| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Seri Katekismus SIFAT & CIRI GEREJA KRISTUS


KATKIT (Katekese Sedikit) No. 225

Seri Katekismus
SIFAT & CIRI GEREJA KRISTUS

Syalom aleikhem.
Bagaikan roh kita untuk badan kita, seperti itulah Roh Kudus bagi Tubuh Kristus, yaitu Gereja. Roh Kudus menghidupkan dan menjadikan Gereja “kanisah”. Kanisah itu bait suci, maka Gereja adalah bait suci Roh Kudus. Karena itu, di mana ada Gereja, di situ ada Roh Allah.

Roh itu menganugerahkan aneka ragam karunia khusus yang disebut karisma kepada Umat Allah untuk berbagai karya atau tugas. Semua karisma digunakan untuk membangun Gereja, maksudnya melayani kesejahteraan manusia dan kebutuhan dunia. Siapa yang menerima karisma wajib menghormati para gembala Gereja yang dipilih Allah untuk mempertahankan apa yang baik.

Sifat & Ciri

Itulah – sudah dipaparkan sejak beberapa edisi lalu – Gereja Kristus. Dalam ikrar iman kita atawa Syahadat a.k.a. Kredo, Gereja Kristus itu kita akui, kita sebut Gereja yang Satu, Kudus, Katolik, dan Apostolik. Inilah keempat sifat Gereja. Keempatnya tak dapat diceraikan satu sama lain, keempatnya melukiskan ciri-ciri hakikat Gereja. In short, keempatnya adalah sifat sekaligus ciri Gereja untuk menilai seperti apakah Gereja Kristus itu.

Dari manakah asal sifat-sifat itu? Dari Allah sendiri. Umat Allah mencerap dan menerimanya melalui sejarah dan mengindahkannya sebagai tanda yang jelas bagi Gereja Kristus.

Gereja itu satu. Apanya yang satu? Ada tiga hal: (1) asalnya, (2) pendirinya, (3) jiwanya. Gereja itu menurut asalnya adalah dari Allah. Gereja satu menurut pendirinya, yaitu Kristus. Dan jiwanya adalah Roh Kudus yang menciptakan persekutuan dan menjadi pemersatu. Roh Kudus roh pemersatu, bukan roh pemecah-belah. Demikianlah kalau dikatakan Gereja itu satu.

Gereja itu satu juga karena adanya ikatan kesatuan. Apakah sajakah ikatan itu? Ada tiga hal: (1) ikrar iman, (2) ibadat, (3) suksesi. Apa maksudnya? Ikrar iman adalah pengakuan iman yang satu dan sama sebagaimana diwariskan oleh Para Rasul. Iman kita kini adalah iman yang mengikuti iman Para Rasul dulu, bukan iman hasil ciptaan satu-dua orang tertentu.

Ikatan kedua adalah ibadat. Gereja yang satu itu satu dalam perayaan ibadat, terutama dalam sakramen-sakramen. Ada tujuh sakramen dalam Gereja Kristus. Di manapun di seluruh dunia, ketujuhnya dijunjung sebagai sakramen-sakramen suci tanpa terkecuali.

Ikatan ketiga adalah suksesi apostolik, artinya Gereja yang satu digembalakan oleh pemimpin yang sah diangkat dengan Sakramen Tahbisan yang tidak terputus mata rantainya sejak para Rasul, bukan oleh (orang yang mengaku) pemimpin yang mengangkat dirinya sendiri atas dasar mandat atau wangsit entah dari mana.

** Ringkasan atas Katekismus Gereja Katolik (KGK) No. 797 – 815

Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring

Jumat, 10 Mei 2019 Hari Biasa Pekan III Paskah

Jumat, 10 Mei 2019
Hari Biasa Pekan III Paskah

"Tubuh Kristus memberi hidup kepada mereka yang bersatu dengan Dia". (St. Sirilus dari Alexandria)


Antifon Pembuka (Why 5:12)

Anak Domba yang telah dikurbankan pantas menerima kekuatan dan keallahan, kebijaksanaan, keperkasaan dan kehormatan. Alleluya.

Worthy is the Lamb who was slain, to receive power and divinity, and wisdom and strength and honor, alleluia.


Doa Pembuka

Allah Bapa sumber kehidupan sejati, Engkau telah menyediakan makanan surgawi bagi kami, yaitu Tubuh dan Darah Putra-Mu. Ajarilah kami untuk sungguh-sungguh mengimani kehadiran Putra-Mu dalam Ekaristi, sehingga kami pun dapat menimba daya hidup dari-Nya. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
   
Bacaan dari Kisah Para Rasul (9:1-20)
   
"Orang ini adalah alat pilihan bagi-Ku, untuk memberitakan nama-Ku kepada bangsa-bangsa lain."
     
Ketika pecah penganiayaan terhadap jemaat, hati Saulus berkobar-kobar untuk mengancam dan membunuh murid-murid Tuhan. Ia menghadap Imam Besar, dan meminta surat kuasa dari padanya untuk dibawa kepada majelis-majelis Yahudi di Damsyik, supaya jika ia menemukan laki-laki atau perempuan yang mengikuti Jalan Tuhan, ia menangkap mereka dan membawa mereka ke Yerusalem. Dalam perjalanannya ke Damsyik, ketika ia sudah dekat kota itu, tiba-tiba cahaya memancar dari langit mengelilingi dia. Ia rebah ke tanah, dan kedengaran olehnya suatu suara yang berkata kepadanya, “Saulus, Saulus, mengapa engkau menganiaya Aku?” Jawab Saulus, “Siapakah Engkau, Tuhan?” Kata-Nya, “Akulah Yesus yang kauaniaya itu! Tetapi bangunlah dan pergilah ke dalam kota. Di sana akan dikatakan kepadamu, apa yang harus kauperbuat.” Maka termangu-mangulah temannya seperjalanan, karena mereka memang mendengar suara itu, tetapi tidak melihat seorang jua pun. Saulus bangun dan berdiri, lalu membuka matanya, tetapi ia tidak dapat melihat apa-apa. Teman-temannya harus menuntun dia masuk ke Damsyik. Tiga hari lamanya Saulus tidak dapat melihat dan tiga hari lamanya ia tidak makan dan minum. Di Damsyik ada seorang murid Tuhan bernama Ananias. Firman Tuhan kepadanya dalam suatu penglihatan, “Ananias!” Jawabnya, “Ini aku, Tuhan!” Firman Tuhan, “Pergilah ke jalan yang bernama Jalan Lurus, dan carilah di rumah Yudas seorang dari Tarsus, yang bernama Saulus. Ia sekarang berdoa, dan dalam suatu penglihatan ia melihat bahwa seorang yang bernama Ananias masuk ke dalam dan menumpangkan tangannya ke atasnya, supaya ia dapat melihat lagi.” Jawab Ananias, “Tuhan, dari banyak orang telah kudengar tentang orang itu betapa banyak kejahatan yang dilakukannya terhadap orang-orang kudus-Mu di Yerusalem. Dan ia datang ke mari dengan kuasa penuh dari imam-imam kepala untuk menangkap semua orang yang memanggil nama-Mu.” Tetapi firman Tuhan kepadanya, “Pergilah, sebab orang ini adalah alat pilihan bagi-Ku untuk memberitakan nama-Ku kepada bangsa-bangsa lain, kepada raja-raja dan orang-orang Israel. Aku sendiri akan menunjukkan kepadanya, betapa banyak penderitaan yang harus ia tanggung oleh karena nama-Ku.” Lalu pergilah Ananias ke situ dan masuk ke rumah itu. Ia menumpangkan tangannya ke atas Saulus, katanya, “Saulus, saudaraku, Tuhan Yesus yang telah menampakkan diri kepadamu di jalan yang engkau lalui, telah menyuruh aku kepadamu, supaya engkau dapat melihat lagi dan penuh dengan Roh Kudus.” Dan seketika itu juga seolah-olah ada selaput gugur dari matanya, sehingga Saulus dapat melihat lagi. Saulus bangun lalu dibaptis. Dan setelah ia makan, pulihlah kekuatannya. Saulus tinggal beberapa hari bersama-sama dengan murid-murid di Damsyik. Ketika itu juga ia memberitakan Yesus di rumah-rumah ibadat, dan mengatakan bahwa Yesus adalah Anak Allah.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = f, 4/4, PS 827
Ref. Pergi ke seluruh dunia, wartakanlah Injil!
Ayat. (Mzm 117:1bc.2)
1. Pujilah Tuhan, hai segala bangsa, megahkanlah Dia, hai segala suku bangsa!
2. Sebab kasih-Nya hebat atas kita, dan kesetiaan Tuhan untuk selama-lamanya.

Bait Pengantar Injil, do = f, 4/4, PS 963
Ref. Alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya.
Ayat. (Yoh 6:56)
Barangsiapa makan Daging-Ku dan minum Darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku, dan Aku di dalam dia, sabda Tuhan.   
   
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (6:52-59)
  
"Daging-Ku adalah benar-benar makanan, dan Darah-Ku adalah benar-benar minuman."
   
Di rumah ibadat di Kapernaum orang-orang Yahudi bertengkar antar mereka sendiri dan berkata, “Bagaimana Yesus ini dapat memberikan daging-Nya kepada kita untuk dimakan?” Maka kata Yesus kepada mereka, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jikalau kamu tidak makan Daging Anak Manusia dan minum Darah-Nya, kamu tidak mempunyai hidup di dalam dirimu, barangsiapa makan Daging-Ku dan minum Darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal, dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman. Sebab Daging-Ku adalah benar-benar makanan, dan Darah-Ku adalah benar-benar minuman. Barangsiapa makan Daging-Ku dan minum Darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia. Sama seperti Bapa yang hidup mengutus Aku dan Aku hidup oleh Bapa, demikian juga barangsiapa memakan Aku, akan hidup oleh Aku. Akulah roti yang telah turun dari surga, bukan roti seperti yang dimakan nenek moyangmu dan mereka telah mati. Barangsiapa makan roti ini, ia akan hidup selama-lamanya.” Semuanya ini dikatakan Yesus di Kapernaum ketika Ia mengajar di rumah ibadat.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
   
Renungan

Dalam hidup rohani ada banyak saudara-saudari kita mengalami kebangkitan dan pembaruan hidup sesudah mengalami pertobatan. Dalam pertobatan itu, mereka mengalami kasih Allah yang sungguh nyata dan menguatkan. Bagi mereka Allah sungguh hidup!

Setelah pertobatannya, Saulus diterima dalam kalangan para rasul. Ia menjadi rasul yang amat giat untuk mewartakan Injil, setelah mengalami perjumpaan dengan Allah yang hidup. Dalam persatuan dengan para rasul itu ia merasa hidupnya sungguh-sungguh bersatu dengan Kristus dan hidup oleh Kristus. ”Sama seperti Bapa yang hidup mengutus Aku dan Aku hidup oleh Bapa, demikian juga barangsiapa yang memakan Aku, akan hidup oleh Aku.”
 
 Yesus memberikan kekuatan bagi kita sebagai alat pilihan untuk memberitakan nama Yesus kepada bangsa-bangsa lain (Kis 9:15). Seperti Saulus yang bertobat menjadi Paulus, demikian pula kehadiran dalam masyaakat boleh membawa terang Kristus kepada orang di sekitar kita. Namun, kita harus tetap ingat, tanpa Ekaristi, semua perbuatan baik dan karya sosial menjadi tak bermakna. Kita menjadi pekerja sosial tanpa kekuatan dari Kristus. Menurut Paus Benediktus XVI, "kalau disikapi secara serius, Ekaristi dapat mengubah dunia - sungguh, itulah satu-satunya yang dapat mengubah dunia." (John Allen JR. 2008, Paus Benediktus XVI, Sepuluh Gagasan yang Mengubah Dunia. Yogyakarta: Kanisius, hlm. 27)
 
Oleh sebab itu ajaran yang dipegang teguh oleh Gereja tentang makna Ekaristi bukan saja sebagai perjamuan melainkan juga bahkan terutama sebagai kurban, dengan setepatnya dilihat sebagai salah satu pintu masuk utama bagi semua orang beriman akan partisipasi penuh dalam Sakramen sebesar ini. "Karena, bila dilucuti dari segi kurban, maka misteri ini hanya diartikan dan dipentingkan tidak lebih daripada sebuah perjamuan persaudaraan". (Redemptionis Sacramentum, Instruksi VI tentang sejumlah hal yang perlu dilaksanakan atau dihindari berkaitan dengan Ekaristi Mahakudus, No. 38)
   
  
KATEKESE: KEHADIRAN KRISTUS DALAM MISA
 
 Paskah Kristus mencakup bukan hanya sengsara dan wafat-Nya, melainkan juga kebangkitan-Nya. Ini dikumandangkan oleh aklamasi umat sesudah konsekrasi, "Kebangkitan-Nya kita muliakan." Kurban Ekaristi menghadirkan bukan saja misteri sengsara dan wafat Juruselamat, tetapi juga misteri kebangkitan-Nya, yang memahkotai pengorbanan-Nya. Adalah sebagai Seorang yang hidup dan bangkit, Kristus dapat menjadi "roti hidup" (Yoh 6:35, 48, 51). 
 
 Santo Ambrosius mengingatkan para terbaptis baru mengenai pengenaan peristiwa kebangkitan kepada hidup mereka, "Hari ini Kristus menjadi milikmu, kendati Ia bangkit lagi setiap hari bagimu." Santo Sirilus dari Aleksandria memberi juga penegasan bahwa ambil bagian dalam misteri suci "adalah pengakuan sejati dan peringatan bahwa Tuhan telah wafat dan hidup kembali bagi kita dan sebagai pengganti diri kita."
 
 Penghadiran sakramental kurban Kristus yang dimahkotai oleh kebangkitan-Nya, dalam Misa menyangkut kehadiran yang sangat istimewa, yang - dalam kata-kata Paus Paulus VI - "disebut 'real', bukan untuk menolak segala jenis kehadiran lain seolah-olah tidak nyata, melainkan sebab kehadiran pada Misa ini adalah YANG PALING PENUH: kehadiran substansial, di mana Kristus, Allah-Manusia, seluruhnya HADIR SECARA PENUH." (St. Yohanes Paulus II, Surat Ensiklik Ecclesia de Eucharistia (Ekaristi dan Hubungannya dengan Gereja), No. 14-15)
  
Antifon Komuni

Kristus yang disalibkan telah bangkit dari antara orang mati dan telah menebus kita, alleluya.

The Crucified is risen from the dead and has redeemed us, alleluia.
   

Seri Alkitab INJIL MARKUS 4:11-12


KATKIT (Katekese Sedikit) No. 224

Seri Alkitab
INJIL MARKUS 4:11-12

Syalom aleikhem.
Mrk. 4:11
Jawab-Nya: “Kepadamu telah diberikan rahasia Kerajaan Allah, tetapi kepada orang-orang luar segala sesuatu disampaikan dalam perumpamaan,
Et dicebat eis: “ Vobis datum est mysterium regni Dei; illis autem, qui foris sunt, in parabolis omnia fiunt,

Istilah “rahasia” dalam ayat ini terkait erat dengan tulisan-tulisan Yahudi pada masa itu, biasanya dihubungkan dengan kejadian-kejadian seputar akhir zaman, contohnya: kebangkitan orang-orang beriman, penghakiman terakhir, kemenangan Mesias pada akhir zaman. Dalam ayat ini, “rahasia” bermakna rahasia-rahasia yang diberitahukan oleh Allah kepada umat-Nya. Pemberitahuan terjadi hanya karena kehendak Allah saja, bukan karena usaha manusia. Kalau Allah berkenan, maka terjadilah. Kalau tidak, ya tak terjadi.

Kata “tetapi” menunjukkan kontras. Orang-orang lain, yang dalam ayat ini disebut ”orang-orang luar”, yaitu mereka selain Dua Belas Rasul dan pengikut Kristus, tak diberi tahu rahasia mengenai Kerajaan Allah. Bagi orang luar, segala ajaran disampaikan dalam bentuk perumpamaan.

Makna ayat ini: kepada para pengikut Kristus, rahasia-rahasia Kerajaan Allah disampaikan dengan jelas, namun kepada orang lain di luar pengikut Kristus hanya perumpamaan (samar-samar) saja yang diberitahukan.

Mrk. 4:12
supaya: Sekalipun melihat, mereka tidak menanggap, sekalipun mendengar, mereka tidak mengerti, supaya mereka jangan berbalik dan mendapat ampun.”
ut videntes videant et non videant, et audientes audiant et non intellegant, ne quando convertantur, et dimittatur eis ”.

Ayat ini kutipan dari Perjanjian Lama, yaitu Yes. 6:9-10, yang berbahasa Yunani (LXX, Septuaginta). Kalimat ini harus dipahami sebagai gaya bahasa, bukan harafiah begitu saja. “Sekalipun melihat, mereka tidak menanggap” artinya ‘mereka memandang dan terus memandang tapi tidak (dapat) melihat’. Maknanya, orang terus-menerus memandangi atau mengamati sesuatu tapi tak paham sesuatu itu apa.

Anak kalimat selanjutnya bermakna mirip: “sekalipun mendengar, mereka tidak mengerti” yang artinya ‘mereka mendengarkan sesuatu tapi tak paham apakah maknanya’.

Setelah kata “supaya” adalah tujuan, yaitu jangan sampai orang-orang luar “berbalik dan mendapat ampun”. Berbalik di sini artinya bertobat, meninggalkan cara hidup penuh dosa menuju cara hidup menuruti firman Allah. Kalau bertobat, orang diampuni dosanya.

Apa makna ayat ini sesungguhnya? Ayat ini adalah suatu pernyataan Tuhan Yesus dalam bentuk gaya bahasa yang “menubuatkan” bahwa ajaran-ajaran-Nya tidak dipahami (dengan benar) oleh orang-orang luar. Mereka semua tampaknya ikut Tuhan Yesus ke mana-mana dan mendengarkan semua ajaran-Nya, tapi pada akhirnya mereka gagal memahami isi ajaran Tuhan. Jangankan orang luar, Para Rasul dan pengikut Kristus pun pada awalnya – bahkan sampai hari wafat-Nya – belum atau bahkan tidak paham sepenuhnya akan ajaran Tuhan.

Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring

Kamis, 09 Mei 2019 Hari Biasa Pekan III Paskah

Kamis, 09 Mei 2019
Hari Biasa Pekan III Paskah

Liturgi sebagai tindakan suci par excellence adalah puncak yang menjadi arah kegiatan Gereja dan merupakan sumber semua kekuatannya. Melalui liturgi, Kristus meneruskan karya penebusan kita dalam, dengan, dan melalui Gereja. (Kompendium Katekismus Gereja Katolik, No. 219)

Antifon Pembuka (Kel 15:1-2)

Marilah kita memuji Allah, pahlawan gagah perkasa. Ia menyelamatkan kita dengan kekuatan-Nya yang jaya, alleluya.

Let us sing to the Lord, for he has gloriously triumphed. The Lord is my strength and my might; he has become my salvation, alleluia.

Doa Pembuka


Allah Bapa yang kekal dan kuasa, hari-hari ini, Engkau menyatakan cinta kasih-Mu dengan lebih berlimpah kepada kami dan membebaskan kami dari kesesatan. Semoga kami semakin terbuka bagi rahmat-Mu, dan semakin teguh dalam kebenaran-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau dan dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah sepanjang segala masa. Amin.
      
Filipus bertemu dengan sida-sida dari Etiopia atas perintah dari Malaikat Tuhan. Filipus menjelaskan kitab Nabi Yesaya, yang dibaca oleh sida-sida tersebut. Sida-sida tersebut bahagia atas bimbingan dan penjelasan Filipus, dan percaya bahwa Yesus adalah anak Allah. Hingga akhirnya ia diminta dibaptis oleh Filipus.
    

Bacaan dari Kisah Para Rasul (8:26-40)
   
 
"Jika Tuan percaya dengan segenap hati, Tuan boleh dibaptis."
    
Waktu Filipus di Samaria, berkatalah seorang malaikat Tuhan kepadanya, “Bangunlah dan berangkatlah ke sebelah selatan, menyusur jalan yang turun dari Yerusalem ke Gaza.” Jalan itu jalan yang sunyi. Lalu berangkatlah Filipus. Adalah seorang Etiopia, seorang sida-sida, pembesar dan kepala perbendaharaan Sri Kandake, ratu negeri Etiopia, yang pergi ke Yerusalem untuk beribadah. Sekarang orang itu sedang dalam perjalanan pulang, ia duduk dalam keretanya sambil membaca kitab Nabi Yesaya. Lalu kata Roh kepada Filipus, “Pergilah ke situ dan dekatilah kereta itu!” Filipus segera mendekat, dan mendengar sida-sida itu sedang membaca kitab Nabi Yesaya. Kata Filipus, “Mengertikah Tuan apa yang Tuan baca itu?” Jawabnya, “Bagaimanakah aku dapat mengerti, kalau tidak ada yang membimbing aku?” Lalu ia meminta Filipus naik dan duduk di sampingnya. Nas yang dibacanya itu berbunyi seperti berikut: Seperti seekor domba Ia dibawa ke pembantaian; dan seperti anak domba yang kelu di depan orang yang menggunting bulunya, demikianlah Ia tidak membuka mulut-Nya. Dalam kehinaan-Nya berlangsunglah hukuman-Nya, siapakah yang akan menceritakan asal usul-Nya? Sebab nyawa-Nya diambil dari bumi. Maka kata sida-sida itu kepada Filipus, “Aku bertanya kepadamu, tentang siapakah nabi berkata demikian? Tentang dirinya sendiri atau tentang orang lain?” Maka mulailah Filipus berbicara, dan bertolak dari nas itu ia memberitakan Injil Yesus kepadanya. Mereka melanjutkan perjalanan, dan tiba di suatu tempat yang ada airnya. Lalu kata sida-sida itu, “Lihat, di situ ada air; apakah halangannya, jika aku dibaptis?” Sahut Filipus, “Jika Tuan percaya dengan segenap hati, boleh.” Jawabnya, “Aku percaya, bahwa Yesus Kristus adalah Anak Allah.” Lalu orang Etiopia itu menyuruh menghentikan kereta, dan keduanya turun ke dalam air, baik Filipus maupun sida-sida itu, dan Filipus membaptis dia. Dan setelah mereka keluar dari air, Roh Tuhan tiba-tiba melarikan Filipus, dan sida-sida itu tidak melihatnya lagi. Ia meneruskan perjalanannya dengan sukacita. Tetapi ternyata Filipus ada di Asdod. Ia menjelajah daerah itu dan memberitakan Injil di semua kota sampai ia tiba di Kaisarea.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Bersorak-sorailah bagi Allah, hai seluruh bumi!
Ayat. (Mzm 66:8-9.16-17.20; R:1)
1. Pujilah Allah kami, hai para bangsa, dan perdengarkanlah puji-pujian kepada-Nya! Ia mempertahankan jiwa kami di dalam hidup dan tidak membiarkan kaki kami goyah.
2. Marilah, dengarlah, hai kamu sekalian yang takwa kepada Allah, aku hendak menceritakan apa yang dilakukan-Nya terhadapku. Kepada-Nya aku telah berseru dengan mulutku, kini dengan lidahku aku menyanyikan pujian.
3. Terpujilah Allah, yang tidak menolak doaku, dan tidak menjauhkan kasih setia-Nya daripadaku.

Bait Pengantar Injil, do = g, PS 959
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Yoh 6:51)
Akulah roti hidup yang telah turun dari surga, sabda Tuhan. Barangsiapa makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya.
 
Orang beriman itu secara fisik masih hidup di dunia. Namun, ia tidak boleh terikat oleh kekuatan dunia. Ia mesti mulai hidup, berpikir dan bertindak secara rohani. Hati dan jiwanya terus diberi asupan makanan dan minuman rohani bergizi tinggi, yaitu Tubuh dan Darah Kristus. Dengan demikian, ia akan mempunyai hidup kekal di dalam Kerajaan Surga.


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (6:44-51)
      
"Akulah roti hidup yang telah turun dari surga."
     
Di rumah ibadat di Kapernaum Yesus berkata kepada orang banyak, “Tidak seorang pun dapat datang kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku; dan ia akan Kubangkitkan pada akhir zaman. Ada tertulis dalam kitab nabi-nabi; Dan mereka semua akan diajar oleh Allah. Dan setiap orang, yang telah mendengar dan menerima pengajaran dari Bapa, datang kepada-Ku. Hal itu tidak berarti, bahwa ada orang yang telah melihat Bapa! Hanya Dia yang datang dari Allah, Dialah yang telah melihat Bapa! Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya, ia mempunyai hidup yang kekal. Akulah roti hidup. Nenek moyangmu telah makan manna di padang gurun dan mereka telah mati. Inilah roti yang turun dari surga: Barangsiapa makan dari padanya, ia tidak akan mati. Akulah roti hidup yang telah turun dari surga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya. Dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
  
Renungan
   
Roti hidup yang diberikan Yesus bersifat sakramental. Ia sendiri memberikan tubuh dan darah-Nya. Barangsiapa makan daging-Nya dan minum darah-Nya akan memiliki kehidupan kekal dan dibangkitkan pada akhir zaman. Undangan untuk "percaya" tersebut diganti dengan undangan untuk "makan" dan "minum". Kita diminta untuk makan dan minum, secara rohani, daging dan darah dari Anak Manusia yang ilahi.


Antifon Komuni (2Kor 5:15)

Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka, alleluya.

Christ died for all, that those who live may live no longer for themselves, but for him, who died for them and is risen, alleluia.

Doa Malam

Tuhan Yesus, berkatilah kami malam ini. Jauhkanlah kami dari yang jahat serta berilah kesehatan yang baik bagi kami. Sebab Engkaulah Tuhan dan Juruselamat kami, yang hidup dan berkuasa, kini dan sepanjang masa. Amin.


RUAH

Seri Katekismus INTIMNYA KRISTUS & GEREJA


KATKIT (Katekese Sedikit) No. 222

Seri Katekismus
INTIMNYA KRISTUS & GEREJA

Syalom aleikhem.
Allah telah memilih bangsa Israel menjadi Umat-Nya, membuat perjanjian dengan bangsa itu, dan mendidik mereka tahap demi tahap. Itu dilakukan Allah untuk menyiapkan dan melambangkan perjanjian yang baru dan sempurna yang diadakan-Nya dalam Kristus. Umat Allah Perjanjian Baru berasal dari bangsa Yahudi dan segala bangsa.

Umat Allah itu punya tujuh tanda khusus yang membedakannya dari semua kelompok agama dan bangsa. Pertama, dibentuk oleh Allah sendiri. Kedua, anggotanya bukan berdasarkan kelahiran jasmani, melainkan kelahiran “dari atas”, yaitu oleh iman kepada Kristus dan pembaptisan. Ketiga, Kristus adalah kepalanya. Keempat, memiliki martabat dan kemerdekaan sebagai putra-putri Allah. Kelima, hukumnya adalah perintah baru untuk saling mengasihi. Keenam, diutus menjadi garam dan terang dunia. Ketujuh, tujuannya adalah Kerajaan Allah.

Oleh iman kepada Kristus dan pembaptisan, orang masuk ke dalam Umat Allah, dan dengan demikian ambil bagian dalam tritugas Kristus sebagai imam, nabi, dan raja. Apa artinya?

Orang yang telah dibaptis disebut imam karena ia disucikan menjadi kediaman rohani; ini bukan imam dalam arti tahbisan, tapi dalam arti “kesucian”. Menjadi nabi karena ia berpegang teguh pada iman kepada Kristus dan melakukan apa yang diimani di tengah dunia. Sebagai raja artinya orang itu mau melayani seperti Kristus Sang Raja yang datang untuk melayani. Itulah makna menjadi imam, nabi, raja: disucikan, melakukan apa yang diimani, dan mau melayani.

Gereja sebagai Umat Allah selalu bersatu dengan Kristus bak ranting-ranting anggur menyatu dengan pokok anggur. Bukankah Kristus sudah tak di dunia ini, sudah tak keliahatan di tengah murid-murid? Bagaimana cara bersatu dengan-Nya? Persekutuan dengan Kristus dicapai berkat pengutusan Roh Kudus.

Persekutuan itu bagai tubuh dan kepala: Gereja adalah tubuh, Kristus kepala. Karena itu, Gereja disebut juga Tubuh (Mistik) Kristus. Tubuh dan Kepala itu berbeda satu dengan yang lain, tapi bersatu demikian eratnya bagai hubungan yang intim dan pribadi.

Hubungan yang intim itu digambarkan dengan hubungan pribadi pria dan wanita: Kristus mempelai pria, Gereja mempelai wanita. Demikian gambaran-gambaran mengenai Kristus dalam hubungan dengan Gereja-Nya yang telah didirikan-Nya tahun 33 M pada hari Pentakosta di Kota Suci Yerusalem.

** Ringkasan atas Katekismus Gereja Katolik (KGK) No. 781 – 796

Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring

Rabu, 08 Mei 2019 Hari Biasa Pekan III Paskah

Rabu, 08 Mei 2019
Hari Biasa Pekan III Paskah
    

Jika saja kita memahami nilai Kurban Kudus Misa, atau jika saja kita mempunyai iman, pastilah kita ikut ambil bagian di dalamnya dengan jauh lebih antusias --- St. Yohanes Maria Vianey
    
Antifon Pembuka (Mzm 71(70):8.23)

Semoga lidahku bernyanyi memuji Engkau. Semoga bibirku bersorak bermadah kepada-Mu, alleluya.
  
Let my mouth be filled with your praise, that I may sing aloud; my lips shall shout for joy, when I sing to you, alleluia.
  
Doa Pembuka

Allah Bapa yang berbelaskasih, kami telah Kauberi iman kepercayaan. Semoga berkat bantuan-Mu itu kami bangkit bersama Putra-Mu yang tunggal dan hidup mulia selamanya. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kisah Para Rasul (8:1b-8)
    
 
"Mereka menjelajah seluruh negeri sambil memberitakan Injil."
       
Setelah Stefanus dibunuh, mulailah penganiayaan yang hebat terhadap jemaat di Yerusalem. Mereka semua, kecuali rasul-rasul, tersebar ke seluruh daerah Yudea dan Samaria. Orang-orang saleh menguburkan mayat Stefanus serta meratapinya dengan sangat. Tetapi Saulus berusaha membinasakan jemaat itu. Ia memasuki rumah demi rumah dan menyeret laki-laki serta perempuan ke luar, lalu menyerahkan mereka untuk dimasukkan ke dalam penjara. Mereka yang tersebar menjelajah ke seluruh negeri sambil memberitakan Injil. Filipus pergi ke suatu kota di Samaria dan memberitakan Mesias kepada orang-orang di situ. Ketika orang banyak itu mendengar pemberitaan Filipus dan melihat tanda-tanda yang diadakannya, mereka semua dengan bulat hati menerima apa yang diberitakannya itu. Sebab dari banyak orang yang kerasukan roh jahat keluarlah roh-roh itu sambil berseru dengan suara keras, dan banyak juga orang lumpuh dan orang timpang yang disembuhkan. Maka sangatlah besar sukacita dalam kota itu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
  
Mazmur Tanggapan
Ref. Bersorak-sorailah bagi Allah, hai seluruh bumi!
Ayat. (Mzm 66:1-3a.4-5.6-7a; R:1)
1. Bersorak-sorailah bagi Allah, hai seluruh bumi, mazmurkanlah kemuliaan nama-Nya, muliakanlah Dia dengan puji-pujian! Katakanlah kepada Allah, "Betapa dahsyat segala pekerjaan-Mu!"
2. Seluruh bumi sujud menyembah kepada-Mu, dan bermazmur bagi-Mu, seluruh bumi memazmurkan nama-Mu. Pergilah dan lihatlah karya-karya Allah; Ia dahsyat dalam perbuatan-Nya terhadap manusia.
3. Ia mengubah laut menjadi tanah kering, dan orang berjalan kaki menyeberangi sungai. Oleh sebab itu kita bersukacita karena Dia, yang memerintah dengan perkasa untuk selama-lamanya.

Bait Pengantar Injil, do = g, PS 959
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Yoh 6:40)
Setiap orang yang percaya kepada Anak, beroleh hidup yang kekal, dan Aku akan membangkitkannya pada akhir zaman.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (6:35-40)
     
"Inilah kehendak Bapa-Ku, yaitu supaya setiap orang yang melihat Anak beroleh hidup yang kekal."
      
Di rumah ibadat di Kapernaum Yesus berkata kepada orang banyak, "Akulah roti hidup! Barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi. Tetapi Aku telah berkata kepadamu: Sungguh pun kamu telah melihat Aku, kamu tidak percaya. Semua yang diberikan Bapa kepada-Ku akan datang kepada-Ku, dan barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan Kubuang. Sebab Aku telah turun dari surga bukan untuk melakukan kehendak-Ku, tetapi untuk melakukan kehendak Dia yang telah mengutus Aku. Dan inilah kehendak Dia yang telah mengutus Aku, yaitu supaya dari semua yang telah diberikan-Nya kepada-Ku jangan ada yang hilang, tetapi supaya Kubangkitkan pada akhir zaman. Sebab inilah kehendak Bapa-Ku, yaitu supaya setiap orang, yang melihat Anak dan percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal, dan supaya Aku membangkitkannya pada akhir zaman."
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.

Renungan



Yesus menggambarkan diri-Nya sebagai roti hidup yang turun dari surga. Ia memberikan diri-Nya agar setiap orang yang menerima-Nya dalam kepercayaan memperoleh hidup kekal dan dibangkitkan pada akhir zaman. Itulah juga kehendak Bapa yang mengutus-Nya. Namun demikian, tawaran Yesus tidak selalu ditanggapi dengan penerimaan. Kata-kata-Nya dianggap keras (Yoh. 6:60) sehingga banyak dari antara para murid yang meninggalkan-Nya. Penolakan terhadap iman akan Yesus juga terus berlangsung dan memunculkan penganiayaan terhadap jemaat Yerusalem. Tetapi justru karena penganiayaan inilah, muncul banyak orang yang berani tampil sebagai saksi bagi Yesus. Mereka mengambil risiko atas pilihan mereka untuk bersaksi. Stefanus adalah contoh saksi yang menanggung kematian demi iman akan Yesus. Banyak murid Yesus diseret keluar rumah dan dibawa ke dalam penjara, tetapi risiko dan bahaya penganiayaan itu tidak menyurutkan semangat iman mereka. Ketika mereka dianiaya di Yerusalem, mereka pergi mewartakan Yesus ke Samaria. Barangkali inilah jalan yang ditunjukkan oleh Tuhan untuk membawa warta tentang Yesus menjangkau wilayah yang semakin luas. Yesus Sang Roti Hidup tidak hanya dikenal di Yudea dan Galilea, tetapi juga dikenal oleh bangsa-bangsa yang semula dianggap kafir dan berdosa. Roti Hidup itu diterima dan memberi hidup bagi semakin banyak orang berkat darah kemartiran dan semangat para saksi yang membawa Yesus kepada semua orang.
     
Yesus memberikan diri-Nya kepada kita dalam Ekaristi sebagai makanan rohani karena Dia mencintai kita. Ekaristi tidak hanya mempersatukan kita dengan Kristus sebagai Kepala Gereja tetapi juga mempersatukan kita satu sama lain sebagai satu anggota tubuh mistik Kristus (KGK, 1396). Sebab penerimaan komuni bukanlah soal yang bersifat individualistis, melainkan sesuatu yang menyangkut "tubuh". Dalam perayaan Ekaristi kita berkumpul sebagai "tubuh"; kita datang ke meja perjamuan Tuhan sebagai satu keluarga. Kebenaran ini diungkapkan dalam simbol alkitabiah satu roti dan satu piala.
    
Ekaristi sebagai pemersatu tubuh mistik Kristus dapat dilihat juga dari defenisi Sakramen Ekaristi sebagai kurban Gereja, di mana Katekismus Gereja Katolik mengatakan, "Ekaristi adalah juga kurban Gereja. Gereja, Tubuh Kristus, mengambil bagian dalam kurban Kepalanya" (KGK, 1368). Maka, Ekaristi juga mempersatukan masing-masing umat dalam Gereja. Persatuan masing-masing anggota tubuh Gereja, yang diumpamakan sebagai tubuh yang mempunyai banyak anggota (bdk. 1Kor 12:12), hanya mungkin terjadi karena seluruh anggota diikat oleh Sang Kepala, yaitu Kristus. Ekaristi adalah perjamuan sebab Kristus memberikan Ekaristi pada saat perjamuan Paska, saat Ia memilih roti dan anggur untuk diubah menjadi Diri-Nya sendiri. Paus Yohanes Paulus II mengatakan, “Ekaristi adalah sungguh perjamuan sejati, di mana Kristus mempersembahkan diri-Nya sebagai santapan yang menguatkan kita.”
 
 
 
Siapa yang hendak menerima Kristus dalam komuni Ekaristi, harus berada dalam keadaan rahmat. Kalau seorang sadar bahwa ia melakukan dosa berat, ia tidak boleh menerima Ekaristi tanpa sebelumnya menerima pengampunan di dalam Sakramen Pengakuan. -- Katekismus Gereja Katolik, 1415

Seri Alkitab INJIL MARKUS 4:8-10


KATKIT (Katekese Sedikit) No. 221

Seri Alkitab
INJIL MARKUS 4:8-10

Syalom aleikhem.
Mrk. 4:8
Dan sebagian jatuh di tanah yang baik, ia tumbuh dengan suburnya dan berbuah, hasilnya ada yang tiga puluh kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang seratus kali lipat.”
Et alia ceciderunt in terram bonam et dabant fructum: ascendebant et crescebant et afferebant unum triginta et unum sexaginta et unum centum ”.

Ungkapan “tanah yang baik” dalam ayat ini berarti tanah yang subur (bdk. BIMK). Tanah subur dapat memberikan nutrisi yang baik bagi tanaman dan hasilnya adalah panen yang bagus seperti digambarkan dalam ayat ini. Kelipatan yang disebut adalah kelipatan dari jumlah benih yang ditebar. Seratus kali lipat, contohnya, adalah seratus kali beratnya dari jumlah benih yang ditebarkan, yaitu seratus kilogram kalau benihnya satu kilogram.

Mrk. 4:9
Dan kata-Nya: “Siapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar!”
Et dicebat: “ Qui habet aures audiendi, audiat ”.

Ayat ini diawali dengan “dan kata-Nya”. Maksudnya adalah perkataan Tuhan Yesus. Ini gaya bahasa yang berarti: sesudah itu – dalam hal ini, sesudah menceritakan perumpamaan – Beliau berkata. Ini semacam kata penutup perumpamaan atau kesimpulan. Dalam budaya Indonesia, ayat ini semacam pepatah atau peribahasa. Maknanya: sebaiknya orang mendengarkan perkataan Tuhan Yesus, suatu ajakan yang kuat untuk mendengarkan perkataan-Nya.

Mrk. 4:10
Ketika Ia sendirian, pengikut-pengikut-Nya dan kedua belas murid itu menanyakan Dia tentang perumpamaan itu.
Et cum esset singularis, interrogaverunt eum hi, qui circa eum erant cum Duodecim, parabolas.

Ungkapan “Ia sendirian” bukan berarti harafiah Tuhan Yesus seorang diri, melainkan sedang tidak dikerumuni orang banyak. Terbukti waktu itu bersama-Nya masih ada dua belas murid-Nya dan para pengikut-Nya. Ada pembedaan dua kelompok di sini. Dua belas murid adalah orang-orang yang secara khusus dipilih untuk menyertai Tuhan ke mana saja Beliau pergi. Pada bab-bab terdahulu, perihal ini sudah dijelaskan.

Siapa yang disebut “para pengikut-Nya”? istilah ini diterjemahkan dari bahasa asli yang berarti “mereka yang di sekitar-Nya” (bdk. Latin: qui circa eum), maknanya adalah beberapa pengikut lain di luar kelompok Dua Belas.

Jadi, waktu itu Tuhan Yesus sedang tidak dikelilingi orang banyak, melainkan hanya Dua Belas Rasul saja dan beberapa pengikut lain di luar Keduabelasan.

Sementara orang mengira bahwa murid Tuhan Yesus hanyalah dua belas orang saja. Tidak demikian. Dua belas orang yang kemudian disebut Para Rasul adalah bagaikan “tim inti”, dan di luar itu masih ada murid-murid lain. Tradisi awal menyatakan jumlah mereka tujuh puluh orang. Itu mengapa dalam Injil Lukas 10:1 ada nas mengenai tujuh puluh murid yang lain yang diutus berdua-dua. Inilah yang disebut “pengikut-pengikut-Nya” dalam ayat Mrk. 4:10 ini.

Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy