Berpeganglah pada ketetapan dan perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, supaya baik keadaanmu dan keadaan anak-anakmu yang kemudian, dan supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu untuk selamanya." (Ulangan 4:40)
| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |
| Meditasi Antonio Kardinal Bacci |
Lumen Christi | Facebook
| Gabung Saluran/Channel WhatsApp RenunganPagi.ID
CARI RENUNGAN
Mazmur 15 Tuhan siapa diam di kemah-Mu (PS 848)
Antifon Komuni Selasa Pekan III Prapaskah (Mzm 15(14):1-2; PS 848)
Tuhan, siapa yang boleh menumpang dalam kemah-Mu? Siapa yang boleh diam di gunung-Mu yang kudus? Yaitu dia yang berlaku tidak bercela, yang melakukan apa yang adil dan yang mengatakan kebenaran dengan segenap hatinya.
Selasa, 26 Maret 2019 Hari Biasa Pekan III Prapaskah
Selasa, 26 Maret 2019
Hari Biasa Pekan III Prapaskah
“Kalau orang menginginkan orang lain berkorban bagi dirinya, ia sendiri harus berkorban.” (St. Petrus Krisologus)
Antifon Pembuka (Mzm 17(16):6-8)
Kepada-Mu aku berseru, ya Allah, dan Engkau mendengarkan daku. Condongkanlah telinga-Mu dan dengarkanlah suaraku. Jagalah aku, ya Tuhan, sebagai biji mata, dan lindungilah aku di bawah naungan sayap-Mu.
To you I call, for you will surely heed me, O God; turn your ear to me; hear my words. Guard me as the apple of your eye; in the shadow of your wings protect me.
Doa Pembuka
Allah Bapa Mahasetia, kami mohon, janganlah Kautarik rahmat-Mu dari kami. Semoga dengan bantuan-Mu kami menjadi abdi-Mu yang setia. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Hari Biasa Pekan III Prapaskah
“Kalau orang menginginkan orang lain berkorban bagi dirinya, ia sendiri harus berkorban.” (St. Petrus Krisologus)
Antifon Pembuka (Mzm 17(16):6-8)
Kepada-Mu aku berseru, ya Allah, dan Engkau mendengarkan daku. Condongkanlah telinga-Mu dan dengarkanlah suaraku. Jagalah aku, ya Tuhan, sebagai biji mata, dan lindungilah aku di bawah naungan sayap-Mu.
To you I call, for you will surely heed me, O God; turn your ear to me; hear my words. Guard me as the apple of your eye; in the shadow of your wings protect me.
Doa Pembuka
Allah Bapa Mahasetia, kami mohon, janganlah Kautarik rahmat-Mu dari kami. Semoga dengan bantuan-Mu kami menjadi abdi-Mu yang setia. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Sesuai dengan petunjuk pada Misale Romawi Indonesia Buku Bacaan II (Lectionarium), terdapat manasuka yang dapat dipakai pada salah satu hari dalam pekan Prapaskah III, terutama dalam tahun B dan C, yaitu bila Injil tentang "Wanita Samaria" tidak dibacakan pada hari Minggu Prapaskah III. Bacaan-bacaan tersebut adalah Keluaran 17:1-7; Mazmur 95:1-2,6-7,8-9, Yohanes 4:5-42
Bacaan dari Nubuat Daniel (3:25.34-43)
"Semoga kami diterima balik karena jiwa yang remuk redam dan roh yang rendah."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = d, 4/4, PS 845
Ref. Tuhan adalah kasih setia bagi orang yang berpegang pada perjanjian-Nya.
Atau. Ingatlah segala rahmat dan kasih setia-Mu, ya Tuhan.
Ayat. (Mzm 25:4bc-5ab.6-7bc.8-9; Ul:10)
1. Beritahukanlah jalan-jalan-Mu kepadaku, ya Tuhan, tunjukkanlah lorong-lorong-Mu kepadaku. Bawalah aku berjalan dalam kebenaran-Mu dan ajarlah aku, sebab Engkaulah Allah yang menyelamatkan daku.
2. Ingatlah segala rahmat dan kasih setia-Mu, ya Tuhan, sebab emuanya itu sudah ada sejak purbakala. Ingatlah kepadaku sesuai dengan kasih setia-Mu, oleh karena kebaikan-Mu, ya Tuhan.
3. Tuhan itu baik dan benar; sebab itu Ia menunjukkan jalan kepada orang yang sesat. Ia membimbing orang-orang yang rendah hati menurut hukum dan mengajarkan jalan-Nya kepada orang-orang yang bersahaja.
Bait Pengantar Injil, do = es, 4/4, PS 966
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Sang Raja kemuliaan kekal.
Ayat. (Yl 2:12)
Berbaliklah kepada-Ku dengan segenap hati, sabda Tuhan, sebab Aku ini pengasih dan penyayang.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (18:21-35)
"Jika kamu tidak mau mengampuni saudaramu, Bapa pun tidak akan mengampuni kamu."
Sekali peristiwa Petrus datang kepada Yesus dan berkata, “Tuhan, sampai berapa kalikah aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?” Yesus berkata kepadanya, “Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali. Sebab hal Kerajaan Surga itu seumpama seorang raja yang hendak mengadakan perhitungan dengan hamba-hambanya. Ketika ia mulai mengadakan perhitungan itu, dihadapkanlah kepadanya seorang yang berhutang sepuluh ribu talenta. Tetapi karena orang itu tidak mampu melunasi hutangnya, raja itu memerintahkan supaya ia dijual beserta anak isteri dan segala miliknya untuk membayar hutangnya. Maka sujudlah hamba itu menyembah dia, katanya: Sabarlah dahulu, segala hutangku akan kulunaskan. Lalu tergeraklah hati raja itu oleh belas kasihan akan hamba itu, sehingga ia membebaskannya dan menghapuskan hutangnya. Tetapi ketika hamba itu keluar, ia bertemu dengan seorang seorang hamba lain yang berhutang seratus dinar kepadanya. Ia menangkap dan mencekik kawannya itu, katanya: Bayar hutangmu! Maka sujudlah kawannya itu dan memohon kepadanya: Sabarlah dahulu, hutangku itu akan kulunaskan. Tetapi ia menolak dan menyerahkan kawannya itu ke dalam penjara sampai dilunaskan segala hutang itu. Melihat itu kawan-kawannya yang lain sangat sedih, lalu menyampaikan segala yang terjadi kepada tuan mereka. Maka raja itu menyuruh memanggil hamba pertama tadi dan berkata kepadanya: Hai hamba yang jahat! Seluruh hutangmu telah kuhapuskan karena engkau memohonnya kepadaku. Bukankah engkau pun harus mengasihani kawanmu seperti aku telah mengasihani engkau? Maka marahlah tuannya itu dan menyerahkan dia kepada algojo-algojo, sampai ia melunaskan seluruh hutangnya. Demikianlah Bapa-Ku yang di surga akan berbuat terhadap kamu, apabila kamu masing-masing tidak mengampuni saudaramu dengan segenap hatimu.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Renungan
Menghitung berturut-turut sampai tujuh (7) masih dimungkinkan, tetapi jika sampai 'tujuh puluh kali tujuh kali alias empat ratus sembilan puluh (490) rasanya jarang terjadi. Maka tanggapan Yesus atas pertanyaan Petrus perihal pengampunan tersebut berarti suatu ajakan atau perintah agar kita, murid-murid Yesus Kristus, senantiasa mengampuni tanpa kenal batas tempat dan waktu, di manapun dan kapanpun. Dalam Kitab Suci, angka “tujuh” adalah angka yang sempurna, sehingga “tujuh puluh kali tujuh kali” mau mengajarkan bagaiman kita harus mengampuni orang lain tanpa putus – putusnya, namun juga tegas. Mengampuni bukan berarti membiarkan kesalahan merajarela. Melainkan memberikan maaf setulus – tulusnya namun juga memberikan ketegasan dengan kasih kepada mereka yang berbuat salah, sehingga kita semua dapat saling memberikan didikan dan hikmat. Semoga, Injil hari ini memampukan kita untuk mengampuni orang lain tanpa putus, tidak hanya memberikan maaf di bibir, tetapi juga di hati, dengan tidak lagi bersungut – sungut dan mengungkit-ungkit kesalahan orang lain, yang terkadang memunculkan emosi baru dalam hidup kita, dan menghambat sukacita dalam hidup kita.
Antifon Komuni (Mzm 15(14):1-2; PS 848)
Tuhan, siapa yang boleh menumpang dalam kemah-Mu? Siapa yang boleh diam di gunung-Mu yang kudus? Yaitu dia yang berlaku tidak bercela, yang melakukan apa yang adil dan yang mengatakan kebenaran dengan segenap hatinya,
Lord, who may abide in your tent, and dwell on your holy mountain? Whoever walks without fault and does what is just.
(Antifon ini dapat diulangi sesudah tiap ayat dari Mazmur 15)
Doa Malam
Allah Bapa sumber belas kasih, bila kami mau saling memaafkan, maka Engkau pun berbelas kasih kepada kami. Kami mohon, agar hati kami selalu terbuka terhadap sesama, agar dapat saling melayani dengan setia dan tulus ikhlas. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.
RENUNGAN PAGI
Senin, 25 Maret 2019 Hari Raya Kabar Sukacita
Senin, 25 Maret 2019
Hari Raya Kabar Sukacita
Allah yang benar, dilahirkan dalam kodrat manusia benar dengan kodrat-Nya yang utuh dan sempurna ---- St. Leo Agung
Antifon Pembuka (lih. Ibr 10:5-7)
Ketika masuk ke dunia ini Kristus bersabda, "Aku datang, ya Allah, untuk melakukan kehendak-Mu."
The Lord said, as he entered the world: Behold, I come to do your will, O God.
Hari Raya Kabar Sukacita
Allah yang benar, dilahirkan dalam kodrat manusia benar dengan kodrat-Nya yang utuh dan sempurna ---- St. Leo Agung
Antifon Pembuka (lih. Ibr 10:5-7)
Ketika masuk ke dunia ini Kristus bersabda, "Aku datang, ya Allah, untuk melakukan kehendak-Mu."
The Lord said, as he entered the world: Behold, I come to do your will, O God.
(Hari ini ada Madah Kemuliaan, dan Syahadat. Alleluya diganti Bait
Pengantar Injil 965; Untuk menghormati misteri Inkarnasi ini, maka, pada
Misa Kudus tgl 25 Maret ini, mari kita berlutut saat mengucapkan
kata-kata Syahadat: "Ia dikandung dari Roh Kudus ... dan menjadi
manusia." atau "yang dikandung dari Roh Kudus, dilahirkan oleh Perawan
Maria," atau "Et incarnátus est de SpĂritu Sancto ... et homo factus
est." sumber: PUMR no 37)
Doa Pembuka
Ya Allah, Engkau menghendaki agar Sabda-Mu menjelma menjadi manusia dalam rahim Perawan Maria. Semoga kami, yang dalam iman mengakui Penebus kami sebagai Allah dan manusia, layak mengambil bagian dalam kodrat ilahi-Nya. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus hidup dan berkuasa, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Yesaya (7:10-14; 8:10)
"Seorang perempuan muda akan mengandung."
Tuhan berfirman kepada Raja Ahas, "Mintalah suatu pertanda dari Tuhan, Allahmu, entah itu sesuatu dari dunia orang mati yang paling bawah, entah sesuatu dari tempat tertinggi yang di atas." Tetapi Ahas menjawab, "Aku tidak mau minta! Aku tidak mau mencobai Tuhan!" Lalu berkatalah Nabi Yesaya, "Baiklah! Dengarkanlah, hai keluarga Daud! Belum cukupkah kamu melelahkan orang, sehingga kamu melelahkan Allahku juga? Sebab itu, Tuhan sendirilah yang akan memberikan suatu pertanda: Sesungguhnya, seorang perempuan muda akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamai Dia Imanuel, artinya: Allah menyertai kita."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = f, 4/4, PS 850
Ref. Ya Tuhan, aku datang melakukan kehendak-Mu.
Ayat. (Mzm 40:7-8a.8b-9.10.11)
1. Kurban dan persembahan tidak Kauinginkan, tetapi Engkau telah membuka telingaku; kurban bakar dan kurban silih tidak Engkau tuntut, lalu aku berkata, "Lihatlah, Tuhan, aku datang!"
2. Dalam gulungan kitab ada tertulis tentang aku: "Aku senang melakukan kehendak-Mu, ya Allahku; Taurat-Mu ada di dalam dadaku."
3. Aku mengabarkan keadilan di tengah jemaat yang besar, bibirku tidak kutahan terkatup; Engkau tahu itu, ya Tuhan.
4. Keadilan-Mu tidaklah kusembunyikan dalam hatiku, kesetiaan dan keselamatan-Mu kubicarakan, kasih dan kebenaran-Mu tidak kudiamkan, tapi kuwartakan kepada jemaat yang besar.
Bacaan dari Surat kepada Orang Ibrani (10:4-10)
"Lihatlah Aku datang untuk melakukan kehendak-Mu."
Saudara-saudara, tidak mungkin darah lembu jantan atau darah domba jantan menghapuskan dosa. Karena itu ketika Kristus masuk ke dunia, Ia berkata, "Kurban dan persembahan tidak Engkau kehendaki. Sebagai gantinya Engkau telah menyediakan tubuh bagiku. Kepada kurban bakaran dan kurban penghapus dosa Engkau juga tidak berkenan. Maka Aku berkata: Lihatlah, Aku datang untuk melakukan kehendak-Mu, ya Allahku." Jadi mula-mula Ia berkata, "Engkau tidak menghendaki kurban dan persembahan; Engkau tidak berkenan akan kurban bakaran dan kurban penghapus dosa -- meskipun dipersembahkan menurut hukum Taurat. -- Dan kemudian Ia berkata, "Lihat, Aku datang untuk melakukan kehendak-Mu." Jadi yang pertama telah Ia hapuskan untuk menegakkan yang kedua. Dan karena kehendak-Nya inilah kita telah dikuduskan satu kali untuk selama-lamanya oleh persembahan tubuh Yesus Kristus.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah
Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. (Yoh 1:14ab)
Firman telah menjadi manusia, dan diam di antara kita dan kita telah melihat kemuliaan-Nya.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (1:26-38)
"Engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki."
Dalam bulan yang keenam Allah mengutus Malaikat Gabriel ke sebuah kota di Galilea, bernama Nazaret, kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang bernama Yusuf dari keluarga Daud; nama perawan itu Maria. Ketika masuk ke rumah Maria, malaikat itu berkata, "Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau." Maria terkejut mendengar perkataan itu, lalu bertanya di dalam hatinya, apakah arti salam itu. Kata malaikat itu kepadanya, "Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah. Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya. Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya, dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan." Kata Maria kepada malaikat itu, "Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku tidak bersuami?" Jawab malaikat itu kepadanya, "Roh Kudus akan turun atasmu, dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah. Dan sesungguhnya, Elisabet, sanakmu itu, ia pun sedang mengandung seorang anak laki-laki pada hari tuanya, dan inilah bulan yang keenam bagi dia yang disebut mandul itu. Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil." Maka kata Maria, "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; terjadilah padaku menurut perkataanmu itu." Lalu malaikat itu meninggalkan dia.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
Maria, seorang gadis muda, diminta Tuhan lewat Malaikat Gabriel untuk menjadi ibu Tuhan. Maria menjadi bingung, karena ia belum menikah. Memang ia telah ditunangkan dengan Yusuf tetapi belum menikah, maka tidak mungkin menjadi ibu! Sedangkan kalau ia hamil dan belum menikah, maka ia dapat dituduh serong, sehingga dapat dihukum rajam sesuai adat Yahudi.
Maria bingung, Maria mengalami perang batin. Namun dalam situasi yang berat dan tidak jelas itu, Maria akhirnya mengatakan “Terjadilah kehendak-Mu dalam diriku.” Maria mendahulukan kehendak Tuhan dan menyingkirkan kehendaknya sendiri.
Maria memang seorang yang sungguh beriman besar pada Allah. Meski dalam situasi berat dan tidak jelas, ia tetap mendahulukan kehendak Tuhan. Ia percaya bahwa kehendak Tuhan itu yang terbaik dan patut diikuti. Dan mengatakan YA pada kehendak Tuhan, kita tahu bahwa hidup Maria bukannya lebih enak, tetapi mengalami banyak tantangan dan beban. Ia harus melahirkan Yesus di tempat yang tidak wajar, ia harus mengungsi ke Mesir karena bayi Yesus akan dibunuh oleh Herodes, ia mengalami mendidik Yesus tidak selalu mudah, dan bahkan akhirnya ia harus merasakan kepedihan waktu Yesus disalibkan dan ia berdiri di bawah salib Yesus itu.
Namun Maria menghayati itu semua sebagai konsekuensi mengiyakan kehendak Tuhan. Itulah risiko percaya dan menyerahkan hidup pada Allah sendiri. Maka, Maria rela dan damai melakukan itu semua. Itulah iman yang luar biasa!
Bagaimana dengan aku sendiri? Apakah aku juga mau mendahulukan kehendak Tuhan dalam hidupku, juga bila situasinya berat? Apakah aku berani mengatakan YA pada Tuhan meski itu berat dan menuntut pengurbanan? Apa yang sering membuat aku berat mengiyakan kehendak Tuhan dalam hidupku? Apa yang ingin aku lakukan untuk semakin rela menanggapi kehendak Tuhan? (PS) (KAN/Inspirasi Batin 2017)
Antifon Komuni (Yes 7:14)
Lihat, seorang perawan akan mengandung dan akan melahirkan seorang Putra. Dia akan diberi nama Imanuel.
Behold, a Virgin shall conceive and bear a son; and his name will be called Emmanuel.
Minggu, 24 Maret 2019 Hari Minggu Prapaskah III
Minggu, 24 Maret 2019
Hari Minggu Prapaskah III
Allah sangat menghargai pertobatan sehingga sekecil apa pun pertobatan di dunia, asalkan itu murni, menyebabkan Dia melupakan segala jenis dosa. (St. Fransiskus de Sales)
Antifon Pembuka (Bdk. Mzm 25:15-16)
Mataku tetap terarah kepada Tuhan, sebab Ia mengeluarkan kakiku dari jerat. Berpalinglah kepadaku dan kasihanilah aku, sebab sebatang kara dan celakalah aku.
Oculi mei semper ad Dominum, quia ipse evellet de laqueo pedes meos: respice in me, et miserere mei, quoniam unicus et pauper sum ego.
Hari Minggu Prapaskah III
Allah sangat menghargai pertobatan sehingga sekecil apa pun pertobatan di dunia, asalkan itu murni, menyebabkan Dia melupakan segala jenis dosa. (St. Fransiskus de Sales)
Antifon Pembuka (Bdk. Mzm 25:15-16)
Mataku tetap terarah kepada Tuhan, sebab Ia mengeluarkan kakiku dari jerat. Berpalinglah kepadaku dan kasihanilah aku, sebab sebatang kara dan celakalah aku.
Oculi mei semper ad Dominum, quia ipse evellet de laqueo pedes meos: respice in me, et miserere mei, quoniam unicus et pauper sum ego.
Doa Pembuka
Allah Bapa kami yang Maharahim, Engkau tahu apa yang ada dalam hati manusia. Engkau menyelami hati kami sedalam-dalamnya. Engkau tahu usaha-usaha dan kegagalan-kegagalan kami. Maka Engkaulah Allah yang benar-benar sabar. Kami mohon, buatlah kami percaya bahwa Engkau kuasa menghapus dosa-dosa kami dan curahkanlah kiranya Roh Kudus kepada kami. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Keluaran (3:1-8a.13-15)
Allah Bapa kami yang Maharahim, Engkau tahu apa yang ada dalam hati manusia. Engkau menyelami hati kami sedalam-dalamnya. Engkau tahu usaha-usaha dan kegagalan-kegagalan kami. Maka Engkaulah Allah yang benar-benar sabar. Kami mohon, buatlah kami percaya bahwa Engkau kuasa menghapus dosa-dosa kami dan curahkanlah kiranya Roh Kudus kepada kami. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Keluaran (3:1-8a.13-15)
"Allah telah mengutus aku kepadamu."
Di tanah Midian Musa biasa menggembalakan kambing domba Yitro, mertuanya, imam di Midian. Sekali peristiwa Musa menggiring kawanannya ke seberang padang gurun, dan tiba di gunung Allah, yakni Gunung Horeb. Lalu malaikat Tuhan menampakkan diri kepadanya dalam nyala api yang keluar dari semak duri. Musa melihat-lihat, dan tampaklah: Semak duri itu menyala, tetapi tidak dimakan api. Musa berkata, “Baiklah aku menyimpang ke sana, dan menyelidiki penglihatan yang hebat itu. Mengapa semak duri itu tidak terbakar?” Ketika dilihat Tuhan bahwa Musa menyimpang untuk memeriksanya, berserulah Allah dari tengah-tengah semak duri itu kepadanya, “Musa, Musa!” Musa menjawab, “Ya Allah!” Lalu Allah berfirman, “Janganlah mendekat! Tanggalkanlah kasut dari kakimu, sebab tempat dimana engkau berdiri itu adalah tanah kudus.” Allah berfirman lagi, “Akulah Allah ayahmu, Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub.” Musa lalu menutupi mukanya, sebab ia takut memandang Allah. Lalu Tuhan berfirman, “Aku telah memperhatikan dengan sungguh kesengsaraan umat-Ku di tanah Mesir, dan Aku telah mendengar seruan mereka yang disebabkan oleh pengerah-pengerah mereka. Ya, Aku mengetahui penderitaan mereka. Sebab itu Aku telah turun untuk melepaskan mereka dari tangan orang Mesir.” Ketika Allah mengutus Musa untuk membawa umat Israel keluar dari Mesir, Musa berkata kepada Allah, “Tetapi apabila aku menemui orang Israel, dan berkata kepada mereka, ‘Allah nenek moyangmu telah mengutus aku kepadamu’, dan mereka bertanya kepadaku, ‘Siapakah nama-Nya’, apakah yang harus kukatakan kepada mereka?” Firman Allah kepada Musa, “Aku adalah ‘Sang Aku’.” Lalu Allah melanjutkan, “Katakanlah kepada orang Israel itu, ‘Sang Aku’ telah mengutus aku kepadamu.” Firman Allah pula kepada Musa, “Katakanlah ini kepada orang Israel, ‘Tuhan, Allah nenek moyangmu, Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub, telah mengutus aku kepadamu’. Itulah nama-Ku untuk selama-lamanya, dan itulah sebutan-Ku turun temurun.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, la = d, 2/4, PS 814
Ref. Pada Tuhan ada kasih setia dan penebusan berlimpah.
Ayat. (Mzm 103:1-4.6-7.8.11)
1. Pujilah Tuhan, hai jiwaku! Pujilah nama-Nya yang kudus, hai segenap batinku! Pujilah Tuhan, hai jiwaku, janganlah lupa akan segala kebaikan-Nya.
2. Dialah yang mengampuni segala kesalahanmu, dan menyembuhkan segala penyakitmu! Dialah yang menebus hidupmu dari liang kubur, dan memahkotai engkau dengan kasih setia dan rahmat!
3. Tuhan menjalankan keadilan dan hukum bagi semua orang yang diperas. Ia telah memperkenalkan jalan-jalan-Nya kepada Musa, dan memaklumkan perbuatan-perbuatan-Nya kepada orang Israel.
4. Tuhan adalah pengasih dan penyayang, panjang sabar dan berlimpah kasih setia. Setinggi langit dari bumi, demikianlah besarnya kasih setia Tuhan atas orang-orang yang takwa kepada-Nya.
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus (10:1-6.10-12)
"Kehidupan bangsa Israel di padang gurun telah dituliskan untuk menjadi peringatan bagi kita."
Saudara-saudara, aku mau supaya kamu mengetahui, bahwa nenek moyang kita semua berada di bawah perlindungan awan dan bahwa mereka semua telah melintasi laut. Jadi untuk menjadi pengikut Musa mereka semua telah dibaptis dalam awan dan dalam laut. Mereka semua makan makanan rohani yang sama, dan minum minuman rohani yang sama, sebab mereka minum dari batu karang rohani yang mengikuti mereka, dan batu karang itu ialah Kristus. Tetapi, sungguh pun demikian, Allah tidak berkenan kepada sebagian terbesar dari mereka. Maka mereka ditewaskan di padang gurun. Semua itu telah terjadi sebagai contoh bagi kita; maksudnya untuk memperingatkan kita, supaya kita jangan menginginkan hal-hal yang jahat seperti yang telah mereka perbuat. Demikian pula, janganlah bersungut-sungut, seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga mereka dibinasakan oleh malaikat maut. Semua itu telah menimpa mereka sebagai contoh bagi kita; semua itu dituliskan untuk menjadi peringatan bagi kita yang hidup pada zaman akhir yang kini telah tiba. Sebab itu siapa yang menyangka bahwa dirinya teguh berdiri, hati-hatilah supaya jangan jatuh!
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal
Ayat. Bertobatlah, sabda Tuhan, karena Kerajaan Surga sudah dekat.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (13:1-9)
"Jikalau kamu semua tidak bertobat, kamu pun akan binasa dengan cara demikian."
Sekali peristiwa datanglah beberapa orang kepada Yesus dan membawa kabar tentang orang-orang Galilea, yang dibunuh Pilatus dan darahnya dicampurkan dengan darah kurban yang mereka persembahkan. Maka berkatalah Yesus kepada mereka, “Sangkamu orang-orang Galilea itu lebih besar dosanya daripada semua orang Galilea yang lain, karena mereka mengalami nasib demikian? Tidak, kata-Ku kepadamu. Tetapi jikalau kamu tidak bertobat, kamu semua pun akan binasa dengan cara demikian. Atau sangkamu kedelapan belas orang yang mati ditimpa menara dekat Siloam, lebih besar kesalahannya daripada semua orang lain yang diam di Yerusalem? Tidak, kata-Ku kepadamu. Tetapi jikalau kamu tidak bertobat, kamu semua pun akan binasa dengan cara demikian.” Kemudian Yesus mengatakan perumpamaan ini, “Ada seorang mempunyai sebatang pohon ara, yang tumbuh di kebun anggurnya. Ia datang mencari buah pada pohon itu, tetapi tidak menemukannya. Maka berkatalah ia kepada pengurus kebun anggur itu, ‘Sudah tiga tahun aku datang mencari buah pada pohon ara ini, namun tidak pernah menemukannya. Sebab itu tebanglah pohon ini! Untuk apa pohon ini hidup di tanah ini dengan percuma!’ Pengurus kebun itu menjawab, ‘Tuan, biarkanlah dia tumbuh selama setahun ini lagi. Aku akan mencangkul tanah sekelilingnya dan memberi pupuk kepadanya. Mungkin tahun depan akan berbuah. Jika tidak, tebanglah!’”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
SUNGGUH mengenaskan kematian saudara-saudara kami di Galilea. Sudah cara matinya tidak layak, darahnya dicampur pula dengan darah kurban persembahan. Apa salah dan dosa mereka sehingga kematian mereka sungguh mengenaskan? Demikian kira-kira pikiran yang ada dalam diri orang-orang yang datang kepada Yesus untuk melaporkan kematian orang-orang Galilea. Cara kematian seseorang dikaitkan langsung dengan dosa.. Semakin banyak dosa, semakin mengenaskan cara kematian seseorang. Karena itu tidak heran, sering kali beredar cerita-cerita seram yang mengiringi kematian seseorang yang dianggap penuh dosa selama hidupnya.
Yesus menolak cara pikir orang-orang yang datang kepada-Nya. Ia meminta pendengar-Nya untuk berpikir lebih dalam apa yang menyebabkan hidup manusia begitu mengenaskan. ”Sangkamu orangorang Galilea itu lebih besar dosanya daripada dosa semua orang Galilea yang lain, karena mereka mengalami nasib demikian? Tidak, kata-Ku kepadamu. Tetapi jikalau kamu tidak bertobat, kamu semua pun akan binasa dengan cara demikian," kata Yesus. Bagi Yesus, yang mengenaskan bukanlah bagaimana seseorang mengalami kematian yang menyedihkan, tetapi yang mengenaskan adalah orang yang tidak mau bertobat. Mengapa?
Orang yang tidak mau bertobat pada dasarnya adalah seperti orang yang tahu sedang mengalami kesulitan tetapi tidak mau keluar dari kesulitan tersebut. Jika ada pepatah, "Sudah jatuh tertimpa tangga," maka orang yang tidak bertobat sepertinya memang menikmati kejatuhan tersebut. Jika ada yang mau menolongnya, mungkin bukan ucapan terima kasih yang keluar dari mulutnya, tetapi kata-kata sinis dan penolakan. Ia tidak mau berkembang meski ada potensi dalam dirinya dan ada kesempatan untuk memulai hidup dengan lebih baik. Ia terluka tetapi tidak mau disembuhkan. la menderita tetapi lebih memilih hidup dalam penderitaan. Yesus menggambarkan situasi orang yang mengenaskan dengan mengatakan, ”Terang telah datang namun, manusia memilih kegelapan karena perbuatan-perbuatan mereka jahat” (Yoh 3:19). Bagaimana mungkin orang berada dalam gelap tetapi menolak terang yang datang kepadanya? Sungguh mengenaskan hidup yang demikian.
Sadar akan betapa tidak menyenangkan mengalami hidup yang mengenaskan, tentu membangkitkan dalam diri untuk tidak mengalaminya. Ya, siapa saja yang berakal sehat tentu tidak ingin mengalaminya. Tetapi, keinginan terkadang berbeda dengan kenyataan. Tahu dan sadar belum menjamin seseorang untuk tidak melakukannya. Kita melakukannya saat kita menunda-nuda waktu dan kesempatan untuk melakukan tobat dengan alasan masih ada waktu, masih ada kesempatan. Bukankah Allah selalu setia untuk menunggu dan membuka tangan-Nya untuk pertobatan kita?
Orang yang tidak mau bertobat pada dasarnya adalah seperti orang yang tahu sedang mengalami kesulitan tetapi tidak mau keluar dari kesulitan tersebut. Jika ada pepatah, "Sudah jatuh tertimpa tangga," maka orang yang tidak bertobat sepertinya memang menikmati kejatuhan tersebut. Jika ada yang mau menolongnya, mungkin bukan ucapan terima kasih yang keluar dari mulutnya, tetapi kata-kata sinis dan penolakan. Ia tidak mau berkembang meski ada potensi dalam dirinya dan ada kesempatan untuk memulai hidup dengan lebih baik. Ia terluka tetapi tidak mau disembuhkan. la menderita tetapi lebih memilih hidup dalam penderitaan. Yesus menggambarkan situasi orang yang mengenaskan dengan mengatakan, ”Terang telah datang namun, manusia memilih kegelapan karena perbuatan-perbuatan mereka jahat” (Yoh 3:19). Bagaimana mungkin orang berada dalam gelap tetapi menolak terang yang datang kepadanya? Sungguh mengenaskan hidup yang demikian.
Sadar akan betapa tidak menyenangkan mengalami hidup yang mengenaskan, tentu membangkitkan dalam diri untuk tidak mengalaminya. Ya, siapa saja yang berakal sehat tentu tidak ingin mengalaminya. Tetapi, keinginan terkadang berbeda dengan kenyataan. Tahu dan sadar belum menjamin seseorang untuk tidak melakukannya. Kita melakukannya saat kita menunda-nuda waktu dan kesempatan untuk melakukan tobat dengan alasan masih ada waktu, masih ada kesempatan. Bukankah Allah selalu setia untuk menunggu dan membuka tangan-Nya untuk pertobatan kita?
Memang benar Allah setia untuk menunggu pertobatan kita seperti kata pengurus kebun dalam perumpamaan yang diberikan Yesus, "Tuan, biarkanlah dia tumbuh selama setahun lagi. Aku akan mencangkul tanah sekelilingnya dan memberi pupuk kepadanya. Mungkin tahun depan akan berbuah." Akan tetapi, bukankah menunda-nunda itu sendiri sesungguhnya adalah tanda-tanda bahwa kita sudah memutuskan untuk hidup dalam situasi yang mengenaskan?
Menunda-nuda itu kadang memang nikmat, tetapi sesungguhnya memasukkan dirinya dalam situasi mengenaskan. (Rm. Barnabas Krispinus Ginting, O.Carm)
LAMPIRAN BACAAN UNTUK TAHUN A:
Bacaan dari Kitab Keluaran (17:3-7)
"Berikanlah air kepada kami, supaya kami dapat minum."
Sekali peristiwa, setelah bangsa Israel melewati padang gurun Sin, dan berkemah di Rafidim, kehausanlah mereka di sana. Maka bersungut-sungutlah bangsa itu kepada Musa dan berkata, “Mengapa pula engkau memimpin kami keluar dari Mesir untuk membunuh kami, anak-anak dan ternak kami dengan kehausan?” Lalu berseru-serulah Musa kepada Tuhan, katanya, “Apakah yang akan kulakukan kepada bangsa ini? Sebentar lagi mereka akan melempari aku dengan batu!” Maka berfirmanlah Tuhan kepada Musa, “Berjalanlah di depan bangsa itu, dan bawalah serta beberapa orang dari antara para tua-tua Israel; bawalah juga tongkatmu yang kaupakai memukul Sungai Nil, dan pergilah. Maka Aku akan berdiri di depanmu di atas gunung batu di Horeb; pukullah gunung batu itu, dan dari dalamnya akan keluar air, sehingga bangsa itu dapat minum. Demikianlah diperbuat Musa di depan mata tua-tua Israel. Maka dinamailah tempat itu Masa dan Meriba, oleh karena orang Israel telah bertengkar, dan oleh karena mereka telah mencobai Tuhan dengan mengatakan, “Adakah Tuhan di tengah-tengah kita atau tidak?”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = es, 4/4, PS 854
Ref. Singkirkanlah penghalang Sabda-Mu, cairkanlah hatiku yang beku, dan bimbinglah kami di jalan-Mu.
Ayat. (Mzm 95:1-2,6-7,8-9)
1. Marilah kita bernyanyi-nyanyi bagi Tuhan bersorak-sorai bagi Gunung Batu keselamatan kita. Biarlah kita menghadap wajah-Nya dengan lagu syukur, bersorak-sorailah bagi-Nya dengan nyanyian mazmur.
2. Masuklah, mari kita sujud menyembah, berlutut di hadapan Tuhan yang menjadikan kita. Sebab Dialah Allah kita; kita ini umat gembalaan-Nya serta kawanan domba-Nya.
3. Pada hari ini, kalau kamu mendengar suara-Nya, janganlah bertegar hati seperti di Meriba, seperti waktu berada di Masa di padang gurun, ketika nenek moyangmu mencobai dan menguji Aku, padahal mereka melihat perbuatan-Ku.
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Roma (5:1-2.5-8)
"Kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita."
Saudara-saudara, kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus. Oleh Dia kita juga beroleh jalan masuk ke dalam kasih karunia Allah. Di dalam kasih karunia itu kita berdiri dan bermegah dalam pengharapan akan menerima kemuliaan Allah. Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita. Karena waktu kita masih lemah, Kristus telah mati untuk kita orang-orang durhaka pada waktu yang ditentukan oleh Allah. Sebab tidak mudah seorang mau mati untuk orang yang benar tetapi mungkin untuk orang yang baik ada orang yang berani mati. Tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. (Yoh 4:42.15)
Tuhan, Engkau benar-benar Juruselamat dunia. Berilah aku air hidup, supaya aku tidak haus lagi.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (4:5-42) (Singkat: 4:5-15,19b-26,39a,40-42)
"Mata air yang memancar sampai ke hidup yang kekal."
Sekali peristiwa sampailah Yesus ke sebuah kota di Samaria, yang bernama
Sikhar, dekat tanah yang dahulu diberikan Yakub kepada anaknya, Yusuf.
Di situ terdapat sumur Yakub. Yesus sangat letih oleh perjalanan, karena
itu Ia duduk di pinggir sumur itu. Hari kira-kira pukul dua belas. Maka
datanglah perempuan Samaria hendak menimba air. Kata Yesus kepadanya,
“Berilah Aku minum!” Sebab murid-murid Yesus telah pergi membeli
makanan. Maka kata perempuan Samaria itu kepada-Nya, “Masakan Engkau,
seorang Yahudi, minta minum kepadaku, seorang Samaria?” Maklumlah orang
Yahudi tidak bergaul dengan orang Samaria. Jawab Yesus kepadanya,
“Jikalau engkau tahu tentang karunia Allah dan siapa Dia yang berkata
kepadamu ‘Berilah Aku minum’, niscaya engkau telah meminta kepada-Nya,
dan Ia telah memberikan kepadamu air hidup.” Kata perempuan itu
kepada-Nya, “Tuhan, Engkau tidak punya timba dan sumur ini amat dalam;
dari manakah Engkau memperoleh air hidup itu? Adakah Engkau lebih besar
daripada bapa kami Yakub, yang memberikan sumur ini kepada kami dan ia
sendiri telah minum dari dalamnya, ia beserta anak-anak dan ternaknya?”
Jawab Yesus kepadanya, “Barangsiapa minum air ini, ia akan haus lagi!”
Tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya ia tidak akan
haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya
akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus menerus memancar
sampai ke hidup yang kekal.” Kata perempuan itu kepada-Nya, “Tuhan,
berilah aku air itu, supaya aku tidak haus, dan tidak usah datang lagi
ke sini untuk menimba.” Kata Yesus kepadanya, “Pergilah, panggillah
suamimu dan datanglah ke sini.” Kata perempuan itu, “Aku tidak mempunyai
suami.” Kata Yesus kepadanya, “Tepat katamu bahwa engkau tidak
mempunyai suami, sebab engkau sudah mempunyai lima suami, dan yang
sekarang ada padamu pun bukanlah suamimu. Dalam hal ini engkau berkata
benar.” Kata perempuan itu kepada Yesus, “Tuhan, nyata sekarang padaku,
bahwa Engkau seorang nabi. Nenek moyang kami menyembah di atas gunung
ini, tetapi kamu katakan, bahwa Yerusalemlah tempat orang menyembah.”
Kata Yesus kepadanya, “Percayalah kepada-Ku, hai perempuan, saatnya akan
tiba bahwa kamu akan menyembah Bapa bukan di gunung ini dan bukan juga
di Yerusalem. Kamu menyembah apa yang tidak kamu kenal, tetapi kami
menyembah yang kami kenal, sebab keselamatan datang dari bangsa Yahudi.
Tetapi saatnya akan datang, dan sudah tiba sekarang, bahwa para
penyembah yang benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran, sebab
Bapa menghendaki penyembah-penyembah yang demikian. Allah itu Roh, dan
barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam Roh dan kebenaran.”
Jawab perempuan itu, “Aku tahu, bahwa Mesias yang disebut juga Kristus
akan datang; apabila datang, Ia akan memberitakan segala sesuatu kepada
kami.” Kata Yesus kepadanya, “Akulah Dia, yang sedang bercakap-cakap
dengan engkau!” Pada waktu itu datanglah murid-murid Yesus, dan mereka
heran bahwa Yesus sedang bercakap-cakap dengan seorang perempuan. Tetapi
tidak seorang pun berkata, “Apa yang Engkau kehendaki?” Atau: “Apa yang
Engkau percakapkan dengan dia?” Sementara itu perempuan tadi
meninggalkan tempayannya di situ, lalu pergi ke kota dan berkata kepada
orang-orang yang di situ. Mari lihat! Di sana ada seorang yang
mengatakan kepadaku segala sesuatu yang telah kuperbuat. Mungkinkah Dia
itu Kristus?” Maka mereka pun meninggalkan kota, lalu datang kepada
Yesus. Sementara itu murid-murid mengajak Yesus, katanya, “Rabi,
makanlah!” Akan tetapi Yesus berkata kepada mereka, “Pada-Ku ada makanan
yang tidak kamu kenal.” Maka murid-murid itu berkata seorang kepada
yang lain, “Adakah orang yang telah membawa sesuatu kepada-Nya untuk
dimakan?” Kata Yesus kepada mereka, “Makanan-Ku ialah melakukan kehendak
Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya. Bukankah kamu
mengatakan “Empat bulan lagi tibalah musim menuai?” Tetapi Aku berkata
kepadamu: Lihatlah sekelilingmu, dan pandanglah ladang-ladang yang sudah
menguning dan matang untuk dituai. Sekarang juga penuai telah menerima
upahnya, dan ia mengumpulkan buah untuk hidup yang kekal, sehingga
penabur dan penuai sama-sama bersukacita. Sebab dalam hal ini benarlah
peribahasa ‘Yang seorang menabur dan yang lain menuai’. Aku mengutus
kamu untuk menuai apa yang tidak kamu usahakan. Orang-orang lain
berusaha, dan kamu datang memetik hasil usaha mereka.” Banyak orang
Samaria dari kota itu telah menjadi percaya kepada Yesus karena
perkataan perempuan itu, yang bersaksi, “Ia mengatakan kepadaku segala
sesuatu yang telah kuperbuat.” Ketika orang-orang Samaria itu sampai
kepada Yesus, mereka meminta kepada-Nya, supaya Yesus tinggal pada
mereka, dan Yesus pun tinggal di situ dua hari lamanya. Dan lebih banyak
lagi orang yang menjadi percaya karena perkataan Yesus, dan mereka
berkata kepada perempuan itu, “Kami percaya, tetapi bukan lagi karena
apa yang kaukatakan, sebab kami sendiri telah mendengar Dia dan kami
tahu, bahwa Dia benar-benar Juruselamat dunia.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
Paus Benediktus XVI dalam pesan surat gembala Prapaskah kepausan 2011 menuliskan “Hari Minggu Ketiga menampilkan bagi kita di dalam liturginya Yesus yang mengajukan permintaan kepada Wanita Samaria: “Berilah Aku minum” (Yoh, 4:7). Sabda Tuhan itu mengungkapkan bela-rasa Allah terhadap manusia, baik laki-laki maupun perempuan, dan mampu membangkitkan di dalam hati kita kerinduan akan anugerah “mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal” (Yoh. 4:14). Inilah anugerah Roh Kudus yang akan mengubah orang-orang kristiani menjadi “penyembah-penyembah yang sejati”, yang mampu berdoa kepada Bapa “dalam roh dan kebenaran” (Yoh. 4:23). Hanya air inilah yang mampu memadamkan kehausan kita akan kebaikan, kebenaran dan keindahan, Hanya air inilah, yang dianugerahkan Putra kepada kita, dapat menyirami gurun gersang jiwa kita “yang tidak akan bisa tenang sebelum menemukan Allah”, sebagaimana kata-kata kesohor St. Agustinus itu mengungkapkannya.” Mari, kita bersama-sama menimba Sabda Allah bersama-sama, sehingga kita dapat disegarkan kembali oleh Air Kehidupan dan minum tanpa henti dari Sumber Air Kehidupan.
Air hidup adalah rahmat Allah, terutama adalah rahmat pengudusan (sanctifying grace) atau juga Roh Kudus atau juga Kristus sendiri. Kita mengingat apa yang dikatakan oleh Yesus bahwa barangsiapa yang haus, baiklah ia datang kepada Yesus dan minum. Dan barang siapa percaya kepada Yesus, maka dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup (lih. Yoh 7:37-38). Aliran air ini adalah Roh Kudus, yang tercurah kepada umat Allah setelah Yesus menderita, wafat, bangkit dan naik ke Sorga (misteri Paskah). Bagaimana umat Allah dapat menerima aliran Air Hidup ini? Katekismus Gereja Katolik (KGK, 694) menuliskan:
Air. Dalam upacara Pembaptisan air adalah lambang tindakan Roh Kudus, karena sesudah menyerukan Roh Kudus, air menjadi tanda sakramental yang berdaya guna bagi kelahiran kembali. Seperti pada kelahiran kita yang pertama kita tumbuh dalam air ketuban, maka air Pembaptisan adalah tanda bahwa kelahiran kita untuk kehidupan ilahi, dianugerahkan kepada kita dalam Roh Kudus. “Dibaptis dalam satu Roh”, kita juga “diberi minum dari satu Roh” (1 Kor 12:13). Jadi Roh dalam pribadi-Nya adalah air yang menghidupkan, yang mengalir (Bdk. Yob 19:34; 1 Yoh 5:8.) dari Kristus yang disalibkan dan yang memberi kita kehidupan abadi (Bdk. Yoh 4:10-14; 7:38; Kel 17:1-6; Yes 55:1; Za 14:8; 1 Kor 10:4; Why 21:6; 22:17.) (renunganpagi)
Seri Liturgi: MENGENAL BENTUK MISA (Bagian I)
KATKIT (Katekese Sedikit) No. 208
Seri Liturgi
MENGENAL BENTUK MISA
Bagian I
Syalom aleikhem.
Sama-sama air bisa beda wujudnya: cair, padat, gas. Air minum bentuknya cair, es berbentuk padat, uap itu gas. Semuanya adalah air. Ini gambaran. Sama-sama Kurban Misa bisa beda “wujud”-nya, beda bentuknya. Berikut ini beberapa bentuk Misa: (1) Misa Umat, (2) Misa Konselebrasi, (3) Misa Dengan Satu Pelayan.
Misa yang dirayakan dengan partisipasi umat beriman, inilah Misa Umat. Mudahnya membayangkan, itu Misa yang umum dirayakan di paroki dan stasi, entah Misa harian, entah Misa Minggu. Selalu ada banyak umat dalam Kurban Misa semacam itu. Itulah Misa Umat. Ada dua jenis Misa Umat: (a) Misa Umat Tanpa Diakon, (b) Misa Umat Dengan Diakon. Umumnya jenis (a) inilah yang biasa kita rayakan. Jarang ada diakon, hanya ada imam saja memimpin tanpa didampingi diakon.
Misa Konselebrasi adalah Misa yang dirayakan oleh dua atau lebih imam. Kalau ada dua atau lebih uskup, juga disebut konselebrasi. (Catatan: Uskup itu imam [sacerdos, bukan dalam arti presbyter] juga ketika memimpin Misa sebab dalam diri uskup ada kepenuhan imamat.) Kalau kau pernah lihat ada dua imam atau lebih saat Misa di paroki, itulah Misa Konselebrasi.
Ketiga, Misa Dengan Satu Pelayan adalah Misa yang dirayakan seorang imam dan satu orang umat, yaitu satu pelayan yang melaksanakan aneka pelayanan sekaligus (lektor, akolit, dsb).
Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring
Sabtu, 23 Maret 2019 Hari Biasa Pekan II Prapaskah
Sabtu, 23 Maret 2019
Hari Biasa Pekan II Prapaskah
“Di mana hati orang, di sana hartanya juga, sebab Tuhan tidak biasa menolak orang mohon pemberian baik.” (St. Ambrosius)
Antifon Pembuka (Mzm 145(144):8-9)
Tuhan pengasih dan penyayang, sabar dan lembut hati. Tuhan pemurah bagi semua orang, penuh kasih sayang akan ciptaan-Nya.
The Lord is kind and full of compassion, slow to anger, abounding in mercy. How good is the Lord to all, compassionate to all his creatures.
Doa Pembuka
Hari Biasa Pekan II Prapaskah
“Di mana hati orang, di sana hartanya juga, sebab Tuhan tidak biasa menolak orang mohon pemberian baik.” (St. Ambrosius)
Antifon Pembuka (Mzm 145(144):8-9)
Tuhan pengasih dan penyayang, sabar dan lembut hati. Tuhan pemurah bagi semua orang, penuh kasih sayang akan ciptaan-Nya.
The Lord is kind and full of compassion, slow to anger, abounding in mercy. How good is the Lord to all, compassionate to all his creatures.
Doa Pembuka
Allah Bapa kami sumber cahaya mulia, di dunia ini kami sudah Kauperkenankan mencicipi hidup surgawi. Semoga terang-Mu membimbing kami seumur hidup hingga akhirnya kami memasuki cahaya-Mu yang abadi. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Nubuat Mikha (7:14-15.18-20)
"Semoga Tuhan melemparkan segala dosa kita ke dalam tubir-tubir laut."
Nabi berkata, “Ya Tuhan, dengan tongkat-Mu gembalakanlah umat-Mu, kambing domba milik-Mu sendiri. Mereka terpencil, mendiami rimba di tengah-tengah kebun buah-buahan. Biarlah mereka merumput di Basyan dan Gilead seperti pada zaman dahulu kala. Perlihatkanlah kepada kami tindakan-tindakan ajaib seperti pada waktu Engkau keluar dari Mesir. Adakah Allah lain seperti Engkau, yang mengampuni dosa-dosa dan memaafkan pelanggaran yang dilakukan oleh sisa-sisa milik-Nya sendiri, yang tidak murka untuk selama-lamanya, melainkan berkenan pada kasih setia? Biarlah Ia kembali menyayangi kita, menghapuskan kesalahan-kesalahan kita dan melemparkan segala dosa kita ke dalam tubir-tubir laut. Kiranya Engkau menunjukkan setia-Mu kepada Yakub dan kasih-Mu kepada Abraham sebagaimana telah Kaujanjikan dengan sumpah kepada nenek moyang kami sejak zaman purbakala!”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = a, 4/4, PS 823
Ref. Pujilah, puji Allah, Tuhan yang maharahim.
Atau Tuhan adalah penyayang dan pengasih.
Ayat. (Mzm 103:1-2.3-4.9-10.11-12; Ul: 8a)
1. Pujilah Tuhan, hai jiwaku! Pujilah nama-Nya yang kudus, hai segenap batinku! Pujilah Tuhan, hai jiwaku, janganlah lupa akan segala kebaikan-Nya!
2. Dialah yang mengampuni segala kesalahanmu, dan menyembuhkan segala penyakitmu! Dialah yang menebus hidupmu dari liang kubur, dan memahkotai engkau dengan kasih setia dan rahmat!
3. Tidak terus-menerus Ia murka, dan tidak untuk selama-lamanya Ia mendendam. Tidak pernah Ia memperlakukan kita setimpal dengan dosa kita, atau membalas kita setimpal dengan kesalahan kita.
4. Setinggi langit dari bumi, demikianlah besarnya kasih setia Tuhan atas orang-orang yang takwa kepada-Nya! Sejauh timur dari barat, demikianlah pelanggaran-pelanggaran kita dibuang-Nya.
Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal
Ayat. (Luk 15:18)
Aku akan bangkit dan pergi kepada bapaku dan berkata kepadanya, "Bapa, aku telah berdosa terhadap surga dan terhadap Bapa".
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (15:1-3.11-32)
"Saudaramu telah mati dan kini hidup kembali."
Para pemungut cukai dan orang-orang berdosa biasa datang kepada Yesus
untuk mendengarkan Dia. Maka bersungut-sungutlah orang-orang Farisi dan
ahli-ahli Taurat, katanya, “Ia menerima orang-orang berdosa dan makan
bersama-sama dengan mereka.” Maka Yesus menyampaikan perumpamaan ini
kepada mereka. “Ada seorang mempunyai dua anak laki-laki. Kata yang
bungsu kepada ayahnya, ‘Bapa, berikanlah kepadaku bagian harta milik
kita yang menjadi hakku.’ Lalu ayahnya membagi-bagikan harta kekayaan
itu di antara mereka. Beberapa hari kemudian anak bungsu itu menjual
seluruh bagiannya itu, lalu pergi ke negeri yang jauh. Di sana ia
memboroskan harta miliknya itu dengan hidup berfoya-foya. Setelah
dihabiskan harta miliknya, timbullah bencana kelaparan di negeri itu,
dan ia pun mulai melarat. Lalu ia pergi dan bekerja pada seorang majikan
di negeri itu. Orang itu menyuruhnya ke ladang untuk menjaga babi. Lalu
ia ingin mengisi perutnya dengan ampas yang menjadi makanan babi itu,
tetapi tidak seorang pun yang memberikannya kepadanya. Lalu ia menyadari
keadaannya, katanya: ‘Betapa banyak orang upahan bapaku yang
berlimpah-limpah makanannya, tetapi aku di sini mati kelaparan. Aku akan
bangkit dan pergi kepada bapaku dan berkata kepadanya: Bapa, aku telah
berdosa terhadap surga dan terhadap Bapa; aku tidak layak lagi disebut
anak Bapa; jadikanlah aku sebagai salah seorang upahan Bapa.’ Maka
bangkitlah ia dan pergi kepada bapanya. Ketika ia masih jauh, ayahnya
telah melihat dia, lalu tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ayah itu
berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia. Kata anak itu
kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap surga dan terhadap Bapa, aku
tidak layak lagi disebut anak Bapa. Tetapi ayah itu berkata kepada
hamba-hambanya, “Lekaslah bawa kemari jubah yang terbaik, dan
pakaikanlah kepadanya; kenakanlah cincin pada jarinya, dan sepatu pada
kakinya. Dan ambillah anak lembu tambun itu, sembelihlah dia dan marilah
kita makan dan bersukacita. Sebab anakku ini telah mati dan menjadi
hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali.’ Maka mulailah
mereka bersukaria. Tetapi anaknya yang sulung sedang berada di ladang.
Ketika ia pulang dan dekat ke rumah, ia mendengar bunyi seruing dan
nyanyian tari-tarian. Lalu ia memanggil salah seorang hamba dan bertanya
kepadanya apa arti semua itu. Jawab hamba itu, ‘Adikmu telah kembali,
dan ayahmu telah menyembelih anak lembu tambun, karena ia mendapatkan
kembali anak itu dengan selamat’. Maka marahlah anak sulung itu dan ia
tidak mau masuk. Lalu ayahnya keluar dan berbicara dengan dia. Tetapi ia
menjawab ayahnya, katanya, ‘Telah bertahun-tahun aku melayani Bapa, dan
belum pernah aku melanggar perintah Bapa, tetapi kepadaku belum pernah
Bapa memberikan seekor anak kambing pun untuk bersukacita dengan
sahabat-sahabatku. Tetapi baru saja datang anak Bapa yang telah
memboroskan harta kekayaan Bapa bersama dengan pelacur-pelacur, maka
Bapa menyembelih anak lembu tambun itu untuk dia.’ Kata ayahnya
kepadanya, ‘Anakku, engkau selalu bersama-sama dengan aku, dan segala
kepunyaanku adalah kepunyaanmu. Kita patut bersukacita dan bergembira
karena adikmu telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan
didapat kembali’.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.
Renungan
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.
Renungan
Banyak orang mengira bahwa Tuhan itu
pribadi yang suka mengingat-ingat dosa manusia, mengadili dan menghukum
pendosa. Hal ini yang membuat orang enggan datang kepada Tuhan dan mohon
ampun kepada-nya karena merasa tidak ada gunanya. Tuhan tidak akan
mengampuni dosanya yang banyak itu. Ini yang membuat para pendosa merasa
putus asa karena peluang untuk bertobat tertutup baginya.
Apakah Tuhan seperti itu? Ternyata
tidak demikian. Dalam Injil mengenai Bapa yang berbelas kasih, Allah
digambarkan sebagai Bapa yang menerima kembali secara penuh anaknya yang
pergi menghambur-hamburkan harta miliknya untuk berfoya-foya. Ketika
didapati anaknya yang bungsu pulang karena hartanya telah habis, Ia
tidak memarahi, menghukum, menuntut apa pun dan tidak mengungkit-ungkit
kesalahannya. Ia malahan merangkul dan menciumnya. Ketika anaknya
menyatakan penyesalan dan ketidaklayakannya sebagai anaknya, Bapa
tersebut tidak mau mempedulikan kata-kata anak bungsunya. Sebaliknya, Ia
malah menyuruh hambanya untuk menyiapkan jubah terbaik, cincin dan
sepatu untuk dikenakan pada kakinya. Setelah itu Ia menyuruh hambanya
untuk menyembelih lembu tambun untuk menyambut kedatangan anaknya itu,
karena anaknya itu telah mati dan menjadi hidup kembali. Ia telah hilang
dan didapat kembali.
Hal ini menandakan bahwa Tuhan mau
menerima orang berdosa secara tulus, penuh dan tanpa syarat apa pun. Ia
juga tidak pernah mengingat-ingat kesalahan orang yang sudah
diampuni-Nya. Bagi Tuhan, yang sudah ya sudah. Yang penting memulai
kehidupan yang baru.
Oleh karena itu, kita tidak perlu
takut untuk datang kepada Tuhan dan mengakui dosa kita dengan rendah
hati. Kalau kita sungguh menyesal atas segala dosa kita dan mohon ampun
atas dosa-dosa kita, Tuhan akan mengampuni dosa-dosa kita itu. Ia akan
menerima kita kembali sebagai anak-Nya.
Kalau Tuhan begitu berbelas kasih
kepada kita orang berdosa, kita hendaknya bersikap demikian juga kepada
orang lain. Kita tidak mengingat-ingat kesalahannya melainkan mau
mengampuni dan memberinya kesempatan untuk bertobat. Hanya dengan
demikian, kita dapat menjadi saluran berkat kasih Tuhan bagi sesama yang
berdosa.
Antifon Komuni (Luk 15:32)
Kamu patut bersukacita dan bergembira karena adikmu telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali.
You must rejoice, my son, for your brother was dead and has come to life; he was lost and is found.
CAFE ROHANI
Antifon Komuni (Luk 15:32)
Kamu patut bersukacita dan bergembira karena adikmu telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali.
You must rejoice, my son, for your brother was dead and has come to life; he was lost and is found.
CAFE ROHANI
Seri Katekismus: GELAR & LAMBANG ROH KUDUS
KATKIT (Katekese Sedikit) No. 207
Seri Katekismus
GELAR & LAMBANG ROH KUDUS
Syalom aleikhem.
Agar dapat berhubungan dengan Sang Kristus, orang harus disentuh lebih dulu oleh Roh Kudus. Ketika disentuh oleh Roh Kudus, orang dibangkitkan imannya.
Roh Kudus punya beberapa gelar: Parakletos, Roh yang dijanjikan, Roh yang menjadikan kamu anak Allah, Roh Kristus, Roh Tuhan, Roh Allah, Roh kemuliaan, Roh kebenaran. Parakletos itu bahasa Yunani, Latinnya advocatus yang artinya ‘dipanggil mendampingi’. Parakletos biasa diterjemahkan “penghibur” atau “penolong”. Harap ingat, Penolong pertama adalah Tuhan Yesus. Karena itu, Tuhan Yesus berkata bahwa Beliau akan mengutus “Penolong yang lain”. Itulah Roh Kudus.
Berikut ini beberapa lambang Roh Kudus: air, urapan, api, awan dan sinar, meterai, tangan, jari, merpati.
Dalam Sakramen Baptis, air adalah lambang tindakan Roh Kudus. Seperti pada kelahiran jasmani kita butuh air ketuban, pada kelahiran rohani kita butuh Roh Kudus yang bagai air yang menghidupkan.
Urapan dengan minyak, dalam Sakramen Penguatan, adalah lambang Roh Kudus. Dalam Gereja-Gereja Timur, sakramen ini dinamakan khrismation. Perhatikan betapa jelasnya. Khrismation yang artinya ‘pengurapan’ terkait erat dengan kata Khristos (‘Kristus’) yang artinya “yang diurapi”.
Api melambangkan daya perubahan yang dilakukan Roh Kudus.
Dalam lidah-lidah api, Roh Kudus turun atas Para Rasul. Mereka semua diubah dari takut menjadi berani mewartakan kebangkitan Kristus kepada orang banyak. Dalam tradisi kerohanian, lambang api untuk Roh Kudus paling berkesan, sampai-sampai ada ungkapan “jangan padamkan Roh”.
Dalam Perjanjian Lama, awan (yang gelap maupun yang cerah) menyatakan kehadiran Allah; awan menyelubungi kemuliaan-Nya yang adikorati. Waktu Kristus bersama tiga murid berada di atas gunung, muncul awan menaungi mereka. Awan juga yang membuat Kristus hilang dari pandangan para murid pada peristiwa kenaikan-Nya ke surga. Demikian juga kelak pada akhir zaman. Awan dan sinar – keduanya berkaitan – melambangkan hadirat Roh Kudus.
Meterai adalah cap, tanda. Lambang ini terkait erat dengan Sakramen Baptis, Penguatan, dan Tahbisan sebagai sakramen-sakramen yang tak terhapuskan. Tanda yang diberikan Roh Kudus bersifat kekal.
Penumpangan tangan merupakan lambang pencurahan Roh Kudus. Gereja Kristus sampai hari ini mempertahankannya. Lambang (penumpangan) tangan dekat dengan lambang jari.
Lambang yang sangat popular untuk Roh Kudus adalah merpati. Pada akhir air bah, Nuh menerbangkan merpati. Pada saat Kristus selesai dibaptis, Roh Kudus dalam rupa merpati turun ke atas-Nya.
** Ringkasan atas Katekismus Gereja Katolik (KGK) No. 683 – 701
Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring
Seri Katekismus
GELAR & LAMBANG ROH KUDUS
Syalom aleikhem.
Agar dapat berhubungan dengan Sang Kristus, orang harus disentuh lebih dulu oleh Roh Kudus. Ketika disentuh oleh Roh Kudus, orang dibangkitkan imannya.
Roh Kudus punya beberapa gelar: Parakletos, Roh yang dijanjikan, Roh yang menjadikan kamu anak Allah, Roh Kristus, Roh Tuhan, Roh Allah, Roh kemuliaan, Roh kebenaran. Parakletos itu bahasa Yunani, Latinnya advocatus yang artinya ‘dipanggil mendampingi’. Parakletos biasa diterjemahkan “penghibur” atau “penolong”. Harap ingat, Penolong pertama adalah Tuhan Yesus. Karena itu, Tuhan Yesus berkata bahwa Beliau akan mengutus “Penolong yang lain”. Itulah Roh Kudus.
Berikut ini beberapa lambang Roh Kudus: air, urapan, api, awan dan sinar, meterai, tangan, jari, merpati.
Dalam Sakramen Baptis, air adalah lambang tindakan Roh Kudus. Seperti pada kelahiran jasmani kita butuh air ketuban, pada kelahiran rohani kita butuh Roh Kudus yang bagai air yang menghidupkan.
Urapan dengan minyak, dalam Sakramen Penguatan, adalah lambang Roh Kudus. Dalam Gereja-Gereja Timur, sakramen ini dinamakan khrismation. Perhatikan betapa jelasnya. Khrismation yang artinya ‘pengurapan’ terkait erat dengan kata Khristos (‘Kristus’) yang artinya “yang diurapi”.
Api melambangkan daya perubahan yang dilakukan Roh Kudus.
Dalam lidah-lidah api, Roh Kudus turun atas Para Rasul. Mereka semua diubah dari takut menjadi berani mewartakan kebangkitan Kristus kepada orang banyak. Dalam tradisi kerohanian, lambang api untuk Roh Kudus paling berkesan, sampai-sampai ada ungkapan “jangan padamkan Roh”.
Dalam Perjanjian Lama, awan (yang gelap maupun yang cerah) menyatakan kehadiran Allah; awan menyelubungi kemuliaan-Nya yang adikorati. Waktu Kristus bersama tiga murid berada di atas gunung, muncul awan menaungi mereka. Awan juga yang membuat Kristus hilang dari pandangan para murid pada peristiwa kenaikan-Nya ke surga. Demikian juga kelak pada akhir zaman. Awan dan sinar – keduanya berkaitan – melambangkan hadirat Roh Kudus.
Meterai adalah cap, tanda. Lambang ini terkait erat dengan Sakramen Baptis, Penguatan, dan Tahbisan sebagai sakramen-sakramen yang tak terhapuskan. Tanda yang diberikan Roh Kudus bersifat kekal.
Penumpangan tangan merupakan lambang pencurahan Roh Kudus. Gereja Kristus sampai hari ini mempertahankannya. Lambang (penumpangan) tangan dekat dengan lambang jari.
Lambang yang sangat popular untuk Roh Kudus adalah merpati. Pada akhir air bah, Nuh menerbangkan merpati. Pada saat Kristus selesai dibaptis, Roh Kudus dalam rupa merpati turun ke atas-Nya.
** Ringkasan atas Katekismus Gereja Katolik (KGK) No. 683 – 701
Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring
Langganan:
Postingan (Atom)
terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati