Berpeganglah pada ketetapan dan perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, supaya baik keadaanmu dan keadaan anak-anakmu yang kemudian, dan supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu untuk selamanya." (Ulangan 4:40)
| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |
| Meditasi Antonio Kardinal Bacci |
Lumen Christi | Facebook
| Gabung Saluran/Channel WhatsApp RenunganPagi.ID
CARI RENUNGAN
Senin, 04 Maret 2019 Hari Biasa Pekan VIII
Senin, 04 Maret 2019
Hari Biasa Pekan VIII
“Kita mendapat banyak hiburan dalam penderitaan, jika semasa mengalami kesedihan kita mengingat kembali karunia-karunia Pencipta kita” (St. Gregorius Agung)
Antifon Pembuka (Sir 17:29)
Alangkah besarnya belas kasih dan pengampunan Tuhan bagi semua yang berpaling kepada-Nya.
Doa Pembuka
Allah Bapa Yang Mahabaik, Putra-Mu telah Kauutus mendatangi kami, mencari yang tersesat jalannya. Semoga mata kami terbuka terhadap yang baik. Ajarilah kami mendengarkan sabda pengampunan-Mu. Tabahkanlah hati kami bila semangat kami mengendur dan ingatkanlah kami akan keagungan karya-mu dengan penuh rasa syukur. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau dan dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, sepanjang segala masa. Amin.
Belas kasih dan pengampunan Tuhan amat besar. Oleh karena itu, orang harus segera berpaling kepada-Nya dan mengakui dosanya. Hidup pun akan menjadi bahagia dan penuh sukacita.
Hari Biasa Pekan VIII
“Kita mendapat banyak hiburan dalam penderitaan, jika semasa mengalami kesedihan kita mengingat kembali karunia-karunia Pencipta kita” (St. Gregorius Agung)
Antifon Pembuka (Sir 17:29)
Alangkah besarnya belas kasih dan pengampunan Tuhan bagi semua yang berpaling kepada-Nya.
Doa Pembuka
Allah Bapa Yang Mahabaik, Putra-Mu telah Kauutus mendatangi kami, mencari yang tersesat jalannya. Semoga mata kami terbuka terhadap yang baik. Ajarilah kami mendengarkan sabda pengampunan-Mu. Tabahkanlah hati kami bila semangat kami mengendur dan ingatkanlah kami akan keagungan karya-mu dengan penuh rasa syukur. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau dan dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, sepanjang segala masa. Amin.
Belas kasih dan pengampunan Tuhan amat besar. Oleh karena itu, orang harus segera berpaling kepada-Nya dan mengakui dosanya. Hidup pun akan menjadi bahagia dan penuh sukacita.
Bacaan dari Kitab Putra Sirakh (17:24-29)
"Bertobatlah kepada Tuhan dan hentikanlah dosamu."
Bagi orang yang menyesal Tuhan membuka jalan kembali. Tuhan menghibur mereka yang kehilangan ketabahan. Berpalinglah kepada Tuhan dan lepaskanlah dosamu, berdoalah di hadapan-Nya dan berhentilah menghina. Kembalilah kepada Yang Mahatinggi dan berpalinglah dari yang durjana, dan hendaklah sangat membenci kepada kekejian. Siapa gerangan di dunia orang mati memuji Yang Mahatinggi sebagai pengganti orang yang hidup? Siapa gerangan mempersembahkan pujian di sana? Dari orang mati lenyaplah pujian, seperti dari yang tiada sama sekali. Sedangkan barangsiapa hidup dan sehat, ia memuji Tuhan. Alangkah besarnya belas kasihan serta pengampunan Tuhan bagi semua yang berpaling kepada-Nya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Bersukacitalah dalam Tuhan dan bersorak sorailah, hai orang jujur.
Ayat. (Mzm 32:1-2.5.6.7)
1. Berbahagialah orang yang pelanggarannya diampuni dan dosa-dosanya ditutupi! Berbahagialah orang yang kesalahannya tidak diperhitungkan Tuhan, dan tidak berjiwa penipu!
2. Akhirnya dosa-dosaku kuungkapkan kepada-Mu dan kesalahanku tidaklah kusembunyikan; aku berkata, “Aku akan menghadap Tuhan” dan mengaku segala pelanggaranku. Maka Engkau sudah mengampuni kesalahanku.
3. Sebab itu hendaklah setiap orang saleh berdoa kepada-Mu, selagi ditimpa kesesakan; kendati banjir besar terjadi, ia tidak akan terlanda. 4.Engkaulah persembunyian bagiku, ya Tuhan! Engkau menjagaku terhadap kesesakan Engkau melindungi aku, sehingga aku luput dan bersorak.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (2Kor 8:9)
Yesus Kristus telah menjadi miskin sekalipun Ia kaya, supaya kalian menjadi kaya berkat kemiskinan-Nya.
Untuk memperoleh kehidupan kekal, tidak cukup menaati perintah-perintah Tuhan. Tetapi, orang juga harus melepaskan keterikatannya pada harta dunia. Sikap lepas bebas menjadi pintu gerbang kedekatan dengan Allah. Bagi manusia sulit tapi mungkin bagi Allah.
Untuk memperoleh kehidupan kekal, tidak cukup menaati perintah-perintah Tuhan. Tetapi, orang juga harus melepaskan keterikatannya pada harta dunia. Sikap lepas bebas menjadi pintu gerbang kedekatan dengan Allah. Bagi manusia sulit tapi mungkin bagi Allah.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (10:17-27)
"Juallah apa yang kaumiliki dan ikutilah Aku."
Pada suatu hari Yesus berangkat meneruskan perjalanan-Nya. Maka datanglah seorang berlari-lari mendapatkan Dia dan sambil berlutut di hadapan-Nya ia bertanya, “Guru yang baik, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?” Yesus berkata kepadanya, “Mengapa kaukatakan Aku baik? Tak seorang pun yang baik selain Allah! Engkau tentu mengetahui segala perintah Allah: Jangan membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta dan jangan mengurangi hak orang, hormatilah ayahmu dan ibumu.” Kata orang itu kepada Yesus, “Guru, semuanya itu telah kuturuti sejak masa mudaku.” Tetapi Yesus memandang dia dan menaruh kasih kepadanya, lalu berkata kepadanya, “Hanya satu lagi kekuranganmu: Pergilah, juallah apa yang kaumiliki, dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin. Maka engkau akan memperoleh harta di surga. Kemudian datanglah ke mari, dan ikutlah Aku.” Mendengar perkataan Yesus, orang itu menjadi kecewa, lalu pergi dengan sedih, sebab banyaklah hartanya. Lalu Yesus memandang murid-murid di sekeliling-Nya dan berkata kepada mereka, “Alangkah sukarnya orang yang beruang masuk ke dalam Kerajaan Allah.” Murid-murid tercengang mendengar perkataan-Nya itu. Tetapi Yesus menyambung lagi, “Anak-anak-Ku, alangkah sukarnya masuk ke dalam Kerajaan Allah. Lebih mudah seekor unta melewati lubang jarum daripada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah.” Para murid semakin gempar dan berkata seorang kepada yang lain, “Jika demikian, siapakah yang dapat diselamatkan?” Yesus memandang mereka dan berkata,”Bagi manusia hal itu tidak mungkin, tetapi bukan demikian bagi Allah. Sebab bagi Allah segala sesuatu adalah mungkin.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Renungan
Kekayaan atau harta yang kita miliki seharusnya bukan menjadi penghalang bagi kita untuk semakin dekat dengan Tuhan. Kekayaan dan harta justru dapat dijadikan sebagai sarana untuk semakin mendekatkan diri pada Tuhan. Seorang pemuda yang dikisahkan dalam Injil hari ini mengurungkan niatnya untuk mengikuti Yesus, karena dia berat hati untuk melepaskan hartanya. Padahal, kalau dia mau melepaskan harta duniawi yang semu, dia justru akan mendapatkan harta sejati, harta di surga.
Antifon Komuni (Mrk 10:25)
Lebih mudah seekor unta masuk melalui lubang jarum daripada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah.
Doa Malam
Tuhan Yesus, hanya Engkaulah yang baik dan benar. Buatlah aku lebih melihat misteri kasih-Mu daripada perhitungan manusiawi. Sebab Engkaulah Almasih yang hidup kini dan sepanjang masa. Amin.
Tuhan Yesus, hanya Engkaulah yang baik dan benar. Buatlah aku lebih melihat misteri kasih-Mu daripada perhitungan manusiawi. Sebab Engkaulah Almasih yang hidup kini dan sepanjang masa. Amin.
RUAH
Seri Liturgi: MENGENAL PELAYAN LITURGI (Bagian II)
KatKit (Katekese Sedikit) No. 202
Seri Liturgi
MENGENAL PELAYAN LITURGI
Bagian II
Syalom aleikhem.
Uskup, imam/presbiter, dan diakon adalah ketiga tingkat pelayan liturgi. Mereka diangkat dengan penerimaan Sakramen Tahbisan. Ketiganya adalah para pemimpin Gereja Katolik. Secara liturgis, uskup dapat melayani (menerimakan) ketujuh sakramen; dalam diri uskup ada kepenuhan tahbisan. Imam/presbiter dapat melayani lima sakramen, yaitu ketujuh sakramen minus Sakramen Penguatan dan Sakramen Tahbisan. Diakon dapat melayani dua sakramen: Sakramen Baptis dan Sakramen Perkawinan.
(Catatan: Sejatinya, uskup sekalipun tak bisa menerimakan ketujuh sakramen sebab Sakramen Perkawinan bukan diterimakan oleh klerus, melainkan oleh kedua mempelai secara timbal balik. Dalam Sakramen Perkawinan, klerus adalah “saksi resmi” dari Gereja yang secara gerejawi mengesahkan perkawinan.)
Ketiga pelayan liturgi: uskup, imam/presbiter, diakon adalah kaum klerus, yaitu orang-orang tertahbis. Selain pelayan tertahbis, dalam Kurban Misa, ada pula pelayan tak tertahbis, di antaranya: lektor dan akolit. Keduanya sangat istimewa sebab dulu-dulu keduanya adalah pelayan tertahbis, dalam tahbisan kecil (minor). Sekarang keduanya tidak ditahbiskan (ordinatio), melainkan di-“lantik” (installatio).
Lektor adalah pembaca Alkitab dalam liturgi, akolit adalah pelayan altar yang membantu diakon. Secara khusus lektor melayani Liturgi Sabda, akolit melayani Liturgi Ekaristi. Pada masa kini, para calon imam/presbiter harus melalui tahap menjadi lektor-akolit.
Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring
Seri Liturgi
MENGENAL PELAYAN LITURGI
Bagian II
Syalom aleikhem.
Uskup, imam/presbiter, dan diakon adalah ketiga tingkat pelayan liturgi. Mereka diangkat dengan penerimaan Sakramen Tahbisan. Ketiganya adalah para pemimpin Gereja Katolik. Secara liturgis, uskup dapat melayani (menerimakan) ketujuh sakramen; dalam diri uskup ada kepenuhan tahbisan. Imam/presbiter dapat melayani lima sakramen, yaitu ketujuh sakramen minus Sakramen Penguatan dan Sakramen Tahbisan. Diakon dapat melayani dua sakramen: Sakramen Baptis dan Sakramen Perkawinan.
(Catatan: Sejatinya, uskup sekalipun tak bisa menerimakan ketujuh sakramen sebab Sakramen Perkawinan bukan diterimakan oleh klerus, melainkan oleh kedua mempelai secara timbal balik. Dalam Sakramen Perkawinan, klerus adalah “saksi resmi” dari Gereja yang secara gerejawi mengesahkan perkawinan.)
Ketiga pelayan liturgi: uskup, imam/presbiter, diakon adalah kaum klerus, yaitu orang-orang tertahbis. Selain pelayan tertahbis, dalam Kurban Misa, ada pula pelayan tak tertahbis, di antaranya: lektor dan akolit. Keduanya sangat istimewa sebab dulu-dulu keduanya adalah pelayan tertahbis, dalam tahbisan kecil (minor). Sekarang keduanya tidak ditahbiskan (ordinatio), melainkan di-“lantik” (installatio).
Lektor adalah pembaca Alkitab dalam liturgi, akolit adalah pelayan altar yang membantu diakon. Secara khusus lektor melayani Liturgi Sabda, akolit melayani Liturgi Ekaristi. Pada masa kini, para calon imam/presbiter harus melalui tahap menjadi lektor-akolit.
Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring
Minggu, 03 Maret 2019 Hari Minggu Biasa VIII
Minggu, 03 Maret 2019
Hari Minggu Biasa VIII
Kasih itu murah hati karena ia membalas yang jahat dengan kemurahan hati yang limpah. (St. Gregorius Agung)
Antifon Pembuka (Mzm 18:19-20)
Tuhan menjadi sandaranku. Ia membawa aku keluar ke tempat lapang. Ia menyelamatkan aku karena Ia berkenan kepadaku.
Factus est Dominus protector meus, et eduxit me in latitudinem: salvum me fecit, quoniam voluit me.
Doa Pembuka
Ya Allah, melalui Yesus Kristus, Putra-Mu, Engkau memberi jaminan hidup kepada siapa pun yang mengutamakan terwujudnya Kerajaan-Mu dan kebenarannya. Kami mohon, semoga kehendak-Mu itu menjadi satu-satunya pegangan hidup kami. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau dan dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Putra Sirakh (27:4-7)
"Jangan memuji seseorang sebelum ia berbicara."
Kalau ayakan digoyang-goyangkan, maka sampahlah yang tinggal. Demikian pula keburukan manusia tinggal dalam bicaranya. Perapian menguji periuk belanga penjunan, tetapi ujian terhadap manusia terletak dalam bicaranya. Nilai ladang ditampakkan oleh buah pohon yang tumbuh di situ, demikian pula bicara orang menyatakaan isi hatinya.
L. Demikianlah sabda Tuhan.
Tuhan menjadi sandaranku. Ia membawa aku keluar ke tempat lapang. Ia menyelamatkan aku karena Ia berkenan kepadaku.
Factus est Dominus protector meus, et eduxit me in latitudinem: salvum me fecit, quoniam voluit me.
Doa Pembuka
Ya Allah, melalui Yesus Kristus, Putra-Mu, Engkau memberi jaminan hidup kepada siapa pun yang mengutamakan terwujudnya Kerajaan-Mu dan kebenarannya. Kami mohon, semoga kehendak-Mu itu menjadi satu-satunya pegangan hidup kami. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau dan dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Putra Sirakh (27:4-7)
"Jangan memuji seseorang sebelum ia berbicara."
Kalau ayakan digoyang-goyangkan, maka sampahlah yang tinggal. Demikian pula keburukan manusia tinggal dalam bicaranya. Perapian menguji periuk belanga penjunan, tetapi ujian terhadap manusia terletak dalam bicaranya. Nilai ladang ditampakkan oleh buah pohon yang tumbuh di situ, demikian pula bicara orang menyatakaan isi hatinya.
L. Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = f, 2/4, PS 829
Ref. Aku hendak memuji nama-Mu, ya Tuhan, selama-lamanya.
Ayat. (Mzm 92:2-3, 13-14, 15-16)
1. Sungguh baik menyanyikan syukur kepada Tuhan, dan menyanyikan
mazmur bagi nama-Mu, yang maha tinggi, memberitakan kasih setia-Mu di
waktu pagi dan kesetiaanMu di waktu malam.
2. Orang benar akan bertunas seperti pohon kurma, akan tumbuh subur seperti pohon aras di Libanon; mereka yang ditanam di bait Tuhan akan bertunas di pelataran Allah kita.
3. Pada masa tua pun mereka masih berbuah, menjadi gemuk dan segar, untuk memberitakan bahwa Tuhan itu benar, bahwa Ia gunung batuku, dan tidak ada kecurangan pada-Nya.
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Korintus (1Kor 15:54-58)
2. Orang benar akan bertunas seperti pohon kurma, akan tumbuh subur seperti pohon aras di Libanon; mereka yang ditanam di bait Tuhan akan bertunas di pelataran Allah kita.
3. Pada masa tua pun mereka masih berbuah, menjadi gemuk dan segar, untuk memberitakan bahwa Tuhan itu benar, bahwa Ia gunung batuku, dan tidak ada kecurangan pada-Nya.
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Korintus (1Kor 15:54-58)
"Ia telah memberi kita kemenangan berkat Yesus Kristus."
Saudara-saudara, sesudah hal-hal yang dapat binasa mengenakan yang tidak
dapat binasa, dan yang dapat mati mengenakan yang tidak dapat mati,
maka akan genaplah Firman Tuhan: ”Maut telah ditelan dalam kemenangan!
Hai maut, di manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu? Sengat
maut adalah dosa, dan kuasa dosa ialah hukum Taurat. Tetapi syukur
kepada Allah, yang telah memberi kita kemenangan berkat Yesus Kristus,
Tuhan kita.” Karena itu, Saudara-saudaraku yang terkasih, berdirilah
teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab
kamu tahu bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak
sia-sia.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil, do = g, 4/4, PS 963
Ref. Alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya.
Ayat. (Flp 2:15-16)
Kamu bercahaya seperti bintang-bintang bila kamu berpegang pada Sabda Kehidupan
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (6:39-45)
"Yang diucapkan mulut meluap dari hati."
Sekali peristiwa Yesus menyampaikan
perumpamaan ini kepada murid-murid-Nya, "Dapatkah seorang buta menuntun
orang buta? Bukankah keduanya akan jatuh ke dalam lubang? Seorang murid
tidak melebihi gurunya, tetapi orang yang telah tamat pelajarannya akan
menjadi sama dengan gurunya. Mengapakah engkau melihat selumbar dalam
mata saudaramu, sedangkan balok dalam matamu sendiri tidak engkau
ketahui? Bagaimana mungkin engkau berkata kepada saudaramu, 'Saudara,
biarlah aku mengeluarkan selumbar dalam matamu', padahal balok yang
dalam matamu tidak engkau lihat? Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu
balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk
mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu. Tidak ada pohon baik yang
menghasilkan buah yang tidak baik. Dan juga tidak ada pohon tidak baik
yang menghasilkan buah baik. Sebab setiap pohon dikenal dari buahnya.
Karena dari semak duri orang tidak memetik buah ara, dan dari duri-duri
orang tidak memetik buah anggur. Orang yang baik mengeluarkan barang
yang baik dari perbendaharaan hati yang baik. Tetapi orang jahat
mengeluarkan barang yang jahat dari perbendaharaan hati-Nya yang jahat.
Sebab yang diucapkan mulut meluap dari hati."
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus
Renungan
Seseorang dikagumi, diundang sebagai pembicara, dimintai nasihat dan diberi tugas tertentu karena dipandang memiliki kualitas diri yang bagus. Yakinlah, pikiran, hati, perilaku dan iman yang berkualitas adalah perpaduan sempurna yang akan menghasilkan hidup dan karya yang berkualitas.
Yesus sangat merindukan para murid yang berkualitas. Berkualitas berarti memiliki kemampuan yang bisa diandalkan sesuai dengan bidangnya. Seorang murid atau seorang Katolik yang berkualitas hendaknya setia dalam iman, memiliki pendirian, berprinsip yang bena, berpribadi utuh, memiliki kualitas hati yang mengampuni, menjad| pembawa damai dan senantiasa berbuah dalam kasih. Ada banyak kualitas diri yang mestinya kita miliki dalam hidup. Apa pun itu, Yesus mengajak kita agar menjadi seseorang di dunia ini dan hidup kita berbuah baik. Mengapa kualitas diri ini amat penting untuk hidup yang lebih baik? Karena kebaikan lahir dari pribadi yang hatinya baik dan tulus. Kebaikan akan menuntun orang pada kebaikan. Demikian juga kebenaran akan menuntun orang pada jalan kebenaran. Sebaliknya, kejahatan menuntun orang pada kejahatan. Ingat, gelap tidak bisa mengusir gelap, hanya terang yang bisa melakukannya. Benci tidak bisa mengusir benci, hanya kasih yang bisa melakukannya.
Refleksi dan pembatinan adalah sesuatu yang harus dilakukan setiap saat agar manusia selalu berjalan pada pencerahan. Refleksi atas pengalaman membuahkan kebijaksanaan. Alhasil, pengalaman menjadi guru yang terbaik. Refleksi atas kesalahan akan membuahkan kewaspadaan. Alhasil, kesalahan menjadi pijakan untuk bangkit dan memulai lagi. Jika kita terus berusaha untuk merefleksikan dan membatinkan setiap peristiwa hidup, betapa kita akan menjadi pribadi yang tangguh dalam hidup.
Yang sering terjadi dalam hidup adalah proses pendangkalan karena kayanya pengalaman. Aneh bukan? Inilah yang terjadi ketika manusia tidak berefleksi atas pengalaman yang ada atau peristiwa hidup yang dialaminya. Ia seperti si buta menuntun si buta. Lihatlah di sekitar kita. Ada banyak penyegaran rohani, buku-buku rohani, rumah ibadat, rumah retret, tempat ziarah dan para pemuka agama. Mestinya, semua itu semakin menjamin kualitas iman generasi zaman now. Namun, hasilnya ternyata tidaklah demikian. HaI-hal rohani bukan lagi membuat orang semakin saleh, rendah hati, beriman dan takut akan Tuhan.
Pesan firman Tuhan hari ini: Bijaklah dengan dirimu, hatimu: perilakumu dan imanmu. Pengalaman boleh banyak, jabatan boleh tinggi dan kegiatan boleh padat. Namun, jika buah atau dampaknya tidak dirasakan oleh orang lain, adakah sesuatu yang salah dengan Semua itu? Refleksikanlah! Pohon yang baik, pasti membuahkan Yang balk. Pribadi yang berkualitas pasti memiliki hidup yang berkualitas.[RUAH/Rm. Kartolo Malau, O.Carm.]
Yesus sangat merindukan para murid yang berkualitas. Berkualitas berarti memiliki kemampuan yang bisa diandalkan sesuai dengan bidangnya. Seorang murid atau seorang Katolik yang berkualitas hendaknya setia dalam iman, memiliki pendirian, berprinsip yang bena, berpribadi utuh, memiliki kualitas hati yang mengampuni, menjad| pembawa damai dan senantiasa berbuah dalam kasih. Ada banyak kualitas diri yang mestinya kita miliki dalam hidup. Apa pun itu, Yesus mengajak kita agar menjadi seseorang di dunia ini dan hidup kita berbuah baik. Mengapa kualitas diri ini amat penting untuk hidup yang lebih baik? Karena kebaikan lahir dari pribadi yang hatinya baik dan tulus. Kebaikan akan menuntun orang pada kebaikan. Demikian juga kebenaran akan menuntun orang pada jalan kebenaran. Sebaliknya, kejahatan menuntun orang pada kejahatan. Ingat, gelap tidak bisa mengusir gelap, hanya terang yang bisa melakukannya. Benci tidak bisa mengusir benci, hanya kasih yang bisa melakukannya.
Refleksi dan pembatinan adalah sesuatu yang harus dilakukan setiap saat agar manusia selalu berjalan pada pencerahan. Refleksi atas pengalaman membuahkan kebijaksanaan. Alhasil, pengalaman menjadi guru yang terbaik. Refleksi atas kesalahan akan membuahkan kewaspadaan. Alhasil, kesalahan menjadi pijakan untuk bangkit dan memulai lagi. Jika kita terus berusaha untuk merefleksikan dan membatinkan setiap peristiwa hidup, betapa kita akan menjadi pribadi yang tangguh dalam hidup.
Yang sering terjadi dalam hidup adalah proses pendangkalan karena kayanya pengalaman. Aneh bukan? Inilah yang terjadi ketika manusia tidak berefleksi atas pengalaman yang ada atau peristiwa hidup yang dialaminya. Ia seperti si buta menuntun si buta. Lihatlah di sekitar kita. Ada banyak penyegaran rohani, buku-buku rohani, rumah ibadat, rumah retret, tempat ziarah dan para pemuka agama. Mestinya, semua itu semakin menjamin kualitas iman generasi zaman now. Namun, hasilnya ternyata tidaklah demikian. HaI-hal rohani bukan lagi membuat orang semakin saleh, rendah hati, beriman dan takut akan Tuhan.
Pesan firman Tuhan hari ini: Bijaklah dengan dirimu, hatimu: perilakumu dan imanmu. Pengalaman boleh banyak, jabatan boleh tinggi dan kegiatan boleh padat. Namun, jika buah atau dampaknya tidak dirasakan oleh orang lain, adakah sesuatu yang salah dengan Semua itu? Refleksikanlah! Pohon yang baik, pasti membuahkan Yang balk. Pribadi yang berkualitas pasti memiliki hidup yang berkualitas.[RUAH/Rm. Kartolo Malau, O.Carm.]
Antifon Komuni (Mzm 13:6)
Aku mau menyanyi bagi Tuhan, karena Ia telah berbuat baik kepadaku. Aku mau bermazmur bagi nama Tuhan Yang Mahatinggi.
Seri Katekismus: KRISTUS SELEBRAN UTAMA
KatKit (Katekese Sedikit) No. 201
Seri Katekismus
KRISTUS SELEBRAN UTAMA
Syalom aleikhem.
Empat puluh hari lamanya, setelah kebangkitan-Nya dari alam maut, Sang Kristus menampakkan diri kepada para murid. Beliau makan dan minum bersama para murid serta mengajar mereka mengenai Kerajaan Allah. Penampakan demi penampakan itu menguatkan iman para murid akan kebangkitan Kristus.
Pada saat menampakkan diri, Kristus sudah mulia; tubuh-Nya adalah tubuh kemuliaan, tubuh kebangkitan. Namun, selama penampakan itu kemuliaan-Nya masih “terbatas” atau terselubung dalam sosok tubuh yang sama seperti manusia biasa (meski sekaligus amat berbeda seperti telah dijelaskan pada Seri Katekismus sebelumnya).
Dengan kenaikan-Nya ke surga, tubuh Kristus yang mulia itu benar-benar dan definitif (final) masuk ke dalam kemuliaan ilahi yang dilambangkan dengan awan-awan dan langit. Dalam Injil-injil dikisahkan bahwa Yesus Kristus yang telah bangkit itu naik ke surga disaksikan oleh para murid, lalu berangsur-angsur tubuh-Nya tak dapat terlihat lagi tertutup awan-awan. Sejak itu, kemuliaan Kristus benar-benar bersinar sebab Beliau ditinggikan di sebelah kanan Bapa. Peristiwa kenaikan-Nya ke surga, sebagaimana kebangkitan-Nya, bersifat historis dan transenden.
Pemuliaan definitif itu terkait erat dengan turun-Nya dari surga dalam penjelmaan-Nya sebagai manusia. Dengan menjadi manusia, Sang Kristus terikat pada kodrat sebagai manusia. Dengan kodrat manusiawi itu, Beliau tak dapat masuk ke dalam rumah Bapa yang kekal. Mengapa? Ya, karena kodrat manusia itu tidak kekal (sebelum kematian), sedangkan kodrat Allah itu kekal. Yang tidak kekal tak bisa masuk ke dalam kekekalan.
Namun, dengan wafat dan kebangkitan-Nya dari maut, Sang Kristus dapat masuk ke dalam rumah Bapa kekal, bahkan Beliau membukakan pintu rumah Bapa bagi manusia. Dan Beliaulah yang pertama masuk ke sana.
Di surga, di rumah Bapa itu, Sang Kristus melaksanakan imamat-Nya terus-menerus (artinya: kekal) sebab Beliaulah Imam Agung untuk selama-lamanya. Di sanalah, Sang Kristus menjadi pusat dan selebran utama liturgi yang menghormati Allah Sang Bapa sepanjang segala masa.
Ungkapan “sisi kanan Bapa” berarti kemuliaan dan kehormatan Allah. Dalam kemuliaan dan kehormatan itu, Sang Kristus yang sehakikat dengan Sang Bapa hidup sejak kekal sampai kekal. Maka dari itu, “duduk di sisi kanan Bapa” bermakna kekuasaan Sang Mesias yang tak akan berakhir.
** Ringkas-uraian atas Katekismus Gereja Katolik (KGK) No. 659 – 667
Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring
Seri Katekismus
KRISTUS SELEBRAN UTAMA
Syalom aleikhem.
Empat puluh hari lamanya, setelah kebangkitan-Nya dari alam maut, Sang Kristus menampakkan diri kepada para murid. Beliau makan dan minum bersama para murid serta mengajar mereka mengenai Kerajaan Allah. Penampakan demi penampakan itu menguatkan iman para murid akan kebangkitan Kristus.
Pada saat menampakkan diri, Kristus sudah mulia; tubuh-Nya adalah tubuh kemuliaan, tubuh kebangkitan. Namun, selama penampakan itu kemuliaan-Nya masih “terbatas” atau terselubung dalam sosok tubuh yang sama seperti manusia biasa (meski sekaligus amat berbeda seperti telah dijelaskan pada Seri Katekismus sebelumnya).
Dengan kenaikan-Nya ke surga, tubuh Kristus yang mulia itu benar-benar dan definitif (final) masuk ke dalam kemuliaan ilahi yang dilambangkan dengan awan-awan dan langit. Dalam Injil-injil dikisahkan bahwa Yesus Kristus yang telah bangkit itu naik ke surga disaksikan oleh para murid, lalu berangsur-angsur tubuh-Nya tak dapat terlihat lagi tertutup awan-awan. Sejak itu, kemuliaan Kristus benar-benar bersinar sebab Beliau ditinggikan di sebelah kanan Bapa. Peristiwa kenaikan-Nya ke surga, sebagaimana kebangkitan-Nya, bersifat historis dan transenden.
Pemuliaan definitif itu terkait erat dengan turun-Nya dari surga dalam penjelmaan-Nya sebagai manusia. Dengan menjadi manusia, Sang Kristus terikat pada kodrat sebagai manusia. Dengan kodrat manusiawi itu, Beliau tak dapat masuk ke dalam rumah Bapa yang kekal. Mengapa? Ya, karena kodrat manusia itu tidak kekal (sebelum kematian), sedangkan kodrat Allah itu kekal. Yang tidak kekal tak bisa masuk ke dalam kekekalan.
Namun, dengan wafat dan kebangkitan-Nya dari maut, Sang Kristus dapat masuk ke dalam rumah Bapa kekal, bahkan Beliau membukakan pintu rumah Bapa bagi manusia. Dan Beliaulah yang pertama masuk ke sana.
Di surga, di rumah Bapa itu, Sang Kristus melaksanakan imamat-Nya terus-menerus (artinya: kekal) sebab Beliaulah Imam Agung untuk selama-lamanya. Di sanalah, Sang Kristus menjadi pusat dan selebran utama liturgi yang menghormati Allah Sang Bapa sepanjang segala masa.
Ungkapan “sisi kanan Bapa” berarti kemuliaan dan kehormatan Allah. Dalam kemuliaan dan kehormatan itu, Sang Kristus yang sehakikat dengan Sang Bapa hidup sejak kekal sampai kekal. Maka dari itu, “duduk di sisi kanan Bapa” bermakna kekuasaan Sang Mesias yang tak akan berakhir.
** Ringkas-uraian atas Katekismus Gereja Katolik (KGK) No. 659 – 667
Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring
Sabtu, 02 Maret 2019 Hari Biasa Pekan VII
Sabtu, 02 Maret 2019
Hari Biasa Pekan VII
Liturgi bukanlah kenangan akan peristiwa masa lampau, tetapi kehadiran Misteri Paskah Kristus yang hidup, yang melampaui dan menyatukan semua waktu dan ruang. Bila sentralitas Kristus tidak muncul dalam perayaan, maka ia bukan liturgi Kristen, yang bergantung secara total kepada Tuhan dan ditopang oleh kehadiran kreatif-Nya. Allah bertindak melalui Kristus dan kita hanya bisa bertindak melalui Dia dan dalam Dia. Setiap hari keyakinan tersebut harus bertumbuh dalam diri kita, bahwa liturgi bukan “tindakan” saya dan kita, tetapi karya Allah di dalam dan bersama kita. (Paus Benediktus XVI, Audiensi Umum 3 Oktober 2012)
Antifon Pembuka (Mzm 103:13)
Seperti bapa sayang kepada anak-anaknya, demikian Tuhan sayang kepada orang-orang takwa.
Doa Pembuka
Allah Bapa Yang Mahabaik, kami Kautempatkan di dunia ini, agar menjaga, menguasai, dan menyempurnakan dunia. Semoga kami selalu Kaulindungi terhadap kelaliman dan kejahatan. Bukalah mata hati dan budi kami, agar dapat melihat penderitaan sesama, supaya Engkau merajai hati kami. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Hari Biasa Pekan VII
Liturgi bukanlah kenangan akan peristiwa masa lampau, tetapi kehadiran Misteri Paskah Kristus yang hidup, yang melampaui dan menyatukan semua waktu dan ruang. Bila sentralitas Kristus tidak muncul dalam perayaan, maka ia bukan liturgi Kristen, yang bergantung secara total kepada Tuhan dan ditopang oleh kehadiran kreatif-Nya. Allah bertindak melalui Kristus dan kita hanya bisa bertindak melalui Dia dan dalam Dia. Setiap hari keyakinan tersebut harus bertumbuh dalam diri kita, bahwa liturgi bukan “tindakan” saya dan kita, tetapi karya Allah di dalam dan bersama kita. (Paus Benediktus XVI, Audiensi Umum 3 Oktober 2012)
Antifon Pembuka (Mzm 103:13)
Seperti bapa sayang kepada anak-anaknya, demikian Tuhan sayang kepada orang-orang takwa.
Doa Pembuka
Allah Bapa Yang Mahabaik, kami Kautempatkan di dunia ini, agar menjaga, menguasai, dan menyempurnakan dunia. Semoga kami selalu Kaulindungi terhadap kelaliman dan kejahatan. Bukalah mata hati dan budi kami, agar dapat melihat penderitaan sesama, supaya Engkau merajai hati kami. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Putra Sirakh (17:1-15)
Manusia diciptakan Tuhan dari tanah, dan ke sana pula ia akan dikembalikan. Manusia dianugerahi Tuhan sejumlah hari dan jangka waktu, dan diberi-Nya kuasa atas segala sesuatu di bumi. Ia dilengkapi kekuatan yang serupa dengan kekuatan Allah sendiri, dan dijadikan Allah menurut gambar-Nya sendiri. Di dalam segala makhluk yang hidup Tuhan menanam rasa takut terhadap manusia, agar manusia merajai binatang dan unggas. Lidah, mata dan telinga dibentuk-Nya, dan manusia diberi-Nya hati untuk berpikir. Tuhan memenuhi manusia dengan pengetahuan yang arif, dan menunjukkan kepadanya apa yang baik dan apa yang jahat. Tuhan memasukkan mata-Nya sendiri di dalam hati manusia untuk menyatakan kepadanya keagungan karya Tuhan. Maka manusia harus memuji nama Tuhan yang kudus untuk mewartakan karya-Nya yang agung. Tuhan masih menambahkan pengetahuan lagi dengan memberi manusia hukum kehidupan menjadi milik pusaka. Perjanjian kekal diikat-Nya dengan mereka, dan segala hukum-Nya dipermaklumkan kepada mereka. Mata mereka telah melihat kemuliaan Tuhan yang agung, dan suara-Nya yang dahsyat telah didengar telinga mereka. Tuhan berkata kepada mereka, “Jauhilah setiap kelaliman.” Dan masing-masing diberi-Nya perintah mengenai sesamanya. Langkah laku manusia selalu terbentang di hadapan Tuhan, dan tak tersembunyi bagi mata-Nya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Kekal abadilah kasih setia Tuhan atas orang yang takwa kepada-Nya.
Ayat. (Mzm 102:16-18.19-21.29.22-23; R: 20b)
1. Seperti bapa sayang kepada anak-anaknya, demikian Tuhan sayang kepada orang-orang yang takwa. Sebab Dia sendiri tahu dari apa kita dibuat, Dia sadar bahwa kita ini debu.
2. Adapun manusia, hari-harinya seperti rumput; seperti bunga di padang demikianlah ia berkembang. Apabila angin melintasinya, maka lenyaplah ia, dan tempatnya pun tidak diketahui lagi.
3. Tetapi kekal abadilah kasih setia Tuhan atas orang-orang yang takwa kepada-Nya; sebagaimana kekal abadilah kebaikan-Nya atas anak cucu mereka, asal saja mereka tetap berpegang pada perjanjian-Nya.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Terpujilah Engkau, Bapa, Tuhan langit dan bumi, sebab misteri kerajaan Kaunyatakan kepada kaum sederhana.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (10:13-16)
Sekali peristiwa orang membawa anak-anak kecil kepada Yesus supaya Ia menjamah mereka. Tetapi, murid-murid-Nya memarahi orang-orang itu. Melihat itu, Yesus marah dan berkata kepada mereka, "Biarkanlah anak-anak itu datang kepada-Ku! Jangan menghalang-halangi mereka! Sebab orang-orang seperti itulah yang empunya Kerajaan Allah. Aku berkata kepadamu, "Sungguh, barangsiapa tidak menerima Kerajaan Allah seperti seorang anak kecil, ia tidak akan masuk ke dalamnya." Kemudian Yesus memeluk anak-anak itu, meletakkan tangan ke atas mereka, dan memberkati mereka.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.
Renungan
Orang-orang yang dengan hati tulus datang kepada Yesus tidak akan pernah Dia tolak. Orang yang hatinya tulus dan bersahaja, seperti anak-anak, selalu terbuka pada Sabda dan mau melakukannya. Bila kita bisa mengerti karakter anak kecil dalam menyikapi kehidupan ini, maka kita bisa sangat mengerti kata-kata Yesus ini, bahwa bila kita tidak menyambut Kerajaan Allah, seperti anak kecil, yang antusias, riang gembira dan sederhana maka tidak akan masuk ke dalamnya. Karena apa? Orang yang selalu lesu, pesimis, sulit untuk menemukan ‘kehadiran’ Allah dalam hidupya. Bila kita menjalani hidup tanpa antusiasme, maka bisa dibayangkan hidup kita akan terasa ‘garing’ monoton, lewat begitu saja. Hampa dan tidak berbuah apa-apa.
Dalam setiap kehidupan sangat dibutuhkan sikap semangat dan antusias. Kedua sikap ini akan membawa kita kepada semangat seorang anak, yang selalu mau belajar dan gembira. Buah-buah kehidupan yang segar, baik dan berguna bagi sesama kita dihasilkan dari jiwa yang selalu segar dan semangat dalam menyikapi kehidupan ini, apapun yang terjadi.
Antifon Komuni (Mrk 10:16)
Barangsiapa tidak menerima Kerajaan Allah seperti anak-anak ini, tidak akan masuk kedalamnya.
RENUNGAN PAGI
Langganan:
Postingan (Atom)
terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati