tak pernah layu; apa saja yang diperbuatnya berhasil.
3. Bukan demikianlah orang-orang fasik: mereka seperti sekam yang ditiup angin. Sebab Tuhan mengenal jalan orang benar, tetapi jalan orang fasik menuju kebinasaan.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Sambutlah sabda Tuhan, bukan sebagai perkataan manusia, melainkan sebagai sabda Allah.
    
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (9:41-50)
 
"Lebih baik bagimu dengan tangan terkudung masuk dalam kehidupan, daripada dengan keduabelah tangan masuk dalam api yang tak terpadamkan."

Pada suatu hari berkatalah Yesus kepada murid-murid-Nya, “Barangsiapa memberi kalian minum air secangkir oleh karena kalian adalah pengikut Kristus, ia tak akan kehilangan ganjarannya. Barangsiapa menyesatkan salah seorang dari anak-anak kecil yang percaya ini, lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya lalu ia dibuang ke dalam laut. Dan jika tanganmu menyesatkan engkau, penggallah, karena lebih baik bagimu dengan tangan terkudung masuk dalam kehidupan, daripada dengan utuh kedua belah tangan masuk dalam neraka, ke dalam api yang tak terpadamkan. Dan jika kaki menyesatkan engkau, penggallah, karena lebih baik bagimu dengan kaki timpang masuk ke dalam hidup, daripada dengan utuh kedua kakimu dicampakkan ke dalam neraka. Dan jika matamu menyesatkan engkau, cungkillah, karena lebih baik bagimu masuk ke dalam kerajaan Allah dengan bermata satu daripada dengan bermata dua dicampakkan ke dalam neraka, di mana ulat-ulat bangkai tidak mati dan api tak pernah padam. Sebab setiap orang akan digarami dengan api. Garam itu memang baik! Tetapi jika garam menjadi hambar, dengan apakah kalian akan mengasinkannya? Hendaklah kalian selalu mempunyai garam dalam dirimu dan selalu hidup berdamai seorang dengan yang lain.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan
   
Menunda-nunda. Itulah penyakit banyak orang. Menunda pekerjaan pasti akan berdampak buruk pada kinerja kita. Menunda minum obat tentu dapat membuat penyakit kita tidak sembuh. Dari sekian jenis menunda, kebiasaan menunda yang sangat tidak baik dalam hidup iman kita adalah menunda untuk bertobat. Mentang. mentang masih muda, orang melanjutkan kebiasaan: malas berdoa, malas ke gereja, malas mengaku dosa (Sakramen Tobat)… ini baru yang bersifat rohani. Yang paling parah ialah kalau orang masih terus merasa nyaman dalam berbuat dosa: berbohong, korupsi, memhtnah sesama, berselingkuh.... Bahkan ada yang berucap: orang itu “setia", maksudnya: selingkuh tiada akhir!

Bacaan pertama dari Putra Sirakh hari ini menyampaikan sabda Tuhan yang sudah amat jelas, lugas, dan tanpa perlu tafsiran lagi. Jangan berkata: “Betul aku sudah berdosa, tetapi apakah yang menimpa diriku sebab Tuhan panjang hati!” Jangan menyangka pengampunan terjamin, sehingga engkau boleh menimbun dosa demi dosa. Jangan berkata: “Belas kasihan Tuhan memang besar. Dosaku yang banyak pasti diampuni-Nya”. Sebab belas kasihan memang ada pada Tuhan tetapi kemurkaan pun ada pada-Nya, dan geram-Nya turun atas orang jahat. Jangan menunda-nunda untuk bertobat kepada Tuhan, jangan kautangguhkan dari hari ke hari. Intinya, kita jangan menyalahgunakan kemurahan hati Tuhan, belas kasihan Tuhan. Karena merasa bahwa Tuhan itu amat baik dan selalu mengampuni, lalu tidak apalah kita berbuat dosa terus selama masih hidup. Nanti saja kalau sudah tua atau hampir meninggal, kita bertobat. Sikap semacam ini pasti sangat tidak baik dan tidak tepat.

Jangan pernah menunda untuk bertobat! Marilah kita hidup dalam damai, seperti Tuhan Yesus katakan di akhir Injil hari ini. Tidak menunda untuk bertobat bukan hanya berkaitan dengan agar kita siap meninggal setiap saat, itu masih dalam arti takut neraka, tetapi terlebih karena Tuhan yang begitu berbelas kasih dan mengasihi kita, dan kasih Tuhan itu begitu menyentuh hati dan mengubah kita, sehingga tidak ada sikap dan tindakan kita yang lebih pas untuk setiap detiknya: selain menanggapi kasih-Nya dengan hidup damai, baik dan benar!

       
Antifon Komuni (Yoh 15:16)

Berbahagialah orang yang suka akan hukum Tuhan, dan siang malam merenungkannya.


EM/INSPIRASI BATIN 2019

Rabu, 27 Februari 2019 Hari Biasa Pekan VII

Rabu, 27 Februari 2019
Hari Biasa Pekan VII

Kematian itu harus mengikuti kelahiran dan setiap kelahiran harus berakhir dengan kematian. (St. Gregorius dari Nyssa)

Antifon Pembuka (Mzm 119:172.174)

Aku hendak mendaras sabda-Mu, sebab firman-Mu benar. Aku rindu akan keselamatan-Mu, ya Tuhan, dan hukum-Mu kesukaan hatiku

Doa Pembuka

Allah Bapa yang mahakuasa dan kekal, Engkau memperhatikan semua orang, tetapi terutama mereka yang tidak mendapat perhatian dari sesamanya. Kami mohon, janganlah kami tinggal berdiam diri melihat kelaliman atau ketidakadilan. Buatlah kami siap sedia membagikan cinta kasih-Mu kepada siapa saja. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Tuhan kami. Amin.

Kebijaksanaan itu kurnia yang dapat dicapai berkat pengalaman dan pemikiran tentang hidup. Barangsiapa dipimpin oleh kebijaksanaan, ia harus dapat meluaskan pandangannya dan melihat kebutuhan hidup yang sejati.


Bacaan dari Kitab Putra Sirakh (4:11-19)

"Barangsiapa mendengarkan kebijaksanaan akan memutuskan yang adil, dan aman sentosalah kediaman orang yang mengindahkannya."
Kebijaksanaan menjunjung tinggi para anaknya dan menaruh perhatian pada orang yang mencarinya. Barangsiapa mencintai kebijaksanaan mencintai kehidupan, dan barangsiapa pagi-pagi menghadapinya akan penuh sukacita. Barangsiapa berpaut pada kebijaksanaan mewarisi kemuliaan, dan diberkati Tuhan setiap langkahnya. Barangsiapa melayani kebijaksanaan, berbakti kepada Yang Kudus, dan barangsiapa mencintai kebijaksanaan, dicintai oleh Tuhan. Barangsiapa mendengarkan kebijaksanaan akan memutuskan yang adil, dan aman sentosalah kediaman orang yang mengindahkannya. Jika orang percaya kepada kebijaksanaan niscaya ia mewarisinya, dan keturunannya akan tetap memilikinya. Boleh jadi ia dituntun kebijaksanaan lewat jalan yang berbelok-belok dahulu, sehingga ia takut dan gemetar; boleh jadi kebijaksanaan menyiksa dia sebagai siasat sampai dapat percaya padanya, dan mengujinya dengan segala aturannya. Tetapi kemudian kebijaksanaan kembali kepadanya dengan kebaikan yang menggembirakan, dan menyingkapkan kepadanya pelbagai rahasia. Tetapi jika orang sampai menyimpang, maka ia akan dibuang oleh kebijaksanaan dan diserahkan kepada kebinasaan.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Besarlah ketentraman orang yang mencintai hukum-Mu, ya Tuhan.
Ayat. (Mzm 119:165.168.171.172.174.175; Ul: 165a)
1. Besarlah ketentraman orang-orang yang mencintai hukum-Mu, tidak ada batu sandungan bagi mereka.
2. Aku berpegang pada titah dan peringatan-peringatan-Mu, sebab seluruh hidupku terbuka di hadapan-Mu.
3. Biarlah bibirku mengucapkan puji-pujian, sebab Engkau mengajarkan ketetapan-ketetapan-Mu kepadaku.
4. Biarlah lidahku menyanyikan janji-Mu, sebab benarlah segala perintah-Mu.
5. Aku rindu akan keselamatan yang datang dari pada-Mu, ya Tuhan, dan hukum-Mu menjadi kesukaanku.
6. Biarlah jiwaku hidup supaya memuji-muji Engkau, dan biarlah hukum-hukum-Mu menolong aku.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Yoh 14:6)
Akulah jalan, kebenaran dan kehidupan, sabda Tuhan. Tiada orang sampai kepada Bapa, tanpa melalui Aku. Alleluya.

Barangsiapa hidupnya dijiwai oleh Roh, ia akan menjadi murid Kristus yang sejati, meski mungkin ia tidak menyadarinya. Tiada orang atau golongan boleh merebut wewenang untuk memiliki Roh itu. Sebab, Tuhan memberikan Roh-Nya seturut kehendak-Nya..

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (9:38-40)

"Barangsiapa tidak melawan kita, ia ada di pihak kita. Jika tanganmu menyesatkan engkau, penggallah."
Pada suatu hari Yohanes berkata kepada Yesus, “Guru, kami melihat seorang yang bukan pengikut kita, mengusir setan demi nama-Mu. Lalu kami cegah orang itu, karena ia bukan pengikut kita.” Tetapi Yesus berkata, “Janganlah kalian cegah dia! Sebab tak seorang pun yang telah mengadakan mukjizat demi nama-Ku, dapat seketika itu juga mengumpat Aku. Barangsiapa tidak melawan kita, ia memihak kita.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan


Yesus mencegah para murid-Nya menghalangi karya orang di luar kelompok mereka. Sejauh tindakan mereka tidak bertentangan dengan yang dibuat Yesus, mereka tidaklah melawan Yesus.

Antifon Komuni (Sir 4:13)
  
Barangsiapa berpaut pada kebijaksanaan mewarisi kemuliaan, dan diberkati Tuhan setiap langkahnya.

Doa Malam

Allah Bapa yang penuh kasih, bantulah aku agar mampu berdamai dengan semua orang. Terutama semoga aku berani mengalahkan diri sendiri dalam bertindak menghadapi orang-orang yang berbeda denganku. Amin.



RUAH

Selasa, 26 Februari 2019 Hari Biasa Pekan VII

Selasa, 26 Februari 2019
Hari Biasa Pekan VII

“Kita ini orang macam apa? Kalau Tuhan memberi, kita senang menerima, tetapi kalau Ia minta, kita tidak mau memberi.” (St. Caesarius dari Arles)

Antifon Pembuka (Mzm 37:5.4)

Percayakanlah hidupmu kepada Tuhan dan bergembiralah karena Tuhan, maka Ia akan memenuhi keinginan hatimu.

Doa Pembuka

Allah Bapa Mahakuasa, semoga kami mengimani sabda-Mu, semoga kami mengalami bahwa Roh-Mu mendampingi kami pada saat kesesakan dan kesulitan. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau dan dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, sepanjang segala masa. Amin.
     
Bacaan dari Kitab Putra Sirakh (2:1-11)

Anakku, jika engkau mau mengabdi kepada Tuhan, bersiap-sedialah menghadapi pencobaan. Tabahkanlah dan teguhkanlah hatimu. Jangan gelisah pada waktu malang. Berpautlah kepada Tuhan, jangan berpaling dari pada-Nya, supaya engkau dijunjung tinggi pada akhir hidupmu. Terimalah saja apa pun yang menimpa dirimu dan hendaklah sabar dalam segala perubahan kehinaanmu. Sebab emas diuji dalam api, tetapi orang yang dikasihi Tuhan diuji dalam kancah penghinaan. Percayalah pada Tuhan maka Ia pun menghiraukan dikau, ratakanlah jalanmu dan berharaplah kepada-Nya. Kalian yang takut akan Tuhan nantikanlah belas kasihan-Nya dan jangan menyimpang, supaya kalian jangan terjatuh. Kalian yang takut akan Tuhan, percayalah pada-Nya, niscaya kalian tidak akan kehilangan ganjaran. Kalian yang takut akan Tuhan, harapkanlah yang baik, sukacita kekal dan belas kasihan. Ingatlah akan angkatan yang sudah-sudah, dan perhatikanlah: Pernahkah Tuhan meninggalkan orang yang tekun bertakwa? Pernahkah Tuhan tidak menghiraukan orang yang berseru kepada-Nya? Sungguh, Tuhan itu pengasih dan penyayang. Ia mengampuni dosa dan menyelamatkan di waktu kemalangan.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Percayakanlah hidupmu kepada Tuhan, dan Ia akan bertindak.
Ayat. (Mzm 37:3-4.18-19.27-28.39-40)
1. Percayalah kepada Tuhan dan lakukanlah yang baik, diamlah di negeri dan berlakulah setia; bergembiralah karena Tuhan; maka Ia akan memenuhi keinginan hatimu.
2. Tuhan mengetahui hari hidup orang saleh, dan milik pusaka mereka akan tetap selama-lamanya; mereka tidak akan mendapat malu sewaktu ditimpa kemalangan, dan pada hari-hari kelaparan mereka akan menjadi kenyang.
3. Jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik, maka engkau akan memiliki tempat tinggal yang abadi; sebab Tuhan mencintai kebenaran, dan tidak meninggalkan orang-orang yang dikasihi-Nya. Orang-orang yang berbuat jahat akan binasa dan anak cucu orang-orang fasik akan dilenyapkan.
4. Orang-orang benar akan diselamatkan oleh Tuhan; Dialah tempat perlindungan mereka pada waktu kesesakan; Tuhan menolong dan meluputkan mereka dari tangan orang-orang fasik; Tuhan menyelamatkan mereka, sebab mereka berlindung pada-Nya.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Tiada yang kubanggakan, selain salib Tuhan. Karenanya dunia tersalib bagiku dan aku bagi dunia.
    
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (9:30-37)

Pada suatu hari Yesus dan murid-murid-Nya melintasi Galilea. Yesus tidak mau hal itu diketahui orang, sebab Ia sedang mengajar murid-murid-Nya. Ia berkata kepada mereka, “Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia, dan mereka akan membunuh Dia. Tetapi tiga hari setelah dibunuh, Ia akan bangkit.” Mereka tidak mengerti perkataan itu, namun segan menanyakannya kepada Yesus. Kemudian Yesus dan murid-murid-Nya tiba di Kapernaum. Ketika sudah berada di rumah Yesus bertanya kepada murid-murid itu, “Apa yang kalian perbincangkan tadi di jalan?” Tetapi mereka diam saja, sebab di tengah jalan tadi mereka mempertengkarkan siapa yang terbesar di antara mereka. Lalu Yesus duduk dan memanggil keduabelas murid itu. Kata-Nya kepada mereka, “Jika seorang ingin menjadi yang terdahulu, hendaklah ia menjadi yang terakhir dari semuanya dan menjadi pelayan semuanya.” Yesus lalu memanggil seorang anak kecil ke tengah-tengah mereka. Kemudian Ia memeluk anak itu dan berkata kepada mereka, “Barangsiapa menerima seorang anak seperti ini demi nama-Ku, dia menerima Aku. Dan barangsiapa menerima Aku, sebenarnya bukan Aku yang mereka terima, melainkan Dia yang mengutus Aku.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Kitab Putra Sirakh, yang ditulis oleh Yesus bin Sirakh pada tahun 180-175 SM, berisi ajaran-ajaran etika. Menarik membaca dan merenungkan butir-butir kebijaksanaan dalam Kitab Putra Sirakh. Perikop dalam bacaan pertama ini mudah dicerna dan memberi inspirasi.

Merenungkan bacaan Injil hari ini menarik. Ada kontradiksi. Di bagian awal, Yesus mengatakan, "Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia, dan mereka akan membunuh Dia" (Mrk 9:31). Namun, di ayat 33 dan seterusnya, justru pada murid Yesus bertengkar soal siapa yang terbesar di antara mereka. Sang Guru berbicara tentang penderitaan, sebaliknya para murid berebut kedudukan/jabatan. Maka, benarlah kata-kata Yesus pada ayat 32: mereka tidak mengerti perkataan-Nya, namun segan menanyakan kepada Yesus.
 
Kecenderungan manusia adalah mencari aman, mencari untung, mencari posisi nyaman dan terhormat. Di sisi lain, kita akan berusaha untuk menghindar dari kesulitan dan penderitaan. Menjadi murid Yesus justru harus bertindak sebaliknya dari kecenderungan manusiawi itu. "Jika seseorang ingin menjadi terdahulu, hendaklah ia menjadi yang terakhir dari semuanya dan pelayan dari semuanya", kata Yesus dalam Mrk 9:35. Memilih untuk rendah hati dan melayani sesama ini tentu penuh tantangan dan pencobaan. Maka, baiklah juga kita kata-kata Putra Sirakh, "Jika engkau bersiap untuk mengabdi Tuhan, maka bersedialah untuk pencobaan" (Sir 2:1). 
 
Antifon Komuni (Sir 2:11)
 
Sungguh, Tuhan itu pengasih dan penyayang. Ia mengampuni dosa dan menyelamatkan dalam kemalangan 
 


Renungan Mutiara Iman

Seri Liturgi: MENGENAL PELAYAN LITURGI

KatKit (Katekese Sedikit) No. 199

Seri Liturgi
MENGENAL PELAYAN LITURGI
Bagian I

Syalom aleikhem.
Perayaan liturgi – puncaknya adalah Kurban Misa – selalu bersifat jasmani dan rohani secara serentak. Ada unsur yang kelihatan, ada yang tak kelihatan. Salah satu unsur kelihatan adalah pelayan liturgi. (Catatan: Di banyak tempat dipakai istilah “petugas liturgi” yang tak sepenuhnya tepat. Istilah “pelayan liturgi” lebih pas, juga lebih sesuai dengan aneka dokumen gerejawi.)

Pelayan pertama dan utama sebagai pemimpin liturgi adalah (para) uskup sebagai penerus pelayanan (Para) Rasul. Sejak zaman rasuli, uskup dibantu oleh para imam (presbiter). (Catatan: Di Indonesia, istilah “imam” dipakai menerjemahkan “presbyter”. Para imam di sini biasa disapa dengan “pastor”, “romo”, “pater”.) Imam-imamlah yang umum dilihat umat memimpin perayaan liturgi, terutama Misa. Sejatinya, imam-imam membantu uskup memimpin liturgi sebab secara praktis uskup tak mungkin memimpin sendiri liturgi di seluruh keuskupannya. Karena itulah, imam punya wewenang memimpin Misa.

Selain uskup dan imam, ada diakon – bukan “prodiakon” ya, itu beda lagi. Dalam Misa, sebenarnya diakon punya peran istimewa, yaitu membantu imam secara langsung, membacakan Injil, menyiapkan altar dan persembahan, dsb. Di Indonesia, karena tak banyak diakon, imam-imam umumnya mengerjakan tugas-tugas yang semestinya dikerjakan diakon. Karena itulah, ada Misa yang disebut “Misa Umat Tanpa Diakon”. Sebagian besar Misa kita umumnya Misa jenis ini.

Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring

Senin, 25 Februari 2019 Hari Biasa Pekan VII

Senin, 25 Februari 2019
Hari Biasa Pekan VII
   
Barangsiapa tidak menempatkan lampunya di atas kaki dian, tetapi menyembunyikannya di bawah kolong tempat tidur, ia mengubah terang menjadi gelap bagi dirinya sendiri --- St. Gregorius dari Nyssa
    
Antifon Pembuka (Mzm 93:2.5)

Takhta-Mu teguh sejak dahulu kala, dari kekal Engkau ada. Peraturan-peraturan-Mu sangat teguh, ya Tuhan, bait-Mu berhiaskan kekudusan sepanjang masa.

Doa Pembuka

Allah Bapa Yang Mahakuasa, atas kebijaksanaan-Mu Engkau menciptakan langit dan bumi. Kami mohon, agar hidup kami Kaudukung dengan daya yang sama, supaya kami menjadi orang yang bijaksana. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau dan dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, sepanjang segala masa. Amin.       
  
Bacaan dari Kitab Putra Sirakh (1:1-10)
   
"Kebijaksanaan diciptakan sebelum segala-galanya."
     
Segala kebijaksanaan dari Tuhan asalnya, dan ada pada-Nya selama-lamanya. Pasir di laut dan tetes hujan, dan hari-hari kekekalan siapa gerangan dapat membilangnya? Tingginya langit, luasnya bumi, dan samudera raya dan kebijaksanaan, siapa dapat menduganya? Sebelum segala-galanya kebijaksanaan sudah diciptakan, dan pengertian yang arif sejak dahulu kala.8 Kepada siapakah pangkal kebijaksanaan telah disingkapkan, dan siapakah mengenal segala akalnya? Hanyalah Satu yang bijaksana, teramat menggetarkan, yaitu Yang bersemayam di atas singgasana-Nya. Tuhanlah yang menciptakan kebijaksanaan, yang melihat serta membilangnya, lalu mencurahkannya atas segala buatan-Nya. Pada semua makhluk ia ada sekadar pemberian Tuhan, yang juga membagikannya kepada orang yang cinta kepada-Nya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan adalah Raja, Ia berpakaian kemegahan
Ayat. (Mzm 93:1ab.1c-2.5; R:1a)
1. Tuhan adalah Raja, Ia berpakaian kemegahan, dan kekuatanlah ikat pinggang-Nya.
2. Sungguh, telah tegaklah dunia, tidak lagi goyah. Takhta-Mu tegak sejak dahulu kala, dari kekal Engkau ada.
3. Peraturan-Mu sangat teguh; bait-Mu berhiaskan kekudusan, ya Tuhan, sepanjang masa!

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (2Tim 1:10b)
Yesus Kristus, Penebus kita, telah membinasakan maut, dan menerangi hidup dengan Injil.    
   
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (9:14-29)
 
"Aku percaya, ya Tuhan! Tolonglah aku yang kurang percaya ini!"
 
Pada suatu hari Yesus bersama Petrus, Yakobus dan Yohanes, turun dari gunung, lalu kembali pada murid-murid lain. Mereka melihat orang banyak mengerumuni para murid itu, dan beberapa ahli Taurat sedang mempersoalkan sesuatu dengan mereka. Ketika melihat Yesus, orang banyak itu tercengang-cengang semua, dan bergegas menyambut Dia. Yesus lalu bertanya kepada mereka, “Apa yang kamu persoalkan dengan mereka?” Kata seorang dari orang banyak itu, “Guru, anakku ini kubawa kepada-Mu karena ia kerasukan roh yang membisukan dia. Setiap kali roh itu menyerang, anakku dibantingnya ke tanah. Lalu mulutnya berbusa, giginya bekertakan, dan tubuhnya menjadi kejang. Aku sudah minta kepada murid-murid-Mu, supaya mereka mengusir roh itu, tetapi mereka tidak dapat.” Maka kata Yesus kepada mereka, “Hai kamu angkatan yang tidak percaya, berapa lama lagi Aku harus tinggal di antara kamu?” Berapa lama lagi Aku harus sabar terhadap kamu? Bawalah anak itu ke mari!” Lalu mereka membawanya kepada Yesus. Dan ketika roh itu melihat Yesus, anak itu segera digoncang-goncangnya; dan anak itu terpelanting di tanah dan terguling-guling, sedang mulutnya berbusa. Kemudian Yesus bertanya kepada ayah anak itu, “Sudah berapa lama ia mengalami ini?” Jawabnya, “Sejak masa kecilnya! Seringkali roh itu menyeretnya ke dalam api atau pun ke dalam air untuk membinasakannya. Sebab itu, jika Engkau dapat berbuat sesuatu, tolonglah kami dan kasihanilah kami.” Jawab Yesus, “Katamu, ‘jika Engkau dapat?’ Tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya!” Segera ayah anak itu berteriak, “Aku percaya! Tolonglah aku yang kurang percaya ini!” Ketika melihat makin banyak orang yang datang berkerumun, Yesus menegur roh jahat itu dengan keras, kata-Nya, “Hai kau roh yang menyebabkan orang menjadi bisu dan tuli, Aku memerintahkan engkau: Keluarlah dari anak ini, dan jangan memasukinya lagi!” Lalu keluarlah roh itu sambil berteriak dan menggoncang-goncangkan anak itu dengan hebatnya. Anak itu kelihatannya seperti orang mati, sehingga banyak orang mengatakan, “Ia sudah mati.” Tetapi Yesus memegang tangannya dan membangunkannya, lalu ia bangkit berdiri. Ketika Yesus sudah di rumah, dan murid-murid-Nya sendirian dengan Dia, bertanyalah mereka, “Mengapa kami tidak dapat mengusir roh itu?” Jawab Yesus, “Jenis ini tidak dapat diusir kecuali dengan berdoa.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan


"Segala kebijaksanaan dari Tuhan asalnya, dan ada pada-Nya selama-lamanya." (Sir1:1), demikian kata penulis Kitab Sirakh. Marilah kutipan ini kita jadikan pedoman dan haluan cara hidup dan cara bertindak kita kapanpun dan dimanapun. Dari kita manusia yang lemah dan rapuh ini kiranya hanya sampai dengan kebijakan dan belum sampai pada kebijaksanaan, dan itupun mungkin sering bijak sana dan bijik sini alias asal-asalan saja selama masih berkuasa atau berwenang. Kebijaksanaan bagi kita mungkin dapat diusahakan dalam kebersamaan atau gotong-royong, maka marilah kita saling membantu dalam hidup bersama dimanapun dan kapanpun. Untuk itu hendaknya kita saling komunikatif dan curhat untuk berbagai anugerah atau rahmat Tuhan yang kita terima karena kemurahan Hati-Nya. Untuk itu kita juga harus saling mendengarkan dengan rendah hati. Secara khusus kami berharap kepada siapapun yang berpengaruh dalam hidup atau kerja bersama, para pemimpin atau petinggi untuk menghayati kepemimpinan partisipatif, tidak diktator atau sewenang-sewenang seenaknya sendiri. Hendaknya para pemimpin atau petinggi secara rutin `turun kebawah'/turba untuk mendengarkan harapan dan dambaan, suka-duka dari mereka yang harus kita pimpin atau layani. Pemimpin atau petinggi selanjutnya menanggapi harapan, dambaan dan suka-cita mereka setelah mempertimbangkan semuanya dengan para pembantu atau penasihatnya. Para pemimpin atau petinggi kami harapkan sungguh beriman dan berdoa untuk mohon kebijaksanaan dari Tuhan. Dengan kata lain pemimpin atau petinggi hendaknya juga menjadi teladan dalam hidup beriman.
 
Antifon Komuni (Mrk 9:23.24)
 
"Tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya." "Aku percaya! Tolonglah aku yang kurang percaya ini"  
 
Doa Malam
 
Tuhan Yesus, sabda-Mu mengingatkanku untuk berani mempercayakan diri kepada-mu terutama dalam situasi yang sulit. Tuhan, ampunilah aku orang berdosa ini. Amin. 

 

Catatan Renungan Rm. Ign. Sumarya

Homili: Hari Minggu Biasa VII - Tahun C (Audio)

https://drive.google.com/file/d/1u52DU8RjHcVttNHX7vM04IQkM43f9aOz/view?usp=sharing

Minggu, 24 Februari 2019 Hari Minggu Biasa VII

Minggu, 24 Februari 2019
Hari Minggu Biasa VII

"Orang yang mencintai Tuhan, tentu juga mencintai sesamanya. Orang semacam itu tidak menimbun uang bagi dirinya sendiri." (St. Maksimus)

Antifon Pembuka (bdk. Mzm 12:6)

Tuhan, aku percaya akan kasih setia-Mu, hatiku bergembira karena Engkau menyelamatkan daku. Aku bernyanyi bagi-Mu karena kebaikan-Mu terhadapku.

O Lord, I trust in your merciful love. My heart will rejoice in your salvation. I will sing to the Lord who has been bountiful with me.

Domine, in tua misericordia speravi: exsultavit cor meum in salutari tuo: cantabo Domino, qui bona tribuit mihi.

Doa Pembuka

Ya Allah, yang penuh belas kasih, Engkau menghendaki agar kami saling mengasih. sebagaimana Engkau sendiri telah mengasihi kami melalui Yesus Kristus, Putra-Mu yang rela mengprbankan diri-Nya demi keselamatan kami. Sebab Dialah Tuhan, Pengamai kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Pertama Samuel (26:2.7-9.12-13.22-23)

"Tuhan menyerahkan engkau ke dalam tanganku, tetapi aku tidak mau menjamah."

Pada waktu itu, berkemaslah Saul dan turun ke Padang Gurun Zif dengan tiga ribu orang yang terpilih dari orang Israel untuk mencari Daud di padang gurun itu. Pada suatu malam ketika Saul dan para pengiringnya sedang tidur, datanglah Daud dan Abisai ke tengah' mereka. Dan tampaklah di sana Saul berbaring tidur di tengah-tengah perkemahandengat1 tombaknya terpancang di tanah pada sebelah kepalanya, sedang Abner dan rakyat berbaring sekelilingnya. Lalu berkatalah Abisai,‘ ‘Pada hari ini Allah telah menyerahkan musuh;…“ Oleh sebab itu, izinkanlah kiranya aku menancapkan dia ke tanah dengan tombak ini. Sekali tikam saja sudah cukup, tidak usah dia kutancapkan dua kali. ” Tetapi kata Daud kepada Abisai, "Jangan memusnahkan dia, sebab siapakah yang dapat menjamah orang yang diurapi Tuhan dan bebas dari hukuman?” Kemudian Daud mengambil tombak dan kendi raja dari sebelah kepala Saul, lalu mereka pergi. Tidak ada yang melihatnya, tidak ada yang mengetahuinya, tidak ada yang terbangun, sebab sekaliannya tidur; Tuhan telah membuat mereka tidur lelap. Setelah Daud sampai ke seberang, berdirilah ia jauh-jauh di puncak gunung, sehingga ada jarak yang besar antara dia dan mereka. Lalu Daud berseru kepada Raja Saul, “Inilah tombak Tuanku Raja! Baiklah salah seorang dari para pengiring Tuanku menyeberang untuk mengambilnya. Tuhan akan membalas kebenaran dan kesetiaan setiap orang, sebab pada hari ini Tuhan menyerahkan Tuanku ke dalam tanganku, tetapi aku tidak mau menjamah orang yang diurapi Tuhan.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = g, 4/4, PS 833
Ref. Kita memuji Allah kar'na besar cinta-Nya.
Ayat. (Mzm 103:1-2.3-4.8+10.12-13)
1. Pujilah Tuhan, hai jiwaku! Pujilah nama-Nya yang kudus, hai segenap batinku! “Pujilah Tuhan, hai jiwaku, jangan lupa akan segala kebaikan-Nya!”
2. Dialah yang mengampuni segala kesalahanmu, dan menyembuhkan segala penyakitmu! Dialah yang menebus hidupmu dari liang kubur, dan memahkotai engkau dengan kasih setia dan rahmat!
3. Tuhan adalah pengasih dan penyayang, panjang sabar dan berlimpah kasih setia. Tidak pernah Ia memperlakukan kita setimpal dengan dosa kita, atau membalas kita setimpal dengan kesalahan kita.
4. Sejauh timur dari barat, demikianlah pelanggaran-pelanggaran kita dibuang-Nya, seperti bapa sayang kepada anak-anaknya, demikian Tuhan sayang kepada orang-orang yang bertakwa.

Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus (15:45-49)

"Seperti kita kini mengenakan rupa dari manusia yang alamiah, demikian pula klta akan mengenakan rupa dari yang surgawi."

Saudara-saudara, seperti ada tertulis, ‘Manusia pertama, Adam, menjadi makhluk yang hidup", tetapi Adam yang akhir menjadi Roh yang menghidupkan. Yang mula-mula datang bukanlah yang rohaniah. melamkan yang alamiah; barulah kemudian datang yang rohaniah; manusia pertama berasal dari debu tanah dan bersifat jasmani; manusia kedua berasal dari surga. Makhluk-makhluk alamiah sama dengan yang berasal dari debu tanah, dan makhluk-makhluk surgawi sama dengan Dia yang berasal dari surga. Jadi seperti kini kita mengenakan rupa dari manusia yang alamiah, demikian pula kita akan mengenakan rupa dari yang surgawi.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = g, 2/4, PS 952
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Yoh 13:34)
Aku memberikan perintah baru kepadamu, sabda Tuhan, yaitu supaya kamu saling mengasihi, sama seperti Aku telah mengasihi kamu.
Sesudah ayat, alleluya dilagukan dua kali.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (6:27-38)

"Hendaklah kamu murah hati, sebagaimana Bapamu murah hati adanya."

Sekali peristiwa Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya, “Dengarkanlah perkataan-Ku ini? Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu. Mintalah berkat bagi orang yang mengutuk kamu. Berdoalah bagi orang yang mencaci kamu. Bila orang menampar pipimu yang satu, berikanlah juga pipimu yang lain. Bila orang mengambil jubahmu, biarkan juga ia mengambil bajumu. Berilah kepada setiap orang yang meminta' kepadamu, dan janganlah meminta kembali dari orang yang mengambil kepunyaanmu. Sebagaimana kamu kehendaki orang berbuat kepadamu, demikian pula hendaknya kamu berbuat kepada mereka. Kalau kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah jasamu? Orang-orang berdosa pun mengasihi orang-orang yang mengasihi mereka. Kalau kamu berbuat baik kepada orang yang berbuat baik kepadamu, apakah jasamu? Orang- orang berdosa pun berbuat demikian. Dan kalau kamu memberikan pinjaman kepada orang dengan harapan akan memperoleh sesuatu dari padanya, apakah jasamu? Orang-orang berdosa pun meminjamkan kepada orang-orang berdosa, supaya mereka menerima kembali sama banyak. Tetapi kamu, kasihilah musuhmu dan berbuatlah baik kepada mereka dan berilah pinjaman tanpa mengharapkan balasan; maka ganjaranmu akan besar, dan kamu akan menjadi anak-anak Allah Yang Mahatinggi. Sebab Ia baik terhadap orang-orang yang tidak tahu berterima kasih dan terhadap orang-orang jahat. Hendaklah kamu murah hati, sebagaimana Bapamu murah hati adanya. Janganlah kamu menghakimi, maka kamu pun tidak akan dihakimi. Dan janganlah kamu menghukum, maka kamu pun tidak akan dihukum. Ampunilah, maka kamu akan diampuni. Berilah, maka kamu akan diberi. Suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang diguncang dan tumpah keluar, akan dicurahkan ke pangkuanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai akan diukurkan pula kepadamu."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Sudara yang terkasih, apakah Anda familiar dengan istilah makan hati? Istilah ini biasanya merupakan ungkapan kejengkelan terhadap orang lain. Misalnya, jengkel karena pekerjaan dan karya kita tidak dihargai; atau yang paling sering adalah melihat orang yang tidak kita sukai bertingkah terhadap kita; atau ketika kita berusaha berbuat baik, namun orang lain menanggapinya secara negatif. Mungkin kebanyakan dari kita mempunyai pengalaman yang serupa, makan hati!

Hari ini melalui bacaan-bacaan Kitab Suci, khususnya Injil, Yesus memberikan tantangan kepada kita. Saya menduga, tantangan ini: mungkin membuat kebanyakan dari kita semakin makan hati, Bagaimana tidak, Yesus menyuruh kita mengasihi bukan orang yang berbuat baik kepada kita. Sebaliknya, orang yang harus dikasihi adalah mereka yang justru membenci kita, mengutuk kita, menampar pipi kita, mengambii barang kita dan tidak mengembalikan.

Perintah 'ini sungguh tidak mudah. Jauh lebih mudah mengasihi orangyang berbuat baik kepada kita. Namun, ternyata menjadi seorang Katolik, pengikut Kristus, berarti berani mencintai musuh. Bahkan ukuran mengasihi musuh adalah hukum kencana: lakukanlah kepada orang lain, seperti yang kamu ingin orang lain lakukan kepadamu.

Untuk memahami perintah cinta kasih ini, Gereja memberikan contoh seorang tokoh teladan yakni Daud. Seperti yang dikisahkan Bacaan I, pada waktu itu Daud sedang dikejar oleh Raja Saul. Saul sangat membenci Daud dan berikhtiar ingin membunuhnya. Namun, pada suatu hari Daud mendapat kesempatan untuk memusnahkan Raja Saul; tetapi sangat mengejutkan, Daud memutuskan untuk mengampuni Saul. Mengapa Daud bertindak demikian? Karena ia menyadari bahwa Saul adalah orang yang diurapi Tuhan. Alasan Daud mengampuni Saul pertama-tama bukan karena ia takut akan Saul, melainkan karena ia takut akan Tuhan. Takut di sini bukan berarti Daud merasa berada di bawah tekanan Tuhan, melainkan karena ia cinta akan Tuhan..

Sebagai manusia, mungkin Daud belum bisa benarebenar menghilangkan rasa marah kepada Saul yang selama ini telah berbuat jahat kepadanya. Namun, ia berhasil mengendalikan diri, karena ia ingat akan Tuhan.

Dari bacaan ini kita belajar bahwa kalau kita hanya mengandalkan diri kita dalam mengasihi dan mengampuni musuh, mungkin tindakan itu tampak mustahil; tetapi apabila alasannya adalah karena cinta kepada Tuhan, tindakan mengasihi dan mengampuni musuh jauh lebih mungkin dilakukan. Apalagi jika kita menyadari bahwa Yesus telah memberikan teladan kepada kita, yakni ketika la berdoa bagi orang yang menganiaya dan menyalibkan-Nya, ”Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.”

Ketika kita belajar untuk mengasihi dan mengampuni musuh, yakinlah bahwa kita tidak berjalan sendirian. Ada banyak santo-santa, dan umat beriman lain yang lebih dahulu melakukan perintah Yesus ini. Bahkan ada beberapa orangtua yang memaafkan pembunuh anaknya.

Sebagai manusia, makan hati' mungkin masih ada dalam hati kita ketika kita belajar mengasihi dan mengampuni musuh. Namun, kita percaya bahwa Tuhan Yesus juga pasti akan memurnikan hati kita ketika kita berusaha melakukan perintah-Nya. Mari kita belajar mengasihi musuh. Amin. [Rm. Alexander Romualdus Dimas Pele Alu, O.Carm/O.Carm]

Antifon Komuni

Aku mau bersyukur kepada Tuhan dengan segenap hatiku. Aku mau menceritakan segala perbuatan-Mu yang ajaib. Aku mau bersukacita dan bersukaria karena Engkau. Aku bermazmur bagi nama-Mu, ya Mahatinggi.

I will recount all your wonders, I will rejoice in you and be glad, and sing psalms to your name, O Most High. (Mzm 9:2-3)

Atau

Ya Tuhan, aku percaya, bahwa Engkaulah Mesias, Anak Allah, Dia yang akan datang ke dalam dunia.

Lord, I have come to believe that you are the Christ, the Son of the living God, who is coming into this world. (Yoh 11:27)

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy