| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Selasa, 07 Mei 2019 Hari Biasa Pekan III Paskah

Selasa, 07 Mei 2019
Hari Biasa Pekan III Paskah

“Setelah dikubur dalam tanah dan menjadi binasa, pada waktunya kita akan bangkit kembali.” (St. Ireneus)

Antifon Pembuka (Why 19:5; 12:10)

Pujilah Allah kita, kamu sekalian yang hina dan mulia, dan yang takut kepada-Nya, karena telah tiba keselamatan, kekuasaan dan kerajaan Kristus, alleluya.

Sing praise to our God, all you who fear God, both small and great, for now salvation and strength have come, and the power of his Christ, alleluia

Doa Pembuka

Allah Bapa Yang Mahabaik, Engkau membuka pintu kerajaan surga bagi orang yang lahir kembali dari air dan Roh Kudus. Rahmat-Mu telah Kauberikan kepada kami, dan kami telah Kaubersihkan dari segala dosa. Semoga rahmat-Mu semakin melimpah dalam hati kami, agar kami layak menikmati janji-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
 
Orang banyak menyeret Stefanus keluar kota dan melemparinya dengan batu sampai mati. Ini terjadi, karena perkataan Stefanus mengusik hati Imam Besar, pemuka penatua dan ahli Taurat. Stefanus mengecam ketidakpercayaan mereka semua kepada Yesus bahkan sampai tega mengkhianati dan membunuh Yesus Orang Benar itu.
 

Bacaan dari Kisah Para Rasul (7:51-8:1a)
   
 
"Ya Tuhan Yesus, terimalah rohku."
     
Di hadapan sidang Mahkamah Agama Yahudi Stefanus berkata kepada Imam Besar, para penatua dan ahli Taurat, “Hai orang-orang yang keras kepala, yang tidak bersunat hati dan telinga, kamu selalu menentang Roh Kudus; sama seperti nenek moyangmu, demikian juga kamu. Siapakah dari nabi-nabi yang tidak dianiaya oleh nenek moyangmu? Bahkan mereka membunuh orang-orang yang telah menubuatkan kedatangan Orang Benar yang sekarang telah kamu khianati dan kamu bunuh. Kita telah menerima hukum Taurat yang disampaikan oleh malaikat-malaikat, tetapi kamu tidak menurutinya!” Mendengar semuanya itu, para anggota Mahkamah Agung sangat tertusuk hatinya. Maka mereka menyambutnya dengan gertakan gigi. Tetapi Stefanus, yang penuh dengan Roh Kudus, menatap ke langit; ia melihat kemuliaan Allah, dan Yesus berdiri di sebelah kanan Allah. Maka katanya, “Sungguh, aku melihat langit terbuka, dan Anak Manusia berdiri di sebelah kanan Allah.” Maka berteriak-teriaklah mereka, dan sambil menutup telinga serentak menyerbu dia. Mereka menyeret Stefanus ke luar kota, lalu melemparinya dengan batu. Dan saksi-saksi meletakkan jubah mereka di depan kaki seorang muda yang bernama Saulus. Sementara dilempari batu, Stefanus berdoa, “Ya Tuhan Yesus, terimalah rohku.” Sambil berlutut Stefanus berseru dengan suara nyaring, “Tuhan, janganlah tanggungkan dosa ini kepada mereka!” Dan dengan perkataan itu meninggallah Stefanus. Saulus juga setuju bahwa Stefanus mati dibunuh.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
     
Mazmur Tanggapan, do = bes, 4/4, PS 820
Ref. Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu, Kupercayakan jiwaku.

Ayat. (Mzm 31:3-4.6.7.8)

1. Jadilah bagiku gunung batu tempat berlindung, dan kubu pertahanan untuk menyelamatkan daku! Sebab Engkaulah bukit batu dan pertahananku; oleh karena nama-Mu Engkau akan menuntun dan membimbing aku.
2. Ke dalam tangan-Mu kuserahkan nyawaku; sudilah membebaskan daku, ya Tuhan, Allah yang setia. Tetapi aku percaya kepada Tuhan, aku akan bersorak sorai dan bersukacita karena kasih setia-Mu.
3. Buatlah wajah-Mu bercahaya atas hamba-hamba-Mu, selamatkanlah aku oleh kasih setia-Mu! Engkau menyembunyikan mereka dalam naungan wajah-Mu terhadap persekongkolan orang-orang.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (Yoh 6:35)
Akulah roti hidup yang turun dari surga, sabda Tuhan; Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya.

Orang banyak di rumah ibadat di Kapernaum meminta tanda kepada Yesus. Yesus pun memberikan tanda bahwa Diri-Nya adalah roti yang turun dari surga dan memberi hidup kepada dunia.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (6:30-35)
  
"Bukan Musa yang memberi kamu roti dari surga, melainkan Bapa-Kulah yang memberi kamu roti yang benar dari surga."
     
Di rumah ibadat di Kapernaum orang banyak berkata kepada Yesus, “Tanda apakah yang Engkau perbuat, supaya kami dapat melihatnya dan percaya kepada-Mu?” Pekerjaan apakah yang Engkau lakukan? Nenek moyang kami telah makan manna di padang gurun, seperti ada tertulis: Mereka diberi-Nya makan roti dari surga.” Maka kata Yesus kepada mereka, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya bukan Musa yang memberi kamu roti dari surga, melainkan Bapa-Kulah yang memberi kamu roti yang benar dari surga. Karena roti yang dari Allah ialah roti yang turun dari surga dan yang memberi hidup kepada dunia.” Maka kata mereka kepada-Nya, “Tuhan, berikanlah kami roti itu senantiasa.” Kata Yesus kepada mereka, “Akulah roti hidup! Barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
 
Renungan

 
Tuhan Yesus mengaruniakan karya keselamatan Allah di tengah dunia. Gereja menghadirkan kembali keselamatan Allah ini dalam Sakramen Ekaristi. Setiap kali dirayakan Ekaristi Kudus, Gereja menghadirkan Tubuh dan Darah Kristus yang menyelamatkan. Tubuh dan Darah Kristus dalam Ekaristi menjadi perwujudan dan tanda kehadiran Yesus, sang roti surgawi. Makanan dari minuman rohani ini akan mengenyangkan jiwa. Orang yang percaya dan setia mengikuti Ekaristi akan beroleh kekuatan yang menyelamatkan karena persatuannya dengan Yesus.

Antifon Komuni (Rm 6:8)

Jika kita telah mati dengan Kristus, kita percaya, bahwa kita akan hidup juga dengan Kristus.

If we have died with Christ, we believe that we shall also live with Christ, alleluia.

Doa Malam

Allah Bapa Mahamulia, Engkau telah membarui kami dengan sakramen-sakramen-Mu. Maka kami mohon, pandanglah kami dengan rela dan bangkitkanlah tubuh kami untuk hidup yang mulia. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

“Ekaristi adalah rahasia hariku. Ia memberikan kekuatan dan makna bagi semua aktivitas pelayananku demi Gereja dan seluruh dunia….Biarkan Yesus dalam Sakramen Mahakudus berbicara ke dalam hatimu. Ialah yang merupakan jawaban kehidupan yang sebenarnya, yang sedang kamu cari. Ia tinggal disini bersama kita : Ia adalah Allah beserta kita. Carilah Ia tanpa lelah, sambutlah Ia tanpa keraguan, cintailah Ia tanpa henti : sekarang, besok, dan selamanya. ” – Paus Yohanes Paulus II
 
RUAH

Seri Alkitab INJIL MARKUS 4:4-7

KATKIT (Katekese Sedikit) No. 218

Seri Alkitab
INJIL MARKUS 4:4-7

Syalom aleikhem.
Mrk. 4:4
Pada waktu ia menabur sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu datanglah burung dan memakannya sampai habis.
Et factum est, dum seminat, aliud cecidit circa viam, et venerunt volucres et comederunt illud.

Apa yang dimaksud “jalan”? Itu jalan setapak yang mengitari petak ladang. Orang Indonesia menyebutnya pematang, biasanya untuk sawah. Pematang itu yang disebut jalan dalam ayat ini. Tanahnya lebih keras karena tak digemburkan. Ketika benih jatuh, mudah saja bagi burung-burung untuk menyantapnya sampai habis. Kenapa bisa sampai habis? Pematang biasanya rata karena banyak diinjak saat petani berjalan. Benih yang jatuh di pematang terlihat di permukaan, burung-burung tinggal mematuk semuanya.

Mrk. 4:5
Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, yang tidak banyak tanahnya, lalu benih itu pun segera tumbuh, karena tanahnya tipis.
Aliud cecidit super petrosa, ubi non habebat terram multam, et statim exortum est, quoniam non habebat altitudinem terrae;

Seperti apa “tanah yang berbatu-batu” itu? Intinya adalah batu, bisa lempeng besar atau kecil-kecil berhimpitan. Di atas batu ada selapis dua lapis tanah atau debu tanah yang menutupi akibat tiupan angin bertahun-tahun. Tanah yang menempel di atas batu semacam itu tidak tebal, karena itu ayat ini menyatakan “tidak banyak tanahnya”.

Mengapa benih itu segera tumbuh? Waktu musim semi, ketika matahari bersinar, tanah tipis lebih cepat hangat daripada tanah yang tebal. Keadaan hangat lebih cepat menumbuhkan benih daripada keadaan dingin.

Mrk. 4:6
Tetapi sesudah matahari terbit, layulah ia dan menjadi kering karena tidak berakar.
et quando exortus est sol, exaestuavit et, eo quod non haberet radicem, exaruit.

Ayat ini memaparkan kontras. Benih pada tanah tipis yang hangat memang cepat tumbuh, namun akarnya tidak kuat sebab tidak ada ruang yang cukup, dan karena itulah cepat mati. Cepat tumbuh, tapi cepat mati, itulah keadaan benih pada tanah tipis di atas bebatuan. Tentu ayat ini bukan mengisahkan kejadian dalam sehari, melainkan beberapa hari sebagai suatu rangkaian kejadian yang utuh.

Mrk. 4:7
Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri, lalu makin besarlah semak itu dan menghimpitnya sampai mati, sehingga ia tidak berbuah.
Et aliud cecidit in spinas, et ascenderunt spinae et suffocaverunt illud, et fructum non dedit.

Apakah di ladang ada semak duri? Bukankah harusnya ladang sudah bersih oleh si peladang? Betul, namun biasanya masih ada sisa-sisa akar atau benih semak duri alias tanaman liar. Ketika benih yang ditabur tumbuh, semak duri juga tumbuh. Alhasil, benih terjepit, terperangkap di tengah semak duri. Karena tanaman liar biasanya lebih kuat, benih yang mulai tumbuh itu pun mati.

Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring

Senin, 06 Mei 2019 Hari Biasa Pekan III Paskah

Senin, 06 Mei 2019
Hari Biasa Pekan III Paskah
  
“Saya yakin bahwa tanggung jawab utama dari keruntuhan iman ini harus ditanggung oleh para imam. Kami tidak selalu mengajarkan doktrin di seminari-seminari dan universitas Katolik. Kami mengajarkan apa pun yang kami suka! Katekismus untuk anak-anak telah ditinggalkan. Pengakuan dosa diremehkan. Selain itu, tidak ada lagi imam di kamar pengakuan dosa! Karena itu sebagian dari kami bertanggung jawab atas keruntuhan ini. Khususnya pada tahun 1970-an dan 1980-an, setiap imam melakukan apa pun yang disukainya selama Misa. Tidak ada dua Misa yang sama: itulah yang membuat banyak umat Katolik enggan pergi ke gereja. Paus Benediktus XVI mengatakan bahwa krisis liturgi menyebabkan krisis Gereja. Lex orandi, lex credendi: cara kita berdoa menunjukkan iman kita. Jika tidak ada lagi iman, liturgi direduksi menjadi pertunjukan, pertunjukan cerita rakyat, dan umat beriman berpaling. Kami mungkin bersalah karena kelalaian. Desentralisasi liturgi selalu memiliki konsekuensi yang serius. Kami ingin memanusiakan Misa, membuatnya dapat dipahami, tetapi hal itu tetaplah menjadi misteri di luar pemahaman [manusia]. Ketika saya mempersembahkan Misa, ketika saya memberikan absolusi, saya memahami kata-kata yang saya ucapkan, tetapi daya akal budi tidak dapat memahami misteri yang dihasilkan oleh kata-kata ini. Jika kami tidak adil terhadap misteri agung ini, kami tidak bisa menuntun orang-orang ke hubungan yang benar dengan Allah. Bahkan hari ini kami masih memiliki praktik pastoral yang terlalu horizontal: bagaimana kamu mengharapkan orang untuk berpikir tentang Allah jika Gereja disibukkan secara eksklusif dengan masalah sosial?” — Robert Kardinal Sarah

     

Antifon Pembuka

Telah bangkit gembala yang baik. Ia menyerahkan nyawa-Nya bagi domba-domba-Nya, dan rela mati untuk kawanan-Nya. Alleluya.

Doa Pembuka

Allah Bapa sumber cahaya ilahi, Engkau menunjukkan cahaya kebenaran-Mu kepada orang-orang yang sesat, supaya mereka kembali ke jalan yang benar. Semoga kami yang menamakan diri orang kristiani, menjauhkan segala yang bertentangan dengan nama itu, serta berusaha hidup sebagai orang kristiani sejati. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
    

Bacaan dari Kisah Para Rasul (6:8-15)
  
   
"Mereka tidak sanggup melawan hikmat Stefanus dan Roh yang mendorong dia berbicara."
 
Stefanus, yang penuh dengan karunia dan kuasa, mengadakan mukjizat-mukjizat dan tanda-tanda di antara orang banyak. Tetapi tampillah beberapa orang dari jemaat Yahudi yang disebut jemaat orang Libertini. – Anggota-anggota jemaat ini adalah orang-orang dari Kirene dan dari Aleksandria. – Mereka datang bersama dengan beberapa orang Yahudi dari Kilikia dan dari Asia. Orang-orang itu bersoal jawab dengan Stefanus, tetapi mereka tidak sanggup melawan hikmatnya dan Roh yang mendorong dia berbicara. Lalu mereka menghasut beberapa orang untuk mengatakan, “Kami telah mendengar dia mengucapkan kata-kata hujat terhadap Musa dan Allah.” Dengan jalan demikian mereka mengadakan suatu gerakan di antara orang banyak serta tua-tua dan ahli-ahli Taurat; maka mereka menyergap Stefanus, lalu menyerahkan dan membawanya ke hadapan Mahkamah Agama. Lalu mereka mengajukan saksi-saksi palsu yang berkata, “Orang ini terus menerus mengucapkan perkataan yang menghina tempat kudus ini dan hukum Taurat. Sebab kami telah mendengar dia mengatakan bahwa Yesus, orang Nazaret itu, akan merobohkan tempat ini dan mengubah adat-istiadat yang diwariskan oleh Musa kepada kita.” Semua orang yang duduk dalam sidang Mahkamah Agama itu menatap Stefanus, lalu mereka melihat muka Stefanus sama seperti muka seorang malaikat.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Berbahagialah orang yang hidup menurut Taurat Tuhan.
Ayat. (Mzm 119:23-24.26-27.29-30; Ul: 1b)
1. Sekalipun para pemuka duduk bersepakat melawan aku, hambamu ini merenungkan ketetapan-ketetapan-Mu. Ya, peringatan-peringatan-Mu menjadi kegemaranku, dan kehendak-Mu menjadi penasihat bagiku.
2. Jalan hidupku telah kuceritakan dan Engkau menjawab aku; ajarkanlah ketetapan-ketetapan-Mu kepadaku. Buatlah aku mengerti petunjuk titah-titah-Mu, supaya aku merenungkan perbuatan-perbuatan-Mu yang ajaib.
3. Jauhkanlah jalan dusta dari padaku, dan karuniakanlah hukum-Mu kepadaku. Aku telah memilih jalan kebenaran, dan menempatkan hukum-hukum-Mu di hadapanku.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Mat 4:4)
Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah.
    
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (6:22-29)
  
"Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal."
    
Setelah Yesus mempergandakan roti, keesokan harinya orang banyak, yang masih tinggal di seberang danau Tiberias, melihat bahwa di situ tidak ada perahu selain yang dipakai murid-murid Yesus. Mereka melihat juga bahwa Yesus tidak turut naik ke perahu itu bersama-sama dengan murid-murid-Nya, dan bahwa murid-murid-Nya saja yang berangkat. Tetapi sementara itu beberapa perahu lain datang dari Tiberias ke dekat tempat mereka makan roti, sesudah Tuhan mengucapkan syukur atasnya. Ketika orang banyak melihat bahwa Yesus tidak ada di situ dan murid-murid-Nya juga tidak, mereka naik ke perahu-perahu itu lalu berangkat ke Kapernaum untuk mencari Yesus. Ketika orang banyak menemukan Yesus di seberang laut itu, mereka berkata kepada-Nya, “Rabi, bilamana Engkau tiba di sini?” Yesus menjawab, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kamu mencari Aku bukan karena kamu telah melihat tanda-tanda, melainkan karena kamu telah makan roti itu dan kamu kenyang. Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal, yang akan diberikan Anak Manusia kepadamu; sebab Dialah yang disahkan oleh Bapa, Allah, dengan meterai-Nya.” Lalu kata mereka kepada-Nya, “Apakah yang harus kami perbuat, supaya kami mengerjakan pekerjaan yang dikehendaki Allah?” Jawab Yesus kepada mereka, “Inilah pekerjaan yang dikehendaki Allah, yaitu hendaklah kamu percaya kepada Dia yang telah diutus Allah.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.
 
Renungan
 
   Dalam Yoh 6:27 Yesus berkata: “Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal, yang akan diberikan Anak Manusia kepadamu; sebab Dialah yang disahkan oleh Bapa, Allah, dengan meterai-Nya."  Pertanyaan yang dulu ditanyakan oleh para pendengar-Nya adalah sama dengan pertanyaan yang kita ajukan sekarang: “Apakah yang harus kami perbuat, supaya kami mengerjakan pekerjaan yang dikehendaki Allah?” (Yoh 6:28). Kita mengetahui jawaban Yesus: ”Inilah pekerjaan yang dikehendaki Allah, yaitu hendaklah kamu percaya kepada Dia yang telah diutus Allah” (Yoh 6:29). Tuhan Yesus menghendaki agar kita menyambut Diri-Nya sendiri agar kita beroleh hidup yang kekal. Tuhan Yesus mengajarkan bahwa motivasi kita mencari Tuhan seharusnya tidak terarah kepada kebutuhan duniawi semata, tetapi terarah kepada kehidupan yang kekal. Oleh karena itu, percaya kepada Yesus Kristus adalah jalan untuk sampai dengan pasti kepada keselamatan. Beriman akan Kristus berarti mengenakan hidup baru, menjadi manusia baru yaitu manusia injili. Maka tuntutannya adalah praksis hidup mereka harus sepadan dengan keberadaan yang baru sebagai murid Kristus. Motivasi beriman tidak bergantung pada keinginan pribadi atau keuntungan material belaka, tetapi bertumpu pada kesetiaan melakukan kehendak Tuhan dalam hidup. Orang Yahudi yang berdialog dengan Yesus masih berpatokan pada keinginan untuk terpuaskan secara mterial dan belum sampai pada iman akan Kristus. Yesus mengarahkan mereka untuk meninggalkan keinginan material dan berjuang mencapai iman akan Diri-Nya sebagai roti hidup yang membawa keselamatan.
    
Antifon Komuni (Yoh 14:27)
 
Tuhan bersabda, "Damai sejahtera kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu. Apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan dunia kepadamu." Alleluya. 
 
Doa Malam

Allah Bapa yang kekal dan kuasa, berkat kebangkitan Kristus Putra-Mu, Engkau memulihkan kami untuk hidup abadi. Semoga rahmat Paskah semakin tampak dalam hidup kami, dan memberi kami kekuatan untuk mencapai keselamatan kekal. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

RPG

Seri Liturgi: GAMBAR BESAR MISA

Seri Liturgi

GAMBAR BESAR MISA
Bagian I

Syalom aleikhem.
Obrolan kita tentang Ekaristi, pekan lalu sudah sampai pada Homili. Setelah Homili ada Doa Umat, yaitu doa-doa dengan aneka permohonan alias doa-doa syafaat – istilah ini tak digunakan di Gereja Katolik.

Ada baiknya sekarang kita melihat gambar besar Misa. Meski sudah biasa, mungkin saja ada orang yang belum pernah melihat gambar besar Misa selain hanya urutan acara satu menyambung lainnya. Sesungguhnya, Misa bukan sekadar urutan acara ibadat. Misa punya gambar besarnya. Mari lihat selintas tapi padat.

Paruh pertama Misa berisi Ritus Pembuka dan Liturgi Sabda. Inilah bagian yang disebut “Meja Firman” di mana kita makan Sabda Allah sebab manusia hidup tak hanya dari roti atawa makanan jasmani saja.

Ritus Pembuka berciri kerja manusiawi, Liturgi Sabda berciri karya ilahi. Perhatikanlah, (hampir) seluruh bagian Ritus Pembuka adalah “kata-kata kita” meski kita banyak memakai ucapan-ucapan ilahi dalam Alkitab. Ritus ini diawali dengan Antifon Pembuka yang kini umumnya disalahkaprahi dengan “Nyanyian Pembuka”. Menyusul Kyrie, ini kata-kata kita mohon kerahiman ilahi. Kemudian Gloria, yaitu kata-kata kita memuliakan Allah. Dan Ritus Pembuka berakhir dengan Collecta, yaitu kata-kata kita dalam doa yang berisi pujian atas karya ilahi dan permohonan demi kita sendiri.

Itulah gambar besar Ritus Pembuka yang ciri kuatnya adalah kerja manusiawi yang memohon-mohon belas kasih kepada Allahnya.

Rev. D. Y. Istimoer Bayu A.
Katekis Daring

Seri Katekismus GEREJA: ALAT PENYELAMATAN

KATKIT (Katekese Sedikit) No. 219

Seri Katekismus
GEREJA: ALAT PENYELAMATAN

Syalom aleikhem.
Pada hari Pentakosta, tahun 33 M di kota Yerusalem, sebagaimana diceritakan dalam Kisah Para Rasul, Gereja mulai ditampilkan secara terbuka di depan khalayak dan dimulailah pewartaan Injil kepada bangsa-bangsa.

“Ditampilkan secara terbuka” dapat diartikan “dilahirkan”. Hari Pentakosta itulah memang hari lahirnya Gereja Kristus. Menurut kodratnya, Gereja bersifat misioner karena diutus oleh Sang Kristus untuk menjadikan semua orang murid-murid-Nya.

Gereja Kristus berada di tengah sejarah umat manusia karena terlihat ada di tengah dunia ini. Jadi, Gereja itu kelihatan. Namun, Gereja sekaligus tidak kelihatan alias rohani karena adanya karunia-karunia surgawi di dalamnya. Di dalam Gereja terpadulah unsur manusiawi dan ilahi, juga jasmani dan rohani. Kedua-duanya ada pada Gereja secara serentak dan sekaligus.

Gereja bagaikan sakramen, yaitu tanda dan sarana persatuan dengan Allah dan kesatuan seluruh umat manusia. Persatuan manusia dan Allah ditandakan oleh adanya Gereja, sekaligus diberi “fasilitas” dalam Gereja. Hubungan manusia dengan Allah menjadi mungkin karena adanya Gereja di dunia ini.

Demikian pula halnya hubungan manusia dengan manusia lain dalam iman kepada Sang Kristus. Semua itu menjadi mungkin terjadi berkat adanya Gereja. Itulah yang disebut “tanda dan sarana”, Gereja menandakan sekaligus menjadi sarana bagi hubungan antara Allah dan manusia serta antarmanusia.

Dalam dirinya, Gereja memuat rahmat Allah yang tidak tampak dan menyampaikannya kepada umat manusia sehingga yang tidak tampak itu menjadi tampak, tetapi sekaligus tetaplah tidak tampak karena sifatnya yang rohani. Rahmat Allah itu rohani, namun dapat dilihat wujudnya melalui tanda-tanda (lambang yang fisik) yang ada/dipakai dalam Gereja.

Karena mengandung dan menyampaikan rahmat ilahi itu, Gereja disebut “sakramen”. Karena sakramen-sakramen (dalam arti tujuh sakramen) berasal/berada dalam Gereja dan diberikan oleh Gereja, Gereja pun “dapat” disebut sakramen.

Melalui Gereja, Sang Kristus menyatakan cinta Allah kepada umat manusia. Di dalam tangan-Nya, Gereja menjadi “alat penyelamatan bagi semua orang”, dan karena itulah Gereja disebut sebagai “alat Kristus”. Gereja bukan penyelamat – sebab penyelamat adalah Sang Kristus – melainkan alat penyelamatan yang digunakan oleh Sang Kristus untuk menyelamatkan umat manusia jaman now dan sepanjang masa.

** Ringkasan atas Katekismus Gereja Katolik (KGK) No. 767 – 780

Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring

PS 829 - Aku hendak memuji nama-Mu, ya Tuhan (Minggu Paskah III Tahun C)

Minggu, 05 Mei 2019 Hari Minggu Paskah III

Minggu, 05 Mei 2019
Hari Minggu Paskah III

“Berhati-hatilah, untuk melaksanakan satu perayaan Ekaristi. Sebab terdapat satu Tubuh Tuhan kita, Yesus Kristus, dan satu piala Darah-Nya yang membuat kita satu, dan satu altar, sama seperti terdapat satu Uskup bersama dengan para imam dan diakon, sesama pelayan seperti saya.” (St. Ignatius dari Antiokhia)
   
  
Antifon Pembuka  
(Mzm 65:1-2)     
   
Bersorak-sorailah bagi Allah, hai seluruh bumi, mazmurkanlah kemuliaan nama-Nya, muliakanlah Dia dengan puji-pujian! Alleluya. 

Iubilate Deo omnis terra, alleluia: psalmum dicite nomni eius, alleluia: date gloriam laudi eius, alleluia, alleluia, alleluia. Dicite Deo, quam terribilia sunt opera tua, Domine! in multitudine virtutis tuae mentientur tibi inimici tui. Gloria Patri…(Mzm 65:1-3)

    

Doa Pembuka

Ya Allah, umat-Mu selalu bersukacita karena semangatnya telah Engkau barui. Semoga kami yang hari ini bergembira karena telah Engkau angkat menjadi anak-Mu menantikan hari kebangkitan dengan harapan penuh syukur. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kisah Para Rasul (5:27b-32.40b-41)
  
    
"Kami dan Roh Kudus adalah saksi hal-hal ini."
  
Setelah ditangkap oleh pengawal Bait Allah, para rasul dihadapkan ke Mahkamah Agama Yahudi. Imam Agung mulai menegur mereka, “Dengan keras kami melarang kamu mengajar dalam nama Yesus. Namun ternyata kamu telah memenuhi Yerusalem dengan ajaranmu, dan kamu hendak menanggungkan darah Orang itu kepada kami.” Tetapi Petrus dan rasul-rasul itu menjawab, “Kita harus lebih taat kepada Allah daripada kepada manusia. Allah nenek moyang kita telah membangkitkan Yesus, yang kamu gantungkan pada kayu salib dan kamu bunuh. Dialah yang telah ditinggikan oleh Allah sendiri dengan tangan kanan-Nya menjadi Pemimpin dan Penyelamat, supaya Israel dapat bertobat dan menerima pengampunan dosa. Dan kami adalah saksi dari segalanya itu: kami dan Roh Kudus, yang dikaruniakan Allah kepada semua orang yang mentaati Dia.” Mereka lalu menyesah para rasul, dan melarang mereka mengajar dalam nama Yesus. Sesudah itu mereka dilepaskan. Rasul-rasul itu meninggalkan sidang Mahkamah Agama dengan gembira, karena mereka telah dianggap layak menderita penghinaan oleh karena nama Yesus.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = f, 2/4, PS 829
Ref. Aku hendak memuji nama-Mu ya Tuhan, selama-lamanya.
Ayat. (Mzm 30:2.4.5-6.11.12a.13b; Ul: 2a)
1. Aku akan memuji Engkau, ya Tuhan, sebab Engkau telah menarik aku ke atas, dan tidak membiarkan musuh-musuhku bersukacita atas diriku. Tuhan, Engkau mengangkat aku dari dunia orang mati, Engkau menghidupkan daku di antara mereka yang turun ke liang kubur.
2. Nyanyikanlah mazmur bagi Tuhan, hai orang-orang yang dikasihi oleh-Nya, dan persembahkanlah syukur kepada nama-Nya yang kudus! Sebab hanya sesaat Ia murka, tetapi seumur hidup Ia murah hati; sepanjang malam ada tangisan, menjelang pagi terdengar sorak-sorai.
3. Dengarlah Tuhan, dan kasihanilah aku! Tuhan jadilah penolongku! Aku yang meratap Kauubah menjadi orang yang menari-nari, Tuhan, Allahku, untuk selama-lamanya aku mau menyanyikan syukur bagi-Mu.

Bacaan dari Kitab Wahyu (5:11-14)
  
"Anak Domba yang disembelih itu layak menerima kuasa dan kekayaan."
  
Aku, Yohanes, melihat dan mendengar suara banyak malaikat di sekeliling takhta, makhluk-makhluk dan tua-tua di surga; jumlah mereka berlaksa-laksa dan beribu-ribu laksa; dan aku mendengar suara nyaring dari mereka, “Anak Domba yang disembelih itu layak menerima kuasa dan kekayaan, hikmat dan kekuatan, hormat, kemuliaan, dan puji-pujian!” Dan aku mendengar semua makhluk yang di surga dan yang di bumi, yang di bawah bumi dan yang di laut, dan semua yang ada di dalamnya, berkata, “Bagi Dia yang duduk di atas takhta dan bagi Anak Domba, puji-pujian dan hormat, kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya!” Dan keempat makhluk di surga itu berkata, “Amin!” Dan para tua-tua itu jatuh tersungkur dan menyembah.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = g, 4/4, PS 963
Ref. Alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya.
Sesudah ayat, Alleluya dilagukan dua kali.
Ayat. Kristus, pencipta semesta alam telah bangkit. Ia mengasihani umat manusia.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes 21:1-19 (Singkat: 21:1-14)
  
"Yesus mengambil roti dan ikan serta memberikannya kepada para murid."
   
Sesudah bangkit dari antara orang mati, Yesus menampakkan diri kepada murid-murid-Nya di pantai Danau Tiberias. Ia menampakkan diri sebagai berikut: Di pantai itu berkumpul Simon Petrus, Tomas yang disebut Didimus, Natanael dari Kana yang di Galilea, anak-anak Zebedeus dan dua orang murid Yesus yang lain. Kata Simon Petrus kepada mereka, “Aku pergi menangkap ikan.” Kata mereka kepadanya, “Kami pergi juga dengan engkau.” Mereka berangkat, lalu naik ke perahu. Tetapi malam itu mereka tidak menangkap apa-apa. Ketika hari mulai siang, Yesus berdiri di pantai; akan tetapi murid-murid itu tidak tahu bahwa itu adalah Yesus. Kata Yesus kepada mereka, "Hai anak-anak, adakah kamu mempunyai lauk pauk?" Jawab mereka, "Tidak ada!" Maka kata Yesus kepada mereka, “Tebarkanlah jalamu di sebelah kanan perahu, maka akan kamu peroleh.” Lalu mereka menebarkannya, dan mereka tidak dapat menariknya lagi karena banyaknya ikan. Maka murid yang dikasihi Yesus berkata kepada Petrus, “Itu Tuhan!” Ketika Petrus mendengar bahwa itu adalah Tuhan, maka ia mengenakan pakaiannya, sebab ia tidak berpakaian, lalu terjun ke dalam danau. Murid-murid yang lain datang dengan perahu karena mereka tidak jauh dari darat, hanya kira-kira dua ratus hasta saja; dan mereka menghela jala yang penuh ikan itu. Ketika tiba di darat, mereka melihat api arang, dan di atasnya ada ikan serta roti. Kata Yesus kepada mereka, “Bawalah beberapa ikan yang baru kamu tangkap itu!” Simon Petrus naik ke perahu, lalu menghela jala itu ke darat, penuh ikan-ikan besar: seratus lima puluh tiga ekor banyaknya; dan sungguhpun sebanyak itu ikannya, jala tidak koyak. Kata Yesus kepada mereka, “Marilah dan sarapanlah!” Tidak ada di antara murid-murid itu yang berani bertanya kepada-Nya, “Siapakah Engkau?” Sebab mereka tahu bahwa Ia adalah Tuhan. Yesus maju ke depan, mengambil roti dan memberikannya kepada mereka; demikian juga ikan itu. Itulah ketiga kalinya Yesus menampakkan diri kepada murid-murid-Nya sesudah Ia bangkit dari antara orang mati.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Di dalam perahu Simon, Yesus duduk dan mengajar: duduk merupakan gestur yang melambangkan otoritas seseorang yang mengajar. Dengan kata lain, hanya dalam perahu St. Petrus lah kita menemukan Yesus yang terus berbicara melalui penerus para rasul. Otoritas yang dimiliki para rasul dan penerusnya tidak berasal dari diri mereka sendiri, melainkan berasal dari Allah. Hanya di dalam bahtera Petrus, kita akan menemukan pengajaran Yesus yang sejati. Hanya di dalam bahtera Petrus, yang tidak lain adalah Gereja Katolik, kita dapat dibawa kepada perjumpaan dengan Yesus yang sejati.
  
Ia berkata kepada Simon: “Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan.” … “Jangan takut, mulai dari sekarang engkau akan menjala manusia.”
  
Perkataan Yesus kepada Simon ini juga merupakan pertanda akan sifat Gereja yang katolik atau universal. St. Agustinus menafsirkan bahwa “tempat yang dalam” berarti Injil harus diwartakan ke bangsa-bangsa yang jauh. Hal ini juga berhubungan dengan perkataan Yesus tentang penjala manusia: bahwa semua manusia harus bersatu ke dalam keluarga Allah, ke dalam Gereja Katolik.
  
Sekalipun demikian, harus diingat bahwa kata Katolik, yang berarti keseluruhan, atau kepenuhan, juga memiliki arti kepenuhan kebenaran dan rahmat yang menyelamatkan:
Gereja disebut Katolik atau universal karena ia telah tersebar di seluruh dunia, dari satu ujung dunia ke ujung lainnya. Ia disebut Katolik karena ia mengajarkan secara penuh dan tanpa gagal semua ajaran yang harus dibawa kepada pengetahuan manusia, entah itu berhubungan dengan perkara yang kelihatan dan tidak kelihatan, dengan realitas-realitas surgawi dan duniawi. Alasan lain untuk nama Katolik ialah karena ia membawa semua kelompok manusia dalam ketaatan religius, penguasa dan warga negara, orang terpelajar dan tuna aksara (St. Sirilus dari Yerusalem, Catechetical 18)
“Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga.”
  
Seseorang yang mengandalkan kekuatan sendiri, tidak akan berhasil berbuat apa-apa. Kita tahu bahwa melalui ketaatan Petrus terhadap perkataan Tuhan, ia berhasil mendapat banyak ikan. Keberhasilan Petrus tidak dapat kita pisahkan dari kesediaan untuk membiarkan dirinya dibimbing oleh Allah: dengan kata lain, segala usaha yang dilakukan manusia untuk membangun Gereja, pertama dan terutama merupakan karya Allah. Hal yang sama dapat kita lihat dalam peristiwa Pentakosta: sebelum menerima Roh Kudus, para rasul bukanlah orang yang berani mewartakan Injil, namun ketika Roh Kudus turun atas mereka, mereka mengalami perubahan dan menjadi berani mewartakan Injil.
 
St. Ambrosius mengaitkan peristiwa panggilan Petrus dengan kejadian lain di Injil Matius, yang sama-sama bebicara tentang perahu. Dalam Injil Lukas, banyaknya tangkapan ikan hampir membuat jala koyak dan perahu tersebut tenggelam, sedangkan dalam Injil Matius 8:23-27, “angin ribut yang hebat dan gelombang-gelombang besar” lah yang melanda perahu tersebut dan membuat para murid merasa bahwa mereka akan binasa.
  
Ayat tersebut menjadi pertanda akan kekudusan dan kesatuan Gereja. St. Agustinus menafsirkan bahwa banyaknya ikan yang hampir menenggelamkan perahu dan mengoyak jala ini merupakan tanda bahwa akan adanya perpecahan: kesesatan dan skisma akan menjadi bagian dari sejarah Gereja. Ini artinya sebagai penjala manusia, akan ada orang-orang yang sekalipun telah berada di dalam Gereja, namun mereka tidak hidup seturut ajaran dan hukum Allah. Dalam Gereja yang kudus ternyata ada para pendosa. Dalam Gereja yang satu, ternyata perpecahan dapat terjadi di antara para anggotanya, dan karenanya kesatuan tetap menjadi tugas kita bersama.
  
Yesus sudah mengetahui akan hal ini, oleh karena itulah Dia berdoa bagi kesatuan para muridnya: “… supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku.” (Yoh 17:21)
  
Peristiwa ini secara implisit menggambarkan masa depan Gereja: bahtera yang dikemudikan St. Petrus dan penerusnya, yang mengarungi lautan waktu, tidak akan terlepas dari berbagai macam cobaan dan penganiayaan, yang berasal dari luar dan dalam. Akan ada situasi ketika kita merasa bahwa Tuhan tampak tertidur dan perahu hampir tenggelam; akan ada situasi yang mungkin membuat kita ingin berseru seperti para murid: Tuhan tolong, kita binasa! Namun Tuhan sudah berjanji kepada Petrus bahwa alam maut tidak akan menguasai Gereja-Nya (Mat 16:18-20), ini berarti bahwa sekalipun ada banyak dosa yang dilakukan putra-putri Gereja, yang menodai wajah Gereja, sekalipun terdapat perpecahan di antara umat beriman, namun Gereja Kristus tetaplah satu dan berdiri kokoh. Gereja Kristus tetaplah suci karena kekudusan Gereja tidak bergantung kepada kekudusan para anggotanya, melainkan bergantung kekudusan Allah.
 
Mereka memberi isyarat kepada teman-temannya di perahu yang lain supaya mereka datang membantunya.
  
Ternyata, dalam mengarungi lautan sejarah, Petrus dan penerusnya tidaklah sendirian. Ia memiliki teman-teman yang “datang membantunya”. Bila kita mempelajari sejarah Gereja, kita melihat bahwa dalam periode tertentu ketika Gereja menemui berbagai kesulitan, selalu ada orang-orang kudus yang tampil ke atas panggung sejarah untuk membangun Gereja, membaruinya, dan melindunginya dari perpecahan: mulai dari St. Petrus dan Paulus, St. Ambrosius dan Agustinus, St. Dominikus dan Fransiskus, St. Ignatius dari Loyola dan Yohanes dari Avila, St. Karolus Boromeus dan Filipus Neri, hingga St. Yohanes Paulus II dan Paus Benediktus XVI. (Sumber: https://luxveritatis7.wordpress.com/2016/10/24/gereja-yang-satu-kudus-katolik-dan-apostolik-st-petrus/)

Antifon Komuni (Bdk. Luk 24:35) 

Para murid mengenali Tuhan Yesus ketika Ia memecah-mecahkan roti, alleluya. 

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy