Rabu, 24 April 2019
Hari Rabu dalam Oktaf Paskah
“Misteri Paskah salib dan kebangkitan Kristus adalah jantung warta gembira.” – Katekismus Gereja Katolik, No. 571
Antifon Pembuka (Bdk. Mat 25:34)
Marilah, hai kamu yang diberkati Bapa-Ku. Terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan, alleluya.
Come, you blessed of my Father; receive the kingdom prepared for you from the foundation of the world, alleluia.
Selama Oktaf Paskah Madah Kemuliaan diucapkan atau dinyanyikan.
Doa Pembuka
Allah Bapa sumber sukacita kami, setiap tahun Engkau menggembirakan kami
dengan perayaan Kebangkitan Kristus. Semoga perayaan yang kami
langsungkan ini membimbing kami menuju sukacita abadi. Dengan
pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan
Dikau dalam persatuan Roh Kudus hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang
segala masa. Amin.
Bacaan dari Kisah Para Rasul (3:1-10)
"Apa yang kupunyai, kuberikan kepadamu: Dalam nama Yesus Kristus, berjalanlah!"
Pada suatu hari menjelang waktu sembahyang, yaitu pukul tiga petang,
naiklah Petrus dan Yohanes ke Bait Allah. Di situ ada seorang laki-laki
yang lumpuh sejak lahirnya sehingga ia harus diusung. Tiap-tiap hari
orang itu diletakkan dekat pintu gerbang Bait Allah, yang bernama
Gerbang Indah, untuk meminta sedekah kepada orang yang masuk ke dalam
Bait Allah. Ketika orang itu melihat, bahwa Petrus dan Yohanes hendak
masuk ke Bait Allah, ia meminta sedekah. Mereka menatap dia dan Petrus
berkata, “Lihatlah kepada kami.” Lalu orang itu menatap mereka dengan
harapan akan mendapat sesuatu dari mereka. Tetapi Petrus berkata, “Emas
dan perak tidak ada padaku! Tetapi apa yang kupunyai, kuberikan
kepadamu: Demi nama Yesus Kristus, orang Nazaret itu, berjalanlah!” Lalu
Petrus memegang tangan kanan orang itu dan membantu dia berdiri.
Seketika itu juga kuatlah kaki dan mata kaki orang itu. Ia melonjak
berdiri lalu berjalan kian kemari dan mengikuti Petrus dan Yohanes ke
dalam Bait Allah; ia berjalan dan melompat-lompat serta memuji Allah.
Ketika seluruh rakyat melihat dia berjalan sambil memuji Allah, mereka
mengenali dia sebagai orang yang biasanya duduk meminta sedekah di
Gerbang Indah Bait Allah. Maka mereka takjub dan tercengang tentang apa
yang telah terjadi padanya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Biarlah bersukahati orang-orang yang mencari Tuhan.
Ayat. (Mzm 105:1-2.3-4.6-7.8-9; Ul: 7a.8a)
1. Bersyukurlah kepada Tuhan, serukanlah nama-Nya, maklumkanlah
perbuatan-Nya di antara bangsa-bangsa. Bernyanyilah bagi Tuhan,
bermazmurlah bagi-Nya; percakapkanlah segala perbuatan-Nya yang ajaib!
2. Bermegahlah dalam nama-Nya yang kudus, biarlah bersukahati
orang-orang yang mencari Tuhan. Carilah Tuhan dan kekuatan-Nya, carilah
selalu wajah-Nya!
3. Hai anak cucu Abraham, hamba-Nya, hai anak-anak Yakub, pilihan-Nya,
Dialah Tuhan, Allah kita, ketetapan-Nya berlaku di seluruh bumi.
4. Selama-lamanya Ia ingat akan perjanjian-Nya, akan firman yang
diperintahkan-Nya kepada seribu angkatan; akan perjanjian yang
diikat-Nya dengan Abraham, dan akan sumpah-Nya kepada Ishak.
Bait Pengantar Injil, do = f, PS 959
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Mzm 118:24)
Inilah hari yang dijadikan Tuhan, marilah kita bersorak-sorai dan bersukacita karenanya.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (24:13-35)
"Mereka mengenali Yesus pada waktu Ia memecah-mecahkan roti."
Pada hari Sabat sesudah Yesus dimakamkan, dua orang dari murid-murid
Yesus pergi ke sebuah kampung bernama Emaus, yang terletak kira-kira
tujuh mil jauhnya dari Yerusalem, dan mereka bercakap-cakap tentang
segala sesuatu yang telah terjadi. Ketika mereka sedang bercakap-cakap
dan bertukar pikiran, datanglah Yesus sendiri mendekati mereka, lalu
berjalan bersama-sama dengan mereka. Tetapi ada sesuatu yang menghalangi
mata mereka, sehingga mereka tidak dapat mengenali Dia. Yesus berkata
kepada mereka, “Apakah yang kamu percakapkan sementara kamu berjalan?”
Maka berhentilah mereka dengan muka muram. Seorang dari mereka, namanya
Kleopas, menjawab-Nya, “Adakah Engkau satu-satunya orang asing di
Yerusalem, yang tidak tahu apa yang terjadi di situ pada hari-hari
belakangan ini?” Kata-Nya kepada mereka, “Apakah itu?” Jawab mereka,
“Apa yang terjadi dengan Yesus orang Nazaret! Dia adalah seorang nabi,
yang berkuasa dalam pekerjaan dan perkataan di hadapan Allah dan di
depan seluruh bangsa kami. Tetapi imam-imam kepala dan pemimpin-pemimpin
kami telah menyerahkan Dia untuk dihukum mati, dan mereka telah
menyalibkan-Nya. Padahal kami dahulu mengharapkan, bahwa Dialah yang
datang untuk membebaskan bangsa Israel. Tetapi sementara itu telah lewat
tiga hari, sejak semuanya itu terjadi. Dan beberapa perempuan dari
kalangan kami telah mengejutkan kami: Pagi-pagi buta mereka telah pergi
ke kubur, dan tidak menemukan mayat-Nya. Lalu mereka datang dengan
berita, bahwa telah kelihatan kepada mereka malaikat-malaikat, yang
mengatakan bahwa Yesus hidup. Dan beberapa teman kami telah pergi ke
kubur itu dan mendapati bahwa memang benar yang dikatakan
perempuan-perempuan itu, tetapi Yesus sendiri tidak mereka lihat.” Lalu
Ia berkata kepada mereka, “Hai kamu orang bodoh, betapa lambannya
hatimu, sehingga kamu tidak percaya akan segala sesuatu yang telah
dikatakan para nabi! Bukankah Mesias harus menderita semuanya itu untuk
masuk ke dalam kemuliaan-Nya?” Lalu Ia menjelaskan kepada mereka apa
yang tertulis tentang Dia dalam seluruh Kitab Suci, mulai dari
kitab-kitab Musa dan segala kitab nabi-nabi. Sementara itu mereka
mendekati kampung yang mereka tuju. Ia berbuat seolah-olah hendak
meneruskan perjalanannya. Tetapi mereka mendesak-Nya dengan sangat,
“Tinggallah bersama-sama dengan kami, sebab hari telah menjelang malam
dan matahari hampir terbenam.” Lalu masuklah Ia untuk tinggal
bersama-sama dengan mereka. Waktu duduk makan dengan mereka, Ia
mengambil roti, mengucap berkat, lalu memecah-mecahkan roti itu dan
memberikannya kepada mereka. Ketika itu terbukalah mata mereka dan
mereka pun mengenali Dia. Tetapi Yesus lenyap dari tengah-tengah mereka.
Kata mereka seorang kepada yang lain, “Bukankah hati kita
berkobar-kobar, ketika Ia berbicara dengan kita di tengah jalan dan
ketika Ia menerangkan Kitab Suci kepada kita?” Lalu bangunlah mereka dan
langsung kembali ke Yerusalem. Di situ mereka mendapati kesebelas
murid. Mereka sedang berkumpul bersama teman-teman mereka. Kata mereka
kepada kedua murid itu, “Sungguh, Tuhan telah bangkit, dan telah
menampakkan diri kepada Simon.” Lalu kedua orang itu pun menceriterakan
apa yang terjadi di tengah jalan, dan bagaimana mereka mengenali Yesus
pada waktu Ia memecah-mecahkan roti.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.
Renungan
Kisah tentang dua murid Yesus yang pergi ke Emaus pasca wafat Sang Guru
merupakan salah satu kisah favorit tentang kebangkitan. Kita pasti
sudah tidak asing dengan kisah tersebut. Bahkan, boleh jadi kita sudah
menghafalnya di luar kepala: kedua murid pergi ke Emaus, dalam
perjalanan ketemu seseorang yang ternyata piawai menjelaskan Kitab Suci,
lalu mereka makan bersama, dan .... pada sat itu kedua murid
mengenal sosok tersebut sebagai Yesus, Guru mereka. Sayangnya, Dia
segera lenyap.
Kalau kita membaca kembali kisah tersebut, ada bagian yang sesungguhnya
menarik untuk direnungkan. Ketika mereka sudah mendekati Emaus, ....Ia
berbuat seolah-olah hendak meneruskan perjalanan-Nya. Tetapi mereka
mendesak-Nya dengan sangat, "Tinggallah bersama-sama dengan kami,
sebab hari telah menjelang malam dan matahari hampir terbenam." Apa
yang menarik dengan kutipan itu? Yesus berpura-pura meneruskan
perjalanan-Nya, tetapi kedua murid mendesak-Nya supaya tinggal bersama
mereka. Alasannya sederhana: hari telah menjelang malam dan matahari
hampir terbenam. Dengan kata lain, mereka mendesak Yesus agar ia
berkenan menginap bersama mereka pada malam itu. Apakah upaya kedua
murid itu berhasil? Ya, upaya mereka berhasil. Dan berkat itu, mereka
pun mengenali Yesus pada saat perjamuan bersama. Syukur, berkat dan pembagian roti
ini kita kenangkan atau peringati setiap kali kita merayakan Perayaan
Ekaristi, puncak ibadat dan hidup Gereja. Maka marilah setiap kali kita
berpartisipasi dalam Perayaan Ekaristi kita persiapkan dengan
sungguh-sungguh, bukan seperti orang mau menonton saja, agar kita
sungguh dapat berpartisipasi dalam perayaan tersebut. Di dalam perayaan
kita juga menerima Tubuh Kristus, pemberian Diri yang terdalam dan
seutuhnya kepada kita.
Pada zaman sekarang ini, kita tidak perlu
mengharapkan dapat berjumpa dengan Yesus secara fisik, seperti yang
dialami para murid pada zaman dulu. Namun, kita dapat mengalami
kehadiran Tuhan secaya nyata dan istimewa, yaitu dalam Perayaan
Ekaristi. Sebab, dalam setiap Perayaan Ekaristi, Tuhan Yesus selalu
hadir dalam rupa roti dan anggur yang telah dikonsekrerir dalam Doa
Syukur Agung. Jadi, dengan merayakan Ekaristi, kita sungguh-sungguh
berjumpa dengan Yesus. Bahkan, tidak hanya berjumpa tetapi kita juga
menerima-Nya dan bersatu dengan Dia melalui komuni suci. Oleh karena
itu, marilah kita semakin mencintai dan menghargai Ekaristi serta
memberinya tempat yang istimewa dalam hidup kita.
Antifon Komuni (Bdk. Luk 24:35)
Para murid mengenali Tuhan Yesus dalam pemecahan roti, alleluya.
The disciples recognized the Lord Jesus in the breaking of the bread, alleluia.
Doa Malam
Allah Bapa Mahapengasih, dampingilah kami dalam mencari kedamaian;
kuatkanlah kami berkat sabda-Mu dan semoga di dalam diri kami cinta
kasih tetap jaya melawan segala paksaan. Dengan pengantaraan Kristus,
Tuhan kami. Amin.
Rencana ilahi untuk mendatangkan keselamatan melalui kematian keji
"orang benar, hamba-Ku" (Yes 53:11) Bdk. Kis 3:14., sudah dimaklumkan
lebih dahulu dalam Kitab Suci, sebagai misteri penebusan yang mencakup
segala sesuatu, artinya sebagai tebusan, yang membebaskan manusia dari
perhambaan dosa Bdk. Yes 53:11-12; Yoh 8:34-36.. Dalam sebuah pengakuan
iman, yang tentangnya Ia berkata, bahwa Ia "telah menerimanya" sendiri
(1 Kor 15:3), santo Paulus mengakui: "Kristus telah wafat untuk
dosa-dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci - (ibid.) Bdk. juga Kis 3:18;
7:52; 13:29; 26:22-23.. Wafat Yesus yang menebuskan terutama memenuhi
nubuat mengenai hamba Allah yang menderita Bdk. Yes 53:7-8 dan Kis
8:32-35.. Yesus sendiri menjelaskan arti kehidupan-Nya dan kematian-Nya
dalam terang kata-kata hamba Allah ini Bdk. Mat 20:28.. Setelah
kebangkitan-Nya Ia memberi penjelasan tentang Kitab Suci ini kepada
murid-murid Emaus Bdk. Luk 24:25-27. dan sesudah itu kepada para Rasul
sendiri Bdk. Luk 24:44-45. (Katekismus Gereja Katolik, 601)
RENUNGAN PAGI