Jumat, 10 Mei 2019
Hari Biasa Pekan III Paskah
"Tubuh Kristus memberi hidup kepada mereka yang bersatu dengan Dia". (St. Sirilus dari Alexandria)
Antifon Pembuka (Why 5:12)
Anak Domba yang telah dikurbankan pantas menerima kekuatan dan keallahan, kebijaksanaan, keperkasaan dan kehormatan. Alleluya.
Worthy is the Lamb who was slain, to receive power and divinity, and wisdom and strength and honor, alleluia.
Doa Pembuka
Allah Bapa sumber kehidupan sejati, Engkau telah menyediakan makanan
surgawi bagi kami, yaitu Tubuh dan Darah Putra-Mu. Ajarilah kami untuk
sungguh-sungguh mengimani kehadiran Putra-Mu dalam Ekaristi, sehingga
kami pun dapat menimba daya hidup dari-Nya. Sebab Dialah Tuhan,
Pengantara kami yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan
berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kisah Para Rasul (9:1-20)
"Orang ini adalah alat pilihan bagi-Ku, untuk memberitakan nama-Ku kepada bangsa-bangsa lain."
Ketika pecah penganiayaan terhadap jemaat, hati Saulus berkobar-kobar
untuk mengancam dan membunuh murid-murid Tuhan. Ia menghadap Imam Besar,
dan meminta surat kuasa dari padanya untuk dibawa kepada
majelis-majelis Yahudi di Damsyik, supaya jika ia menemukan laki-laki
atau perempuan yang mengikuti Jalan Tuhan, ia menangkap mereka dan
membawa mereka ke Yerusalem. Dalam perjalanannya ke Damsyik, ketika ia
sudah dekat kota itu, tiba-tiba cahaya memancar dari langit mengelilingi
dia. Ia rebah ke tanah, dan kedengaran olehnya suatu suara yang berkata
kepadanya, “Saulus, Saulus, mengapa engkau menganiaya Aku?” Jawab
Saulus, “Siapakah Engkau, Tuhan?” Kata-Nya, “Akulah Yesus yang kauaniaya
itu! Tetapi bangunlah dan pergilah ke dalam kota. Di sana akan
dikatakan kepadamu, apa yang harus kauperbuat.” Maka termangu-mangulah
temannya seperjalanan, karena mereka memang mendengar suara itu, tetapi
tidak melihat seorang jua pun. Saulus bangun dan berdiri, lalu membuka
matanya, tetapi ia tidak dapat melihat apa-apa. Teman-temannya harus
menuntun dia masuk ke Damsyik. Tiga hari lamanya Saulus tidak dapat
melihat dan tiga hari lamanya ia tidak makan dan minum. Di Damsyik ada
seorang murid Tuhan bernama Ananias. Firman Tuhan kepadanya dalam suatu
penglihatan, “Ananias!” Jawabnya, “Ini aku, Tuhan!” Firman Tuhan,
“Pergilah ke jalan yang bernama Jalan Lurus, dan carilah di rumah Yudas
seorang dari Tarsus, yang bernama Saulus. Ia sekarang berdoa, dan dalam
suatu penglihatan ia melihat bahwa seorang yang bernama Ananias masuk ke
dalam dan menumpangkan tangannya ke atasnya, supaya ia dapat melihat
lagi.” Jawab Ananias, “Tuhan, dari banyak orang telah kudengar tentang
orang itu betapa banyak kejahatan yang dilakukannya terhadap orang-orang
kudus-Mu di Yerusalem. Dan ia datang ke mari dengan kuasa penuh dari
imam-imam kepala untuk menangkap semua orang yang memanggil nama-Mu.”
Tetapi firman Tuhan kepadanya, “Pergilah, sebab orang ini adalah alat
pilihan bagi-Ku untuk memberitakan nama-Ku kepada bangsa-bangsa lain,
kepada raja-raja dan orang-orang Israel. Aku sendiri akan menunjukkan
kepadanya, betapa banyak penderitaan yang harus ia tanggung oleh karena
nama-Ku.” Lalu pergilah Ananias ke situ dan masuk ke rumah itu. Ia
menumpangkan tangannya ke atas Saulus, katanya, “Saulus, saudaraku,
Tuhan Yesus yang telah menampakkan diri kepadamu di jalan yang engkau
lalui, telah menyuruh aku kepadamu, supaya engkau dapat melihat lagi dan
penuh dengan Roh Kudus.” Dan seketika itu juga seolah-olah ada selaput
gugur dari matanya, sehingga Saulus dapat melihat lagi. Saulus bangun
lalu dibaptis. Dan setelah ia makan, pulihlah kekuatannya. Saulus
tinggal beberapa hari bersama-sama dengan murid-murid di Damsyik. Ketika
itu juga ia memberitakan Yesus di rumah-rumah ibadat, dan mengatakan
bahwa Yesus adalah Anak Allah.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = f, 4/4, PS 827
Ref. Pergi ke seluruh dunia, wartakanlah Injil!
Ayat. (Mzm 117:1bc.2)
1. Pujilah Tuhan, hai segala bangsa, megahkanlah Dia, hai segala suku bangsa!
2. Sebab kasih-Nya hebat atas kita, dan kesetiaan Tuhan untuk selama-lamanya.
Bait Pengantar Injil, do = f, 4/4, PS 963
Ref. Alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya.
Ayat. (Yoh 6:56)
Barangsiapa makan Daging-Ku dan minum Darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku, dan Aku di dalam dia, sabda Tuhan.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (6:52-59)
"Daging-Ku adalah benar-benar makanan, dan Darah-Ku adalah benar-benar minuman."
Di rumah ibadat di Kapernaum orang-orang Yahudi bertengkar antar mereka
sendiri dan berkata, “Bagaimana Yesus ini dapat memberikan daging-Nya
kepada kita untuk dimakan?” Maka kata Yesus kepada mereka, “Aku berkata
kepadamu, sesungguhnya jikalau kamu tidak makan Daging Anak Manusia dan
minum Darah-Nya, kamu tidak mempunyai hidup di dalam dirimu, barangsiapa
makan Daging-Ku dan minum Darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal, dan
Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman. Sebab Daging-Ku adalah
benar-benar makanan, dan Darah-Ku adalah benar-benar minuman.
Barangsiapa makan Daging-Ku dan minum Darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku
dan Aku di dalam dia. Sama seperti Bapa yang hidup mengutus Aku dan Aku
hidup oleh Bapa, demikian juga barangsiapa memakan Aku, akan hidup oleh
Aku. Akulah roti yang telah turun dari surga, bukan roti seperti yang
dimakan nenek moyangmu dan mereka telah mati. Barangsiapa makan roti
ini, ia akan hidup selama-lamanya.” Semuanya ini dikatakan Yesus di
Kapernaum ketika Ia mengajar di rumah ibadat.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Renungan
Dalam hidup rohani ada banyak saudara-saudari kita
mengalami kebangkitan dan pembaruan hidup sesudah mengalami pertobatan.
Dalam pertobatan itu, mereka mengalami kasih Allah yang sungguh nyata
dan menguatkan. Bagi mereka Allah sungguh hidup!
Setelah pertobatannya, Saulus diterima dalam kalangan para rasul. Ia
menjadi rasul yang amat giat untuk mewartakan Injil, setelah mengalami
perjumpaan dengan Allah yang hidup. Dalam persatuan dengan para rasul
itu ia merasa hidupnya sungguh-sungguh bersatu dengan Kristus dan hidup
oleh Kristus. ”Sama seperti Bapa yang hidup mengutus Aku dan Aku
hidup oleh Bapa, demikian juga barangsiapa yang memakan Aku, akan hidup
oleh Aku.”
Yesus memberikan kekuatan bagi kita
sebagai alat pilihan untuk memberitakan nama Yesus kepada bangsa-bangsa
lain (Kis 9:15). Seperti Saulus yang bertobat menjadi Paulus, demikian
pula kehadiran dalam masyaakat boleh membawa terang Kristus kepada orang
di sekitar kita. Namun, kita harus tetap ingat, tanpa Ekaristi, semua
perbuatan baik dan karya sosial menjadi tak bermakna. Kita menjadi
pekerja sosial tanpa kekuatan dari Kristus. Menurut Paus Benediktus XVI,
"kalau disikapi secara serius, Ekaristi dapat mengubah dunia - sungguh, itulah satu-satunya yang dapat mengubah dunia." (John Allen JR. 2008, Paus Benediktus XVI, Sepuluh Gagasan yang Mengubah Dunia. Yogyakarta: Kanisius, hlm. 27)
Oleh sebab itu ajaran yang dipegang teguh oleh Gereja tentang makna
Ekaristi bukan saja sebagai perjamuan melainkan juga bahkan terutama
sebagai kurban, dengan setepatnya dilihat sebagai salah satu pintu masuk
utama bagi semua orang beriman akan partisipasi penuh dalam Sakramen
sebesar ini. "Karena, bila dilucuti dari segi kurban, maka misteri ini
hanya diartikan dan dipentingkan tidak lebih daripada sebuah perjamuan
persaudaraan". (Redemptionis Sacramentum, Instruksi VI tentang sejumlah
hal yang perlu dilaksanakan atau dihindari berkaitan dengan Ekaristi
Mahakudus, No. 38)
KATEKESE: KEHADIRAN KRISTUS DALAM MISA
Paskah
Kristus mencakup bukan hanya sengsara dan wafat-Nya, melainkan juga
kebangkitan-Nya. Ini dikumandangkan oleh aklamasi umat sesudah
konsekrasi, "Kebangkitan-Nya kita muliakan." Kurban Ekaristi
menghadirkan bukan saja misteri sengsara dan wafat Juruselamat, tetapi
juga misteri kebangkitan-Nya, yang memahkotai pengorbanan-Nya. Adalah
sebagai Seorang yang hidup dan bangkit, Kristus dapat menjadi "roti
hidup" (Yoh 6:35, 48, 51).
Santo Ambrosius mengingatkan para terbaptis baru mengenai pengenaan peristiwa kebangkitan kepada hidup mereka, "Hari ini Kristus menjadi milikmu, kendati Ia bangkit lagi setiap hari bagimu." Santo
Sirilus dari Aleksandria memberi juga penegasan bahwa ambil bagian
dalam misteri suci "adalah pengakuan sejati dan peringatan bahwa Tuhan
telah wafat dan hidup kembali bagi kita dan sebagai pengganti diri
kita."
Penghadiran
sakramental kurban Kristus yang dimahkotai oleh kebangkitan-Nya, dalam
Misa menyangkut kehadiran yang sangat istimewa, yang - dalam kata-kata
Paus Paulus VI - "disebut 'real', bukan untuk menolak segala jenis
kehadiran lain seolah-olah tidak nyata, melainkan sebab kehadiran pada
Misa ini adalah YANG PALING PENUH: kehadiran substansial, di mana
Kristus, Allah-Manusia, seluruhnya HADIR SECARA PENUH." (St. Yohanes
Paulus II, Surat Ensiklik Ecclesia de Eucharistia (Ekaristi dan
Hubungannya dengan Gereja), No. 14-15)
Antifon Komuni
Kristus yang disalibkan telah bangkit dari antara orang mati dan telah menebus kita, alleluya.
The Crucified is risen from the dead and has redeemed us, alleluia.