| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Minggu, 24 Maret 2019 Hari Minggu Prapaskah III

Minggu, 24 Maret 2019
Hari Minggu Prapaskah III 
  
Allah sangat menghargai pertobatan sehingga sekecil apa pun pertobatan di dunia, asalkan itu murni, menyebabkan Dia melupakan segala jenis dosa. (St. Fransiskus de Sales)

    
Antifon Pembuka (Bdk. Mzm 25:15-16)
 
Mataku tetap terarah kepada Tuhan, sebab Ia mengeluarkan kakiku dari jerat. Berpalinglah kepadaku dan kasihanilah aku, sebab sebatang kara dan celakalah aku.
 
Oculi mei semper ad Dominum, quia ipse evellet de laqueo pedes meos: respice in me, et miserere mei, quoniam unicus et pauper sum ego.   

 
Doa Pembuka

Allah Bapa kami yang Maharahim, Engkau tahu apa yang ada dalam hati manusia. Engkau menyelami hati kami sedalam-dalamnya. Engkau tahu usaha-usaha dan kegagalan-kegagalan kami. Maka Engkaulah Allah yang benar-benar sabar. Kami mohon, buatlah kami percaya bahwa Engkau kuasa menghapus dosa-dosa kami dan curahkanlah kiranya Roh Kudus kepada kami.
Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Keluaran (3:1-8a.13-15)
 
  
"Allah telah mengutus aku kepadamu."
  
Di tanah Midian Musa biasa menggembalakan kambing domba Yitro, mertuanya, imam di Midian. Sekali peristiwa Musa menggiring kawanannya ke seberang padang gurun, dan tiba di gunung Allah, yakni Gunung Horeb. Lalu malaikat Tuhan menampakkan diri kepadanya dalam nyala api yang keluar dari semak duri. Musa melihat-lihat, dan tampaklah: Semak duri itu menyala, tetapi tidak dimakan api. Musa berkata, “Baiklah aku menyimpang ke sana, dan menyelidiki penglihatan yang hebat itu. Mengapa semak duri itu tidak terbakar?” Ketika dilihat Tuhan bahwa Musa menyimpang untuk memeriksanya, berserulah Allah dari tengah-tengah semak duri itu kepadanya, “Musa, Musa!” Musa menjawab, “Ya Allah!” Lalu Allah berfirman, “Janganlah mendekat! Tanggalkanlah kasut dari kakimu, sebab tempat dimana engkau berdiri itu adalah tanah kudus.” Allah berfirman lagi, “Akulah Allah ayahmu, Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub.” Musa lalu menutupi mukanya, sebab ia takut memandang Allah. Lalu Tuhan berfirman, “Aku telah memperhatikan dengan sungguh kesengsaraan umat-Ku di tanah Mesir, dan Aku telah mendengar seruan mereka yang disebabkan oleh pengerah-pengerah mereka. Ya, Aku mengetahui penderitaan mereka. Sebab itu Aku telah turun untuk melepaskan mereka dari tangan orang Mesir.” Ketika Allah mengutus Musa untuk membawa umat Israel keluar dari Mesir, Musa berkata kepada Allah, “Tetapi apabila aku menemui orang Israel, dan berkata kepada mereka, ‘Allah nenek moyangmu telah mengutus aku kepadamu’, dan mereka bertanya kepadaku, ‘Siapakah nama-Nya’, apakah yang harus kukatakan kepada mereka?” Firman Allah kepada Musa, “Aku adalah ‘Sang Aku’.” Lalu Allah melanjutkan, “Katakanlah kepada orang Israel itu, ‘Sang Aku’ telah mengutus aku kepadamu.” Firman Allah pula kepada Musa, “Katakanlah ini kepada orang Israel, ‘Tuhan, Allah nenek moyangmu, Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub, telah mengutus aku kepadamu’. Itulah nama-Ku untuk selama-lamanya, dan itulah sebutan-Ku turun temurun.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, la = d, 2/4, PS 814
Ref. Pada Tuhan ada kasih setia dan penebusan berlimpah.
Ayat. (Mzm 103:1-4.6-7.8.11)
1. Pujilah Tuhan, hai jiwaku! Pujilah nama-Nya yang kudus, hai segenap batinku! Pujilah Tuhan, hai jiwaku, janganlah lupa akan segala kebaikan-Nya.
2. Dialah yang mengampuni segala kesalahanmu, dan menyembuhkan segala penyakitmu! Dialah yang menebus hidupmu dari liang kubur, dan memahkotai engkau dengan kasih setia dan rahmat!
3. Tuhan menjalankan keadilan dan hukum bagi semua orang yang diperas. Ia telah memperkenalkan jalan-jalan-Nya kepada Musa, dan memaklumkan perbuatan-perbuatan-Nya kepada orang Israel.
4. Tuhan adalah pengasih dan penyayang, panjang sabar dan berlimpah kasih setia. Setinggi langit dari bumi, demikianlah besarnya kasih setia Tuhan atas orang-orang yang takwa kepada-Nya.

Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus (10:1-6.10-12)
 
"Kehidupan bangsa Israel di padang gurun telah dituliskan untuk menjadi peringatan bagi kita."
  
Saudara-saudara, aku mau supaya kamu mengetahui, bahwa nenek moyang kita semua berada di bawah perlindungan awan dan bahwa mereka semua telah melintasi laut. Jadi untuk menjadi pengikut Musa mereka semua telah dibaptis dalam awan dan dalam laut. Mereka semua makan makanan rohani yang sama, dan minum minuman rohani yang sama, sebab mereka minum dari batu karang rohani yang mengikuti mereka, dan batu karang itu ialah Kristus. Tetapi, sungguh pun demikian, Allah tidak berkenan kepada sebagian terbesar dari mereka. Maka mereka ditewaskan di padang gurun. Semua itu telah terjadi sebagai contoh bagi kita; maksudnya untuk memperingatkan kita, supaya kita jangan menginginkan hal-hal yang jahat seperti yang telah mereka perbuat. Demikian pula, janganlah bersungut-sungut, seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga mereka dibinasakan oleh malaikat maut. Semua itu telah menimpa mereka sebagai contoh bagi kita; semua itu dituliskan untuk menjadi peringatan bagi kita yang hidup pada zaman akhir yang kini telah tiba. Sebab itu siapa yang menyangka bahwa dirinya teguh berdiri, hati-hatilah supaya jangan jatuh!
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal
Ayat. Bertobatlah, sabda Tuhan, karena Kerajaan Surga sudah dekat.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (13:1-9)
 
"Jikalau kamu semua tidak bertobat, kamu pun akan binasa dengan cara demikian."
  
Sekali peristiwa datanglah beberapa orang kepada Yesus dan membawa kabar tentang orang-orang Galilea, yang dibunuh Pilatus dan darahnya dicampurkan dengan darah kurban yang mereka persembahkan. Maka berkatalah Yesus kepada mereka, “Sangkamu orang-orang Galilea itu lebih besar dosanya daripada semua orang Galilea yang lain, karena mereka mengalami nasib demikian? Tidak, kata-Ku kepadamu. Tetapi jikalau kamu tidak bertobat, kamu semua pun akan binasa dengan cara demikian. Atau sangkamu kedelapan belas orang yang mati ditimpa menara dekat Siloam, lebih besar kesalahannya daripada semua orang lain yang diam di Yerusalem? Tidak, kata-Ku kepadamu. Tetapi jikalau kamu tidak bertobat, kamu semua pun akan binasa dengan cara demikian.” Kemudian Yesus mengatakan perumpamaan ini, “Ada seorang mempunyai sebatang pohon ara, yang tumbuh di kebun anggurnya. Ia datang mencari buah pada pohon itu, tetapi tidak menemukannya. Maka berkatalah ia kepada pengurus kebun anggur itu, ‘Sudah tiga tahun aku datang mencari buah pada pohon ara ini, namun tidak pernah menemukannya. Sebab itu tebanglah pohon ini! Untuk apa pohon ini hidup di tanah ini dengan percuma!’ Pengurus kebun itu menjawab, ‘Tuan, biarkanlah dia tumbuh selama setahun ini lagi. Aku akan mencangkul tanah sekelilingnya dan memberi pupuk kepadanya. Mungkin tahun depan akan berbuah. Jika tidak, tebanglah!’”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
 
Renungan


SUNGGUH mengenaskan kematian saudara-saudara kami di Galilea. Sudah cara matinya tidak layak, darahnya dicampur pula dengan darah kurban persembahan. Apa salah dan dosa mereka sehingga kematian mereka sungguh mengenaskan? Demikian kira-kira pikiran yang ada dalam diri orang-orang yang datang kepada Yesus untuk melaporkan kematian orang-orang Galilea. Cara kematian seseorang dikaitkan langsung dengan dosa.. Semakin banyak dosa, semakin mengenaskan cara kematian seseorang. Karena itu tidak heran, sering kali beredar cerita-cerita seram yang mengiringi kematian seseorang yang dianggap penuh dosa selama hidupnya. 
 
Yesus menolak cara pikir orang-orang yang datang kepada-Nya. Ia meminta pendengar-Nya untuk berpikir lebih dalam apa yang menyebabkan hidup manusia begitu mengenaskan. ”Sangkamu orangorang Galilea itu lebih besar dosanya daripada dosa semua orang Galilea yang lain, karena mereka mengalami nasib demikian? Tidak, kata-Ku kepadamu. Tetapi jikalau kamu tidak bertobat, kamu semua pun akan binasa dengan cara demikian," kata Yesus. Bagi Yesus, yang mengenaskan bukanlah bagaimana seseorang mengalami kematian yang menyedihkan, tetapi yang mengenaskan adalah orang yang tidak mau bertobat. Mengapa?

Orang yang tidak mau bertobat pada dasarnya adalah seperti orang yang tahu sedang mengalami kesulitan tetapi tidak mau keluar dari kesulitan tersebut. Jika ada pepatah, "Sudah jatuh tertimpa tangga," maka orang yang tidak bertobat sepertinya memang menikmati kejatuhan tersebut. Jika ada yang mau menolongnya, mungkin bukan ucapan terima kasih yang keluar dari mulutnya, tetapi kata-kata sinis dan penolakan. Ia tidak mau berkembang meski ada potensi dalam dirinya dan ada kesempatan untuk memulai hidup dengan lebih baik. Ia terluka tetapi tidak mau disembuhkan. la menderita tetapi lebih memilih hidup dalam penderitaan. Yesus menggambarkan situasi orang yang mengenaskan dengan mengatakan, ”Terang telah datang namun, manusia memilih kegelapan karena perbuatan-perbuatan mereka jahat” (Yoh 3:19). Bagaimana mungkin orang berada dalam gelap tetapi menolak terang yang datang kepadanya? Sungguh mengenaskan hidup yang demikian.

Sadar akan betapa tidak menyenangkan mengalami hidup yang mengenaskan, tentu membangkitkan dalam diri untuk tidak mengalaminya. Ya, siapa saja yang berakal sehat tentu tidak ingin mengalaminya. Tetapi, keinginan terkadang berbeda dengan kenyataan. Tahu dan sadar belum menjamin seseorang untuk tidak melakukannya. Kita melakukannya saat kita menunda-nuda waktu dan kesempatan untuk melakukan tobat dengan alasan masih ada waktu, masih ada kesempatan. Bukankah Allah selalu setia untuk menunggu dan membuka tangan-Nya untuk pertobatan kita?

 Memang benar Allah setia untuk menunggu pertobatan kita seperti kata pengurus kebun dalam perumpamaan yang diberikan Yesus, "Tuan, biarkanlah dia tumbuh selama setahun lagi. Aku akan mencangkul tanah sekelilingnya dan memberi pupuk kepadanya. Mungkin tahun depan akan berbuah." Akan tetapi, bukankah menunda-nunda itu sendiri sesungguhnya adalah tanda-tanda bahwa kita sudah memutuskan untuk hidup dalam situasi yang mengenaskan?
 
 Menunda-nuda itu kadang memang nikmat, tetapi sesungguhnya memasukkan dirinya dalam situasi mengenaskan.  (Rm. Barnabas Krispinus Ginting, O.Carm)
LAMPIRAN BACAAN UNTUK TAHUN A: 
   
Bacaan dari Kitab Keluaran (17:3-7)
       
"Berikanlah air kepada kami, supaya kami dapat minum."
       
Sekali peristiwa, setelah bangsa Israel melewati padang gurun Sin, dan berkemah di Rafidim, kehausanlah mereka di sana. Maka bersungut-sungutlah bangsa itu kepada Musa dan berkata, “Mengapa pula engkau memimpin kami keluar dari Mesir untuk membunuh kami, anak-anak dan ternak kami dengan kehausan?” Lalu berseru-serulah Musa kepada Tuhan, katanya, “Apakah yang akan kulakukan kepada bangsa ini? Sebentar lagi mereka akan melempari aku dengan batu!” Maka berfirmanlah Tuhan kepada Musa, “Berjalanlah di depan bangsa itu, dan bawalah serta beberapa orang dari antara para tua-tua Israel; bawalah juga tongkatmu yang kaupakai memukul Sungai Nil, dan pergilah. Maka Aku akan berdiri di depanmu di atas gunung batu di Horeb; pukullah gunung batu itu, dan dari dalamnya akan keluar air, sehingga bangsa itu dapat minum. Demikianlah diperbuat Musa di depan mata tua-tua Israel. Maka dinamailah tempat itu Masa dan Meriba, oleh karena orang Israel telah bertengkar, dan oleh karena mereka telah mencobai Tuhan dengan mengatakan, “Adakah Tuhan di tengah-tengah kita atau tidak?”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = es, 4/4, PS 854
Ref. Singkirkanlah penghalang Sabda-Mu, cairkanlah hatiku yang beku, dan bimbinglah kami di jalan-Mu.
Ayat. (Mzm 95:1-2,6-7,8-9)
1. Marilah kita bernyanyi-nyanyi bagi Tuhan bersorak-sorai bagi Gunung Batu keselamatan kita. Biarlah kita menghadap wajah-Nya dengan lagu syukur, bersorak-sorailah bagi-Nya dengan nyanyian mazmur.
2. Masuklah, mari kita sujud menyembah, berlutut di hadapan Tuhan yang menjadikan kita. Sebab Dialah Allah kita; kita ini umat gembalaan-Nya serta kawanan domba-Nya.
3. Pada hari ini, kalau kamu mendengar suara-Nya, janganlah bertegar hati seperti di Meriba, seperti waktu berada di Masa di padang gurun, ketika nenek moyangmu mencobai dan menguji Aku, padahal mereka melihat perbuatan-Ku.
        
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Roma (5:1-2.5-8)
  
"Kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita."
  
Saudara-saudara, kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus. Oleh Dia kita juga beroleh jalan masuk ke dalam kasih karunia Allah. Di dalam kasih karunia itu kita berdiri dan bermegah dalam pengharapan akan menerima kemuliaan Allah. Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita. Karena waktu kita masih lemah, Kristus telah mati untuk kita orang-orang durhaka pada waktu yang ditentukan oleh Allah. Sebab tidak mudah seorang mau mati untuk orang yang benar tetapi mungkin untuk orang yang baik ada orang yang berani mati. Tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. (Yoh 4:42.15)
Tuhan, Engkau benar-benar Juruselamat dunia. Berilah aku air hidup, supaya aku tidak haus lagi.
  
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (4:5-42) (Singkat: 4:5-15,19b-26,39a,40-42)
 
"Mata air yang memancar sampai ke hidup yang kekal."
  
Sekali peristiwa sampailah Yesus ke sebuah kota di Samaria, yang bernama Sikhar, dekat tanah yang dahulu diberikan Yakub kepada anaknya, Yusuf. Di situ terdapat sumur Yakub. Yesus sangat letih oleh perjalanan, karena itu Ia duduk di pinggir sumur itu. Hari kira-kira pukul dua belas. Maka datanglah perempuan Samaria hendak menimba air. Kata Yesus kepadanya, “Berilah Aku minum!” Sebab murid-murid Yesus telah pergi membeli makanan. Maka kata perempuan Samaria itu kepada-Nya, “Masakan Engkau, seorang Yahudi, minta minum kepadaku, seorang Samaria?” Maklumlah orang Yahudi tidak bergaul dengan orang Samaria. Jawab Yesus kepadanya, “Jikalau engkau tahu tentang karunia Allah dan siapa Dia yang berkata kepadamu ‘Berilah Aku minum’, niscaya engkau telah meminta kepada-Nya, dan Ia telah memberikan kepadamu air hidup.” Kata perempuan itu kepada-Nya, “Tuhan, Engkau tidak punya timba dan sumur ini amat dalam; dari manakah Engkau memperoleh air hidup itu? Adakah Engkau lebih besar daripada bapa kami Yakub, yang memberikan sumur ini kepada kami dan ia sendiri telah minum dari dalamnya, ia beserta anak-anak dan ternaknya?” Jawab Yesus kepadanya, “Barangsiapa minum air ini, ia akan haus lagi!” Tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya ia tidak akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus menerus memancar sampai ke hidup yang kekal.” Kata perempuan itu kepada-Nya, “Tuhan, berilah aku air itu, supaya aku tidak haus, dan tidak usah datang lagi ke sini untuk menimba.” Kata Yesus kepadanya, “Pergilah, panggillah suamimu dan datanglah ke sini.” Kata perempuan itu, “Aku tidak mempunyai suami.” Kata Yesus kepadanya, “Tepat katamu bahwa engkau tidak mempunyai suami, sebab engkau sudah mempunyai lima suami, dan yang sekarang ada padamu pun bukanlah suamimu. Dalam hal ini engkau berkata benar.” Kata perempuan itu kepada Yesus, “Tuhan, nyata sekarang padaku, bahwa Engkau seorang nabi. Nenek moyang kami menyembah di atas gunung ini, tetapi kamu katakan, bahwa Yerusalemlah tempat orang menyembah.” Kata Yesus kepadanya, “Percayalah kepada-Ku, hai perempuan, saatnya akan tiba bahwa kamu akan menyembah Bapa bukan di gunung ini dan bukan juga di Yerusalem. Kamu menyembah apa yang tidak kamu kenal, tetapi kami menyembah yang kami kenal, sebab keselamatan datang dari bangsa Yahudi. Tetapi saatnya akan datang, dan sudah tiba sekarang, bahwa para penyembah yang benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran, sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah yang demikian. Allah itu Roh, dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam Roh dan kebenaran.” Jawab perempuan itu, “Aku tahu, bahwa Mesias yang disebut juga Kristus akan datang; apabila datang, Ia akan memberitakan segala sesuatu kepada kami.” Kata Yesus kepadanya, “Akulah Dia, yang sedang bercakap-cakap dengan engkau!” Pada waktu itu datanglah murid-murid Yesus, dan mereka heran bahwa Yesus sedang bercakap-cakap dengan seorang perempuan. Tetapi tidak seorang pun berkata, “Apa yang Engkau kehendaki?” Atau: “Apa yang Engkau percakapkan dengan dia?” Sementara itu perempuan tadi meninggalkan tempayannya di situ, lalu pergi ke kota dan berkata kepada orang-orang yang di situ. Mari lihat! Di sana ada seorang yang mengatakan kepadaku segala sesuatu yang telah kuperbuat. Mungkinkah Dia itu Kristus?” Maka mereka pun meninggalkan kota, lalu datang kepada Yesus. Sementara itu murid-murid mengajak Yesus, katanya, “Rabi, makanlah!” Akan tetapi Yesus berkata kepada mereka, “Pada-Ku ada makanan yang tidak kamu kenal.” Maka murid-murid itu berkata seorang kepada yang lain, “Adakah orang yang telah membawa sesuatu kepada-Nya untuk dimakan?” Kata Yesus kepada mereka, “Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya. Bukankah kamu mengatakan “Empat bulan lagi tibalah musim menuai?” Tetapi Aku berkata kepadamu: Lihatlah sekelilingmu, dan pandanglah ladang-ladang yang sudah menguning dan matang untuk dituai. Sekarang juga penuai telah menerima upahnya, dan ia mengumpulkan buah untuk hidup yang kekal, sehingga penabur dan penuai sama-sama bersukacita. Sebab dalam hal ini benarlah peribahasa ‘Yang seorang menabur dan yang lain menuai’. Aku mengutus kamu untuk menuai apa yang tidak kamu usahakan. Orang-orang lain berusaha, dan kamu datang memetik hasil usaha mereka.” Banyak orang Samaria dari kota itu telah menjadi percaya kepada Yesus karena perkataan perempuan itu, yang bersaksi, “Ia mengatakan kepadaku segala sesuatu yang telah kuperbuat.” Ketika orang-orang Samaria itu sampai kepada Yesus, mereka meminta kepada-Nya, supaya Yesus tinggal pada mereka, dan Yesus pun tinggal di situ dua hari lamanya. Dan lebih banyak lagi orang yang menjadi percaya karena perkataan Yesus, dan mereka berkata kepada perempuan itu, “Kami percaya, tetapi bukan lagi karena apa yang kaukatakan, sebab kami sendiri telah mendengar Dia dan kami tahu, bahwa Dia benar-benar Juruselamat dunia.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan
 
Paus Benediktus XVI dalam pesan surat gembala Prapaskah kepausan 2011 menuliskan “Hari Minggu Ketiga menampilkan bagi kita di dalam liturginya Yesus yang mengajukan permintaan kepada Wanita Samaria: “Berilah Aku minum” (Yoh, 4:7). Sabda Tuhan itu mengungkapkan bela-rasa Allah terhadap manusia, baik laki-laki maupun perempuan, dan mampu membangkitkan di dalam hati kita kerinduan akan anugerah “mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal” (Yoh. 4:14). Inilah anugerah Roh Kudus yang akan mengubah orang-orang kristiani menjadi “penyembah-penyembah yang sejati”, yang mampu berdoa kepada Bapa “dalam roh dan kebenaran” (Yoh. 4:23). Hanya air inilah yang mampu memadamkan kehausan kita akan kebaikan, kebenaran dan keindahan, Hanya air inilah, yang dianugerahkan Putra kepada kita, dapat menyirami gurun gersang jiwa kita “yang tidak akan bisa tenang sebelum menemukan Allah”, sebagaimana kata-kata kesohor St. Agustinus itu mengungkapkannya.” Mari, kita bersama-sama menimba Sabda Allah bersama-sama, sehingga kita dapat disegarkan kembali oleh Air Kehidupan dan minum tanpa henti dari Sumber Air Kehidupan. 
    
Air hidup adalah rahmat Allah, terutama adalah rahmat pengudusan (sanctifying grace) atau juga Roh Kudus atau juga Kristus sendiri. Kita mengingat apa yang dikatakan oleh Yesus bahwa barangsiapa yang haus, baiklah ia datang kepada Yesus dan minum. Dan barang siapa percaya kepada Yesus, maka dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup (lih. Yoh 7:37-38). Aliran air ini adalah Roh Kudus, yang tercurah kepada umat Allah setelah Yesus menderita, wafat, bangkit dan naik ke Sorga (misteri Paskah). Bagaimana umat Allah dapat menerima aliran Air Hidup ini? Katekismus Gereja Katolik (KGK, 694) menuliskan:
Air. Dalam upacara Pembaptisan air adalah lambang tindakan Roh Kudus, karena sesudah menyerukan Roh Kudus, air menjadi tanda sakramental yang berdaya guna bagi kelahiran kembali. Seperti pada kelahiran kita yang pertama kita tumbuh dalam air ketuban, maka air Pembaptisan adalah tanda bahwa kelahiran kita untuk kehidupan ilahi, dianugerahkan kepada kita dalam Roh Kudus. “Dibaptis dalam satu Roh”, kita juga “diberi minum dari satu Roh” (1 Kor 12:13). Jadi Roh dalam pribadi-Nya adalah air yang menghidupkan, yang mengalir (Bdk. Yob 19:34; 1 Yoh 5:8.) dari Kristus yang disalibkan dan yang memberi kita kehidupan abadi (Bdk. Yoh 4:10-14; 7:38; Kel 17:1-6; Yes 55:1; Za 14:8; 1 Kor 10:4; Why 21:6; 22:17.) (renunganpagi)
  

Seri Liturgi: MENGENAL BENTUK MISA (Bagian I)


KATKIT (Katekese Sedikit) No. 208

Seri Liturgi
MENGENAL BENTUK MISA
Bagian I

Syalom aleikhem.
Sama-sama air bisa beda wujudnya: cair, padat, gas. Air minum bentuknya cair, es berbentuk padat, uap itu gas. Semuanya adalah air. Ini gambaran. Sama-sama Kurban Misa bisa beda “wujud”-nya, beda bentuknya. Berikut ini beberapa bentuk Misa: (1) Misa Umat, (2) Misa Konselebrasi, (3) Misa Dengan Satu Pelayan.

Misa yang dirayakan dengan partisipasi umat beriman, inilah Misa Umat. Mudahnya membayangkan, itu Misa yang umum dirayakan di paroki dan stasi, entah Misa harian, entah Misa Minggu. Selalu ada banyak umat dalam Kurban Misa semacam itu. Itulah Misa Umat. Ada dua jenis Misa Umat: (a) Misa Umat Tanpa Diakon, (b) Misa Umat Dengan Diakon. Umumnya jenis (a) inilah yang biasa kita rayakan. Jarang ada diakon, hanya ada imam saja memimpin tanpa didampingi diakon.

Misa Konselebrasi adalah Misa yang dirayakan oleh dua atau lebih imam. Kalau ada dua atau lebih uskup, juga disebut konselebrasi. (Catatan: Uskup itu imam [sacerdos, bukan dalam arti presbyter] juga ketika memimpin Misa sebab dalam diri uskup ada kepenuhan imamat.) Kalau kau pernah lihat ada dua imam atau lebih saat Misa di paroki, itulah Misa Konselebrasi.

Ketiga, Misa Dengan Satu Pelayan adalah Misa yang dirayakan seorang imam dan satu orang umat, yaitu satu pelayan yang melaksanakan aneka pelayanan sekaligus (lektor, akolit, dsb).

Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring

Sabtu, 23 Maret 2019 Hari Biasa Pekan II Prapaskah

Sabtu, 23 Maret 2019
Hari Biasa Pekan II Prapaskah
 
“Di mana hati orang, di sana hartanya juga, sebab Tuhan tidak biasa menolak orang mohon pemberian baik.” (St. Ambrosius)
 

Antifon Pembuka (Mzm 145(144):8-9)

Tuhan pengasih dan penyayang, sabar dan lembut hati. Tuhan pemurah bagi semua orang, penuh kasih sayang akan ciptaan-Nya.

The Lord is kind and full of compassion, slow to anger, abounding in mercy. How good is the Lord to all, compassionate to all his creatures.


Doa Pembuka
   
Allah Bapa kami sumber cahaya mulia, di dunia ini kami sudah Kauperkenankan mencicipi hidup surgawi. Semoga terang-Mu membimbing kami seumur hidup hingga akhirnya kami memasuki cahaya-Mu yang abadi. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
  

Bacaan dari Nubuat Mikha (7:14-15.18-20)  
    
"Semoga Tuhan melemparkan segala dosa kita ke dalam tubir-tubir laut."
  
Nabi berkata, “Ya Tuhan, dengan tongkat-Mu gembalakanlah umat-Mu, kambing domba milik-Mu sendiri. Mereka terpencil, mendiami rimba di tengah-tengah kebun buah-buahan. Biarlah mereka merumput di Basyan dan Gilead seperti pada zaman dahulu kala. Perlihatkanlah kepada kami tindakan-tindakan ajaib seperti pada waktu Engkau keluar dari Mesir. Adakah Allah lain seperti Engkau, yang mengampuni dosa-dosa dan memaafkan pelanggaran yang dilakukan oleh sisa-sisa milik-Nya sendiri, yang tidak murka untuk selama-lamanya, melainkan berkenan pada kasih setia? Biarlah Ia kembali menyayangi kita, menghapuskan kesalahan-kesalahan kita dan melemparkan segala dosa kita ke dalam tubir-tubir laut. Kiranya Engkau menunjukkan setia-Mu kepada Yakub dan kasih-Mu kepada Abraham sebagaimana telah Kaujanjikan dengan sumpah kepada nenek moyang kami sejak zaman purbakala!”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = a, 4/4, PS 823
Ref. Pujilah, puji Allah, Tuhan yang maharahim.
Atau Tuhan adalah penyayang dan pengasih.
Ayat. (Mzm 103:1-2.3-4.9-10.11-12; Ul: 8a)
1. Pujilah Tuhan, hai jiwaku! Pujilah nama-Nya yang kudus, hai segenap batinku! Pujilah Tuhan, hai jiwaku, janganlah lupa akan segala kebaikan-Nya!
2. Dialah yang mengampuni segala kesalahanmu, dan menyembuhkan segala penyakitmu! Dialah yang menebus hidupmu dari liang kubur, dan memahkotai engkau dengan kasih setia dan rahmat!
3. Tidak terus-menerus Ia murka, dan tidak untuk selama-lamanya Ia mendendam. Tidak pernah Ia memperlakukan kita setimpal dengan dosa kita, atau membalas kita setimpal dengan kesalahan kita.
4. Setinggi langit dari bumi, demikianlah besarnya kasih setia Tuhan atas orang-orang yang takwa kepada-Nya! Sejauh timur dari barat, demikianlah pelanggaran-pelanggaran kita dibuang-Nya.
 
Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal
Ayat. (Luk 15:18)
Aku akan bangkit dan pergi kepada bapaku dan berkata kepadanya, "Bapa, aku telah berdosa terhadap surga dan terhadap Bapa".
     
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (15:1-3.11-32)
  
"Saudaramu telah mati dan kini hidup kembali."
  
Para pemungut cukai dan orang-orang berdosa biasa datang kepada Yesus untuk mendengarkan Dia. Maka bersungut-sungutlah orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat, katanya, “Ia menerima orang-orang berdosa dan makan bersama-sama dengan mereka.” Maka Yesus menyampaikan perumpamaan ini kepada mereka. “Ada seorang mempunyai dua anak laki-laki. Kata yang bungsu kepada ayahnya, ‘Bapa, berikanlah kepadaku bagian harta milik kita yang menjadi hakku.’ Lalu ayahnya membagi-bagikan harta kekayaan itu di antara mereka. Beberapa hari kemudian anak bungsu itu menjual seluruh bagiannya itu, lalu pergi ke negeri yang jauh. Di sana ia memboroskan harta miliknya itu dengan hidup berfoya-foya. Setelah dihabiskan harta miliknya, timbullah bencana kelaparan di negeri itu, dan ia pun mulai melarat. Lalu ia pergi dan bekerja pada seorang majikan di negeri itu. Orang itu menyuruhnya ke ladang untuk menjaga babi. Lalu ia ingin mengisi perutnya dengan ampas yang menjadi makanan babi itu, tetapi tidak seorang pun yang memberikannya kepadanya. Lalu ia menyadari keadaannya, katanya: ‘Betapa banyak orang upahan bapaku yang berlimpah-limpah makanannya, tetapi aku di sini mati kelaparan. Aku akan bangkit dan pergi kepada bapaku dan berkata kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap surga dan terhadap Bapa; aku tidak layak lagi disebut anak Bapa; jadikanlah aku sebagai salah seorang upahan Bapa.’ Maka bangkitlah ia dan pergi kepada bapanya. Ketika ia masih jauh, ayahnya telah melihat dia, lalu tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ayah itu berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia. Kata anak itu kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap surga dan terhadap Bapa, aku tidak layak lagi disebut anak Bapa. Tetapi ayah itu berkata kepada hamba-hambanya, “Lekaslah bawa kemari jubah yang terbaik, dan pakaikanlah kepadanya; kenakanlah cincin pada jarinya, dan sepatu pada kakinya. Dan ambillah anak lembu tambun itu, sembelihlah dia dan marilah kita makan dan bersukacita. Sebab anakku ini telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali.’ Maka mulailah mereka bersukaria. Tetapi anaknya yang sulung sedang berada di ladang. Ketika ia pulang dan dekat ke rumah, ia mendengar bunyi seruing dan nyanyian tari-tarian. Lalu ia memanggil salah seorang hamba dan bertanya kepadanya apa arti semua itu. Jawab hamba itu, ‘Adikmu telah kembali, dan ayahmu telah menyembelih anak lembu tambun, karena ia mendapatkan kembali anak itu dengan selamat’. Maka marahlah anak sulung itu dan ia tidak mau masuk. Lalu ayahnya keluar dan berbicara dengan dia. Tetapi ia menjawab ayahnya, katanya, ‘Telah bertahun-tahun aku melayani Bapa, dan belum pernah aku melanggar perintah Bapa, tetapi kepadaku belum pernah Bapa memberikan seekor anak kambing pun untuk bersukacita dengan sahabat-sahabatku. Tetapi baru saja datang anak Bapa yang telah memboroskan harta kekayaan Bapa bersama dengan pelacur-pelacur, maka Bapa menyembelih anak lembu tambun itu untuk dia.’ Kata ayahnya kepadanya, ‘Anakku, engkau selalu bersama-sama dengan aku, dan segala kepunyaanku adalah kepunyaanmu. Kita patut bersukacita dan bergembira karena adikmu telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali’.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.

Renungan
  
Banyak orang mengira bahwa Tuhan itu pribadi yang suka mengingat-ingat dosa manusia, mengadili dan menghukum pendosa. Hal ini yang membuat orang enggan datang kepada Tuhan dan mohon ampun kepada-nya karena merasa tidak ada gunanya. Tuhan tidak akan mengampuni dosanya yang banyak itu. Ini yang membuat para pendosa merasa putus asa karena peluang untuk bertobat tertutup baginya. 
 
Apakah Tuhan seperti itu? Ternyata tidak demikian. Dalam Injil mengenai Bapa yang berbelas kasih, Allah digambarkan sebagai Bapa yang menerima kembali secara penuh anaknya yang pergi menghambur-hamburkan harta miliknya untuk berfoya-foya. Ketika didapati anaknya yang bungsu pulang karena hartanya telah habis, Ia tidak memarahi, menghukum, menuntut apa pun dan tidak mengungkit-ungkit kesalahannya. Ia malahan merangkul dan menciumnya. Ketika anaknya menyatakan penyesalan dan ketidaklayakannya sebagai anaknya, Bapa tersebut tidak mau mempedulikan kata-kata anak bungsunya. Sebaliknya, Ia malah menyuruh hambanya untuk menyiapkan jubah terbaik, cincin dan sepatu untuk dikenakan pada kakinya. Setelah itu Ia menyuruh hambanya untuk menyembelih lembu tambun untuk menyambut kedatangan anaknya itu, karena anaknya itu telah mati dan menjadi hidup kembali. Ia telah hilang dan didapat kembali. 
 
 Hal ini menandakan bahwa Tuhan mau menerima orang berdosa secara tulus, penuh dan tanpa syarat apa pun. Ia juga tidak pernah mengingat-ingat kesalahan orang yang sudah diampuni-Nya. Bagi Tuhan, yang sudah ya sudah. Yang penting memulai kehidupan yang baru. 
 
 Oleh karena itu, kita tidak perlu takut untuk datang kepada Tuhan dan mengakui dosa kita dengan rendah hati. Kalau kita sungguh menyesal atas segala dosa kita dan mohon ampun atas dosa-dosa kita, Tuhan akan mengampuni dosa-dosa kita itu. Ia akan menerima kita kembali sebagai anak-Nya. 
 
 Kalau Tuhan begitu berbelas kasih kepada kita orang berdosa, kita hendaknya bersikap demikian juga kepada orang lain. Kita tidak mengingat-ingat kesalahannya melainkan mau mengampuni dan memberinya kesempatan untuk bertobat. Hanya dengan demikian, kita dapat menjadi saluran berkat kasih Tuhan bagi sesama yang berdosa. 

Antifon Komuni (Luk 15:32)

Kamu patut bersukacita dan bergembira karena adikmu telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali.

You must rejoice, my son, for your brother was dead and has come to life; he was lost and is found.
 


CAFE ROHANI

Seri Katekismus: GELAR & LAMBANG ROH KUDUS

KATKIT (Katekese Sedikit) No. 207

Seri Katekismus
GELAR & LAMBANG ROH KUDUS

Syalom aleikhem.
Agar dapat berhubungan dengan Sang Kristus, orang harus disentuh lebih dulu oleh Roh Kudus. Ketika disentuh oleh Roh Kudus, orang dibangkitkan imannya.

Roh Kudus punya beberapa gelar: Parakletos, Roh yang dijanjikan, Roh yang menjadikan kamu anak Allah, Roh Kristus, Roh Tuhan, Roh Allah, Roh kemuliaan, Roh kebenaran. Parakletos itu bahasa Yunani, Latinnya advocatus yang artinya ‘dipanggil mendampingi’. Parakletos biasa diterjemahkan “penghibur” atau “penolong”. Harap ingat, Penolong pertama adalah Tuhan Yesus. Karena itu, Tuhan Yesus berkata bahwa Beliau akan mengutus “Penolong yang lain”. Itulah Roh Kudus.

Berikut ini beberapa lambang Roh Kudus: air, urapan, api, awan dan sinar, meterai, tangan, jari, merpati.

Dalam Sakramen Baptis, air adalah lambang tindakan Roh Kudus. Seperti pada kelahiran jasmani kita butuh air ketuban, pada kelahiran rohani kita butuh Roh Kudus yang bagai air yang menghidupkan.

Urapan dengan minyak, dalam Sakramen Penguatan, adalah lambang Roh Kudus. Dalam Gereja-Gereja Timur, sakramen ini dinamakan khrismation. Perhatikan betapa jelasnya. Khrismation yang artinya ‘pengurapan’ terkait erat dengan kata Khristos (‘Kristus’) yang artinya “yang diurapi”.

Api melambangkan daya perubahan yang dilakukan Roh Kudus.
Dalam lidah-lidah api, Roh Kudus turun atas Para Rasul. Mereka semua diubah dari takut menjadi berani mewartakan kebangkitan Kristus kepada orang banyak.  Dalam tradisi kerohanian, lambang api untuk Roh Kudus paling berkesan, sampai-sampai ada ungkapan “jangan padamkan Roh”.

Dalam Perjanjian Lama, awan (yang gelap maupun yang cerah) menyatakan kehadiran Allah; awan menyelubungi kemuliaan-Nya yang adikorati. Waktu Kristus bersama tiga murid berada di atas gunung, muncul awan menaungi mereka. Awan juga yang membuat Kristus hilang dari pandangan para murid pada peristiwa kenaikan-Nya ke surga. Demikian juga kelak pada akhir zaman. Awan dan sinar – keduanya berkaitan – melambangkan hadirat Roh Kudus.

Meterai adalah cap, tanda. Lambang ini terkait erat dengan Sakramen Baptis, Penguatan, dan Tahbisan sebagai sakramen-sakramen yang tak terhapuskan. Tanda yang diberikan Roh Kudus bersifat kekal.

Penumpangan tangan merupakan lambang pencurahan Roh Kudus. Gereja Kristus sampai hari ini mempertahankannya. Lambang (penumpangan) tangan dekat dengan lambang jari.

Lambang yang sangat popular untuk Roh Kudus adalah merpati. Pada akhir air bah, Nuh menerbangkan merpati. Pada saat Kristus selesai dibaptis, Roh Kudus dalam rupa merpati turun ke atas-Nya.

** Ringkasan atas Katekismus Gereja Katolik (KGK) No. 683 – 701

Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring

Jumat, 22 Maret 2019 Hari Biasa Pekan II Prapaskah

Jumat, 22 Maret 2019
Hari Biasa Pekan II Prapaskah (Hari Pantang)

“Satu-satunya jalan bagi manusia untuk memiliki kemuliaan Tuhan ialah taat kepada-Nya.” - St. Ireneus

Antifon Pembuka (Mzm 31(30):2.5)

Ya Tuhan, kepada-Mu aku berharap dan aku takkan dikecewakan. Luputkanlah aku dari jerat musuhku karena Engkaulah pelindungku.

In you, O Lord, I put my trust, let me never be put to shame; release me from the snare they have hidden for me, for you indeed are my refuge.

Doa Pembuka

Allah Bapa Mahakuasa, semoga tapa suci ini membersihkan kami, agar dengan hati murni kami mencapai keselamatan kekal. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang hidup dan berkuasa bersama Engkau, dalam persatuan Roh Kudus, kini dan sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Kejadian (37:3-4.12.13a.17b-28)
 
"Lihat, tukang mimpi datang, marilah kita bunuh dia."
     
Israel lebih mengasihi Yusuf daripada semua anaknya yang lain, sebab Yusuf itu anak yang lahir pada masa tuanya; dan ia menyuruh membuat jubah yang maha indah bagi dia. Setelah dilihat oleh saudara-saudaranya bahwa ayah mereka lebih mengasihi Yusuf daripada semua saudaranya, maka bencilah mereka itu kepada Yusuf, dan tidak mau menyapanya dengan ramah. Pada suatu hari pergilah saudara-saudara Yusuf menggembalakan kambing domba ayahnya dekat Sikhem. Lalu Israel berkata kepada Yusuf, “Bukankah saudara-saudaramu menggembalakan kambing domba dekat Sikhem? Marilah engkau kusuruh kepada mereka.” Maka Yusuf menyusul saudara-saudaranya itu, dan didapatinyalah mereka di Dotan. Dari jauh Yusuf telah kelihatan kepada mereka. Tetapi sebelum ia dekat pada mereka, mereka telah bermufakat mencari daya upaya untuk membunuhnya. Kata mereka seorang kepada yang lain, “Lihat, tukang mimpi kita itu datang! Sekarang,marilah kita bunuh dia, dan kita lemparkan ke dalam salah satu sumur ini, lalu kita katakan: seekor binatang buas telah menerkamnya. Dan kita akan lihat nanti, bagaimana jadinya dengan mimpinya itu!” Ketika Ruben mendengar hal ini, ia ingin melepaskan Yusuf dari tangan mereka. Sebab itu kata Ruben: “Janganlah kita bunuh dia!” Lagi kata Ruben kepada mereka, “Janganlah tumpahkan darah! Lemparkan saja dia ke dalam sumur yang ada di padang gurun ini, tetapi janganlah apa-apakan dia.” Maksud Ruben: ia hendak melepaskan Yusuf dari tangan mereka dan membawanya kembali kepada ayahnya. Baru saja Yusuf sampai pada saudara-saudaranya, mereka pun menanggalkan jubah Yusuf, jubah maha indah yang dipakainya itu. Lalu mereka membawa dia dan melemparkannya ke dalam sumur. Sumur itu kosong, tidak berair. Kemudian duduklah mereka untuk makan. Ketika mereka mengangkat muka, kelihatanlah kepada mereka suatu kafilah orang Ismael yang datang dari Gilead dengan untanya yang membawa damar, balsam dan damar ladam. Mereka sedang dalam perjalanan mengangkut barang-barang itu ke Mesir. Lalu kata Yehuda kepada saudara-saudaranya itu, “Apakah untungnya kita membunuh adik kita itu dan menyembunyikan darahnya? Marilah kita jual dia kepada orang Ismael ini, tetapi janganlah kita apa-apakan dia, karena ia saudara kita, darah daging kita.” Dan saudara-saudaranya pun mendengarkan perkataan itu. Ketika saudagar-saudagar Midian itu lewat, Yusuf diangkat ke atas dari dalam sumur itu, kemudian dijual kepada orang Ismael itu dengan harga dua puluh syikal perak. Lalu Yusuf dibawa mereka ke Mesir.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Ingatlah perbuatan-perbuatan ajaib yang dilakukan Tuhan.
Ayat. (Mzm 105:16-17.18-19.20-21; Ul: 5a)
1. Ketika Tuhan mendatangkan kelaparan ke atas tanah Kanaan, dan menghancurkan seluruh persediaan makanan, diutus-Nyalah seorang mendahului mereka, yakni Yusuf yang dijual menjadi budak.
2. Kakinya diborgol dengan belenggu, lehernya dirantai dengan besi, sampai terpenuhilah nubuatnya, dan firman Tuhan membenarkan dia.
3. Raja menyuruh melepaskan dia, penguasa para bangsa membebaskannya. Dijadikannya dia tuan atas istananya, dan pengelola segala harta kepunyaannya.
 
Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS. 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal
Ayat. (Yoh 3:16)
Begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (21:33-43.45-46)
  
"Ia adalah ahli waris, mari kita bunuh dia."
   
Sekali peristiwa Yesus berkata kepada imam-imam kepala serta tua-tua bangsa Yahudi, “Dengarkanlah perumpamaan ini, seorang tuan tanah membuka kebun anggur dan menanam pagar sekelilingnya. Ia menggali lubang tempat memeras anggur dan mendirikan menara jaga di dalam kebun itu. Kemudian ia menyewakan kebun itu kepada penggarap-penggarap, lalu berangkat ke negeri lain. Ketika hampir tiba musim petik, ia menyuruh hamba-hambanya kepada penggarap-penggarap itu untuk menerima hasil yang menjadi bagiannya. Tetapi para penggarap menangkap hamba-hamba itu: yang seorang mereka pukul, yang lain mereka bunuh, dan yang lain lagi mereka lempari dengan batu. Kemudian tuan itu menyuruh pula hamba-hamba yang lain, lebih banyak daripada yang semula. Tetapi mereka pun diperlakukan sama seperti kawan-kawan mereka. Akhirnya tuan itu menyuruh anaknya kepada mereka, pikirnya, ‘Anakku pasti mereka segani.’ Tetapi ketika para penggarap melihat anak itu, mereka berkata seorang kepada yang lain: Ia adalah ahli waris! Mari kita bunuh dia, supaya warisannya menjadi milik kita. Maka mereka menangkap dia, dan melemparkannya ke luar kebun anggur itu, lalu membunuhnya. Maka apabila tuan kebun anggur itu datang, apakah yang akan dilakukannya dengan penggarap-penggarap itu?” Kata imam-imam kepala dan tua-tua itu kepada Yesus, “Ia akan membinasakan orang-orang jahat itu, dan kebun anggurnya akan disewakannya kepada penggarap-penggarap lain yang akan menyerahkan hasil kepadanya pada waktunya.” Kata Yesus kepada mereka, “Belum pernahkah kamu baca dalam Kitab Suci: Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru? Hal itu terjadi dari pihak Tuhan, suatu perbuatan ajaib di mata kita. Sebab itu Aku berkata kepadamu, Kerajaan Allah akan diambil dari padamu, dan akan diberikan kepada suatu bangsa yang akan menghasilkan buah Kerajaan itu.” Mendengar perumpamaan Yesus itu, imam-imam kepala dan orang-orang Farisi mengerti bahwa merekalah yang dimaksudkan-Nya. Maka mereka berusaha menangkap Dia, tetapi mereka takut kepada orang banyak, karena orang banyak itu menganggap Yesus nabi.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
 
Renungan

 
   Hari ini Yesus bercerita tentang penggarap kebun anggur. Suatu ketika tuan tanah mengutus hambanya untuk meminta hasil pada penggarap-penggarap kebuh anggur. Namun, penggarap-penggarap itu malah membunuhnya. Hal serupa juga pada hamba-hamba lain yang diutusnya. Bahkan, anak sang tuan sendiri juga mereka bunuh. Kesempatan demi kesempatan yang diberikan oleh sang tuan tanah berakhir dengan pembunuhan sadis. Yesus menyudahi cerita-Nya, katanya, "Kerajaan Allah akan diambil dari padamu dan akan diberikan kepada suatu bangsa yang akan menghasilkan buah Kerajaan itu."

 Tuhan Yesus sealu bermurah hati. Ia selalu menerima diri kita apa adanya. Ia pun selalu memberikan kesempatan bagi kita untuk tumbuh, berkembang, dan berbuah. Kini, tinggal bagaimana kita memaknai anugerah waktu atau peluang dalam setiap kehidupan kita. (Renungan Harian Mutiara Iman).

Antifon Komuni (1Yoh 4:10)

Allah mengasihi kita, dan mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita.

God loved us, and sent his Son as expiation for our sins.

Doa Malam

Allah Bapa Maha Penyayang, jaminan keselamatan abadi telah kami terima. Semoga keselamatan itu kami kejar dengan segala upaya hingga akhirnya kami rebut berkat bantuan rahmat-Mu. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Seri Alkitab: INJIL MARKUS 3:31 (Bagian I)

KATKIT (Katekese Sedikit) No. 206

Seri Alkitab
INJIL MARKUS 3:31
Bagian I

Syalom aleikhem.
Mrk. 3:31
Lalu datanglah ibu dan saudara-saudara Yesus. Sementara mereka berdiri di luar, mereka menyuruh orang memanggil Dia.
Et venit mater eius et fratres eius, et foris stantes miserunt ad eum vocantes eum.

Siapa ibu Tuhan Yesus sudah jelas, Bunda Maria. Tak ada perdebatan tentang ini. Namun, ada banyak perdebatan mengenai “saudara-saudara Yesus”. Nanti kita bahas relatif tuntas.

Mengapa disebut bahwa ibu dan saudara-saudara Tuhan Yesus datang? Sebab, Bunda Maria tinggal di Nazaret, sementara saat itu Tuhan Yesus berada (tinggal) di Kapernaum. Dapat kita bayangkan, Bunda Maria dan saudara-saudara Tuhan Yesus mengunjungi-Nya di Kapernaum.

Apa artinya “di luar”? Di luar rumah. Kita tahu, selalu ada orang banyak berdesak-desakan di dalam dan di pintu dan di depan rumah di mana Tuhan Yesus berada. Karena itu, Bunda Maria sulit masuk. Ingatkah peristiwa orang lumpuh yang diturunkan dari atas? Nah, macam begitu sulitnya menemui Tuhan di dalam rumah. Karena Bunda sulit masuk rumah, ia meminta orang memanggilkan Tuhan Yesus. Begitulah isi ayat ini. Sederhana. Tapi, kompleks ketika menyangkut ungkapan “saudara-saudara Yesus”.

Mari merunut siapa mereka. Apakah saudara kandung? Pertama, kita harus ingat bahwa istilah “saudara” dalam Alkitab sangat luas maknanya, digunakan untuk menyebut saudara kandung, saudara seiman, saudara sebangsa, dan kerabat. Jadi, itu tak hanya berarti saudara kandung, tapi luas sekali. Contoh nas untuk saudara seiman: Kis. 1:15; 11:1; 15:3; 21:7. Contoh untuk saudara sebangsa: Kis. 7:23.26; 13:15.38; 22:1; 28:17. Contoh nas untuk kerabat: Kej. 29:15. Laban memanggil Yakub “saudara”, padahal jelas Yakub itu keponakannya.

Jelas sekali ‘kan, kata “saudara” dalam Alkitab tak selalu berarti saudara kandung. Belum puas dengan contoh? Ada lagi: Luk. 22:32. Ceklah sendiri. Apa yang dimaksud “saudara” dalam ayat itu? Sekandung? Pasti bukan! Yang dimaksud adalah “rasul-rasul lain”.

Berbasis atas berbagai nas itu, pendapat yang menyatakan bahwa “saudara-saudara Yesus” adalah para saudara kandung adalah tidak benar. Pendapat itu salah. Lagipula, para Bapa Gereja mula-mula selalu menafsirkan ayat ini dengan mengatakan bahwa itu adalah kerabat Tuhan Yesus, bukan saudara kandung-Nya. Alkitab bukan kumpulan buku yang dapat dibaca begitu saja tanpa petunjuk lain. Kita mengandalkan para Bapa Gereja (Tradisi Suci) untuk mengartikan (menafsirkan) isi Alkitab yang kadang tak mudah dipahami dan samar maknanya.

Kesaksian para Bapa Gereja jelas sekali mengenai itu. Bahkan, kita perlu tahu, para bapa reformasi (orang-orang protestan awal) pun mengatakan bahwa itu adalah kerabat Tuhan Yesus, bukan saudara kandung-Nya. Belakangan, para protestan “mabuk” mengatakan bahwa itu saudara-saudara kandung Tuhan Yesus. Tapi, itu baru belakangan ini; pendahulu mereka berpendapat lain. Nah loh!

Argumen dari Alkitab sendiri relatif jelas menyatakan bahwa itu kerabat Tuhan Yesus. Pada Bagian II kita akan lihat dengan cermat.

Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring

Kamis, 21 Maret 2019 Hari Biasa Pekan II Prapaskah

Kamis, 21 Maret 2019
Hari Biasa Pekan II Prapaskah

“Dengan berbagai macam cara Tuhan menghimpun bangsa manusia supaya pantas menerima keselamatan” (St. Ireneus)


Antifon Pembuka (Mzm 139 (138):23-24)

Ya Tuhan, ujilah dan selidiki jalanku. Periksalah batinku dan bimbinglah aku di jalan menuju hidup abadi.
  
Test me, O God, and know my thoughts. See that my path is not wicked,and lead me in the way everlasting.
   

Doa Pembuka


Allah Bapa pencipta dan pemulih kesucian, arahkanlah hati kami kepada-Mu, agar berkat kekuatan Roh-Mu kami tetap teguh dalam iman dan giat dalam karya. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang hidup dan berkuasa bersama Engkau, dalam persatuan Roh Kudus, kini dan sepanjang segala masa. Amin.
     

Bacaan dari Kitab Yeremia (17:5-10)
   
"Terkutuklah yang mengandalkan manusia. Diberkatilah yang mengandalkan Tuhan."
    
Beginilah firman Tuhan, “Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatan sendiri, dan yang hatinya menjauh dari Tuhan! Ia seperti semak bulus di padang belantara, ia tidak akan mengalami datangnya hari baik; ia akan tinggal di tanah gersang di padang gurun, di padang asin yang tidak berpenduduk. Diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan, yang menaruh harapannya pada Tuhan! Ia seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan tidak mengalami datangnya panas terik; ia seperti pohon yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah. Betapa liciknya hati, lebih licik daripada segala sesuatu! Hati yang sudah membatu: siapakah yang dapat mengetahuinya? Aku, Tuhan, yang menyelidiki hati dan menguji batin, untuk memberi balasan kepada setiap orang setimpal dengan hasil perbuatannya.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PS 840
Ref. Bahagia kuterikat pada Yahwe. Harapanku pada Allah Tuhanku.
atau  Berbahagialah orang yang menaruh kepercayaannya pada Tuhan.
Ayat. (Mzm 1:1-2.3.4.6; R: Mzm 40:5a)
1. Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan kaum pencemooh; tetapi yang kesukaannya ialah hukum Tuhan, dan siang malam merenungkannya.
2. Ia seperti pohon yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buah pada musimnya; daunnya tak pernah layu, dan apa saja yang diperbuatnya berhasil.
3. Bukan demikianlah orang-orang fasik; mereka seperti sekam yang ditiup angin. Sebab Tuhan mengenal jalan orang benar, tetapi jalan orang fasik menuju kebinasaan.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. (Luk 8:15)
Berbahagialah orang, yang setelah mendengar firman Tuhan, menyimpannya dalam hati yang baik dan menghasilkan buah dalam ketekunan.   
   
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (16:19-31)
  
"Engkau telah menerima segala yang baik, sedangkan Lazarus segala yang buruk. Sekarang ia mendapat hiburan dan engkau sangat menderita."
    
Sekali peristiwa Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Ada seorang kaya yang selalu berpakaian jubah ungu dan kain halus, dan setiap hari ia bersukaria dalam kemewahan. Dan ada seorang pengemis bernama Lazarus, badannya penuh dengan borok. Ia berbaring dekat pintu rumah orang kaya itu, dan ingin menghilangkan laparnya dengan apa yang jatuh dari meja orang kaya itu. Malahan anjing-anjing datang dan menjilati boroknya. Kemudian matilah orang miskin itu, lalu dibawa oleh malaikat-malaikat ke pangkuan Abraham. Orang kaya itu juga mati, lalu dikubur. Sementara menderita sengsara di alam maut, ia memandang ke atas, dan dari jauh dilihatnya Abraham, dengan Lazarus duduk di pangkuannya. Lalu ia berseru, ‘Bapa Abraham, kasihanilah aku. Suruhlah Lazarus mencelupkan ujung jarinya ke dalam air dan menyejukkan lidahku, sebab aku sangat kesakitan dalam nyala api ini!’ Tetapi Abraham berkata, ‘Anakku, ingatlah! Engkau telah menerima segala yang baik semasa hidupmu, sedangkan Lazarus segala yang buruk. Sekarang ia mendapat hiburan dan engkau sangat menderita. Selain dari pada itu di antara kami dan engkau terbentang jurang yang tak terseberangi, sehingga mereka yang mau pergi dari sini kepadamu ataupun mereka yang mau datang dari situ kepada kami tidak dapat menyeberangi!’ Kata orang itu, ‘Kalau demikian, aku minta kepadamu Bapa, supaya engkau menyuruh dia ke rumah ayahku, sebab masih ada lima orang saudaraku, supaya ia memperingatkan mereka dengan sungguh-sungguh, agar mereka kelak jangan masuk ke dalam tempat penderitaan itu’. Tetapi kata Abraham, ‘Ada pada mereka kesaksian Musa dan para nabi; baiklah mereka mendengarkan kesaksian itu. Jawab orang itu, ‘Tidak, Bapa Abraham! Tetapi jika ada seorang yang datang dari antara orang mati kepada mereka, mereka akan bertobat.’ Kata Abraham kepadanya, ‘Jika mereka tidak mendengarkan kesaksian Musa dan para nabi, mereka tidak juga akan mau diyakinkan, sekalipun oleh seorang yang bangkit dari antara orang mati’.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.

Renungan


Bila kita membuka mata terhadap apa yang terjadi di sekitar kita, kita bisa geleng-geleng kepala. Di hotel, restoran atau rumah makan kelas atas, orang dapat menikmati makanan dan minuman berkelas dan mahal. Tidak sedikit, makanan tersisa yang masih enak itu terbuang. Sementara di beberapa bagian kota, ada tempat-tempat kumuh, tempat orang-orang miskin yang makan sekali sehari saja susah. Itu pun mereka harus makan makanan yang sangat sederhana dan barangkali tidak sehat pula. Ketimpangan sosial, ketimpahan kesejahteraan sungguh terus mewarnai perjalanan hidup manusia ini. 
 
 Kisah Injil menggambarkan hal yang sama. Ada seorang kaya yang hidup mewah. Sementara ada Lazarus, si miskin yang sakit dan lapar. Sayangnya, si orang kaya itu sama sekali tidak peduli terhadap Lazarus. Kemudian matilah kedua orang itu. Lazarus hidup dalam sukacita di pangkuan Bapa Abraham, sementara si kaya itu menderita dalam nyala api abadi. Tentu Tuhan tidak mengkritik soal kekayaan, tetapi poin yang paling menentukan adalah: orang kaya itu sepanjang hidupnya cuma mengandalkan diri sendiri, kekuatan dan kekayaannya sendiri, dan sama sekali tidak peduli terhadap sesamanya yang menderita. Ini jelas dari bacaan pertama, kitab Yeremia. "Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatan sendiri, dan yang hatinya menjauh dari Tuhan! Tetapi diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan, yang menaruh harapannya pada Tuhan."
 
 Menjadi orang kaya atau miskin tentu disebabkan oleh banyak faktor. Syukur kepada Allah apabila orang dilahirkan dalam keluarga berada dan hidup sukses secara manusiawi dan duniawi hingga akhir. Sementara itu, memang ada orang yang karena ketidakmampuannya, sulit lepas dari kemiskinannya. Akan tetapi, poinnya tidak di sini. Entah kita menjadi orang kaya atau orang kurang kaya atau malah miskin, yang paling menentukan kebahagiaan dan ketenteraman hidup sebenarnya terletak pada: Apakah hidup kita selalu mengandalkan Tuhan saja, dan bagaimana kita sungguh peduli terhadap penderitaan sesama kita? 
 
Antifon Komuni (Mzm 119 (118):1) 
 
Berbahagialah orang-orang yang hidupnya tidak bercela, yang hidup menurut Taurat Tuhan.
     
Blessed are those whose way is blameless, who walk in the law of the Lord.


EM/Inspirasi Batin 2017

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy