| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Jumat, 22 Maret 2019 Hari Biasa Pekan II Prapaskah

Jumat, 22 Maret 2019
Hari Biasa Pekan II Prapaskah (Hari Pantang)

“Satu-satunya jalan bagi manusia untuk memiliki kemuliaan Tuhan ialah taat kepada-Nya.” - St. Ireneus

Antifon Pembuka (Mzm 31(30):2.5)

Ya Tuhan, kepada-Mu aku berharap dan aku takkan dikecewakan. Luputkanlah aku dari jerat musuhku karena Engkaulah pelindungku.

In you, O Lord, I put my trust, let me never be put to shame; release me from the snare they have hidden for me, for you indeed are my refuge.

Doa Pembuka

Allah Bapa Mahakuasa, semoga tapa suci ini membersihkan kami, agar dengan hati murni kami mencapai keselamatan kekal. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang hidup dan berkuasa bersama Engkau, dalam persatuan Roh Kudus, kini dan sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Kejadian (37:3-4.12.13a.17b-28)
 
"Lihat, tukang mimpi datang, marilah kita bunuh dia."
     
Israel lebih mengasihi Yusuf daripada semua anaknya yang lain, sebab Yusuf itu anak yang lahir pada masa tuanya; dan ia menyuruh membuat jubah yang maha indah bagi dia. Setelah dilihat oleh saudara-saudaranya bahwa ayah mereka lebih mengasihi Yusuf daripada semua saudaranya, maka bencilah mereka itu kepada Yusuf, dan tidak mau menyapanya dengan ramah. Pada suatu hari pergilah saudara-saudara Yusuf menggembalakan kambing domba ayahnya dekat Sikhem. Lalu Israel berkata kepada Yusuf, “Bukankah saudara-saudaramu menggembalakan kambing domba dekat Sikhem? Marilah engkau kusuruh kepada mereka.” Maka Yusuf menyusul saudara-saudaranya itu, dan didapatinyalah mereka di Dotan. Dari jauh Yusuf telah kelihatan kepada mereka. Tetapi sebelum ia dekat pada mereka, mereka telah bermufakat mencari daya upaya untuk membunuhnya. Kata mereka seorang kepada yang lain, “Lihat, tukang mimpi kita itu datang! Sekarang,marilah kita bunuh dia, dan kita lemparkan ke dalam salah satu sumur ini, lalu kita katakan: seekor binatang buas telah menerkamnya. Dan kita akan lihat nanti, bagaimana jadinya dengan mimpinya itu!” Ketika Ruben mendengar hal ini, ia ingin melepaskan Yusuf dari tangan mereka. Sebab itu kata Ruben: “Janganlah kita bunuh dia!” Lagi kata Ruben kepada mereka, “Janganlah tumpahkan darah! Lemparkan saja dia ke dalam sumur yang ada di padang gurun ini, tetapi janganlah apa-apakan dia.” Maksud Ruben: ia hendak melepaskan Yusuf dari tangan mereka dan membawanya kembali kepada ayahnya. Baru saja Yusuf sampai pada saudara-saudaranya, mereka pun menanggalkan jubah Yusuf, jubah maha indah yang dipakainya itu. Lalu mereka membawa dia dan melemparkannya ke dalam sumur. Sumur itu kosong, tidak berair. Kemudian duduklah mereka untuk makan. Ketika mereka mengangkat muka, kelihatanlah kepada mereka suatu kafilah orang Ismael yang datang dari Gilead dengan untanya yang membawa damar, balsam dan damar ladam. Mereka sedang dalam perjalanan mengangkut barang-barang itu ke Mesir. Lalu kata Yehuda kepada saudara-saudaranya itu, “Apakah untungnya kita membunuh adik kita itu dan menyembunyikan darahnya? Marilah kita jual dia kepada orang Ismael ini, tetapi janganlah kita apa-apakan dia, karena ia saudara kita, darah daging kita.” Dan saudara-saudaranya pun mendengarkan perkataan itu. Ketika saudagar-saudagar Midian itu lewat, Yusuf diangkat ke atas dari dalam sumur itu, kemudian dijual kepada orang Ismael itu dengan harga dua puluh syikal perak. Lalu Yusuf dibawa mereka ke Mesir.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Ingatlah perbuatan-perbuatan ajaib yang dilakukan Tuhan.
Ayat. (Mzm 105:16-17.18-19.20-21; Ul: 5a)
1. Ketika Tuhan mendatangkan kelaparan ke atas tanah Kanaan, dan menghancurkan seluruh persediaan makanan, diutus-Nyalah seorang mendahului mereka, yakni Yusuf yang dijual menjadi budak.
2. Kakinya diborgol dengan belenggu, lehernya dirantai dengan besi, sampai terpenuhilah nubuatnya, dan firman Tuhan membenarkan dia.
3. Raja menyuruh melepaskan dia, penguasa para bangsa membebaskannya. Dijadikannya dia tuan atas istananya, dan pengelola segala harta kepunyaannya.
 
Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS. 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal
Ayat. (Yoh 3:16)
Begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (21:33-43.45-46)
  
"Ia adalah ahli waris, mari kita bunuh dia."
   
Sekali peristiwa Yesus berkata kepada imam-imam kepala serta tua-tua bangsa Yahudi, “Dengarkanlah perumpamaan ini, seorang tuan tanah membuka kebun anggur dan menanam pagar sekelilingnya. Ia menggali lubang tempat memeras anggur dan mendirikan menara jaga di dalam kebun itu. Kemudian ia menyewakan kebun itu kepada penggarap-penggarap, lalu berangkat ke negeri lain. Ketika hampir tiba musim petik, ia menyuruh hamba-hambanya kepada penggarap-penggarap itu untuk menerima hasil yang menjadi bagiannya. Tetapi para penggarap menangkap hamba-hamba itu: yang seorang mereka pukul, yang lain mereka bunuh, dan yang lain lagi mereka lempari dengan batu. Kemudian tuan itu menyuruh pula hamba-hamba yang lain, lebih banyak daripada yang semula. Tetapi mereka pun diperlakukan sama seperti kawan-kawan mereka. Akhirnya tuan itu menyuruh anaknya kepada mereka, pikirnya, ‘Anakku pasti mereka segani.’ Tetapi ketika para penggarap melihat anak itu, mereka berkata seorang kepada yang lain: Ia adalah ahli waris! Mari kita bunuh dia, supaya warisannya menjadi milik kita. Maka mereka menangkap dia, dan melemparkannya ke luar kebun anggur itu, lalu membunuhnya. Maka apabila tuan kebun anggur itu datang, apakah yang akan dilakukannya dengan penggarap-penggarap itu?” Kata imam-imam kepala dan tua-tua itu kepada Yesus, “Ia akan membinasakan orang-orang jahat itu, dan kebun anggurnya akan disewakannya kepada penggarap-penggarap lain yang akan menyerahkan hasil kepadanya pada waktunya.” Kata Yesus kepada mereka, “Belum pernahkah kamu baca dalam Kitab Suci: Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru? Hal itu terjadi dari pihak Tuhan, suatu perbuatan ajaib di mata kita. Sebab itu Aku berkata kepadamu, Kerajaan Allah akan diambil dari padamu, dan akan diberikan kepada suatu bangsa yang akan menghasilkan buah Kerajaan itu.” Mendengar perumpamaan Yesus itu, imam-imam kepala dan orang-orang Farisi mengerti bahwa merekalah yang dimaksudkan-Nya. Maka mereka berusaha menangkap Dia, tetapi mereka takut kepada orang banyak, karena orang banyak itu menganggap Yesus nabi.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
 
Renungan

 
   Hari ini Yesus bercerita tentang penggarap kebun anggur. Suatu ketika tuan tanah mengutus hambanya untuk meminta hasil pada penggarap-penggarap kebuh anggur. Namun, penggarap-penggarap itu malah membunuhnya. Hal serupa juga pada hamba-hamba lain yang diutusnya. Bahkan, anak sang tuan sendiri juga mereka bunuh. Kesempatan demi kesempatan yang diberikan oleh sang tuan tanah berakhir dengan pembunuhan sadis. Yesus menyudahi cerita-Nya, katanya, "Kerajaan Allah akan diambil dari padamu dan akan diberikan kepada suatu bangsa yang akan menghasilkan buah Kerajaan itu."

 Tuhan Yesus sealu bermurah hati. Ia selalu menerima diri kita apa adanya. Ia pun selalu memberikan kesempatan bagi kita untuk tumbuh, berkembang, dan berbuah. Kini, tinggal bagaimana kita memaknai anugerah waktu atau peluang dalam setiap kehidupan kita. (Renungan Harian Mutiara Iman).

Antifon Komuni (1Yoh 4:10)

Allah mengasihi kita, dan mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita.

God loved us, and sent his Son as expiation for our sins.

Doa Malam

Allah Bapa Maha Penyayang, jaminan keselamatan abadi telah kami terima. Semoga keselamatan itu kami kejar dengan segala upaya hingga akhirnya kami rebut berkat bantuan rahmat-Mu. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Seri Alkitab: INJIL MARKUS 3:31 (Bagian I)

KATKIT (Katekese Sedikit) No. 206

Seri Alkitab
INJIL MARKUS 3:31
Bagian I

Syalom aleikhem.
Mrk. 3:31
Lalu datanglah ibu dan saudara-saudara Yesus. Sementara mereka berdiri di luar, mereka menyuruh orang memanggil Dia.
Et venit mater eius et fratres eius, et foris stantes miserunt ad eum vocantes eum.

Siapa ibu Tuhan Yesus sudah jelas, Bunda Maria. Tak ada perdebatan tentang ini. Namun, ada banyak perdebatan mengenai “saudara-saudara Yesus”. Nanti kita bahas relatif tuntas.

Mengapa disebut bahwa ibu dan saudara-saudara Tuhan Yesus datang? Sebab, Bunda Maria tinggal di Nazaret, sementara saat itu Tuhan Yesus berada (tinggal) di Kapernaum. Dapat kita bayangkan, Bunda Maria dan saudara-saudara Tuhan Yesus mengunjungi-Nya di Kapernaum.

Apa artinya “di luar”? Di luar rumah. Kita tahu, selalu ada orang banyak berdesak-desakan di dalam dan di pintu dan di depan rumah di mana Tuhan Yesus berada. Karena itu, Bunda Maria sulit masuk. Ingatkah peristiwa orang lumpuh yang diturunkan dari atas? Nah, macam begitu sulitnya menemui Tuhan di dalam rumah. Karena Bunda sulit masuk rumah, ia meminta orang memanggilkan Tuhan Yesus. Begitulah isi ayat ini. Sederhana. Tapi, kompleks ketika menyangkut ungkapan “saudara-saudara Yesus”.

Mari merunut siapa mereka. Apakah saudara kandung? Pertama, kita harus ingat bahwa istilah “saudara” dalam Alkitab sangat luas maknanya, digunakan untuk menyebut saudara kandung, saudara seiman, saudara sebangsa, dan kerabat. Jadi, itu tak hanya berarti saudara kandung, tapi luas sekali. Contoh nas untuk saudara seiman: Kis. 1:15; 11:1; 15:3; 21:7. Contoh untuk saudara sebangsa: Kis. 7:23.26; 13:15.38; 22:1; 28:17. Contoh nas untuk kerabat: Kej. 29:15. Laban memanggil Yakub “saudara”, padahal jelas Yakub itu keponakannya.

Jelas sekali ‘kan, kata “saudara” dalam Alkitab tak selalu berarti saudara kandung. Belum puas dengan contoh? Ada lagi: Luk. 22:32. Ceklah sendiri. Apa yang dimaksud “saudara” dalam ayat itu? Sekandung? Pasti bukan! Yang dimaksud adalah “rasul-rasul lain”.

Berbasis atas berbagai nas itu, pendapat yang menyatakan bahwa “saudara-saudara Yesus” adalah para saudara kandung adalah tidak benar. Pendapat itu salah. Lagipula, para Bapa Gereja mula-mula selalu menafsirkan ayat ini dengan mengatakan bahwa itu adalah kerabat Tuhan Yesus, bukan saudara kandung-Nya. Alkitab bukan kumpulan buku yang dapat dibaca begitu saja tanpa petunjuk lain. Kita mengandalkan para Bapa Gereja (Tradisi Suci) untuk mengartikan (menafsirkan) isi Alkitab yang kadang tak mudah dipahami dan samar maknanya.

Kesaksian para Bapa Gereja jelas sekali mengenai itu. Bahkan, kita perlu tahu, para bapa reformasi (orang-orang protestan awal) pun mengatakan bahwa itu adalah kerabat Tuhan Yesus, bukan saudara kandung-Nya. Belakangan, para protestan “mabuk” mengatakan bahwa itu saudara-saudara kandung Tuhan Yesus. Tapi, itu baru belakangan ini; pendahulu mereka berpendapat lain. Nah loh!

Argumen dari Alkitab sendiri relatif jelas menyatakan bahwa itu kerabat Tuhan Yesus. Pada Bagian II kita akan lihat dengan cermat.

Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring

Kamis, 21 Maret 2019 Hari Biasa Pekan II Prapaskah

Kamis, 21 Maret 2019
Hari Biasa Pekan II Prapaskah

“Dengan berbagai macam cara Tuhan menghimpun bangsa manusia supaya pantas menerima keselamatan” (St. Ireneus)


Antifon Pembuka (Mzm 139 (138):23-24)

Ya Tuhan, ujilah dan selidiki jalanku. Periksalah batinku dan bimbinglah aku di jalan menuju hidup abadi.
  
Test me, O God, and know my thoughts. See that my path is not wicked,and lead me in the way everlasting.
   

Doa Pembuka


Allah Bapa pencipta dan pemulih kesucian, arahkanlah hati kami kepada-Mu, agar berkat kekuatan Roh-Mu kami tetap teguh dalam iman dan giat dalam karya. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang hidup dan berkuasa bersama Engkau, dalam persatuan Roh Kudus, kini dan sepanjang segala masa. Amin.
     

Bacaan dari Kitab Yeremia (17:5-10)
   
"Terkutuklah yang mengandalkan manusia. Diberkatilah yang mengandalkan Tuhan."
    
Beginilah firman Tuhan, “Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatan sendiri, dan yang hatinya menjauh dari Tuhan! Ia seperti semak bulus di padang belantara, ia tidak akan mengalami datangnya hari baik; ia akan tinggal di tanah gersang di padang gurun, di padang asin yang tidak berpenduduk. Diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan, yang menaruh harapannya pada Tuhan! Ia seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan tidak mengalami datangnya panas terik; ia seperti pohon yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah. Betapa liciknya hati, lebih licik daripada segala sesuatu! Hati yang sudah membatu: siapakah yang dapat mengetahuinya? Aku, Tuhan, yang menyelidiki hati dan menguji batin, untuk memberi balasan kepada setiap orang setimpal dengan hasil perbuatannya.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PS 840
Ref. Bahagia kuterikat pada Yahwe. Harapanku pada Allah Tuhanku.
atau  Berbahagialah orang yang menaruh kepercayaannya pada Tuhan.
Ayat. (Mzm 1:1-2.3.4.6; R: Mzm 40:5a)
1. Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan kaum pencemooh; tetapi yang kesukaannya ialah hukum Tuhan, dan siang malam merenungkannya.
2. Ia seperti pohon yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buah pada musimnya; daunnya tak pernah layu, dan apa saja yang diperbuatnya berhasil.
3. Bukan demikianlah orang-orang fasik; mereka seperti sekam yang ditiup angin. Sebab Tuhan mengenal jalan orang benar, tetapi jalan orang fasik menuju kebinasaan.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. (Luk 8:15)
Berbahagialah orang, yang setelah mendengar firman Tuhan, menyimpannya dalam hati yang baik dan menghasilkan buah dalam ketekunan.   
   
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (16:19-31)
  
"Engkau telah menerima segala yang baik, sedangkan Lazarus segala yang buruk. Sekarang ia mendapat hiburan dan engkau sangat menderita."
    
Sekali peristiwa Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Ada seorang kaya yang selalu berpakaian jubah ungu dan kain halus, dan setiap hari ia bersukaria dalam kemewahan. Dan ada seorang pengemis bernama Lazarus, badannya penuh dengan borok. Ia berbaring dekat pintu rumah orang kaya itu, dan ingin menghilangkan laparnya dengan apa yang jatuh dari meja orang kaya itu. Malahan anjing-anjing datang dan menjilati boroknya. Kemudian matilah orang miskin itu, lalu dibawa oleh malaikat-malaikat ke pangkuan Abraham. Orang kaya itu juga mati, lalu dikubur. Sementara menderita sengsara di alam maut, ia memandang ke atas, dan dari jauh dilihatnya Abraham, dengan Lazarus duduk di pangkuannya. Lalu ia berseru, ‘Bapa Abraham, kasihanilah aku. Suruhlah Lazarus mencelupkan ujung jarinya ke dalam air dan menyejukkan lidahku, sebab aku sangat kesakitan dalam nyala api ini!’ Tetapi Abraham berkata, ‘Anakku, ingatlah! Engkau telah menerima segala yang baik semasa hidupmu, sedangkan Lazarus segala yang buruk. Sekarang ia mendapat hiburan dan engkau sangat menderita. Selain dari pada itu di antara kami dan engkau terbentang jurang yang tak terseberangi, sehingga mereka yang mau pergi dari sini kepadamu ataupun mereka yang mau datang dari situ kepada kami tidak dapat menyeberangi!’ Kata orang itu, ‘Kalau demikian, aku minta kepadamu Bapa, supaya engkau menyuruh dia ke rumah ayahku, sebab masih ada lima orang saudaraku, supaya ia memperingatkan mereka dengan sungguh-sungguh, agar mereka kelak jangan masuk ke dalam tempat penderitaan itu’. Tetapi kata Abraham, ‘Ada pada mereka kesaksian Musa dan para nabi; baiklah mereka mendengarkan kesaksian itu. Jawab orang itu, ‘Tidak, Bapa Abraham! Tetapi jika ada seorang yang datang dari antara orang mati kepada mereka, mereka akan bertobat.’ Kata Abraham kepadanya, ‘Jika mereka tidak mendengarkan kesaksian Musa dan para nabi, mereka tidak juga akan mau diyakinkan, sekalipun oleh seorang yang bangkit dari antara orang mati’.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.

Renungan


Bila kita membuka mata terhadap apa yang terjadi di sekitar kita, kita bisa geleng-geleng kepala. Di hotel, restoran atau rumah makan kelas atas, orang dapat menikmati makanan dan minuman berkelas dan mahal. Tidak sedikit, makanan tersisa yang masih enak itu terbuang. Sementara di beberapa bagian kota, ada tempat-tempat kumuh, tempat orang-orang miskin yang makan sekali sehari saja susah. Itu pun mereka harus makan makanan yang sangat sederhana dan barangkali tidak sehat pula. Ketimpangan sosial, ketimpahan kesejahteraan sungguh terus mewarnai perjalanan hidup manusia ini. 
 
 Kisah Injil menggambarkan hal yang sama. Ada seorang kaya yang hidup mewah. Sementara ada Lazarus, si miskin yang sakit dan lapar. Sayangnya, si orang kaya itu sama sekali tidak peduli terhadap Lazarus. Kemudian matilah kedua orang itu. Lazarus hidup dalam sukacita di pangkuan Bapa Abraham, sementara si kaya itu menderita dalam nyala api abadi. Tentu Tuhan tidak mengkritik soal kekayaan, tetapi poin yang paling menentukan adalah: orang kaya itu sepanjang hidupnya cuma mengandalkan diri sendiri, kekuatan dan kekayaannya sendiri, dan sama sekali tidak peduli terhadap sesamanya yang menderita. Ini jelas dari bacaan pertama, kitab Yeremia. "Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatan sendiri, dan yang hatinya menjauh dari Tuhan! Tetapi diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan, yang menaruh harapannya pada Tuhan."
 
 Menjadi orang kaya atau miskin tentu disebabkan oleh banyak faktor. Syukur kepada Allah apabila orang dilahirkan dalam keluarga berada dan hidup sukses secara manusiawi dan duniawi hingga akhir. Sementara itu, memang ada orang yang karena ketidakmampuannya, sulit lepas dari kemiskinannya. Akan tetapi, poinnya tidak di sini. Entah kita menjadi orang kaya atau orang kurang kaya atau malah miskin, yang paling menentukan kebahagiaan dan ketenteraman hidup sebenarnya terletak pada: Apakah hidup kita selalu mengandalkan Tuhan saja, dan bagaimana kita sungguh peduli terhadap penderitaan sesama kita? 
 
Antifon Komuni (Mzm 119 (118):1) 
 
Berbahagialah orang-orang yang hidupnya tidak bercela, yang hidup menurut Taurat Tuhan.
     
Blessed are those whose way is blameless, who walk in the law of the Lord.


EM/Inspirasi Batin 2017

Rabu, 20 Maret 2019 Hari Biasa Pekan II Prapaskah

Rabu, 20 Maret 2019
Hari Biasa Pekan II Prapaskah
 
“Yesus menyerahkan hidup-Nya untuk "menjadi tebusan bagi banyak orang" (Mat 20:28). Ungkapan "untuk banyak orang" bukan menyempit, melainkan menempatkan seluruh umat manusia di hadapan pribadi Penebus satu-satunya, yang menyerahkan Diri, untuk menyelamatkannya Bdk. Rm 5:18-19.. Seturut teladan para Rasul Bdk. 2 Kor 5:15; 1 Yoh 2:2., Gereja mengajarkan bahwa Yesus wafat untuk semua manusia tanpa kecuali: "Tidak ada seorang manusia, tidak pernah ada seorang manusia, dan tidak akan ada seorang manusia, yang baginya Ia tidak menderita" (Sinode Quiercy 853: DS 624)” (Katekismus Gereja Katolik, No. 605)
 

Antifon Pembuka (Mzm 38 (37):22-23)

Jangan Kautinggalkan daku, ya Tuhan Allahku, jangan Kaujauhkan diri-Mu daripadaku. Bergegaslah menolong aku, ya Tuhan penyelamatku
 
Forsake me not, O Lord! My God, be not far from me! Make haste and come to my help, O Lord, my strong salvation!

 
Doa Pembuka

 
Allah Bapa pemelihara alam semesta, peliharalah umat-Mu dan ajarilah kami berbuat baik. Bantulah kami dengan kekuasaan-Mu, agar kami layak menikmati anugerah surgawi. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang hidup dan berkuasa bersama Engkau, dalam persatuan Roh Kudus, kini dan sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Yeremia (18:18-20)
   
 
"Persekongkolan melawan Nabi Yeremia."
    
Para lawan Nabi Yeremia berkata, “Marilah kita mengadakan persepakatan terhadap Yeremia, sebab imam tidak akan kehabisan pengajaran, orang bijaksana tidak akan kehabisan nasihat dan nabi tidak akan kehabisan firman. Marilah kita memukul dia dengan bahasanya sendiri dan jangan memperhatikan setiap perkataannya!” “Perhatikanlah aku, ya Tuhan, dan dengarkanlah suara pengaduanku! Akan dibalaskah kebaikan dengan kejahatan? Mereka telah menggali lubang untuk aku! Ingatlah bahwa aku telah berdiri di hadapan-Mu, dan telah berbicara membela mereka, supaya amarah-Mu disurutkan dari mereka.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Selamatkanlah aku, ya Tuhan, oleh kasih setia-Mu!
Ayat. (Mzm 31:5-6.14.15-16; R:17b)
1. Engkau akan mengeluarkan aku dari jaring yang dipasang orang terhadap aku, sebab Engkaulah tempat perlindunganku. Ke dalam tangan-Mulah kuserahkan nyawaku; sudilah membebaskan daku, ya Tuhan, Allah yang setia.
2. Sebab aku mendengar banyak orang berbisik-bisik, menghantuiku dari segala penjuru; mereka bermufakat mencelakakan aku, mereka bermaksud mencabut nyawaku.
3. Tetapi aku, kepada-Mu ya Tuhan, aku percaya, aku berkata, "Engkaulah Allahku!" Masa hidupku ada dalam tangan-Mu, lepaskanlah aku dari tangan musuh-musuhku dan bebaskanlah dari orang-orang yang mengejarku!

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal
Ayat. (Yoh 8:12b)
Akulah terang dunia, sabda Tuhan, barangsiapa mengikuti Aku ia akan mempunyai terang hidup.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (20:17-28)
   
"Yesus akan dijatuhi hukuman mati."
      
Pada waktu Yesus akan pergi ke Yerusalem, Ia memanggil kedua belas murid-Nya tersendiri dan berkata kepada mereka, “Sekarang kita pergi ke Yerusalem, dan Anak Manusia akan diserahkan kepada imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, dan mereka akan menjatuhi Dia hukuman mati. Mereka akan menyerahkan Dia kepada bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, supaya Ia diolok-olok, disesah dan disalibkan, tetapi pada hari ketiga Ia akan dibangkitkan.” Maka datanglah ibu anak-anak Zebedeus beserta anak-anaknya kepada Yesus, lalu sujud di hadapan-Nya untuk meminta sesuatu kepada-Nya. Kata Yesus, “Apa yang kau kehendaki?” Jawab ibu itu, “Berilah perintah, supaya kedua anakku ini kelak boleh duduk di dalam Kerajaan-Mu, yang seorang di sebelah kanan-Mu, dan yang seorang lagi di sebelah kiri-Mu.” Tetapi Yesus menjawab, “Kamu tidak tahu, apa yang kamu minta. Dapatkah kamu meminum cawan, yang harus Kuminum?” Kata mereka kepada-Nya, “Kami dapat.” Yesus berkata kepada mereka, “Cawan-Ku memang akan kamu minum, tetapi hal duduk di sebelah kanan-Ku atau di sebelah kiri-Ku, Aku tidak berhak memberikannya. Itu akan diberikan kepada orang-orang bagi siapa Bapa-Ku telah menyediakannya.” Mendengar itu, marahlah kesepuluh murid yang lain kepada kedua saudara itu. Tetapi Yesus memanggil mereka lalu berkata, “Kamu tahu, bahwa pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi, dan pembesar-pembesar menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka. Tidaklah demikian di antara kamu! Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu. Sama seperti Anak Manusia: Ia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani, dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
 
Renungan

 

Sebagai manusia biasanya sulit sekali bagi kita untuk memberikan pengampunan. Bahkan, menerima kelemahan orang lain atau menerima orang-orang di sekitarki apa adanya adalah hal sulit bagi kita. Dua permenungan diberikan kepada kita pa hari ini supaya kita bisa menumbuhkan perhatian, penerimaan, dan pengampunan“ bagi orang-orang di sekitar kita. Yeremia dalam bacaan pertama berdoa kepada Allah, memohonkan pengampunan bagi musuh-musuhnya. “Ingatlah bahwa aku telah berdiri dii hadapan-Mu, dan telah berbicara membela mereka, supaya amarah-Mu disurutkan dari mereka” (Yer. 18:20).

Dari sudut pandang yang berbeda, Injil hari ini memberikan contoh bagaimana Yesus menyelesaikan konflik kepentingan yang terjadi di antara para murid-Nya Mereka berebut pengaruh dan kedudukan. Konflik kepentingan itu dipicu oleh ibu anak-anak Zebedeus yang meminta Yesus supaya anak-anaknya kelak boleh duduk di dalam Kerajaan Yesus, seorang di sebelah kanan dan yang seorang lagi di sebelah kill (Mat. 20:21).

Umumnya, sebagai manusia, emosi kita akan naik jika terjadi sesuatu yang tidak Sesuai dengan keinginan diri kita. Dalam hal ini kita bisa belajar dari Yeremia. Yeremia tidak membalas kejahatan para musuhnya dengan memberi kutukan. Sebaliknya, ia justru memintakan pengampunan dari Allah bagi para musuhnya. Inilah tanda kasih manusia yang bersumber dari Allah Yang Maharahim. Allah senantiasa menghendaki adanya pengampunan. Mereka yang telah merasakan kerahiman Allah ini, pada gilirannya akan memberikan pengampunan itu kepada sesamanya.

Dalam kasus para murid Yesus, mereka yang tidak memahami arti duduk di sebelah kanan dan kiri Yesus tentu akan berpikiran bahwa kedudukan itu adalah soal kekuasaan. Padahal, yang dimaksudkan dengan kedudukan itu adalah sarana dan semangat pelayanan. Pelayanan yang sejati bukan hanya ditujukan kepada mereka yang sepaham dengan diri kita. Pelayanan juga harus diberikan kepada mereka yang bertentangan dengan kita. Oleh karena itulah, Yesus memberikan penjelasan guna menyelesaikan konflik kepentingan itu bahwa tujuan utama Ia memanggil para murid adalah untuk mengikuti-Nya dalam tugas-tugas pelayanan, bukan tugas-tugas pemerintahan.
  
Marilah kita membangun semangat pelayanan dalam diri kita dengan terlebih dahulu membuang pamrih. Dengan itu kita bisa melayani secara bebas untuk mereka yang kita sukai dan mereka yang tidak kita sukai.     
(BV/INSPIRASI BATIN 2019)

Antifon Komuni (Mat 20:28)

Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.

The Son of Man did not come to be served but to serve, and to give his life as a ransom for many.
 

Selasa, 19 Maret 2019 Hari Raya Santo Yusuf, Suami Santa Perawan Maria

Selasa, 19 Maret 2019
Hari Raya Santo Yusuf, Suami Santa Perawan Maria
 
“Tuhan, dengan memberikan Yusuf kepada Santa Perawan, tidak memberikannya kepada Maria hanya sekedar sebagai pendamping hidupnya, saksi keperawanannya dan pelindung kehormatannya; Ia juga memberikan Yusuf kepada Maria agar ia, melalui ikatan perkawinan, dapat ikut ambil bagian dalam martabat Maria yang agung luhur.” ----- Paus Leo XIII
 
Antifon Pembuka (Bdk. Luk 12:42)

Dialah hamba yang setia dan bijaksana, yang diangkat Tuhan menjadi kepala keluarga-Nya.

Behold, a faithful and prudent steward, whom the Lord set over his household

atau (Mzm 92(91):13.14)

Justus ut palma florébit: sicut cedrus Líbani multiplicábitur: plantátus in domo Dómini: in átriis domus Dei nostri.
Ayat. Bonum est confitéri Dómino: et psállere nómini tuo, Altíssime. ℣. Glória Patri, et Fílio, et Spirítui Sancto. Sicut erat in princípio, et nunc, et semper, et in sǽcula sæculórum. Amen. — Justus ut palma florébit …

Pengantar

Peranan Santo Yusuf dalam karya penyelamatan Allah memang tidak menonjol dibandingkan dengan Maria. Dalam Kitab Suci dan juga secara tradisi Yusuf tidak banyak disebut atau diceriterakan. Ucapannya tak sepatah kata pun tercatat dalam Kitab Suci. Namun Santo Yusuf sangat berjasa sebagai pelaksana yang lurus, tekun dan setia, tanpa banyak bicara. Ia penuh tanggung jawab terhadap isterinya Maria, dan juga keluarganya. Hari ini Gereja memberikan penghormatan yang kuat atas peran Santo Yusuf, lebih-lebih karena telah dengan setia mendampingi ibu Maria dalam mengasuh Yesus Putra-nya.
  
Pada Misa ini ada Gloria dan Credo
   
Doa Pembuka

Allah Bapa yang Mahakuasa, Engkau telah menyerahkan awal misteri keselamatan kepada Santo Yusuf untuk dijaganya dengan setia. Kami mohon, semoga berkat doanya Gereja-Mu selalu membantu mewujudkan karya penyelamatan-Mu itu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus hidup dan berkuasa, Allah sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Kedua Samuel (7:4-5a.12-14a.16)
     
"Tuhan Allah akan memberikan Dia takhta Daud bapa-Nya."
  
Pada suatu malam datanglah firman Tuhan kepada Natan, “Pergilah, katakanlah kepada hamba-Ku Daud: Beginilah firman Tuhan: Apabila umurmu sudah genap dan engkau telah mendapat istirahat bersama nenek moyangmu, Aku akan membangkitkan keturunanmu yang kemudian, anak kandungmu, dan Aku akan mengokohkan kerajaannya. Dialah yang akan mendirikan rumah bagi nama-Ku, dan Aku akan mengokohkan takhta kerajaannya untuk selama-lamanya. Aku akan menjadi Bapa-Nya, dan ia akan menjadi anak-Ku. Keluarga dan kerajaanmu akan kokoh untuk selama-lamanya di hadapan-Ku, takhtamu akan kokoh untuk selama-lamanya.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = d, 4/4, PS 845
Ref. Tuhan adalah kasih setia bagi orang yang berpegang pada perjanjian-Nya.
Ayat. (Mzm 89:2-3.4-5.27.29; Ul: 37)
1. Aku hendak menyanyikan kasih setia Tuhan selama-lamanya, hendak menuturkan kesetiaan-Mu turun-temurun. Sebab kasih setia-Mu dibangun untuk selama-lamanya; kesetiaan-Mu tegak seperti langit.
2. Engkau berkata, "Telah Kuikat perjanjian dengan orang pilihan-Ku, Aku telah bersumpah kepada Daud, hamba-Ku; Aku hendak menegakkan anak cucumu untuk selama-lamanya, dan membangun takhtamu turun-temurun."
3. Dia pun akan berseru kepada-Ku, "Bapakulah Engkau, Allahku dan gunung batu keselamatanku". Untuk selama-lamanya Aku akan memelihara kasih setia-Ku bagi dia, dan perjanjian-Ku dengannya akan Kupegang teguh".

Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Roma (4:13.16-18.22)
   
"Sekalipun tidak ada dasar untuk berharap, Abraham toh berharap dan percaya."
  
Saudara-saudara, bukan karena hukum Taurat Abraham dan keturunannya diberi janji bahwa mereka akan memiliki dunia, tetapi karena kebenaran atas dasar iman. Kebenaran yang berdasarkan iman itu merupakan kasih karunia belaka. Maka janji kepada Abraham itu berlaku bagi semua keturunannya, bukan hanya bagi mereka yang hidup dari hukum Taurat, tetapi juga bagi mereka yang hidup dari iman Abraham. Sebab di hadapan Allah Abraham adalah bapa kita semua, seperti ada tertulis, “Engkau telah Kutetapkan menjadi bapa banyak bangsa.” Kepada Allah itulah Abraham percaya, yaitu Allah yang menghidupkan orang mati dan yang dengan firman-Nya menciptakan yang tidak ada menjadi ada. Sebab sekalipun tidak ada dasar untuk berharap, Abraham toh berharap dan percaya, bahwa ia akan menjadi bapa banyak bangsa, sebab Allah telah berfirman kepadanya, “Begitu banyaklah nanti keturunanmu.” Dan hal itu diperhitungkan kepadanya sebagai kebenaran.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = es, 4/4, PS 966
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Sang Raja kemuliaan kekal.
Ayat. (Mzm 84:5)
Berbahagialah orang yang diam di rumah-Mu, yang memuji-muji Engkau tanpa henti.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (1:16.18-21.24a)
  
"Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan."
  
Menurut silsilah Yesus Kristus, Yakub memperanakkan Yusuf, suami Maria, yang melahirkan Yesus yang disebut Kristus. Sebelum Kristus lahir, Maria, ibu-Nya, bertunangan dengan Yusuf. Ternyata Maria mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami isteri. Karena Yusuf suaminya, seorang yang tulus hati, dan tidak mau mencemarkan nama isterinya di muka umum, ia bermaksud menceraikannya dengan diam-diam. Tetapi ketika Yusuf mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata, “Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus. Maria akan melahirkan anak laki-laki, dan engkau akan menamai Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka.” Sesudah bangun dari tidurnya, Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

atau

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (2:41-51a)
  
"Yesus ditemukan orang tua-Nya di tengah para ahli kitab."
  
Tiap-tiap tahun, pada hari raya Paskah, orangtua Yesus pergi ke Yerusalem. Ketika Yesus telah berumur dua belas tahun, pergilah mereka ke Yerusalem seperti yang lazim pada hari raya itu. Seusai hari-hari perayaan itu, ketika mereka berjalan pulang, tinggallah Yesus di Yerusalem tanpa diketahui orangtua-Nya. Karena mereka menyangka bahwa Yesus ada di antara orang-orang seperjalanan mereka, berjalanlah mereka sehari perjalanan jauhnya, lalu baru mencari Dia di antara kaum keluarga dan kenalan. Karena tidak menemukan Dia, kembalilah orangtua Yesus ke Yerusalem sambil terus mencari Dia. Sesudah tiga hari, mereka menemukan Yesus dalam Bait Allah; Ia sedang duduk di tengah-tengah alim ulama, sambil mendengarkan mereka dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada mereka. Semua orang yang mendengar Dia sangat heran akan kecerdasan dan segala jawab yang diberikan-Nya. Ketika Maria dan Yusuf melihat Dia, tercenganglah mereka. Lalu kata ibu-Nya kepada-Nya, “Nak, mengapakah Engkau berbuat demikian terhadap kami?” Lihatlah, Bapa-Mu dan aku dengan cemas mencari Engkau.” Jawab Yesus kepada mereka, “Mengapa kamu mencari Aku? Tidakkah kamu tahu bahwa Aku harus berada di dalam rumah Bapa-Ku?” Tetapi mereka tidak mengerti apa yang dikatakan Yesus kepada mereka. Lalu Yesus pulang bersama-sama mereka ke Nazaret.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.

Renungan
    
 Yusuf pada awalnya ingin menceraikan Maria secara diam-diam setelah tahu bahwa Maria telah mengandung dari Roh Kudus. Namun dalam mimpi, Malaikat Tuhan menampakkan kepadanya dan mengatakan agar ia tetap mengambil Maria sebagai istrinya, karena anak yang mau lahir adalah dari Roh Kudus. Yusuf akhirnya melakukan apa yang dikatakan Malaikat itu, yaitu mengambil Maria menjadi istrinya yang sah.

Dengan mengambil Maria sebagai istrinya yang sah, Yusuf secara resmi menjadi suami Maria yang sah dan ayah legal dari Yesus. Dengan demikian, Yesus dilahirkan sah secara adat dan diterima secara adat Yahudi. Dengan penerimaan itu, Maria tidak akan dihukum rajam karena hamil tanpa suami. Menurut hukum Yahudi, perempuan yang hamil tanpa suami dianggap serong dan harus dihukum rajam. ltulah bentuk partisipasi Yusuf dalam karya keselamatan Allah yaitu menjadi ayah legal dari Yesus dan menjadi ayah angkat yang mendidik Yesus secara penuh, serta melindungi seluruh keluarga Maria. Tanpa penerimaan itu, Yesus kecil tidak akan punya figur ayah yang baik, yang mendidik-Nya dengan penuh kasih. Tanpa penerimaan itu, Maria dan Yesus akan menjalani hidup keluarga yang berat.

Bagaimana kita sendiri? Apakah kita juga ingin terlibat dalam karya keselamatan Tuhan di dunia ini sekarang? Apa yang ingin kita lakukan sebagai partisipasi kita dalam karya keselamatan Tuhan? Lihatlah persoalan di keluarga, di masyarakat, dan di negara kita ini! Persoalan apa yang membutuhkan andil kita agar dapat diselesaikan dengan lebih baik? Apa yang ingin kita lakukan untuk ikut memperbaiki situasi tersebut? (PS)  
[PS/INSPIRASI BATIN 2019]

Antifon Komuni (Bdk. Mat 25:21)

Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia, masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.

Well done, good and faithful servant. Come, share your master’s joy.

atau (Mat 1:20)

Joseph, fili David, noli timére accípere Maríam cónjugem tuam: quod enim in ea natum est, de Spíritu Sancto est.

Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus.

Senin, 18 Maret 2019 Hari Biasa Pekan II Prapaskah

Senin, 18 Maret 2019
Hari Biasa Pekan II Prapaskah
 
“Berjalanlah dengan kakimu di bumi, tetapi hatimu terarah ke surga.” (St. Yohanes Bosko)
 

Antifon Pembuka (Mzm 26 (25):11-12)

Selamatkanlah aku, ya Tuhan, dan kasihanilah aku. Aku menempuh jalan yang lurus dan memuji Tuhan dalam himpunan umat

Redeem me, O Lord, and have mercy on me. My foot stands on level ground; I will bless the Lord in the assembly.

Doa Pembuka

Ya Allah, Engkau menghendaki kami melakukan matiraga lahiriah untuk menyembuhkan batin kami. Bantulah kami melepaskan diri dari segala dosa agar sanggup menunaikan tugas kebaktian kepada-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang hidup dan berkuasa bersama Engkau, dalam persatuan Roh Kudus, kini dan sepanjang segala masa. Amin.

Daniel merasa malu karena Israel, penduduk Yerusalem dan orang-orang Yehuda telah berdosa, tidak setia pada perintah Tuhan yang pengasih dan pengampun, dan tidak mendengarkan seruan para nabi dan utusan Tuhan.

 
Bacaan dari Nubuat Daniel (9:4b-10) 
  
 
"Kami telah berbuat dosa dan salah."
    
Ah, Tuhan, Allah yang Mahabesar dan dahsyat, yang memegang perjanjian dan kasih setia terhadap mereka yang mengasihi Engkau serta berpegang pada perintah-Mu, kami telah berbuat dosa dan salah; kami telah berlaku fasik dan telah memberontak; kami telah menyimpang dari perintah dan peraturan-Mu. Kami pun tidak taat kepada hamba-hamba-Mu, para nabi, yang telah berbicara atas nama-Mu kepada raja-raja kami, kepada pemimpin-pemimpin kami, kepada bapa-bapa kami dan kepada segenap rakyat negeri. Ya Tuhan, Engkaulah yang benar! Patutlah kami malu seperti pada hari ini, kami orang-orang Yehuda, penduduk kota Yerusalem, dan segenap orang Israel, mereka yang dekat dan mereka yang jauh, di segala negeri ke mana Engkau telah membuang mereka oleh karena mereka berlaku murtad kepada Engkau. Ya Tuhan, kami, raja-raja kami, pemimpin-pemimpin kami, dan bapa-bapa kami patutlah malu, sebab kami telah berbuat dosa terhadap Engkau. Pada Tuhan, Allah kami, ada belas kasih dan pengampunan, walaupun telah memberontak terhadap Dia, dan tidak mendengarkan suara Tuhan, Allah kami, yang menyuruh kami hidup menurut hukum yang telah diberikan-Nya kepada kami dengan perantaraan para nabi, hamba-hamba-Nya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
   
Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan tidak memperlakukan kita setimpal dengan dosa kita.
Ayat. (Mzm 79:8.9.11.13; Ul: 103:10a)
1. Janganlah perhitungkan kepada kami kesalahan nenek moyang! Kiranya rahmat-Mu segera menyongsong kami, sebab sudah sangat lemahlah kami.
2. Demi kemuliaan-Mu, tolonglah kami, ya Tuhan penyelamat! Lepaskanlah kami dan ampunilah dosa kami, oleh karena nama-Mu!
3. Biarlah sampai ke hadapan-Mu keluhan orang tahanan; sesuai dengan kebesaran lengan-Mu, biarkanlah hidup orang-orang yang ditentukan untuk mati dibunuh.
4. Maka kami, umat-Mu, dan kawanan domba gembalaan-Mu akan bersyukur kepada-Mu untuk selama-lamanya, dan akan memberitakan puji-pujian bagi-Mu turun temurun.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS. 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. (Yoh 6:64b, 69b)
Sabda-Mu, ya Tuhan, adalah roh dan kehidupan. Engkau mempunyai sabda kehidupan kekal.
  
Yesus meminta agar para murid murah hati, tidak menghakimi, rela mengampuni, dan mau berbagi. Hanya orang yang demikianlah yang dapat bersatu dengan Bapa-Nya.
 
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (6:36-38)
  
"Ampunilah, dan kamu akan diampuni."
     
Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Hendaknya kamu murah hati, sebagaimana Bapa-Mu adalah murah hati. Janganlah kamu menghakimi, maka kamu pun tidak akan dihakimi. Dan janganlah kamu menghukum, maka kamu pun tidak akan dihukum; ampunilah, dan kamu akan diampuni. Berilah, dan kamu akan diberi; suatu takaran yang baik dan dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
 
Renungan

 
Ternyata, menjadi orang yang murah hati itu bukanlah hal yang mudah. Banyak orang justru bersikap "mahal hati" (pelit, kikir, dan tega) terhadap sesamanya. Pelit atau kikir dalam berbagi dengan orang lain, di sisi lain tega merampas hak dan kesejahteraan orang lain. Padahal, Allah mencurahkan berkat-Nya dengan cuma-cuma untuk umat-Nya siapa pun mereka. Lalu, mengapa kita masih sulit bermurah hati? Kalau kita mengaku sebagai anak-anak Allah, mari kita berlaku murah hati seperti Bapa yang adalah murah hati.
    
Antifon Komuni (Luk 6:36)
 
Tuhan bersabda: Hendaknya kamu berbelas kasih sebagaimana Bapamu di surga.
 
Be merciful, as your Father is merciful, says the Lord

Doa Malam

Ya Allah, pada-Mu ada kasih sayang dan pengampunan. Bantulah kami melepaskan diri dari segala dosa agar kami dapat menunaikan tugas dan berbakti kepada-Mu dengan sungguh-sungguh. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

 
RUAH

Minggu, 17 Maret 2019 Hari Minggu Prapaskah II

Minggu, 17 Maret 2019
Hari Minggu Prapaskah II
    
Tak seorang pun boleh malu terhadap salib Kristus, yang digunakan-Nya untuk menebus dunia (St. Leo Agung)
  

Antifon Pembuka (Mzm 27:8-9)

Kepada-Mu, ya Tuhan, hatiku berkata, "Kucari wajah-Mu." Wajah-Mu kucari, ya Tuhan, janganlah memalingkan muka daripadaku.

Tibi dixit cor meum, quæsivi vultum tuum, vultum tuum Domine requiram: ne avertas faciem tuam a me.

(Antifon ini dapat diulangi sesudah tiap ayat dari Mazmur 84)

Doa Pembuka


Ya Allah, Engkau menghendaki agar kami mendengarkan Putra-Mu yang terkasih. Semoga Engkau berkenan menggerakkan hati kami dengan Sabda-Mu dan memurnikan mata batin kami agar dapat memandang kemuliaan-Mu dengan sukacita. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Kejadian (15:5-12.17-18)
   
      
"Perjanjian Allah dengan Abraham."
     
Sekali peristiwa Tuhan membawa Abram keluar dari rumah serta berfirman, “Coba lihat ke langit, hitunglah bintang-bintang, jika engkau dapat!” Maka firman-Nya kepada Abram, “Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu.” Lalu percayalah Abram kepada Tuhan; maka Tuhan memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran. Tuhan berfirman lagi kepada Abram, “Akulah Tuhan, yang membawa engkau keluar dari Ur Kasdim guna memberikan negeri ini menjadi milikmu.” Tetapi Abram bertanya, “Ya Tuhan Allah, dari manakah aku tahu bahwa aku akan memilikinya?” Firman Tuhan kepadanya, “Ambillah bagi-Ku seekor lembu betina berumur tiga tahun, seekor kambing betina berumur tiga tahun, seekor domba jantan berumur tiga tahun, seekor burung tekukur dan seekor anak burung merpati.” Abram mengambil semuanya itu, membelahnya menjadi dua, lalu diletakkannya belahan-belahan itu yang satu di samping yang lain; tetapi burung-burung itu tidak ia belah. Ketika burung-burung buas hinggap di atas daging binatang-binatang itu, maka Abram mengusirnya. Menjelang matahari terbenam, tertidurlah Abram dengan nyenyak. Lalu gelap gulita yang mengerikan turun meliputinya. Ketika matahari telah terbenam, dan hari menjadi gelap, kelihatanlah perapian yang berasap beserta suluh yang berapi lewat di antara belahan-belahan daging itu. Pada hari itulah Tuhan mengadakan perjanjian dengan Abram serta berfirman, “Kepada keturunanmulah Kuberikan negeri ini, mulai dari sungai Mesir sampai ke sungai Efrat yang besar itu.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, la = a, 4/4, PS 801
Ref. Tuhan adalah terang dan keselamatanku.
atau Aku percaya kepada-Mu, Tuhanlah pengharapanku. Tuhan, pada-Mu 'kuberserah, dan mengharap kerahiman-Mu.
Ayat. (Mzm 27:1.7-8.9abc.13-14)
1. Tuhan adalah terang dan keselamatanku, kepada siapakah aku harus takut? Tuhan adalah benteng hidupku, terhadap siapakah aku harus gentar?
2. Dengarlah, ya Tuhan, seruan yang kusampaikan, kasihanilah aku dan jawablah aku! Wajah-Mu kucari, ya Tuhan, seturut firman-Mu, "Carilah wajah-Ku!"
3. Janganlah menyembunyikan wajah-Mu dari pada-Ku, janganlah menolak hamba-Mu ini dengan murka. Engkaulah pertolonganku, ya Allah penyelamatku, janganlah membuang aku, dan janganlah meninggalkan daku.
4. Sungguh, aku percaya akan melihat kebaikan Tuhan, di negeri orang-orang yang hidup. Nantikanlah Tuhan, kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu! Ya, nantikanlah Tuhan.

Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Filipi (3:17-4:1)
   
"Kristus akan mengubah tubuh kita menjadi serupa dengan tubuh-Nya yang mulia."
   
Saudara-saudara, ikutilah teladanku, dan perhatikanlah mereka yang hidup seperti kami. Sebab, seperti yang telah sering kukatakan kepadamu, dan yang kunyatakan pula sekarang sambil menangis, banyak orang hidup sebagai musuh salib Kristus. Kesudahan mereka ialah kebinasaan, Tuhan mereka ialah perut, kemuliaan mereka ialah hal-hal aib, sedangkan pikiran mereka semata-mata tertuju kepada perkara-perkara duniawi. Tetapi kita adalah warga Kerajaan Surga. Dari sana juga kita menantikan Tuhan Yesus Kristus, Sang Penyelamat, yang akan mengubah tubuh kita yang hina ini menjadi serupa dengan tubuh-Nya yang mulia, sesuai dengan kuasa-Nya yang dapat menaklukkan segala sesuatu kepada diri-Nya. Karena itu, Saudara-saudaraku yang kukasihi dan kurindukan, sukacitaku dan mahkotaku, berdirilah dengan teguh dalam Tuhan!
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal
Ayat. Dari awan yang bercahaya Allah Bapa berbicara, "Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, dengarkanlah Dia!"

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (9:28b-36)
  
"Ketika sedang berdoa, berubahlah rupa wajah Yesus."
 
Sekali peristiwa Yesus membawa Petrus, Yohanes dan Yakobus, lalu naik ke atas gunung untuk berdoa. Ketika sedang berdoa, wajah Yesus berubah, dan pakaian-Nya menjadi putih berkilau-kilauan. Dan tampaklah dua orang berbicara dengan Dia, yaitu Musa dan Elia. Keduanya menampakkan diri dalam kemuliaan, dan berbicara tentang tujuan kepergian Yesus yang akan digenapi-Nya di Yerusalem. Sementara itu Petrus dan teman-temannya telah tertidur, dan ketika terbangun, mereka melihat Yesus dalam kemuliaan-Nya; juga kedua orang yang berdiri di dekat Yesus itu. Dan ketika kedua orang itu hendak meninggalkan Yesus, Petrus berkata kepada Yesus, “Guru, betapa bahagianya kami berada di tempat ini. Baiklah kami dirikan sekarang tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia.” Tetapi Petrus tidak tahu apa yang dikatakannya itu. Sementara Petrus berkata demikian, datanglah awan menaungi mereka. Dan ketika masuk ke dalam awan itu, takutlah mereka. Maka terdengarlah suara dari dalam awan itu, yang berkata, “Inilah Anak-Ku yang Kupilih, dengarkanlah Dia!” Ketika suara itu terdengar, nampaklah Yesus tinggal seorang diri. Murid-murid itu merahasiakan semua itu, dan pada masa itu mereka tidak menceritakan kepada siapa pun apa yang telah mereka lihat itu.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!


Renungan

 
IMAN DAN KEMULIAAN 
 
ABRAHAM memang dikenal sebagai bapa kaum beriman. Julukan tersebut tentu saja bukan tanpa alasan. Ia diminta oleh Allah untuk meninggalkan tempat tinggalnya di Ur Kasdim untuk mendiami negeri yang Allah akan tunjukkan. Tentu saja ia belum mengetahui negeri yang mana. Keputusannya untuk meninggaIkan tempat nyamannya dan meninggalkan sanak saudara serta ayahnya untuk pergi ke suatu tempat yang ia sendiri tidak mengetahui kebenaran dan di mana adanya tentu merupakan keputusan yang fatal. Untuk banyak orang, barangkali keputusan yang bodoh. Betapa tidak, kenyamanan ditukar dengan ketidakpastian.

Bukan hanya itu, janji Allah kepadanya, ”Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat,” tidak kunjung terpenuhi dan ia tidak mengetahui kapan janji itu akan terpenuhi. Bahkan, janji itu dikatakan sampai tiga kali oleh Allah, sementara ia sendiri sampai usia yang uzur, tidak kunjung juga mendapatkan eturunan. Ia tetap menuruti kehendak Tuhan meskipun ia bertanya, "Ya Tuhan Allah, dari manakah aku tahu bahwa aku akan memilikinya?” Tuhan berbelas kasih dan tanda diberikan melalui korban bakaran. Selagi Abraham Ielap tertidur setelah menyiapkan korban persembahan, gelap gulita datang bersama terbenamnya matahari, dan tiba-tiba ada perapian yang berasap beserta suluh berapi yang lewat di antara potongan-potongan daging korban bakaran itu. Abraham mengerti tanda-tanda tersebut dan percaya kepada Tuhan, pengharapannya. la teguh dalam Tuhan.

Iman yang berarti kesetiaan kepada Tuhan memang anugerah, tetapi sekaligus merupakan hasil pengolahan dan tanggapan atas rahmat Allah. Kesetiaan itu mengandung pengetahuan dan pengenalan akan siapa Allah. Pergulatan Abraham untuk tetap setia meskipun tidak ada dasar untuk berharap lagi atas kebenaran janji Allah membuahkan kegembiraan. Semula ia bernama Abram, dan kemudian Allah menamainya Abraham. Kata Abram, dari kata a-baf am-ra-am berarti bapa banyak orang, memang terkesan ironis karena sampai masa senja pun ia tidak memiliki keturunan. Sementara Allah juga menjanjikan untuk menjadikannya bapa bangsa-bangsa. Terkesan seperti menjadi bahan ketawaan. Akan tetapi, nama dan janji itu bukan bahan ejek-ejekan. Ketika Allah mengubah Namanya menjadi Abraham, dari kata a-ba-am-ra-ham, ia menjadi bapa kaum yang mendapat kerahiman Tuhan.

Perjalanan dalam menelusuri ketidakpastian merupakan perjalanan bagaimana sesungguhnya hidup beriman. Beriman tidak lantas otomatis semuanya serba jelas, menjadi jelas. Namun, ada satu hal yang pasti: kebaikan Tuhan tidak akan pernah menjauh daripadanya. Kata-kata pemazmur mewakili batin yang beriman, "Sungguh, aku percaya akan melihat kebaikan Tuhan, di negeri orangorang yang hidup. Nantikanlah Tuhan, kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu! Ya, nantikanlah Tuhan.” Imannya yang mengejawantah dalam perbuatan-perbuatan membuat ia dibenarkan oleh Tuhan dan dimuliakan. Kesetiaan yang demikian kembali diketemukan oleh orang beriman dalam diri Yesus, yang kemuliaan-Nya dinyatakan sendiri oleh Allah ketika berada di Gunung Tabor.

Pernyataan Allah tentang sejatinya Yesus dalam peristiwa Gunung Tabor merupakan pencicipan kemuliaan sejati yang dialami pribadi-pribadi agung: Musa, Elia dan Yesus. Keagungan mereka berasal dari Allah. Allah sendiri yang mengagungkan dan memuliakan mereka. Sebab utamanya ialah kesetiaan yang sempurna dalam menurutkan kehendak Allah. Iman dalam artian kesetiaan sungguh mendapatkan
kebenarannya yang paling sempurna. Mereka adalah tokoh-tokoh iman yang menuntaskan segala pekerjaan yang telah Allah percayakan. Yesus sendiri mengatakan, "Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Allah.” 
     
Percakapan antara Yesus, Musa dan Elia adalah percakapan tentang penuntasan tugas Yesus yang akan dipenuhi di Yerusalem dengan sengsara, wafat dan kebangkitan-Nya. Semua yang akan terjadi itu adalah sabda, kata yang mewujud. Oleh karena itu, perintah agung yang ilahi, ”Inilah anak-Ku yang Kupilih, dengarkanlah Dia!” meliputi tindakan menyimak, mengerti dan memahami tindakan-tindakan, pikiranpikiran Yesus. Akan tetapi, alur berpikir dalam tuntunan iman sepem‘ ini berbeda benar dari alur pikiran Petrus yang ingin mendirikan tendatenda kemapanan hidup.

Hidup dalam tuntunan iman adalah hidup dalam tuntunan kesetiaan kepada kehendak Allah dalam menjalani proses-proses kehidupan yang penuh dengan masalah dan kesulitan seperti yang dialami Abraham, Musa, Elia dan Yesus, bukan dalam tenda-tenda kenyamanan yang ditandai dengan ketidaktahuan apalagi dengan ketakutan-ketakutan. Allah tidak dimuliakan dengan kegemilangan kejayaan dan kesuksesan tetapi dengan kesetiaan menjalani tugas-tugas yang telah dipercayakan oleh Allah kepada kita masing, dalam bidang masing-masing. Allah sendiri yang akan memuliakan orang yang beriman dan setia menjalankan kehendak Allah. 
(RP. Agustinus Sutiono, O.Carm/RUAH)

Antifon Komuni (Mat 17:5)

Inilah Putra-Ku yang terkasih, kepada-Nyalah Aku berkenan; dengarkanlah Dia.

Visionem quam vidistis, nemini dixeritis, donec a mortuis resurgat Filius hominis.

(Antifon ini dapat diulangi sesudah tiap ayat dari Mzm 45:2ab,3,4,5,6,7,8,18ab atau Mzm 97:1,2,3,4,5,6,11,12)

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy