Kamis, 21 Maret 2019
Hari Biasa Pekan II Prapaskah
“Dengan berbagai macam cara Tuhan menghimpun bangsa manusia supaya pantas menerima keselamatan” (St. Ireneus)
Antifon Pembuka (Mzm 139 (138):23-24)
Ya Tuhan, ujilah dan selidiki jalanku. Periksalah batinku dan bimbinglah aku di jalan menuju hidup abadi.
Test me, O God, and know my thoughts. See that my path is not wicked,and lead me in the way everlasting.
Doa Pembuka
Allah Bapa pencipta dan pemulih kesucian, arahkanlah hati kami
kepada-Mu, agar berkat kekuatan Roh-Mu kami tetap teguh dalam iman dan
giat dalam karya. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan
kami, yang hidup dan berkuasa bersama Engkau, dalam persatuan Roh Kudus,
kini dan sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Yeremia (17:5-10)
"Terkutuklah yang mengandalkan manusia. Diberkatilah yang mengandalkan Tuhan."
Beginilah firman Tuhan, “Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia,
yang mengandalkan kekuatan sendiri, dan yang hatinya menjauh dari Tuhan!
Ia seperti semak bulus di padang belantara, ia tidak akan mengalami
datangnya hari baik; ia akan tinggal di tanah gersang di padang gurun,
di padang asin yang tidak berpenduduk. Diberkatilah orang yang
mengandalkan Tuhan, yang menaruh harapannya pada Tuhan! Ia seperti pohon
yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang
air, dan tidak mengalami datangnya panas terik; ia seperti pohon yang
daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang
tidak berhenti menghasilkan buah. Betapa liciknya hati, lebih licik
daripada segala sesuatu! Hati yang sudah membatu: siapakah yang dapat
mengetahuinya? Aku, Tuhan, yang menyelidiki hati dan menguji batin,
untuk memberi balasan kepada setiap orang setimpal dengan hasil
perbuatannya.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PS 840
Ref. Bahagia kuterikat pada Yahwe. Harapanku pada Allah Tuhanku.
atau Berbahagialah orang yang menaruh kepercayaannya pada Tuhan.
Ayat. (Mzm 1:1-2.3.4.6; R: Mzm 40:5a)
1. Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik
yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam
kumpulan kaum pencemooh; tetapi yang kesukaannya ialah hukum Tuhan, dan
siang malam merenungkannya.
2. Ia seperti pohon yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan
buah pada musimnya; daunnya tak pernah layu, dan apa saja yang
diperbuatnya berhasil.
3. Bukan demikianlah orang-orang fasik; mereka seperti sekam yang ditiup
angin. Sebab Tuhan mengenal jalan orang benar, tetapi jalan orang fasik
menuju kebinasaan.
Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. (Luk 8:15)
Berbahagialah orang, yang setelah mendengar
firman Tuhan, menyimpannya dalam hati yang baik dan menghasilkan buah
dalam ketekunan.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (16:19-31)
"Engkau telah menerima segala yang baik, sedangkan Lazarus segala yang
buruk. Sekarang ia mendapat hiburan dan engkau sangat menderita."
Sekali peristiwa Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Ada seorang kaya
yang selalu berpakaian jubah ungu dan kain halus, dan setiap hari ia
bersukaria dalam kemewahan. Dan ada seorang pengemis bernama Lazarus,
badannya penuh dengan borok. Ia berbaring dekat pintu rumah orang kaya
itu, dan ingin menghilangkan laparnya dengan apa yang jatuh dari meja
orang kaya itu. Malahan anjing-anjing datang dan menjilati boroknya.
Kemudian matilah orang miskin itu, lalu dibawa oleh malaikat-malaikat ke
pangkuan Abraham. Orang kaya itu juga mati, lalu dikubur. Sementara
menderita sengsara di alam maut, ia memandang ke atas, dan dari jauh
dilihatnya Abraham, dengan Lazarus duduk di pangkuannya. Lalu ia
berseru, ‘Bapa Abraham, kasihanilah aku. Suruhlah Lazarus mencelupkan
ujung jarinya ke dalam air dan menyejukkan lidahku, sebab aku sangat
kesakitan dalam nyala api ini!’ Tetapi Abraham berkata, ‘Anakku,
ingatlah! Engkau telah menerima segala yang baik semasa hidupmu,
sedangkan Lazarus segala yang buruk. Sekarang ia mendapat hiburan dan
engkau sangat menderita. Selain dari pada itu di antara kami dan engkau
terbentang jurang yang tak terseberangi, sehingga mereka yang mau pergi
dari sini kepadamu ataupun mereka yang mau datang dari situ kepada kami
tidak dapat menyeberangi!’ Kata orang itu, ‘Kalau demikian, aku minta
kepadamu Bapa, supaya engkau menyuruh dia ke rumah ayahku, sebab masih
ada lima orang saudaraku, supaya ia memperingatkan mereka dengan
sungguh-sungguh, agar mereka kelak jangan masuk ke dalam tempat
penderitaan itu’. Tetapi kata Abraham, ‘Ada pada mereka kesaksian Musa
dan para nabi; baiklah mereka mendengarkan kesaksian itu. Jawab orang
itu, ‘Tidak, Bapa Abraham! Tetapi jika ada seorang yang datang dari
antara orang mati kepada mereka, mereka akan bertobat.’ Kata Abraham
kepadanya, ‘Jika mereka tidak mendengarkan kesaksian Musa dan para nabi,
mereka tidak juga akan mau diyakinkan, sekalipun oleh seorang yang
bangkit dari antara orang mati’.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.
Renungan
Bila kita membuka mata
terhadap apa yang terjadi di sekitar kita, kita bisa geleng-geleng
kepala. Di hotel, restoran atau rumah makan kelas atas, orang dapat
menikmati makanan dan minuman berkelas dan mahal. Tidak sedikit, makanan
tersisa yang masih enak itu terbuang. Sementara di beberapa bagian
kota, ada tempat-tempat kumuh, tempat orang-orang miskin yang makan
sekali sehari saja susah. Itu pun mereka harus makan makanan yang sangat
sederhana dan barangkali tidak sehat pula. Ketimpangan sosial,
ketimpahan kesejahteraan sungguh terus mewarnai perjalanan hidup manusia
ini.
Kisah Injil menggambarkan hal yang
sama. Ada seorang kaya yang hidup mewah. Sementara ada Lazarus, si
miskin yang sakit dan lapar. Sayangnya, si orang kaya itu sama sekali
tidak peduli terhadap Lazarus. Kemudian matilah kedua orang itu. Lazarus
hidup dalam sukacita di pangkuan Bapa Abraham, sementara si kaya itu
menderita dalam nyala api abadi. Tentu Tuhan tidak mengkritik soal
kekayaan, tetapi poin yang paling menentukan adalah: orang kaya itu
sepanjang hidupnya cuma mengandalkan diri sendiri, kekuatan dan
kekayaannya sendiri, dan sama sekali tidak peduli terhadap sesamanya
yang menderita. Ini jelas dari bacaan pertama, kitab Yeremia. "Terkutuklah
orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatan sendiri,
dan yang hatinya menjauh dari Tuhan! Tetapi diberkatilah orang yang
mengandalkan Tuhan, yang menaruh harapannya pada Tuhan."
Menjadi orang kaya atau miskin tentu
disebabkan oleh banyak faktor. Syukur kepada Allah apabila orang
dilahirkan dalam keluarga berada dan hidup sukses secara manusiawi dan
duniawi hingga akhir. Sementara itu, memang ada orang yang karena
ketidakmampuannya, sulit lepas dari kemiskinannya. Akan tetapi, poinnya
tidak di sini. Entah kita menjadi orang kaya atau orang kurang kaya atau
malah miskin, yang paling menentukan kebahagiaan dan ketenteraman hidup
sebenarnya terletak pada: Apakah hidup kita selalu mengandalkan Tuhan
saja, dan bagaimana kita sungguh peduli terhadap penderitaan sesama
kita?
Antifon Komuni (Mzm 119 (118):1)
Berbahagialah orang-orang yang hidupnya tidak bercela, yang hidup menurut Taurat Tuhan.
Blessed are those whose way is blameless, who walk in the law of the Lord.